Anda di halaman 1dari 158

LAPORAN AKHIR

FENOMENA DASAR MESIN – 05


PENYEIMBANGAN POROS ROTOR AKIBAT MASSA
BERPUTAR YANG TIDAK SEIMBANG

KELOMPOK : 04 (EMPAT)
ANGGOTA : 1. M. ALGIFARI S. (12-2017-051)
2. DHIYA ROMIZ A. (12-2017-130)
3. ANDHIKA M. K. (12-2018-035)
4. FAJAR MUBAROQ (12-2018-069)
5. M. DENNIS R. (12-2018-090)
6. HENDRY B. (12-2018-116)
ASISTEN : PRASKA HARUKA
TGL. PRAKTIKUM : 29 APRIL 2021
TGL. PENYERAHAN : 05 MEI 2021

LABORATORIUM KONSTRUKSI

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN AKHIR
PRAKTIKUM FENOMENA DASAR MESIN
FDM-05
PENYEIMBANGAN POROS ROTOR AKIBAT MASSA
BERPUTAR YANG TIDAK SEIMBANG

Kelompok : 04 (EMPAT)

Anggota :

1. MUHAMAD A.S (12-2017-051)


2. DHIYA ROMIZ A. (12-2017-130)
3. ANDHIKA M. K. (12-2018-035)
4. FAJAR MUBAROK (12-2018-069)
5. M. DENNIS R. (12-2018-090)
6. HENDRY B. (12-2018-116)

Bandung, 05 Mei 2021


Telah Diperiksa dan Disetujui
Asisten Pembimbing Fenomena Dasar Mesin

Praska Haruka
12-2015-113

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-

Nya sehingga penyusun laporan praktikum yang berjudul “Penyeimbang Poros

Rotor Akibat Massa Berputar Yang Tidak Seimbang” dapat selesai tepat pada

waktunya. Penyusunan laporan ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas

Laboratorium Fenomena Dasar Mesin. Dalam penyusunan laporan akhir ini banyak

mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Seluruh Asisten Laboratorium Fenomena Dasar Mesin.

2. Asisten pembimbing Laboratorium Fenomena Dasar Mesin.

3. Orang tua yang telah memberikan do’a, dukungan serta moril kepada saya.

4. Rekan – rekan dan semua pihak yang telah banyak membantu dalam

pembuatan laporan ini.

Kami menyadari dalam penyusunan laporan ini masih belum sempurna, maka

saran dan kritik yang konstruktif sangat kami harapkan demi perbaikan laporan

akhir selanjutnya. Akhirnya kami berharap semoga laporan ini bermanfaat.

Bandung, 05 Mei 2021

Kelompok 04

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ..................................................................... 1

1.2 Tujuan Penulisan ................................................................................ 1

1.3 Ruang Lingkup Kajian ....................................................................... 1

1.4 Sistematika Penulisan......................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 3

2.1 Tujuan Percobaan ............................................................................... 3

2.2 Maksud dari tujuan ............................................................................. 3

2.3 Teori Dasar ......................................................................................... 3

2.3.1 Ketidak Seimbangan Massa Berputar ..................................... 4

2.3.2 Keseimbangan Statik............................................................... 4

2.3.3 Keseimbangan Dinamik .......................................................... 5

2.3.4 Metode Penyeimbangan .......................................................... 6

2.3.4.1 Metode Penyeimbang Statik Taylor ........................... 6

2.3.4.2 Metode Penyeimbang Dinamik .................................. 7

2.4 Gaya Sentrifugal................................................................................. 7

2.5 Aplikasi Balancing di Industri ........................................................... 8

2.6 Instalasi Percobaan ............................................................................. 9

2.7 Prosedur Percobaan .......................................................................... 11

ii
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................... 13

3.1 Data Pengamatan .............................................................................. 13

3.2 Pengolahan Data............................................................................... 16

3.3 Tabel Pengolahan Data .................................................................... 16

3.4 Grafik Hasil Pengolahan Data .......................................................... 16

BAB IV ANALISA ............................................................................................ 139

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 140

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 141

LAMPIRAN ....................................................................................................... 142

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gaya Sentrifugal ................................................................................ 8

Gambar 2.2 Balancing Machine ............................................................................ 9

Gambar 2.3 Instalasi Pengujian (TQ TM 102 Static dan Dynamic) ...................... 9

Gambar 2.4 Mesin TQ TM102............................................................................. 11

Gambar 3.1 Data Sekunder.................................................................................. 16

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Data Sekunder Penyeimbangan Statik Metode Analisis ...................... 13

Tabel 3.2 Data Sekunder Penyeimbangan Statik Metode Analisis ...................... 13

Tabel 3.3 Data Sekunder Penyeimbangan Statik Secara Praktek Konfigurasi .... 14

Tabel 3.4 Data Sekunder Penyeimbangan Statik Secara Praktek Konfigurasi 2 . 14

Tabel 3.5 Data Sekunder Penyeimbangan Dinamik Konfigurasi 1 ...................... 15

Tabel 3.6 Data Sekunder Penyeimbangan Dinamik Konfigurasi 2 ...................... 16

v
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Penggunaan poros rotor di dunia industri sudah sangat banyak, dari mulai
poros pada kendaraan sampai poros untuk turbin pembangkit listrik. Dengan
banyaknya pengaruh dari lingkungan apalagi poros yang bersentuhan dengan
fluida secara langsung, dapat membuat dimensi poros tererosi sehingga
menyebabkan perbedaan massa di titik tertentu.
Perbedaan massa pada titik tertentu akan menyebabkan
ketidakseimbangan mass berputar. Hal ini dapat menyebabkan getaran pada
poros yang dapat merusak poros ataupun komponen lain yang bersentuhan
dengan porosnya.
Maka dari itu, sebagai mahasiswa di Jurusan Teknik Mesin harus
mengetahui fenomena ketidakseimbangan massa berputar sebagai bekal
untuk terjun di lapangan. Selain mengetahui fenomenanya, harus diketahui
juga cara penyeimbangan massa berputar tak seimbang.

1.2 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan pada laporan ini sebagai berikut :
1. Mempelajari fenomena ketidakseimbangan massa berputar.
2. Mempelajari beberapa metode penyeimbangan.
3. Mempelajari solusi dari masalah ketidakseimbangan massa berputar.
4. Dapat menerapkan atau mengaplikasikan hal yang telah dipelajari pada
modul FDM-05 di masa depan.

1.3 Ruang Lingkup Kajian


Adapun ruang lingkup kajian yang batas-batas dalam laporan ini, sebagai
berikut :

1. Melakukan simulasi fenomena unbalance pada poros rotor akibat massa


berputar, untuk melakukan pengambilan data yang dibutuhkan.

1
2. Menerapkan metode penyeimbangan pada fenomena unbalance poros
rotor akibat massa berputar serta melakukan pengambilan data yang
dibutuhkan.

3. Hasil dari kedua simulasi diolah dan dibandingkan untuk ditarik


kesimpulan apakah ada perbedaan sebelum dan setelah diterapkan
penyeimbangan.

1.4 Sistematika Penulisan


Pada laporan ini terdapat empat bab. Hal ini bertujuan untuk
mempermudah pembaca. Adapun sistematika pembahasannya sebagai
berikut :
• BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab pertama pendahuluan berisikan memberikan gambaran latar
belakang, tujuan, ruang lingkup kajian, dan sistematika pembasan tentang
Penyeimbang Poros Rotor Akibat Massa Berputar Yang Tidak Seimbang.
• BAB II : TEORI DASAR
Pada bab dua berisi tentang teori-teori dasar yang berhubungan
dengan teori dasar governor.
• BAB III : PENGOLAHAN DATA
Pada bab tiga berisi tentang perhitungan hasil dari pengamatan
praktikum modul FDM-05.
• BAB IV : ANALISA
Pada bab empat berisi analisa dari hasil yang telah didapatkan. Analisa
bisa berupa hal-hal yang dapat memengaruhi praktikum, kejanggalan
yang terjadi, dan lain-lain.
• BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan kesimpulan dari praktikum yang telah dilakukan.
Dari mulai menjawab tujuan, solusi dari kejanggalan yang terjadi, dan
saran yang dapat diberikan pada percobaan modul FDM-05

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan Penyeimbangan Poros Rotor akibat Massa
Berputar yang Tidak Seimbang, antara lain :
1. Memahami fenomena unbalance pada poros rotor akibat massa tidak
seimbang (unbalance).
2. Memahami metode penyeimbangan statik dan dinamik pada alat TQ
TM102.
3. Menerapkan prinsip penyeimbangan pada poros rotor yang mengalami
ketidakseimbangan (unbalance).
4. Mengukur dan membandingkan simpangan getaran pada poros rotor
sebelum dan sesudah penyeimbangan pada alat TQ TM-102.

2.2 Maksud dari tujuan


Maksud dari tujuan percobaan ini adalah praktikan akan mempelajari
tentang fenomena unbalance pada poros rotor akibat massa tidak seimbang,
metode penyeimbangan statik dan dinamik dan menerapkannya pada
fenomena unbalance pada poros rotor, serta mebandingkan hasil pengukuran
pada poros rotor sebelum dan setelah penyeimbangan pada alat TQ TM-102.

2.3 Teori Dasar


Teknik penyeimbangan adalah hal yang sangat penting yang perlu
diterapkan untuk bagian fungsi mekanik rotasi (baik roda, poros, roda gaya,
dll), dalam rangka untuk menghilangkan simpangan poros rotor yang dapat
menyebabkan getaran yang berlebihan selama mesin beroperasi dan bertindak
sebagai gangguan yang tidak diinginkan pada sistem yang digunakan.
Simpangan tersebut dapat naik karena distribusi homogen dalam bagian
tertentu.
Simpangan ini menyebabkan massa eksentrik kecil yang mengganggu
distribusi massa dan menghasilkan gaya sentrifugal ketika poros dalam

3
keadaan berputar. Besarnya kekuatan ini meningkat pesat sesuai dengan
kecepatan rotasi dan meningkatkan tingkat getaran selama beroperasi dan
menyebabkan masalah serius pada struktur mesin sebagai contoh adalah
bantalan yang mengalami kelonggaran.

2.3.1 Ketidak Seimbangan Massa Berputar


Ketidakseimbangan massa yang berputar maksudnya adalah
ketika ada massa eksentris yang memiliki jarak tertentu dengan pusat
sistem yang berputar dan tak terikat sehingga dapat menyebabkan
perubahan massa atau adanya gaya yang berpindah. Hal ini
menyebabkan ketidakseimbangan yang berputar akibat massa tak
balance.
Ketidak seimbangan massa berputar dapat disebabkan oleh
tererosinya beberapa bagian pada poros sehingga massa pada beberapa
titik menjadi berbeda dan memunculkan momen inersia yang berbeda.
Hal ini dapat menyebabkan getaran pada poros dan menyebabkan
massa eksentrik kecil yang mengganggu distribusi massa dan
menghasilkan gaya sentrifugal ketika poros dalam keadaan berputar.
Maka dibutuhkan metode penyeimbang untuk melawan momen
inersia yang sebelumnya berpengaruh sehingga dapat meminimalisir
terjadi kerusakan pada struktur mesin.

2.3.2 Keseimbangan Statik


Keseimbangan statik ialah keadaan rotor tidak bergetar pada arah
bawah. Untuk mendapatkan keseimbangan statik, maka distribusi
massa bobot merata disekeliling sumbu putaran rotor, sehingga rotor
dapat diam pada setiap posisi. Pada rotor yang tidak statis apabila
diputar, maka akan kembali pada posisinya sehingga bagian yang
berat akan tetap berada dibawah. Suatu benda tegar berada dalam
keseimbangan statik bila dipenuhi resultan gaya dan resultan momen
gaya terhadap satu titik sembarang sama dengan nol dan benda dalam
keadaan diam. Secara teoritis penyeimbangan statik dapat
dilakukan dengan memberikan massa yang sama besar dan dengan

4
jarak yang sama pula tapi dipasangkan pada arah yang berlawanan.
Dalam koreksi satu sisi rotor untuk menyesuaikan keseimbangan,
koreksi ketidakseimbangan yang tersisa adalah memastikan bahwa
rotor statis dalam ketidakseimbangan yang diizinkan dalam kisaran
yang ditentukan.
Keseimbangan statik tercapai apabila gaya ΣF inersia yang bekerja
pada bidang adalah sama dengan nol (ΣF = 0), dimana dapat
dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut:

ΣF = 0

Dimana arah gaya yang bekerja dalam dua arah, yatu arah
horizontal dan arah vertikal, sehingga persamaanya sebagai berikut :

Arah Horizontal

ΣFx = 0

Arah Vertikal

ΣFy = 0

2.3.3 Keseimbangan Dinamik


Keseimbangan dinamis adalah keadaan rotor tidak bergetar pada
arah samping kiri dan kanan. Syarat dinamic balance adalah bahwa
garis tengah masa bobot terletak pada satu garis tengah rotor. Jika
tidak pada garis tengah rotor maka rotor akan bergetar. Keadaan tidak
seimbang dapat diperbaiki dengan menempelkan balance weight
sejumlah tertentu sehingga masa bobot sebidang dengan garis tengah
rotor. Keseimbangan dinamis tercapai bila jumlah gaya inersia akibat
putaran sama dengan nol. Gaya inersia ini diuraikan pada arah
horisontal dan vertikal. Suatu poros yang seimbang secara statik

5
belum tentu seimbang secara dinamik. Agar lebih sederhana,
keseimbangan dinamika dilakukan dengan bagian yang bergerak
diputar dan menggunakan lampu stroboskopik sedikit yang berat
disorot dan kemudian menambah atau menghilangkan beban berat
sampai berhenti bergetar.
Keseimbangan dinamik tercapai apabila jumlah momen gaya
inersia yang terjadi akibat kopel adalah sama dengan nol. Seperti
dijelaskan pada persamaan sebagai berikut :

ΣM = 0

Dimana arah momen gaya inersia yang bekerja dalam dua arah,
yaitu arah horizontal dan arah vertikal, sehingga persamaannya adalah
sebagai berikut :

ΣMx = 0

ΣMx = 0

Dua persamaan tersebut adalah syarat untuk tercapainya


keseimbangan dinamik.

2.3.4 Metode Penyeimbangan


2.3.4.1 Metode Penyeimbang Statik Taylor
Metode penyeimbang statik taylor adalah sebuah mesin
yang dikembangkan secara khusus untuk penyeimbang statis,
mesin dibuat sedemikian sehingga pada saat benda kerja
ditumpu terletak dibawah titik suspensi dan suatu
kesetimbangan akan menyebabkan benda kerja berputar untuk
membawa titik berat langsung dibawah titik suspensi.
Besarnya keseimbangan demikian pula dengan posisinya,

6
dinyatakan pada sebuah spirit level benda kerja di ikatkan
dalam penyeimbangan, pemakaian bola dimaksudkan untuk
memperkecil efek gesekan.

2.3.4.2 Metode Penyeimbang Dinamik


Terdapat banyak macamnya pada mesin-mesin
penyeimbang dinamik yang tersedia. Beberapa diantaranya
didasarkan pada peralatan mekanis dalam penentuan besarnya
dan lokasi bobot seimbang. Beberapa diantaranya memakai
peralatan elektrik.
Mesin penyeimbang dinamik tinius olsen dirancang untuk
memberikan besar dan lokasi letak keseimbangan di dua
bidang acuan sehingga dapat diperoleh suatu keseimbangan
lengkap untuk sebuah komponen putar oleh rangkaian-
rangkaian elektronik. Keseimbangan ditandai baik dengan
amplitude ataupun dengan fasa bentuk hubungan fasa antara
kedua fase ini ditentukan secara elektronik dari sudut
ketakseimbangan dibaca pada meteran sudut yang merupakan
meteran yang tersendiri pada panel.
Perlu diketahui bahwa diterpakan persamaan-persamaan
dasar dari analisa dengan mesin melakukan antimatik dua
persamaan momen dan dengan momen-momen yang diambil
terhadap dua bidang acuan atau bidang koreksi.

2.4 Gaya Sentrifugal

Gaya sentrifugal (Fs) adalah gaya gerak melingkar yang berputar


menjauhi pusat lingkaran yang nilainya adalah positif. Gaya sentrifugal ini
adalah kebalikan dari gaya sentripetal, yaitu mendekati pusat lingkaran. Gaya
sentrifugal dapat kita lihat pada pompa sentrifugal, dinamakan pompa
sentrifugal karena gaya atau arah putaran sudu adalah sentrifugal.

7
Gambar 2.1 Gaya Sentrifugal
(Sumber : aprilpanjaitanwordpress. 2011)

Untuk contoh kecilnya yaitu sewaktu kita memutarkan tali yang kita
ikatkan batu atau benda dan kemudian bandul tersebut kita ayunkan berputar
membentuk lingkaran maka gaya yang ditimbulkan oleh batu adalah gaya
sentrifugal atau saat kita menari dengan pasangan kita dan kemudian kita
melakukan gerakan berputar, maka kita telah melakukan gaya gerak
sentrifugal.
Besar gaya sentrifugal pada umumnya adalah Fs = m as dimana as= v2 / r
atau = ω4 r3 maka Fs = m v2 / r. dimana m adalah massa dan v adalah
kecepatan sentrifugal dan r adalah jari-jari. Untuk dapat memahami gaya
sentrifugal kita harus mampu menentukan segitiga kecepatannya. Seperti
pada gambar segitiga kecepatan ini.

2.5 Aplikasi Balancing di Industri


Contoh aplikasi di industri yaitu balancing machine, balancing machine
adalah instrument untuk mengukur berat dasar, kadar air dan kadar abu kertas.
Kapasitas berat kecil untuk pengukuran akurat dari spesimen sangat kecil.
Sebuah wadah berbentuk V ini dipasang pada hidangan spesimen untuk
pengukuran berat dasar. Mesin biasanya terdiri dari dua tiang kaku, dengan
suspensi dan bantalan di atas mendukung platform pemasangan. Unit yang
diuji melesat ke platform dan diputar baik dengan belt-, ber, atau akhir-drive.
Sebagai bagian diputar, getaran dalam suspensi terdeteksi dengan sensor
dan informasi yang digunakan untuk menentukan jumlah ketidakseimbangan
di bagian. Seiring dengan informasi fase, mesin dapat menentukan berapa
banyak dan di mana untuk menambahkan bobot untuk menyeimbangkan
bagian.

8
Gambar 2.2 Balancing Machine
(Sumber : Alatuji. 2016)

2.6 Instalasi Percobaan


Pada TQ TM102 Static and Dynamic Balancing Aparatur terdiri dari
poros seimbang, satu set balok massa yang terdiri dari empat balok persegi
panjang yang dapat dijepit pada poros, pada balok massa terdapat silinder
yang dapat diputar sesuai dengan settingan konfigurasi sudut. Bola baja
dengan bobot 1,041 gram tiap butir dengan neraca penyeimbang statik. Poros
berputar di bantalan bola dan digerakkan oleh motor listrik 12 volt melalui
sabuk.

Gambar 2.3 Instalasi Pengujian (TQ TM 102 Static dan Dynamic)


(Sumber : Panduan Praktikum Fenomena Dasar Mesin. 2021)

Untuk mengukur keseimbangan statik alat ukur yang dibutuhkan adalah:

1. Neraca Penyeimbangan

9
2. Katrol penyeimbang statik

3. Motor DC

4. Busur Derajat

5. Balok Massa

6. Poros dudukan balok massa

7. Poros pengarah balok pengatur

8. Balok pengatur jarak

9. Mistar ukur

10. Kabel output negatif

11. Kabel output positif

12. Power supply

Untuk mengukur keseimbangan dinamik alat yang dibutuhkan adalah :

1. Tiang penyanggah mikrometer

2. Mikrometer sekrup

3. Poros dudukan balok massa

4. Balok massa

5. Motor DC

6. Busur derajat

7. Balok pengatur jarak

8. Mistar ukur

9. Poros pengarah balok pengatur jarak

10.Stroboskop

11. Saklar motor DC

10
12. Power Supply

13. Kabel Output Negatif

14. Kabel Output Positif

15. Tachometer

16. Kabel Stroboskop pada mikrometer

17. Kabel Stroboskop pada Body

Gambar 2.4 Mesin TQ TM102

(Sumber : tecquipment. 2019)

2.7 Prosedur Percobaan


A. Penyeimbang Statik

1. Buka kubah pelindung dan belt pulely.

2. Pasang 1 balok massa pada poros.

3. Pasang katrol penyeimbang statik pada ujung rotor (sesuai arahan


asisten).

4. Gantung neraca penyeimbang pada alur puli kontrol penyeimbang


statik.

5. Letakkan bola baja pada neraca sambil memperhatikan besar sudut


yang terbentuk dari pusat gravitasi bumi adalah 90 derajat.

6. Catat jumlah bola.

11
7. Ulangi langkah (1-6) untuk tiap massa unbalance.

8. Hitung jarak r masing-masing balok massa berdasarkan persamaan


penyeimbang statik.

9. Atur konfigurasi sudut tiap balok massa dengan menentukan besar


sudut 3 balok massa, sedangkan besar sudut 1 balok massa diperoleh
berdasarkan perhitungan (sesuai arahan asisten).

B. Penyeimbang Dinamik

1. Buka kubah pelindung.

2. Rakit peralatan ukur balancing (sesuai arahan asisten).

3. Atur jarak posisi balok massa dengan menentukan besar sudut dan
jarak balok 3 massa unbalance sesuai data yang ditentukan (sebelum
penyeimbang dan sesuai arahan asisten).

4. Periksa posisi blok apakah sudah terpasang dengan baik.

5. Atur posisi permukaan mikrometer dengan permukaan platina


denganjarak titik referensi 1,5 mm (sesuai arahan asisten).

6. Tekan saklar pada posisi on untuk mengaktifkan motor.

7. Catat besar simpangan getaran yang terjadi dengan


memutarmikrometer hingga lampu stroboskop berkedip (besar
simpangan getaran yang terjadi adalah selisih jarak titik referensi
dengan saat lampu stroboskop menyala).

8. Tekan saklar pada posisi off.

9. Tambahkan 1 balok massa penyeimbang berdasarkan hasil


perhitungan (setelah penyeimbangan).

Ulangi langkah (4-8).

12
BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1 Data Pengamatan


1. Penyeimbangan Statik

a. Metode Analisis (‘r’ diperoleh dengan bantuan software)

Konfigurasi 1
Tabel 3.1 Data Sekunder Penyeimbangan Statik Metode Analisis

Konfigurasi 1

No M (gr) r (mm) θ (°) Mr sin θ Mr cos θ


1 183,29 16,768 90

2 170,404 15,829 79

3 198,172 18,151

4 192,491 17,694 213


Σ=0 Σ=0
Konfigurasi 2

Tabel 3.2 Data Sekunder Penyeimbangan Statik Metode Analisis

Konfigurasi 2
No M (gr) r (mm) θ (°) Mr sin θ Mr cos θ
1 183,29 17,649 90

2 170,404 16,521 79

3 198,172 18,34

4 192,491 18,078 213


Σ=0 Σ=0

13
Keterangan : M = Massa Balok (gram)

r = Jarak pusat massa balok (mm)

θ = Posisi sudut balok (°)

b. Secara Praktek

Konfigurasi 1

Tabel 3.3 Data Sekunder Penyeimbangan Statik Secara Praktek Konfigurasi 1

No M (gr) Σ mb r θ (°)
Mr sin θ Mr cos θ
(mm)
1 183,29 90

2 170,4 79

3 198,17

4 192,49 213

Σ=0 Σ=0

Konfigurasi 2

Tabel 3.4 Data Sekunder Penyeimbangan Statik Secara Praktek Konfigurasi 2

No M (gr) mb r
Mr Mr cos
θ
(mm) sin θ θ
1 183,29 90

2 170,4 79

3 198,17

4 192,49 213

Σ=0 Σ=0

14
Keterangan :

M = Massa Balok (gram)

Σ mb = Massa total bola baja (gram)

r = Jarak pusat massa balok (mm)

θ = Posisi sudut balok (°)

Mencari jarak pusat massa (r) :

Keterangan : R = Jari-jari pulley (mm) 45mm

2. Penyeimbangan Dinamik

a. Metode Analisis

Konfigurasi 1

Tabel 3.5 Data Sekunder Penyeimbangan Dinamik Konfigurasi 1

No m (gr) r θ a sin cos


mr sin θ mr cos θ mr a sin θ mr a cos θ
(mm) (°) (mm) θ θ
1 183,29 16,77 80 -70
2 170,40 15,83 258 -30
3 198,17 0 0 0
4 192,49 40
Σ=0 Σ=0 Σ=0 Σ=0

15
Konfigurasi 2

Tabel 3.6 Data Sekunder Penyeimbangan Dinamik Konfigurasi 2

No m (gr) r θ a sin cos


mr sin θ mr cos θ mr a sin θ mr a cos θ
(mm) (°) (mm) θ θ
1 183,29 16,77 80 -70
2 170,40 15,83 258 -30
3 198,17 0 0 0
4 192,49 40
Σ=0 Σ=0 Σ=0 Σ=0

Gambar 3.1 Data Sekunder

Panduan Praktikum Fenomena Dasar 05, 2021

3.2 Pengolahan Data


3.3 Tabel Pengolahan Data
3.4 Grafik Hasil Pengolahan Data

16
PENGOLAHAN DATA
FENOMENA DASAR MESIN ±05
PENYEIMBANGAN POROS ROTOR AKIBAT MASSA
BERPUTAR YANG TIDAK SEIMBANG

NAMA : M. ALGIFARI SUTISNA


NRP : 12-2017-051
KELOMPOK : 04 (EMPAT)
ANGGOTA : DHIYA ROMIZ A. (12-2017-130)
ANDHIKA M. K. (12-2018-035)
FAJAR M. (12-2018-069)
M. DENNIS R. (12-2018-090)
HENDRY B. (12-2018-116)
ASISTEN : PRASKA HARUKA
TGL. PRAKTIKUM : 29 APRIL 2021
TGL. PENYERAHAN : 05 MEI 2021

LABORATORIUM KONSTRUKSI

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2021

17
3.2 Pengolahan Data M. Algifari Sutisna

18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
PENGOLAHAN DATA
FENOMENA DASAR MESIN ±05
PENYEIMBANGAN POROS ROTOR AKIBAT MASSA
BERPUTAR YANG TIDAK SEIMBANG

NAMA : DHIYA ROMIZ ALBASITH


NRP : 12-2017-130
KELOMPOK : 04 (EMPAT)
ANGGOTA : M. ALGIFARI S. (12-2017-051)
ANDHIKA M. K. (12-2018-035)
FAJAR M. (12-2018-069)
M. DENNIS R. (12-2018-090)
HENDRY B. (12-2018-116)
ASISTEN : PRASKA HARUKA
TGL. PRAKTIKUM : 29 APRIL 2021
TGL. PENYERAHAN : 05 MEI 2021

LABORATORIUM KONSTRUKSI

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2021

37
3.2 Pengolahan Data Dhiya Romiz Albasith

38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
PENGOLAHAN DATA
FENOMENA DASAR MESIN ±05
PENYEIMBANGAN POROS ROTOR AKIBAT MASSA
BERPUTAR YANG TIDAK SEIMBANG

NAMA : ANDHIKA MUHAMMAD K.


NRP : 12-2018-035
KELOMPOK : 04 (EMPAT)
ANGGOTA : M. ALGIFARI S. (12-2017-051)
DHIYA ROMIZ A. (12-2017-130)
FAJAR M. (12-2018-069)
M. DENNIS R. (12-2018-090)
HENDRY B. (12-2018-116)
ASISTEN : PRASKA HARUKA
TGL. PRAKTIKUM : 29 APRIL 2021
TGL. PENYERAHAN : 05 MEI 2021

LABORATORIUM KONSTRUKSI

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2021

57
3.2 Pengolahan Data Andhika Muhammad Kasyafa

58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
PENGOLAHAN DATA
FENOMENA DASAR MESIN ±05
PENYEIMBANGAN POROS ROTOR AKIBAT MASSA
BERPUTAR YANG TIDAK SEIMBANG

NAMA : FAJAR MUBAROQ.


NRP : 12-2018-069
KELOMPOK : 04 (EMPAT)
ANGGOTA : M. ALGIFARI S. (12-2017-051)
DHIYA ROMIZ A. (12-2017-130)
ANDHIKA M. K. (12-2018-035)
M. DENNIS R. (12-2018-090)
HENDRY B. (12-2018-116)
ASISTEN : PRASKA HARUKA
TGL. PRAKTIKUM : 29 APRIL 2021
TGL. PENYERAHAN : 05 APRIL 2021

LABORATORIUM KONSTRUKSI

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2021

80
3.2 Pengolahan Data Fajar Mubaroq

81
82
83
84
85
86
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
99
100
101
PENGOLAHAN DATA
FENOMENA DASAR MESIN ±05
PENYEIMBANGAN POROS ROTOR AKIBAT MASSA
BERPUTAR YANG TIDAK SEIMBANG

NAMA : M. DENNIS RAMARULLAH


NRP : 12-2018-090
KELOMPOK : 04 (EMPAT)
ANGGOTA : M. ALGIFARI S. (12-2017-051)
DHIYA ROMIZ A. (12-2017-130)
ANDHIKA M. K. (12-2018-035)
FAJAR M. (12-2018-069)
HENDRY B. (12-2018-116)
ASISTEN : PRASKA HARUKA
TGL. PRAKTIKUM : 29 APRIL 2021
TGL. PENYERAHAN : 05 MEI 2021

LABORATORIUM KONSTRUKSI

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2021

102
3.2 Pengolahan Data M. Dennis Ramarullah

103
104
105
106
107
108
109
110
111
112
113
114
115
116
117
118
119
120
121
PENGOLAHAN DATA
FENOMENA DASAR MESIN ±05
PENYEIMBANGAN POROS ROTOR AKIBAT MASSA
BERPUTAR YANG TIDAK SEIMBANG

NAMA : HENDRY BISMARAFI


NRP : 12-2018-116
KELOMPOK : 04 (EMPAT)
ANGGOTA : M. ALGIFARI S. (12-2017-051)
DHIYA ROMIZ A. (12-2017-130)
ANDHIKA M. K. (12-2018-035)
FAJAR M. (12-2018-069)
M. DENNIS R. (12-2018-090)
ASISTEN : PRASKA HARUKA
TGL. PRAKTIKUM : 24 APRIL 2021
TGL. PENYERAHAN : 05 MEI 2021

LABORATORIUM KONSTRUKSI

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

BANDUNG

2021

122
3.2 Pengolahan Data Hendry Bismarafi

123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
133
134
135
136
137
138
BAB IV

ANALISA

1. Titik tengah beban pada percobaan tidak diketahui secara mutlak, hal ini dapat
berpengaruh terhadap proses penyeimbangan, mengingat titik beban
menentukan jarak eksentrisitas beban, sehingga ditemukan beberapa
kejanggalan saat dilakukan proses penyeimbangan.
2. Bola baja berjatuhan sehingga memakan waktu praktikum dan
mengumpulkannya kembali.
3. Massa beban dan massa bola baja bisa saja berbeda dari literatur yang
disebabkan adanya kotoran yang menempel, sudah terkorosi, serta adanya
deformasi dimensi pada beban dan bola baja yang disebabkan benturan. Hal ini
dapat menyebabkan perbedaan massa dari literatur dan massa sebenarnya.
4. Ketika setting beban ke titik nol dengen pemberat bola baja , baut belum
kencang sehingga poros berputar melawan arah.
5. Saat setting pada angka perhitungan beban tidak berada pada posisi semestinya
jadi kami harus membuka baut dan meletakan beban pada posisi semestinya dan
ini sangat memakan waktu.
6. Getaran yang terjadi akibat gerakan poros rotor yang tidak seimbang tidak dapat
dihilangkan tetapi dapat dikurangi dengan cara melakukan penyeimbangan.

139
BAB V

KESIMPULAN

1. Simpangan getaran yang terjadi pada penyeimbang dinamik menunjukkan


perbedaan, sebelum diterapkan penyeimbang dan setelah diterapkan
penyeimbang .
2. Gaya Sentrifugal adalah gaya yang menjauhi titik pusat lingkaran.
3. Simpangan getaran pada poros rotor sebelum diseimbangkan dengan alat
TQTM102 akan lebih besar dibandingkan dengan saat sudah diseimbangkan,
perbedaan simpangan itu diakibatkan gaya sentrifugal pada poros sebelum
diseimbangkan lebih besar karena adanya ketidakseimbangan massa.
4. Setelah melakukan praktikum, kami memahami fenomena unbalance yang
dikarenakan massa yang tidak seimbang. Ketika poros rotor tidak seimbang
maka ditambahkan beban massa untuk menjadikan poros rotor seimbang dan
jika tidak seimbang juga maka ditambahkan lagi dengan beban massa
berikutnya.
5. Praktikan memahami dan mengerti metode penyeimbangan statik dan dinamik
yang dilakukan pada alat TQ TM-102. Yaitu dengan melakukan dua kali
percobaan, percobaan pertama dengan menggunakan metode penyeimbangan
statik dimana beban yang dipasangkan bergantian satu persatu dan poros rotor
dalam keadaan diam. Percobaan kedua menggunakan metode penyeimbangan
dinamik dimana semua beban dipasangkan dan poros rotor dalam keadaan
bergerak atau berputar.
6. Setelah melaksanakan praktikum FDM 05 praktikan dapat memahami
fenomena unbalance pada poros rotor akibat massa tidak seimbang, dan
menghitung simpangan getaran pada poros rotor

140
DAFTAR PUSTAKA

Tim Asisten. 2021. Buku Panduan Praktikum Fenomena Dasar Mesin. Itenas :
Bandung

Agusups. 2010. Membuat Seimbang Masa-masa Yang. Diakses pada 3 April 2021.
Dari : http://agusups.blogspot.com/2010/11/membuat-seimbang-massa-massa-
yang.html

Alatuji. 2021. Penerapan Balancing Machine Pada Dunia Industri. Diakses pada 3
April 2021. Dari :
https://www.alatuji.com/index.php?/article/detail/554/penerapan-balancing-
machine-pada-dunia-industri

141
LAMPIRAN

1. Muhamad Algifari Sutisna (122017051)

• Gaya Sentrifugal
Gaya sentrifugal sebenarnya tidak ada. Sentrifugal hanya
merupakan efek semu yang ditimbulkan ketika sebuah benda melakukan
gerak melingkar, tetapi sentrifugal sendiri bukan merupakan gaya.
Sentrifugal berarti menjahui pusat.
Jika ada gaya sentrifugal yang bekerja pada benda yang melakukan
gerak melingkar, maka hukum I Newton dilanggar. Menurut Hukum I
Newton, jika terdapat gaya total pada suatu benda maka benda tersebut
berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis
lurus.

Sumber : Kusuma, Iwan Arya 2018. “Gaya Sentrifugal Dan Gaya


Sentripetal Dalam Penggunaan Gerakan Olahraga” ejournal.utp.ac.id

• Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya eksternal yang dibutuhkan agar sebuah
benda dapat bergerak melingkar. Gaya ini bukan merupakan gaya fisis, atau
gaya dalam arti sebenarnya, melainkan hanya suatu penamaan atau
penggolongan jenis-jenis gaya yang berfungsi membuat benda bergerak
melingkar. Bermacam-macam gaya fisis dapat digunakan sebagai gaya
sentripetal, antara lain gaya gravitasi, elektrostatik, tegangan tali, gesekan
dan lainnya. Istilah gaya sentripetal berasal dari kata bahasa Latin, yaitu
centrum ("pusat") dan petere ("mengarah ke luar").

Sumber : Kusuma, Iwan Arya 2018. “Gaya Sentrifugal Dan Gaya


Sentripetal Dalam Penggunaan Gerakan Olahraga” ejournal.utp.ac.id

• Gaya Inersia
Inersia adalah kecenderungan suatu benda agar tetap mempertahankan
keadaannya atau lembam. Oleh karena itu Hukum pertama Newton disebut
juga sebagai Hukum Inersia atau Hukum Kelembaman.

142
Jadi Momen inersia berarti besaran yang nilainya tetap pada suatu gerak
rotasi. Besaran ini analog dengan massa pada gerak translasi dan lurus.
Momen Inersia adalah ukuran kelembaman benda dalam gerak melingkar,
maksudnya kelembaman adalah sifat untuk mempertahankan
kedudukannya. Maksudnya kalau benda sedang diam maka ia akan bertahan
untuk diam, sedangkan kalau benda sedang berputar maka dia akan bertahan
untuk berputar.

Sumber : Juanda, Desi Irja and Firdaus, Muhammad (2019) E-modul


fisika Kelas XI: dinamika rotasi dan keseimbangan benda
tegar. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas, Jakarta.

2. Dhiya Romiz Albasith (122017130)

• Gaya Sentripetal

Gaya sentripetal merupakan gaya yang membuat benda bergerak melingkar


yang mendekati titik pusat. Benda dapat bergerak melingkar karena benda
yang diputar tersebut memiliki percepatan menuju pusat lingkaran.
Percepatan itu disebut dengan percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal
disebabkan oleh gaya yang menuju ke pusat lingkaran atau disebut
gaya sentripental.

Gambar Gaya Sentrifugal & Sentripetal


Fisikaonline.blogspot

Gaya sentripetal dapat diamati jika menggunakan kerangka acuan


inersial, yaitu kerangka acuan yang diam ataupun bergerak dengan
kecepatan konstan terhadap bumi. Contohnya adalah ketika kita melihat
benda berputar. Misalnya, bola yang diikatkan ke ujung tali diputarkan

143
secara horizontal, gaya sentripetal akan membuat bola terus ditarik ke arah
pusat sehingga bergerak secara melingkar. Gaya sentripetal ialah gaya dari
tegangan tali yang diikatkan terhadap bola.

Untuk mengetahui gaya sentripetal yang bekerja pada benda yang


bergerak melingkar, kita dapat menggunakan persamaan HK II
Newton .Gaya sentripetal memiliki besar yang sebanding dengan kuadrat
kecepatan linear/tangensial suatu benda dan berbanding terbalik dengan
jari-jari lintasan.

• Gaya Sentrifugal
Gaya sentrifugal merupakan gaya yang berlawanan dengan gaya
sentripetal karena gaya sentrifugal menjauhi pusat lingkaran. Gaya
sentrifugal didefinisikan dengan kecenderungan benda untuk mengikuti
jalan melengkung untuk menjauh dari pusat atau sumbu. Gaya ini termasuk
efek semu yang terjadi ketika benda melakukan gerakan melingkar. Gaya
sentrifugal disebut dengan gaya pseudo atau gaya khayal.

Gaya pseudo hanya ada jika kerangka acuan yang kita ambil adalah
kerangka acuan non-inersial. Misalkan, kerangka acuannya adalah bola,
gaya sentrifugal ada ketika kita berada dalam bola yang diputar tersebut.
Gaya sentrifugal merupakan gaya yang secara jelas mendorong atau
menarik objek dari pusat rotasi.

Gambar Contoh Gaya Sentrifugal


Fisikaonline.blogspot

144
Gaya sentrifugal memiliki besar yang sama dengan gaya sentripetal,
hanya saja arahnya berbeda. Kedua gaya ini mengakibatkan adanya
keseimbangan pada benda yang berada pada lintasan melingkar.

• Gaya Inersia
Gaya inersia adalah kecenderungan suatu benda untuk menolak
perubahan dalam gerakannya. Karena inersia, benda yang diam akan tetap
diam, dan benda yang bergerak akan terus bergerak. Gaya inersia adalah
kecenderungan suatu benda untuk menolak perubahan dalam gerakannya.
Karena inersia, benda yang diam akan tetap diam, dan benda yang bergerak
akan terus bergerak.

2. Andhika Muhammad Kasyafa (122018035)

• Gaya Sentrifugal
Gaya sentrifugal merupakan suatu gerak yang menggambarkan
kecenderungan suatu benda mengikuti jalur melengkung (melingkar) yang
bergerak keluar atau menjauh dari titik pusat suatu kurva (Lohat 2009).
Sebetulnya, gaya sentrifugal bukanlah suatu gaya (karena gaya sentrifugal
merupakan gaya nonnewtonian), tetapi sentrifugal muncul karena adanya
momen inersia pada suatu benda yang bergerak melingkar. Momen inersia
merupakan suatu kecenderungan benda untuk mempertahankan bentuk
awalnya (Barattini 2012).
Sumber : http://digilib.uinsgd.ac.id/35680/4/4_bab1.pdf

• Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya eksternal yang dibutuhkan agar
sebuah benda dapat bergerak melingkar. Gaya ini bukan merupakan gaya
fisis, atau gaya dalam arti sebenarnya, melainkan hanya suatu penamaan
atau penggolongan jenis-jenis gaya yang berfungsi membuat benda
bergerak melingkar. Bermacam-macam gaya fisis dapat digunakan sebagai
gaya sentripetal, antara lain gaya gravitasi, elektrostatik, tegangan tali,
gesekan dan lainnya. Istilah gaya sentripetal berasal dari kata bahasa Latin,
yaitu centrum ("pusat") dan petere ("mengarah ke luar").

145
Sumber : http://202.91.10.29/index.php/PROPKO/article/view/922

• Momen Inersia
Momen inersia adalah gaya elementer yang bekerja pada elemen luas
dengan demikian sebanding dengan jarak dikalikan luas diferensial dan
elemen momen sebanding dengan kuadrat jarak dikalikan diferensial.

Dimana mempunyai rumus :


bh³
Izz =
12

Dimana :
Izz = Momen Inersia (mm⁴)
b = Panjang Bidang (mm)
h = Lebar Bidang (mm)
Sumber : Mekanika Teknik - E.P. Popov

4. Fajar Mubaroq (122018069)

• Gaya Setrifugal
gaya sentrifugal adalah gaya inersia (juga disebut gaya "fiktif" atau "semu")
yang tampak bekerja pada semua benda jika dilihat dalam kerangka acuan
yang berputar . Itu diarahkan menjauh dari sumbu yang sejajar
dengan sumbu rotasi dan melewati asal sistem koordinat. Jika sumbu rotasi
melewati asal sistem koordinat, gaya sentrifugal diarahkan keluar secara
radial dari sumbu itu.
konsep gaya sentrifugal dapat diterapkan dalam perangkat berputar,
seperti sentrifugal , pompa sentrifugal , pengatur sentrifugal , dan kopling
sentrifugal , dan dalam rel kereta api sentrifugal , orbit planet dan kurva
miring , ketika dianalisis dalam sistem koordinat berputar.

• Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal merupakan gaya yang membuat benda bergerak
melingkar. Benda dapat bergerak melingkar karena benda yang diputar

146
tersebut memiliki percepatan menuju pusat lingkaran. Percepatan itu
disebut dengan percepatan sentripetal. Percepatan sentripetal disebabkan
oleh gaya yang menuju ke pusat lingkaran atau disebut gaya sentripental.
Gaya sentripetal dapat diamati jika menggunakan kerangka acuan inersial,
yaitu kerangka acuan yang diam ataupun bergerak dengan kecepatan
konstan terhadap bumi. Contohnya adalah ketika kita melihat benda
berputar. Misalnya, bola yang diikatkan ke ujung tali diputarkan secara
horizontal, gaya sentripetal akan membuat bola terus ditarik ke arah pusat
sehingga bergerak secara melingkar. Gaya sentripetal ialah gaya dari
tegangan tali yang diikatkan terhadap bola.

• Gaya Inersia
Gaya inersia merupakan gaya kelembaman pada suatu elemen mesin
yang sangat tergantung pada besanya massa. Semakin besar massa
komponen mesin, maka semakin besar pula gaya inersianya.

5. Muhammad Dennis Damarullah (122018090)


• Gaya Setrifugal
Gaya sentrifugal adalah lawan dari gaya sentripetal merupakan efek
semu yang ditimbulkan ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar,
sentrifugal berarti menjauhi pusat putaran.

• Gaya Sentripetal
Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda untuk bergerak
melingkar. Gaya ini bukan merupakan gaya fisis, atau gaya dalam arti
sebenarnya, melainkan hanya suatu penamaan atau penggolongan jenis-
jenis gaya yang berfungsi membuat benda bergerak melingkar. Bermacam-
macam gaya fisis dapat digunakan sebagai gaya sentripetal, antara lain
gaya gravitasi, elektrostatik, tegangan tali, gesekan dan lainnya. Istilah
sentripetal berasal dari kata bahasa Latin, yaitu centrum ("pusat")
dan petere ("menuju arah"), yang berarti menuju arah pusat lingkaran. Isaac
Newton mendeskripsikannya gaya sentripetal sebagai "suatu gaya di mana

147
benda ditarik atau didorong, atau dengan cara apa pun cenderung, menuju
suatu titik sebagai pusat". Dalam mekanika Newton, gravitasi memberikan
gaya sentripetal yang menyebabkan orbit astronomis.
Salah satu contoh umum yang melibatkan gaya sentripetal adalah kasus di
mana benda bergerak dengan kecepatan seragam di sepanjang jalur
melingkar. Gaya sentripetal diarahkan pada sudut siku-siku terhadap
gerakan dan juga sepanjang jari-jari menuju pusat jalur
melingkar. Deskripsi matematika diturunkan pada 1659 oleh fisikawan
Belanda Christiaan Huygens.
Gagasan Newton tentang gaya sentripetal sesuai dengan apa yang sekarang
disebut gaya pusat. Ketika satelit berada di orbit sekitar planet, gravitasi
dianggap sebagai gaya sentripetal meskipun dalam kasus orbit eksentrik,
gaya gravitasi diarahkan ke fokus, dan bukan ke pusat kelengkungan sesaat.

Gambar : gaya Sentrifugal dan gaya sentripetal

(Sumber : ruangguru.com,2017)

• Gaya Inersia
Gaya inersia adalah gaya yang disebabkan oleh percepatan. Analisa
percepatan telah menunjukan bahwa dalam suatu mekanisme yg
penghubung-penghubungnya bergerak, terdapat percepatan-percepatan
tertentu, yg dapat ditentukan. Konsep gaya inersia diberikan setelah
dipelajari gaya-gaya yang menyebabkan gerak tersebut.

148
6. Hendry Bismarafi (122018116)
Gaya Sentrifugal

Gaya sentripugal adalah lawan dari gaya sentripetal merupakan efek semu
yang ditimbulkan ketika sebuah benda melakukan gerak melingkar, sentrifugal
berarti menjauhi pusat putaran.

Arah gaya sentrifugal selalu menjauhi pusat lingkaran dan gaya ini memiliki fungsi
untuk mengimbangi gaya sentripetal sehingga benda yang bergerak melingkar
dalam keadaan seimbang.

Contoh gaya sentrifugal bisa kita lihat pada wahana permainan ontang anting
atau swing ride.

Link : https://www.ruangguru.com

Gaya Sentripetal

Gaya sentripetal adalah gaya yang membuat benda bisa bergerak


melingkar. Suatu benda bisa bergerak melingkar karena saat diputar ada percepatan
menuju pusat lingkaran. Nah, percepatan inilah yang dikenal dengan percepatan
sentripetal.

Sederhananya, gaya sentripetal adalah gaya yang menghasilkan percepatan


sentripetal.

Gaya sentripetal bisa kita lihat dengan memakai kerangka acuan inersial,
yaitu kerangka acuan yang diam atau bergerak dengan kecepatan konstan kepada
bumi.

Contoh gaya sentripetal lainnya adalah iya bisa membuat Bulan tetap pada
orbitnya pada saat mengelilingi Bumi. Hal yang sama juga terjadi pada saat Bumi
mengelilingi Matahari.

Link :https://www.ruangguru.com

149
Gaya Inersia

Inersia adalah kecenderungan suatu benda agar tetap mempertahankan


keadaannya (tetap bergerak atau tetap diam) atau biasa dikatakan sebagai
kelembaman suatu benda. Oleh karena itu Hukum pertama Newton disebut juga
sebagai Hukum Inersia atau Hukum Kelembaman. Contohnya adalah benda yang
memiliki inersia yang besar, cenderung untuk susah bergerak, begitu pula
sebaliknya.

Besarnya momen inersia suatu benda bergantung terhadap beberapa faktor, yaitu:

▪ Massa benda atau partikel


▪ Geometri benda (bentuk)
▪ Letak sumbu putar benda
▪ Jarak ke sumbu putar benda (lengan momen)

Rumus Momen Inersia

Besarnya momen inersia (I) suatu benda bermassa yang memiliki titik putar pada
sumbu yang diketahui dirumuskan sebagai berikut:

I=mR2

Dimana, adalah massa partikel atau benda (kilogram), dan adalah jarak antara
partikel atau elemen massa benda terhadap sumbu putar (meter). Untuk benda pejal
(padat) dengan geometri yang tidak sederhana, besarnya momen inersia dihitung
sebagai besar distribusi massa benda dikali jarak sumbu putar. Perhatikan gambar
dibawah ini untuk mengetahui lebih jelas gambarannya. Dimensinya dalam Standar
Internasional (SI) adalah .

Link : https://www.ruangguru.com

150
151

Anda mungkin juga menyukai