Anda di halaman 1dari 19

Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

EVALUASI SISTEM PENERANGAN RUMAH


PERUMAHAN SARJANA BLOK B-15 , Indralaya,
OGAN ILIR, SUMATERA SELATAN

I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang


Prinsip umum pencahayaan adalah bahwa cahaya yang berlebihan tidak
akan menjadi lebih baik. Penglihatan tidak terjadi lebih baik hanya dari jumlah
atau kuantitas cahaya tetapi juga dari kualitasnya. Kuantitas dan kualitas
pencahayaan yang baik ditentukan dari tingkat refleksi cahaya dan tingkat rasio
pencahayaan pada ruangan.
Keutungan-keuntugan penerangan yang baik yaitu:
 Peningkatan produksi
 Peningkatan kecermatan
 Terjaminya kesehatan
 Suasana kerjalang lebih nyaman

Penerangan suatu ruangan yang sehat yaitu pertama-tama harus tidak melelahkan
mata tanpa guna. Karena itu perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar
antara bidang kerja dan sekelilingnya harus dihindari, karena akan memerlukan
daya penyesuaian mata yang terlalu besar sehingga melelahkan (P van harten)

Faktor –faktor yang mempengaruhi pemilihan sistem penerangan yang sebaiknya


digunakan:

 Intensitas penerangan di bidang kerja


 Intensitas penerangan dalam ruangan secara umum
 Biaya instalasi
 Biaya pemakaian energi
 Biaya pemilihan instalasi, seperti untuk penggantian lampu-lampu.

Latar belakang masalah ini dimana dalam aktifitas kerja didalam ruangan
khususnya bergelut dengan komputer. Dalam ruangan yang terbatas pencahayaan
atau penerangan tersebut harus di sesuaika dengan kenyamanan ruangan, karena
sangat berpengaruh kelelahan penglihatan. Dalam kesempatan ini mengevaluasi
ruangan perumahan sarjana blok B-15, ogan ilir, sumatera selatantepat di
kabupaten Musi banyuasin, Sumsel. Dengan menghitung intensitas pencahayaan
setiap ruangan akan didapat data-data yang akan di evaluasi sebagai parameter
untuk kualitas intensiatas pencahayaan yang mengacu pada standard SNI.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 1


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

I.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, makabeberapa poin yang berkaiatan


dengan evaluasi ruangan perumahan sarjana blok B-15 yaitu :

 Mengetahui besarnya intensitas setiap ruangan tersebut pada saat ini.


 Membandingkan besar intensiata penerangan dengan standar intensitas
penerangan yang telah ditetapkan dari SNI.
 Merekomendasikan apabila intensitas penerangan setiap ruangan tersebut
dibawah standar yang ditetapkan dari SNI.

II. LANDASAN TEORI

II.1 Tinjauan Pustaka

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 2


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

II.1.1 Intensitas Penerangan


Intensitas penerangan atau iluminasi di suatu bidang ialah flux cahaya
yang jatuh pada 1 m2 dari bidang itu. Satuan unttuk intensitas penerangan ialah
lux (lx) dan lambangnya E jadi :

1 lux = 1 lumen per m2

Kalau suatu bidang yang luasnya A m2 diterangi dengan Ф lumen, maka intensitas
penerangan rata-rata di bidang itu sama dengan :

φ
Erata−rata=
A lux

Intensitas penerangan harus ditentukan ditempat dimaan pekerjaannya akan


dilakukan. Bidang kerja umumnya diambil 80 cm atas lantai.
Intensitas penerangan juga dapat ditentukan dari efisiensi penerangan dan faktor
depresiasinya.

Ø x ηx d
E=
A

II.1.2 Indeks Ruangan dan Indeks Bentuk


Indeks ruangan atau indeks bentuk K menyatakan perbandingan antara
ukuran-ukuran utama suatu ruangan berbentuk bujursangkar :

px ℓ
k=
h ( p+ℓ )
Dimana :
p = Panjang ruangan dalam m
ℓ = lebar ruangan dalam m
h = tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja, dinyatakan dalam m

II.1.3 Faktor Penyusutan atau Faktor Depresiasi


Untuk memperoleh efisiensi penerangannya dalam keadaan dipakai, nilai
rendeman yang didapat dari tabel masih harus dikalikan dengan faktor depresiasinya.
Faktor depresiasi ini dibagi atas tiga golongan utama yaitu :
 Pengotoran ringan
 Pengotoran biasa

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 3


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

 Pengotoran berat
Kalau tingkat pengotorannya tidak diketahui digunakanfaktor depresiasi 0,8.

II.1.4 Jumlah Kebutuhan armatur Yang Di Butuhkan


Jumlah armatur yang diperlukan dapat dihitung setelah ditentukan faktor
depresiasinya adalah :

ExA
n=
Ø x ηx d

II.2 Tabel – Tabel Pada Sistem Penerangan dan Lampiran


II.2.1 Tabel tingkat pencahayaan minimum yang direkomendasikan (terlampir)
II.2.2 Tabel efisisensi dalam keadaan baru (terlampir)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 4


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

III. METODE EVALUASI SISTEM INTENSITAS PENERANGAN

III.1. Tempat Ealuasi

Tempat kami evaluasi adalah salah satu rumah di perumahan sarjana blok
B-15, indralaya, Ogan ilir , Sumatera selatan.

III.2. Data Ruangan

III.2.1. Ruang Tamu

A = 6 m x 5 m = 30 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m
2 lampu SL 23 W = 2 x 1570 lm
Warna cat: Cream
rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1
d = 0,85

III.2.2. Ruang Keluarga

A = 5 m x 3 m = 15 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m
1 lampu SL 23 W = 1 x 1570 lm
Warna cat: Cream
rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1
d = 0,85

III.2.3. Kamar

A = 5 m x 4 m = 20 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m
1 lampu 2 x 40 W = 1 x 5600 lm
Warna cat: Cream
rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1
d = 0,85

III.2.4. Ruang Belajar

A = 5 m x 4 m = 20 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m
2 lampu SL 23 W = 2 x 1350 lm
Warna cat: cream
rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1
d = 0,85

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 5


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

III.2.5. Ruang Dapur

A = 3 m x 4 m = 12 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m
1 lampu 2 x 40 W = 1 x 5600 lm
Warna cat: cream
rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1
d = 0,85

III.3. Kalkulasi Data

Pernghitungan intensitas penerangan sesuai data yang didapat


adalah.

III.3.1 Ruang Tamu

Indeks bentuknya adalah :

pxl
k=
h( p+l)

5m x6m 7.5 m x 6.7 m 30 m²


k= = = 1,09
2,5 m(5 m+6 m) 2.4 m(7.5 m+6.7 m) 27,5 m²

Interpolasi :

k1 = 1 η1 = 0.43

k 2 = 1,2 η2 = 0.47

k −k 1
η = η1 + (η −η ¿
k 2−k 1 2 1

1,09−1 0.09
η = 0.43 +
1,2−1
(0.47−0.43 ¿ = 0.43 +
0.2
(0.04 ¿ = 0.448

maka, intensitas penerangan :

nxØ x η x d
E=
A

2 x 1570 x 0.448 x 0.85 1195712


E= = = 39,857≈ 40 lux
30 30

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 6


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

III.3.2 Ruang Keluarga

Indeks bentuknya adalah :

pxl
k=
h( p+l)

3m x5m 7.5 m x 6.7 m 15 m²


k= = = 0,75
2.5 m(3 m+5 m) 2.4 m(7.5 m+6.7 m) 20 m²

Interpolasi :

k 1 = 0,6 η1 = 0.3

k 2 = 0,8 η2 = 0.38

k −k 1
η = η1 + (η −η ¿
k 2−k 1 2 1

0,75−0,6 0.15
η = 0.3 +
0,8−0,6
(0.38−0.3 ¿ = 0.3 +
0.2
(0.08 ¿ = 0.36

maka, intensitas penerangan :

nxØ x η x d
E=
A

1 x 1570 x 0.36 x 0.85 480,42


E= = = 32.028 ≈ 32 lux
15 15

III.3.3 Kamar

Indeks bentuknya adalah :

pxl
k=
h( p+l)

5m x4 m 7.5 m x 6.7 m 20 m²
k= = = 0,89
2,5 m(5 m+ 4 m) 2.4 m(7.5 m+6.7 m) 22,5 m²

Interpolasi :

k 1 = 0,8 η1 = 0.38

k2 = 1 η2 = 0.43

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 7


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

k −k 1
η = η1 + (η −η ¿
k 2−k 1 2 1

0,89−0,8 0.09
η = 0.38 +
1−0,8
(0.43−0.38 ¿ = 0.38 +
0.2
(0.05 ¿ = 0.40

maka, intensitas penerangan :

nxØ x η x d
E=
A

1 x 1570 x 0,4 x 0.85 533,8


E= = = 26,69 ≈ 26 lux
20 20

III.3.4 Ruang Belajar

Indeks bentuknya adalah :

pxl
k=
h( p+l)

5m x4 m 7.5 m x 6.7 m 20 m²
k= = = 0,89
2,5 m(5 m+ 4 m) 2.4 m(7.5 m+6.7 m) 22,5 m²

Interpolasi :

k 1 = 0,8 η1 = 0.38

k2 = 1 η2 = 0.43

k −k 1
η = η1 + (η −η ¿
k 2−k 1 2 1

0,89−0,8 0.09
η = 0.38 +
1−0,8
(0.43−0.38 ¿ = 0.38 +
0.2
(0.05 ¿ = 0.40

maka, intensitas penerangan :

nxØ x η x d
E=
A

2 x 1570 x 0.40 x 0.85 1067,6


E= = = 53,38 ≈ 53 lux
20 20

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 8


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

III.3.5 Ruang Dapur

Indeks bentuknya adalah :

pxl
k=
h( p+l)

3m x4 m 7.5 m x 6.7 m 12m ²


k= = = 0,68
2,5 m(3 m+ 4 m) 2.4 m(7.5 m+6.7 m) 17,5 m²

Interpolasi :

k 1 = 0,6 η1 = 0.3

k 2 = 0,8 η2 = 0.38

k −k 1
η = η1 + (η −η ¿
k 2−k 1 2 1

0,68−0,6
η = 0.3 +
0,8−0,6
(0.38−0.3 ¿ = 0.3 + 0.08
0.2
(0.08 ¿ = 0.33

maka, intensitas penerangan :

nxØ x η x d
E=
A

1 x 1570 x 0.33 x 0.85 440,385


E= = = 36,69 ≈ 36 lux
12 12

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 9


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

IV. HASIL EVALUASI PENERANGAN YANG DI DAPAT

Jumlah Luas Intensitas


No Nama Ruangan Lampu Ruangan Penerangan
(m2) (lux)
1 Ruang Tamu 2 30 40
2 Ruang Keluarga 1 15 32
3 Kamar 1 20 26
4 Ruang Belajar 2 20 53
5 Ruang Dapur 1 12 36

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 10


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

V. ANALISA

Analisa hasil pengukuran yang didapat pada setiap ruangan di Perumahan


Sarjana blok B-15 dan merekomendasikan hasil yg didapat belum mencapai
intensitas penerangan yang ditetapkan pada standar SNI.

V.1 Ruang Tamu

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI),


bahwa ruang membutuhkan intensitas penerangan sebesar 120 lux. Sedangkan
hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 40
lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui
standar yang ditetapkan SNI.

Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 120 lux, dikarenakan ruangan
tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang
seharusnya adalah.

ExA
n=
Ø x ηx d

120 x 30 3600
n= = = 6,02 ≈ 6 lampu SL 23 W
1 x 1570 x 0,448 x 0.85 597,856

V.2 Ruang Keluarga

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia


(SNI), bahwa ruang Keluarga membutuhkan intensitas penerangan sebesar 120
lux. Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada
ruangan ini 32 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum
memenhui standar yang ditetapkan SNI.

Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 120 lux, dikarenakan ruangan
tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang
seharusnya adalah.

ExA
n=
Ø x ηx d

120 x 15 1800
n= = = 3,74 ≈ 4 lampu SL 23 W
1 x 1570 x 0,36 x 0.85 480,42

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 11


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

V.3 Kamar

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI),


bahwa kamar membutuhkan intensitas penerangan sebesar 120 lux. Sedangkan
hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada ruangan ini 26
lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum memenhui
standar yang ditetapkan SNI.

Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 120 lux, dikarenakan ruangan
tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang
seharusnya adalah.

ExA
n=
Ø x ηx d

120 x 20 2400
n= = = 4,49 ≈ 5 lampu SL 23 W
1 x 1570 x 0,40 x 0.85 533,8

V.4 Ruang Belajar

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia (SNI),


bahwa ruang belajar membutuhkan intensitas penerangan sebesar 120 lux.
Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada
ruangan ini 53 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum
memenhui standar yang ditetapkan SNI.

Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 120 lux, dikarenakan ruangan
tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang
seharusnya adalah.

ExA
n=
Ø x ηx d

120 x 20 2400
n= = = 4,49 ≈ 5 lampu SL 23 W
1 x 1570 x 0,40 x 0.85 533,8

V.5 Ruang Dapur

Berdasarkan standar yang ditetapkan dari Standar Nasional Indonesia


(SNI), bahwa ruang dapur membutuhkan intensitas penerangan sebesar 250 lux.
Sedangkan hasil perhitung dari data yang didapat, Intensitas penerangan pada

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 12


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

ruangan ini 36 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum
memenhui standar yang ditetapkan SNI.

Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 250 lux, dikarenakan ruangan
tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang
seharusnya adalah.

ExA
n=
Ø x ηx d

250 x 12 3000
n= = = 6,81 ≈ 7 lampu SL 23 W
1 x 1570 x 0,33 x 0.85 440,385

V.12. Tabel Hasil Analisa

Yang Diinginkan
Standar SNI
Jumla Luas Intensitas
No Nama Ruangan h Ruanga Penerang Intensitas
Lampu n (m2) an (lux) Penerang Jumlah
an Lampu
(lux)
1 Ruang Tamu 2 30 40 120 6

2 Ruang Keluarga 1 15 32 120 4

3 Kamar 1 20 26 120 5

4 Ruang Belajar 2 20 53 120 5

5 Ruang Dapur 1 12 36 250 7

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 13


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

VI. KESIMPULAN DAN SARAN

VI.1. Kesimpulan
1. Dari hasil pengolahan data-data hasil observasi, bahwa sistem
penerangan pada ruangan-ruangan Perumahan sarjana blok B15, masih
belum memenuhi standar
2. Penggunaan penerangan hampir semuanya menggunakan lampu Hemat
energi yaitu SL 23 Watt.
3. Faktor-faktor jeleknya intensitas penerangan disebabkan oleh:
 Kurangmya jumlah pemasangan lampu
4. Karena pemakaian lampu Hemat energi dengan lumen kecil maka pada
ruangan tersebut memerlukan pemasangan lampu yang cukup banyak
untuk memenuhi standar intensitas penerangan yang ditetapkan dari SNI.

VI.2 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan disarankan pada ruang yang intensitasnya


masih dibawah standar intensitas penerangan yang ditetapkan dari SNI untuk
ditambah jumlah pemasangan lampu, agar terpenuhi intensitas penerangan
yang diinginkan.

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 14


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

DAFTAR PUSTAKA

Van Harten, P. Dan E. Setiawan. 1985. Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Binacipta :
Bandung.

Standar Nasional Indonesia. 2004. Pengukuran Instensitas Penerangan di tempat


Kerja. SNI 16-7062-2004

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 15


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Lampiran II.2.1 Tabel tingkat pencahayaan minimum yang direkomendasikan

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 16


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Lampiran II.2.2 Tabel efisisensi dalam keadaan baru

Lampiran II.2.3 Foto Ruangan dan lampu

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 17


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Ruang Keluarga

Dapur

Ruang Tamu

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 18


Teknik Penerangan & Instalasi Listrik

Ruang Belajar

Kamar

UNIVERSITAS SRIWIJAYA Page 19

Anda mungkin juga menyukai