Anda di halaman 1dari 8

Rangkuman

Pendidikan Kewarganegaraan
Nama : Ahmad Alferi
NIM : 21330007
Kelas : 3C-Periklanan

BAB 1
Identitas Nasional
Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki
suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain, dengan cara mencari
sisi-sisi umum yang ada pada bangsa itu.
A. Pengertian
Kepribadian nasional atau jati diri nasional yang dimiliki suatu bangsa yang
membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lain, dengan cara mencari sisi-sisi umum yang
ada pada bangsa itu. Identitas Nasional dalam konteks bangsa (masyarakat Indonesia)
mengacu padakebudayaan atau kharakter khas. Identitas nasional dalam konteks negara
tercermin dalam sombol-simbol kenegaraan.
Faktor Yang menjadikan setiap bangsa memiliki identitas yang berbeda-beda adalah:
1. Keadaan Geografi,
2. Ekologi,
3. Demografi,
4. Sejarah,
5. Kebudayaan, dan
6. Watak Masyarakat.

B. Faktor-faktor Pembentuk
1. Faktor Primordial
Merupakan faktor bawaan yang bersifat alamiah yang melekat pada bangsa tersebut,
seperti geografi, ekologi dan demografi. Faktor primordial relatif bersifat statis.

2. Faktor Kondisional
Faktor kondisional adalah keadaan atau situasi yang berkembang dari jaman ke jaman
yang mempengaruhi terbentuknya identitas tersebut. Faktor Kondisional relatif bersifat
dinamis. Fakor kondisional ini dapat memacu masyarakat tersu maju bersaing dengan
bangsa-bangsa lain.
C. Identitas Sebagai Karakter Bangsa
Menurut Max Weber, cara yang terbaik untuk memahami suatu masyarakat adalah
dengan memahami tingkah laku anggotanya. Dan cara memahami tingkah laku anggota
adalah dengan memahami kebudayaan mereka yaitu sistem makna mereka. Makna selalu
menjadi orientasi tindakan manusia baik disadari atau tidak. Manusia adalah makhluk yang
selalu mencari makna terus menerus atas semua tindakannya.
Kesatuan sistem makna juga menjadi salah satu faktor pemersatu. Sistem makna
cenderung bersifat langgeng dan tetap meskipun pola perilaku dapat berbeda atau berubah.
Sistem makna yang membangun identitas Indonesia adalah nilai-nilai sebagaimana
termaksud dalam Pancasila. Nilai-nilai Pancasila yang bersifat esoterik (substansial) itu
adalah karakter bangsa Indonesia.

D. Masalah Pokok dalam Identitas pada Masyarakat Modern/Dunia 3


1. Nation-building, adalah masalah yang berhubungan dengan warsian masa lalu.
Artinya identitas sangat dipengaruhi oleh kondisi masa lalu. Akibatnya masyarakat
seringkali menutup diri dari perubahan, karena adanya ada kekhawatiran bahwa
identitas yang sudah dibangun oleh para pendahulu tercerabut dan hilang.
2. Stabilitas merupakan masalah yang terkait dengan realitas saat ini.
3. Pembangunan adalah masalah yang terkait dengan masa depan.

E. Politik Identitas
- Terjadi dengan ditandai munculnya/bangkitnya kelompok-kelompok identitas, yang
termarjinalisasi di masa lalu.
- Identitas berubah menjadi politik identitas ketika menjadi basis perjuangan aspirasi
kelompok (Bagir, 2011).
- Identitas dalam konteks kebangsaan, bukan hanya digunakan untuk merangkum
kebinekaan bangsa ini, namun justru mulai tampak pengunaan identitas-identitas
sektarian baik dalam agama, suku, daerah dan lain-lain memperjuangkan kepentingan
pribadi dan atau kelompok. Politik identitas bisa bersifat positif maupun negatif.
- Bersifat positif berarti menjadi dorongan untuk mengakui dan mengakomodasi
adanya perbedaan, bahkan sampai pada tingkat mengakui predikat keistimewaan
suatu daerah karena alasan yang dapat dipahami secara historis dan logis.
- Bersifat negatif ketika terjadi diskriminasi antar kelompok satu dengan yang lain,
misalnya dominasi mayoritas atas minoritas.

BAB 2
Intergrasi Nasional
A. Pengertian
Bung Karno mengatakan, bahwa persatuan Indonesia adalah persatuan antara orang
dan tempat Artinya bahwa persatuan Indonesia/ integrasi nasional, tidak dilandaskan pada
kesamaan ras, etnik, ataupun agama, tetapi berlandaskan pada kesamaan tekad dan
semangat untuk hidup sebagai satu bangsa di bawah satu negara yang sama. Harus ada
hubungan emosional antara orang Indonesia dengan tanah airnya.
Menurut Saafroedin Bahar (1998), Integrasi nasional adalah penyatuan seluruh unsur
suatu bangsa dengan pemerintah dan wilayahnya. Mengintegrasikan berarti membuat
untuk atau menyempurnakan dengan jalan menyatukan unsur- unsur yang semula
terpisah-pisah.
Myron Weiner (1971) memberikan lima pengertian mengenai integrasi, yaitu:
- Integrasi menunjuk pada proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial
dalam satu wilayah dan proses pembentukan identitas nasional, membangun rasa
kebangsaan dengan cara menghapus kesetiaan pada ikatan-ikatan yang lebih sempit.
- Integrasi menunjuk pada masalah pembentukan wewenang kekuasaan nasional pusat
di atas unit-unit sosial yang lebih kecil yang beranggotakan kelompok-kelompok
sosial budaya masyarakat tertentu.
- Integrasi menunjuk pada masalah menghubungkan antara pemerintah dengan yang
diperintah. Mendekatkan perbedaan- perbedaan mengenai aspirasi dan nilai pada
kelompok elit dan massa.
- Integrasi menunjuk pada adanya konsensus terhadap nilai yang minimum yang
diperlukan dalam memelihara tertib sosial.
- Integrasi menunjuk pada penciptaan tingkah laku yang terintegrasi dan yang diterima
demi mencapai tujuan bersama.

B. Potensi Disintegrasi
adalah keadaan-keadaan, baik yang bersifat kondisional maupun bawaan, yang di satu
sisi merupakan peluang bagi pembangunan bangsa, tetapi di sisi juga menjadi tantangan
dan persoalan jika tidak dikelola dengan baik.

C. Tantangan Globalisasi
Suasana persaingan antar negara semakin ketat dan keras, karena tingkat saling
ketergantungan antar negara yang semakin tinggi Terpaan budaya, berupa cara
berpakaian, life style (gaya hidup), bahkan cara berpikir dan lain-lain masuk ke tengah-
tengah masyarakat Indonesia, yang semakin hari semakin canggih. Di bidang sosial-
politik, berkembang paham Tribalisme (paham kesukuan) adalah paham primordialisme
ekstrim atas kelompok sendiri, bisa berbasis suku, bahasa, budaya, agama, bahkan
profesi.

D. Pluralitas Masyarakat Indonesia


Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh 2 ciri berikut:
- Secara Horizontal
Perbedaan-perbedaan suku bangsa, perbedaan agama, adat, serta perbedaan-perbedaan
kedaerahan. Menyebabkan konflik horizontal, adalah konflik antar warga masyarakat
atau antar kelompok yang terdapat dalam masyarakat pemilahan sosial disintegrasi.
- Secara Vertikal
Adanya perbedaan- perbedaan vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang
cukup tajam menyebabkan konflik vertikal, yakni konflik ant. pemerintah – rakyat,
atau ant. pemerintah pusat - pemerintah daerah.

E. Pluralisme dan Toleransi


- Pluraslisme.
Pluralisme harus menjadi paham bagi bangsa Indonesia dalam menjalani hidup
kemajemukannya, dengan menyikapi kodrat pluralitasnya secara positif, yakni secara
open minded mengakui bahwa pihak lain juga punya hak yang sama dengan dirinya
untuk memiliki keyakinannya sendiri.
- Toleransi.
Toleransi antar umat beragama ialah pemahaman bahwa keyakinan lain itu (mungkin)
berbeda, tetapi bukan soal salah atau benar. Dan keyakinan pihak lain yang berbeda
itu harus dihargai seperti dirinya yang juga menghendaki dihargai keyakinannya.
Konsekuensi dari toleransi adalah, pendapat apapun harus dihargai, termasuk
pendapat yang intoleran (tidak toleran).

F. Strategi Integrasi
3 strategi terwujudnya integrasi nasional, yaitu:
1. Strategi Asimilasi,
2. Strategi Akulturasi, dan
3. Strategi Multikultural

BAB 3
Negara dan Pemerintahan
Negara merupakan salah satu bentuk organisasi yang ada dalam kehidupan
masyarakat. (terdiri dari masyarakat + pemerintahan), dan anggota negaraharus tunduk
pada kekuasaan negara.Tanpa melalui organisasi negara kondisi masyarakat yang
semacam itu sulit untuk diwujudkan,karena tidak ada pemerintahan yang mengatur
kehidupan mereka bersama. untuk tercapainya tujuan tersebut dan agar tidak terjadi
tindak sewenang- wenang, maka ada sistem aturan yang yang ditaati bersama.

A. Unsur-unsur Negara
1. Wilayah:
- Darat, laut, udara (wilayah dalam batas kedaulatan) dan
- Wilayah ekstra teritorial (diluar batas tetap kekuasaan negara tetap berlaku)
2. Rakyat
3. Pemerintah, dalam arti luas diakui rakyatnya
4. Pengakuan/Kedaulatan

B. Bentuk Negara
1. Negara Kesatuan : Kedaulatannya bersifat tidak terbagi, artinya kekuasaan tertinggi
berada pada pemerintahan pusat (baik secara kedaulatan kedalam maupun keluar).
2. Negara Serikat : Kekuasaan dibagi antara Pusat (kedaulatan negara federal) dan
Daerah (kedaulatan negara-negara bagian). Penyelenggaraan negara dalam
keseluruhan-nya diserahkan kepada kekuasaan pemerintah federal/pusat.
3. Negara Konfederasi : adalah serikat dari negara-negara yang menjadi anggota negara
konfederasi Kedaulatan Negara Konfederasi terletak di negara-negara anggota
konfederasi.

C. Sistem Pemerintahan
1. Sistem Pemerintahan Parlementer : Kabinet dibentuk dan bertanggung jawab kepada
parlemen, dibawah tj Perdana Menteri. Kabinet mempunyai hak konstitusional untuk
membu-barkan parlemen sebelum periode bekerjanya berakhir. Setiap anggota
kabinet adalah anggota parlemen yang terpilih.
2. Sistem Pemerintahan Presidensil : tidak ada pemisahan antara fungsi kepala negara
dan fungsi kepala pemerintahan, kedua fungsi tersebut dijalankan oleh
Presiden.Presiden dipilih melalui Pemilihan Umum.
3. Sistem Pemerintahan Campuran : Sistem Campuran ant Semi-Presidensiil (quasi
presidensiil) atau Semi-Parlementer (quasi parlementer), artinya menggunakan
sebagian ketentuan presidensiil dan sebagian parlementer.

BAB 4
Konstitusi dan Negara Hukum
A. Pengertian
Konstitusi adalah aturan-aturan hukum dan ketentuan-ketentuan hukum yang pokok-
pokok atau dasar-dasar, yg sifatnya : Tertulis (dlm arti sempit) dlm arti luas tidak tertulis
yang menggambarkan tentang sistem ketatanegaraan suatu negara.

B. Konstitusionalisme
Konstitusi sebagai hukum dasar, mengikat didasarkan atas kekuasaan tertinggi atau
prinsip kedaulatan yang dianut dalam suatu negara. Hal inilah yang disebut sebagai
constituent power (kewenangan yang berada di luar dan di atas sistem yang diaturnya).

C. Kaitan Konstitusi & Konstitusionalisme


Menurut Jimly Asshiddiqie, Konstitusi adalah kesepa-katan umum atau persetujuan
(consensus) di antara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkenaan
dengan negara. Karenanya diperlukan pengaturan yang sedemikian rupa, sehingga
dinamika kekuasaan dalam proses pemerintahan dapat dibatasi dan dikendalikan
sebagaimana mestinya. Gagasan mengatur dan membatasi kekuasaan ini secara alamiah
muncul karena adanya kebutuhan untuk merespons perkembangan peran relatif
kekuasaan umum dalam kehidupan umat manusia.

D. Negara Hukum
Hukumlah yang memegang komando tertinggi dalam penyelenggaraan negara, atau
faktor penentu penyelenggaraan kekuasaan adalah hukum atau norma. Prinsip negara
hukum hendaklah dibangun dan dikembangkan menurut prinsip-prinsip demokrasi atau
kedaulatan rakyat.

E. Pengertian Negara Hukum


Utrecht, membagi pengertian negara hukum menjadi 2:
- Negara hukum Formil/negara hukum klasik adalah Negara yg memandang pengertian
hukum bersifat formil dan sempit, yaitu dalam arti peraturan perundang-undangan
tertulis. W.Friedmann menamainya dengan istilah rule of law dlm arti formil yaitu
dalam arti 'organized public power'
- Negara hukum materiel atau negara hukum modern adalaha Negara yg memandang
pengertian hukum secara lebih luas termasuk pengertian keadilan didalamnya .
W.Friedmann manamainya dg istilah rule of aw dlm arti material yaitu 'the rule of just
law'.

F. Rule of Law
Merupakan konsep tentang common law, di mana segenap lapisan masyarakat dan negara
beserta seluruh kelembagaannya menjunjung tinggi supremasi hukum yang dibangun di
atas prinsip keadilan dan egalitarian.

G. Rule of Law Di Indonesia


Di Indonesia, inti dari rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi
rnasyarakatnya, khususnya keadilan sosial ada di Pembukaan UUD 45 Prinsip Rule of
Law UUD : bersifat tetap dan instruktif bagi penyelenggara negara karena Pembukaan
UUD sebgai kaidah pokok fundamental negara.

BAB 5
Hak dan Kewajiban Negara dan Warga Negara
A. Pengertian Hak
Hak adalah klaim yang dibuat oleh orang atau kelompok yang satu terhadap yang lain
atau terhadap masyarakat. hak adalah klaim yang sah atau klaim yang dapat dibenarkan.

B. Macam-macam Hak
1. Hak Legal dan Moral.
Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk atau hak
yang ada karena hukum. Hak-hak legal berasal dari undang-undang, peraturan hukum,
atau dokumen.
Hak moral berfungsi dalam sistem moral. Hak moral didasarkan atas prinsip atau
peraturan etis saja.
2. Hak Khusus dan Hak Hukum.
Hak Khusus adalah hak yang timbul dlm suatu hubungan khusus atau karena fungsi
khusus yg dimiliki o/ seseorang terhadap orang lain (dimiliki oleh seseorang atau
beebrapa orang saja).
Hak hukum adalah hak yang dimiliki bukan karna hub atau fungsi tertentu melainkan
semata- mata ia manusia (dimiliki oleh semua orang).
3. Hak Positif dan Hak Negatif.
Hak positif adalah hak yang mewajibkan orang lain melakukan sesuatu.
Hak negatif adalah hak yang dimiliki seseorang untuk memilih sesuatu atau memiliki
sesuatu.

C. Hak dan Kewajiban Warga Negara


- Mempunyai hubungan hak dan kewajiban yang bersifat timbal balik terhadap negara.
- Hak warga negara Indonesia terhadap negara telah diatur dalam Undang-undang
Dasar 1945 dan aturan hukum lainnya yang merupakan turunan dari hak-hak umum.
- Hak warga negara ini adalah sesuatu yang dapat dimiliki oleh warga negara dari
negaranya.
- Hak-hak warga negara yang diperoleh dari negara seperti hak untuk hidup secara
layak, dan aman, pelayanan, dan hal lain yang diatur dalam undang-undang.
- Selain hak, warga negara juga mempunyai kewajiban terhadap negara selain
kewajiban terhadap masyarakat secara keseluruhan dalam kehidupan bermasyarakat,
- Prinsip utama dalam penentuan hak dan kewajiban warga negara adalah terlibatnya
warga negara baik secara langsung maupun perwakilan dalam setiap perumusan hak
dan kewajiban tersebut, sehingga warga sadar dan menganggap hak dan kewajiban
tersebut sebagai bagian dari kesepakatan mereka.
~TERIMAKASIH~

Anda mungkin juga menyukai