ABSTRAK
Pembangkit daya tenaga uap merupakan perangkat yang berfungsi sebagai penghasil
tenaga dengan memanfaatkan energi potensial uap yang diubah menjadi energi kinetis
sehingga dapat memberikan kerja mekanik memutar poros dan menghasilkan daya. Perangkat
daya tenaga uap ini memiliki siklus yang bisa disebut siklus rankine.
Artikel ini bertujuan unutk mengetahui pengaruh suhu dan tekanan dalam
meningkatkan efisiens temali, kemudian menggambarkan bahwa efisiensi termal mampu
memberikan pengaruh terhadap prestasi kerja pembangkit daya uap dalam menghasilkan
daya listrik. Mengetahui metode atau cara dalam meningkatkan efisiensi termal. Cara untuk
meningkatkan efisiensi termal melalui analisa siklus rankine yaitu, menurunkan tekanan
kondensor, meningkatkan temperature uap panas lanjut (superheated)dan meningkatkan
tekanan pada boiler.
Metode diatas mampu memberikan hasil yang sesuai dengan data literatur yang ada,
bahwa peningkatan efisiensi termal dipengaruhi oleh suhu dan tekanan, efisiensi termal
mampu memberikan pengaruh pada kerja pembangkit daya teaga uap, semakin besar efisiens
termal yang duhasilkan, maka semakin besar daya listrik yang dihasilkan.
PENDAHULUAN H2O keluar dari kondensor dalam keadaan cairan
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika jenuh.
yang mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai
secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan air sebagai fluida yang bergerak.
Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi
Flow-chart
listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini
dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia,
William John Maqcuorn Rankine. Siklus Rankine
adalah model operasi mesin uap panas yang secara
umum ditemukan di pembangkit listrik. Sumber
panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu
bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas
matahari.
Maka nilai hf dan Vf pada tekanan 190 Psia dan Mencari nilai h3 dan s3 harus
hasilnya sebagai berikut : menginterpolasikan tekanan 6514 Psia diantara
tekanan 6000 psia dan 7000 psia, pada suhu
Psia Hf Vf 1700℉
h2 = 354, 15 Btu/lbm
sfg = 0,1918012 Btu/lbm . R
Mengingat bahwa s3 = s4
s3 = 1,651459 Btu/lbm.R = s4
s3 = s4 = 1,651459 Btu/lbm.R
x = 3,5458068
1300 1400
Berikut hasil interpolasi dari sf dan sfg pada tekanan
2850 Psia : h 1659,0 1718,8
2000 Btu/lbm Btu/lbm
s 1,6753 1,7084
Btu/lbm Btu/lbm.R
.R
sf = 0,971369 Btu/lbm . R
2814 h 1644,1 h4= 1706,508
8 1676,25 6 Btu/lbm
Btu/lbm 19Btu/lb
m
s 1,632 s4 = 1,66680 Berikut merupakan hasil interpolasi h4 sebagai
4022 1,651411 46 Btu pasangan s3 = s4 pada tekanan 2814 pada suhu
Btu/lbm 59Btu/lbm /lbm . R 1300°F sampai dengan suhu 1400°F
R .R
s 1,6226 1,6573
Btu/lbm. Btu/lbm . R
R
s3 = s4 = 1,65141159 h4 = 1676,2519
Btu/lbm . R Btu/lbm
Berikut adalah hasil interpolasi h dan s pada
tekanan 2814 Psia dan suhu 1300℉
Mencari nilai h5 dan s5 pada tekanan 2814 Psia dan
temperatur 1600 ℉, dengan tahapan sebagai
berikut :
Suhu (℉)
Psia Ket
1600℉
2000 h5 1838,2 Btu/lbm
s5 1,7694 Btu/lbm .R
h = 1706,5086 � = 1,6668046 Btu 2814 h5 1829,16459 Btu/lbm
Btu/lbm /lbm . R
s5 1,7294326 Btu/lbm . R
3000 h5 1827,1 Btu /lbm
s5 1,7203 Btu/lbm .R
Berikut adalah hasil interpolasi h5 dan Berikut hasil interpolasi
s5 pada tekanan 2814 Psia dan suhu dari sf dan sfg pada
1600℉ tekanan 154 Psia :
600 700
200 0,5441 Btu/lbm . R 1,0025 Btu/lbm . R
h 1326,4 1377,1
140 Btu/lbm Btu/lbm
s 1,7193 1,7650
Btu/lbm Btu/lbm . R
.R
154 h 1325,3 h6 = 1376,33Btu/l
85 1366,888 bm
Btu/lbm Btu/lbm
s 1,6895 s6 = 1,754815
Btu/lbm 1,7294 Btu/lbm . R
.R Btu/lbm . R
180 h 1323,5 1374,9
Btu/lbm Btu/lbm
s 1,6895 1,7539 s5 = s6 = 1,7294 Btu/lbm . R h6 = 1366,888
Btu/lbm Btu/lbm . R Btu/lbm
.R
Mencari nilai WP
ℎ = 1325,385 � = 1,6895 Btu/lbm . R WP = h2 − h1
Btu/lbm WP = 354, 15 Btu/lbm - 332,84 Btu/lbm
WP = 21,31 Btu/lbm
Berikut adalah hasil interpolasi h dan s
pada tekanan 154 Psia dan suhu 700℉
Mencari nilai QB
QB = h3 − h2
QB = 1855,1712 Btu/lbm - 354, 15 Btu/lbm
QB = 1501,0212
Btu/lbm
Mencari nilai QR
QR = h5 − h4
QR = 1829,164 Btu/lbm - 1676,2519 Btu/lbm
QR = 156,9221 Btu/lbm
ℎ = 1376,33 � = 1,754815 Btu/lbm . R
Btu/lbm Mencari efisiensi dari pembangkit tenaga
(%)
Berikut merupakan hasil interpolasi h6 η = WT1 + WT2 −
sebagai pasangan s5 = s6 pada tekanan 154 WP η / QB+QR
pada suhu 600°F sampai dengan suhu
700°F
η = (182,9193 Btu/lbm + 462,276 Btu/lbm -
21,31 Btu/lbm) / (1501,0212 Btu/lbm -
156,9221 Btu/lbm)
η =( 623,8853 Btu/lbm) / (1344,098 Btu/lbm)
Daftar Pustaka
η = 0,464166527 Btu/lbm
PDF “siklus rankine uap panas lanjut” diakses tgl
η = 0,464
31-03-2022
η = 46,4 %
Dspace.uii.ac.id “Siklus Rankine Uap Panas Lanjut”
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789
WP η /15413/05.1%20bab%202.pdf?sequence=6&isAllo
21,31 46,4 % wed=y#:~:text=Siklus%20Rankine%20dengan%20
41,31 44,9% pemanas%20lanjut,lagi%2F%20dikeringkan%20pa
81,31 41,9% da%20tekanan%20konstan. Diakses 31-03-2022
161,31 36%
221,31 31,5%
Analisa
Menurut tabel diatas bahwa semakin besar nilai Wp
maka semakin kecil efesiensinya, begitu juga
sebaliknya.
Kesimpulan
Dengan mengubah Wp saja kita merubah cukup
besar efesiensiny jadi dengan mengubah salah satu
dari Wp, Wt1, Wt2, Qb, Qr maka akan mengubah
hasil yang dihasilkan.