Anda di halaman 1dari 22

You have been charged with the construction of a new power plant to supply

100MW of base load power to Ecoawareville, Montana. The Ecoaware river is really
not much more than a stream, and during times of dry weather, its flow can decline to
as low as 50,000 lbs/sec. However, it's the only source of cooling available for your
 power plant, so a site on the river has been selected and approved by the town council.
council.
Your job is to construct a vapor power cycle. The best turbine available has a shaft
 power of 100 MW, a maximum inlet temperature of 1000°F and maximum inlet
 pressure of 1200psi.

The Ecoaware is fed by mountain runoff, so it never rises above 59°F, which
makes it an ideal habitat for the rare back-flipping trout. A downstream temperature
rise of more than 4.0°F (i.e. a temperature over 630 F) will endanger this trout, and the
citizens of Ecoaware will be swift to demand your head on a platter. Past experience
has also shown that algae blooms occur if the discharged cooling water is greater than
t han
75°F. (Assume atmospheric pressure for the river). The water at the turbine outlet must
 be at least 90% vapor to avoid turbine damage.
damage.

Set up a simple vapor cycle that uses a heat-exchanger as its condenser. Model
the river using a source and a sink and use a splitter and direct a flow of cooling water
through the heat-exchanger. Report on the highest
highest thermal and Carnot efficiency you
can achieve given the above constraints and on the relationship between the turbine
outlet pressure and its waste heat discharge.

Pembahasan
Pembahasan Teori

Sebelum memulai penyelesaian dari kasus tersebut, diperlukan pemahaman tentang


Hukum Termodinamika II, siklus Carnot  dan
 dan siklus Rankine
siklus Rankine::

Hukum Termodinamika II

Hukum termodinamika II berbunyi:

- Pernyataan 1: Tidak ada alat yang dapat bekerja sehingga satu-satunya


 pengaruh terhadap lingkungan dan sistemnya adalah untuk mengonversi
mengonversi panas
yang diserap sistem seluruhnya menjadi kerja oleh sistem
- Pernyataan 2: Tidak ada proses yang hanya terdiri dari perpindahan panas dari
suatu tingkat suhu ke suhu yang lebih tinggi.

1/22
Aplikasi dari kedua pernyataan ini yaitu:
Alat Panas
Aplikasi dari hukum kedua termodinamika adalah mesin panas yang
menghasilkan daya dari energi panas dalam suatu siklus proses. Dasar dari seluruh
mesin panas adalah penyerapan panas ke dalam sistem pada suhu tinggi dan
 pengeluaran panas ke lingkungan pada suhu yang lebih
le bih rendah. Pada suatu operasi,
mesin panas menyerap panas dari suhu yang lebih tinggi (Q H), dan melepas panas
menjadi suhu yang lebih rendah (Q C), kemudian kembali ke titik awalnya.
Persamaannya yaitu:

Efisiensi termal dari suatu mesin didefinisikan sebagai:

Sehingga kedua persamaan diatas menjadi:

Siklus Carnot
Karena efisiensi termal 100% tidak mungkin tercapai, efisie nsi termal dari suatu
mesin panas tergantung dari derajat reversibilitasnya. Suatu mesin panas yang dapat
 bekerja secara
se cara reversibel sepenuhnya disebut mesin Carnot. 4 langkah siklus Carnot
secara berurutan adalah sebagai berikut:
1. Sistem pada suhu T C  melalui suatu proses adiabatik reversibel yang
menyebabkan suhu naik menjadi T H
2. Sistem dengan suhu T H melalui proses isotermal reversibel, dimana panas Q H
diserap dari suhu panas
3. Sistem melalui proses adiabatik reversibel
r eversibel dengan arah kebalikan dari langkah
1, yang mengembalikan suhunya menjadi T C
4. Sistem dengan suhu T C  melalui proses isotermal reversibel dengan arah
kebalikan dari langkah 2 yang mengembalikannya pada keadaan awal, dimana
sistem melepas panas (QC)

2/22
Apabila yang digunakan sebagai fluida yang bekerja pada mesin Carnot adalah gas
ideal, diagram PV ditunjukkan oleh Gambar 4.2:

Gambar 2.1 Diagram PV Siklus Carnot untuk Gas Ideal


Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- a –  b
 b Kompresi adiabatik hingga suhu naik dari T C menjadi TH
-  b – 
 b –  c
 c Ekspansi isotermal hingga titik c dengan penyerapan panas Q H
- c –  d
 d Ekspansi adiabatis hingga suhu menurun menjadi T C
- d –  a
 a Kompresi isotermal menjadi titik awal dengan pelepasan panas Q C

Untuk langkah b – 


b  –  c
 c dan d – 
d –  a
 a (isotermal), persamaannya adalah:

Sehingga apabila digabungkan, persamaannya menjadi:

Untuk persamaan adiabatis:

Sehingga untuk langkah a – 


a  –  b,
 b, dan c – 
c –  d,
 d, integrasi akan memberikan nilai:

Karena bagian kiri dari persamaan diatas adalah sama, maka persamaannya
dapat digabung menjadi:

3/22
Sehingga persamaan pada langkah b – 
b  –  c
 c dan d – 
d –  a
 a dapat ditulis menjadi:

Sehingga persamaan untuk efisiensi mesin Carnot  dapat


 dapat ditulis menjadi:

Neraca Entropi Sistem Terbuka

Peneracaan entropi pada suatu sistem dapat ditulis untuk proses dimana suatu
fluida masuk, keluar atau melewati suatu kontrol volume dengan beberapa perbedaan,
yaitu: entropi tidaklah kekal, dimana total perubahan entropi dari suatu proses harus
 bernilai positif, dengan nilai pembatas 0 untuk proses yang reversibel. Peneracaan
tersebut ditulis sebagai berikut:
{Perubahan net entropi aliran} + {Laju akumulasi entropi pada kontrol volume} +
{Laju akumulasi entropi pada lingkungan} = {Total entropi}
Bentuk persamaannya yaitu:

Dimana:
SG = entropi yang dihasilkan
Apabila kita menghubungkan laju perpindahan panas Q j dengan suhu sekeliling
Ta,j, laju perubahan entropi sekeliling yang terjadi akibat perpindahan ini dapat ditulis
sebagai -Q j / Ta,j, dimana tanda negatif digunakan untuk mengartikan nilai Q terhadap
sistem dan T terhadap sekeliling, nilai ketiga pada persamaan diatas kemudian dapat
dituliskan menjadi:

Persamaan total kemudian menjadi:

4/22
Untuk aliran steady-state
aliran steady-state dimana
 dimana laju akumulasi massa dan entropi pada kontrol
volume adalah konstan (d(mS) cv / dt = 0), maka persamaan dapat ditulis menjadi:

Apabila pada sistem tersebut hanya terdapat satu aliran masuk dan satu aliran
keluar, dimana laju alir massa, m adalah sama untuk kedua aliran, maka persamaan
menjadi:

Perhitungan Kerja Ideal

Pada suatu proses, nilai kerja maksimum dapat diperoleh apabila proses yang
terlibat terjadi reversibel secara penuh, dimana perubahan entalpi dari proses tersebut
adalah 0, sehingga persamaan 5.22 (Neraca entropi steady-state
entropi  steady-state)) dituliskan menjadi:

Apabila nilai Q dimasukkan pada persamaan neraca energi, persamaannya


menjadi:

Shaft work , Ws  (rev), merupakan kerja dari suatu proses yang sepenuhnya
reversibel, dan merupakan besaran kerja ideal (Wideal) dari suatu proses, persamaan
dapat ditulis menjadi:

Pada kebanyakan proses kimia, besaran energi kinetik dan potensial dapat
diabaikan, sehingga persamaan menjadi:

Untuk kasus satu aliran yang mengalir melewati suatu kontrol volume,
 persamaannya menjadi:

5/22
Pembagian dengan nilai laju alir massa, m, akan menjadikan persamaan diatas
menjadi bentuk basis massa, persamaannya menjadi:

Proses yang reversibel secara penuh hanya ada sebagai suatu hipotesis yang
digunakan sebagai perbandingan dengan kerja actual pada proses karena kerja ideal
dan kerja actual memberikan perubahan keadaan yang hampir sama.
Apabila kerja ideal, Wideal  bernilai positif, nilai tersebut merupakan kerja
minimal yang diperlukan untuk memberikan perubahan keadaan pada aliran dan
 bernilai lebih kecil dari kerja actual, Ws, dalam hal ini, efisiensi termodinamika, η t,
dituliskan sebagai rasio kerja ideal terhadap kerja aktual:

Apabila kerja ideal, |Wideal|, bernilai negatif, nilai tersebut merupakan kerja
maksimal yang dapat diperoleh dari suatu perubahan keadaan aliran yang mengalir dan
 bernilai lebih besar dari kerja actual, |Ws|, dalam hal ini, efisiensi termodinamika, ηt,
dituliskan sebagai rasio kerja aktual terhadap kerja ideal:

Aplikasi Termodinamika pada Aliran Proses


Pada pembahasan ini, hanya akan dijelaskan bagian yang berhubungan dengan
 penyelesaian kasus, antara lain: Turbin dan Pompa
Turbin (Ekspander)

Fungsi dari suatu turbin adalah untuk mengekspansi suatu aliran gas pada suatu
nozzle untuk
nozzle untuk menghasilkan aliran berkecepatan tinggi untuk mengubah energi dalam
menjadi energi kinetic, dimana energi kinetic akan dikonversikan menjadi  shaft work 
ketika aliran memutari bilah yang terdapat pada shaft 
pada  shaft  yang
 yang dapat berputar.

6/22
Gambar 2.2 Skema Turbin (Ekspander)

Apabila umpan yang digunakan untuk menyediakan gaya gerak adalah  steam,
 steam,
alat ini disebut Turbin, apabila umpan yang digunakan adalah gas bertekanan tinggi
seperti ammonia, pada suatu plant 
suatu plant  kimia,
 kimia, alat ini disebut Ekspander.
Pada alat ini:
-  Nilai energi potensial dapat diabaikan.
- Pada turbin yang baik, perpindahan panas dapat diabaikan
- Pipa inlet dan outlet didesain untuk menyetarakan kecepatan aliran fluida.
Sehingga persamaan 2.31 dan 2.32:

Dapat dituliskan menjadi:

Apabila fluida pada turbin melalui suatu proses eks pansi yang reversibel dan
adiabatis, maka proses tersebut bersifat isentropis, dan S2 = S1, sehingga persamaan
Ws dapat ditulis menjadi:

Nilai |Ws (isentropis)| merupakan nilai maksimal  yang dapat diperoleh dari


 proses adiabatis pada turbin, dimana kerja aktual (Ws) pada suatu turbin bernilai

7/22
lebih rendah karena proses ekspansi aktual bersifat ireversibel, sehingga persamaan
efisiensi pada turbin dapat dituliskan:

Dimana Ws merupakan shaft
 merupakan  shaft work  actual,
 actual, sehingga persamaan dapat dituliskan
menjadi:

Diagram HS yang menunjukkan perbandingan antara proses ekspansi actual


dengan proses reversibel dari kondisi masukan dan tekanan keluar yang sama pada
suatu turbin ditunjukkan pada gambar 2.3:

Gambar 2.3 Proses ekspansi adiabatis pada suatu turbin / ekspander


Pada diagram diatas, jalur 1  –  2’ merupakan jalur reversibel (adiabatis),
sedangkan jalur 1 – 
1  –  2
  2 merupakan jalur ireversibel. Semakin ireversibel suatu proses,
maka jalur 1  –  2 akan semakin bergerak ke arah kiri dan efisiensi proses (η) akan
semakin menurun.
Pompa
Pompa merupakan alat transportasi cairan yang umum digunakan. Persamaan
 pada turbin dapat digunakan pada pompa, namun perhitungan nilai W s = ΔH
memerlukan nilai entalpi dari  subcooled  liquid   yang jarang ditemukan. Persamaan

8/22
umum untuk suatu fluida homogen dapat memberikan penyelesaian alternatif.
Persamaan-persamaan tersebut yaitu:

Pada keadaan isentropis (S konstan), persamaan 6.8 dapat ditulis menjadi:

Apabila persamaan tersebut digabungkan dengan persamaan 7.15 akan menjadi:

Asumsi umum untuk cairan pada kondisi dibawah titik kritis ialah nilai V tidak
terikat dengan P. Integrasi persamaan diatas akan memberikan:

Persamaan bentuk lain dari cairan pada Bab 6 juga dapat digunakan pada pompa, yaitu:

Dimana β merupakan ekspansivitas volum cairan. Karena perubahan suhu pada


 pompa sangatlah kecil dan sifat cairan tidak sensitive terhadap tekanan, persamaan
diatas biasanya diintegrasikan dengan anggapan C P, V dan β konstan, sehingga
 persamaan menjadi:

9/22
Pembangkit Listrik Tenaga Uap ( Ste
 Steam Pow
Power Plant 
Plant 
)

Gambar 2.4 Skema Pembangkit Listrik Tenaga Uap Sederhana

Skema diatas menunjukkan proses aliran steady-state


aliran  steady-state sederhana,
 sederhana, dimana steam
dimana  steam
yang dihasilkan di boiler  diekspansi
 diekspansi secara adiabatis dalam turbin untuk menghasilkan
kerja, keluaran dari turbin melewati suatu kondensor , kemudian dipompakan kembali
menuju boiler . Keluaran daya net pada proses ini sama dengan perbedaan antara laju
masukan panas pada boiler  (|Q
 (|QH|), dan laju buangan panas pada kondensor (|Q C|).

Proses diatas membentuk siklus Carnot  yang


 yang ditunjukkan oleh gambar 2.5

Gambar 2.5 Siklus Carnot dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap

Penjelasan dari alur diagram diatas adalah sebagai berikut:

- 1 - 2 = proses vaporisasi pada boiler, dimana  saturated liquid  menyerap


  menyerap panas
TH untuk menghasilkan saturated
menghasilkan saturated vapor .

10/22
- 2 - 3 = proses ekspansi adiabatis reversibel dari  saturated vapor   menjadi
campuran saturated
campuran saturated vapor dan liquid  pada
 pada TC.
- 3 - 4 = proses kondensasi parsial dimana panas dibuang pada T C.
- 4 -1 = proses kompresi isentropis yang menghasilkan saturated
menghasilkan  saturated liquid .

Siklus Rankine

Karena kesulitan dalam operasi peralatan pada alur 2 – 


2  –  3
  3 dan 4 – 
4  –  1
 1 pada siklus
Carnot , diperlukan standar alternative model lain untuk pembangkit listrik yang
 bertenaga bahan bakar fosil. Siklus ini disebut Siklus Rankine. Skemanya
ditunjukkan pada gambar 2.6.

Gambar 2.6 Skema Siklus Rankine

Penjelasan alurnya adalah sebagai berikut:


- 1 –  2
 2 = Proses pemanasan isobaris pada boiler
- 2 –  3
 3 = Proses ekspansi adiabatis (isentropis) yang reversibel dari uap keluaran
turbin menuju tekanan kondensor. Proses ini menghasilkan keluaran
yang basah (wet 
( wet ).
).
- 3  –  4
  4 = Proses kondensasi secara isobaris dan isothermal untuk menghasilkan
 saturated liquid pada
liquid pada titik 4.
- 4 –  1
 1 = Pemompaan secara adiabatis (isentropis) yang reversibel dari saturated
dari  saturated
liquid  menuju
 menuju tekanan boiler  untuk
 untuk menghasilkan subcooled
menghasilkan subcooled liquid .
 Boiler   bertujuan untuk memindahkan panas dari umpan menuju siklus, dan
kondensor memindahkan panas dari siklus menuju lingkungan. Dengan mengabaikan
 perubahan energi kinetic dan potensial, persamaan neraca energi akan menjadi:

11/22
Penyelesaian
Penyelesaian Kasus
Setelah penjelasan diatas, diketahui bahwa penyelesaian kasus ini menggunakan
siklus Rankine. Sebelum masuk ke dalam perhitungan, perlu digambarkan skema
untuk kasus ini. Skema tersebut adalah sebagai berikut:

2 3

Turbin

Aliran Aliran
 Heat
 Boiler  Sungai Sungai
 Exchanger
Masuk Keluar

1 4

Pompa

Gambar 2.7 Skema Steam Power Plant Ecoawareville

Setelah menggambar skema, dilakukan peninjauan alat satu per satu. Pada
 penyelesaian ini, dilakukan peninjauan terhadap turbin terlebih dahulu.

Turbin

2 3

Pada kasus ini, disebutkan bahwa kondisi turbin terbaik memiliki  shaft power
100 MW, suhu inlet maksimum sebesar 1000°F, dan tekanan inlet m aksimum sebesar
1200 psi. Pada penyelesaian ini, kita menggunakan inlet maksimum sebagai kondisi
 steam masukan, sehingga:
T2,steam = 1000 °F = 537,778 °C
P2,steam = 1200 psi = 82,737 bar

12/22
Dari data diatas, maka dapat dicari besarnya entropi pada suhu dan tekanan
tersebut. Dari kalkulator  steam  pada www.steamtablesonline.com, didapat bahwa
entropi pada kondisi tersebut adalah 6,825 kJ / kg.K.

Pada pembahasan siklus Rankine diatas, diketahui bahwa pada turbin terjadi
ekspansi adiabatis (isentropis) yang reversibel, sehingga nilai S 2 = S3 = 6,825 kJ / kg.K.
 Namun, keluaran turbin (alur 3) berupa wet steam,
steam, dimana kualitas keluaran
 steam minimum
 steam minimum adalah 0,9. Kondisi wet steam 90%
steam 90% yang memiliki nilai entropi 6,825
kJ / kg.K adalah pada T = 90°C dan P = 0,756 MPa yang ditunjukkan pada tabel
 saturated steam yang bersumber www.thermopedia.com:

Pembuktian nilai entropi pada suhu T = 90°C dan P = 0,756 MPa:


S3,wet = xg .Sg + (1-xg )Sl

S3,wet = 0,9.7,453 + 1-0,91,216


S3,wet = 6,708+0,122
kJ kJ
S3,wet = 6,83  ≅ 6,825
kg.K  kg.K 
 Nilai entalpi (H) pada suhu T = 90°C = 194°F dan
da n P = 0,756 MPa dihitung dengan
 persamaan yang sama, yaitu:

13/22
H3,wet  = xg .Hg + (1-xg )Hl

H3,wet =0,9.2662,9+1-0,9385,35

H3,wet = 2396,61 + 38,535


kJ
H3,wet = 2435,145
kg
Umpan masukan turbin (alur 2) merupakan aliran  superheated steam yang
memiliki kondisi:
T2,steam = 1000 °F = 537,778 °C
P2,steam = 1200 psi = 82,737 bar
 Nilai entalpi  superheated steam  pada kondisi tersebut didapat dari kalkulator
 steam www.steamtablesonline.com,
 steam www.steamtablesonline.com, yaitu sebesar:
H2,superheated = 3489,253 kJ / kg
Dari data diatas, maka nilai daya aktual (W s) yang dikerjakan oleh turbin dapat
dihitung, yaitu:
Ws = ∆H
Ws = H3 -H2 
Ws = 3489,253-2435,145
kJ
Ws = -1054,108
kg
Karena turbin tersebut memiliki daya maksimum (W isentropis) 100 MW, maka
laju alir massa dari aliran steam
aliran steam dapat dihitung, yaitu:
Wisentropis  = m(∆H)

100.000 = m(1054,108)
100.000
m=
1054,108
kg
m = 94,867
s
Heat Exchanger (Kondensor)

3
Aliran Aliran
Sungai Sungai
Masuk Keluar
4

14/22
Pada heat exchanger , proses kondensasi dilakukan dengan cara mengalirkan air
 pendingin (air sungai) di sepanjang aliran heat exchanger  tanpa
 tanpa adanya kontak dengan
umpan (wet
(wet steam).
steam). Pada penyelesaian ini, aliran umpan dianggap fluida panas dan
aliran sungai dianggap fluida dingin.

Karena tahap kondensasi siklus Rankine terjadi secara isotermal dan isobaris,
terjadi perubahan fasa dari wet steam (alur
steam (alur 3) manjadi saturated
manjadi  saturated liquid  (alur
 (alur 4) tanpa
adanya perubahan suhu dan tekanan, sehingga:
Th,3 = Th,4 = 90°C = 154°F
Ph,3 = Ph,4 = 0,756 MPa
Tc,in = 59°F
H3,wet = 2435,145 kJ/kg
H4,liquid = 385,35 kJ/kg
Dari data diatas, maka besarnya panas yang terbuang (Q c) dapat dihitung, yaitu:

Qcondensor  = ∆H

Qcondensor  = H4 -H3 

Qcondensor  = 384,35 - 2435,145 


kJ
Qcondensor  = -2049,795
kg

Untuk menghitung besarnya peningkatan suhu air pendingin yang keluar,


diasumsikan bahwa seluruh energi panas yang terbuang dari kondensor diserap oleh
air pendingin (Q air = -Qkondensor ),
), sehingga:

Qcondensor  = msteam∆H

Qcondensor  = 94,867-2049,795

Qcondensor  = -194.457,902 kW= -194,458 MW

Qair = -Qcondensor  =194,458 MW

Sehingga,

Qair = mair sungai ∆H

15/22
Persamaan umum fluida homogen untuk perubahan entalpi, yaitu:

dH= C p dT+ 1-βTVdP

Karena proses pada heat exchanger   berjalan secara isobaris, maka dP = 0,


sehingga:

dH= C p dT

Maka,

Qair = mair sungai (C p dT)

C p air pada suhu 59°F = 1 Btu/lb.F = 1,055 kJ/lb.F, dan kenaikan suhu air tidak
 boleh melampaui 4°F, sehingga laju alir sungai minimum yang diperlukan:

194.457,902 = m air sungai 1,055 . 4 

194.457,902
mair sungai minimum  =
4,22

mair sungai minimum  = 46.080,072 lbs/s < 50.000 lbs/s

Karena laju air sungai minimum yang dibutuhkan < laju air sungai minimum,
maka desain ini dapat diterima.

Pompa

1 4

Pompa dalam siklus Rankine berfungsi untuk meningkatkan tekanan  saturated


liquid agar sama dengan tekanan boiler . Kondisi aliran masukan dari alat ini adalah
sebagai berikut:
T4 = 90°C = 194°F
P4 = 0,756 MPa
Dari data diatas, nilai vliquid dan Hliquid dapat dicari dengan menggunakan
 saturated steam table.
table.

16/22
Didapatkan bahwa nilai v l dan Hl pada kondisi tersebut adalah masing-masing
(1,037x10-3) m3/kg dan 385,35 kJ/kg.
Karena proses yang berjalan pada boiler bersifat
boiler bersifat isobaris, maka tekanan keluaran
 boiler (tekanan masukan turbin) = tekanan masukan boiler (tekanan keluaran pompa),
sehingga:
P2 = P1 = 1200 psi = 8,274 MPa
Dengan data-data diatas, maka nilai kerja aktual (Ws) dapat dicari dengan
menggunakan persamaan:
Wisentropis  = (∆H)s = V(P2 -P1 )
-3
Wisentropis = (1,037×10 )(8,274-0,756)

-3 MPa.m3 kPa.m3
Wisentropis = 7,796×10 = 7,796
kg kg
kPa.m3 kJ
Wisentropis  = 7,796 = 7,796
kg kg
Kenaikan temperatur pada pompa dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
7.25, yaitu:

∆H = C p. ∆T + V(1-βT)∆P

Dimana nilai ekspansi volumetrik (β) dari tekanan


t ekanan inlet pompa (P4 = 0,756 MPa = 7,56
 bar) didapat dari tabel www.thermopedia.com, yaitu
yaitu

Dimana dilakukan interpolasi pada:

- 5 bar 50°C dan 10 bar 50°C untuk mendapatkan nilai β pada kondisi 7,56 bar
50°C.

17/22
- 5 bar 100°C dan 10 bar 100°C
10 0°C untuk mendapatkan nilai β pada kondisi 7,56
 bar 100°C.
- 7,56 bar 50°C dan 7,56 bar 100 °C untuk mendapatkan nilai β pada kondisi
7,56 bar 90°C.

pada kondisi 7,56 bar 90°C yaitu (0,6951 x 10 -3) 1/K


 Nilai β pada

 Nilai C p air pada suhu 90°C adalah 4,21 kJ/kg.K

T4 = 90°C = 194°F = 363 K


P4 = 0,756 MPa = 756 kPa
P2 = P1 = 82,737 bar = 8,274 MPa
vl = 1,037 x 10 -3 m3 / kg

H4 = 385,35 kJ/kg

Ws = ΔHs = 7,796 kJ/kg

Dengan adanya data-data diatas, maka perhitungan kenaikan suhu pada pompa
dapat dilakukan:
∆H = C p. ∆T + V(1-βT)∆P

-3
7,796 = 4,21.∆T + (1,037×10 (1-(0,6951 x 10 -3)363 )(8274 - 756)

7,796 = 4,21.∆T + 5,829

7,796-5,829
∆T =
4,21

∆T = 0,47 K 

Perubahan entropi karena adanya perubahan suhu dihitung dengan


menggunakan persamaan:

T2
∆S = C p. ln  - βV∆P
T1

363,47 -3
∆S = 4,21ln  - (0,6951×10 -3)(1,037×10 )(8274 - 756)
363

-3 -3
∆S = (5,448×10 ) - (5,418×10 )

18/22
-5 kJ
∆S = 3×10
kg.K 

Boiler

Pada boiler, terjadi pemanasan compressed liquid menjadi superheated


menjadi superheated steam
secara isobaris (P1 = P2). Kondisi masukan dari boiler  adalah
 adalah sebagai berikut:
P1 = P2 = 1200 psi = 82,737 bar

T1 = T4 + ΔT pompa = 90,47°C

T2 = 1000 °F = 537,778°C

H1 = H4 + ΔH pompa = 385,35 + 7,796 = 393,146 kJ / kg

H2,superheated = 3489,253 kJ/kg

Sehingga panas masuk (Q h) pada boiler   dapat dicari dengan menggunakan


 persamaan:

Q boiler  = ∆H

Q boiler  = ( −  

Q boiler  = (34
3489,
89,25
2533 − 39
393,1
3,146
46
Q boiler  = 3096,107 kJ/kg

Efisiensi Termal
Maka, kerja net (Ws) dari siklus Rankine yang merupakan jumlah kerja turbin
dan pompa dapat dihitung:
Ws (Rankine) = Ws (Turbin) +Ws (Pompa)
Ws (Rankine) = -1046,312 + 7,796
Ws (Rankine) = -1046,312 kJ/kg

19/22
Kerja net (Ws) dari siklus Rankine juga merupakan selisih panas yang masuk
 pada boiler dan panas yang keluar dari kondensor:
Ws (Rankine) = - Q(Boiler) -Q(Kondensor)
Ws (Rankine) = -3096,107 - (-2049,795)
Ws (Rankine) = -1046,312 kJ/kg
Efisiensi termal yang didapat yaitu:
|Ws Rankine|
η=
QBoiler 
1046,312
η=
3096,107
η = 0,3379=33,79%
Efisiensi Siklus Carnot 
Dengan suhu Th = 1000 °F = 810,928 K dan suhu Tc = 194 °F = 363,15 K.
Efisiensi siklus Carnot  yang
 yang didapat yaitu:
Tc
η = 1-
Th
363,15
η = 1-
810,928
η = 0,5522=55,22%
Hubungan Tekanan Keluaran Turbin Terhadap Panas yang Terbuang
Kondisi I
Pada suhu 1000 °F dan tekanan 1200 psi, didapat data:
S2 = 6,825 kJ/kg.K
H2 = 3489,253 kJ/kg
Dengan kondisi isentropis (S2 = S3 = 6,825 kJ/kg.K) didapat data:
T3 = 90°C = 194°F
P3 =0,756 MPa = 109,649 psi
H3,wet = 2435,145 kJ/kg
Masukan pada heat exchanger  (H
 (H3,wet) keluar menjadi saturated
menjadi saturated liquid  (H
 (H4,liquid),
dimana H4,l = Hl(90°C,0,756MPa) = 385,35 kJ/kg
Sehingga panas yang terbuang ,
Qcondensor  = ∆H

Qcondensor  = H4 -H3 

20/22
Qcondensor  = 384,35 - 2435,145 
kJ
Qcondensor  = -2049,795
kg

Kondisi II
Apabila kondisi masukan turbin diubah menjadi suhu 1000°F dan tekanan 1000
 psi, maka data masukan turbin menjadi:
T2 = 1000°F = 537,778°C
P2 = 1000 psi = 68,948 bar
Pada keadaan tersebut, nilai entalpi dan entropi yaitu:
H2,superheated = 3503,354 kJ/kg
S2 = 6,923 kJ/kg
Proses berjalan pada keadaan isentropis (S 2 = S3,wet), sehingga dari tabel
 saturated steam,
steam, nilai yang terdekat dengan nilai S 3,wet  = 6,923 kJ/kg adalah nilai
entropi pada suhu 80°C dan tekanan 0,534 MPa.

Sehingga nilai entalpi untuk wet steam dengan steam


dengan steam quality 90% pada
90% pada suhu
80°C dan tekanan 0,534 MPa yaitu:
H3,wet  = xg .Hg + (1-xg )Hl

H3,wet =0,9.2648,1+1-0,9347,52

H3,wet = 2383,29 + 34,752


kJ
H3,wet = 2418,042
kg
Dari data tersebut, nilai entalpi untuk saturated
untuk saturated liquid pada
liquid pada suhu 80°C dan
tekanan 0,534 MPa yang berperan sebagai nilai entalpi keluaran kondensor (H 4)
yaitu 347,52 kJ/kg.
Dengan data-data tersebut, maka dapat dihitung panas yang terbuang untuk
kondisi II, yaitu:
Qcondensor  = ∆H

Qcondensor  = H4 -H3 

21/22
Qcondensor  = 347,52 - 2418,042 
kJ
Qcondensor  = -2070,522
kg

Dari kedua nilai panas yang terbuang tersebut, dapat disimpulkan bahwa
semakin besar tekanan dari keluaran turbin (P 3), semakin kecil panas yang terbuang
 pada kondensor (Qc).

22/22

Anda mungkin juga menyukai