Kerja pompa adalah kerja termal (teoritis) dapat diabaikan karena h1 = h2, tetapi dapat
dihitung menggunakan mekanika fluida sebagai berikut:
Wp = v ( p2 – p1) ; v = 10-3 m3/kg (cair) ; p1 = 0,2 bar = 0,2 x 105 N/m2 ;
p2 = 10 x 105 N/m2
Wp = 10-3 m3/kg (10 x 105 – 0,2 x 105) N/m2 = 9,8 x 102 N.m(Joule)
= 0,98 kJ/kg
Titik 2. (keluar pompa),
Entalpi spesifik , h2 = h1 + Wp dalam hal ini h1 = hf pada tekanan masuk pompa atau
keluar kondenser (dari tabel cair-uap) (p1 = 0,2 bar abs)
Titik 3. (uap yang dihasilkan boiler yg akan masuk superheater),
Entalpi spesifik, h3 adalah entalpi spesifk uap superheat (p3 = 10 bar abs dan
T3 = 300OC), dan gunakan tabel uap superheat
Titik 4. (keluar turbin I dan masuk reheater: adiabatis isentropik reversibel), entropi s4 = sg3.
Maka tentukan terlebih dahulu kondisi titik 4, jika masih superheat, maka gunakan tabel uap
superheat, tetapi jika uap sudah menjadi uap basah (campuran) maka tentukan terlebih dahulu
kualitas uap, x, dan gunakan tabel cair-uap)
Titik 5. (uap ke reheater dan masuk turbin II – kondisi uap superheat),
Entalpi spesik, h5 adalah pada p5 = 4 Bar abs dan T5 = 300OC
Titik 6. (uap keluar turbin II dan turbin: adiabatis isentropik reversibel),
Entalpi spesifil h6 ditentukan dengan cara titik 4.
Maka dapat dihitung,
a. Qeva = [(h3 – h2) + (h5 – h4)] [kJ/kg]
b. Wth = [(h3 – h4) + (h5 – h6)] [kJ/kg]
c. Qkond = h6 – h1 [kJ/kg]
d. Wp = h2 – h1 = v(p2 – p1) [kJ/kg]
e. ƞth = Wth / Qev x 100%.
Silahkan dikerjakan dalam bentuk jawaban perhitungan angka-angka.
- h1 = hf pada tekanan p1 = 0,2 bar abs
h1 = 251 kJ/kg
- WP = h2 – h1
h2 = h1 + WP
= 251 kJ/kg + 0,98 kJ/kg
= 251,98 kJ/kg
- h3 = h pada p3 = 10 bar abs dan T3 = 300oC
= 3052 kJ/kg
- s4 = s3
s4 = 7,124 kJ/kg.K
s4 > sg4 pada p = 4 bar abs (uap superheat)
h4 =
= 2840,47 kJ/kg
- h5 = h pada p5 = 4 bar abs dan T5 = 300oC
= 3067 kJ/kg
- s6 = s5
s6 = 7,566 kJ/kg.K
s6 < sg6 pada p6 = 0,2 bar abs (Uap campuran)
s6 = sf + xsfg
x=
= 0,95
h6 = hf + xhfg
= 251 + (0,95) 2358
= 2491,1 kJ/kg
a. Qeva = [(h3 – h2) + (h5 – h4)] [kJ/kg]
= [(3052-251,98)+(3067-2840,47)]
= 3026,55 kJ/kg
b. Wth = [(h3 – h4) + (h5 – h6)] [kJ/kg]
= [(3052-2840,47)+(3067-2491,1)]
= 787,43 kJ/kg
c. Qkond = h6 – h1 [kJ/kg]
= 2491,1 – 251
= 2240,1 kJ/kg
d. Wp = h2 – h1 = v(p2 – p1) [kJ/kg]
= 251,98 – 251
= 0,98 kJ/kg
e. ƞth = Wth / Qev x 100%.
= 787,43 / 3026,55 x 100%
= 26 %.
No. 2. Hitung Ulang No. Untuk laju aliran uap atau kapasitas uap sebesar 20 Ton/jam.
Peningkatan Kinerja
1. Steam Generator dan Superheat, menaikkan entalpi (kandungan energi) uap untuk
ditranformasikan ke Turbin
2. Reheat, penigkatan entalphi dan turbin bertingkat.
PEMBAKARAN
1 Kebutuhan Bahan Bakar untuk Boiler
Menentukan kuantitas/konsumsi bahan bakar LPG dapat dihitung dari formula berikut
yaitu formula efisiensi ketel uap adalah
(Sumber : Pesawat-pesawat Konversi Energi I – Ir. Syamsir A. Muin)
Dimana :
Tekanan uap p = 3 barg, maka tekanan absolut, p = 3 + 1 bar = 4 bar abs. Oleh karena
itu dari tabel uap (tabel uap terlampir) diperoleh besaran entalpi spesifik pada tekanan 4 bar abs
dan kondisi saturasi atau kondisi teoritis ideal sebagai berikut.
hu = hg = 2739 kJ/kg
Temperatur suplai air umpan ketel ada temperatur normal pada 30 oC, maka diperoleh entalpi
spesifiknya (tabel uap terlampir)
ha = hf = 125,7 kJ/kg.
= 0,00044 kg/dtk
= 1,5859 kg/jam
Bahan bakar LPG mengandung sedikitnya 90% propana, dengan campuran sejumlah
kecil propena, butana dan butena (Standard HDS), dengan karakteristik sebagai berikut:
3. Komposisi LPG
Berdasarkan ketentuan dan ketetapan PT. Pertamina, maka komposisi dari LPG yang
diproduksi dan dipasarkan ke tengah-tengah masyarakat adalah 50% Propana (C3H8) dan 50%
Butana (C4H10). Jadi untuk jumlah bahan bakar LPG sebesar 1,5859 kg/jam, Maka jumlah
masing-masing komposisi LPG adalah sebagai berikut:
- Propana = 50 %
- Butana = 50 %
Jadi untuk 1,5859 kg bahan bakar LPG, maka jumlah masing-masing komponen
sebagai berikut :
Menentukan kebutuhan oksigen dan udara pembakaran dan juga menentukan jumlah
gas asap digunakan jumlah udara berlebih (excess air) sebanyak 15 % (0,15) dan dapat
dihitung melalui persamaan reaksi pembakaran.
4. Pembakaran Stoikiometrik
44 + 160 132 + 72
1 + 3,6363636 3 + 1,6363636
Jadi untuk 0,79295 kg C3H8 membutuhkan udara stoikiometrik teoritis sebanyak 2,8834545
kg dan menghasilkan produk-produk pembakaran karbondioksida (CO 2) dan air (H2O)
masing-masing 2,37885 kg dan 1,2975545 kg.
Jadi untuk pembakaran bahan bakar LPG sebanyak 1,5859 kg, maka jumlah masing-
masing reaktan dan produk-produk pembakaran adalah
= 5,7271372614 kg
- Karbondioksida CO2 = 2,37885 + 2,4061931363
= 4,7850431363 kg
- Air H2O = 1,2975545 + 1,2304396251
= 2,5279941251 kg
Maka untuk jumlah LPG sebanyak 1,5859 kg dibutuhkan jumlah udara pembakaran (untuk
stoikiometrik teoritis) dapat dihitung sbb.
= 24,9005967887 kg
= 24,9005967887 + 3,7350895183
= 28,635686307 kg
Jumlah total O2 = 23/100 x 28,635686307
= 6,5862078506 kg
Dengan jumlah kelebihan udara 15%, maka komposisi gas asap masing-masing sbb.
= 22,0494784564 kg
- Oksigen bebas, O2 = 6,5862078506 - 5,7271372614
= 0,8590705892 kg
Pemeriksaan kesetimbangan/balance pembakaran dengan jumlah udara aktual sbb.
CO2 = 4,7850431363 kg
LPG = 1,5859 kg
H2O = 2,5279941251 kg
Proses
Udara = 28,635686307 kg Pembakaran O2 = 0,8590705892 kg
N2 = 22,0494784564 kg
/jam
= 0,0084242 kg/detik
Dengan demikian untuk memperoleh pembakaran sempurna per kg bahan bakar LPG
diperlukan massa udara aktual sebesar 18,05 kg untuk setiap jam.