Anda di halaman 1dari 33

EVAPORASI

Hardoko
JURUSAN TEKNOLOGI PANGAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
EVAPORASI
• Evaporasi dapat dilakukan pada :
- kondisi tekanan atmosfir atau
- vakum
• digunakan untuk menghilangkan air dari larutan atau bahan dg menggunakan
panas untuk menguapkan air pada titik didihnya.
• mencakup : - transfer panas dan massa
- kesetimbangan energi dan massa
• Jenis evaporator :
1. Evaporator efek tunggal
2. Evaporator efek ganda
• Evaporatpr efek tunggal (lihat gambar)
- Adanya solid terlarut akan meningkatkan titik didih (ΔTb)
ΔTb = 0.51 M
M = molalitas larutan = mole solut/1000g solvent
Steam Jet Ejector : utk
hilangkan gas-2 yg tdk
terkondensasi
• Peningkatan titik didih selain karena adanya solute, juga
karena adanya perbedaan tekanan antara bagian bawah
(dasar) liquid dg tekanan absolut dr uap.
• Tekanan fluida pada suatu kolom setinggi h dan
densitas ρ adalah
P = ρ h (g/gc) dimana gc = 1, bila dalam sistem SI
• Contoh 1 :
Hitunglah titik didih cairan yg mengandung 30% padatan
terlarut pada 5ft (1.524m) dibawah permukaan bagian
dalam evaporator yg dijaga pada tekanan vakum 20 inHg
(33.8 kPa abs). Diasumsikan padatan terlarut adalah gula
heksosa yg mempunyai densitas 62 lb/ft3 (933 kg/m3).
Tekanan atmosfer adalah 30 inHg (101.5 kPa)
Solusi :
- P abs = P atm – P vakum
= 30 inHg – 20 inHg
= 10 inHg = 10 inHg x (0.491 psi/inHg) = 4.91 psia atau lb/in2
- Dari Tabel uap A4, 4.91 psia = 161.4oF = 71.90C (dg interpolasi)
- M = mole solute/1000g solvent
= (0.3/180)/(0.7/1000) = 2.38
- Peningkatan titik didih, ΔTb = 0.51 M
= 0.51 x 2.38 = 1.210C atau 2.20F
- Tekanan absolut pada sustu titik tertentu dlam kolom adalah mrpk jumlah
dari P abs uap dan P oleh cairan dalam kolom.
P = Pabs uap + ρh(g/gc)
= 4.91 lbf/in2 + (62 lbm/ft3x 5ft x lbf/lbm x 1ft2/144in2)
= 7.06 lbf/in2
- dari Tabel A4, titik didih pada 7.06 lbf/in2 = 175.40F
Jadi, Titik didih cairan = 175.4 + 2.2 = 177.60F
KERJA / TUGAS KONDENSOR (qc)
- Adl jumlah panas yg digunakan untuk mengembunkan uap
- qc = V (hg – hfc)
V = Juml uap yg diembunkan
hg = entalpi dr uap dlm ruang evaporator
hfc = entalpi dari cairan kondensat …. Dari Tabel A4
- Pada kondensor kontak langsung, jumlah air dingin (W) yg
diperlukan per unit uap dpt ditentukan dg kesetimbangan panas
W (hfc hfw) = V (hg – hfc)
W / V = (hg – hfc) / (hfc – hfw)
hfc : entalpi campuran kondensat – air
 dalam kondensor barometrik suhunya 50F atau
(2.780C) lebih rendah dari suhu uap
Contoh 2 :
Hitunglah ratio air pendingin thd uap pada kondensor
barometrik kontak langsung dalam suatu evaporator yg
beroperasi pd suhu uap 1500F (65.550C). Berapakah tinggi
kolom air dalam lengan barometrik untuk beroperasi pd
suhu tsb. Bila suhu air pendingin adl 700F (21.10C) dan
tekanan atmosfernya 760nmmHg.
Solusi :
- Pada suhu 1500F (tabel A4) Pabs uap jenuh = 3.7164
psia atau 25.6 kPa
dan hg = 1126.1 BTU/lb atau 2.169 MJ/kg
-Suhu campuran air pendingin - kondensat :
1500F - 50F = 1450F atau (62.780C)
hfc = 112.95 BTU/lb atau 0.262 MJ/kg
- Entalpi air pendingin pd 700F, hfw = 38.052 BTU/lb atau 0.088 MJ/kg
- Gunakan basis ; 1 unit berat uap
W / V = (hg – hfc) / (hfc – hfw)
W = (1126.1 – 112.95) / 112.95 – 38.052)
= 13.52
- Tekanan atmosfer 760 mmHg atau 101.3 kPa
 dari Tabel uap, densitas air pd suhu 1450F adalah 1 / Vf
1/Vf = 1 / 0.016317 = 61.28 lb/ft3 atau (981.7 kg/m3)
-Tekanan yg harus dilawan oleh kolom air dalam lengan barometrik
adalah merupakan perbedaan antara Pbar dengan Pabs dlm sistem :
ΔP = 101.3 - 25.6 = 75.7 kPa = 75.700 kg/m2s2
ΔP = ρgh  h = (75.700 kg.m/s2m2) ) (1/981.7 kg/m3) (1/9.8 ms2)
h = 7.868 m
GAS TIDAK TERKONDENSASI (NON CONDENSIBLE GAS)
- Jmlh gas yg tdk dpt dikondensasikan utk dihilangkan dari
sistem tergantung pd luasnya kebocoran udara dlm sistem
dan jumlah udara terlarut dalam “feed” dan dalam air
pendingin.
- Kelarutan udara dlm air pd tekanan atmosfer pada
berbagai suhu dapat ditentukan dari fig. 11.3.
- jumalh uap air dg gas yg tidak terkondensasi yg
meninggalkan kondensor dpt dihitumg sbb :
Wv = (Pc x 18) /( Pv – Pc)29
Wv = kg uap air/kg udara
Pc = P-uap air pd suhu campuran air pendingin –
kondensat
Pv = P-atm dlm evaporator
Contoh 3 : Hitunglah kapasitas “ejector” yg diperlukan pd
evaporator yg memproses 100 kg/jam juice dari 12% menjadi 35%
solid. Evaporator dioperasikan pd 65.60C (1500F). Produk masuk pd
350C (89.60F). Suhu kondensor dipelihara pd 2.780C (50F) dibawah
suhu uap. Rasio air pendingin – uap adalah 13.52.
Solusi :
- Wt konsentrat = (100 x 0.12) / 0.35 = 34.28 kg/jam
- wt uap = 100 – 34.28 = 65.72 kg/jam
- Wt air pendingin = 13.52 x 65.72 = 888 kg/jam
- dari grafik 10.3 …. Kelqarutan udara dlm air pd suhu
21.20C = 2.37 x 10-4 kg udara/kg air
350C = 1.96 x 10-4
- jml udara yg masuk dg air kondensor dan feed
Ma = 388 (2.37x10-4) + 100 (1.96x10-4)
= 0.23 kg/jam
- P-uap pd 62.820C (suhu kondensor) = 22.63 kPa
= 3.2825 psia
- P-uap pd 65.60C = 25.63 kPa
= 3.7184 psia
- Jadi Wv = (Pc x 18) / (Pv-Pc) 29
= (22.63 x 18) / (25.63 – 22.63) (29)
= 4.68 kg air /kg udara
- Total beban ejector utk meniadakan kebocoran udara
adalah equivalen terhadap Wv + Ma = 4.68 + 0.23
= 4.91 kg/ jam
HEAT EXCHANGER
- Kapasitas evaporator ditentukan oleh jumlah panas yg ditransfer pd
cairan oleh heat exchanger.
- jika q = jumlh pamnas yg dipindahkan
P = masaa produk konsentrat
Cc = specific heat dr konsentrat
V = massa uap
hg = entalpi uap
hf = entalpi komponen air feed yg diubah menjadi uap
T1 = Suhu feed inlet
T2 = Suhu liquid dalam evaporator
- Maka : q = Px Cc (T2-T1) + V (hg-hf)
- Laju pindah panas  Q = U.A.ΔT
ΔT = perbedaan suhu cairan dlm evaporator dg medium pemanas
- Kesetimbangan materi dalam evaporasi :

 Massa produk konsentrat …. P = (F. Xf) / Xp


 Massa uap ……….V = F (1 - Xf / Xp)
F = Kapasitas evaporator dlm batasan laju feed F
Xf = kadar solid awal
Xp = kadar solid akhir
-Contoh 4 :
Juice buah dikonsentratkan dlm evaporator efek tunggal bersirkulasi
dari 10% menjadi 45% padatan terlarutnya. Laju feed 5500 lb/jam
atau 2497 kg/jam. Uap 2500F (121.10C) digunakan pd pemanasan.
Suhu uap dlm evaporator akan menjadi 1300F (54.40C). Asumsi
bahwa soluble solid bahan adalah gula heksosa, utk menghitumg
peningkatan titik didih. Gunakan rumus Siebel’s utk menghitung
spesific heat dr juice. Feed suhu 1250F (51.70C), U = 500 BTU/jam ft2
0F atau 2839 w/m2 0K. Hitunglah “steam economy” yg diharapkan dan

luas area permukaan yg diperlukan.


- Solusi :
 Steam economy : rasio uap yg diproduksi thd uap yg
dikonsumsi
 Cc dihitung dg formula Siebel’s :
Cc = 0.008 (55) + 0.2
= 0.64 BTU/lb 0F atau 2679 J/kg 0K
 hg pd 1300F = 1117.8 BTU/lb 0F atau 2679 J/kg 0K
 T2 = suhu uap yg meninggalkan evaporator adl
merupakan jumlah dari suhu uap dan peningkatan titik didih
(ΔTb) oleh soluble solid (M) 45%.
M = (45/180) / (55/1000) = 4.545
ΔTb = 0.51 x 4,545 = 2.320C atau 4.20F
T2 = 130 + 4.2 = 134.20F atau 56.720C
- Massa uap  V = F (1 - xf/Xp)
= 5500 (1 - 0.1/0.45) = 4278 lb/h atau 1942 kg/h
- Massa produk  P = F (xf / Xp)
= 5500 (0.1/0,45) = 1222 lb/h atua 555 kg/h
-Jumlah panas  q = P. Cc (T2 - T1) + V (hg – hf)
hf dari komponen air pada feed pd 1250F = 92.96 BTU/lb
= 1222 x 0.64 (134.2 – 125) + 4278 (1117.8 – 92.96)
= 4 391 500 BTU/lb
-Luas area  A = q / U ΔT = (4 391 500) / (500 x (250 – 134.2))
= 75.8 ft2
- Entalpi evaporasi uap pd 2500F = 945.5 BTU/lb
- Uap yg diperlukan = q / hfg
= 4 391 500 / 945.5 = 4645 lb/h
- Steam economy = uap yg diproduksi / uap yg dikonsumsi
= 4278 / 4645 = 0.92
MULTIPLE EFFECT EVAPORATOR
ΔT = Ts – Tvn - ΔTb1 – ΔTb2 - ….. ΔTbn  Total penurunan suhu
1/U = 1/U1 + 1/U2 + ….. 1/Un
Ts = suhu uap
Tvn = suhu uap pd efek terakhir
ΔTb = kenaikan titik didih
MULTIPLE EFFECT EVAPORATOR
Sebenarnya merupakan pindah panas dari masing-
masing evaporatornya shg akan melibatkan pindah panas
seperti dalam single effect evaporator (Q = U A ΔT)
ΔT dari masing-masing efek sebenarnya hanya
merupakan fraksi dari total ΔT shg utk laju evaporasi
yang sama dan total ΔT yg sama.
Multiple effect evaporator dg n efek akan memerlukan
n kali pindah panas.
 Penghematan biaya energi dg meningkatkan nilai
ekonomi uap dicapai dg peningkatan luas area pindah
panas.
Ada 2 parameter yg mempengaruhi pindah panas
ΔT yg dpt dikontrol dlm operasi multiple effect
evaporator :
1. suhu uap pada efek terakhir
2. suhub uap pd efek pertama
 Suhu dan tekanan uap pd efek pertama dan
intermediate akan berkembang secara spontan
mengikuti kesetimbangan panas yg terjadi.
Total ΔT dalam multiple effect evaporator akan
merupakan perbedaan antara suhu uap awal dg suhu uap
pada efek terakhir.
 Peningkatan titik didh akan menurunkan ΔT

ΔT = Ts – Tvn - ΔTb1 – ΔTb2 - ….. ΔTbn 

Ts = suhu uap awal


Tvn = suhu uap pd efek terakhir
ΔTb1, ΔTb2, ΔTbn = kenaikan titik didih pd efek 1, 2, ….n

Koefisien pindah panas keseluruhan :

1/U = 1/U1 + 1/U2 + ….. 1/Un


VAPOUR CHAMBER :
 Biasanya mrpk bagian terbesar dr evaporator
 Fungsi utama :
a) memisahkan uap dari cairan
b) mencegah terbawanya solid oleh uap
c) juga merupakan penampung produk
 Suhu didlm evaporator ditentukan oleh P-abs didlm
ruang uap
 Suhu uap mrpk suhu uap jenuh pd P-abs didlm
ruang uap
CONDENSOR :
 Fungsinya adalah untuk menarik uap dr ruang penguapan
secepat pembentukan uap
 Tipe-tipe kondensor :
a) Kondensor permukaan :
- ini digunakan bila uap perlu digunakan lagi
- pd tipe ini pemindah panas didinginkan dg refrigerant atau dg
air pendingin.
- Kondensat dipompa keluar dari kondensor
- Jarang digunakan krn mahal
b) Direct condensor :
- air pendingin bercampur langsung dg kondensat
- dalam sistem ini uap air masuk dlm suatu ruang dan air
disemprotkan dari atas kebawah
c) Jet condensor :
- Sebagian air pendingin disemprotkan pada bagian atas
utk mengkondensasikan uap dan sisanya dialirkan kebawah
pd suatu pipa venturi (pd bagian dasar unit) utk menarik
uap terkondensasi dan air pendingin keluar kondensor
- membutuhkan lebih banyak air dp barometric
condensor (Direct contact condensor)
STEAM JET EJECTOR
 Digunakan utk menghilangkan gas-gas yg tidak dapat
dikondensasikan
STEAM JET EJECTOR
 Uap tekanan tinggi dibiarkan mengembang melalui suatu ‘jet’
yg akan meningkatkan kecepatannya.
 Uap tekanan tinggi memotong ruang penghisap dan masuk
bagian konvergen-divergen (venturi) dan selanjutnya akan
menaikkan kecepatannya
 Pergerakan uap melalui venturi pd kecepatan tinggi akan
menghasilkan zone tekanan rendah didlm bagian ruang
penghisap dan gas-gas tidak terkondensasi dpt dikeluarkan.
 lebih efektif dp pompa vakum
 kapasitasnya tgt pd desain, tinggi tekanan uap dan
perbedaan tekanan antara penghisap (Suction) dan discharge
(pengeluaran)
 Kapasitas dpt diekspresikan sbg berat udara terevakuasi per
jam sbg suatu fungsi dr tekanan penghisap dan tekanan
uapnya.
HEAT EXCHANGER
Menentukan laju evap[orasi dalam evaporator, dimana lajunya
ditentukan olh jumlah panas yg ditransfer dlm heat exchanger
 hal-hal yg perlu dipetimbangkan yg akan mempengaruhi desain :
stabilitas produk thd panas, fouling pd permukaan heat exhanger,
kemudahan utk dibersihkan
 Contoh : heat exchanger pd falling film evaporator
CARA MENINGKATKAN NILAI EKONOMI
EVAPORATOR
1. Vapour recompression
 Berdasar diagram Mollier (Fig. 11.5), rekompresi
adiabatik uapakan menaikkan suhu dan tekanan
 Rekompresi mencakup peningkatan tekanan uap utk
menaikkan suhu kondensat diatas titik didih liquid
dlm evaporator
 kompresi uap jenuh akan menghasilkan uap
superpanas (superheated steam) tekanan tinggi
2. Multiple effect evaporator
Contoh :
Dari contoh soal 4, tentukan COP dari sistem vapour
recompression dari unit penguapan yang digunakan.

Anda mungkin juga menyukai