Anda di halaman 1dari 18

PERANCANGAN PABRIK PHENYL ETHYL ALCOHOL DARI

BENZENE DAN ETHYLENE OXIDE DENGAN PROSES


FRIEDEL-CRAFTS KAPASITAS 900 TON/TAHUN

PROPOSAL PERANCANGAN PABRIK

Oleh:

MENTARI ADINDA FITHIA / 16 644 021

SRI YUVITA DEWI ASKARI / 16 644 015

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
SAMARINDA
2020
PERANCANGAN PABRIK PHENYL ETHYL ALCOHOL DARI
BENZENE DAN ETHYLENE OXIDE DENGAN PROSES
FRIEDEL-CRAFTS KAPASITAS 900 TON/TAHUN

Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi derajat Sarjana Sains Terapan


pada Program Studi Teknologi Kimia Industri

Jurusan Teknik Kimia


Politeknik Negeri Samarinda

Oleh:

MENTARI ADINDA FITHIA / 16 644 021

SRI YUVITA DEWI ASKARI / 16 644 015

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


POLITEKNIK NEGERI SAMARINDA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
PROGRAM STUDI TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI
SAMARINDA
2020
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING

PERANCANGAN PABRIK PHENYL ETHYL ALCOHOL DARI


BENZENE DAN ETHYLENE OXIDE DENGAN PROSES
FRIEDEL-CRAFTS KAPASITAS 900 TON/TAHUN

NAMA / NIM : MENTARI ADINDA FITHIA/ 16 644 021

SRI YUVITA DEWI ASKARI/ 16 644 015

JURUSAN : TEKNIK KIMIA

PROGRAM STUDI : TEKNOLOGI KIMIA INDUSTRI

JENJANG STUDI : S-1 Terapan

Proposal Tugas Akhir ini telah disahkan


Pada tanggal, 2020

Menyetujui :
Pembimbing I,

Alwathan, S. T., M.Si


NIP. 19750222 200212 1 002
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Phenyl ethyl alcohol (PEA) memiliki beberapa manfaat dalam industri,

yaitu sebagai bahan pembuatan parfum, essential oil, sabun, shanmpoo, dan

kosmetik yang menghasilkan aroma mawar (Ullman, 2011). Pendirian pabrik

PEA sangat tepat, karena dapat memberikan dampak positif dalam segala bidang,

antara lain dibukanya lapangan kerja baru, sehingga dapat menyerap tenaga kerja

dan mengurangi tingkat pengangguran di Indonesia. Disamping itu untuk

memenuhi kebutuhan pasar didalam negeri dan diluar negeri yang diharapkan

dapat meningkatkan devisa negara.

Untuk memenuhi kebutuhan PEA dalam negeri Indonesia masih

mengimpor dari negara lain, ini disebabkan belum adanya pabrik di Indonesia

yang memproduksi PEA. Oleh karena itu diperlukannya pendirian pabrik PEA di

Indonesia. Faktor yang harus diperhatikan dalam penentuan kapasitas produksi

pabrik agar layak untuk didirikan dapat dilihat berdasarkan perhitungan peluang

pasar, kapasitas produksi terkecil pabrik serupa dan ketersediaan bahan baku.

Data peluang pasar dapat dilihat dari data impor PEA. Berikut ini tabel data

impor untuk PEA di Indonesia.


Tabel 1.1 Data impor phenyl ethyl alcohol di Indonesia

IMPOR
TAHUN
(TON/TAHUN)

2010 556,891

2011 508,436

2012 561,799

2013 558,667

2014 661,871

2015 609,547

2016 720,505

2017 720,381

2018 922,347

2019 563,773

Sumber: (1)Badan Pusat Statistik (2020)

Data - data diatas untuk impor didapatkan dalam web badan pusat statistik

Indonesia tahun 2020. Berdasarkan Tabel 1.1 jika pabrik direncanakan berdiri

pada tahun 2025 maka perkiraan kapasitas dapat dihitung dengan persamaan

regresi linier.
Gambar 1.1 Grafik kebutuhan impor PEA per tahun

Dari gambar 1.1 diperoleh persamaan regresi linier:

Y = 23,366 X - 50462

Jadi kebutuhan pada tahun 2025 adalah:

Y = 23,366 X - 50462

Y = 904,15 Ton/Tahun

1.2 Kapasitas Produksi

Berdasarkan hasil perhitungan peluang pasar phenyl ethyl alcohol yang

mencapai 904 Ton. Kapaitas produksi dari Henan Tianfu Chemical. Co., Ltd yang

sebesar 120 Ton/Tahun dijadikan sebagai acuan perkiraan kapasitas break event

point. Ketersediaan bahan baku diperoleh untuk benzene pada PT. Pertamina RU

IV Cilacap sebesar 590.000 Ton/Tahun, bahan baku ethylene oxide pada PT.

Prima Ethycolindo Merak Tangerang sebesar 22.000 Ton/Tahun dan aluminium

klorida pada PT. Lumbung Sumber Rezeki sebesar maka kapasitas pabrik phenyl
ethyl alcohol yang akan didirikan yaitu sebesar 900 Ton/Tahun untuk memenuhi

kebutuhan dalam negeri.

1.3 Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi untuk pendirian pabrik phenyl ethyl alcohol dapat

dilihat pada tabel 1.2 di bawah ini :

Tabel 1.2 Metode scoring pemilihan lokasi

Alternatif Faktor -Faktor Yang Diperhatikan


Jumlah
Lokasi (1) (2) (3) (4)

Cilacap 4x40=160 4x30=120 5x20=100 5x10=50 430

Cilegon 3x40=120 3x30=90 3x20=60 4x10=40 310

Cirebon 4x40=160 3x30=90 4x20=80 4x10=40 370


Catatan : Skor nilai 1-5

Keterangan : (1) Bahan Baku; (2) Tenaga Kerja; (3) Transpotrasi; (4) Utilitas

Keempat faktor diatas memiliki nilai penting dalam pemilihan lokasi,

bahan baku sangat penting sehingga diberi bobot 40, tenaga kerja 30, transportasi

20 dan utilitas 10. Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, alternatif lokasi yang dipilih

adalah kota Cilacap dengan alasan sebagai berikut :

1. Ketersediaan Bahan baku

Bahan baku pembuatan phenyl ethyl alcohol yaitu benzene dan


ethylene oxide. Dimana benzene didatangkan dari PT. Pertamina RU IV

Cilacap, dengan kapasitas produksi 1283,011 Ton/tahun, sedangkan ethylene

oxide didatangkan dari PT. Prima Ethycolindo Cilegon. Berikut ini tabel

peluang lokasi yang dipilih sebagai berikut:

Tabel 1.3 Peluang Lokasi Phenyl Ethyl Alcohol di Cilacap

Kapasitas Terpasang Impor Ekspor Produksi Komsumsi


Tahun
(Ton) (Ton) (1) (Ton) (Ton) (Ton) (2)

2007 491.001 57.001 500.495 472.88

2008 503.571 95.308 508.436 503.035

2009 530.257 100.805 558.667 592.891

2010 565.991 125.231 561.779 500.275

2011 504.364 109.597 699.547 649.261


900
2012 551.899 139.221 583.667 712.516

2013 561.456 151.543 751.804 751.704

2014 660.591 183.061 783.006 651.028

2015 609.547 158.116 810.441 800.001

2016 720.519 205.661 859.003 804.822

2017 720.035 211.219 899.756 820.436


Sumber : (1) Badan Pusat Statsktik BPS), 2018
(2) Statistik Industri Manufaktur Bahan Baku,2017

2. Tenaga Kerja.

Cilacap adalah satu dari tiga kawasan industri utama di Jawa Tengah

(selain Semarang dan Surakarta) yang merupakan daerah industri dengan

tingkat kepadatan penduduk tinggi, sehingga tenaga kerja dapat diperoleh dari

daerah sekitarnya. Tenaga kerja di Cilacap, Jawa Tengah dilihat dari segi
pendidikan SMA/SMK 169.880 jiwa, Diploma III 11.180 jiwa, dan Sarjana

23.034 jiwa. Selain itu faktor kedisiplinan dan pengalaman kerja juga

menjadi prioritas dalam perekrutan tenaga kerja, sehingga diperoleh tenaga

kerja yang berkualitas.

3. Transportasi

Tersedianya sarana transportasi yang memadai untuk proses

penyediaan bahan baku dan pemasaran produk yaitu tersedianya akses jalan

raya yang baik, dekat dengan pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, Jawa Tengah

dan Bandara Tunggul Wulung. Sehingga proses penyediaan bahan baku dan

pemasaran produk baik untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri maupun

untuk komoditi ekspor tidak mengalami kesulitan

4. Utilitas

Fasilitas utilitas yang meliputi penyediaan air, bahan bakar dan listrik.

Kebutuhan penyediaan air yang berdekatan dengan laut membuat

ketersediaan air proses sangat mencukupi, kebutuhan listrik yang

memanfaatkan listrik PLN dan sarana bahan bakar dapat diperoleh dengan

mudah karena dekat dengan pertamina.

5. Faktor Sosial Budaya

Faktor sosial budaya didaerah cilacap yaitu saling menghargai sesama

warga dan saling tolong menolong.

6. Keamanan

Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang stabil karena memiliki

keamanan yang baik, tidak pernah terjadi bentrokan dan bencana alam, seperti
banjir, gempa bumi, dan longsor yang jarang terjadi sehingga operasi pabrik

dapat berjalan dengan lancar.

1.4 Informasi Umum Proses

Terdapat beberapa alternatif proses dalam pembuatan PEA yang

diantaranya adalah sebagai berikut:

Proses
Keterangan Hidrogenasi
Grignard Friedel-Craft
Styrene Oxide

Kondisi Operasi T : 100 oC T : 80-120 oC T : 9-13 oC

P : 1,36 atm P : 200-300 atm P : 1 atm

Konversi : 50% Konversi : 90% Konversi : 80%

Katalis - kobalt AlCl3

Fase Reaksi Padat-Cair Gas-Cair Cair-Cair

Jenis Reaktor RATB Fixed Bed RATB

Kebutuhan Alat Sedikit Banyak Sedikit

Ketersediaan Bahan Susah didapat


Mudah Didapat Mudah Didapat
Baku (harus ekspor)

Potensial Ekonomi Kecil Kecil Besar

Dalam perancangan pabrik ini proses yang dipilih adalah friedel-crafts.

Proses ini5t444 dipilih karena bekerja pada suhu rendah, tekanan ruang dan

bahan baku mudah didapatkan karena terdapat di Indonesia kemurnian dari


phenyl ethyl alcohol sebsesar 98% (US Patent 2.483.323). Pada proses

Friedel-Crafts terjadi reaksi sebagai berikut :

AlCl3
C6H6 + C2H4O → C8H10O
Benzene Ethylene Oxide Phenylethyl Alcohol

Proses pembuatan phenyl ethyl alcohol ini bekerja pada kondisi operasi pada

suhu 9 - 13℃ dan pada tekanan 1 atm (US Patent 2.483.323). Penggunaan proses

ini dipilih juga karena lebih mudah dilakukan dengan ketersediaan bahan baku

yang digunakan yaitu benzene yang diproduksi oleh PT. Pertamina Cilacap, Jawa

Tengah dan ethylene oxide yang diproduksi oleh PT. Prima Ethycolindo Merak

Tangerang, Banten.
BAB II

URAIAN PROSES

2.1 Bahan Baku dan Produk

2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku dan Produk

Dalam pembuatan phenyl ethyl alcohol dengan proses friedel-crafts

bahan baku yang digunakan adalah benzene, ethylene oxide dan katalis

aluminium klorida yang digunakan untuk mempercepat terjadinya reaksi kimia.

Adapun sifat fisik dari bahan baku, katalis dan produk dapat dilihat pada tabel

dibawah ini.

Tabel 2.1 Sifat fisik bahan baku dan katalis

Komponen
Indikator Ethylene Aluminium
Benzene Air Toluene
Oxide Chloride

Rumus Kimia C6H6 C2H4O AlCl3 H2O C7H8

Berat Molekul
78,11 44,05 133,34 18,02 92,14
(g/gmol)

Fasa Pada
Cair Gas Padat Cair Cair
Temperatur Ruang

Titik Didih Normal


80 10,6 110 100 110,6
(℃)

Densitas (20℃)875,6 (10℃)882,2 (25℃)2440 (25℃)99 (20℃)862,3


kg/m3 kg/m3 kg/m3 5 kg/m3 kg/m3

Titik Leleh (℃) 5,5 -111 193 0 -95

Kelarutan Dalam
1,79 g/L 3,5 g/L 466 g/L - 0,526 mg/mL
Air (25 °C)

Beracun dan Beracun dan


Beracun dan
Sifat Bahan mudah mudah Korosif -
mudah terbaka
terbakar terbakar

Sumber: Pubchem (2020)

Tabel 2.2 Sifat fisik produk phenyl ethyl alcohol

Komponen
Indikator
Phenyl ethyl alcohol Phenyl Propane

Rumus Kimia C8H10O C9H12O

Berat Molekul (g/gmol) 122,16 136,19

Fasa Pada Temperatur Ruang Cair Cair

Titik Didih Normal (℃) 218,2 156

Densitas (20℃)1020 kg/m3 (25℃) 893,221 kg/m3

Dapat menyebabkan Beracun dan mudah


Sifat Bahan
iritasi terbakar

Sumber: Pubchem (2020)

MSDS (2020)
2.1.2 Standar Produk

Untuk menghasilkan produk phenyl ethyl alcohol maka terdapat syarat

yang harus dipenuhi yaitu memiliki standar dari produk phenyl ethyl alcohol

tersebut, dimana standar tersebut dapat digunakan sebagai acuan agar dapat

menghasilkan produk berkualitas baik. Adapun standar dari phenyl ethyl alcohol

yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 2.3 Spesifikasi produk phenyl ethyl alcohol

Parameter Satuan Kadar

Warna - Colorless

Aroma - Roses Like

Batas Ketajaman Aroma ppm 7,5

Flash Point ℃ 102

Kemurnian % 98

Sumber: ASTM D3239

2.2 Uraian Proses

2.2.1. Proses Pengolahan Awal (Pretreatment)

Dalam proses pembuatan phenyl ethyl alcohol digunakan proses

friedel-crafts, bahan baku yang digunakan adalah benzene yang diperoleh dari PT.

Pertamina, Cilacap dengan kemurnian 95% berat dengan impuritis berupa toluene

sebesar 5% berat. Bahan baku selanjutnya adalah ethylene oxide yang diperoleh

dari PT. Prima Ethycolindo Merak dengan kemurnian 97% berat dengan
impuritis berupa air sebesar 3% berat. Sebagai bahan penunjang digunakan

aluminium klorida sebagi katalis yang diperoleh dari PT. Lumbung Sumber

Rezeki dengan kemurnian 99% berat dan impuritis berupa air sebesar 1% berat.

Bahan baku yang diperoleh harus dilakukan pretreatment dahulu untuk

menyesuaikan fasa reaksi (cair) dan kondisi operasi reaksi yang diinginkan (10℃

dan 1 atm).

Bahan baku benzene disimpan didalam tangki penyimpanan (T-02)

dengan kondisi temperatur dan tekanan ruang berfasa cair dialirkan menuju

cooler (CL-01) untuk didinginkan menggunakan pompa (P-01) sehingga suhunya

akan turun menjadi 10℃ dan tekanan 1 atm. Untuk bahan baku ethylene oxide

yang berfasa gas, akan disimpan didalam tangki spherical (T-02), dialirkan

menggunakan kompresor untuk didinginkan menggunakan heat exchanger (E-01)

hingga suhunya turun menjadi 10℃ dan tekanan 1 atm. Pada katalis aluminium

klorida yang berbentuk serbuk akan disimpan didalam tangki penyimpanan (T-01)

lalu menuju silo (S-01) dengan temperatur dan tekanan ruang dialirkan

menggunakan screw conveyor (SC-01). Setelah kondisi bahan baku sudah sesuai,

maka bahan baku sudah siap dimasukkan kedalam reaktor (R-01).

2.2.2. Proses Utama

Reaksi pembentukan phenyl ethyl alcohol berlangsung didalam reaktor

alir tangki berpengaduk (R-01). Reaktor beroperasi secara isotermal non adiabatis

pada suhu 10℃ dan tekanan 1 atm pada fasa cair (European Patent 0089201A1).

Reaktor tipe ini dipilih karena fasa reaksi merupakan fasa cair. Umpan yang telah
melalui proses pretreatment akan dikontakkan dengan katalis padatan AlCl3.

Dalam reaktor (R-01) terjadi reaksi antara benzene dan ethylene oxide dengan

rasio mol 2:1 dibantukan katalis AlCl3 (European Patent 0089201A1). Untuk

membentuk phenyl ethyl alcohol, adapun reaksi yang terjadi pada proses ini

antara lain:

Reaksi Utama :
AlCl3
C6H6 + C2HO4 → C8H10O
Benzene Ethylene Oxide Phenylethyl Alcohol ….(1)

ΔHf = ΔHf produk - ΔHf reaktan

= (-124,15 kJ/mol) - (-52,6 kJ/mol + 49,1 kJ/mol)

= -120,65 kJ/mol

Reaksi Samping :
AlCl3
C7H8 + C2HO4 → C8H10O
Toluene Ethylene Oxide 2-Phenyl-1-Propanol ….(2)

Berdasarkan reaksi yang terjadi didalam reaktor konversi reaksi utama

sebesar 80% sedangkan konversi reaksi samping sebesar 2% (US Patent

2.483.323). Reaksi yang terjadi dalam reaktor berlangsung secara isothermal non

adiabatis sehingga pada reaktor diperlukan jacket pendingin, dengan

menggunakan refigerant sebagai media pendingin untuk menjaga kondisi operasi


reaktor. Karena reaktor dilengkapi dengan jacket pendingin maka kondisi tekanan

dan temperatur hasil keluaran reaktor akan sama dengan kondisi operasi yakni

temperatur sebesar 10℃ dan tekanan 1 atm. Adapun hasil keluaran reaktor yaitu

produk utama yakni phenyl ethyl alcohol dengan impuritis berupa air, benzene,

ethylene oxide, toluene, dan 2-phenyl-1-propanol dari reaksi samping. Kemudian

hasil keluaran reaktor harus melalui proses pemurnian produk dengan tujuan

untuk menghilangkan impuritis dan meningkatkan kemurnian produk dari phenyl

ethyl alcohol agar memenuhi standar yang telah ditentukan.

2.2.3. Proses Pemurnian

Hasil keluaran reaktor (R-01) berupa phenyl ethyl alcohol dan masih

bercampur dengan impuritis lainnya berada pada kondisi suhu 10℃ dan tekanan

1 atm. Produk dan impuritisnya dialirkan menuju rotary drum vacuum filter

(RF-01) untuk memisahkan katalis dan bahan lainnya. Setelah produk dan

impuritis sudah terpisah dari katalis, produk dan impuritis lainnya dialirkan

menuju dekanter (D-01) untuk dipisahkan komponennya berdasarkan densitas

dan kelarutan. Hasil dekanter berupa air dialirkan menuju unit utilitas, dan hasil

dekanter yang berupa phenyl ethyl alcohol, benzene, toluene, ethylne oxide, dan

phenyl propane dialirkan menuju heat exchanger (E-02) lalu dialirkan menuju

menara destilasi (MD-01) untuk memurnikan berdasarkan titik didih. Hasil atas

menara destilasi berupa benzene dan toluene akan direcycle untuk dijadikan

sebagai bahan baku yang akan direaksikan kembali kedalam reaktor, sebelum

masuk reaktor dialirkan menuju evaporator (EV-01) untuk memisahkan toluene


yang berlebih, kemudian dialirkan kedalam reaktor. Hasil bawah (MD-01) akan

dialirkan menuju reboiler (RB-01) merupakan produk phenyl ethyl alcohol dan

phenyl propane yang akan dialirkan menggunakan pompa (P-07) untuk masuk ke

menara destilasi (MD-02). Pada hasil atas (MD-2) merupakan phenyl propanol

akan dialirkan menuju tangki penyimpanan (ST-01), sedangkan pada aliran

bawah (MD-02) yang berupa produk murni phenyl ethyl alcohol yang akan

didinginkan terlebih dahulu di cooler (CL-02) kemudian ditampung dalam tangki

penyimpanan (ST-02).

Anda mungkin juga menyukai