100MW of base load power to Ecoawareville, Montana. The Ecoaware river is really
not much more than a stream, and during times of dry weather, its flow can decline to
as low as 50,000 lbs/sec. However, it's the only source of cooling available for your
power plant, so a site on the river has been selected and approved by the town council.
council.
Your job is to construct a vapor power cycle. The best turbine available has a shaft
power of 100 MW, a maximum inlet temperature of 1000°F and maximum inlet
pressure of 1200psi.
The Ecoaware is fed by mountain runoff, so it never rises above 59°F, which
makes it an ideal habitat for the rare back-flipping trout. A downstream temperature
rise of more than 4.0°F (i.e. a temperature over 630 F) will endanger this trout, and the
citizens of Ecoaware will be swift to demand your head on a platter. Past experience
has also shown that algae blooms occur if the discharged cooling water is greater than
t han
75°F. (Assume atmospheric pressure for the river). The water at the turbine outlet must
be at least 90% vapor to avoid turbine damage.
damage.
Set up a simple vapor cycle that uses a heat-exchanger as its condenser. Model
the river using a source and a sink and use a splitter and direct a flow of cooling water
through the heat-exchanger. Report on the highest
highest thermal and Carnot efficiency you
can achieve given the above constraints and on the relationship between the turbine
outlet pressure and its waste heat discharge.
Pembahasan
Pembahasan Teori
Hukum Termodinamika II
1/22
Aplikasi dari kedua pernyataan ini yaitu:
Alat Panas
Aplikasi dari hukum kedua termodinamika adalah mesin panas yang
menghasilkan daya dari energi panas dalam suatu siklus proses. Dasar dari seluruh
mesin panas adalah penyerapan panas ke dalam sistem pada suhu tinggi dan
pengeluaran panas ke lingkungan pada suhu yang lebih
le bih rendah. Pada suatu operasi,
mesin panas menyerap panas dari suhu yang lebih tinggi (Q H), dan melepas panas
menjadi suhu yang lebih rendah (Q C), kemudian kembali ke titik awalnya.
Persamaannya yaitu:
Siklus Carnot
Karena efisiensi termal 100% tidak mungkin tercapai, efisie nsi termal dari suatu
mesin panas tergantung dari derajat reversibilitasnya. Suatu mesin panas yang dapat
bekerja secara
se cara reversibel sepenuhnya disebut mesin Carnot. 4 langkah siklus Carnot
secara berurutan adalah sebagai berikut:
1. Sistem pada suhu T C melalui suatu proses adiabatik reversibel yang
menyebabkan suhu naik menjadi T H
2. Sistem dengan suhu T H melalui proses isotermal reversibel, dimana panas Q H
diserap dari suhu panas
3. Sistem melalui proses adiabatik reversibel
r eversibel dengan arah kebalikan dari langkah
1, yang mengembalikan suhunya menjadi T C
4. Sistem dengan suhu T C melalui proses isotermal reversibel dengan arah
kebalikan dari langkah 2 yang mengembalikannya pada keadaan awal, dimana
sistem melepas panas (QC)
2/22
Apabila yang digunakan sebagai fluida yang bekerja pada mesin Carnot adalah gas
ideal, diagram PV ditunjukkan oleh Gambar 4.2:
Karena bagian kiri dari persamaan diatas adalah sama, maka persamaannya
dapat digabung menjadi:
3/22
Sehingga persamaan pada langkah b –
b – c
c dan d –
d – a
a dapat ditulis menjadi:
Peneracaan entropi pada suatu sistem dapat ditulis untuk proses dimana suatu
fluida masuk, keluar atau melewati suatu kontrol volume dengan beberapa perbedaan,
yaitu: entropi tidaklah kekal, dimana total perubahan entropi dari suatu proses harus
bernilai positif, dengan nilai pembatas 0 untuk proses yang reversibel. Peneracaan
tersebut ditulis sebagai berikut:
{Perubahan net entropi aliran} + {Laju akumulasi entropi pada kontrol volume} +
{Laju akumulasi entropi pada lingkungan} = {Total entropi}
Bentuk persamaannya yaitu:
Dimana:
SG = entropi yang dihasilkan
Apabila kita menghubungkan laju perpindahan panas Q j dengan suhu sekeliling
Ta,j, laju perubahan entropi sekeliling yang terjadi akibat perpindahan ini dapat ditulis
sebagai -Q j / Ta,j, dimana tanda negatif digunakan untuk mengartikan nilai Q terhadap
sistem dan T terhadap sekeliling, nilai ketiga pada persamaan diatas kemudian dapat
dituliskan menjadi:
4/22
Untuk aliran steady-state
aliran steady-state dimana
dimana laju akumulasi massa dan entropi pada kontrol
volume adalah konstan (d(mS) cv / dt = 0), maka persamaan dapat ditulis menjadi:
Apabila pada sistem tersebut hanya terdapat satu aliran masuk dan satu aliran
keluar, dimana laju alir massa, m adalah sama untuk kedua aliran, maka persamaan
menjadi:
Pada suatu proses, nilai kerja maksimum dapat diperoleh apabila proses yang
terlibat terjadi reversibel secara penuh, dimana perubahan entalpi dari proses tersebut
adalah 0, sehingga persamaan 5.22 (Neraca entropi steady-state
entropi steady-state)) dituliskan menjadi:
Shaft work , Ws (rev), merupakan kerja dari suatu proses yang sepenuhnya
reversibel, dan merupakan besaran kerja ideal (Wideal) dari suatu proses, persamaan
dapat ditulis menjadi:
Pada kebanyakan proses kimia, besaran energi kinetik dan potensial dapat
diabaikan, sehingga persamaan menjadi:
Untuk kasus satu aliran yang mengalir melewati suatu kontrol volume,
persamaannya menjadi:
5/22
Pembagian dengan nilai laju alir massa, m, akan menjadikan persamaan diatas
menjadi bentuk basis massa, persamaannya menjadi:
Proses yang reversibel secara penuh hanya ada sebagai suatu hipotesis yang
digunakan sebagai perbandingan dengan kerja actual pada proses karena kerja ideal
dan kerja actual memberikan perubahan keadaan yang hampir sama.
Apabila kerja ideal, Wideal bernilai positif, nilai tersebut merupakan kerja
minimal yang diperlukan untuk memberikan perubahan keadaan pada aliran dan
bernilai lebih kecil dari kerja actual, Ws, dalam hal ini, efisiensi termodinamika, η t,
dituliskan sebagai rasio kerja ideal terhadap kerja aktual:
Apabila kerja ideal, |Wideal|, bernilai negatif, nilai tersebut merupakan kerja
maksimal yang dapat diperoleh dari suatu perubahan keadaan aliran yang mengalir dan
bernilai lebih besar dari kerja actual, |Ws|, dalam hal ini, efisiensi termodinamika, ηt,
dituliskan sebagai rasio kerja aktual terhadap kerja ideal:
Fungsi dari suatu turbin adalah untuk mengekspansi suatu aliran gas pada suatu
nozzle untuk
nozzle untuk menghasilkan aliran berkecepatan tinggi untuk mengubah energi dalam
menjadi energi kinetic, dimana energi kinetic akan dikonversikan menjadi shaft work
ketika aliran memutari bilah yang terdapat pada shaft
pada shaft yang
yang dapat berputar.
6/22
Gambar 2.2 Skema Turbin (Ekspander)
Apabila umpan yang digunakan untuk menyediakan gaya gerak adalah steam,
steam,
alat ini disebut Turbin, apabila umpan yang digunakan adalah gas bertekanan tinggi
seperti ammonia, pada suatu plant
suatu plant kimia,
kimia, alat ini disebut Ekspander.
Pada alat ini:
- Nilai energi potensial dapat diabaikan.
- Pada turbin yang baik, perpindahan panas dapat diabaikan
- Pipa inlet dan outlet didesain untuk menyetarakan kecepatan aliran fluida.
Sehingga persamaan 2.31 dan 2.32:
Apabila fluida pada turbin melalui suatu proses eks pansi yang reversibel dan
adiabatis, maka proses tersebut bersifat isentropis, dan S2 = S1, sehingga persamaan
Ws dapat ditulis menjadi:
7/22
lebih rendah karena proses ekspansi aktual bersifat ireversibel, sehingga persamaan
efisiensi pada turbin dapat dituliskan:
Dimana Ws merupakan shaft
merupakan shaft work actual,
actual, sehingga persamaan dapat dituliskan
menjadi:
8/22
umum untuk suatu fluida homogen dapat memberikan penyelesaian alternatif.
Persamaan-persamaan tersebut yaitu:
Asumsi umum untuk cairan pada kondisi dibawah titik kritis ialah nilai V tidak
terikat dengan P. Integrasi persamaan diatas akan memberikan:
Persamaan bentuk lain dari cairan pada Bab 6 juga dapat digunakan pada pompa, yaitu:
9/22
Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( Ste
Steam Pow
Power Plant
Plant
)
10/22
- 2 - 3 = proses ekspansi adiabatis reversibel dari saturated vapor menjadi
campuran saturated
campuran saturated vapor dan liquid pada
pada TC.
- 3 - 4 = proses kondensasi parsial dimana panas dibuang pada T C.
- 4 -1 = proses kompresi isentropis yang menghasilkan saturated
menghasilkan saturated liquid .
Siklus Rankine
11/22
Penyelesaian
Penyelesaian Kasus
Setelah penjelasan diatas, diketahui bahwa penyelesaian kasus ini menggunakan
siklus Rankine. Sebelum masuk ke dalam perhitungan, perlu digambarkan skema
untuk kasus ini. Skema tersebut adalah sebagai berikut:
2 3
Turbin
Aliran Aliran
Heat
Boiler Sungai Sungai
Exchanger
Masuk Keluar
1 4
Pompa
Setelah menggambar skema, dilakukan peninjauan alat satu per satu. Pada
penyelesaian ini, dilakukan peninjauan terhadap turbin terlebih dahulu.
Turbin
2 3
Pada kasus ini, disebutkan bahwa kondisi turbin terbaik memiliki shaft power
100 MW, suhu inlet maksimum sebesar 1000°F, dan tekanan inlet m aksimum sebesar
1200 psi. Pada penyelesaian ini, kita menggunakan inlet maksimum sebagai kondisi
steam masukan, sehingga:
T2,steam = 1000 °F = 537,778 °C
P2,steam = 1200 psi = 82,737 bar
12/22
Dari data diatas, maka dapat dicari besarnya entropi pada suhu dan tekanan
tersebut. Dari kalkulator steam pada www.steamtablesonline.com, didapat bahwa
entropi pada kondisi tersebut adalah 6,825 kJ / kg.K.
Pada pembahasan siklus Rankine diatas, diketahui bahwa pada turbin terjadi
ekspansi adiabatis (isentropis) yang reversibel, sehingga nilai S 2 = S3 = 6,825 kJ / kg.K.
Namun, keluaran turbin (alur 3) berupa wet steam,
steam, dimana kualitas keluaran
steam minimum
steam minimum adalah 0,9. Kondisi wet steam 90%
steam 90% yang memiliki nilai entropi 6,825
kJ / kg.K adalah pada T = 90°C dan P = 0,756 MPa yang ditunjukkan pada tabel
saturated steam yang bersumber www.thermopedia.com:
13/22
H3,wet = xg .Hg + (1-xg )Hl
H3,wet =0,9.2662,9+1-0,9385,35
100.000 = m(1054,108)
100.000
m=
1054,108
kg
m = 94,867
s
Heat Exchanger (Kondensor)
3
Aliran Aliran
Sungai Sungai
Masuk Keluar
4
14/22
Pada heat exchanger , proses kondensasi dilakukan dengan cara mengalirkan air
pendingin (air sungai) di sepanjang aliran heat exchanger tanpa
tanpa adanya kontak dengan
umpan (wet
(wet steam).
steam). Pada penyelesaian ini, aliran umpan dianggap fluida panas dan
aliran sungai dianggap fluida dingin.
Karena tahap kondensasi siklus Rankine terjadi secara isotermal dan isobaris,
terjadi perubahan fasa dari wet steam (alur
steam (alur 3) manjadi saturated
manjadi saturated liquid (alur
(alur 4) tanpa
adanya perubahan suhu dan tekanan, sehingga:
Th,3 = Th,4 = 90°C = 154°F
Ph,3 = Ph,4 = 0,756 MPa
Tc,in = 59°F
H3,wet = 2435,145 kJ/kg
H4,liquid = 385,35 kJ/kg
Dari data diatas, maka besarnya panas yang terbuang (Q c) dapat dihitung, yaitu:
Qcondensor = ∆H
Qcondensor = msteam∆H
Qcondensor = 94,867-2049,795
Qair = -Qcondensor =194,458 MW
Sehingga,
15/22
Persamaan umum fluida homogen untuk perubahan entalpi, yaitu:
dH= C p dT
Maka,
C p air pada suhu 59°F = 1 Btu/lb.F = 1,055 kJ/lb.F, dan kenaikan suhu air tidak
boleh melampaui 4°F, sehingga laju alir sungai minimum yang diperlukan:
194.457,902
mair sungai minimum =
4,22
Karena laju air sungai minimum yang dibutuhkan < laju air sungai minimum,
maka desain ini dapat diterima.
Pompa
1 4
16/22
Didapatkan bahwa nilai v l dan Hl pada kondisi tersebut adalah masing-masing
(1,037x10-3) m3/kg dan 385,35 kJ/kg.
Karena proses yang berjalan pada boiler bersifat
boiler bersifat isobaris, maka tekanan keluaran
boiler (tekanan masukan turbin) = tekanan masukan boiler (tekanan keluaran pompa),
sehingga:
P2 = P1 = 1200 psi = 8,274 MPa
Dengan data-data diatas, maka nilai kerja aktual (Ws) dapat dicari dengan
menggunakan persamaan:
Wisentropis = (∆H)s = V(P2 -P1 )
-3
Wisentropis = (1,037×10 )(8,274-0,756)
-3 MPa.m3 kPa.m3
Wisentropis = 7,796×10 = 7,796
kg kg
kPa.m3 kJ
Wisentropis = 7,796 = 7,796
kg kg
Kenaikan temperatur pada pompa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
7.25, yaitu:
∆H = C p. ∆T + V(1-βT)∆P
- 5 bar 50°C dan 10 bar 50°C untuk mendapatkan nilai β pada kondisi 7,56 bar
50°C.
17/22
- 5 bar 100°C dan 10 bar 100°C
10 0°C untuk mendapatkan nilai β pada kondisi 7,56
bar 100°C.
- 7,56 bar 50°C dan 7,56 bar 100 °C untuk mendapatkan nilai β pada kondisi
7,56 bar 90°C.
Dengan adanya data-data diatas, maka perhitungan kenaikan suhu pada pompa
dapat dilakukan:
∆H = C p. ∆T + V(1-βT)∆P
-3
7,796 = 4,21.∆T + (1,037×10 (1-(0,6951 x 10 -3)363 )(8274 - 756)
7,796-5,829
∆T =
4,21
∆T = 0,47 K
T2
∆S = C p. ln - βV∆P
T1
363,47 -3
∆S = 4,21ln - (0,6951×10 -3)(1,037×10 )(8274 - 756)
363
-3 -3
∆S = (5,448×10 ) - (5,418×10 )
18/22
-5 kJ
∆S = 3×10
kg.K
Boiler
Q boiler = ∆H
Q boiler = ( −
Q boiler = (34
3489,
89,25
2533 − 39
393,1
3,146
46
Q boiler = 3096,107 kJ/kg
Efisiensi Termal
Maka, kerja net (Ws) dari siklus Rankine yang merupakan jumlah kerja turbin
dan pompa dapat dihitung:
Ws (Rankine) = Ws (Turbin) +Ws (Pompa)
Ws (Rankine) = -1046,312 + 7,796
Ws (Rankine) = -1046,312 kJ/kg
19/22
Kerja net (Ws) dari siklus Rankine juga merupakan selisih panas yang masuk
pada boiler dan panas yang keluar dari kondensor:
Ws (Rankine) = - Q(Boiler) -Q(Kondensor)
Ws (Rankine) = -3096,107 - (-2049,795)
Ws (Rankine) = -1046,312 kJ/kg
Efisiensi termal yang didapat yaitu:
|Ws Rankine|
η=
QBoiler
1046,312
η=
3096,107
η = 0,3379=33,79%
Efisiensi Siklus Carnot
Dengan suhu Th = 1000 °F = 810,928 K dan suhu Tc = 194 °F = 363,15 K.
Efisiensi siklus Carnot yang
yang didapat yaitu:
Tc
η = 1-
Th
363,15
η = 1-
810,928
η = 0,5522=55,22%
Hubungan Tekanan Keluaran Turbin Terhadap Panas yang Terbuang
Kondisi I
Pada suhu 1000 °F dan tekanan 1200 psi, didapat data:
S2 = 6,825 kJ/kg.K
H2 = 3489,253 kJ/kg
Dengan kondisi isentropis (S2 = S3 = 6,825 kJ/kg.K) didapat data:
T3 = 90°C = 194°F
P3 =0,756 MPa = 109,649 psi
H3,wet = 2435,145 kJ/kg
Masukan pada heat exchanger (H
(H3,wet) keluar menjadi saturated
menjadi saturated liquid (H
(H4,liquid),
dimana H4,l = Hl(90°C,0,756MPa) = 385,35 kJ/kg
Sehingga panas yang terbuang ,
Qcondensor = ∆H
20/22
Qcondensor = 384,35 - 2435,145
kJ
Qcondensor = -2049,795
kg
Kondisi II
Apabila kondisi masukan turbin diubah menjadi suhu 1000°F dan tekanan 1000
psi, maka data masukan turbin menjadi:
T2 = 1000°F = 537,778°C
P2 = 1000 psi = 68,948 bar
Pada keadaan tersebut, nilai entalpi dan entropi yaitu:
H2,superheated = 3503,354 kJ/kg
S2 = 6,923 kJ/kg
Proses berjalan pada keadaan isentropis (S 2 = S3,wet), sehingga dari tabel
saturated steam,
steam, nilai yang terdekat dengan nilai S 3,wet = 6,923 kJ/kg adalah nilai
entropi pada suhu 80°C dan tekanan 0,534 MPa.
H3,wet =0,9.2648,1+1-0,9347,52
21/22
Qcondensor = 347,52 - 2418,042
kJ
Qcondensor = -2070,522
kg
Dari kedua nilai panas yang terbuang tersebut, dapat disimpulkan bahwa
semakin besar tekanan dari keluaran turbin (P 3), semakin kecil panas yang terbuang
pada kondensor (Qc).
22/22