Siklus Rankine diambil dari nama belakang William Rankine (1820- 1872)
dan menjadi dasar untuk PLTU. Pada PLTU modern saat ini, yang digunakan
adalah variasi siklus Rankine yang lebih efisien, Seperti: Siklus Rankine reheat,
regenerative and reheat dan lain sebagainya.
Dalam siklus Rankine ada empat komponen dasar, yaitu: boiler, turbin,
kondenser dan pompa. Gambar 1.2 memperlihatkan skema siklus Rankine. Air
fasa cair jenuh mengalami proses kompresi secara adiabatic oleh pompa (1-2),
pada boiler air bertekanan tinggi mengalami proses penguapan dan melalui
superheater (2-3), selanjutnya uap superheated mengalami proses ekspansi pada
turbin (3-4), uap mengalami proses kondensasi pada condenser (4-1).
Selanjutnya, proses berulang lagi dari proeses 1-4 dan seterusnya.
Adapun untuk skema, diagram T-S dan diagram P-V dapat dilihat pada
Gambar 1.2 dan 1.3.
Gambar 1.2. Skema siklus Ranking
Pada PLTU menggunakan sebuah turbin, energi pada uap yang dihasilkan
oleh boiler dikonversi menjadi energi kinetic, kemudian energi mekanik dalam
bentuk putaran dan akhirnya dikonversi menjadi energi listrik. Setelah uap
meninggalkan turbin, selanjutnya masuk ke condenser yang mengubah uap
kembali menjadi air dan masuk ke pompa air untuk boiler.
Di turbin, uap masuk kedalam turbin melalui nozzle ke barisan sudu- sudu
turbin, dimana fixed blade terpasang pada casing turbin dengan rotating blade
terhubung pada poros mesin seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.4. Dengan
cara ini energi uap mengalami proses konversi menjadi energi kinetic dan
selanjutnya mengalami proses konversi menjadi energi mekanik saat uap
menerpa sudu-sudu yang berputar.Lebih lanjut, saat uap meninggalkan rotating
blade, maka uap akan menerpa fixed blade yang kemudian mengarahkan uap
menuju rotating blade yang lainnya. Proses masuknya uap seperti yang
dijelaskan tadi menyebabkan uap mengalami proses ekspansi, sehingga energi
uap akan ditransfer ke setiap rotating blade dari turbin uap.
Uap yang masuk ke dalam turbin mulanya akan menerpa sudu-sudu turbin
dengan diameter yang lebih kecil setelahnya. Turbin dapat terdiri dari single
stage atau multi-stages, dan di PLTU yang menggunakan reheater yang keluar
dari turbin uap bertekanan tinggi atau menengah (HP atau IP) dikembalikan ke
boiler untuk ditingkatkan temperature dan tekanannya.
P1 P2 T3 m˙s ηt ηg
No.
(bar) (bar) (◦ C) (kg/s) (%) (%)
Keterangan :
1.
1.4 ANALISIS DATA
Pada tabel A-4 pada tekanan 8,2 bar dan suhu 220 derajat
celsius maka dapat diketahui :
H 3 = 2884.0 kj/kg
S3 = 6.8984 kj/kg K
diketahui
Sf = 1.213 kj/kg.K
s4 = s + x . sf
s − sf
x=
sg
6,8984 – 1.213
x=
7,4557
x = 0,76
Menghitung Entalphy pada keluaran Turbin (h4)
Berdasarkan Gambar 1.7, maka didapatkan beberapa parameter
yaitu :
h4 = hf + x. hfg
h4 = 2123.04 kJ/kg
wt = m s . (ℎ3 − ℎ4)
wt = 19.024 kJ/s
Pt = 11.41 kW
Menghitung daya yang dihasilkan oleh generator (Wg) sebagai
berikut:
Wg = Wt. ɳg
Wg = 19.024 kW × 0.83
Wg = 15.78 kW
1.5. TABEL HASIL ANALISIS DATA
25
20
Daya Generator (kW)
15
10
0
10 10.5 11 11.5 12 12.5 13 13.5 14 14.5 15
Daya Turbin (kW)
1.7 KESIMPULAN
1. Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi
potensial uap jadi energi kinetik dan selanjutnya diubah jadi energi
mekanis dalam bentuk putaran poros turbin
2. Prinsip kerja turbin uap,terletak pada perubahan energi panas yang
terkandung didalam uap air (keseluruhan sampai enegi panas dalam uap
air disisi exhaust turbin) yang dikonversikan menjadi energi mekanik
yang ditransmisikan ke rotor turbin.
3. Nilai pada daya turbin terendah yaitu 11,2 kW pada daya generator 15,5
kW dan nilai daya turbin tertinggi yaitu 14,5 kW pada daya generator
20,91 kW.