Anda di halaman 1dari 12

SIKLUS RANKINE DENGAN SUPERHEATER/REHEATER

Penjelasan singkat siklus Rankine ini sebagai berikut:


Menjawab soal-soal maka kita harus memahami terlebih dahulu pengertian dari Siklus
Rankine. Siklus Rankine adalah siklus teoritis atau siklus ideal untuk pembangkitan tenaga
uap. Di sini harga-harga yang ditanyakan ditentukan berdasarkan besarnya entalpi spesifik
(energi panas) di masing-masing titik dalam proses.
Ekspansi uap dalam turbin adalah ekspansi adiabati isentropik reversibel (adiabatis ialah
tidak ada panas masuk dan keluar selama proses ekspansi; isentropik ialah besar harga
entropi masuk dan keluar turbin konstan/sama ; dan reversibel ialah proses dapat balik atau
jika dikompressi maka kembali ke keadaan semula/awal. Kondisi aktual di lapangan maka
kondisi-kondisi teoritis/ideal ini tidak pernah terjadi karena faktor-faktor alam atau eksternal
seperti friction, aliran tidak merata, dll)
Untuk menentukan harga-harga masing-masing entalpi spesifik, gunakan tabel uap dan bisa
dari diagram T – s. Pada dasarnya untuk lebih presisi menggunakan tabel uap dan pada
diagram T –s, maka yg harga-harga diperoleh adalah estimasi atau kurang presisi.
Contoh:
Sebuah Siklus Rankine dengan Superheater dan Reheater yang menghasilkan uap dari boiler
pada tekanan 10 bar(abs) yang dipanaskan lanjut (menjadi uap superheat) pada temperatur
300 OC dan uap ini digunakan pada turbin (tingkat I) yang berekspansi hingga tekanan keluar
turbin pada tekanan 4 bar(abs), selanjutnya uap dipanaskan ulang (re-heating) pada reheater
dengan temperatur yg sama dengan superheat. Kemudian, uap ini digunakan lagi memutar
turbin (tingkat II) dan berekspansi hingga tekanan keluaran 0,2 bar(abs) atau vakum.
Gambarkanlah diagram T – s siklus teoritis dan tentukanlah:
a. Panas penguapan atau evaporasi per kg uap
b. Kerja termal turbin per kg uap
c. Panas yang dilepaskan di kondenser per kg uap
d. Kerja pompa teoritis
e. Efisiensi termal siklus.
Dan untuk menjawab soal-soal lakukan format sebagai berikut:
Jawab:
Dik. Siklus Rankine dengan superheater / reheater
Tekanan dan temperatur masuk turbin I, p = 10 bar dan T = 300 OC, keluar p = 4 bar
Tekanan dan temperatur masuk turbin II, p = 4 bar dan T = 300 OC, keluar p = 0,2 bar
Dit Gambarkan diagram T – s (skematis) dan pada lembar yang tersedia (lembar ini bisa
cari sendiri dan menggunakannya – silahkan diskusi dan bertanya)
a. Qeva c. Qkond e. Eff termal
b. Wth d. Wp
Penyelesaian:
Diagram alir dan diagram T – s skematis aiklus dilukiskan sebagai berikut:

Kerja pompa adalah kerja termal (teoritis) dapat diabaikan karena h1 = h2, tetapi dapat
dihitung menggunakan mekanika fluida sebagai berikut:
Wp = v ( p2 – p1) ; v = 10-3 m3/kg (cair) ; p1 = 0,2 bar = 0,2 x 105 N/m2 ;
p2 = 10 x 105 N/m2
Wp = 10-3 m3/kg (10 x 105 – 0,2 x 105) N/m2 = 9,8 x 102 N.m(Joule)
= 0,98 kJ/kg
Titik 2. (keluar pompa),
Entalpi spesifik , h2 = h1 + Wp dalam hal ini h1 = hf pada tekanan masuk pompa atau
keluar kondenser (dari tabel cair-uap) (p1 = 0,2 bar abs)
Titik 3. (uap yang dihasilkan boiler yg akan masuk superheater),
Entalpi spesifik, h3 adalah entalpi spesifk uap superheat (p3 = 10 bar abs dan
T3 = 300OC), dan gunakan tabel uap superheat
Titik 4. (keluar turbin I dan masuk reheater: adiabatis isentropik reversibel), entropi s4 = sg3.
Maka tentukan terlebih dahulu kondisi titik 4, jika masih superheat, maka gunakan tabel uap
superheat, tetapi jika uap sudah menjadi uap basah (campuran) maka tentukan terlebih dahulu
kualitas uap, x, dan gunakan tabel cair-uap)
Titik 5. (uap ke reheater dan masuk turbin II – kondisi uap superheat),
Entalpi spesik, h5 adalah pada p5 = 4 Bar abs dan T5 = 300OC
Titik 6. (uap keluar turbin II dan turbin: adiabatis isentropik reversibel),
Entalpi spesifil h6 ditentukan dengan cara titik 4.
Maka dapat dihitung,
a. Qeva = [(h3 – h2) + (h5 – h4)] [kJ/kg]
b. Wth = [(h3 – h4) + (h5 – h6)] [kJ/kg]
c. Qkond = h6 – h1 [kJ/kg]
d. Wp = h2 – h1 = v(p2 – p1) [kJ/kg]
e. ƞth = Wth / Qev x 100%.
Silahkan dikerjakan dalam bentuk jawaban perhitungan angka-angka.
- h1 = hf pada tekanan p1 = 0,2 bar abs
h1 = 251 kJ/kg
- WP = h2 – h1
h2 = h1 + WP
= 251 kJ/kg + 0,98 kJ/kg
= 251,98 kJ/kg
- h3 = h pada p3 = 10 bar abs dan T3 = 300oC
= 3052 kJ/kg
- s4 = s3
s4 = 7,124 kJ/kg.K
s4 > sg4 pada p = 4 bar abs (uap superheat)

h4 =

= 2840,47 kJ/kg
- h5 = h pada p5 = 4 bar abs dan T5 = 300oC
= 3067 kJ/kg
- s6 = s5
s6 = 7,566 kJ/kg.K
s6 < sg6 pada p6 = 0,2 bar abs (Uap campuran)
s6 = sf + xsfg

x=

= 0,95
h6 = hf + xhfg
= 251 + (0,95) 2358
= 2491,1 kJ/kg
a. Qeva = [(h3 – h2) + (h5 – h4)] [kJ/kg]
= [(3052-251,98)+(3067-2840,47)]
= 3026,55 kJ/kg
b. Wth = [(h3 – h4) + (h5 – h6)] [kJ/kg]
= [(3052-2840,47)+(3067-2491,1)]
= 787,43 kJ/kg
c. Qkond = h6 – h1 [kJ/kg]
= 2491,1 – 251
= 2240,1 kJ/kg
d. Wp = h2 – h1 = v(p2 – p1) [kJ/kg]
= 251,98 – 251
= 0,98 kJ/kg
e. ƞth = Wth / Qev x 100%.
= 787,43 / 3026,55 x 100%
= 26 %.
No. 2. Hitung Ulang No. Untuk laju aliran uap atau kapasitas uap sebesar 20 Ton/jam.
Peningkatan Kinerja
1. Steam Generator dan Superheat, menaikkan entalpi (kandungan energi) uap untuk
ditranformasikan ke Turbin
2. Reheat, penigkatan entalphi dan turbin bertingkat.

PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir)

PEMBAKARAN
1 Kebutuhan Bahan Bakar untuk Boiler
Menentukan kuantitas/konsumsi bahan bakar LPG dapat dihitung dari formula berikut
yaitu formula efisiensi ketel uap adalah
(Sumber : Pesawat-pesawat Konversi Energi I – Ir. Syamsir A. Muin)

Dimana :

= Panas penguapan/evaporasi ( kJ/dtk)

= Kapasitas aliran uap atau kapasitas ketel uap ( kg/jam)

hu = Entalpi spesifik uap saturasi (kJ/kg)

ha = Entalpi spesifik suplai air (kJ/kg)

= Jumlah suplai panas pembakaran (kJ/kg)

= Konsumsi bahan bakar (kg/dtk)

HHV = Nilai pembakaran LPG (kJ/kg)

Contoh : Sebuah Boiler Kapasitas 20 kg/jam dan Tekanan p = 3 barg saturasi.

Tekanan uap p = 3 barg, maka tekanan absolut, p = 3 + 1 bar = 4 bar abs. Oleh karena
itu dari tabel uap (tabel uap terlampir) diperoleh besaran entalpi spesifik pada tekanan 4 bar abs
dan kondisi saturasi atau kondisi teoritis ideal sebagai berikut.

hu = hg = 2739 kJ/kg

Temperatur suplai air umpan ketel ada temperatur normal pada 30 oC, maka diperoleh entalpi
spesifiknya (tabel uap terlampir)

ha = hf = 125,7 kJ/kg.

Kapasitas uap yang dihasilkan boiler adalah

Sehingga dari persamaan efisiensi ketel uap berikut.


atau

= 0,00044 kg/dtk

= 1,5859 kg/jam

2 Bahan Bakar LPG


Bahan bakar yang digunakan untuk ketel pipa api yang dirancang dan dibuat ini
adalah menggunakan bahan bakar LPG (Liqufied Petroleum Gas) atau gas yang dicairkan.
LPG ini menjadi bahan bakar untuk keperluan sehari-hari dalam masyarakat dan mudah
memperolehnya di pasar, kios dsb.

Bahan bakar LPG mengandung sedikitnya 90% propana, dengan campuran sejumlah
kecil propena, butana dan butena (Standard HDS), dengan karakteristik sebagai berikut:

- Titik nyala = -104 oC

- Ambang ledakan = 2,37 – 9,5 %

- Kapasitas kalor = 73,60 J/kmol

- Entalpi pembakaran = -2,2197-2,2187 MJ/mol = 2219,7 – 2218,7 kJ/mol

3. Komposisi LPG

Berdasarkan ketentuan dan ketetapan PT. Pertamina, maka komposisi dari LPG yang
diproduksi dan dipasarkan ke tengah-tengah masyarakat adalah 50% Propana (C3H8) dan 50%
Butana (C4H10). Jadi untuk jumlah bahan bakar LPG sebesar 1,5859 kg/jam, Maka jumlah
masing-masing komposisi LPG adalah sebagai berikut:

- Propana = 50 %

- Butana = 50 %
Jadi untuk 1,5859 kg bahan bakar LPG, maka jumlah masing-masing komponen
sebagai berikut :

- Propana (C3H8) = 0,50 x 1,5859 = 0,79295 kg

- Butana (C4H10) = 0,50 x 1,5859 = 0,79295 kg

Menentukan kebutuhan oksigen dan udara pembakaran dan juga menentukan jumlah
gas asap digunakan jumlah udara berlebih (excess air) sebanyak 15 % (0,15) dan dapat
dihitung melalui persamaan reaksi pembakaran.

4. Pembakaran Stoikiometrik

Pembakaran teoritis adalah pembakaran sejumlah bahan bakar dengan kebutuhan


bahan bakar sesuai reaksi kimianya membutuhkan jumlah oksigen sebesar 100% teoritis atau
disebut juga reaksi pembakaran stoikiometrik.

Pembakaran stoikiometrik teoritis :

a. Untuk propana (C3H8), maka reaksinya sbb:

C3H8 + 5O2 3CO2 + 4H2O

Kesetimbangannya massa berdasarkan besar molekul-molekul, dimana massa reaktan


harus sama dengan massa produk pembakaran yang dihitung berdasarkan massa molekul
masing-masing.

44 + 160 132 + 72

1 + 3,6363636 3 + 1,6363636

Massa C3H8 = 0,79295 kg, maka:

0,79295 + 2,8834545 2,37885 + 1,2975545

Jadi untuk 0,79295 kg C3H8 membutuhkan udara stoikiometrik teoritis sebanyak 2,8834545
kg dan menghasilkan produk-produk pembakaran karbondioksida (CO 2) dan air (H2O)
masing-masing 2,37885 kg dan 1,2975545 kg.

b. Butana (C4H10), maka reaksi pembakarannya:

C4H10 + 6,5O2 4CO2 + 5H2O


58 + 208 176 + 90

1 + 3,5862069 3,0344828 + 1,5517241

Untuk massa C4H10 = 0,79295 kg, maka:

0,79295 + 2,8436827614 2,4061931363 + 1,2304396251

Jadi untuk 0,79295 kg C4H10 memerlukan udara stoikiometrik teoritis sebanyak


2,8436827614 kg dan menghasilkan produk-produk pembakaran karbondioksida (CO 2) dan
air (H2O) masing-masing 2,4061931363 kg dan 1,2304396251 kg.

Jadi untuk pembakaran bahan bakar LPG sebanyak 1,5859 kg, maka jumlah masing-
masing reaktan dan produk-produk pembakaran adalah

- Bahan bakar LPG = 1,5859 kg

- Oksigen O2 = 2,8834545 + 2,8436827614

= 5,7271372614 kg
- Karbondioksida CO2 = 2,37885 + 2,4061931363

= 4,7850431363 kg
- Air H2O = 1,2975545 + 1,2304396251

= 2,5279941251 kg

Periksa balance/kesetimbangan massa sebelum dan sesudah pembakaran

LPG = CO2 = 4,7850431363 kg


1,5859 Proses
kgkg Pembakaran
O2 = 5,7271372614 H2O = 2,5279941251 kg
Total = 7,3130372614 kg Total = 7,3130372614 kg
Gambar 4.1 Balance/Kesetimbangan Massa

1.1.3 Jumlah Kebutuhan Udara Stoikiometrik


Udara terdiri dari kandungan-kandungan terutama nitrogen (N2) dan oksigen (O2).
Udara selalu tersedia melimpah di lingkungan sekeliling pada lapisan atmosfir dan komponen
udara ini dapat ditabelkan sbb.

Udara % Vol % massa


N2 79 77
O2 21 23
Tabel 4.1 Komposisi Udara

Maka untuk jumlah LPG sebanyak 1,5859 kg dibutuhkan jumlah udara pembakaran (untuk
stoikiometrik teoritis) dapat dihitung sbb.

= 24,9005967887 kg

5. Pembakaran Dengan Udara Berlebih

Untuk memastikan terjadinya pembakaran sempurna digunakan jumlah massa udara


pembakaran aktual, maka diambil jumlah kelebihan massa udara pembakaran (excess air)
sebesar 15 % atau 0,15 dari jumlah massa udara pembakaran stoikiometrik/teoritis. Jadi total
jumlah udara pembakaran aktual sebanyak adalah dapat ditentukan sebagai berikut:

Udara = 24,9005967887 + 0,15(24,9005967887)

= 24,9005967887 + 3,7350895183

= 28,635686307 kg
Jumlah total O2 = 23/100 x 28,635686307

= 6,5862078506 kg

Dengan jumlah kelebihan udara 15%, maka komposisi gas asap masing-masing sbb.

- Karbondioksida, CO2 = 4,7850431363 kg

- Air, H2O = 2,5279941251 kg

- Nitrogen, N2 = 77/100 x 28,635686307

= 22,0494784564 kg
- Oksigen bebas, O2 = 6,5862078506 - 5,7271372614

= 0,8590705892 kg
Pemeriksaan kesetimbangan/balance pembakaran dengan jumlah udara aktual sbb.

CO2 = 4,7850431363 kg
LPG = 1,5859 kg
H2O = 2,5279941251 kg
Proses
Udara = 28,635686307 kg Pembakaran O2 = 0,8590705892 kg

N2 = 22,0494784564 kg

Total = 30,221586307 kg Total = 30,221586307 kg

Gambar 4.2 Kesetimbangan/Balance dengan Jumlah Udara Aktual

Jumlah gas asap adalah

/jam

= 0,0084242 kg/detik

Perbandingan udara – bahan bakar atau air – fuel ratio adalah :

Dengan demikian untuk memperoleh pembakaran sempurna per kg bahan bakar LPG
diperlukan massa udara aktual sebesar 18,05 kg untuk setiap jam.

Anda mungkin juga menyukai