Anda di halaman 1dari 6

Nama : Devandri Hutapea

NIM : J3L115098

Kalibrasi

Fisologi Kalibrasi:

Setiap instrument ukur tidak boleh dikatakan cukup baik sebelum terbukti
melalui kalibrasi atau pengujian bahwa instrument ukur tersebut memanglah
sudah cukup baik.

Pengertian kalibrasi:

Kalibrasi adalah suatu konsep atau kegiatan untuk menentukan nilai atau
kebenaran nilai dari penunjukan alat ukur konvensional untuk mengukur bahan
dengan cara perbandingan standar pengukuran yang dapat dilacak ke nasional
atau internasional (id.answers.yahoo.com). Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005
dan Vocabulary of Internasional Metrology(VIM) adalah serangkaian konsep
atau kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukan oleh
instrument ukur atau system pengukuran, atau nilai yang sudah di uji oleh
bahan ukur,dengan nilai yang sudah diketahui yang sudah berkaitan dengan
besaran yang di ukur dalam kondisi-kondisi tertentu. Atau dengan kata lain
dapat dikatakan, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran
konvensional nilai penunjukan alat ukur dan bahan ukur dengan cara
perbandingan standar ukur(traceable) ke standar nasional maupun
internasional untuk satuan ukuran (id.m.wikipedia.org) dan menurut ISO,
kalibrasi adalah seperangkat operasi dalam kondisi tertentu yang bertujuan
untuk menentukan hubungan antara nilai yang ditunjukan oleh alat ukur atau
sistem pengukuran dengan nilai measurand yang telah diketahui.

Tujuan kalibrasi:

1) Mencapai pengukuran yang lebih teliti atau lebih efektif.


2) Menentukan deviasi ( penyimpangan ) kebenaran nilai konversional
penunjukan suatu instrument ukur
3) Menjamin hasil-hasil pengukuran sesuai dengan standar Nasional
maupun internasional

Manfaat dari kalibrasi:

1) Menjaga kondisi instrument alat ukur dan bahan agar tetap sesuai
dengan spesifikasinya
2) Mendukung sistem mutu diberbagai industri, peralatan dilaboratorium,
dan produksinya.
3) Mengetahui perbedaan harga benar dengan uji oeh alat ukur.

Prinsip Dasar Kalibrasi

1) Objek Ukur (Unit Under Test)


2) Standar Ukur(Alat standar kalibrasi, Prosedur/Metrode standar (Mengacu
ke standar kalibrasi internasional atau prosedur yg dikembangkan sendiri
oleh laboratorium yg sudah teruji (diverifikasi))
3) Operator / Teknisi ( Dipersyaratkan operator/teknisi yg mempunyai
kemampuan teknis kalibrasi (bersertifikat))
4) Lingkungan yg dikondisikan (Suhu dan kelembaban selalu dikontrol,
Gangguan faktor lingkungan luar selalu diminimalkan & sumber
ketidakpastian pengukuran)

Persyaratan Kalibrasi

1) Standar acuan yang mampu telusur ke standar Nasional / Internasional


2) Metoda kalibrasi yang diakui secara Nasional / Internasional
3) Personil kalibrasi yang terlatih, yang dibuktikan dengan sertifikasi dari
laboratorium yang terakreditasi
4) Ruangan / tempat kalibrasi yang terkondisi, seperti suhu, kelembaban,
tekanan udara, aliran udara, dan kedap getaran
5) Alat yang dikalibrasi dalam keadaan berfungsi baik / tidak rusak
Hasil Kalibrasi antara lain:

1) Nilai Objek Ukur


2) Nilai Koreksi/Penyimpangan
3) Nilai Ketidakpastian Pengukuran(Besarnya kesalahan yang mungkin
terjadi dalam pengukuran, dievaluasi setelah ada hasil pekerjaan yang
diukur & analisis ketidakpastian yang benar dengan memperhitungkan
semua sumber ketidakpastian yang ada di dalam metode perbandingan
yang digunakan serta besarnya kesalahan yang mungkin terjadi dalam
pengukuran)
4) Sifat metrologi lain seperti faktor kalibrasi, kurva kalibrasi.

Kesalahan pada saat kalibrasi meliputi:

1) Waktu tanggap(respone time)


2) Keterbatasan rancangan(Design Limitation)
3) Pertambahan atau kehilangan energy karena interaksi
4) Transmisi
5) Kerusakan sistem pengukuran
6) Pengaruh ruangan terhadap alat
7) Kesalahan penafsiran oleh pengamat.

Jenis Jenis Kalibrasi

1) Kalibrasi teknis yaitu, kalibrasi peralatan ukur yang tidak berhubungan


dengan dunia perdagangan dan dilakukan oleh laboratorium kalibrasi
terakreditasi KAN ( diakui secara nasional ).
2) Kalibrasi Legal yaitu, kalibrasi peralatan ukur untuk keperluan
perdagangan dan dilakukan oleh direktorat Metrologi Deperindag.
Contoh kalibrasi Alat:

TERMOMETER AIR RAKSA

Fungsi Termometer Air Raksa

Termometer adalah alat untuk mengukur suhu. Thermometer analog bisa juga
disebut sebagai thermometer manual, karena cara pembacaannya

masih manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer


karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume
akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga
beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan
pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca.

Jenis khusus termometer air raksa, disebut termometer maksimun, bekerja


dengan adanya katup pada leher tabung dekat bohlam. Saat suhu naik, air
raksa didorong ke atas melalui katup oleh gaya pemuaian. Saat suhu turun air
raksa tertahan pada katup dan tidak dapat kembali ke bohlam membuat air
raksa tetap di dalam tabung. Pembaca kemudian dapat membaca temperatur
maksimun selama waktu yang telah ditentukan. Untuk mengembalikan
fungsinya, termometer harus diayunkan dengan keras. Termometer ini mirip
desain termometer medis.

Air raksa akan membeku pada suhu -38.83 °C (-37.89 °F) dan hanya dapat
digunakan pada suhu diatasnya. Air raksa, tidak seperti air,tidak mengembang
saat membeku sehingga tidak memecahkan tabung kaca, membuatnya sulit
diamati ketika membeku. Jika termometer mengandung nitrogen,gas mungkin
mengalir turun ke dalam kolom dan terjebak disana ketika temperatur naik. Jika
ini terjadi termometer tidak dapat digunakan hingga kembali ke kondisi awal.
Untuk menghindarinya, termometer air raksa sebaiknya dimasukkan ke dalam
tempat yang hangat saat temperatur di bawah -37 °C (-34.6 °F). Pada area di
mana suhu maksimum tidak diharapkan naik di atas – 38.83 ° C (-37.89 °F)
termometer yang memakai campuran air raksa dan thallium mungkin bisa
dipakai. Termometer ini mempunyai titik beku of -61.1 °C (-78 °F).

Pengukuran Termometer Air Raksa


Termometer air raksa umumnya menggunakan skala suhu Celsius dan
Fahrenhait. Celsius memakai dua titik penting pada skalanya: suhu saat es
mencair dan suhu penguapan air. Es mencair pada tanda kalibrasi yang sama
pada termometer yaitu pada uap air yang mendidih. Saat dikeluarkan
termometer dari uap air,ketinggian air raksa turun perlahan. Ini berhubungan
dengan kecepatan pendinginan (dan pemuaian kaca tabung). Jadi pegukuran
suhu celsius menggunakan suhu pencairan dan bukan suhu pembekuan.

Titik didih Celcius yaitu 0 °C (212 °F) dan titik beku pada 100 °C (32 °F). Tetapi
peneliti lain -Frenchman Jean Pierre Cristin– mengusulkan versi kebalikan skala
celsius dengan titik beku pada 0 °C (32 °F) dan titik didih pada 100 °C (212
°F). Dia menamakannya Centrigade.

Cara kerja Termometer Air Raksa


Alat ini terdiri dari pipa kapiler yang menggunakan material kaca dengan
kandungan air raksa di ujung bawah. Untuk tujuan pengukuran, pipa ini dibuat
sedemikian rupa sehingga hampa udara. Jika temperatur meningkat, Merkuri
akan mengembang naik ke arah atas pipa dan memberikan petunjuk tentang
suhu di sekitar alat ukur sesuai dengan skala yang telah ditentukan. Adapun
cara kerja secara umum adalah sbb ;

1) Sebelum terjadi perubahan suhu, volume air raksa berada pada kondisi
awal.
2) Perubahan suhu lingkungan di sekitar termometer direspon air raksa dengan
perubahan volume.
3) Volume merkuri akan mengembang jika suhu meningkat dan akan
menyusut jika suhu menurun.
4) Skala pada termometer akan menunjukkan nilai suhu sesuai keadaan
lingkungan.

Kalibrasi termometer air raksa


Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai
dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan
suatu standar yang terhubung dengan standarnasional maupun internasional
dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.

Proses kalibrasi thermometer antara lain :

1) Letakkan silinder termometer di air yang sedang mencair dan tandai poin
termometer disaat seluruh air tersebut berwujud cair seluruhnya. Poin ini
adalah poin titik beku air.
2) Dengan cara yang sama, tandai poin termometer disaat seluruh air tersebut
mendidih seluruhnya saat dipanaskan.
3) Bagi panjang dari dua poin diatas menjadi seratus bagian yang sama.

Daftar Pustaka

Achmad,kukuh.S.2000.Validasi Metode Uji.Pusat Standarisasi dan Akreditasi


Laboratorium BSN: Jakarta.

Anonim.2004.Metode Pengujian,Metode Kalibrasi dan Validasi Berdasarkan SNI


19-17025-2000. Info Mutu (November 2004)

Hendayana,Sumar.1994.Kimia Analitik Instrumen. Semarang:IKIP Semarang


Press.

Anda mungkin juga menyukai