Anda di halaman 1dari 4

BANGUNAN HEMAT ENERGI

Stephen Kristano Pandeirot (D051211095)

Krisis energi telah menjadi salah satu isu yang semakin penting seiring berkembangnya
zaman. Semakin berkembangnya zaman, semakin banyak pula environment yang menggunakan
energi sebagai komponen utama dalam menopang kerjanya. Banyaknya penggunaan energi tidak
hanya membawa dampak positif bagi kemajuan zaman, namun memberikan dampak negatif
terhadap lingkungan sekitar salah satunya adalah pemanasan. Pemanasan global (global
warming) menjadi pembicaraan penting di sejumlah. Negara dimana terjadi fenomena naiknya
suhu dipermukaan bumi. Perubahan suhu berdampak pada bangunan dimana bangunan
mengkonsumsi energi dalam jumlah besar untuk memperoleh kenyamanan pencahayaan (visual
comfort) dan penghawaan (thermal comfort). Dengan ada isu global warming, hal ini menjadi
yang menjadi dorongan arsitektur untuk memperhatikan keseimbangan alam sehingga bumi tetap
terjaga, hal ini merupakan konsep penekanan desain ekologi arsitektur dimana dalam merancang
bangunan tidak hanya mementingkan keberhasilan dalam mendesain keindahan bentuk bangunan
tetapi juga memperhatikan dampak lingkungan dalam perspektif yang lebih luas, lingkungan
yang dimaksud adalah lingkungan global alami yang meliputi unsur bumi, udara, air dan energi
yang perlu dilestarikan.
Dalam konsep bangunan hemat energi ini, mengoptimalkan sistem lampu dan pendingin
udara , integrasi antara sistem pendingin udara alami dan sistem pencahayaan buatan alami serta
sinergi antara proses pasif dan aktif dan penghematan energi. dari bahan dan instrumen.
Penghematan energi dari desain bangunan menghasilkan penghematan dalam penggunaan energi
listrik untuk penerangan buatan, pendingin udara (air conditioning), dan peralatan listrik lainnya
yang dibutuhkan oleh bangunan. Salah satu contoh penerapan hemat energi adalah dengan
menggunakan tipe lampu yang sesuai untuk bangunan.

Analisis pencahayaan bangunan hemat energi telah di lakukan di gedung Wisma Kalla.
Penelitian ini adalah menganalisis perbandingan pengunaan energi listrik dengan merancang 2
model. Analisis model 1 yaitu menghitung penggunaan energi listrik dengan mendesain armature
berjumlah 109 armatur yang terdiri dari 2 x 36 watt seperti yang telah dipaparkan.
Pada hasil simulasi model 1 menunjukan nilai
tingkat iluminasi pada lantai tipikal adalah sebagai berikut:
electric light level yaitu nilai iluminasi antara 0-600 lux,
nilai rerata 131,52 dan Overall light levels yaitu nilai
iluminasi antara 0-8100 lux dan nilai rerata 722,74 lux.
Desain pencahayaan dengan menggunakan tipe Fluorescent
lamp strip unit , tiap armature berupa 1x36 watt dan jumlah armatur yang digunakan pada lantai
tipikal sebanyak 80 unit, dimana total pemakaian pertahun
mencapai 75.575.840 Watt. Pada hasil simulasi model 2
menunjukan i ruang kerja kantor pada lantai tipikal yaitu
kalkulasi overall (daylighthing dan electrical light) dan
electrical light. Hasil analisis overall menghasilkan nilai
iluminasi maksimum sebesar 693,6 lux. Minimum sebesar
267,4 lux dan rerata sebesar 535,33 lux. Hasil analisis
electrical light menunjukkan tingkat. iluminasi maksimum sebesar 125,6 lux, minimum sebesar
250,5 lux dan rerata sebesar 106,03 lux. merencanakan desain pencahayaan sebanyak 80
Armatur yang terdiri dari 1x36 watt dan menggunakan lampu tipe Fluorescent lamp strip unit.
Dari peneliatian ini dapat kita simpulkan bahwa perbedaan jumlah titik lampu yang digunakan,
serta jenis lampu akan sangat mempengaruhi jumlah energi yang digunakan. Dengan
menggunakan tipe armature yang berifat mengebangkan cahaya walau titik lampu tidak terlalu
banyak, tingkat iluminasi yang dihasilkan tetap dikategorikan nyaman sehingga tercipta
bangunan hemat energi. Pencahayaan alami dapat masuk kedalam ruang adalah merupakan salah
satu faktor pendukung dalam menciptakan bangunan hemat energi, tetapi tetap
mempertimbangkan kenyamanan beraktifitas dalam ruang kerja kantor sehingga produktifitas
kerja semakin meningkat.

ENERGY SAVING BUILDING

Stephen Kristano Pandeirot (D051211095)

The energy crisis has become one of the more important issues over time. The more the
times, the more the environment that uses energy as the main component in supporting work.
The large amount of energy use does not have a positive impact on the progress of the times, but
has a negative impact on the surrounding environment, one of which is warming. Global
warming (global warming) is an important discussion in a number of numbers. Countries where
there is a phenomenon of rising temperatures on the earth's surface. Changes in temperature have
an impact on buildings where buildings use large amounts of energy to obtain lighting comfort
(visual comfort) and ventilation (thermal comfort). With the issue of global warming, this has
become an impetus to pay attention to the balance of nature so that the earth is maintained, this is
a concept that emphasizes ecological design where in designing buildings, it is not only
concerned with designing buildings but also paying attention to the impact of the internal
environment. In a broader sense, the environment in question is the natural global environment
which includes elements of earth, air, air and energy that need to be conserved. In this energy
efficient building concept, optimizing lighting and air conditioning systems, integration between
natural air conditioning systems and natural artificial lighting systems as well as synergies
between passive processes and energy savings. of materials and instruments. Energy savings
from building design results in savings in the use of electrical energy for artificial lighting, air
conditioning, and electrical equipment needed by buildings. One example of the application of
energy saving is to use the appropriate type of lamp for the building.

Analysis of energy-efficient building lighting has been carried out in the Wisma Kalla
building. This study is to analyze the comparison of the use of electrical energy by designing 2
models. Analysis model 1 is to calculate the use of electrical energy by designing an armature
that collects 109 armatures consisting of 2 x 36 watts as described.

In the simulation results model 1 shows the value of the level of illumination on a typical
floor is as follows: the level of electric lighting is the illumination value between 0-600 lux, the
average value is 131.52 and the overall lighting level is the illumination value is between 0-8100
lux and the average value is 722, 74 lux. The lighting design uses a Fluorescent lamp strip unit
type, each armature is 1x36 watts and the number of armatures used on a typical floor is 80 units,
where the total annual usage reaches 75,575,840 Watts. The simulation results of model 2 show
an office workspace on a typical floor, namely the overall calculation (day lights and electric
lights) and electric lights. The results of the overall analysis produce a maximum illumination
value of 693.6 lux. The minimum is 267.4 lux and the average is 535.33 lux. The results of the
analysis of the electric light show the level. the maximum illumination is 125.6 lux, the
minimum is 250.5 lux and the average is 106.03 lux. planning a lighting design of 80 Armaturs
consisting of 1x36 watts and using fluorescent lamp strip units. From this research we can
conclude that the difference in the number of lamp points used, and the type of lamp will greatly
affect the amount of energy used. By using an armature type that expands light even though the
light points are not too many, the level of illumination produced can be categorized as
comfortable so as to create an energy-efficient building. Natural lighting that can enter the space
is one of the supporting factors in creating energy-efficient buildings, but still considers comfort
in working in the workspace so that work productivity increases.

Anda mungkin juga menyukai