Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN

PRAKTIKUM MESIN KONVERSI ENERGI


TURBIN UAP

DOSEN PENANGGUNG JAWAB :


Ir. Suryanto, M. Sc., Ph. D
Disusun oleh:
Nama : Lisa Irayanti S (34219008)
Kelompok : 2/B

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK KONVERSI ENERGI


JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2021/2022
PERCOBAAN TURBIN UAP

1.1 TUJUAN PERCOBAAN


Setelah melaksanakan praktikum mahasiswa diharapkan dapat:
 Memahami prinsip kerja turbin uap
 Mampu mengoperasikan turbin uap
 Mampu menganalisis performa turbin uap

1.2 TEORI DASAR

1.2.1 Siklus Rankine

Sekitar 70-75% pasokan listrik dunia dihasilkan dari PLTU. PLTU


beroperasi dengan siklus Rankine, pada siklus ini kalor dari luar digunakan
untuk mengubah fasa fluida kerja berupa air menjadi uap yang kemudian uap ini
menuju turbin dan mengalami proses ekspansi. Proses perubahan fasa air dari
cair menjadi uap terjadi di dalam boiler. Umumnya bahan bakar yang digunakan
oleh PLTU adalah batu bara. Sedangkan bahan bakar yang digunakan di Lab.
Energi PNUP adalah bahan bakar minyak dengan jenis Light Diesel Oil (LDO).

Siklus Rankine diambil dari nama belakang William Rankine (1820- 1872)
dan menjadi dasar untuk PLTU. Pada PLTU modern saat ini, yang digunakan
adalah variasi siklus Rankine yang lebih efisien, Seperti: Siklus Rankine reheat,
regenerative and reheat dan lain sebagainya.

Dalam siklus Rankine ada empat komponen dasar, yaitu: boiler, turbin,
kondenser dan pompa. Gambar 1.2 memperlihatkan skema siklus Rankine. Air
fasa cair jenuh mengalami proses kompresi secara adiabatic oleh pompa (1-2),
pada boiler air bertekanan tinggi mengalami proses penguapan dan melalui
superheater (2-3), selanjutnya uap superheated mengalami proses ekspansi pada
turbin (3-4), uap mengalami proses kondensasi pada condenser (4-1).
Selanjutnya, proses berulang lagi dari proeses 1-4 dan seterusnya.
Adapun untuk skema, diagram T-S dan diagram P-V dapat dilihat pada
Gambar 1.2 dan 1.3.
Gambar 1.2. Skema siklus Ranking

Gambar 1.3. Siklus Rankine: diagram P-V dan T-S.


Keseimbangan thermal pada komponen-kompen siklus Rankine adalah
sebagai berikut:
Heat addition (boiler): qH = h3 − h2 [kJ/kg]
Total Heat Addition (boiler) : Qh = mass flowrate steam x
(h3-h2) [kJ/s] atau [kW]
Heat rejection (condenser):qL = h4 −h1 [kJ/kg]
.h1 diperoleh dari tabel uap basah (saturated steam) pada
tekanan condensor (p4). Dimana h1 = hf.
.h4 = (hf+x.hfg)
Compression work(kerja pompa):wp =h 2 −h1 [kJ/kg]
.h2 diperoleh dari tabel air pada tekanan P2
Dapat menggunakan persamaan,Wp = vf (P2-P1)
Expansion work(kerja turbin ideal): wt = h3 − h4 [kJ/kg]
Kerja turbin aktual : Wta = mass flowrate uap x (h3-h4) x
Effisiensi Turbin
Cycle net work (kerja bersih siklus sistem) : wnet = wt − wp atau
wnet = qH – qL

Efisiensi thermal siklus Rankine dapat dituliskan sebagai berikut :

wcycle (kerja turbin- (h3 – h4)-(h2-h1)


𝜂R = kerja pompa) =
q11 = h3 − h2
Panas masuk di
boiler

1.2.2 Turbin Uap

Pada PLTU menggunakan sebuah turbin, energi pada uap yang dihasilkan
oleh boiler dikonversi menjadi energi kinetic, kemudian energi mekanik dalam
bentuk putaran dan akhirnya dikonversi menjadi energi listrik. Setelah uap
meninggalkan turbin, selanjutnya masuk ke condenser yang mengubah uap
kembali menjadi air dan masuk ke pompa air untuk boiler.
Di turbin, uap masuk kedalam turbin melalui nozzle ke barisan sudu- sudu
turbin, dimana fixed blade terpasang pada casing turbin dengan rotating blade
terhubung pada poros mesin seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.4. Dengan
cara ini energi uap mengalami proses konversi menjadi energi kinetic dan
selanjutnya mengalami proses konversi menjadi energi mekanik saat uap
menerpa sudu-sudu yang berputar.Lebih lanjut, saat uap meninggalkan rotating
blade, maka uap akan menerpa fixed blade yang kemudian mengarahkan uap
menuju rotating blade yang lainnya. Proses masuknya uap seperti yang
dijelaskan tadi menyebabkan uap mengalami proses ekspansi, sehingga energi
uap akan ditransfer ke setiap rotating blade dari turbin uap.

Uap yang masuk ke dalam turbin mulanya akan menerpa sudu-sudu turbin
dengan diameter yang lebih kecil setelahnya. Turbin dapat terdiri dari single
stage atau multi-stages, dan di PLTU yang menggunakan reheater yang keluar
dari turbin uap bertekanan tinggi atau menengah (HP atau IP) dikembalikan ke
boiler untuk ditingkatkan temperature dan tekanannya.

Gambar 1.4. Turbin blade.


Rumus Daya turbin dapat dituliskan sebagai berikut:
Wt = ɳt × wt [kJ/s] atau [kW]
Dimana rumus untuk kerja turbin yaitu:
wt = m˙ s (h3 −h4) [kJ/s] atau [kW]

Adapun rumus untuk menghitung daya generator yaitu:

Wg = ɳg × Wt [kJ/s] atau [kW]

Gambar 1.5. Skema Sistem PLTU Lab. Energi PNUP


1.3 TABEL DATA PENGAMATAN

Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Percobaan Turbin Uap

P1 P2 T3 m˙s ηt ηg
No.
(bar) (bar) (◦ C) (kg/s) (%) (%)

1 8,2 0,75 220 0,025

2 8,7 0,75 230 0,03 60 83

3 9 0,75 245 0,032

4 9,3 0,75 260 0,035

5 9,5 0,75 275 0,038

6 10 0,75 290 0,4

Keterangan :
1.
1.4 ANALISIS DATA

Berdasarkan data pertama pada tabel hasil pengamatan didapatkan data


sebagai berikut:
P1 = 8,2 bar
P2 = 0,75 bar
T3 = 220 C
S = 0,025 kg/s

 Pada tabel A-4 pada tekanan 8,2 bar dan suhu 220 derajat
celsius maka dapat diketahui :

H 3 = 2884.0 kj/kg

S3 = 6.8984 kj/kg K

 Pada tabel uap A-2 pada

tekanan 0,75 bar dapat

diketahui

Sf = 1.213 kj/kg.K

Sg= 7,4557 kj/kg.K

Hf= 384.37 kj/kg

Hfg= 2278,03 kj/kg


Dari data-data diatas dapat diketahui :

 Menghitung fraksi kekeringan uap

s4 = s + x . sf

s − sf
x=
sg

6,8984 – 1.213
x=
7,4557

x = 0,76
 Menghitung Entalphy pada keluaran Turbin (h4)
Berdasarkan Gambar 1.7, maka didapatkan beberapa parameter
yaitu :
h4 = hf + x. hfg

h4 = 384,37 kJ/kg+ 0,76 . 2278,73

h4 = 2123.04 kJ/kg

 Menghitung kerja turbin uap (wt)sebagai berikut: (ideal)

wt = m s . (ℎ3 − ℎ4)

wt = 0,025 kg/s .(2884.0 kJ/kg− 2123.04 kJ/kg)

wt = 19.024 kJ/s

 Menghitung daya yang dihasilkan oleh turbin uap (Pt) sebagai


berikut: (aktuall)
Pt = wt. ɳt
Pt = 19.024 kJ/s × 0,6

Pt = 11.41 kW
 Menghitung daya yang dihasilkan oleh generator (Wg) sebagai
berikut:
Wg = Wt. ɳg
Wg = 19.024 kW × 0.83

Wg = 15.78 kW
1.5. TABEL HASIL ANALISIS DATA

Tabel 2. Hasil analisis data

No. Pt (ideal) Pt (aktual ) Pg


(kW)
(kW) (kW)
1 22,98 14,25 12,11

2 24,80 15,43 13,11

3 27,04 16,76 14,25

4 29,02 18,12 15,40

5 31,42 19,48 16,56

6 33,53 20,79 17,62


1.6. GRAFIK

25

20
Daya Generator (kW)

15

10

0
10 10.5 11 11.5 12 12.5 13 13.5 14 14.5 15
Daya Turbin (kW)

Gambar 1.6 Grafik hubungan Input Sistem dan Output Sistem


Berdasarkan Grafik hubungan antara daya turbin dan daya generator terjadi
hubungan berbandingan lurus yang berarti daya generator meningkat seiring
bertambahnya daya turbin. Nilai daya turbin terendah yaitu 11,2 kW pada daya
generator 15,5 kW. Sedangkan untuk daya turbin tertinggi yaitu 14,5 kW pada
daya generator 20,91 kW.

1.7 KESIMPULAN
1. Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi
potensial uap jadi energi kinetik dan selanjutnya diubah jadi energi
mekanis dalam bentuk putaran poros turbin
2. Prinsip kerja turbin uap,terletak pada perubahan energi panas yang
terkandung didalam uap air (keseluruhan sampai enegi panas dalam uap
air disisi exhaust turbin) yang dikonversikan menjadi energi mekanik
yang ditransmisikan ke rotor turbin.
3. Nilai pada daya turbin terendah yaitu 11,2 kW pada daya generator 15,5
kW dan nilai daya turbin tertinggi yaitu 14,5 kW pada daya generator
20,91 kW.

Anda mungkin juga menyukai