Anda di halaman 1dari 19

SIKLUS BINER

Pembangkit siklus biner


• Pembangkit dengan sistem siklus biner adalah pengembangan terbaru
dan memungkinkan suhu terendah fluida hingga 57 °C. Air panas
bumi yang tidak terlalu panas tersebut dialirkan melewati fluida
sekunder yang memiliki titik didih jauh di bawah titik didih air. Hal ini
menyebabkan fluida sekunder menguap yang lalu digunakan untuk
memutar turbin. Fluida kerja yang digunakan dalam penelitian ini
antara lain R134a, n-pentana, dan isobutana.Ini adalah jenis yang
paling umum dibangun saat ini. Efisiensi termal pembangkit jenis ini
biasanya sekitar 10-13%.
• Pada sistem dominasi air jumlah kandungan uap lebih sedikit
dibandingkan dengan jumlah air yang dihasilkan dari sumur produksi.
Fluida keluaran dari sumur produksi panas bumi akan dipisahkan
menjadi uap kering yang nantinya akan memutar turbin dan air panas
(brine) yang akan diinjeksikan kembali melalui sumur
injeksi. Brine yang akan diinjeksikan tersebut masih memiliki
temperatur relatif tinggi sehingga berpotensi untuk dapat
dimanfaatkan kembali. Salah satu pemanfaatan brine panas bumi
adalah dengan pembangkit listrik dengan siklus organik Rankine
(ORC).
• Siklus ORC merupakan pembangkit listrik siklus biner yang memiliki
prinsip kerja seperti siklus daya uap Rankine. Pada siklus ORC
memungkinkan memanfaatkan sumber energi dengan temperatur
operasi rendah. Hal yang membedakan siklus Rankine dengan ORC
adalah fluida kerja serta kondisi operasinya. Pada siklus Rankine fluida
kerja yang digunakan adalah air. Sedangkan untuk sistem ORC fluida
yang digunakan adalah fluida organik yang memiliki titik didih yang
lebih rendah dibandingkan dengan air. Sistem ORC akan
menggunakan komponen evaporator sebagai pengganti steam
generator atau boiler di siklus Rankine.
• Sistem ORC memanfaatan sumber panas dengan temperatur rendah
seperti panas buang pada industri, panas matahari, biomassa
serta brine dari pembangkit panas bumi. Pada temperatur rendah,
fluida organik memiliki efisiensi siklus yang lebih tinggi dibandingkan
air. Selain itu, ORC juga lebih efisien untuk pembangkit skala kecil.
Pembangkit siklus ORC sederhana memiliki komponen utama
yaitu evaporator, turbin, generator, kondenser dan pompa.
Gambar skematik sistem dominasi air siklus biner
Gambar 1. skematik sederhana siklus biner
Cara Kerja:
Skema sederhana ORC diperlihatkan pada gambar 1. Fluida kerja yang
berupa fluida organik akan menerima kalor dari brine panas bumi
melalui heat exchanger untuk kemudian diubah fasenya menjadi uap
(proses 5-6-1). Proses perpindahan panas tersebut pada tekanan
konstan atau isobar. Kemudian fluida kerja yang memiliki fase uap akan
memutar turbin sehingga menghasilkan energi mekanik yang
selanjutnya oleh generator energi mekanik tersebut diubah menjadi
energi listrik (proses 1-2). Setelah melakukan proses ekspansi di turbin,
fluida kerja akan didinginkan melalui kondenser dan menara pendingin
(cooling tower) (proses 2-4).
Fluida kerja yang sudah didinginkan tersebut akan berada dalam kondisi
saturasi cair untuk kemudian dipompa kembali memasuki heat
exchanger (proses 4-5). Tahapan perancangan dari siklus ORC dengan
memanfaatkan brine panas bumi sendiri mempertimbangkan beberapa
hal yang salah satunya adalah pemilihan fluida kerja dan adanya efek
endapan silika.
Pemilihan fluida kerja pada siklus biner atau siklus ORC menjadi hal
yang penting karena fluida kerja mempunyai dampak yang signifikan
terhadap performa dari pembangkit
Ada banyak alternatif fluida organik yang dapat digunakan sebagai
fluida kerja pembangkit ORC, akan tetapi terdapat beberapa batasan
dalam menetukan fluida kerja. Batasan tersebut mencakup aspek
kesehatan, keamanan dan dampak lingkungan. Aspek keamanan dan
dampak lingkungan mencakup sifat flammability atau mudah
terbakar, toxicity atau beracun, potensi penipisan lapisan ozon (ODP)
serta potensi pemanasan global (GWP).

Mengingat fluida kerja siklus biner terbuat dari beberapa bahan kimia,
maka hal-hal tersebut menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan medium fluida kerja . Karakteristik beberapa fluida kerja
yang digunakan pada pembangkit siklus biner ditunjukkan pada Tabel 1.
berikut:
Tabel 1. Fluida kerja untuk siklus biner
Contoh soal:
Sebuah pembangkit geotermal menggunakan sistem dominasi air dan
siklus biner. Laju aliran air panas (brine) 5x106 lb/h masuk penukar kalor
shell and tube pada suhu 280 oF dan keluar 110oF dan dinjeksikan ke
dalam tanah. Fluida kerja menggunakan Freon 12, keluar penukar kalor
sebagai uap jenuh pada suhu 230 oF. Uap jenuh diekspansikan ke turbin
hingga ke tekanan kondensor 128,24 psia.
Hitunglah:
a. Laju aliran massa Freon 12 (lb/h)
b. Daya pembangkit (MW)
c. Efisiensi pembangkit
Dari tabel air jenuh

Titik 1, T1 = 280 oF nilai h1 = hf = 249,17 Btu/lb (cair jenuh)


Titik 2, T2 = 110 oF, nilai h2 = hf = 77,98 Btu/lb (cair jenuh)
• Titik 3, h3 = hg = 85,122 Btu/lb
• s3 = sg = 0,14512 Btu/lb R
• Titik 4, Karena proses ekspansi ideal, maka s4 = s3 = 0,14512 Btu/lb R.
Oleh karena nilai sg = 0,16323 Btu/lb R lebih besar dari s4 maka uap
keluar turbin adalah uap campuran, maka harus dicari nilai x4.
s4  s f s4  s f
x4  
s fg sg  s f
0,14512  0,062381
x4   0,82
0,16323  0,062381
Maka: h4 = hf4 + x4 hfg4
= 30,619 + 0,82. 56,242
= 76, 737 Btu/lb

Titik 5 dan 6, h5 = h6 = hf = 30,619 Btu/lb


a. Laju aliran massa Freon 12 (R12),
Balans energi: mw (h1-h2) = mR12 (h3-h6)
Dimana: mw = 5 x 106 lb/h
 249,17  77,98 
mR12  5 x10 lb / h
6

 85,122  30,619 
 15,704 x106 lb / h ( jawaban)
4
1,259979x10 kg / s
 15,704 x10 lb / h x
6

lb / h
= 1978, 671 kg/s
. Daya turbin, PT = mR12 (h3-h4)
= 17,704 lb/h (85,122-76,737) Btu/h
= 131678040 Btu/h
1 Btu/h = 2,930711 x10-4kW
Sehingga daya turbin menjadi:
PT = 131678040 Btu/h x2,930711 x10-4kW/Btu/h
= 38591,03 kW
= 38,59103 MW (jawaban)
c. Efisiensi termal
WT h3  h4 85,122  76,737
    0,048  4,8%
Qin h1  h 2 249,17  77,98

Anda mungkin juga menyukai