Anda di halaman 1dari 3

Ringkasan Jurnal 1 :

Effect of facade components on energy efficiency in office buildings


Pengaruh komponen fasad terhadap efisiensi energi pada gedung perkantoran (di Tokyo
jepang)
Studi ini mengeksplorasi dampak berbagai properti fasad terhadap permintaan energi tahunan
bangunan di Tokyo, Jepang. Ini membahas bagaimana faktor seperti reflektansi surya, nilai U
bagi bagian-bagian opak dan jendela, serta SHGC dapat memengaruhi efisiensi energi. Studi
ini menyoroti pentingnya desain fasad yang tepat dalam mengurangi permintaan energi dan
memberikan rekomendasi untuk mengoptimalkan properti fasad guna meningkatkan efisiensi
energi.
Dalam penelitian ini, yang diuji adalah properti fasad yang mempengaruhi kinerja energi
bangunan untuk mengurangi permintaan energi untuk berbagai gedung kantor di Tokyo,
Jepang. Properti fasad yang dipertimbangkan meliputi reflektansi surya bagi bagian opak
fasad, nilai U bagi bagian opak dinding beton yang diisolasi secara eksternal/internal, nilai U
jendela, dan SHGC jendela.
SHGC (Solar Heat Gain Coefficient) adalah koefisien penyerapan panas matahari oleh
jendela atau fasad bangunan . Nilai U adalah ukuran kebocoran panas melalui material atau
komponen bangunan, semakin rendah nilai U, semakin baik isolasinya . Bagian opak merujuk
pada bagian bangunan yang tidak tembus cahaya, seperti dinding beton yang diisolasi secara
eksternal/internal .

Hasil
Temuan utama dari penelitian ini adalah bahwa peningkatan reflektansi surya pada bagian
opak fasad, penurunan nilai U jendela, dan peningkatan reflektansi surya bagi bagian opak
dapat menjadi langkah yang efektif dalam mengurangi permintaan energi bangunan,
khususnya untuk gedung perkantoran di Tokyo, Jepang .
Rekomendasi utama yang diberikan dalam makalah ini adalah untuk meningkatkan
reflektansi surya pada bagian opak fasad, menurunkan nilai U jendela, dan meningkatkan
reflektansi surya bagi bagian opak sebagai langkah efektif dalam mengurangi permintaan
energi bangunan, terutama untuk gedung perkantoran di Tokyo, Jepang
Fasad dapat mempengaruhi efisiensi energi dengan mempengaruhi jumlah panas yang diserap
atau hilang dari bangunan. Dalam penelitian ini, peningkatan reflektansi surya pada bagian
opak fasad, penurunan nilai U jendela, dan peningkatan reflektansi surya bagi bagian opak
dapat mengurangi permintaan energi untuk pemanasan dan pendinginan bangunan
perkantoran di Tokyo, Jepang . Dengan demikian, penggunaan AC dan pemanas dapat
dikurangi, membantu mengurangi konsumsi energi bangunan secara keseluruhan.
Ringkasan Jurnal 2 :
Perspectives of double skin facade systems in buildings and energy saving
Makalah penelitian dan studi yang dibahas dalam artikel tersebut berfokus pada penggunaan
Double Skin Facade (DSF) pada bangunan untuk meningkatkan efisiensi energi. Sistem DSF
telah menunjukkan potensi dalam mengurangi konsumsi energi, meningkatkan kinerja termal,
dan mengoptimalkan efisiensi energi gedung. Faktor-faktor seperti ventilasi, pencahayaan
alami, pemilihan kaca, perangkat peneduh, dan integrasi panel surya memainkan peran
penting dalam efektivitas DSF. Meskipun DSF memiliki keunggulan dalam penghematan
energi dan kenyamanan termal, tantangan seperti biaya awal yang tinggi, efek bahaya
kebakaran sesuai material yang digunakan dan modelnya, dan efek tekanan angin
memerlukan penyelidikan lebih lanjut untuk optimalisasi.
Hasil
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa double skin facade (DSF) memiliki potensi
untuk mengurangi konsumsi energi pemanasan, menyediakan penghematan energi dalam
pendinginan, dan meningkatkan efisiensi energi bangunan secara keseluruhan. Faktor seperti
orientasi, perangkat peneduh, dan pemilihan kaca memainkan peran penting dalam kinerja
DSF. Integrasi panel fotovoltaik surya ke dalam DSF juga dapat meningkatkan generasi
energi dan efisiensi. Model komputasi dan simulasi telah digunakan untuk menganalisis dan
mengoptimalkan kinerja DSF, dengan berbagai pendekatan seperti CFD, model lumped, dan
model jaringan yang digunakan. Secara keseluruhan, DSF menunjukkan potensi dalam
meningkatkan efisiensi energi bangunan dan mengurangi konsumsi energi.
CFD (Computational Fluid Dynamics) adalah metode numerik yang digunakan untuk
memodelkan dan menganalisis aliran fluida dan transfer panas dalam sistem yang kompleks .
Model lumped adalah pendekatan matematis yang menggambarkan sistem fisik dengan
menggunakan parameter agregat yang mewakili karakteristik keseluruhan sistem . Model
jaringan adalah model yang menggambarkan aliran fluida dan panas dalam sistem dengan
membagi domain menjadi zona-zona yang saling terhubung .
Shading device adalah perangkat yang digunakan untuk memberikan perlindungan terhadap
sinar matahari langsung, mengurangi panas yang masuk, dan mengatur cahaya alami yang
masuk ke dalam bangunan. Contoh shading device meliputi roller shades, louvered blinds,
dan fins yang dapat diposisikan secara horizontal atau vertical
Cavity depth dalam konteks fasad kulit ganda (DSF) merujuk pada kedalaman ruang yang
terletak di antara dua dinding (dinding internal dan eksternal) dari fasad tersebut. Kedalaman
cavity ini penting karena mempengaruhi aspek estetika, jenis perangkat peneduh, akses untuk
membersihkan, serta strategi ventilasi yang melibatkan susunan dan laju aliran udara.
Smoke and DSF (Double Skin Facade) merupakan topik penelitian yang mempelajari
penyebaran asap dan api ke dalam rongga DSF saat terjadi kebakaran. Kedalaman rongga
DSF diidentifikasi sebagai faktor utama dalam erupsi kebakaran di bangunan dengan DSF.
Asap cenderung bergerak di tengah rongga daripada di sepanjang dinding, yang dapat
menyebabkan masalah keamanan kebakaran. Studi ini menyoroti pentingnya desain DSF
yang mempertimbangkan aspek keamanan kebakaran.
Wind pressure merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi kinerja fasad kulit
ganda (DSF). DSF memiliki tiga permukaan yang terkena tekanan angin akibat aliran udara
di antara dua fasad, yaitu permukaan luar dan dalam dari fasad kulit eksternal serta
permukaan luar dari fasad kulit internal . Studi menunjukkan bahwa distribusi tekanan angin
rata-rata pada DSF cenderung lebih besar pada fasad eksternal daripada pada fasad internal .
Selain itu, tekanan angin pada DSF dapat dipengaruhi oleh bentuk dan orientasi bangunan,
serta lokasi fasad dalam bangunan .

Ringkasan Jurnal 3 :
IDENTIFIKASI FASAD ARSITEKTUR TROPIS PADA GEDUNG-GEDUNG
PERKANTORAN JAKARTA (STUDI KASUS PADA KORIDOR DUKUH ATAS-
SEMANGGI)
Penelitian ini menunjukkan bahwa gedung-gedung perkantoran di Jakarta, khususnya di
Koridor Dukuh Atas-Semanggi, cenderung menggunakan fasad minimalis tanpa variasi yang
signifikan. Konsep dasar minimalis dalam arsitektur muncul akibat revolusi industri dan
kebangkitan paham modernisme. Karakteristik fasad minimalis pada gedung tinggi di
Indonesia termasuk dinding rata/transparan, sirip balkon horisontal, dinding selubung
vertikal, sirip kanopi semipermanen, dan dinding kanopi masif. Solusi adaptasi tropis pada
bangunan fasad minimalis meliputi pemakaian kanopi pada teras dan lobby. Gedung-gedung
tinggi di Indonesia menggunakan elemen arsitektur tropis untuk mengatasi permasalahan
iklim tropis seperti curah hujan tinggi dan panas. Pemilihan fasad yang sesuai dengan konteks
lingkungan juga penting. Saran yang dapat diberikan adalah memperhatikan pemilihan fasad
yang sesuai dengan lingkungan dan mempertimbangkan dampak global.
Fasad minimalis yang dominan pada gedung-gedung perkantoran di Jakarta, khususnya di
Koridor Dukuh Atas-Semanggi, tidak sesuai dengan budaya di Indonesia karena kurang
memiliki pemahaman terhadap kondisi sosial, budaya, dan ekonomi masyarakatnya.
Bangunan-bangunan tersebut dibangun tanpa kendali yang mempertimbangkan konteks lokal
dan cenderung mengikuti tren arsitektur internasional yang tidak selaras dengan identitas
budaya Indonesia

Anda mungkin juga menyukai