I. PENDAHULUAN
Penerangan suatu ruangan yang sehat yaitu pertama-tama harus tidak melelahkan
mata tanpa guna. Karena itu perbedaan intensitas penerangan yang terlalu besar
antara bidang kerja dan sekelilingnya harus dihindari, karena akan memerlukan
daya penyesuaian mata yang terlalu besar sehingga melelahkan (P van harten)
Latar belakang masalah ini dimana dalam aktifitas kerja didalam ruangan
khususnya bergelut dengan komputer. Dalam ruangan yang terbatas pencahayaan
atau penerangan tersebut harus di sesuaika dengan kenyamanan ruangan, karena
sangat berpengaruh kelelahan penglihatan. Dalam kesempatan ini mengevaluasi
ruangan perumahan sarjana blok B-15, ogan ilir, sumatera selatantepat di
kabupaten Musi banyuasin, Sumsel. Dengan menghitung intensitas pencahayaan
setiap ruangan akan didapat data-data yang akan di evaluasi sebagai parameter
untuk kualitas intensiatas pencahayaan yang mengacu pada standard SNI.
Kalau suatu bidang yang luasnya A m2 diterangi dengan Ф lumen, maka intensitas
penerangan rata-rata di bidang itu sama dengan :
φ
Erata−rata=
A lux
Ø x ηx d
E=
A
px ℓ
k=
h ( p+ℓ )
Dimana :
p = Panjang ruangan dalam m
ℓ = lebar ruangan dalam m
h = tinggi sumber cahaya di atas bidang kerja, dinyatakan dalam m
Pengotoran berat
Kalau tingkat pengotorannya tidak diketahui digunakanfaktor depresiasi 0,8.
ExA
n=
Ø x ηx d
Tempat kami evaluasi adalah salah satu rumah di perumahan sarjana blok
B-15, indralaya, Ogan ilir , Sumatera selatan.
A = 6 m x 5 m = 30 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m
2 lampu SL 23 W = 2 x 1570 lm
Warna cat: Cream
rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1
d = 0,85
A = 5 m x 3 m = 15 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m
1 lampu SL 23 W = 1 x 1570 lm
Warna cat: Cream
rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1
d = 0,85
III.2.3. Kamar
A = 5 m x 4 m = 20 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m
1 lampu 2 x 40 W = 1 x 5600 lm
Warna cat: Cream
rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1
d = 0,85
A = 5 m x 4 m = 20 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m
2 lampu SL 23 W = 2 x 1350 lm
Warna cat: cream
rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1
d = 0,85
A = 3 m x 4 m = 12 m2
h = 2,5 m – (bidang kerja 0,8) = 1,7 m
1 lampu 2 x 40 W = 1 x 5600 lm
Warna cat: cream
rw = 0,5 ; rp = 0,7 ; rm = 0,1
d = 0,85
pxl
k=
h( p+l)
Interpolasi :
k1 = 1 η1 = 0.43
k 2 = 1,2 η2 = 0.47
k −k 1
η = η1 + (η −η ¿
k 2−k 1 2 1
1,09−1 0.09
η = 0.43 +
1,2−1
(0.47−0.43 ¿ = 0.43 +
0.2
(0.04 ¿ = 0.448
nxØ x η x d
E=
A
pxl
k=
h( p+l)
Interpolasi :
k 1 = 0,6 η1 = 0.3
k 2 = 0,8 η2 = 0.38
k −k 1
η = η1 + (η −η ¿
k 2−k 1 2 1
0,75−0,6 0.15
η = 0.3 +
0,8−0,6
(0.38−0.3 ¿ = 0.3 +
0.2
(0.08 ¿ = 0.36
nxØ x η x d
E=
A
III.3.3 Kamar
pxl
k=
h( p+l)
5m x4 m 7.5 m x 6.7 m 20 m²
k= = = 0,89
2,5 m(5 m+ 4 m) 2.4 m(7.5 m+6.7 m) 22,5 m²
Interpolasi :
k 1 = 0,8 η1 = 0.38
k2 = 1 η2 = 0.43
k −k 1
η = η1 + (η −η ¿
k 2−k 1 2 1
0,89−0,8 0.09
η = 0.38 +
1−0,8
(0.43−0.38 ¿ = 0.38 +
0.2
(0.05 ¿ = 0.40
nxØ x η x d
E=
A
pxl
k=
h( p+l)
5m x4 m 7.5 m x 6.7 m 20 m²
k= = = 0,89
2,5 m(5 m+ 4 m) 2.4 m(7.5 m+6.7 m) 22,5 m²
Interpolasi :
k 1 = 0,8 η1 = 0.38
k2 = 1 η2 = 0.43
k −k 1
η = η1 + (η −η ¿
k 2−k 1 2 1
0,89−0,8 0.09
η = 0.38 +
1−0,8
(0.43−0.38 ¿ = 0.38 +
0.2
(0.05 ¿ = 0.40
nxØ x η x d
E=
A
pxl
k=
h( p+l)
Interpolasi :
k 1 = 0,6 η1 = 0.3
k 2 = 0,8 η2 = 0.38
k −k 1
η = η1 + (η −η ¿
k 2−k 1 2 1
0,68−0,6
η = 0.3 +
0,8−0,6
(0.38−0.3 ¿ = 0.3 + 0.08
0.2
(0.08 ¿ = 0.33
nxØ x η x d
E=
A
V. ANALISA
Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 120 lux, dikarenakan ruangan
tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang
seharusnya adalah.
ExA
n=
Ø x ηx d
120 x 30 3600
n= = = 6,02 ≈ 6 lampu SL 23 W
1 x 1570 x 0,448 x 0.85 597,856
Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 120 lux, dikarenakan ruangan
tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang
seharusnya adalah.
ExA
n=
Ø x ηx d
120 x 15 1800
n= = = 3,74 ≈ 4 lampu SL 23 W
1 x 1570 x 0,36 x 0.85 480,42
V.3 Kamar
Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 120 lux, dikarenakan ruangan
tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang
seharusnya adalah.
ExA
n=
Ø x ηx d
120 x 20 2400
n= = = 4,49 ≈ 5 lampu SL 23 W
1 x 1570 x 0,40 x 0.85 533,8
Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 120 lux, dikarenakan ruangan
tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang
seharusnya adalah.
ExA
n=
Ø x ηx d
120 x 20 2400
n= = = 4,49 ≈ 5 lampu SL 23 W
1 x 1570 x 0,40 x 0.85 533,8
ruangan ini 36 lux. Dengan hasil tersebut intensitas penerangannya masih belum
memenhui standar yang ditetapkan SNI.
Intensitas yang sesuai standar adalah sebesar 250 lux, dikarenakan ruangan
tersebut menggunakan lampu SL 23 watt maka jumlah lampu yang dipasang
seharusnya adalah.
ExA
n=
Ø x ηx d
250 x 12 3000
n= = = 6,81 ≈ 7 lampu SL 23 W
1 x 1570 x 0,33 x 0.85 440,385
Yang Diinginkan
Standar SNI
Jumla Luas Intensitas
No Nama Ruangan h Ruanga Penerang Intensitas
Lampu n (m2) an (lux) Penerang Jumlah
an Lampu
(lux)
1 Ruang Tamu 2 30 40 120 6
3 Kamar 1 20 26 120 5
VI.1. Kesimpulan
1. Dari hasil pengolahan data-data hasil observasi, bahwa sistem
penerangan pada ruangan-ruangan Perumahan sarjana blok B15, masih
belum memenuhi standar
2. Penggunaan penerangan hampir semuanya menggunakan lampu Hemat
energi yaitu SL 23 Watt.
3. Faktor-faktor jeleknya intensitas penerangan disebabkan oleh:
Kurangmya jumlah pemasangan lampu
4. Karena pemakaian lampu Hemat energi dengan lumen kecil maka pada
ruangan tersebut memerlukan pemasangan lampu yang cukup banyak
untuk memenuhi standar intensitas penerangan yang ditetapkan dari SNI.
VI.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Van Harten, P. Dan E. Setiawan. 1985. Instalasi Listrik Arus Kuat 2. Binacipta :
Bandung.
Ruang Keluarga
Dapur
Ruang Tamu
Ruang Belajar
Kamar