Disusun oleh :
1. Carollina Kusumawidjaya (02311840000073)
2. Dian Permana (02311840000076)
Kelas : B
Tipe heat exchanger yang umum digunakan di aplikasi di industri adalah tipe shell-
and-tube heat exchanger, seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini. Di
mana tipe shell-and-tube heat exchanger memiliki banyak tube :
II. SIMULASI
Pada simulasi yang dilakukan, penyusun ingin menguji pengaruh dari
jumlah tube terhadap pressure drop, heat flux, dan temperatur keluaran dengan
menetapkan tipe heat exchanger, jenis aliran, temperatur dan kecepatan fluida baik
pada inlet panas maupun inlet dingin, dan jenis fluida yang digunakan dalam heat
exchanger.
Tabel 1.1 Variabel Kontrol Simulasi
Tipe heat exchanger : Shell-and-tube
Ukuran
a) Diameter tube : 0,2 m
b) Diameter shell :1m
c) Panjang heat exchanger :2m
Jenis fluida
a) Inlet dingin (tube) : water-liquid
b) Inlet panas (shell) : engine oil
Kecepatan fluida
a) Inlet dingin (tube) : 0,2 m/s
b) Inlet panas (shell) : 0,2 m/s
Temperatur fluida
c) Inlet dingin (tube) : 290 K
d) Inlet panas (shell) : 390 K
Simulasi CFD terdiri atas 5 tahap, yakni geometri, meshing, setup,
solution, dan result. Berikut merupakan perlakuan yang diberikan pada masing-
masing tahap dalam simulasi CFD ini :
2.1 Geometri
Pada tahap geometri, dibentuk rancangan bentuk heat exchanger dalam
tiga dimensi. Model yang dipakai adalah 1 shell dengan 5 tube, dan 1 shell dengan
7 tube. Berikut merupakan gambar hasil dari tahap geometri untuk kedua variasi :
2.2 Meshing
Pada tahap meshing, desain dibagi menjadi beberapa bagian untuk
menyederhanakan perhitungan. Berikut merupakan tampilan meshing untuk kedua
variasi :
Gambar 2.3 Meshing Variasi 1 (1 Shell dan 5 Tubes)
2.4 Hasil
Berdasarkan simulasi yang telah dilakukan, diperoleh data dan skema
sebagai berikut :
Gambar 2.5 Kontur Tekanan Variasi 1 (1 Shell dan 5 Tubes) Tampak Belakang
Gambar 2.6 Kontur Tekanan Variasi 1 (1 Shell dan 5 Tubes) Tampak Samping
Gambar 2.7 Kontur Tekanan Variasi 1 (1 Shell dan 5 Tubes) Tampak Depan
Gambar 2.8 Kontur Tekanan Variasi 2 (1 Shell dan 7 Tubes) Tampak Depan
Gambar 2.9 Kontur Tekanan Variasi 2 (1 Shell dan 7 Tubes) Tampak Samping
Gambar 2.10 Kontur Tekanan Variasi 2 (1 Shell dan 7 Tubes) Tampak Belakang
Tabel 2.2 Data Perhitungan Heat Transfer Rate dan Mass Flow Rate
Perhitungan
Tmax = Th,in – Tc,in = 117 °C - 17 °C = 100 °C
Ch = mhCph = (447,5 kg/s)( 1845 J/kg · °C) = 825637 W/°C
Cc = mcCpc = (124,22 kg/s)( 4183 J/kg · °C) = 519488 W/°C
Qmax = Cmin ΔTmax = (519488 W/°C)(100 °C)= 51948800 W
Perhitungan
ΔTmax = Th,in – Tc,in = 117 °C - 17 °C = 100 °C
Ch = mhCph = (403kg/s)( 1845 J/kg · °C) = 742376 W/°C
Cc = mcCpc = (173,9kg/s)( 4183 J/kg · °C) = 727249 W/°C
Qmax = Cmin ΔTmax = (727249 W/°C)(100 °C)= 72724900 W