Anda di halaman 1dari 12

RESUME MATERI DAN PEMBELAJARAN PKn SD PDGK4401 MODUL

1-4

MODUL 1
Paradigma Baru PKn di SD
Kegiatan Belajar 1 : Karakteristik Warga Negara yang Demokratis
Demokrasi berarti pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara langsung
maupun tidak langsung (perwakilan) setelah adanya proses pemilu secara langsung,
umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Dalam sistem pemerintahan demokrasi
kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.
Alamudi (1991) demokrasi bukan hanya seperangkat gagasan dan prinsip
kebebasan, tetapi juga mencakup seperangkat praktik dan prosedur yang
terbentuk melalui sejarah panjang dan sering berliku-liku sehingga demokrasi
sering disebut suatupelembagaan dari kebebasan.

Soko guru demokrasi menurut Alamudi (1991) antara lain yaitu : 1) Kedaulatan
rakyat, 2) pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah, 3)
kekuasaan mayoritas 4) hak-hak minoritas, 5) jaminan hak asasi manusia, 6)
pemilihan yang bebas dan jujur, 7) persamaan di depan hukum, 8) proses hokum
yang wajar, 9) pembatasan pemerintah secara konstitusional, 10) pluralisme sosial,
ekonomi dan politik, 11) nilai-nilai toleransi, pragmatism, kerja sama dan mufakat.
Ahmad Sanusi (1999) mengidentifikasi 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia
yang digali dari filsaafat dan ideology Negara Pancasila dan UUD 1945, yaitu : 1)
ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, 2) melindungi dan memajukan hak asasi manusia, 3)
mewujudkan kedaulatan rakyat, 4) meningkatkan kecerdasan bangsa, 5)
menerapkan pembagian kekuasaan Negara, 6) mengembangkan otonomi daerah, 7)
menegakkan supremasi hukum (Rule of Law), 8) menerapkan peradilan yang bebas,
9) mewujudkan kesejahteraan rakyat, 10) mewujudkan keadilan sosial.
Cogan (1998) karakteristik warga Negara meliputi :

1. Kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai warga masyarakat


global
2. Kemampuan bekerja sama dengan orang lain dan memikul tanggung jawab
atas peran atau kewajibannya dalam masyarakat
3. Kemampuan untuk memahami, menerima, dan menghormati perbedaan-
perbedaan budaya
4. Kemampuan berpikir kritis dan sistematis
5. Kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan
6. Kemauan mengubah gaya hidup dan pola makanan yang sudah biasa guna
melindungi lingkungan
7. Memiliki kepekaan terhadap dan mempertahankan hak asasi manusia.
8. Kemauan dan kemampuan berpartisipasi dalam kehidupan politik pada
tingkatan pemerintahan lokal, nasional, dan internasional
Suryadi dan Sumardi (1999) mengemukakan pendidikan kewarganegaraan dengan
paradigma baru dalam masyarakat demokratis, antara lain :

1. Sistem Personal, yaitu sistem pada orang yang menjadi subjek dalam
penyelenggaraan kehidupan bernegara, yang terdiri atas ”pemerintah dan
yang diberi perintah”.
2. Sistem Kelembagaan, yaitu lembaga Negara dan lembaga pemerintahan
menurut konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
3. Sistem Normatif, yaitu sistem hukum dan perundang-undangan yang
mengatur tata hubungan Negara dan warga Negara
4. Sistem Kewilayahan, yaitu seluruh wilayah territorial yang termasuk ke
dalam yuridiksi Negara Indonesia.
5. Sistem Ideologis, yaitu ide dasar penyelenggaraan kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Materi PKn dalam paradigm baru memuat komponen pengetahuan, keterampilan,
dan disposisi kepribadian warga Negara yang fungsional, bukan hanya dalam
tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara melainkan juga dalam masyarakat era
global.
Kewarganegaraan dalam demokrasi konstitusional berarti bahwa setiap warga
Negara :
1. Merrupakan anggota penuh dan sederajat dari sebuah masyarakat yang
berpemerintahan sendiri,
2. Diberi hak-hak dasar dan dibebani tanggung jawab.
Keterampilan intelektual bagi terbentuknya warga Negara yang berwawasan luas,
efektif dan tanggung jawab antara lain : ketarampilan berpikir kritis yang
meliputiketerampilan mengidentifikasi, dan mendeskripsikan ; menjelaskan dan
menganalisis ;mengevaluasi, menentukan dan mempertahankan sikap atau pendapat
berkenaan dengan persoalan publik.

Kegiatan Belajar 2 : Model Pembelajaran PKn untuk Pengembangan Warga Negara


yang Demokratis
Tujuan PKn dengan paradigma baru perlu disusun materi dan model pembelajaran
yang sejalan dengan tuntutan dan harapan PKn, yakni mengembangkan kecerdasan
warga Negara (civic intelligence) dalam dimensi spiritual, rasional, emosional, dan
sosial, mengembangkan tanggung jawab warga Negara (civic responsibility), serta
mengembangkan anak didik berpartisipasi sebagai warga Negara (civic
participation) guna menopang tumbuh kembangnya warga Negara yang baik.
Pembelajaran Pkn membekali siswa dengan pengetahuan dan keterampilan
intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki kompetensi dan
efektivitas dalam berpartisipasi, sehingga guru perlu mempersiapkan
pembelajaran PKn yakni dengan bekal pengetahuan materi pembelajaran dan
metode atau pendekatan pembelajaran
PKn paradigma baru dalam bentuk Standar isi berprinsip kurikulum KTSP. Ada 4
isi pokok pendidikan kewarganegaraan, yaitu :

1. Kemauan dasar dan kemampuan kewarganegaraan sebagai sasaran


pembentukan
2. Standar materi kewarganegaraan sebagai muatan kurikulum dan
pembelajaran
3. Indikator pencapaian sebagai kriteria keberhasilan pencapaian kemampuan
4. Rambu-rambu umum pembelajaran sebagai rujukan alternatif bagi guru
Portofolio adalah suatu kumpulan siswa dengan maksud tertentu yang diseleksi
menurut panduan-panduan yang ditentukan. Portofolio dalam PKn merupakan
kumpulan informasi yang tersusun baik yang menggambarkan rencana kelas siswa
berkenaan dengan suatu isu kebijakan publik yang telah diputuskan untuk dikaji
mereka.
Langkah-langkah pembelajaran PKn berbasis portofolio adalah 1) mengidentifikasi
masalah yang akan dikaji, 2) mengumpulkan dan menilai informasi dari berbagai
sumber berkenaan dengan masalah yang dikaji, 3) mengkaji pemecahan masalah, 5)
membuat rencana tindakan.

MODUL 2
Materi dan Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan Yang Maha
Esa, Makhluk Sosial dan Warga Negara Indonesia
Kegiatan Belajar 1 : Individu sebagai Insan Tuhan Yang Maha Esa
Dalam pembahasan tentang materi individu sebagai insan Tuhan Yang Maha Esa
difokuskan sebagai warga Negara yang menganut agama, dan berperilaku baik
secara horizontal juga vertikal sesuai dengan keyakinannya. Misalnya Islam
beribadat di masjid, Katolik dan Protestan beribadat di gereja, Hindu beribdat di
Kelenteng, Budha beribadat di Pura.
Agama Islam mengajarkan bahwa belum sempurna iman seseorang kalau kasih
sayang kepada orang belum sama dengan kasih sayang kepada dirinya. Bahkan
mengajarkan salah satu ciri orang beriman adalah orang yang mencintai negaranya.
Agama Kristen Katolik mengajarkan bahwa tujuan Tuhan menciptakan manusia
untuk kebahagiaan manusia, dosa menghancurkan kebahagiaan manusia, dan Yesus
Kristus pembebas manusia dari dosa.
Agama Hindu dikenal dengan ajaran yang tersirat dalam “Sloka Mokasarthan jagat
hitaca iti dharma” artinya tujuan agama (dharma) ialah tercapainya kesejahteraan
dunia (jagat hita) dan kebahagiaan spiritual (moksa). Selanjutnya dirinci menjadi
empat yang disebut “Catur Purusa Artha” (empat tujuan hidup manusia), yaitu: 1)
Dharma, 2) Artha, 3) Kama, 4) Moksa.
Agama Budha dikenal dengan ajaran Catur Paramitha yaitu empat sifat luhur di
dalam hati nurani manusia, yaitu Metta atau Meitri, Karuna, Mudita, dan Upekha.

Kegiatan Belajar 2 : Individu sebagai Makhluk Sosial


Untuk menjalin hubungan satu sama lain memerlukan aktivitas komunikasi.
Kecenderungan manusia berkeinginan untuk hidup serasi sebagai timbal balik satu
sama lain karena manusia mempunyai dua hasrat, yaitu berkeinginan menjadi satu
dengan manusia yang lainnya, dan berkeinginan menjadi satu dengan suasana alam
sekelilingnya.(Soerjono Soekanto;1990).
Dalam kehidupan berkelompok daan dalam hubungannya dengan manusia yang lain,
pada dasarnya setiap manusia menginginkan bebrapa niai. Harold Lasswell merinci
ada delapan nilai yang terdapat dalam masyarakat, yaitu :

1. Kekuasaan,
2. Pendidikan/ penerangan (enlightment)
3. Kekayaan (wealth)
4. Kesehatan (well-being)
5. Keterampilan (skill)
6. Kasih saying (affection)
7. Kejujuran (rectitude) dann Keadilan (rechtschapenheid)
8. Keseganan, respek (respect)
Menurut Robert Mac Iver “Society means a system of ordered relations” yang
berarti masyarakat suatu sistem hubungan-hubungan yang ditertibkan. Sedangkan
menurut Harold J. Laski “A society is a group of their mutual wants” artinya
masyarakat adalah sekelompok manusia yang hidup bersama dan bekerja sama
untuk memuaskan keinginan mereka bersama.
Dalam kehidupan bermasyarakat ada beberapa norma yang perlu ditaati yaitu
norma agama, kesusilaan, kesopanan, dan hokum. Bangsa Indonesia dikenal dengan
kemajemukannya baik suku bangsa, suku bahasa, budaya dan agama. Dalam kondisi
seperti ini diperlukan character building agar perbedaan itu bukan merupakan
faktor pemisah, akan tetapi merupakan kekayaan bangsa serta dipupuk rasa
kebersamaan dan persatuan yang semakin kokoh.

Kegiatan Belajar 3 : Individu sebagai Warga Negara Indonesia


Ada beberapa pengertian Negeri, yaitu :

1. Miriam Budiarjo, “suatu organisasi dalam suatu wilayah yang mempunyai


kekuasaan yang sah dan ditaati oleh rakyatnya”.
2. Roger H. Soltau “alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur
atau mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas nama masyarakat”.
3. Harold J. Laski “suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai
wewenang yang bersifat memaksa dan yang secar sah lebih agung dari pada
individu atau kelompok yang merupakan bagian dari masyarakat itu”.
4. Max Weber “suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan
kekerasan fisik secara sah dalam suatu wilayah”.
5. Robert M. Maclver “Asosiasi yang menyelenggarakan penertiban di dalam
suatu masyarakat dalam suatu wilayah berdasarkan sistem hokum yang
diselenggrakan oleh suatu pemerintah yang untuk maksud tersebut diberi
kekuasaan memaksa”.
Menurut Coogan (1998) mengelompokkan warga Negara ke dalam 5 kategori, yaitu
:

1. A sense of identify (warga Negara harus memiliki identitas atau jati diri)
2. The enjoyment of certaint rights (warga Negara memiliki hak-hak
teretentu)
3. The fulfillment of corresponding obligation (warga Negara memiliki
kewajiban yang menjadi keharusan dan seimbang antara pribadi dan publik)
4. A degree of interest and involvement in public affairs (memiliki tanggung
jawab untuk berpartisipasi demi kepentingan umum)
5. An acceptance of basic sociental values (memiliki sikap menerima nilai-nilai
dasar kemasyarakatan)
Karakteristik yang perlu dimiliki warga Negara menurut Coogan, yaitu sebagai
berikut :

1. Ability to look at and approach problem as a member of a global society


(Kemampuan mengamati dan melakukan pendekatan terhadap masallah atau
tantangan sebagai masyarakat global)
2. Ability to work with others in a cooperative way and to take responsibility
for one’s roles/duties within society(Kemampuan bekerja sama dengan
orang lain dengan memkul tanggung jawab atas peran dan kewajibannya
dalam masyarakat)
3. Ability to understand, accept, and tolerate cultural differences
(Kemampuan memahami, menerima dan toleran terhadap perbedaan budaya)
4. Capability to think in a critical and systematic way (Kemampuan berpikir
secara kritis dan sitematis)
5. Willingness to resolve conflict in a non-violent manner (Kemampuan
menyelesaikan konflik tanpa kekerasan)
6. Willingness to change one’s lifestyle and consumption habits to protect the
environment(Kemampuan mengubah gaya hidup dan kebiasaan konsumtif
guna melindungi lingkungan)
7. Ability to be sensitive towards and to defend human rights (leg, rights of
women, ethnic minorities, etc) Berarti (Kemampuan peka terhadap hak asasi
manusia, berani menegakkan hak asasi manusia juga melaksanakan
kewajibannya)
8. Willingness and ability to participate in politics at local, national, and
intenational levels(Kesadaran dan kemampuan untuk berpartisipasi dalam
kehidupan politik pada tingkat lokal, nasional dan internasional.

Kegiatan Belajar 4 : Pembelajaran Individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial,


dan Warga Negara Indonesia
Menurut S Winataputra (1999) untuk mengetahui pengetahuan moral yang dapat
diserap siswa dalam pengembangan paradigma baru pendidikan Pkn yaitu :

1. Rekonseptualisasi jati diri PKn atas dasar kajian teoritik dan empiric
2. Perumusan asumsi progmatik tentang masyarakat madani Indonesia, warga
Negara Indonesia, pendidikan untu warga Negara, tantangan masa depan
Indonesia
3. Perumusan kompetensi kewarganegaraan Indonesia atas dasar asumsi
progmatik
4. Penegmbangan paradigma baru PKn dalam msyarakat dan Negara Indonesia
5. Pengidentifikasian sarana pendukung yang diperlukan untuk mewujudkan
paradigm baru Pendidikan Kewarganegaraan.
Dalam pembelajaran materi individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial dan
Warga Negara tidak lepas dari strategi, metode, media dan evaluasi. Salah satu
pembaharuan dalam PPKN 1999/ PKn baru ialah strategi pembelajarannya tidak
hanya mempelajari meteri pelajaran, tetapi mempelajari materi dan sekaligus
praktek, berlatih dan mampu mebakukan diri bersikap dan berperilaku sebagai
materi yang akan dipelajari.
Kosasih Djahri (1999) memberikan penjelasan dalam CICED (Center for
Indonesian Civic Education) bahwa strategi yang harus digelar guru hendaknya
sebagai berikut :

1. Membina dan menciptakan keteladanan baik fisik dan materiil


2. Membiasakan/ membakukan atau mempraktekkan yang diajarkan
3. Memotivasi minat/gairah untuk terlibat dalam proses belajar, untuk dikaji
lanjutan dan mencoba membiasakan
Dalam pembelajaran materi individu sebagai Insan Tuhan, Makhluk Sosial dan
Warga Negara tidak lepas dari :

1. Strategi (Keteladanan, mempraktekkan, dan memberikan motivasi pada


siswa)
2. Metode (Disesuaikan dengan kondisi siswa dan tidak membosankan, yang
penting efektif dan efisien)
3. Media (Menggunakan gambar, langsung berkunjung, menggunakan contoh)
4. Evaluasi (Menggunakan model evaluasi portofolio).
Kosasih Djahri menganjurkan evaluasi merupakan dari proses belajar, maka
evaluasi tidak hanya formatif atau sumatif tetapi dilakukan pra dan sepanjang
proses KBM melalui berbagai model alat serta kegiatan secara terarah dan
terkendali.

MODUL 3
Materi dan Pembelajaran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan
Semangat Kebangsaan

Kegiatan Belajar 1 : Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan Semangat


Kebangsaan
Secara harfiah ada tiga pengertian penjuangan, yaitu :
(1) Perjuangan identic dengan perkelahian untuk merebut sesuatu atau peperangan
untuk mencapai dan mempertahankan kemerdekaan.
(2) Usaha yang penuh dengan kesuliatan dan bahaya
(3) Dalam politik, perjuangan berarti wujud interaksi sosial, termasuk persaingan,
pelanggaran dan konflik
Konsep kebangsaan menunjukkan ciri-ciri yang menandai golongan bangsa (nation)
atau kesadaran diri sebagai warga dari suatu Negara. Paham yang mendasarkan
diri pada perasaan kebangsaan atau ajaran untuk mencintai bangsa dan Negara
sendiri disebut nasionalisme (nasionalism).
Ernest Renan mengungkapkan bangsa adalah sekelompok masyarakat yang bersatu
atau dipersatukan karena adanya persamaan nasib dan pengalaman di masa lampau
dan mempunyai cita-cita serta tujuan yang sama untuk kehidupan di masa depan.
Pokok-pokok peraturan Tanam Paksa (Curtuur Stesel) oleh Van Den Bosch tahun
1928 adalah sebagai berikut :

1. Petani diwajibkan menyediakan 1/5 dari tanahnya yang akan ditanami dengan
tanaman wajib (Taruma atau nila, tebu, tembakau, kopi) yang akan
diperdagangkan oleh Pemerintah
2. Hasil tanaman wajib diserahkan kepada pemerintah dengan harga yang
ditetapkan pemerintah
3. Tanah yang dikenakan tanaman wajib dibebaskan dari pajak tanah
4. Tenaga yang diperuntukkan bagi pemeliharaan tanaman wajib, tidak boleh
melbihi tenaga kerja demi penggarapan tanah sawah
5. Yang tidak memiliki tanah, dikenakan wajib kerja di perkebunan selama 65
hari per tahun
6. Kerusakan tanaman wajib di luar kesalahan petani ditanggung oleh
pemerintah
Munculnya kesadaran berbangsa dan bernegara bagi rakyat di nusantara yang
sama-sama ada dalam penjajahan ditandai oleh masa perjuangan kebangsaan di
Indonesia yang terbagi atas lima dimensi, yakni 1) Pergerakan Politik, 2)
Pergerakan Serikat Sekerja, 3) Pergerakan Keagamaan, 4) Pergerakan Wanita, 5)
Pergerakan Pemuda.
Pergerakan pada masa penjajahan belanda dibagi menurut kurun waktu, yaitu
sebagai berikut :

1. Tahun 1908 – 1920 (muncul organisasi Indonesia yang terdiri atas udi
Utomo, Serikat Islam, perkumpulan-perkumpulan berdasarkan kedaerahan
dan perkumpulan campuran)
2. Pergerakan Politik Tahun 1920 – 1932 (organisai Indonesia meliputi Partai
Komunis Indonesia, Serikat Islam, Budi Utomo, Perhimpunan Indonesia,
Studieclub-studieclub, Partai Nasional Indonesia, perkumpulan yang
berdasarkan kedaerahan, dan golongan berdasarkan keagamaan
3. Pergerakan Politik Tahun 1930 – 1942 (Pendidikan Nasional Indonesia,
Partai Indonesia, Gerindo, Partai Persatuan Indonesia, budi Utomo, Partai
Rakyat Indonesia, Persatuan Bangsa Indonesia, Partai Indonesia Raya,
PSII, Parii, Penyedar, PII dan PSII ke-2, perkumpulan berdasarkan
kedaerahan, golongan berdasarkan keagamaan, GAPI, Majelis Rakyat
Indonesia)

Kegiatan Belajar 2 : Pembelajaran Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia dan


Semangat Kebangsaan
Memahami dan mengerti sejarah sangat penting bagi suatu bangsa agar bangsa
tersebut dapat mengambil hikmah dari kejadian masa lalu. Sejarah merupakan
peristiwa politik pada masa lalu dan peristiwa politik masa kini akan menjadi
sejarah pada masa mendatang.
Membelajarkan sejarah kepada siswa pada hakikatnya adalah membantu siswa
meningkatkan keterampilan berpikir melalui kajian peristiwa masa lampau.
Menurut Savage & Amstrong (1996) menyatakan bahwa pengajaran sejarah yang
baik adalah pengajaran yang dapat membuat anak peka (sensitif) bahwa orang
tidak akan mengalami peristiwa serupa dengan cara yang sama di masa mendatang.
Sejarah yang baik selalu didasarkan pada hasil pengkajian yang teliti terhadap
bukti yang disesuaikan dengan usia, perkembangan, dan tingkat kecerdasan siswa.
Ada dua hal yang perlu dipertimbangkan agar siswa berpikir kritis, yaitu :
1. Validitas Eksternal (menggunakan isu autentik)
2. Validitas Internal (menentukan akurasi informasi yang ada dalam catatan
sejarah)

MODUL 4
Materi dan Pemberdayaan Keragaman Sosial Budaya Masyarakat
Indonesia dan Kebangsaan sebagai Bangsa Indonesia
Kegiatan Belajar 1 : Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia
Bhineka Tunggal Ika adalah semboyan bangsa Indonesia yang tertulis dalam buku
Sutasoma karangan Mpu Tantular. Tahun 1908 telah dirintis Boedi Utomo yang
didirikan oleh Dr. Wahidin Sudirohusodo, dan pada tanggal 28 Oktober 1928
dicetuskan ikrar sumpah pemuda yang bersamaan dinyanyikan lagu “Indonesia
Raya” ciptaan WR. Supratman
Kebhinekaan yang ada di Indonesia selain emrupakan potensi juga merupakan
tantangan yang harus diupayakan penyelesainnya. Tantangan tersebut semakin
terasa dalam menghadapi krisis multidimensional yang telah menjelma menjadi
krisis ekonomi yang berkepanjangan.
Awan Mutaqin (1992; 49-50) menyatakan bahwa konstruksi keragaman kebudayaan
bangsa Indonesia dapat dirumuskan berdasarkan nilai adaptasi ekologis, sistem
kemasyarakatan dan berbagai pengaruh unsur-unsur dari luar, dengan rincian : 1)
Budaya berkebun sederhana, 2) Budaya berladang dan bersawah, 3) Budaya
bersawah, 4) Budaya Masyrakat Kota, 5) Budaya Metropolitan.
Koentjaraningrat (1993 : 384) ada 4 aspek yang harus diperhatikan dalam
menganalisis hubungan antar suku bangsa dan golongan, yaitu :

1. Sumber-sumber konflik
2. Potensi untuk toleransi
3. Sikap dan pandangan dari suku bangsa atau golongan terhadap sesuatu suku
bangsa atau golongan
4. Kondisi masyarakat dimana hubungan dan pergaulan antar suku bangsa atau
golongan tersebut berlangsung.
Kontjaraningrat juga mengatakan sumber-sumber konflik di Negara berkembang
termasuk Indonesia ada 5, yaitu :

1. Konflik terjadi apabila warga dari dua suku bangsa masing-masing bersaing
dalam mendapatkan mata pencaharian hidup yang sama
2. Warga dari satu suku bangsa memaksakan unsur dari kebudayaan kepada
suku bangsa yang lain
3. Konflik yang fanatik apabila suku bangsa memaksakan konsep agamanya
terhadap suku bangsa yang lain
4. Suku bangsa berusaha mendominasi suku bangsa lain secara politis
5. Potensi konflik terpendam dalam hubungan antara suku suatu bangsa
bermusuhan secara adat.
Namun demikian, terdapat 2 potensi suku bangsa untuk bersatu, yaitu :
1. Warga dari kedua suku bangsa dapat saling bekerja sama secara sosial
ekonomi
2. Warga dari kedua suku bangsa dapat hidup berdampingan dapat
menetralisasi hubungan apabila akan terjadi konflik

Kegiatan Belajar 2 : Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia


Indonesia adalah Negara kesatuan yang terdiri dari beribu-ribu pulau, baik pulau
besar ataupun pulau kecil yang jumlahnya 17.508 buah sehingga mendapat julukan
Nusantara. Indonesia adalah Negara yang terletak anta 2 samudra hindia dan
samudra pasifik dan 2 benua asia dan benua Australia.
Menurut Ernest Renan, bangsa Indonesia terbentuk dari orang-orang yang
mempunyai persamaan latar belakang sejarah, pengalaman serta perjuangan yang
sama dalam mencapai hasrat untuk bersatu.
Terbentuknya bangsa dapat disimpulkan atas beberapa kesamaan seperti :

1. Latar belakang sejarah


2. Pengalaman
3. Perjuangan dalam mencapai kemerdekaan
4. Keturunan
5. Adat istiadat
6. Bahasa
Ikatan Yuridis bangsa Indonesia terdapat di berbagai rumusan yang tertuang
dalam berbagai bentuk peraturan perundang-undangan di Indonesia, seperti
Pembukaan UUD 1945, batang tubuh UUD 1945, Ketetapan MPR, dan berbagai
peraturan Perundang-undangan lainnya.
Bangsa Indonesia mempunyai berbagai keunggulan dibandingkan dengan bangsa
lain, diantaranya sebagai berikut :

1. Jumlah dan potensi penduduk yang besar


2. Keanekaragaman sosial budaya
3. Keindahan alam dan fauna
4. Konsep wawasan nusantara dalam pengembangan wilayahnya
5. Semangat Sumpah pemuda
6. Memiliki tata karma dan kesopanan yang tidak dimiliki bangsa lain
7. Letak wilayahnya yang sangat strategis dan salah satu keajaiban dunia ada
di Indonesia
8. Dipercaya menjadi tuan rumah dari beberapa Konferensi Internasional
(Konferensi Asia Afrika, KTT Non Blok, dsb)

Kegiatan Belajar 3 : Pembelajaran Keragaman Sosial Budaya Masyarakat Indonesia


dan Kebanggaan sebagai Bangsa Indonesia
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dalam kurikulum sangat penting dan strategis,
karena tugas dan peran PKn adalah menggariskan komitmen untuk melakukan
proses pembangunan karakter bangsa (national and character building)
Secara khusus tujuan PKn adalah dapat mengmbangkan berbagai kompetensi,
diantaranya adalah :

1. Kemampuan berpikir rasional, kritis dan kreatif sehingga memahami wacana


kewarganegaraan
2. Keterampilan intelektual dan keterampilan berpartisipasi secara demokrasi
dan bertanggung jawab
3. Memiliki watak dan kepribadian yang baik sesuai norma yang berlaku
Ruang lingkup PKn juga merupakan bidang kajian multidisipliner yang mencakup
berbagai aspek, yaitu :

1. Persatuan dan Kesatuan Bangsa


2. Norma, hokum dan peraturan
3. Hak asasi manusia
4. Kebutuhan warga Negara
5. Konstitusi Negara
6. Kekuasaan dan politik
7. Pancasila
8. Globalisasi
Model-model pembelajaran yang daya kini mampu mengembangkan ketiga potensi
siswa adalah model-model pembelajaran yang interaktif, dalam arti mampu
mengaktifkan berbagai potensi yang ada dan dimiliki siswa.
Pembelajaran materi Keanekaragaman sosial budaya dan Kebanggaan sebagai
Bangsa Indonesia “ada sejumlah alternatif model pembelajaran yang dapat
dikembangkan di kelas. Dalam kegiatan belajar dicontohkan 2 model yaitu model
bermain peran (role playing) dan Analisis Kasus.
Udin Saripudin (1997 : 91) menyatakan bahwa bermain peran berarti memainkan
satu peran tertentu sehingga yang bermain peran tersebut harus mampu berbuat
seperti peran yang dimainkan.
I.G.A.K. Wardani (1997) Keterampilan Dasar yang harus dimiliki guru untuk
melaksanakan kegiatan bermain peran adalah keterampilan menjelaskan,
keterampilan bertanya dan keterampilan mengelola kelompok kecil.
Rambu-rambu pelaksanaan bermain peran juga diungkapkan oleh I.G.A.K. Wardani
(1997) diantaranya :

1. Tiap siswa memerankan peran yang berbeda sehingga penghayatan lebih


mantap
2. Jika pemahaman siswa lambat, guru meminta siswa membuat scenario
sehingga permainan lebih mudah
3. Guru dapat memodelkan permainan peran, terutama peran yang sukar
dihayati
4. Peran yang dimainkan harus sesuai dengan tingkat berpikir dan usia serta
pengalaman siswa
5. Penghayatan yang berbeda terhadap peran yang dimainkan, menghasilkan
pemecahan masalah yang berbeda pula.

Anda mungkin juga menyukai