Abstrak
Salah satu aspek penting dalam desain arsitektur yang semakin hari semakin
dirasakan penting adalah penataan energi dalam bangunan. Krisis sumber energi tak
terbaharui mendorong arsitek untuk semakin peduli akan energi dengan cara beralih ke
sumber energi tebaharui dalam merancang bangunan yang hemat energi.
Cara yang yang paling mudah untuk membangun suatu bangunan yang hemat energi
adalah dengan merekayasa suatu fasad bangunan. Perekayasaan ini dilakukan dan
disesuaikan berdasarkan kondisi tertentu (pada site). Merekayasa fasad tentunya memerlukan
prinsip-prinsip yang benar untuk menghasilkan bangunan hemat energi. Bangunan hemat
energi mewujudkan bangunan yang ramah lingkiungan. Maka dari itu jenis bahan
bangunannya pun juga harus diperhatikan.
Berbagai macam cara yang dapat dilakukan pada penelitian ini seperti mengobeservasi
bangunan dengan turun langsung ke lapangan, mencari studi literatur melalui internet, dan
melakukan interview terhadap pihak terkait.
Dengan begitu dapat diwujudkan rekayasa fasad pada bangunan hemat energi pada Cafe
Dixie Easy Dinning.
11
I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Bangunan merupakan penyaring faktor alamiah penyebab ketidaknyamanan, seperti
hujan, terik matahari, angin kencang, dan udara panas tropis, agar tidak masuk ke dalam
bangunan. Udara luar yang panas dimodifikasi bangunan dengan bantuan AC menjadi udara
dingin. Dalam hal ini dibutuhkan energi listrik untuk menggerakkan mesin AC. Demikian
juga halnya bagi penerangan malam hari atau ketika langit mendung, diperlukan energi listrik
untuk lampu penerang.
Penghematan energi melalui rancangan bangunan mengarah pada penghematan
penggunaan listrik, baik bagi pendinginan udara, penerangan buatan, maupun peralatan listrik
lain. Dengan strategi perancangan tertentu, bangunan dapat memodifikasi iklim luar yang
tidak nyaman menjadi iklim ruang yang nyaman tanpa banyak mengonsumsi energi listrik.
Misalnya dengan mengalihkan desain fasad pada bangunan untuk menghasilkan bangunan
yang hemat energi. Kebutuhan energi per kapita dan nasional dapat ditekan jika secara
nasional bangunan dirancang dengan konsep hemat energi.
Apa saja jenis bahan yang baik untuk bangunan hemat energi?
12
II Kajian Pustaka
2.1 Rekayasa Fasad
2.1.1 Pengertian Rekayasa
Rekayasa menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah Penerapan
kaidah-kaidah ilmu dalam pelaksanaan (seperti perancangan, pembuatan
konstruksi, serta pengoperasian kerangka, peralatan, dan sistem yang ekonomis
dan efisien).
2.1.2 Pengertian Fasad
Definisi fasad menurut Krier (dalam Arifin 2013), Kata fasade diambil dari
kata latin facies yang merupakan sinonim kata-kata face (wajah) dan appearance
(penampilan).
Fasad adalah istilah arsitektur yang berarti tampak depan bangunan yang
umumnya menghadap ke arah jalan lingkungan. Fasad merupakan wajah yang
mencerminkan citra dan ekspresi dari seluruh bagian bangunan, bahkan bisa
menjadi jiwa bangunan. Fasade sebagai bagian terluar dari arsitektur bangunan,
tampak eksterior akan menjadi bagian terdahulu yang paling kritis serta rentan
terhadap perubahan cuaca yang ekstrem dan cepat (Wae, 2013).
13
14
2.2.3 Jenis Bahan Bangunan yang Dapat Digunakan pada Bangunan Hemat Energi
Bangunan hemat energi mewujudkan bangunan yang ramah lingkungan.
Berikut adalah jens bahan yang dapat digunakan:
2.2.3.1 Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku
utama dalam pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam
mewujudkan konsep bangunan ramah lingkungan.
2.2.3.2 Kerangka bangunan utama dan atap, sekarang material kayu sudah mulai
digantikan material baja ringan. illegal logging akibat pembabatan kayu
hutan yang tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai
berkurang.
2.2.3.3 Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium
sebagai generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki
keunggulan dapat didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat
pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern),
dengan desain khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat
energi, hemat biaya).
2.2.3.4 Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik.
Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur,
semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap
tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas
matahari secara signifikan.
2.2.3.5 Penggunaan keramik pada dinding menggeser wallpaper merupakan salah
satu bentuk inovasi desain. Dinding keramik memberikan kemudahan
dalam perawatan, pembersihan dinding (tidak perlu dicat ulang, cukup
dilap), motif beragam dengan warna pilihan eksklusif dan elegan, serta
menyuguhkan suasana ruang yang bervariasi.
2.2.3.6 Konsep ramah lingkungan juga telah merambah ke dunia sanitasi. Septic
tank dengan
penyaring
biologis (biological
filter
septic
tank)
15
16
Perumusan Masalah
Metode
Teori
Bangunan Hemat
Dinning
Energi
Evaluasi Desain
Alternatif dan Arahan
Desain
Easy Dinning
17
Observasi
Teknik pengumpulan data dengan turun langsung ke lapangan.
Studi literatur
Mencari informasi yang berkaitan dari internet.
Interview
Melakukan wawancara dengan pihak terkait.
Daftar Pustaka
Arifin, S. M. (2013). Karakteristik Fasad Rumah Minimalis di Surakarta, 1.
KBBI. (2016). Retrieved from http://kbbi.web.id/
Materi Arsitektur. (2015, Februari). Retrieved from Arsitektur Hemat Energi & Energi Listrik
: http://materiarsitektur.blogspot.co.id/2015/02/arsitektur-hemat-energi-energilistrik.html
Materi Arsitektur. (2015, Februari). Materi Arsitektur. Retrieved from
http://materiarsitektur.blogspot.co.id/2015/02/arsitektur-hemat-energi-energilistrik.html
Pratiwi, D. (2014, November 14). dhpratiwi08. Retrieved from
https://dhpratiwi08.wordpress.com/2014/11/14/bangunan-hemat-energi/
Wae, K. (2014, Februari 3). Pengertian Fasade Bangunan. Retrieved from
http://projectmedias.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-fasade-bangunan.html
18