Turbin Uap merupakan komponen utama yang berfungsi untuk mengkonversi tenaga
uap menjadi tenaga listrik. Di dalam turbin uap terdapat bagian yang berputar (rotor)
dan bagian yang diam (stator). Bagian yang berputar inilah yang berfungsi untuk
mengonversi tenaga uap. Perputaran dari rotor akan berfungsi sama seperti generator
yang merubah energi kinetik menjadi energy listrik. Sedangkan bagian yang diam
berfungsi untuk mengarahkan arah aliran fluida yang melintasi turbin. Pada rotor fluida
relatif memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada stator. Turbin uap dapat terdiri dari
single phase yaitu hanya terdiri dari satu rotor dan satu stator atau terdiri dari multi
phase yaitu terdiri dari beberapa rotor dan beberapa stator.
Kondensor
Kondensor merupakan komponen yang berfungsi untuk mengubah uap maupun
campuran hasil keluaran turbin menjadi cair atau cair jenuh. Pada kondensor terdapat
dua fluida yang mengalir di dalamnya. Yang pertama, fluida panas yaitu uap maupun
campuran yang berasal dari turbin dan fluida lain sebagai fluida dingin yang biasanya
berasal dari cooling tower. Panas dari fluida panas akan dilepas menuju fluida dingin
sehingga memungkinkan terjadinya perubahan fasa dari uap atau campuran menjadi
cair maupun cair jenuh. Tekanan pada kondensor tidak dapat kurang dari tekanan pada
kondisi jenuh fluida.
Gambar 4- Kondensor
Turbin Uap
Gambar 3
T1 = 500°C
h1 = 3375,1 kJ/kg
Selanjutnya mari kita cari berapa nilai entalpi uap outlet turbin.
Kita akan menggunakan tabel uap air saturasi, yang pada
tautan ini berjudul Saturation Properties – Pressure Table (1 kPa
– 1 MPa). Selanjutnya tarik garis lurus dari kolom tekanan 0,02
MPa (=20 kPa) ke arah kanan sehingga kita dapatkan nilai
entalpi fluida (hf) sebesar 251,4 kJ/kg, serta nilai entalpi
campuran fluida-gas (hfg) sebesar 2357,5 kJ/kg.
Untuk memudahkan Anda memahami apakah itu h f, hfg, dan hg,
maka mari kita telaah perlahan-lahan. hf, hfg, dan hg ditandai
pada diagram tekanan-entalpi (gambar 2) dengan sebuah garis
lengkung berbentuk kubah. Garis lengkungan sebelah kiri
menjadi batas antara fase air dengan fase campuran air-uap air.
Sedangkan untuk garis lengkungan kanan menjadi batas antara
campuran air -uap air dengan uap kering. Nilai entalpi campuran
air-uap air (hfg) adalah nilai entalpi uap air dihitung dari titik
entalpi air (hf). Maka jika dijabarkan ke dalam sebuah rumus
sederhana akan berbentuk seperti berikut:
hg = hf + hfg
(Eq. 03)
(Eq. 04)
h2 = 2373,15 kJ/kg
Hukum Pertama Termodinamika berbunyi perubahan energi
dalam sebuah sistem tertutup, sama dengan jumlah energi
panas masuk ke dalam sistem, dikurangi dengan kerja yang
diberikan sistem ke lingkungan sekitarnya. Pengertian ini
tergambar ke dalam sebuah persamaan dasar berikut:
q – w = Δh + ΔEk + ΔEp
(Eq. 05)
dimana:
Δh = Perubahan entalpi
– w = h2 – h 1
w = h1 – h 2
Kondensor
Uap air jenuh keluar dari turbin (titik 2) akan langsung menuju
kondensor untuk dikondensasikan sehingga uap air berubah
fase seluruhnya menjadi air. Tekanan uap air masuk ke
kondensor diasumsikan sama dengan air keluaran kondensor.
Temperatur outlet kondensor diminta agar bisa sebesar 40°C.
Untuk kebutuhan desain material kondensor, maka nantinya
diharapkan hanya ada perubahan temperatur air pendingin
Gambar 4
q – w = Δ h + Δ Ek + Δ Ep
qkondensor = h3 – h2
Qkondensor = ṁ . qkondensor
(Eq. 07)
Qkondensor = –17,645 MW
Jika kita mengabaikan semua kerugian perpindahan panas pada
kondensor maka:
h = u + Pv
Setelah dideferensiasi akan menjadi:
dh = du + Pdv + vdP
Nilai dv pada fluida inkompresibel sama dengan nol, dan untuk
nilai du adalah sama dengan CwaterdT. Maka:
dh = CwaterdT + vdP
Δh = CwaterΔT + vΔP
(Eq. 08)
(Eq. 09)
Qwater = ṁ . Cwater . ΔT
Dengan Cwater adalah kapasitas kalor spesifik air yang jika kita
cari pada tabel A-3 bernilai 4,18 kJ/kg.K. Maka debit air
pendingin yang dibutuhkan oleh kondensor adalah sebanyak:
ṁ=
ṁ = 422,13 kg/s