Anda di halaman 1dari 8

Turbin Uap

Turbin Uap merupakan komponen utama yang berfungsi untuk mengkonversi tenaga
uap menjadi tenaga listrik. Di dalam turbin uap terdapat bagian yang berputar (rotor)
dan bagian yang diam (stator). Bagian yang berputar inilah yang berfungsi untuk
mengonversi tenaga uap. Perputaran dari rotor akan berfungsi sama seperti generator
yang merubah energi kinetik menjadi energy listrik. Sedangkan bagian yang diam
berfungsi untuk mengarahkan arah aliran fluida yang melintasi turbin. Pada rotor fluida
relatif memiliki tekanan yang lebih tinggi dari pada stator. Turbin uap dapat terdiri dari
single phase yaitu hanya terdiri dari satu rotor dan satu stator atau terdiri dari multi
phase yaitu terdiri dari beberapa rotor dan beberapa stator.

Gambar 3- Turbin Uap

Kondensor
Kondensor merupakan komponen yang berfungsi untuk mengubah uap maupun
campuran hasil keluaran turbin menjadi cair atau cair jenuh. Pada kondensor terdapat
dua fluida yang mengalir di dalamnya. Yang pertama, fluida panas yaitu uap maupun
campuran yang berasal dari turbin dan fluida lain sebagai fluida dingin yang biasanya
berasal dari cooling tower. Panas dari fluida panas akan dilepas menuju fluida dingin
sehingga memungkinkan terjadinya perubahan fasa dari uap atau campuran menjadi
cair maupun cair jenuh. Tekanan pada kondensor tidak dapat kurang dari tekanan pada
kondisi jenuh fluida.
Gambar 4- Kondensor

Turbin Uap

Mari kita sedikit berandai-andai di sini! Saya ingin mengajak


Anda bertindak seolah-olah sebagai seorang desainer PLTU!

Gambar 3

Pada contoh kasus di atas misalnya, kita ingin membuat sebuah


turbin uap yang mampu mengonversikan energi panas dari uap
air dengan spesifikasi tekanan 10 MPa, temperatur 500°C, serta
debit sebesar 8 kg/s. Uap yang keluar dari turbin akan memiliki
tekanan 20 kPa dengan kualitas uap X=0,9. Mari kita
asumsikan selama uap air melewati sudu-sudu turbin, tidak
akan terjadi kerugian panas yang keluar maupun masuk sistem
(adiabatik), serta fluida tidak mengalami perubahan energi
kinetik maupun potensial.
Kita akan menggunakan tabel properti uap air yang ada pada
tautan berikut ini. Anda bisa pula menggunakan tabel standard
di buku-buku lain yang kesemuanya bisa saya pastikan sama
persis.
Pertama mari kita cari berapa nilai kalor (entalpi) dari uap air
inlet turbin. Dari halaman yang ada di tautan ini, silahkan Anda
memilih tautan selanjutnya yang berjudul Superheated Vapor
Properties – (9 MPa – 40 MPa). Selanjutnya tarik garis lurus dari
kolom temperatur di sisi paling kiri tabel, hingga bertemu
dengan entalpi pada tekanan 10 MPa. Dengan cara ini akan kita
dapatkan nilai entalpi (h1) uap inlet turbin sebesar 3375,1 kj/kg.
Pengertian sederhananya adalah, uap air kering
bertemperatur 500°C dengan tekanan 10 MPa, memilki
kandungan energi panas senilai 3375,1 kilo Joule di tiap satu
kilogramnya. Energi panas inilah yang ingin dikonversikan
menjadi sebesar-besarnya energi kinetik poros turbin.
P1 = 10 MPa

T1 = 500°C

h1 = 3375,1 kJ/kg

Selanjutnya mari kita cari berapa nilai entalpi uap outlet turbin.
Kita akan menggunakan tabel uap air saturasi, yang pada
tautan ini berjudul Saturation Properties – Pressure Table (1 kPa
– 1 MPa). Selanjutnya tarik garis lurus dari kolom tekanan 0,02
MPa (=20 kPa) ke arah kanan sehingga kita dapatkan nilai
entalpi fluida (hf) sebesar 251,4 kJ/kg, serta nilai entalpi
campuran fluida-gas (hfg) sebesar 2357,5 kJ/kg.
Untuk memudahkan Anda memahami apakah itu h f, hfg, dan hg,
maka mari kita telaah perlahan-lahan. hf, hfg, dan hg ditandai
pada diagram tekanan-entalpi (gambar 2) dengan sebuah garis
lengkung berbentuk kubah. Garis lengkungan sebelah kiri
menjadi batas antara fase air dengan fase campuran air-uap air.
Sedangkan untuk garis lengkungan kanan menjadi batas antara
campuran air -uap air dengan uap kering. Nilai entalpi campuran
air-uap air (hfg) adalah nilai entalpi uap air dihitung dari titik
entalpi air (hf). Maka jika dijabarkan ke dalam sebuah rumus
sederhana akan berbentuk seperti berikut:
hg = hf + hfg

(Eq. 03)

Sekarang pada contoh kasus yang sudah kita tentukan


sebelumnya, diketahui bahwa uap air saturasi memiliki
nilai X=0,9. Maksudnya adalah terdapat 90% uap air pada 100%
campuran air-uap air (uap air basah). Maka dari itu untuk
mendapatkan nilai entalpi uap air outlet turbin (titik 2 pada
diagram gambar 2) memerlukan rumusan khusus sebagai
berikut:
h = hf + (X.hfg)

(Eq. 04)

Melalui persamaan di atas maka kita dapat menentukan nilai


entalpi uap keluar dari turbin:
h2 = 251,4 kJ/kg + (0,9 . 2357,5 kJ/kg)

h2 = 2373,15 kJ/kg
Hukum Pertama Termodinamika berbunyi perubahan energi
dalam sebuah sistem tertutup, sama dengan jumlah energi
panas masuk ke dalam sistem, dikurangi dengan kerja yang
diberikan sistem ke lingkungan sekitarnya. Pengertian ini
tergambar ke dalam sebuah persamaan dasar berikut:
q – w = Δh + ΔEk + ΔEp

(Eq. 05)

dimana:

q = Energi panas yang masuk ke dalam sistem

w = Kerja spesifik keluar sistem

Δh = Perubahan entalpi

ΔEk = Perubahan energi kinetik

ΔEp = Perubahan energi potensial

Dengan menggunakan persamaan (Eq. 05), maka kita dapat


menghitung berapa besar daya yang dihasilkan oleh turbin uap.
Oleh karena sistem turbin uap kita asumsikan tidak terjadi
perubahan energi panas, energi kinetik, serta energi potensial
fluida, maka untuk komponen Q, ΔE k, serta ΔEp dapat
dihilangkan.
q – w = Δh + ΔEk + ΔEp

– w = h2 – h 1

w = h1 – h 2

w = 3375,1 kJ/kg – 2373,15 kJ/kg

wturbin = 1001,95 kJ/kg

Selanjutnya kita dapat menghitung daya turbin dengan


mengalikan daya spesifik dengan debit uap air masuk turbin.
Wturbin = ṁ . wturbin
(Eq. 06)

Wturbin = 8 kg/s . 1001,95 kJ/kg

Wturbin = 8015,6 kW = 8,02 MW

Kondensor

Uap air jenuh keluar dari turbin (titik 2) akan langsung menuju
kondensor untuk dikondensasikan sehingga uap air berubah
fase seluruhnya menjadi air. Tekanan uap air masuk ke
kondensor diasumsikan sama dengan air keluaran kondensor.
Temperatur outlet kondensor diminta agar bisa sebesar 40°C.
Untuk kebutuhan desain material kondensor, maka nantinya
diharapkan hanya ada perubahan temperatur air pendingin

sebesar 10°C saja. Dengan data-data tersebut, kita diminta

menghitung kebutuhan debit air pendingin.

Gambar 4

Sebelum bisa menghitung kapasitas kondensor, maka kita harus


tahu nilai dari entalpi di titik 3 (h3). Karena pada titik 3 fluida
berwujud air, maka kita menggunakan tabel A-4 Saturated
water – Temperature table (pada link berikut). Kita tinggal
mencari nilai entalpi (hf) air pada temperatur 40°C, sehingga
kita dapatkan nilai h3 yakni 167.53 kJ/kg. Dengan diketahuinya
nilai entalpi ini maka kita sudah bisa menghitung jumlah energi
yang dibuang oleh kondensor menggunakan persamaan (Eq. 05).

q – w = Δ h + Δ Ek + Δ Ep

qkondensor = h3 – h2

qkondensor = 167,53 kJ/kg – 2373,15 kJ/kg = – 2205,62


kJ/kg

Nilai negatif (-) pada hasil perhitungan di atas berarti fluida


membuang panas keluar sistem. Selanjutnya kita dapat
menghitung kinerja kondensor menggunakan rumus yang serupa
dengan (Eq. 06).

Qkondensor = ṁ . qkondensor

(Eq. 07)

Qkondensor = 8 kg/s . (-2205,62 kJ/kg)

Qkondensor = –17,645 MW
Jika kita mengabaikan semua kerugian perpindahan panas pada
kondensor maka:

Qkondensor = -Qwater = -17,645 MW


Untuk menghitung debit air pendingin pada kondensor,
sekaligus nanti untuk menghitung daya pompa, maka kita harus
hitung nilai perubahan entalpi dengan asumsi fluida bersifat
inkompresibel (tidak-mampu-mampat) dengan menggunakan
rumus dasar:

h = u + Pv
Setelah dideferensiasi akan menjadi:

dh = du + Pdv + vdP
Nilai dv pada fluida inkompresibel sama dengan nol, dan untuk
nilai du adalah sama dengan CwaterdT. Maka:

dh = CwaterdT + vdP

Setelah diintegralkan maka:

Δh = CwaterΔT + vΔP

(Eq. 08)

Selanjutnya kita gunakan rumusan di atas untuk disubstitusikan


ke persamaan (Eq. 05), sehingga kita dapatkan:

q – w = Cwater . ΔT + vΔP + ΔEk + ΔEp

(Eq. 09)

Dengan mengingat tidak ada kerja fluida yang terjadi pada


kondensor, tidak ada perubahan energi potensial dan kinetik
pada fluida, juga tidak ada perubahan tekanan fluida, maka:

q – w = Cwater . ΔT + vΔP + ΔEk + ΔEp


Serta:

Qwater = ṁ . Cwater . ΔT
Dengan Cwater adalah kapasitas kalor spesifik air yang jika kita
cari pada tabel A-3 bernilai 4,18 kJ/kg.K. Maka debit air
pendingin yang dibutuhkan oleh kondensor adalah sebanyak:

ṁ=

ṁ = 422,13 kg/s

Anda mungkin juga menyukai