Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknik Mesin UNTAG Surabaya

SIKLUS RANKINE UAP PANAS LANJUT


Vincent Kristian p.p1. Ahmad Yafi2.
Lukas Efronis Sanggu3
Program Studi Teknik Mesin
Universitas 17Agustus 1945 SURABAYA

ABSTRAK

Pembangkit daya tenaga uap merupakan perangkat yang berfungsi sebagai penghasil
tenaga dengan memanfaatkan energi potensial uap yang diubah menjadi energi kinetis
sehingga dapat memberikan kerja mekanik memutar poros dan menghasilkan daya. Perangkat
daya tenaga uap ini memiliki siklus yang bisa disebut siklus rankine.

Artikel ini bertujuan unutk mengetahui pengaruh suhu dan tekanan dalam
meningkatkan efisiens temali, kemudian menggambarkan bahwa efisiensi termal mampu
memberikan pengaruh terhadap prestasi kerja pembangkit daya uap dalam menghasilkan
daya listrik. Mengetahui metode atau cara dalam meningkatkan efisiensi termal. Cara untuk
meningkatkan efisiensi termal melalui analisa siklus rankine yaitu, menurunkan tekanan
kondensor, meningkatkan temperature uap panas lanjut (superheated)dan meningkatkan
tekanan pada boiler.

Metode diatas mampu memberikan hasil yang sesuai dengan data literatur yang ada,
bahwa peningkatan efisiensi termal dipengaruhi oleh suhu dan tekanan, efisiensi termal
mampu memberikan pengaruh pada kerja pembangkit daya teaga uap, semakin besar efisiens
termal yang duhasilkan, maka semakin besar daya listrik yang dihasilkan.
PENDAHULUAN H2O keluar dari kondensor dalam keadaan cairan
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika jenuh.
yang mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai
secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan air sebagai fluida yang bergerak.
Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi
Flow-chart
listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini
dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia,
William John Maqcuorn Rankine. Siklus Rankine
adalah model operasi mesin uap panas yang secara
umum ditemukan di pembangkit listrik. Sumber
panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu
bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas
matahari.

Siklus Rankine kadang-kadang


diaplikasikan sebagai siklus Carnot, terutama dalam
menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus  PROSES 1-2: Proses kompresi isentropic atau
ini menggunakan fluida yang bertekanan, bukan gas. kerja pompa
Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh  PROSES 2-3: Proses penambahan panas pada
fluidanya. Tanpa tekanan yang mengarah pada tekanan konstan pada ketel uap
keadaan super kritis, range temperatur akan cukup  PROSES 3-4: Proses kerja isentropic tingkat 1
kecil. Uap memasuki turbin pada temperatur 565  PROSES 4-5: Proses panas ulang pada tekanan
oC (batas ketahanan stainless steel) dan kondenser konstan pada Reheater
bertemperatur sekitar 30 oC. Hal ini memberikan  PROSES 5-6: Proses kerja ekspansi isentropic
efisiensi Carnot secara teoretis sebesar 63%, tetapi
tingkat 2
kenyataannya efisiensi pada pembangkit listrik
tenaga batu bara sebesar 42%.  PROSES 6-1: Proses pelepasan panas pada
tekanan konstan didalam kondesor
Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran
tertutup dan digunakan secara konstan. Berbagai
jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, tetapi Diagram T-S
air dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan P = 6514 Psia
kimia, seperti tidak beracun, terdapat dalam jumlah dan T = 1700
besar, dan murah.
P =2814 Psia
METODE PENELITIAN dan T = 1600 F
Proses analisis suatu sistem pembangkit
tenaga siklus Rankine dengan komputasi dilakukan
P = 154 Psia
dengan pengambilan data seperti temperatur fluida,
temperatur uap, tekanan fluida dan tekanan uap
yang bekerja pada setiap kondisi aliran perangkat Diketahui :
pada suatu sistem pembangkit tenaga uap. Data-
data tersebut dijadikan masukan dalam  P2 = P3 = 6500 Psia + 14 Psia = 6514 Psia
pemograman komputasi.  T3 = 1700 ℉
 P4 = P5 = 2800 Psia + 14 Psia = 2814 Psia
Sebuah Suatu pusat pembangkit tenaga
 T5 = 1600 ℉
siklus Rankine mempunyai satu tingkat pemanas
ulang ( Reheat ) . Pemasukan turbin adalah dengan  P6 = P1 = 140 Psia + 14 Psia = 154 Psia
tekanan 6514 psia pada Temperatur 1700 F.
Sesudah ekspansi ke turbin 2 pada tekanan 2814 Ditanya :
Psia H2O kukus dipanas ulangkan ke temperatur
 Tentukan Efisiensi siklus tersebut ?
1600 F dan diekspansikan dalam turbin ke dua
kesuatu tekanan kondensor sebesar 154psia. Kukus Jawab :
 Mencari nilai h2 pada tekanan 154 Psia, harus Tabel hasil :
terlebih dahulu menentukan h1 = hf dan v1 = vf P,psia h1 = hf v1 = vf h2
75 332,84 0,018111 354,15
Btu/lbm ft3/lbm Btu/lbm

Mencari nilai h3 dan s3 pada tekanan 6514 Psia dan


temperatur 1700 ℉, dengan tahapan sebagai
berikut :

Maka nilai hf dan Vf pada tekanan 190 Psia dan  Mencari nilai h3 dan s3 harus
hasilnya sebagai berikut : menginterpolasikan tekanan 6514 Psia diantara
tekanan 6000 psia dan 7000 psia, pada suhu
Psia Hf Vf 1700℉

140 325,0 Btu/lbm 0,01802 ft3/lbm Tabel Superpanas (B.2)

154 332,84 Btu/lbm 0,018111 ft3/lbm

160 336,2 Btu/lbm 0,01815


ft3/lbm

 Berikut adalah hasil interpolasinya

Sehingga didapatkan tabel sebagai berikut :


Suhu (℉)
Psia Ket 1700℉

h1 = hf = 332,84 Btu/lbm 6000 h3 1859,9 Btu/lbm


s3 1,6620 Btu/lbm .R
6514 h3 1855,1712 Btu/lbm
s3 1,651459 Btu/lbm .R
7000 h3 1850,7 Btu/lbm
s3 1,6414 Btu/lbm .R

v1 = vf = 0,018111 ft3/lbm Berikut adalah hasil interpolasi h3 dan s3 pada


tekanan 6514 Psia dan suhu 1700℉
Maka nilai h2 adalah :
h2 = h1 + v1 .(P2− P1).(144/778)
h2 = 332,84

Btu/lbm+0,018111 ft3/lbm . (6514 Psia – 154


Psia). (144 / 778)
h3 = 1855,1712 Btu/lbm
h2 = 332,84 Btu/lbm + 0,018111 Btu/lbm . (6360
Psia) . (144/ 778)

h2 = 354, 15 Btu/lbm
sfg = 0,1918012 Btu/lbm . R

Mengingat bahwa s3 = s4
s3 = 1,651459 Btu/lbm.R = s4
s3 = s4 = 1,651459 Btu/lbm.R

s3 = 1,651459 Btu/lbm.R Mencari X dari s4 = sfp1 + �. sfgp1


s4 = sfp1 + �. sfgp1
Maka hasil :
1,651459 Btu/lbm.R = 0,971369 Btu/lbm . R +
h3 = 1855,1712 Btu/lbm x.0,1918012 Btu/lbm . R
s3 = 1,651459 Btu/lbm.R
x.0,1918012 Btu/lbm . R = 1,651459 Btu/lbm.R -
0,971369 Btu/lbm . R
Sebelum menggunakan hasil h3 dan s3 sebagai
bahan mencari h4 maka harus mengecek nilai X.
x.0,1918012 Btu/lbm . R = 0,68009 Btu/lbm.R
berikut proses mencari nilai X :
x = 0,68009 Btu/lbm.R / 0,1918012 Btu/lbm . R

x = 3,5458068

Dikarenakan x > 1 untuk mencari h4 didapatkan


pada tabel superpanas (B.2) pada tekanan 2814 Psia
pada suhu 1300°F dan 1400°F, dimana �3 = �4
sebagai berikut :

Mencari nilai sf dan sfg pada tekanan 2814 Psia dan


hasilnya sebagai berikut :
Psia sf sfg
2600 0,9237 0,2971
Btu/lbm . R Btu/lbm . R
2814 0,971369 0,1918012
Btu/lbm . R Btu/lbm . R
3203,8 1,0582 0,0000
Btu/lbm . R Btu/lbm . R Psia Ket Suhu (°F)

1300 1400
Berikut hasil interpolasi dari sf dan sfg pada tekanan
2850 Psia : h 1659,0 1718,8
2000 Btu/lbm Btu/lbm

s 1,6753 1,7084
Btu/lbm Btu/lbm.R
.R
sf = 0,971369 Btu/lbm . R
2814 h 1644,1 h4= 1706,508
8 1676,25 6 Btu/lbm
Btu/lbm 19Btu/lb
m
s 1,632 s4 = 1,66680  Berikut merupakan hasil interpolasi h4 sebagai
4022 1,651411 46 Btu pasangan s3 = s4 pada tekanan 2814 pada suhu
Btu/lbm 59Btu/lbm /lbm . R 1300°F sampai dengan suhu 1400°F
R .R

3000 h 1640,8 1703,7


Btu/lbm Btu/lbm

s 1,6226 1,6573
Btu/lbm. Btu/lbm . R
R

s3 = s4 = 1,65141159 h4 = 1676,2519
Btu/lbm . R Btu/lbm
 Berikut adalah hasil interpolasi h dan s pada
tekanan 2814 Psia dan suhu 1300℉
Mencari nilai h5 dan s5 pada tekanan 2814 Psia dan
temperatur 1600 ℉, dengan tahapan sebagai
berikut :

Mencari nilai h5 dan s5 harus menginterpolasikan


tekanan 2814 Psia diantara tekanan 2000 psia dan
3000 psia, pada suhu 1600℉

Tabel Superpanas (B.2)

ℎ = 1644,18 Btu/lbm � = 1,6324022 Btu/lbm . R

 Berikut adalah hasil interpolasi h dan s


pada tekanan 2814 Psia dan suhu 1400℉

Suhu (℉)
Psia Ket
1600℉
2000 h5 1838,2 Btu/lbm
s5 1,7694 Btu/lbm .R
h = 1706,5086 � = 1,6668046 Btu 2814 h5 1829,16459 Btu/lbm
Btu/lbm /lbm . R
s5 1,7294326 Btu/lbm . R
3000 h5 1827,1 Btu /lbm
s5 1,7203 Btu/lbm .R
 Berikut adalah hasil interpolasi h5 dan  Berikut hasil interpolasi
s5 pada tekanan 2814 Psia dan suhu dari sf dan sfg pada
1600℉ tekanan 154 Psia :

h5 = 1829,16459 s5 = 1,7294326 sf = 0,5209 Btu/lbm . R sfg = 1,05165 Btu/lbm . R


Btu/lbm Btu/lbm . R

Maka hasil : Mengingat bahwa s5 = s6

Btu s5 = 1,7294326 Btu/lbm . R = s6


s5 = s6 = 1,7294326 Btu/lbm . R
h5 = 1829,16459Btu/lbm
Mencari X dari s6 = sfp1 + �. sfgp1
s5 = 1,7294326 Btu/lbm . R
s6 = sfp1 + �. sfgp1
Sebelum menggunakan hasil h5 dan s5 sebagai 1,7294326 Btu/lbm . R = 0,5209 Btu/lbm . R + �.
bahan mencari h6 maka harus mengecek nilai X. 1,05165 Btu/lbm . R
berikut proses mencari nilai X : �. 1,05165 Btu/lbm . R = 1,7294326 Btu/lbm . R - 0,5209
Btu/lbm . R
�. 1,05165 Btu/lbm . R = 1, 2085326 Btu/lbm. R
� = 1, 2085326 Btu/lbm. R / 1,05165 Btu/lbm . R
� = 1,14917758 Btu/lbm . R

Dikarenakan x > 1 untuk mencari h4 didapatkan


pada tabel superpanas (B.2) pada tekanan 154 Psia
pada suhu 400°F dan 500°F, dimana �5 = �6 sebagai
berikut :

 Mencari nilai sf dan sfg pada tekanan 154


Psia dan hasilnya sebagai berikut :
Psia sf sfg
180 0,5330 Btu/lbm . R 1,0225 Btu/lbm . R

154 0,5209 Btu/lbm . R 1,05165 Btu/lbm .


R Psia Ket Suhu (°F)

600 700
200 0,5441 Btu/lbm . R 1,0025 Btu/lbm . R
h 1326,4 1377,1
140 Btu/lbm Btu/lbm
s 1,7193 1,7650
Btu/lbm Btu/lbm . R
.R
154 h 1325,3 h6 = 1376,33Btu/l
85 1366,888 bm
Btu/lbm Btu/lbm
s 1,6895 s6 = 1,754815
Btu/lbm 1,7294 Btu/lbm . R
.R Btu/lbm . R
180 h 1323,5 1374,9
Btu/lbm Btu/lbm
s 1,6895 1,7539 s5 = s6 = 1,7294 Btu/lbm . R h6 = 1366,888
Btu/lbm Btu/lbm . R Btu/lbm
.R

 Berikut adalah hasil interpolasi h dan s  Mencari nilai WT1


pada tekanan 154 Psia dan suhu 600℉ WT1 = h3 − h4
WT1 = 1855,1712 Btu/lbm - 1676,2519
Btu/lbm
WT1 = 182,9193 Btu/lbm

 Mencari nilai WT2


WT2 = h5 − h6
WT2 = 1829,164 Btu/lbm - 1366,888 Btu/lbm
WT2 = 462,276 Btu/lbm

 Mencari nilai WP
ℎ = 1325,385 � = 1,6895 Btu/lbm . R WP = h2 − h1
Btu/lbm WP = 354, 15 Btu/lbm - 332,84 Btu/lbm
WP = 21,31 Btu/lbm
 Berikut adalah hasil interpolasi h dan s
pada tekanan 154 Psia dan suhu 700℉
 Mencari nilai QB
QB = h3 − h2
QB = 1855,1712 Btu/lbm - 354, 15 Btu/lbm
QB = 1501,0212
Btu/lbm

 Mencari nilai QR
QR = h5 − h4
QR = 1829,164 Btu/lbm - 1676,2519 Btu/lbm
QR = 156,9221 Btu/lbm
ℎ = 1376,33 � = 1,754815 Btu/lbm . R
Btu/lbm  Mencari efisiensi dari pembangkit tenaga
(%)
 Berikut merupakan hasil interpolasi h6 η = WT1 + WT2 −
sebagai pasangan s5 = s6 pada tekanan 154 WP η / QB+QR
pada suhu 600°F sampai dengan suhu
700°F
η = (182,9193 Btu/lbm + 462,276 Btu/lbm -
21,31 Btu/lbm) / (1501,0212 Btu/lbm -
156,9221 Btu/lbm)
η =( 623,8853 Btu/lbm) / (1344,098 Btu/lbm)
Daftar Pustaka
η = 0,464166527 Btu/lbm
PDF “siklus rankine uap panas lanjut” diakses tgl
η = 0,464
31-03-2022
η = 46,4 %
Dspace.uii.ac.id “Siklus Rankine Uap Panas Lanjut”
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789
WP η /15413/05.1%20bab%202.pdf?sequence=6&isAllo
21,31 46,4 % wed=y#:~:text=Siklus%20Rankine%20dengan%20
41,31 44,9% pemanas%20lanjut,lagi%2F%20dikeringkan%20pa
81,31 41,9% da%20tekanan%20konstan. Diakses 31-03-2022
161,31 36%
221,31 31,5%

Analisa
Menurut tabel diatas bahwa semakin besar nilai Wp
maka semakin kecil efesiensinya, begitu juga
sebaliknya.

Kesimpulan
Dengan mengubah Wp saja kita merubah cukup
besar efesiensiny jadi dengan mengubah salah satu
dari Wp, Wt1, Wt2, Qb, Qr maka akan mengubah
hasil yang dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai