PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mencapai suatu kegiatan belajar mengajar yang konkret, maka
perlu dilakukan upaya-upaya yang harus dilakukan oleh seorang guru
diantaranya adalah meningkatkan kualifikasi guru di sekolah dasar.
Dalam modul III membahas tentang pengorganisasian kelas, yang
merupakan salah satu kondisi yang dapat mendukung penerapan
pengorganisasian dalam pengertian fisik dan dalam pengertian kegiatan
kelas. Pengorganisasian kelas ini dibagi menjadi 2 aspek, diantaranya;
pengorganisasian dalam pengertian fisik dan dalam pengertian kegiatan
kelas.
Serta dunia pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan lingkungan.
Lingkungan adalah sumber belajar yang vital. Pembelajaran yang
menjadikan lingkungan sebagai objek belajar dapat memberikan
pengalaman nyata dan langsung kepada peserta didik. Seorang guru harus
mampu membuat siswa belajar mandiri.
Secara tradisional, sumber belajar adalah guru dan buku paket. Padahal
sumber belajar yang ada disekitar sekolah, di rumah, di masyarakat
sangatlah banyak. Hanya saja kita belum dapat memanfaatkan sumber
belajar yang berlimpah tersebut.
Dalam pembelajaran terutama pembelajaran kelas rangkap, kemampuan
guru dalam memanfaatkan lingkungan sebagai salah satu sumber belajar
sangatlah penting. Diantara sumber belajar yang dapat dimanfaatkan
adalah teman sesama guru di sekolah sendiri maupun sekolah lain,
masyarakat, keluarga, lingkungan sekolah dan rumah sekolah. Oleh
karenanya, seorang guru dituntut mampu mengenal dan memanfaatkan
sumber belajar yang tersedia disekitar siswa dan untuk mencapai hasil
pembelajaran yang optimal terutama pada pembelajaran kelas rangkap,
sebagai guru kita perlu mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak.
1
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil suatu rumusan
masalah sebagai berikut:
1. apakah perlu pengorganisasian kelas untuk menunjang pembelajaran
PKR?
2. Mengapa sekolah dan sejawat guru dianggap sebagai sumber
belajar?
3. Mengapa sekolah dan lingkungan dianggapsebagai sumber belajar?
4. Mengapa lingkungan termasuk dianggap sebagai sumber belajar?
C. Tujuan
Berdasarkan tujuan yang didapat dari identifikasi masalah diatas, ialah :
1. Melakukan penataan ruang kelas yang kondusif sehingga dapat
memperlancar kegiatan pembelajaran PKR.
2. Mengorganisasikan murid dalam kegiatan pembelajaran sehingga terjadi
kegiatan belajar aktif.
3. Meningkatkan disiplin belajar murid-murid sehingga dicapai kegiatan
pembelajaran yang efektif.
4. Untuk mengetahui sekolah dan sejawat guru sebagai sumber belajar.
5. Untuk mengetahui sekolah dan lingkngan sebagai sumber belajar.
6. Untuk mengetahui lingkungan sebagai sumber belajar.
2
BAB II
PEMBAHASAN MODUL 3
Kegiatan Belajar 1
Penataan Ruang Kelas
Penataan ruang kelas merupakan salah satu unsur dari
pengorganisasian kelas secara kesuluruhan yang memerlukan perhatian
dan perencanaan yang serius. Dalam PKR penataan ruang kelas perlu
dilaksanakan dengan terencana untuk mendukung pembelajaran. Ini
disebabkan karena aktifitas dan mobilitas siswa dalam belajar sangatlah
tinggi.
Dalam menghadapi murid yang bervariasi baik umur, kemampuan,
kematangan maupun minat, perlu diciptakan lingkungan yang bervariasi.
Betapa pun matangnya guru dalam memberikan materi dan bagusnya
persiapan mengajar yang disusunnya, kemungkinan besar ia akan
menghadapi masalah dalam proses pembelajaran apabila ia tidak mampu
mengorganisasikan lingkungan kelasnya. Oleh karena itu, pengaturan
ruang kelas perlu dilakukan secara periodik, untuk menunjukkan dan
mencerminkan kebutuhan belajar yang sewaktu-waktu berubah. Maka,
untuk menunjang hal itu semua harus mengetahui hal-hal sebagai berikut ;
A. Penataan Ruang
Pada umumnya penataan ruang kelas di sekolah dasar adalah
berbentuk persegi, dalam hal ini guru hanya bertugas untuk mengidentifikasi
dan mendaftar aset-aset yang ada didalam kelas.
1. Penataan Fisik Kelas
a. Daerah pajangan
Guru harus bisa menentukan letak-letak pajangan di dalam kelas, dan
sebaik-baiknya untuk memanfaatkan ruang dinding yang kosong agar
pajangan terlihat rapi.
3
b. Kemudahan bergerak
Dalam suatu ruangan hendaknya murid dan guru merasa nyaman dan
tidak terasa sesak serta guru bisa leluasa bergerak didalam kelas.
Idealnya ruangan kelas berisi sekitar 30 orang murid.
c. Sinar
Sinar matahari akan sedikit mengganggu kegiatan pembelajaran murid
apabila posisi bangku berhadapan langsung dengan cahaya matahari.
d. Panas dan ventilasi
Ruangan kelas identic dengan pengap atau lembab dan minim cahaya,
maka posisi ventilasi sangatlah diperhatikan.
e. Papan tulis
Pada pembelajaran PKR harus tersedia minimal 2 papan tulis untuk
masing-masing kelas yang diajarkan.
f. Bangku dan kursi
Sebaiknya kursi yang digunakan ialah satu kursi untuk satu murid atau
bukan bangku panjang, ini dilakukan agar pada posisi melingkar dalam
pembelajaran diskusi tidak menyulitkan murid.
g. Meja guru
Meja guru diposisikan agar pandangan luas terhadap murid.
h. Sudut aktifitas
Sudut aktifitas yaitu sudut dimana murid-murid dapat melakukan
kegiatan belajar secara individu tanpa menggangu murid lain yang belajar.
Diantara contoh-contoh sudut aktifitas yaitu ;
1. Sudut membaca.
2. Sudut IPA.
3. Sudut hasil seni.
4. Warung.
5. Sudut rumah tangga.
6. Gudang/tempat menyimpan alat-alat pembelajaran.
4
2. Pengaturan Denah Ruang Kelas
Secara garis besar masih banyak sekolah dasar yang menggunakan
denah ruang kelas persegi, pengaturan denah tersebut kurang efektif untuk
pembelajaran PKR dikarenakan oleh hal-hal berikut ;
a. Tidak luwes atau kurang sigap jika guru beralih dari bentuk kegiatan
klasikal menjadi kegiatan kelompok.
b. Sulit mengadakan kegiatan bervariasi dalam satu waktu bersamaan.
c. Terbatasnya ruang gerak guru dalam melakukan supervise dan
memberikan umpan balik secara individual.
3. Mengatur Pajangan
Pajangan mempunyai peranan penting untuk menjadikan ruang kelas
menarik dan membuat murid-murid betah di dalam kelas. Pajangan-
pajangan tersebut bisa berbentuk grafik, gambar atau hasil karay murid
yang mengandung nilai kependidikan.
5
Kegiatan Belajar 2
Pengorganisasian Murid
Ada dua hal yang mencakup pengorganisasian murid, diantaranya ;
kelompok belajar dan tutor. Perlu diingat bahwa ruang kelas bukan hanya
sebagai tempat guru mengajar dan murid duduk mendengarkan apa yang
diajarkan oleh guru.
Ruangan kelas adalah tempat kegiatan belajar yang menitikberatkan
pada interaksi dan aktifitas belajar murid. Oleh karena itu, keharmonisan
perpaduan pengorganisasian kelas dan pengorganisasian murid akan
sangat mendukung terciptanya kelas yang berinteraksi pada kegiatan
pembelajaran. Salah satu dari dua hal tersebut terlepas maka pembelajaran
yang diharapkan tidak akan terjadi dengan efektif.
A. Kelompok Belajar
Kelompok belajar sangatlah penting karena guru tidak selamanya dapat
bersama-sama murid di satu kelas. Terkadang guru harus melihat kelas lain
untuk membelajarkan kelas tersebut.
Kelompok belajar adalah sekumpulan murid yang terdiri dari beberapa
orang misalnya 5-6 orang murid yang diorganisasikan untuk mencapai
tujuan belajar secara bersama dan dalam waktu yang telah ditetapkan
(dimodifikasi dari Karolyn J. Snyder, 1986: 211).
Dalam pembentukan kelompok belajar harus dipertimbangkan agar guru
dapat menggerakkan kelompok belajar menjadi kelompok aktif belajar (
KAB).
1. Cara Membentuk Kelompok Belajar
Kelompok belajar dibentuk untuk mengaktifkan murid-murid belajar secara
mandiri dalam rangka mencapai keberhasilan belajar. Kelompok belajar
dapat dibentuk sesuai kebutuhannya.
a. Kelompok belajar berdasarkan persamaan kemampuan
Yaitu murid-murid dikelompokkan sesuai kemampuannya masing-
masing. Keuntungan dari kelompok belajar ini adalah :
6
1) Memungkinkan murid-murid bekerja sana dengan kemampuan
yang sama.
2) Memeudahkan bagi guru untuk menyampaikan materi.
7
e. Memeutuskan bagaimana belajar bersama akan dievaluasi.
8
maupun lingkungan social bisa menjadi pendukung murid untuk
melaksanakan belajar mandiri.
Agar sumber belajar dapat dimanfaatkan, para murid harus diaktifkan
untuk bekerja yang dalam artian belajar. Lembar Kerja Murid (LKM)
merupakan suatu sarana agar murid lebih aktif dalam belajar secara
mandiri. LKM merupakan panduan untuk melakukan sesuatu kegiatan yang
berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan, misalnya melakukan
pengamatan, percobaan, demonstrasi dan simulasi.
9
sebagai “perpanjangan tangan guru” (membantu guru dalam proses
pembelajaran murid karena ia bukan pengganti guru).
Tutor ini dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu tutor sebaya, tutor kakak,
tutor tamu dari masyarakat, dan penjagan sekolah. Sebelum program
tutorial ada 5 hal yang peril diperhatikan ;
a. Menetapkan tujuan yang ingin dicapai
b. Menetapkan siapa yang akan ikut dalam tutorial
c. Menetapkan tempat dimana tutorial dilaksanakan
d. Penjadwalan tutorial.
e. Menentukan materi mana yang diberikan dalam tutorial.
10
c. Memberi penjelasan agar perlu untuk membahas suatu materi
yang dipelajari
d. Dilatih membuat penilaian.
Tutor dapat dimanfaatkan dalam kelompok, secara individual atau
berpasangan,
1) Tutor dalam kelompok
2) Memanfaatkan tutor untuk membantu individual
3) Memanfaatkan tutor secara berpasangan
b. Tutor kakak
Adalah tutor yang dipilih dari kelas yang lebih tinggi, tentu saja tutor
kakak ini kemampuannya harus diatas rat-rata Karen ia mempunyai
peranan penting untuk membantu pembelajaran adik-adik kelasnya.
Tutor kakak pada umumnya diambil dari kelas tinggi. Penggunaan tutor
kakak dapat dilakukan dengan 2 cara ;
1. Cara 1, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada kelas yang
dirangkap oleh satu guru.
2. Cara 2, pemanfaatan tutor kakak yang dilakukan pada kelas yang
dirangkap pleh 2 guru.
c. Tutor dari masyarakat
Tutor ini berasal atau diambil dari masyarakat yang berperan untuk
membantu guru dalam menangani kegiatan pembelajaran di sekolah.
Peran tutor ini baru dapat dilaksanakan apabila seorang guru merangkap
3 kelas sekaligus. Tidak ada kriteria khusus untuk tutor dari masyarakat
ini, yang terpenting orang tersebut memiliki pengetahuan dan
ketrampilan yang melebihi muridnya.
11
Aspek-aspek yang perlu diperhatikan ketika memilih memanfaatkan
tutor sebaya dan tutor kakak, adalah sebagai berikut ;
1) Prestasi, yaitu pintar, murid yang termasuk maju dikelasnya.
2) Penampilan, yaitu luwes, dapat bergaul dengan semua murid.
3) Mental, yaitu ramah, tidak pemarah, dan penyabar.
12
Kegiatan Belajar 3
Disiplin Kelas
Dalam hal ini yang dimaksud dengan disiplin kelas bukanlah murid-murid
yang tenang, diam dan tidak rebut, melainkan suatu kondisi dimana murid-
murid tetap dituntut aktif belajar sehingga suasana kelas menjadi hidup dan
“hangat”. Suasana seperti ini akan terasa gaduh, namun tetap terarah
sehingga tujuan pembelajaran akan tercapai. Disiplin kelas yang
dimaksudkan adalah guru menciptakan peraturan dan kegiatan agar murid
terikat oleh kegiatan belajar sehingga mereka tidak sempat lagi melakukan
kegiatan-kegiatan yang mengganggu ketertiban dan disiplin kelas. Aturan itu
dinamakan “ Aturan Rutin Kelas “(ARK) dan “Kegiatan Siap” (KS).
A. Apa yang dimaksud ARK ?
Aturan rutin kelas (ARK) adalah aturan-aturan dan procedural yang
dirumuskan oleh guru serta dimengerti oleh muris, untuk mengatur kegiatan
dan perilaku sehari-hari (Ian Collingwood, h. 79).
1. Mempersiapkan ARK
Seorang guru harus mempersiapkan ARK terlebih dahulu, dan
seyogyanya seorang guru harus sudah mempunyai nya. Berikut contoh-
contoh ARK :
a. Papan tulis
b. Alat tulis
c. Sumber bahan
d. Tutor
ARK yang efektif adalah yang memungkinkan murid untuk dapat
memulai kegiatannya secara terarah dan cepat.
2. Kegiatan siap atau stand-by
Kegiatan siap (KS) adalah kegiatan yang diciptakan guru yang dapat
diberikan apabila ada murid yang sudah selesai mengerjakan
pekerjaannya lebih cepat dari yang diperkirakan atau pada waktu luag
pada saat kegiatan berlangsung.
13
Kegiatan PKR dapat dilakukan dalam berbagai jenis lingkungan baik
itu klasikal, kelompok atau individual. Masalah yang akan dering dihadapi
yaitu adanya murid yang cepat selesai mengerjakan tugasnya ( Early-
finisher). Untuk mengatasinya maka digunakanlah KS ini.
Satu hal yang penting apabila menghadapi murid yang lebih cepat
selesai adalah memanfaatkan mereka untuk menjadi tutor. Sebagaimana
yang diuraikan diatas mengenai jenis-jenis kegiatan PKR adalah sebagai
berikut ;
a. Pembelajaran secara klasikal
Pembelajaran ini merupakan kunci keberhasilan dalam PKR
karena memupuk kebersamaan dalam bekerja. Dalam pembelajaran
ini dapat berupa, pengajaran percakapan, bercerita, olahraga,
kesenian dan studi lingkungan.
b. Pembelajaran individual
Pembelajaran ini dapat diartikan bahwa guru dapat memberikan
pelajaran secara individual. Pembelajaran ini bukanlah diberikan
kepada satu persatu murid dalam satu kelas, melainkan memberikan
pembelajaran kepada murid yang lemah atau belum bisa.
c. Pembelajaran dalam kelompok
Kelompok murid yang dapat diubah-ubah sesuai dengan
kebutuhannya. Kelompok murid campuran dapat diberikan tugas
pengamatan percobaan atau jenis permainan kelompok. Sedangkan
bagi kelompok yang terdiri dari kelompok social, tidak banyak berbeda
dengan kelompok campuran diatas, misalnya dalam melakukan
percobaan, pengamatan atau simulasi.
14
MODUL 4
LINGKUNGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Kegiatan Belajar 1
Sekolah dan Sejawat Guru sebagai Sumber Belajar
A. Kerjasama
Dalam Pembelajarn Kelas Rangkap (PKR), kemitraan antara guru di
dalam lingkungan sekolah yang sama maupun sekolah yang berbeda
sangatlah penting. Di sekolah-sekolah di daerah terpencil dimana terdapat
berbagai kesulitan dan keterbatasan maka menciptakan sumber belajar dan
sumber daya merupakan faktor penting.
Winataputra (1999) menyebutkan bahwa melalui pembiasaan
kerjasama antar guru sekolah dapat dicapai hal-hal sebagai berikut:
Program pembelajaran dapat dilakukan lebih efisien dan efektif dalam arti
hemat sumber daya dan mencapai tujuan secara optimal.
a. Terciptanya suasana kebersamaan dan kesejawatan antar guru dalam
membangun dan memelihara suasana pendidikan persekolahan yang
demokratis.
b. Kebersamaan dan kesejawatan antar guru akan menjadi model bagi
para siswa dalam membina persahabatan antar siswa karena mereka
akan merasakan sesuai dengan nilai dan semangat “ing ngarso sung
tolodo”.
c. Pemecahan masalah-masalah pendidikan di SD akan menjadi semakin
mudah dan ringan karena semua guru dan kepala sekolah menerapkan
prinsip “berat sama dipikul ringan sama dijinjing”.
15
adalah suatu cita-cita keberhasilan yang harus dicapai melalui kerjasama
sekolah, kerjasama merupakan usaha untuk meningkatkan dan memperluas
sumber belajar.
16
bantuan berupa sumber daya, sumber dana, dan sumber gagasan yang
ada dalam masyarakat.
4. Kerja sama dengan penilik, kepala cabang dinas (KCD) pendidikan,
dan komite sekolah setempat sebagai pembina.
B. Membangun Iklim Kerjasama
Dalam merencanakan kerjasama, langkah yang perlu kita lakukan
adalah mengetahui dan mendaftar potensi yang mungkin dapat digerakan
untuk kepentingan pendidikan. Berikut ini adalah beberapa hal yang dapat
digunakan untuk membangun kerjasama dengan pihak lain yang terkait :
1. Mengumpulkan Data Statistik dan Sumber Informasi
Data sekolah yang meliputi jumlah murid, jumlah murid mengulang kelas,
jumlah murid putus sekolah, dan jumlah murid yang melanjutkan ke
SMP. Selain itu, kita juga perlu mengetahui tentang jumlah data
penduduk desa, umur, jenis kelamin, anak usia sekolah, tingkat
pendidikan pendudukan, tokoh-tokoh masyarakat dan keahliannya, kita
juga perlu mendata sumber alam, tempat wisata, dan sumber yang
berpotensi sebagai sumber belajar misalnya danau, kawah, gunung,
sungai, laut, tempat bersejarah (situs) dan sebagainya.
2. Melakukan Negosiasi (perundingan)
Guru dan kepala sekolah perlu mengatur langkah-langkah untuk
melakukan negosiasi agar mendapatkan dukungan.dalam melakukan
negosiasi itu tumbuhkan kesan bahwa mereka bukan hanya membantu
kita, tetapi mereka merupakan unsur penting, tanpa kehadiran mereka
maka sekolah tidak akan berjalan dengan baik. Apabila sekolah tidak
berjalan dengan semestinya maka yang rugi tidak hanya sekolah tetapi
juga masyarakat. Tokoh masyarakat perlu mengetahui apa yang terjadi
di sekolah sehingga mereka memaklumi hasil yang dicapai oleh sekolah.
Sebagai contoh, apabila NEM di SD anda sangat rendah, maka
masyarakat sekitar tidak akan menyalahkan anda semata, karena
mereka tahu sekolah anda tidak ada buku dan anda mengajar sendiri
untuk beberapa kelas.
17
3. Memberikan Peranana Nyata
Masyarakat perlu diberikan peranan nyata, misalnya menjadi tutor dan
narasumber diberbagai bidang antara lain : kesenian, olahraga,
kesehatan, kerajinan, pertanian. Dengan memberi peran seperti itu
mereka akan menyadiri bahwa tugas guru tidak mulia. Cara lain adalah
mengaktifkankan peran BP3, sebagai mitra kerja sekolah.
4. Melaporkan Keadaan Sekolah
Pada saat-saat tertentu guru atau sekolah dapat memberikan laporan
kepada kepala desa atau masyarakat tentang keadaan sekolahnya. Ini
bisa saja dilakukan enam bulan sekali kita berkunjung ke kantor desa
dan melaporkan tentang prestasi yang dicapai oleh murid-murid. Atau
pada saat kenaikan kelas, para orang tua diundang untuk menghadiri
kenaikan kelas putra-putrinya.
5. Memberikan Tanda Penghargaan
Sekolah dapat memberikan penghargaan terhadap masyarakat yang
berjasa terhadap sekolah, penghargaan seperti ini dapat berbentuk
piagam atau piala, atau lebih sederhana lagi misalnya mengumumkan
kepada masyarakat ketika rapat sekolah, kenaikan kelas atau pada saat
rapat desa.
18
1. Cara memanfaatkan sesama guru dari sekolah sebagai sumber
belajar.
Langkah-langkah yang dapat dilakukan guru adalah seperti berikut:
a. Kemukakan masalah yang anda hadapi misalnya dalam mata
pelajaran matematika.
b. Menentukan alternatif pemecahan permasalahan berupa :
c. Membahas bersama materi tersebut
d. Meminjam buku sumber, bahan dan alat peraga
e. Meminta teman anda menggantikan mengajar, sementara anda
mengajar dikelas teman anda
f. Membawa murid anda untuk belajar matematika di kelas teman
anda.
2. Memilih alterntif yang paling tepat dengan mempertimbangkan
kebutuhan, jadwal, dan bahan yang tersedia. Kerjasama ini adalah
untuk saling membantu, saling mengisi dan saling mengatasi
kesulitan.
3. Cara untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut dapat bervariasi,
tergantung kepada permasalahan yang dihadapi.
Langkah-langkah diatas menunjukan bahwa kesulitan apapun dapat
diatasi asal ada keterbukaan dan saling pengertian antara sesama
guru.Jadi kerjasama antara sesama guru dalam satu sekolah itu
sangat penting karena dapat memecahkan berbagai kesulitan
terutama kesulitan dalam melaksanakan tugas mengajar. Disini
dituntu untuk menyadari bahwa setiap orang mempunyai kekurangan,
dan kekurangan tersebut dapat diatasi apabila kita bekerjasama.
19
Kegitan Belajar 2
Sekolah dan Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Pada pembelajaran dengan pendekatan PKR seorang guru harus
mampu menciptakan kondisi sekolah ataupun ruang kelas yang mendukung
proses pembelajaran termasuk belajar mandiri. Kondisi yang dimaksud adalah
melengkapi pembelajaran dengan perlengkapan dan sumber belajar yang
memadai.
A. Menciptakan Lingkungan sebagai Sumber Belajar
Untuk menunjang proses belajar mandiri, perlu adanya suasana yang
mendorong murid atau guru untuk memanfaatkan bahan dan perlengkapan
yang ada. Suasana tersebut adalah adanya persiapan/bahan sebagai
sumber belajar dan terciptanyalingkungan belajar untuk menunjang
prosesnya proses belajar mandiri.
B. Melengkapi Ruang Kelas dengan berbagai Sumber Belajar
Ruang kelas merupakan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar,
tempat sebagian besar kegiatan pembelajaran berlangsung. Menciptakan
ruang kelas yang menyenangkan akan membantu berlangsungnya proses
pembelajaran. Untuk membuat siswa lebih produktif dalam belajar seorang
guru harus dapat menciptakan lingkungan belajar dengan berbagai
perlengkapan belajar.
Adanya sudut baca di ruang kelas dengan berbagai jenis buku sangat
diperlukan terutama pada pembelajaran dengan menggunakan model PKR
dimana guru harus membelajarkan lebih dari satu kelas dalam waktu yang
bersamaan. Sudut baca dapat berisi kumpulan laporan kegiatan siswa,
benda-benda lingkungan, pajangan kelas yang berkaitan dengan isi buku-
buku yang berkaitan dengan buku pelajaran, buku cerita, komik, kliping
maupun laporan tugas, dan hasil kerja siswa dalam melakukan kegiatan
praktikum serta benda-benda yang merupakan hasil karya siswa.
C. Cara mengembangkan program kebun, kolam dan perternakan sekolah
Melengkapi Lingkungan Sekolah dengan berbagai Sumber Belajar
Suatu sekolah dengan jumlah guru yang terbatas, sangat membutuhkan
20
kreatifitas dalam menciptakan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber
belajar. Halaman sekolah dapat dijadikan sumber belajar, berbagai tanaman
dapat ditanam di sana, selain memperindah suasana sekolah, siswa dapat
belajar berbagai hal seperti mengetahui bagian-bagian tanaman dan ekosistim.
Halaman belakang sekolah dapat dibuat kebun sekolah. Di kebun sekolah
siswa dapat mempelajari sistem reproduksi pada tumbuhan, barbagai macam
tumbuhan dengan lingkungan hidupnya, cara bercocok tanam dan
mempraktekkannya secara langsung. Belajar melalui pengalaman nyata akan
memberikan hasil belajar yang lebih baik.
Koperasi yang dibangun di sekolah dapat berfungsi sebagai sumber
belajar, selain dapat membantu anggota-anggotanya yang merupakan orang-
orang yang berada di lingkungan sekolah, dapat juga digunakan sebagai
sumber belajar, di koperasi siswa dapat belajar menghitung keuntungan dari
penjualan, sistem kredit, manfaat koperasi dan sekaligus mempraktekkannya
karena siswa merupakan anggota koperasi juga.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) yang dibentuk di sekolah dapat menjadi
sumber belajar dimana siswa dapat melihat langsung bagaimana cara
menangani berbagai masalah kesehatan secara sederhana.
Menurut (Djalil, 2005) ada 2 (dua) cara untuk meningkatkan pemanfaatan
lingkungan sebagai sumber belajar yang dapat meningkatkan kualitas belajar
siswa:
1) Menciptakan lingkungan di sekolah yang memudahkan murid-murid
untuk belajar mandiri, yang dapat dilakukan dengan melengkapi sekolah
atau ruang kelas dengan berbagai sumber belajar
2) memanfaatkan sumber belajar yang ada secara maksimal untuk
menunjang belajar mandiri.
21
PSB, LKM diarahkan untuk kegiatan berikut : Mengembangkan
keterampilan atau konsep
Kecermatan Menggunting, merekat, memasangkan, membuat percobaan
(mengamati, membuat diagram), dan mengadakan simulasi. Penerapan
konsep
Memasukan, mengurutkan, mengumpulkan, memisahkan, mendaftarkan,
mengelompokan, memasangkan, menuliskan, menempatkan atau memberi
nama, membandingkan, mengembangkan, meneliti, merekontruksi,
menemukan dan memutuskan. Menempatkan semua lembar kerja,
permainan, diagram, hasil praktikum, laporan, dan hasil karya lainya di
suatu tempat dimana murid lain dapat belajar dengan cara belajar mandiri.
mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan sehingga baik guru
maupun murid dapat menghabiskan waktunya untuk belajar di PSB
Lembar Kerja Murid (LKM) merupakan alat yang paling efektif untuk
memaksimalkan penggunaan PSB. Berikut ini beberapa contoh kegiatan
pembelajaran yang dapat dilakukan dengan menggunakan LKM, antara lain
:
a. Murid-murid melakukan praktikum tentang pengaruh sinar matahari
terhadap tumbuhan. Contoh :
1) Murid-murid menempatkan tumbuhan dalam kotak yang ditutup rapat.
Pada dinding kotak tersebut diberi lubang untuk masuk sinar. Setelah
beberapa hari akan diketahui bahwa tumbuhan tersebut menyerap melalui
lubang tadi.
2) Murid-murid mengamati 2 buah pot yang sudah ditanami bungan dari
jenis yang sama, yang satu ditempatkan di tempat terang dan satunya lagi
ditempatkan pada tempat gelap. Setelah satu minggu murid-murid dapat
membandingkan pertumbuhan ke dua bunga tersebut.
b. Berbagai potongan bambu yang merupan contoh bentuk lingkaran dari
berbagai ukuran. Setiap murid mengukur lingkaran tersebut dengan
menggunakan benang. Berdasarkan pengukuran ini, murid di bawah
22
bimbingan guru akan mengetahui rumus penghitungan benda-benda bulat
seperti bola.
c. Berbagai tanda rambu-rambu lalu lintas yang dibuat sendiri, ditempatkan
berjejer. Murid-murid harus menunjukkan ke mana arah berjalan sesuai
dengan rambu tersebut.
23
Kegiatan Belajar 3
Lingkungan Sekitar sebagai Sumber Belajar
Salah satu upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan minat siswa
pada pelajaran adalah dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber
belajar. Lingkungan sekitar data mencakup lingkungan alam dan pengalaman di
lingkungan sekitar siswa sehari-hari. Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber
belajar adalah metode dimana guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk
melihat peristiwa langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan
siswa dengan lingkungannya. Melalui metode ini, lingkungan diluar sekolah
dapat digunakan sebagai sumber belajar. Peran guru adalah sebagai motivator,
artinya guru sebagai pemandu agar siswa belajar secara aktif, kreatif dan akrab
dengan lingkungan.
Menurut Djalil dkk (2005), ada beberapa hal yang perlu anda
pertimbangan dalam menentukan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar,
yaitu:
a. Sumber tersebut mudah dijangkau (kemudahan)
b. Tidak memerlukan biaya tinggi (kemurahan)
c. Tempat tersebut cukup aman digunakan sebagai sumber belajar
(keamanan)
d. Berkaitan dengan materi yang diajarkan di sekolah (kesesuaian)
24
Djalil dkk (2005) membuat beberapa langkah dalam menentukan
lingkungan sebagai sumber belajar sebagai berikut:
2. Sosial
a. Jenis suku bangsa
b. Suku terasing
c. Kehidupan adat
25
d. Upacara adat
e. Rumah adat
f. Upacara keagamaan
g. Mata pencaharian penduduk
h. Pakaian adat
i. Ragam bahasa
3. Lembaga
a. Kantor Desa
b. Puskesmas
c. Posyandu
d. Tempat ibadah
e. Lembaga adat
f. Lembaga budaya/ sanggar tari
g. Perpustakaan
h. Musium
i. Laboratorium
j. Pabrik/perusahaan
* ) Lihat Kurikulum
26
sumber yang akan digunakan, terlebih dahulu guru harus sudah
mempersiapkannya melalui perencanaan dan program. Rencana ini
didiskusikan dengan guru lain dan Kepala Sekolah.
27
sekolah sangat terbatas. Sekolah dan guru seharusnya tidak terisolasi
atau mengisolasikan diri dari masyarakat sekitarnya. Oleh karena itu
iklim kerjasama perlu dibangun dan dipelihara. Kemitraan atau
kerjasama sekolah dan masyarakat disekitar sekolah perlu dirancang
dan diprogramkan dengan baik. Dengan demikian segala sumber belajar
yang ada di luar sekolah dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam
pembelajaran.
Masyarakat yang dimaksud dalam hal ini adalah individu sebagai
personal yang merupakan bagian dari masyarakat. Misalnya tokoh
masyarakat dan para ahli, seperti peran ulama, pengrajin, petani,
seniman, pakar, aparat pemerintah, lingkungan hidup dan sebagainya.
Mereka dapat bertindak sebagai narasumber untuk informasi tertentu.
Sekali waktu seorang polisi dapat diundang ke sekolah untuk
memberikan materi-materi tentang tertib berlalulintas, atau seorang
keagamaan, atau suatu waktu siswa diajak mengunjungi puskesmas
untuk melihat dan mengamati aktivitas di sana. Kunjungan ke pameran
karya sastra, museum, cagar alam, kebun binatang dan lingkungan lain
sangat membantu siswa dalam belajar mandiri.
Djalil dkk (2005) menjelaskan beberapa hal yang harus dipertimbangkan
dalam memanfaatkan nara sumber yaitu:
a. Materi atau informasi yang dapat diperoleh dari nara sumber, tidak
dikuasai oleh guru, dan
b. Narasumber tersebut tepat, artinya yang dijadikan narasumber harus
orang yang benar-benar memiliki informasi tersebut.
28
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu penunjang dalam kegiatan PKR adalah pengorganisasian
kelas yang meliputi 2 aspek, aspek fisik dan kegiatan kelas.
Aspek fisik salah satu contohnya adalah penataan ruang kelas karena
penataan ini sangatlah penting dalam pembelajaran PKR, penataan
ruangan kelas yang tidak teratur akan mengakibatkan pembelajaran tidak
nyaman dan membuat jenuh.
Pada umumnya yang kita jumpai di beberapa sekolah dasar penataan
ruangan kelas masih menggunakan bentuk persegi, ruangan kelas yang
seperti ini kurang cocok untuk menunjang pembelajaran kelas rangkap.
Selain itu penunjang lain dalam kegiatan PKR adalah pengorganisasia
murid dan disiplin kelas.
Dalam Pembelajarn Kelas Rangkap (PKR), kemitraan antara guru di
dalam lingkungan sekolah yang sama maupun sekolah yang berbeda
sangatlah penting. Kerjasama dilakukaan untuk saling membantu, saling
mengisi dan saling mengatasi kesulitan. Dalam merencanakan kerjasama,
langkah yang perlu kita lakukan adalah mengetahui dan mendaftar potensi
yang mungkin dapat digerakan untuk kepentingan pendidikan. Berikut ini
adalah beberapa hal yang dapat digunakan untuk membangun kerjasama
dengan pihak lain yang terkait, mengumpulkan data statistik dan sumber
informasi, melakukan negosiasi (perundingan), memberikan peran nyata,
melaporkan keadaan sekolah, memberikan tanda penghargaan. Guru
mempunyai kelebihan dan kekurangan. Kerjasama ini dimaksudkan untuk
saling memanfaatkan kelebihan dan saling mengatasi kekurangan.
Pada pembelajaran dengan pendekatan PKR seorang guru harus
mampu menciptakan kondisi sekolah ataupun ruang kelas yang
mendukung proses pembelajaran termasuk belajar mandiri. Kondisi yang
29
dimaksud adalah melengkapi pembelajaran dengan perlengkapan dan
sumber belajar yang memadai.
Dalam memanfaatkan Pusat Sumber Belajar (PSB), Lembar Kerja Murid
(LKM) tetap memegang peranan penting. LKM diarahkan untuk kegiatan
berikut,yaitu mengembangkan keterampilan atau konsep (kecermatan,
penerapan konsep), menempatkan semua lembar kerja, hasil karya lainya
di suatu tempat dimana murid lain dapat belajar dengan cara belajar
mandiri dan mengembangkan beberapa bentuk penyimpanan. Salah satu
upaya yang diperkirakan dapat meningkatkan minat siswa pada pelajaran
adalah dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar.
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar adalah metode dimana
guru mengajak siswa belajar di luar kelas untuk melihat peristiwa langsung
di lapangan dengan tujuan untuk mengakrabkan siswa dengan
lingkungannya. Melalui metode ini, lingkungan diluar sekolah dapat
digunakan sebagai sumber belajar. Beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam menentukan lingkungan sekitar sebagai sumber
belajar, adalah sumber tersebut mudah dijangkau (kemudahan), tidak
memerlukan biaya tinggi (kemuarahan), tempat tersebut cukup aman untuk
digunakan sebagai sumber belajar (keamanan), berkaitan dengan materi
yang diajarkan di sekolah (kesesuaian). Sekolah bukanlah merupakan
bagian terpisa dari masyarakat, tetap merupakan bagian integral dari
masyarakat. Kemitraan atau kerjasama sekolah dan masyarakat disekitar
sekolah perlu dirancang dan diprogramkan dengan baik. Dengan demikian
segala sumber belajar yang ada di luar sekolah dapat dimanfaatkan sebaik-
baiknya dalam pembelajaran.
B. Saran
Setelah kita membahas uraian mengenai pengorganisasian kelas
guru diharapkan :
a. Dapat melakukan penataan ruang kelas yang kondusif sehingga dapat
memperlancar kegiatan PKR.
30
b. Dapat mengorganisasikan murid dalam kegiatan pembelajaran
sehingga terjadi kegiatan belajar aktif.
c. Dapat meningkatkan disiplin belajar murid-murid sehingga dicapai
kegiatan pembelajaran yang efektif.
Dalam beberapa hal kita sering kali tidak mampu untuk
memecahkan masalah pembelajaran sendiri, bahkan setelah
didiskusikan dengan teman sejawat dalam satu sekolah. Sehingga
penulis mempunyai saran bahwa alangkah lebih baiknya jika kita selaku
guru menemukan suatu permasalahan dalam suatu pembelajaran yang
tidak dapat kita pecahkan itu dengan cara bekerjasama dengan guru lain
dengan satu sekolah ataupun dengan lain sekolah. Jadi disini kita dapat
berdiskusi dan bertukar pengalaman antar yang satu dengan yang lain
untuk mengatasi kesulitan dalam mengajar, misalnya tidak mempunyai
buku sumber dan alat peraga, atau kurang menguasai materi yang harus
diajarkan. Sehingga disini kita dapat saling membantu dalam mengajar,
dari mengeadakan kegiatan bersama seperti membuat media
pembelajaran, menyusun skenario pembelajaran dan mengadakan
kunjungan dan karyawisata.
Kita selaku calon guru atau guru terkadang sulit untuk
menciptakan bahwa lingkungan sekolah dapat dijadikan sumber belajar.
Sehingga disini seorang guru harus mampu menciptakan kondisi sekolah
ataupun ruang kelas yang mendukung proses pembelajaran termasuk
belajar mandiri. Oleh karenanya penulis mengharapkan guru dapat
manfaatkan lingkungan yang ada disekitar sekolah sebagai sumber
belajar seperti koperasi, di koperasi siswa dapat belajar menghitung
keuntungan dari penjualan, sistem kredit, manfaat koperasi dan
sekaligus mempraktekkannya karena siswa merupakan anggota
koperasi juga. UKS siswa dapat melihat langsung bagaimana cara
menangani berbagai masalah kesehatan secara sederhana. Halaman
Sekolah, berbagai tanaman dapat ditanam di sana, selain memperindah
suasana sekolah, siswa dapat belajar berbagai hal seperti mengetahui
31
bagian-bagian tanaman dan ekosistim. Halaman sekolah dapat dibuat
kebun sekolah. Di kebun sekolah siswa dapat mempelajari sistem
reproduksi pada tumbuhan, barbagai macam tumbuhan dengan
lingkungan hidupnya, cara bercocok tanam dan mempraktekkannya
secara langsung. Belajar melalui pengalaman nyata akan memberikan
hasil belajar yang lebih baik, dan sumber belajar lainnya.
Seperti kita ketahui bahwa lingkungan pun bisa menjadi sumber
belajar bagi kita semua, untuk itu dalam suatu lingkungan tersebut harus
terciptanya suatu kebersamaan antar sesamanya dan terciptanya suatu
lingkungan yang nyaman dan damai agar bisa menjadi inspirasi bagi kita
dalam menyelesaikan masalah dengan baik dan mampu memberi solusi
yang baik.
Diharapkan kita sebagai calon guru harus bisa memberikan
arahan bagi anak didik kita bahwa lingkungan sekitar pun bisa dijadikan
sebagai sumber belajar untuk mereka, dan mampu merawat lingkungan
tersebut agar terjaga dengan baik. Dengan adanya lingkungan sekitar
kita, kita bisa melihat kegunaan alam sekitar kita untuk mengenal
kerjasama dengan kelompok untuk menyelesaikan suatu eksperimen
atau pemecahan masalah terhadap lingkungan agar mereka bisa
mengenal dan merasakan langsung dengan lingkungan mereka, bukan
hanya melalui teori saja.
32
DAFTAR PUSTAKA
33
RESUME KELOMPOK II (DUA)
MATA KULIAH : PEMBELAJARAN KELAS
RANGKAP MODUL 3 & 4
PENGORGANISASIAN KELAS & LINGKUNGAN
SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Diajukan untuk memenuhi tugas
Pembelajaran Kelas Rangkap (PDGK 4302)
Drs. Muhimat, M.Pd
BI - PGSD
UPBJJ UT SERANG
POKJAR RANGKASBITUNG
2019
34