Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/337257228

Desain Prototipe Alat Sirkulasi Udara Ruangan Bertenaga Surya Sebagai


Pendukung Rumah Sederhana Sehat

Conference Paper · December 2010

CITATIONS READS

0 908

2 authors:

Asrori Asrori Eko Yudiyanto


Politeknik Negeri Malang Politeknik Negeri Malang
39 PUBLICATIONS 39 CITATIONS 20 PUBLICATIONS 11 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

The application of fresnel lens solar concentrator View project

The Solar Thermal View project

All content following this page was uploaded by Asrori Asrori on 06 March 2020.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Seminar Nasional Program Magister dan Doktor Fakultas Teknik UB (SN-PMDFTUB) Ke-1
Malang, 8 Desember 2010

Desain Prototipe Alat Sirkulasi Udara Ruangan Bertenaga Surya Sebagai Pendukung
Rumah Sederhana Sehat

Asrori 1)
Eko Yudiyanto 2)
Teknik Mesin Politeknik Negeri Malang
Jl. Veteran PO BOX 04 Malang telp. 0341 550180 1,2)
Asrori2_polinema@yahoo.com 1) dan eko.yudiyanto@gmail.com 2)

Rumah sederhana sehat merupakan kebutuhan dasar yang harus diwujudkan dalam membangun masyarakat
yang sehat. Rumah sehat hemat energi dapat di kembangkan dengan pemanfaatan energi terbarukan. Pemanfaatan
energi terbarukan diantaranya dengan pemakaian alat sirkulasi udara ruangan bertenaga surya. Tujuan dari
penelitian ini adalah pembuatan prototype alat sirkulasi udara ruangan dengan tenaga surya, mengetahui temperatur
udara dalam ruangan yang mampu dihasilkan alat tersebut dan daya dari solar cell.
Penelitian didahului dengan perancangan dan pembuatan alat yang dilanjutkan dengan experimental research
untuk mengumpulkan data penelitian.
Prototipe alat sirkulasi udara ruangan bertenaga surya yang dihasilkan terdiri dari unit pembangit tenaga
(solar cell 50 Wp, battery control unit 12V- 10A, Accu 12V-65Ah, 4 buah fan 12V-0,25A), alat penukar kalor tipe tube (
φ=5”) dengan panjang 500 mm yang disusun dari pipa aluminium dan tembaga, serta filter tipe leher angsa dari pipa
PVCφ = 5”. Hasil pengujian alat menunjukkan terjadi penurunan suhu dalam ruangan, dimana selisih rata-rata
temperatur luar dan dalam ruangan selama pengambilan data adalah 1,1 C. Selanjutnya daya rata-rata yang mampu
dibangkitkan oleh solar cell pada alat yang dibuat rata rata adalah 20,28 Watt.

Kata kunci: rumah sederhana sehat, alat sirkulasi udara, tenaga surya

1.Pendahuluan pendingin ruangan. Sangat jelas terlihat, bahwa iklim


tropis yang panas menjadikan energi lebih dominan
a. Latar Belakang dibutuhkan untuk kenyamanan beraktifitas pada suatu
Rumah sederhana sehat merupakan kebutuhan ruangan.
dasar yang harus diwujudkan dalam membangun Sebagai negara dengan bentangan garis pantai
masyarakat yang sehat. Rumah sehat hemat energi terpanjang di dunia, juga sebagai negara yang seluruh
dapat dikembangkan dengan pemanfaatan energi wilayahnya di kawasan equator, Indonesia bisa
terbarukan. Konsep rumah sederhana sehat merupakan memandangnya sebagai hal yang menguntungkan atau
konsep yang harus dijalankan untuk meningkatkan bahkan menjadi titik kerugian yang sangat besar. Hal
derajat kesehatan masyarakat. Ada beberapa aspek ini disebabkan dengan tingginya irradiance matahari di
diperhatikan dalam konsep rumah sederhana sehat pada kawasan ini, yakni rata-rata 200- 250 W/m2 selama
lingkungan perumahan, seperti luas ruangan, ventilasi setahun, atau 850-1100 W/m2 selama masa penyinaran
dan sanitasi. Dalam konsep rumah sederhana sehat, menjadikan temperatur permukaan akan naik lebih
semakin banyak pepohonan dan aliran udara yang baik tinggi dari daerah lain didunia. Irradiance yang besar
akan memberikan kenyamanan terhadap penghuni ini bisa dimanfaatkan secara luas menjadi potensi
rumah. Ventilasi yang kurang baik akan mengurangi energi yang luar biasa atau juga akan menjadi kendala
derajat kesehatan lingkungan rumah. Dalam faktanya yang sangat besar sebab dengan tingginya temperatur
kondisi tersebut sangat sering terjadi pada lingkungan permukaan di kawasan Indonesia, akan dibutuhkan
perumahan sederhana. Dalam desainnya, pengembang energi yang besar pula untuk menyejukkan
menciptakan permahan dengan sisi kiri, kanan dan Dengan adanya fenomena terkini seperti
belakang rumah yang cukup sempit. Bahkan dalam tersebut di atas, maka dalam penelitian ini bertujuan
desain perumahan sederhana sering kali dinding rumah mendesain sebuah prototipe alat sirkulasi udara
satu dengan yang lain di sebelahnya berhimpitan. ruangan bertenaga surya sebagai penerapan konsep
Akibatnya, ventilasi ruangan dalam rumah tidak rumah sederhana sehat. Rancangan prototipe alat
optimal. sirkulasi udara ruangan ini merupakan sistem sirkulasi
Pemanfaatan energi matahari dapat digunakan aktif artinya ada tenaga mekanis untuk membuat
sebagai alternatif dalam penyediaan energi pada pertukaran udara dalam ruangan. Kebutuhan energi
konsep rmah sederhana sehat. Energi matahari yang yang dibutuhkan berasal dari energi matahari yang
melimpah dapat dimanfaatkan untuk menciptakan dikonversikan menjadi energi listrik oleh panel surya
kemandirian energi di rumah. Selain memanfaatkan (fotovoltaik. Dari solar panel tersebut pada siang hari
energi, hal ini dapat mengurangi panas yang merambat dapat dipakai langsung untuk menggerakkan fan,
di dinding rumah, dan mengurangi penggunaan sedangkan pada malam hari agar energi matahari dapat

ISBN 978-602-97961-0-0 147


Seminar Nasional Program Magister dan Doktor Fakultas Teknik UB (SN-PMDFTUB) Ke-1
Malang, 8 Desember 2010

digunakan maka perlu disimpan terlebih dahulu dalam rancangan diperoleh suatu kajian bahwa Strategi utama
baterai. untuk disain bangunan sadar energi (hemat energi yang
Selanjutnya dalam penelitian ini, sistem berwawasan lingkungan) adalah: (1) Pendinginan dan
sirkulasi udara yang terjadi tidak hanya dengan sistem Penurunan Kelembaban, (2) Optimasi Penerangan
membuang panas saja. Akan tetapi dirancang juga Alam.
sistem pendinginan udara, supaya dapat diperoleh Strategi kedua adalah Strategi kontrol pasif
kenyamanan termis dalam ruangan. Karena udara yang yang meliputi: minimasi aliran panas konduksi,
dimasukan dalam ruangan lebih sejuk. Dengan minimasi radiasi matahari, maximasi ventilasi alam,
demikian diharapkan nantinya model alat sirkulasi maximasi pendinginan radian, Maximasi pendinginan
udara ruangan bertenaga surya ini dapat menggantikan evaporatif, Optimasi penerangan alam di siang hari.
fungsi fan, kipas angin bahkan AC yang boros energi. Strategi yang ketiga kontrol aktif adalah yaitu
optimasi ventilasi buatan dengan fan dan minimalisasi
b. Rumusan Masalah
ventilasi buatan dengan AC.
1.Bagaimana merancang dan membuat prototipe alat
sirkulasi udara ruangan bertenaga surya sebagai a. Konsep Bangunan Hemat Energi
penerapan konsep rumah sederhana sehat? Bangunan merupakan penyaring faktor
2.Berapa rata-rata penurunan temperatur yang mampu alamiah penyebab ketidak-nyamanan, seperti hujan,
dihasilkan oleh alat sirkulasi udara ruangan terik matahari, angin kencang, dan udara panas tropis,
bertenaga surya yang dirancang tersebut. agar tidak masuk ke dalam bangunan. Sirkulasi udara
3.Daya yang mampu dibangkitkan oleh panel surya. diperlukan untuk menciptakan ruangan yang sejuk dan
segar, sehingga diperlukan ventilasi udara yang baik.
c. Batasan Masalah
Namun sering kali ditemukan dalam konsep rumah
Dalam rancang bangun prototipe alat sirkulasi
sederhana ventilasi tidak menjadi prioritas utama
udara ruangan bertenaga surya ini ada beberapa
karena keterbatasan lahan, sehingga diperlukan energi
batasan masalah yang diambil, antara lain:
listrik untuk menggerakkan fan atau AC. Penghematan
a. Menggunakan solar cell dengan kapaitas 50 Watt
energi melalui rancangan bangunan mengarah pada
b. Tidak membahas desain arsitektur rumah.
penghematan penggunaan listrik, baik bagi
c. Sistem sirkulasi udara yang dimaksudkan merupakan
pendinginan udara, penerangan buatan, maupun
sistem sirkulasi aktif, yaitu dibantu dengan peralatan
peralatan listrik lain. Dengan strategi perancangan
mekanis untuk mensirkulasikan udara ruangan.
tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang
d. Luasan ruangan yang dimaksud dalam penelitian ini
tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa
dibatasi berkisar antara 6 – 12 m2.
banyak mengonsumsi energi listrik yang mahal.
e. Pengambilan data sesuai dengan musim pada saat
Perancangan bangunan hemat energi dapat
dilakukan penelitian.
dilakukan dengan dua cara: secara pasif dan aktif.
d. Tujuan Penelitian Perancangan pasif merupakan cara penghematan energi
Tujuan penelitian ini adalah: melalui pemanfaatan energi matahari secara pasif, yaitu
1. Menghasilkan rancangan berupa prototipe alat tanpa mengonversikan energi matahari menjadi energi
sirkulasi udara ruangan bertenaga surya sebagai listrik.
penerapan konsep rumah sederhana sehat?
b. Analisis Potensi Energi Surya
2. Mengetahui rata-rata penurunan temperatur yang
Energi surya adalah bersih, murah, aman, tak
mampu disuplai oleh alat sirkulasi udara bertenaga
terbatas dan mampu terbarukandan berpontensi
surya
ekonomi yang sangat luar biasa contohnya di
3. Mengetahui daya yang mampu dibangkitkan oleh
Indonesia.Energi panas matahari merupakan salah satu
panel surya.
energi yang potensial untuk dikelola dan
2. Tinjauan Pustaka dikembangkan lebih lanjut sebagai sumber cadangan
Penelitian mengenai bagaimana membuat energi terutama bagi negara-negara yang terletak di
rumah yang nyaman tetapi berwawasan lingkungan khatulistiwa termasuk Indonesia, dimana matahari
sekaligus hemat energi, telah dilakukan oleh para ahli bersinar sepanjang tahun. Energi matahari yang
sejak dua dekade terakhir. perancangan dan tersedia adalah sebesar 81.000 TerraWatt sedangkan
perhitungan unjuk kerja sirkulasi udara pasif dalam yang dimanfaatkan masih sangat sedikit.
bangunan dengan memanfaatkan radiasi sinar matahari, Lapisan luar dari matahari disebut fotosfer
telah diteliti Ekechukwudan Norton (1995)[1]. Dari memancarkan suatu spektrum radiasi yang kontinyu ke
hasil penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan permukaan bumi yang besarnya = 1353 W/m2 (Jansen
bahwa dengan penambahan plat datar pada sisi :1995, 16)[4], dan besaran ini biasanya disebut
cerobong akan diperoleh sirkulasi pengering udara konstanta matahari. Jumlah radiasi matahari yang
alami yang lebih efesien. mencapai suatu daerah tertentu, biasanya dapat
Jimmy Priatman (2003)[2], membahas konsepsi diperoleh dari dinas terkait yakni dinas meteorologi
dan strategi disain sadar energi untuk bangunan rumah dan geofisika yang berkaitan dengan ramalan cuaca
tinggal dan bangunan gedung komersial. Dari hasil sepanjang tahun. Besaran radiasi ini adalah jumlah

ISBN 978-602-97961-0-0 148


Seminar Nasional Program Magister dan Doktor Fakultas Teknik UB (SN-PMDFTUB) Ke-1
Malang, 8 Desember 2010

tenaga matahari yang mengenai suatu meter permukaan


yang tegak lurus dengan bumi, besaran ini diambil rata-
ratanya untuk mengatasi adanya perbedaan dalam
sepanjang tahun.
Matahari adalah sumber energi utama yang
memancarkan energi yang luar biasa besarnya ke
permukaan bumi. Pada keadaan cuaca cerah,
permukaan bumi menerima sekitar 1000 watt energi
matahari per-meter persegi. Kurang dari 30 % energi
tersebut dipantulkan kembali ke angkasa, 47%
dikonversikan menjadi panas, 23 % digunakan untuk
seluruh sirkulasi kerja yang terdapat di atas permukaan
bumi, sebagaian kecil 0,25 % ditampung angin,
gelombang dan arus dan masih ada bagian yang sangat
kecil 0,025 % disimpan melalui proses fotosintesis di
dalam tumbuh-tumbuhan. Energi matahari dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi listrik. Dalam
keadaan cuaca yang cerah, sebuah sel surya akan Gambar 1. Sistim kerja alat sirkulasi udara tenaga
menghasilkan tegangan konstan sebesar 0.5 V sampai matahari
0.7 V dengan arus sekitar 20 mA dan jumlah energi Berdasarkan skema prinsip kerja gambar 1
yang diterima akan mencapai optimal jika posisi sel dijelaskan fungsi dari peralatan yang dibuat dalam
surya 90o (tegak lurus) terhadap sinar matahari selain penelitian ini yaitu sebagai berikut:
itu juga tergantung dari konstruksi sel surya itu sendiri. 1. Panel surya (Solar cell)
3. Metode Penelitian Panel surya adalah alat yang terdiri dari sel
Penelitian didahului dengan perancangan dan surya yang mengubah cahaya menjadi listrik. Panel
pembuatan alat (penelitian desain) yang dilanjutkan surya sering kali disebut sel photovoltaic, photovoltaic
dengan true experimental research untuk yang bergantung pada efek photovoltaic untuk
mengumpulkan data-data penelitian menyerap energi matahari dan menyebabkan arus
a. Bahan dan Alat ukur mengalir antara dua lapisan bermuatan yang
Bahan berlawanan.
1. Panel Surya (Solar cell) 50 Wp 2. Battery Control Regulator (BCR)
2. Battery (Aki basah) 65Ah-12V Berfungsi mengatur tegangan dan waktu pada
3. Battery Control Regulator 10 A saat pengisian baterai, sehingga baterai tidak sampai
4. Fan DC 12V-0,25 A overcharger atau overvoltage. Selain itu juga berfungsi
5. Saklar sebagai pengontrol atau otak yang bekerja dari sistim
6. Instalasi Kabel pengisian Solar cell ke Battery. Jika Battery sudah
7. Pipa PVC dan aksesorisnya terisi penuh maka BCR akan memutus arus dari Solar
8. Pipa aluminium cell. Disamping itu BCR juga berfungsi mengontrol
9. Bak plastik Battery kalau tegangan Battery turun turun secara
10. Pipa tembaga otomatis BCR memberi perintah ke Solar cell untuk
11. Lem dan cat mengisi ulang Battery. Jadi Battery yang terpasang
12. Bak air 1x1x0,05m pada BCR akan di kontrol 24 jam sehingga Battery
13. Besi Siku (L) aman dan tidak mudah rusak.
14. Triplex 3. Battery/Accumulator
15. Sterofoam Berfungsi untuk menyimpan arus listrik DC
16. Baut-mur pengikat sehingga pada saat tidak ada suplai listrik dari solar
cell . Adapun jenis aki dapat ditentukan oleh
Alat ukur kandungan timbal (Pb) dan kalsium (Ca) di dalamnya.
1. Thermometer 4. Fan DC
2. Digital Multimeter Fan DC terdiri dari dua buah, dengan cara
3. Jam penunjuk waktu pemasangan yang dibalik maka mempunyai fungsi
4. Rancangan Prototipe Alat yang berbeda. Exhaust fan/Out Fan berfungsi sebagai
a. Rancangan Fungsional heatsink yaitu pembuang panas udara yang berada
Perancangan alat yang akan dibuat mengikuti dalam ruangan. Sedangkan Inlet Fan berfungsi
skema berikut: mengambil udara luar yang lebih bersih dan segar
untuk dimasukkan dalam ruangan.
5. Filter
Filter berfungsi untuk menyaring udara dari

ISBN 978-602-97961-0-0 149


Seminar Nasional Program Magister dan Doktor Fakultas Teknik UB (SN-PMDFTUB) Ke-1
Malang, 8 Desember 2010

pertikel-partikel atau debu. Sehingga udara yang akan Sumber: http://www.powerbell.co.id/detail/BELL---


dimasukkan kedalam ruangan akan lebih bersih dan sehat. Modul-Panel-Surya-50Wp-%28-Mono-Crystaline-%29
6. Alat Penukar Kalor
Alat penukar kalor berfungsi untuk menyerap
temperatur dingin dari air yang berada dalam bak
penampung sehingga udara yang dimasukkan dalam
ruangan akan lebih dingin dan sejuk.
7. Bak pendingin
Berfungsi sebagai pendingin udara dengan
menggunakan media air yang berada dalam bak plastik.
Untuk mengurangi adanya radiasi panas dari luar maka
bak pendingin diisolasi dengan sterofoam.
b. Rancangan struktural Gambar 2. Solar cell Kapasitas 50 Wp
1. Kebutuhan daya cooling fan
Cooling Fan yang digunakan merupakan fan 3. Perhitungan kapasitas battery
yang biasa dipakai untuk pendingin peralatan Battery yang direncanakan menggunakan
elektronik dan mudah diperoleh dipasaran. Dalam baterry jenis Wet-Cell atau yang lebih dikenal accu
penelitian ini fan DC yang direncanakan memiliki elektrolit/accu bebas perawatan (maintenance free),
spesifikasi 12V-0,25 A sebanyak 4 buah. adapun perhitungan kapasitas yang direncanakan
Dengan persamaan adalah sebagai berikut (Gagah,2009:21)[3]
P = V x I ..............................................(1) Eaccu = a x b x E cf ......................................(2)
Dimana P adalah Daya, V adalah Tegangan, I adalah Dimana Eaccu merupakan Energi battery/accu, satuan
Arus, maka total daya yang dibutuhkan fan tersebut Watt jam, a adalah faktor pengali jika terjadi
adalah 12 Watt. Dengan asumsi bila fan tersebut hujan/mendung, diasumsikan a = 3 hari berturut-turut,
digunakan selama 10 Jam, maka energi yang b adalah faktor pengali pengisian accu, dimana b = 2
diperlukan adalah 120 Wh karena disebabkan battery tidak boleh lebih dari 50%
2. Unit pembangkit tenaga Panel surya (Solar cell) kehilangan kapasitasnya bila ingin battery-nya tahan
Dalam penelitian ini Solar cell yang digunakan lama. Ecf adalah Energi cooling fan, satuan watt jam
menggunakan 50 WP (Watt Peak) artinya daya Dengan demikian kapasitas battery yang
maksimum yang mampu dibangkitkan oleh solar cell dibutuhkan adalah 720 Watt Jam dan kapasitas battery
tersebut dalam 1 jam adalah 50 Watt. Jika sinar dengan tegangan 12 V yang dibutuhkan adalah 60 Ah.
matahari dalam kondisi normal (cerah) diasumsikan 4 Berdasarkan perencanaan dipilih battery dengan
jam, maka yang solar cell mampu menghasilkan listrik spesifikasi sebagai berikut :
sebesar 50 x 5 yaitu 200 Watt jam.  Jenis:Wet-Cell Maintenance Free
Panel Surya yang dipilih mempunyai data  Tipe :NS70
teknis seperti tabel 4.1 dan spesifikasi gambar  Standar JIS :65D26R
sebagaimana Gbr. 4.3.  Tegangan :12 Volt
Tabel 4.1 Data spesifikasi solar cell  Kapasitas :65 Ah
Tenaga Maksimal 50 Wp  CCA at -18 0C :413 Amp
Tenaga Optimum Voltage 17.35 V
 RC at -25 0C :113 Amp
Tenaga Optimum Arus (Imp) 2.88A
Tenaga sirkuit terbuka 21.88 V  Dimensi : 260x 173x 204 (mm)
Arus pendek sirkuit ( Isc) 3.08A  Volume acid :4 liter
Solar cell 125*82/125*43 Mono
Ukuran Modul (mm) 620*670*31
Ketebalan kaca (mm) 3.2
koef temperatur Isc (%)℃ +0.04
koef temperatur Voc (%)℃ -0.38
koef temperatur Pm (%)℃ -0.47
koef temperatur Im (%)℃ +0.04
koef temperatur Vm (%)℃ -0.38
Ruang temperatur -40℃ to + 85℃
Toleransi Watt ( e.g. +/-5%) ±5%
Gambar 3 Accu kapasitas12 V-65 Ah
Permukaan beban maksimum kapasitas 2400Pa
Toleransi proses beban 23m/s ,7.53g
Berat per lembar (Kg) 5.2 KG
4. Perencanaan Battery Control Regulator (BCR)
Bypass Diode Rating(A) 10 A BCR yang digunakan adalah 12 V-10 Ampere,
efisiensi sel (%) 14.00% hal ini didasarkan dari perhitungan Daya maksimum
efisiensi modul (%) 11.66% dibagi arus maksimum dari solar cell yaitu 50 Wp/
Garansi 15 Tahun 12,4 V = 4,03 A, dipilih 10 A adalah variasi
standar kondisi percobaan AM1.5 1000W/㎡ 25 +/-2°C
penggunaan daya yang lebih besar. Spesifikasi BCR
FF (%) 70-76%

ISBN 978-602-97961-0-0 150


Seminar Nasional Program Magister dan Doktor Fakultas Teknik UB (SN-PMDFTUB) Ke-1
Malang, 8 Desember 2010

yang digunakan adalah sebagai berikut : Keterangan:


 Tegangan output : 12VDC 1. Solar cell 6.Accu Wet-Cell
 Konsumsi Daya: 10mA (Standby) 2. Baterry Control Regulator 7. Filter leher angsa
 Dimensi (p x l x t): 170mm x 105mm x 30mm
3. Lampu 8.alat penukar kalor
 Posisi Matikan Charge Battery: 14.50 +/- 0.01V
 Posisi Mengisi Ulang Battery: 13.50 +/- 0.10V 4. Inlet Fan 9. Instalasi pipa
 Matikan Tegangan Load (Shutdown): 10.00 +/- 0.01V 5.Exhaust Fan
 Ulang Tegangan Keluar Load: 12.60V
 Peringatan bunyi Battery lemah: 10.60 +/- 0.10V c. Prosedur Pengambilan Data
Rancangan dan pembuatan Prototipe alat
sirkulasi udara ruangan bertenaga surya ini selain untuk
menghasilkan alat yang tepat guna, tetapi juga
berusaha mencari data-data agar dapat diperoleh suatu
alat yang benar-benar efektif dan efisien untuk
kedepannya dapat diujikan pada kondisi yang
sebenarnya. Data-data tersebut adalah:
1. Temperatur permukaan solar cell (TL)
Gambar 4. Baterry Control Regulator (BCR) 12V-10 Amp 2. Temperatur dalam ruangan/kamar (Ti)
3. Temperatur luar ruangan/kamar (To)
5. Rancangan alat penukar kalor dan perlengkapannya 4. Daya yang mampu dibangkitkan oleh panel
Alat penukar kalor yang digunakan dalam surya.
penelitian ini terbuat dari pipa aluminium dengan Supaya diperoleh data yang akurat maka perlu
rancangan sebagai berikut : dilakukan prosedur pengambilan data. Data-data di
ambil dari kondisi yang sebenarnya, artinya data
tersebut diperoleh dari instalasi alat sirkulasi yang
dipasang pada suatu ruangan tertentu Oleh karena itu
kondisi ruangan yang hendak diukur temperaturnya
adalah sebuah kamar dengan ukuran 2,5 m x 3 m x 3 m
dengan penghuni 2 orang. Data diambil di suatu rumah
yang berlokasi di daerah buring kota malang dengan
posisi 8,0187 oLS dan 112,6524 oBT, yang merupakan
daerah tropis.

Gambar 5. Alat penukar kalor (Heat Exchanger)


Gambar 7. fan yang dipasang pada ventilasi kamar, (a)
c. Perakitan Prototipe Alat exhaust fan, (b) inlet fan
Berdasarkan perhitungan dan perancangan
yang telah diuraikan sebelumnya, selanjutnya Berikut langkah-langkah dalam pengambilan data:
dilakukan perakitan dan diperoleh hasil seperti gambar 1. Mengukur temperatur dalam (Ti) dan
berikut: temperatur luar (To) ruangan/kamar sebelum
dipasang alat sirkulasi udara
2. Mengukur temperatur dalam (Ti) dan
temperatur luar (To) ruangan/kamar sesudah
dipasang alat sirkulasi udara.
3. Mengukur Temperatur permukaan (Ts) solar
cell, seperti tampak dalam gambar 4.18

4. Hasil dan Pembahasan


a. Pengaruh Temperatur Permukaan Solar cell
terhadap Daya yang dihasilkan
Daya keluaran dari Solar cell (P) tidak bisa
Gambar 6. Prototipe alat sirkulasi udara ruangan langsung diperoleh dari pengukuran langsung. Daya
tenaga surya yang dihasilkan dapat di hitung berdasarkan persamaan

ISBN 978-602-97961-0-0 151


Seminar Nasional Program Magister dan Doktor Fakultas Teknik UB (SN-PMDFTUB) Ke-1
Malang, 8 Desember 2010

P = V x I, dimana P = Daya (Watt), V= Tegangan dimaksudkan supaya mengetahui hubungan kedua


(Volt), dan I = Arus (Amp). Berikut data yang variabel tersebut.
diperoleh dari hasil pengukuran selama 3 hari. Hari 1 Hari 2 Hari 3

Tabel 1. Temperatur permukaan, tegangan, dan arus 60


dari solar cell hari pertama 50
Ts
Pukul (WIB) o V (Volt) I (Amp) P (Watt) 40
( C)
09:40 40 13.52 1.83 24.74 30

10:00 40 13.39 0.81 10.85 20

10:15 44 14.01 3.37 47.21 10

10:50 39 13.82 1.62 22.39 0


0 10 20 30 40 50
11:00 38 13.65 1.08 14.74
P
12:00 39 13.90 1.54 21.41
Gambar 8 Grafik temperatur permukaan solar cell (Ts)
12:30 36 13.62 0.71 9.67
terhadap Daya (P) yang di hasilkan, hari pertama, hari
13:10 32 13.63 0.75 10.22 kedua, dan hari ketiga
13:45 33 13.50 0.30 4.05
Berdasarkan dari tabel dan gambar grafik
14:15 30 13.62 0.66 8.99
tersebut dapat diketahui bahwa daya yang dihasilkan
14:45 35 13.83 1.05 14.52
oleh solar cell mempunyai kecenderungan naik seiring
15:00 31 13.56 0.41 5.56 dengan kenaikan temperatur permukaan dari solar cell.
Tabel 2. Temperatur permukaan, tegangan dan arus Sedangkan temperatur permukaan solar cell sendiri
dari solar cell hari kedua tidak selamanya tergantung dari waktu sebagaimana
Pukul V hasil pada ketiga tabel tersebut. Faktor cuaca sangat
Ts (oC) I (Amp) P (Watt) mempengaruhi temperatur yang ditangkap oleh solar
(WIB) (Volt)
07:20 28.0 12.68 0.19 2.41 cell. Seperti hasil data tabel 1 pada pukul 10.15 WIB
temperatur yang ditangkap oleh permukaan solar cell
08:45 31.0 12.82 0.37 4.74
adalah 44 oC, sedangkan pukul 12.00 WIB turun
09:20 39.0 13.00 1.26 16.38 menjadi 39 oC dan menjadi 36 oC pada pukul 12.30
10:10 39.5 13.43 2.82 37.87 WIB. Hal ini bisa dijelaskan karena sekitar pukul 10.00
10:30 44.0 13.42 2.71 36.37 kondisi cuaca cerah sehingga sinar matahari bisa
11:00 39.0 13.05 0.55 7.18 optimal ditangkap permukaan solar cell. Sekitar pukul
11:15 41.5 13.36 2.32 31.00 12.00 yang seharusnya temperatur bisa lebih tinggi dari
11:30 36.0 13.07 0.52 6.80 jam 10.00, justru mengalami penurunan sampai jam
14.00. Hal tersebut dikarenakan pada saat itu kondisi
12:30 32.0 13.16 0.84 11.05
mendung sehingga sinar matahari tidak bisa maksimal
12:45 38.0 13.45 1.94 26.09 ditangkap oleh permukaan solar cell.
13:15 44.0 13.60 2.65 36.04 Kondisi sebagaimana yang diuraikan diatas
16:20 26.0 8.92 0.06 0.54 tentunya akan mempengaruhi daya yang dihasilkan
oleh solar cell. Bila dibandingkan kecenderungan
Tabel 3. Temperatur permukaan, tegangan dan arus (trend) dari ketiga grafik di atas maka tampak hasil
dari solar cell untuk hari ketiga gambar 8 (hari 1) mempunyai trend linier antara
Pukul Ts V P temperatur permukaan dengan daya yang dihasilkan
I (Amp)
(WIB) (oC) (Volt) (Watt) oleh solar cell. Hal ini dikarenakan cuaca dalam
09:50 38.0 13.34 2.96 39.49 kondisi cerah, adapun fluktuasi yang tampak dalam
10:20 44.5 13.59 3.16 42.94 grafik diakibatkan oleh hembusan angin ataupun
adanya awan yang berjalan sehingga dalam waktu
10:45 45.0 13.68 3.22 44.05
tertentu sinar matahari terhalang.
11:30 46.0 13.74 2.95 40.53
Pada grafik gambar 8 (hari 1) dan 8 (hari 2)
12:15 49.0 13.42 2.32 31.13 tampak terjadi banyak fluktuasi meskipun
12:45 43.0 13.70 2.23 30.55 kecenderungan dayanya naik seiring dengan kenaikan
13:25 39.0 13.55 1.58 21.41 temperatur permukaan. Fenomena ini tidak lepas dari
13:45 36.0 13.28 0.54 7.17 pengaruh cuaca berawan pada saat dilakukan
14:30 30.0 12.08 0.10 1.21 pengambilan data.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa daya
Dari data selama tiga hari tersebut selanjutnya yang dihasilkan oleh solar cell tergantung dari (1)
di buat grafik temperatur permukaan solar cell (Ts) panas yang dapat ditangkap permukaan solar cell, (2)
versus daya yang dihasilkan oleh solar cell (P). Hal ini kondisi cuaca, dan (3) hembusan angin.

ISBN 978-602-97961-0-0 152


Seminar Nasional Program Magister dan Doktor Fakultas Teknik UB (SN-PMDFTUB) Ke-1
Malang, 8 Desember 2010

b. Analisa Temperatur Ruangan dengan Adanya versus temperatur. Grafik juga menampilkan
Alat Sirkulasi Udara komparasi antara temperatur permukaan solar cell (Ts),
Untuk menganalisa kondisi temperatur ruangan Temperatur dalam ruangan (Ti) dan Temperatur luar
dalam kamar (Ti) yang telah di pasang alat sirkulasi ruangan (To). Dengan adanya alat sirkulasi udara
udara ini perlu dilakukan data komparasi dengan ruangan tersebut diharapkan temperatur dalam ruangan
temperatur yang ada ruangan diluar kamar (To) dan akan lebih dingin daripada temperatur luar ruangan.
temperatur permukaan solar cell (Ts). Supaya dapat
diketahui dampak dari pemasangan alat sirkulasi udara
ini.
Tabel 4. Data pengukuran temperatur hari pertama
Pukul (WIB) Ts (oC) Ti (oC) To (oC)
09:40 40.0 28.0 29.00
10:00 40.0 28.0 29.00
10:15 44.0 28.0 29.00
10:50 39.0 28.5 29.50
11:00 38.0 29.0 30.50 Gambar 9. Grafik hari pertama perbandingan
temperatur permukaan solar cell (Ts), temperatur
12:00 39.0 29.0 30.50
dalam ruangan (Ti) dan temperatur luar ruangan (To)
12:30 36.0 29.0 31.00 untuk berbagai variasi waktu
13:10 32.0 29.0 31.00
13:45 33.0 29.0 30.50
14:15 30.0 28.5 29.00
14:45 35.0 28.5 29.00
15:00 31.0 29.0 29.00

Tabel 5. Data pengukuran temperatur hari kedua


Pukul (WIB) Ts (oC) Ti (oC) To (oC)
07:20 28.0 28.00 28.50
08:45 31.0 28.00 28.50
09:20 39.0 28.25 28.50 Gambar 10. Grafik hari kedua perbandingan temperatur
10:10 39.5 29.00 30.00 permukaan solar cell (Ts), temperatur dalam ruangan
10:30 44.0 29.00 30.00 (Ti) dan temperatur luar ruangan (To) untuk berbagai
variasi waktu data.
11:00 39.0 29.00 30.50
11:15 41.5 29.00 30.50
11:30 36.0 28.50 29.50
12:30 32.0 28.75 29.50
12:45 38.0 28.75 29.50
13:15 44.0 29.00 30.50
16:20 26.0 27.50 28.00

Tabel 6. Data pengukuran temperatur hari ketiga


Pukul (WIB) Ts (oC) Ti (oC) To (oC)
9:50 38.0 29.0 30.0
10:20 44.5 29.0 30.5 Gambar 11. Grafik hari ketiga perbandingan
10:45 45.0 29.0 30.0 temperatur permukaan solar cell (Ts), temperatur
11:30 46.0 29.0 30.0 dalam ruangan (Ti) dan temperatur luar ruangan (To)
12:15 49.0 29.0 31.0 untuk berbagai variasi waktu.
12:45 43.0 29.5 31.0 Pada grafik gambar 9, 10, 11 terlihat bahwa
13:25 39.0 29.0 30.5 temperatur dalam ruangan (Ti) cenderung berada
13:45 36.0 28.5 30.0 dibawah temperatur luar ruangan (To) hal ini
14:30 30.0 28.0 18.5 menunjukkan bahwa dengan adanya perlakuan
sirkulasi udara, yang terdiri dari inlet fan dan exhaust
Dari hasil pengukuran data temperatur selama fan ternyata mampu membuat temperatur rata-rata 1 oC
tiga hari selanjutnya diolah menjadi grafik waktu lebih rendah dari temperatur luar ruangan (To) dimana

ISBN 978-602-97961-0-0 153


Seminar Nasional Program Magister dan Doktor Fakultas Teknik UB (SN-PMDFTUB) Ke-1
Malang, 8 Desember 2010

To yang dimaksud merupakan ruangan yang masih rata-rata temperatur luar dan dalam ruangan selama
berada dalam bangunan (rumah). Pada gambar 5.2 juga tiga hari masing masing adalah 1,1 oC
menunjukan ketergantungan temperatur dalam (Ti) 3. Daya rata-rata yang mampu dibangkitkan oleh solar
dan luar ruangan (To) terhadap temperatur permukaan cell sebesar 20,28 Watt
solar cell (Ts). Sebagaimana di jelaskan sebelumnya b. Saran
temperatur permukaan solar cell(Ts) tergantung dari Agar perancangan atau penelitian ini lebih
kondisi cuaca dan waktu. Dari data dan hasil sempurna, maka ada hal-hal yang perlu diperhatikan
pengamatan pada tabel 5 menunjukan pada pukul 12.30 diantaranya;
WIB diperoleh Ts = 32 oC sedangkan dari tabel 5.6 1. Sistem instalasi dan isolasi pipa perlu adanya
pada pukul 12.15 WIB diperoleh Ts = 49 oC. perhitungan khusus agar tidak terjadi losses yang
Perbedaan ini disebabkan karena faktor cuaca, yang besar sehingga tidak mempengaruhi volume udara
pertama temperatur rendah (Ts = 32 oC) karena kondisi yang masuk dalam ruangan
berawan sedangkan yang kedua temperatur Ts 2. Alat penukar kalor perlu dilakukan perancangan dan
mencapai 49 oC karena kondisi cerah. Dalam kondisi perhitungan yang lebih detail lagi, agar diperoleh
normal tanpa adanya alat sirkulasi udara maka perbedaan teperatur dalam dan luar yang cukup
temperatur dalam ruangan (Ti) minimal sama dengan signifikan
temperatur luar ruangan (To) atau bisa lebih tinggi, hal 3. Perlu lebih banyak hari untuk mendapatkan data
ini dikarenakan adanya beban pendinginan dalam yang lebih akurat.
ruangan tersebut seperti manusia, lampu dan alat-alat 4. Pengambilan data sebaiknya dilakukan dalam
elektonik. kondisi cerah untuk mengetahui daya optimal yang
Dengan adanya alat sirkulasi udara ruangan mampu dibangkitkan oleh solar cell.
bertenaga matahari, menunjukan bahwa pada hari ke-1
( tabel 4) diperoleh rata-rata penurunan temperatur 1,1 Daftar Pustaka
o
C, hari ke-2 (tabel 5.5) selisih rata-rata To dengan Ti [1] Ekechukwu1, O.V. and Norton B., 1995, Design
yaitu 0,9 oC dan pada hari ke-3 (tabel 5.6) rata-rata and measured performance Of a solar chimney for
penurunan temperatur sebesar 1,3 oC. Perbedaan rata- natural-circulation Solar-energy dryers, Energy
rata penurunan temperatur tersebut bisa dijelaskan Research Centre, University of Nigeria, Nsukka,
karena juga faktor cuaca ketika cuaca cerah (hari ke-3) Nigeria.
selisih penurunan temperatur lebih besar dibandingkan [2] Priatman, Jimmy., 2003 “Energy conscious design”
dengan kondisi mendung (hari ke-2). Hal tersebut Konsepsi dan strategi perancangan bangunan, Di
dikarenakan dalam kondisi cerah, temperatur udara indonesia, Dimensi Teknik Arsitektur, Vol. 31,
lingkungan yang cenderung tinggi (panas) akan No. 1, Juli 2003: 43-51 Jurusan Teknik Arsitektur,
didinginkan terlebih dahulu di alat penukar kalor Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan-Universitas
sehingga udara yang masuk melalui inlet fan Kristen Petra. http://puslit.petra.ac.id/ journals
temperaturnya lebih rendah dari pada udara dari luar /architecture/
tersebut. Sedangkan ketika kondisi berawan atau [3] Gagah , I.A, 2009, Tugas Perhitungan PLTS,
mendung temperatur permukaan solar cell cenderung T.Elektro Tri Sakti, Jakarta (http://www.scribd.
turun (rendah). Temperatur ruangan juga akan ikut com/doc/26860575/Perhitungan-PLTS-ERAS,
turun, karena efek radiasi panas dari luar bangunan diakses 20 Agustus 2010)
tidak ada. Hal ini menyebabkan rata-rata selisih [4] Jansen Ted. J Wiranto, 1985. Solar Engineering
temperatur luar (To) dengan dalam ruangan (Ti) relatif Technology (Teknologi Rekayasa Surya). Jakarta:
kecil. PT. Pradnya Paramita.
[5] Sumber:http:// www.powerbell.co.id /detail/BELL-
5. Kesimpulan dan Saran --Modul-Panel-Surya-50Wp-%28-Mono-
a. Kesimpulan Crystaline-%29
Dalam penelitian ini dapat di simpulkan bahwa: [6] John A. Duffie and William A. Beckman, 1980,
1. Prototipe alat sirkulasi udara ruangan bertenaga Solar Engineering of Thermal Processes, 2nd
surya yang dibuat terdiri dari komponen utama sebagai Edition. New York: John Willey & Sons, Inc..
berikut: [7] Mariam, J.F. 1982. Introduction to Solar
a. Unit pembangkit tenaga yang terdiri Solar cell 50 Technology.
Wp, Battery control unit (BCR) 12 V-10 Amp dan [8] Pemanasan Global dan Konsep Rumah Hemat
Accu 12 V-65 Ah Energi: http://www. geocities. com /
b. Inlet dan exhaust fan, masing-masing 2 buah k_astawa/Solar_Energy.html
dengan daya total 12 watt [9] Tri Harso Karyono, 2003, Tenaga surya dan
c. Alat penukar kalor tipe tube dari bahan aluminium aritektur: suatu analisis lingkungan dan
d. Filter tipe leher angsa dengan diamater 5” perancangan.jurnal Dimensi teknik arsitektur Vol.
2. Alat sirkulasi udara yang terpasang mampu untuk 31, No. 1 Juli 2003:68-74.
menurunkan suhu dalam ruangan, dimana selisih

ISBN 978-602-97961-0-0 154

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai