Kelompok 118
Asisten Praktikum :
NIM : 13115120
Email : zanzakki@gmail.com
2
5.2 Tujuan
BAB II
Landasan Teori
𝑄𝑢𝑑−𝑒𝑣𝑎
𝑚𝑟𝑒𝑓 =
ℎ1 − ℎ4
kondensor m
𝑚𝑟𝑒𝑓𝑟𝑒𝑓 (ℎ1 − ℎ2 )
𝑘,𝑎𝑙𝑙 =
W𝑗𝑎𝑙𝑎−𝑗𝑎𝑙𝑎
4
𝑘,𝑎𝑙𝑙 = efisiensi kerja kompresor hermatik
𝑄𝑒𝑣𝑎
𝐶𝑂𝑃 =
W𝑘𝑜𝑚𝑝
𝑄𝑘𝑜𝑛𝑑
𝑃𝐹 =
W𝑘𝑜𝑚𝑝
𝑚𝑢𝑑 = 𝑢𝑑 𝑉𝑟 𝐴
𝑃𝑢𝑑 293
𝑢𝑑 = 𝑜
101325 𝑇𝑢𝑑
𝒖𝒅 = massa jenis udara pada tingkat keadaan 𝑷𝒖𝒅 dan 𝑻𝒖𝒅
𝑜 = massa jenis udara pada tingkat keadaan standar
6
𝑃𝑢𝑑 = tekanan statik udara kering (N/m2)
8
BAB IV
Data Pengamatan
Pada percobaan ini, digunakan mesin pendingin untuk melakukan siklus kompresi
uap. Refrigeran yang digunakan adalah R-32.
𝑑𝑚𝑐𝑣
Σ𝑚𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 − Σ𝑚𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 =
𝑑𝑡
𝑑𝐸𝑐𝑣 𝑣2 𝑣2
= Q − W + Σ𝑚 (ℎ + + 𝑔𝑍) − Σ𝑚 (ℎ + + 𝑔𝑍)
𝑑𝑡 2 𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘
2 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑑𝑚𝑐𝑣 𝑑𝐸𝑐𝑣
• Keadaan tunak = 0 dan =0
𝑑𝑡 𝑑𝑡
• Perubahan nergi potensial dan energi kinetik diabaikan
𝑉𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑉𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
𝑉𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 = 𝑉𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
Persamaan 1
0 = 𝑄 − 𝑊 + 𝑚(ℎ𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 − ℎ𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 )
0 = 𝑄 − 𝑊 + 𝑚𝑟𝑒𝑓 (ℎ4 − ℎ1 )
Pada evaporator ideal tidak ada kerja keluar maupun masuk sehingga W =0.
𝑄 = 𝑚𝑟𝑒𝑓 (ℎ1 − ℎ4 )
𝑄𝑢𝑑−𝑒𝑣𝑎
𝑚𝑟𝑒𝑓 = (terbukti)
ℎ1 − ℎ4
Persamaan 2
10
𝑊𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙
=
W𝑟𝑒𝑎𝑙
𝑚𝑟𝑒𝑓𝑟𝑒𝑓 (ℎ1− ℎ2 )
𝑘,𝑎𝑙𝑙 = (terbukti)
W𝑗𝑎𝑙𝑎−𝑗𝑎𝑙𝑎
Persamaan 3
0 = 𝑄 − 𝑊 + 𝑚(ℎ𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 − ℎ𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 )
Pada evaporator, tidak ada kerja yang masuk maupun keluar sehingga W=0.
0 = 𝑄 − 𝑊 + 𝑚(ℎ𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 − ℎ𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 )
Persamaan 4
0 = 𝑄 − 𝑊 + 𝑚(ℎ𝑚𝑎𝑠𝑢𝑘 − ℎ𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟 )
Pada kondensor tidak ada kerja yang masuk dan keluar, sehingga W = 0
𝑄 = 𝑚(ℎ2 − ℎ3 )
Persamaan 5
𝑄𝑒𝑣𝑎
𝐶𝑂𝑃 =
W𝑘𝑜𝑚𝑝
Persamaan 6
𝑄𝑘𝑜𝑛𝑑
𝑃𝐹 = (terbukti)
W𝑘𝑜𝑚𝑝
Persamaan 7
𝑚𝑢𝑑 = 𝑢𝑑 𝑄
Persamaan 8
Pada evaporator tidak ada kerja yang masuk dan keluar sehingga W = 0
Persamaan 9
Pada evaporator tidak ada kerja yang masuk dan keluar sehingga W = 0
12
𝑄𝑢𝑑−𝑘𝑜𝑛𝑑 = 𝑚𝑢𝑑−𝑘𝑜𝑛𝑑 (ℎ ∗𝑘−𝑘𝑜𝑛𝑑 − ℎ ∗𝑚−𝑘𝑜𝑛𝑑 ) (terbukti)
Persamaan 10
𝑃𝑢𝑑 𝑇𝑎𝑡𝑚
𝑢𝑑 = 𝑜
𝑃𝑎𝑡𝑚 𝑇𝑢𝑑
𝑃𝑢𝑑 293
𝑢𝑑 = 𝑜 101325 𝑇𝑢𝑑
(terbukti)
1 14,7
P atm
atm psi
Luas A 0,04 m2
massa massa
Laju
Kipas Kipas Laju udara jenis jenis W jala-
udara
evaporator kondensor evaporator kondens evapora jala
kondenso
(K1) (K2) (kg/s) or tor (kW)
r (kg/s)
(kg/m3) (kg/m3)
h1 580,1 kJ/kg
h2 260,5 kJ/kg
Kipas 1
h3 522,7 kJ/kg
h4 545,2 kJ/kg
h1 585,3 kJ/kg
h2 261 kJ/kg
Kipas 2
h3 532,4 kJ/kg
h4 545,7 kJ/kg
h1 591,3 kJ/kg
h2 263,71 kJ/kg
Kipas 3
h3 525,61 kJ/kg
h4 549,1 kJ/kg
h1 591,3 kJ/kg
h2 263,300 kJ/kg
Kipas 4
h3 535,890 kJ/kg
h4 549,000 kJ/kg
h1 590,6 kJ/kg
h2 262,900 kJ/kg
Kipas 5
h3 537,210 kJ/kg
h4 550,200 kJ/kg
Tabel 5.3 Entalpi udara masuk dan keluar pada saluran udara kondensor dan
evaporator
14
Tabel 5.4 Nilai parameter prestasi sistem refrigerasi kompresi uap
Parameter lain yang dapat dihitung pada percobaan ini adalah bypass factor (BF)
dan contact factor (CF). BF merupakan koefisien yang menunjukkan seberapa
banyak udara yang melewati heat exchanger tanpa mengalami perpindahan panas.
Sementara itu, CF merupakan jumlah relatif udara yang mengenai heat exchanger
sehingga mengalami perpindahan panas
Bypass factor (BF) dapat dihitung dengan menggunakan rumus BF = (Tout,eva-
TADP)/(Tin,eva-TADP)
BF = (24-13,5)/(26-13,5)
BF = 0,84
Nilai BF yang tinggi menunjukkan bahwa mesin pendingin yang digunakan tidak
efisien. Hal ini dapat disebabkan data yang didapatkan tidak tepat akibat kesalahan
paralaks pada pembacaan grafik p-h R32 maupun kesalahan pembacaan data
temperatur.
BAB VI
Kesimpulan
Nilai parameter prestasi mesin pendingin di lab pendingin ITB sebagai berikut:
16
• Qevap rata-rata : 0.36 kW
• Qkond rata-rata : 7.43 kW
• PF rata-rata : 8.2
• COP rata-rata : 0.43
• Efisiensi Kompresor rata-rata : 129.24 %
• Bypass factor (BF) : 0.84
• Contact factor (CF) : 0.16
Daftar Pustaka