Anda di halaman 1dari 19

Presentasi Jurnal

PENGARUH BUKAAN THERMOSTATIK EXPANSION VALVE (TXV)


TERHADAP KONSUMSI ENERGI LISTRIK SISTEM REFRIGERASI
Sudirman dan I Nengah Ardita
Disusun Oleh :

Itoc Foresta

201354073

Pendahuluan
a. Latar Belakang
Salah satu komponen dalam sistem refrigerasi yang berfungsi untuk mengatur
jumlah aliran refrigeran cair yang memasuki evaporator sesuai dengan beban
pendinginannya adalah pipa kapiler atau katup ekspansi. Penggunaan pipa kapiler
memiliki salah satu kerugian dibandingkan dengan katup ekspansi yaitu tidak
mampu untuk mengatur jumlah refrigeran cair yang mengalir ke evaporator pada
kondisi beban pendinginan yang berubah-ubah. Oleh karena itu Katup ekspansi
yang akan digunakan katup ekspansi berkendali panas lanjut (superheat) atau
yang biasa disebut dengan katup ekspansi termostatik (thermostatic expansion
valve atau disingkat TXV). Pengendalian digerakkan oleh besarnya panas lanjut
gas hisap yang meninggalkan evaporator. Melihat pentingnya pengaruh bukaan
katup ekspansi tersebut di atas, maka akan di bahas tentang pengaruh bukaan
katup ekspansi terhadap konsumsi energi listrik.

Pendahuluan
b. Tujuan
a.Untuk mengetahui performance dan konsumsi energi listrik
dari sistem refrigerasi pada beberapa posisi bukaan katup
ekspansi yang berbeda.
b.Untuk mengetahui variasi suhu ruangan uji dengan bukaan
katup ekspansi yang berbeda.

Metode Penelitian
a. Rancangan Penelitian
Pengujian dilakukan menggunakan simulasi mesin refrigerasi
yang ada di Laboratorium Refrigerasi Dasar Program Studi
Teknik Pendingin dan Tata Udara Politeknik Negeri Bali. Di
dalam mesin refrigerator ini terdapat katup ekpansi yang yang
akan diatur bukaannya secara manual. Untuk mengetahui
konsumsi energi listriknya dipasang kWh meter pada sistem
kelistrikananya .

Metode Penelitian
b. Jenis dan Sumber Data
Jenis-jenis data yang diambil dari penelitian ini meliputi :
a.Data Tekanan refrigeran yang diambil adalah :
1. Tekanan in kompresor
= P1
2. Tekanan out kompresor
= P2
3. Tekanan out kondensor
= P3
4. Tekanan in evaporator box I
= P4
5. Tekanan out evaporator box I = P5

Jenis dan Sumber Data

b. Data-data temperatur yang diambil adalah :


1. Temperatur in kompresor
= T1
2. Temperatur out kompresor
= T2
3. Temperatur out kondensor
= T3
4. Temperatur in evaporator box I
= T4
5. Temperatur out evaporator box I = T5

Jenis dan Sumber Data

Data di atas, masing-masing dicari dengan beberapa posisi


bukaan TXV yang berbeda, yaitu pada :
1. Ekspansi valve bukaan 25 %
2. Ekspansi valve bukaan 50%
3. Ekspansi valve bukaan 75%
4. Ekspansi valve bukaan 100%

Metode Penelitian
c. Prosedur Pengujian
Pengujian pada mesin refrigerator ini dilakukan 2 kali untuk
masing-masing bukaan TXV
dengan durasi waktu 60 menit
dan data diambil setiap 5 menit pada masing-masing titik. Data
yang diperoleh dari proses pengujian pada refrigerator
diantaranya berupa: temperatur, tekanan, waktu atau lama
proses pengujian, dan arus listrik pada kompresor.

Prosedur Pengujian

Prosedur Pengujian

Gambar 2. Skema TXV

Prosedur Pengujian
Langkah yang dilakukan pada saat melakukan proses pengujian adalah
sebagai berikut:
1. Menyalakan mesin refrigerator dengan cara menghubungkan steker ke stop
kontak.
2. Menghidupkan power pengukur temperatur, dengan memutar tombol on-off
pada alat ukur, melakukan pengukuran temperatur dan Mencatat tekanan
yang terlihat pada penujuk tekanan sebelum sistem dijalankan.
4. Mencatat temperatur serta tekanan pada bagian suction, dan discharge setiap
5 menit. Pencatatan dilakukan sampai pada 19 kali dalam waktu 60 menit.
Pada percobaan kedua, dengan bukaan valve yang berbeda, percobaan
dilakukan selama 60 menit untuk setiap posisi TXV, dicatat temperatur ruang
uji dengan temperatur awal yang sama dan konsumsi energi listriknya selama
60 menit/1 jam.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil-hasil penelitian pada tahap pertama mendapatkan data-data


berupa besaran-besaran yang merupakan performance dari sistem
refrigerasi tersebut yaitu efek refrigerasi (ER), kerja Kompresor
(WK) dan Coefisien of Performance (COP). Hasil-hasil pengolahan
data tersebut kemudian dibuat grafik dihubungkan dengan bukaan
TXV
Adapun grafik-grafiknya adalah seperti dibawah ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Grafik memperlihatkan bahwa makin besar bukaan TXV, maka


makin tinggi efek refrigerasi yang dihasilkan, hal tersebut terjadi
karena makin besar bukaan TXV, maka makin banyak refrigeran
yang lewat menuju Evaporator, sehingga makin banyak kalor yang
diserap oleh evaporator. Dari hasil penelitian didapat harga tertinggi
dari efek refrigerasi mesin yang diuji adalah 172,6 kJ/kg

HASIL DAN PEMBAHASAN

Banyak refrigerant dikompresikan dalam sistem refrigerasi oleh


kompresor. Makin banyak refrigerant yang dikompresi maka makin
berat kerja kompresor. Hal tersebut sesuai dengan Grafik. Harga
tertinggi kerja kompresor yang didapat dari hasil penelitian dengan
mesin tersebut adalah 37 kJ/kg.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, makin sedikit refrigeran yang


mengalir, maka makin tinggi COP (coefisien of performance) dari
sistem refrigerasi. Hasil penelitian yang dilakukan, COP mesin uji
terendah dengan nilai 4,8 pada bukaan 100%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil diatas memperlihatkan bahwa, sesuai dengan efek regrigerasi


(ER) yang didapat, makin besar bukaan TXV, makin besar pula efek
refrigerasinya. Demikian pula dengan kecepatan pendinginan ruang
uji. Makin besar bukaan TXV, maka makin rendah suhu yang bisa
tercapai dengan waktu dan temperatur awal yang sama yaitu selama
60 menit dan sama-sama pada suhu awal 27C.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Jika dibandingkan dengan konsumsi energi listriknya, digambarkan


seperti grafik diatas. Makin besar bukaan TXV, makin banyak
refrigeran yang bersirkulasi pada sistem refrigerasi. Makin banyak
refrigeran yang bersirkulasi, makin berat kerja kompresor, hal
tersebut berimbas kepada makin banyak energi listrik yang
dikonsumsi oleh Kompresor.

SIMPULAN DAN SARAN


a. Simpulan
1. Makin besar bukaan TXV, maka makin tinggi efek refrigerasi yang
dihasilkan. Dari hasil penelitian didapat harga tertinggi dari efek
refrigerasi mesin yang diuji adalah 172,6 kJ/kg.
2. Makin besar bukaan TXV, makin banyak refrigerant yang
dikompresi maka makin berat kerja kompresor dan makin tinggi
kerja kompresor. Harga tertinggi kerja kompresor yang didapat
dari hasil penelitian dengan mesin tersebut adalah 37 kJ/kg.
3. Makin besar bukaan TXV, makin kecil COP mesin uji. Hasil
penelitian yang dilakukan, COP mesin uji terendah dengan nilai
4,8 pada bukaan 100%.
4. Makin besar bukaan TXV, maka makin rendah temperatur ruang
uji yang dapat dicapai dengan waktu dan temperatur awal yang
sama

SIMPULAN DAN SARAN


b. Saran
Dengan tertutupnya sebagian katup TXV, bukan berarti efek
refrigerasi dari mesin tidak ada, melainkan berkurang, tetapi dilain
pihak konsumsi energi listriknya akan berkurang. Dengan kondisi
tersebut, penelitian ini bisa dilanjutkan dengan pengaturan buka
tutup TXV secara automatis, disesuaikan dengan beban
pendinginan dalam ruangan, sehingga didapatkan kemungkinan
cara penghematan energi listrik yang lebih efektif pada sistem
refrigerasi.

Anda mungkin juga menyukai