Anda di halaman 1dari 20

ISSU ARSITEKTUR KONTEMPORER

ENERGY EFFICIENT HOMES

DISUSUN OLEH :

DEWITA ARUM SAFRIANI

F221 16 059

S1 TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS TADULAKO

2020/2021
OUTLINE
Energy-Efficient Homes
Oleh : Dewita Arum Safriani STB: F221 16 059

ENERGY EFFICIENT HOMES


A. ENERGY-EFFICIENT HOMES
B. PRINSIP-PRINSIP ENERGY-EFFICIENT HOMES DALAM
PENERAPANNYA
C. ELEMEN DARI ENERGY-EFFICIENT HOMES
STUDY KASUS
A. PENERAPAN ENERGY EFFICIENT HOMES
B. TREN ENERGY EFFICIENT HOMES DIINDONESIA
PENUTUP
A. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
ENERGY-EFFICIENT HOMES

A. ENERGY-EFFICIENT HOMES
Berkembangnya zaman modern berdampak pada pola perilaku manusia dalam mendesain sebuah
rumah yang lebih maju dengan banyak menambahkan teknologi sebagai penunjang rumah agar
dapat menghemat pekerjaan rumah dalam perawatannya dan menambah kenyamanan penghuni
rumah itu sendiri dalam beraktifitas didalam rumah. Akan tetapi, efek yang didapat seringkali
terdampak pada penggunaan bahan bakar yang sangat besar yaitu listrik dan dapat menghabiskan
banyak uang dalam perawatan barang itu sendiri maupun saat pembayaran listrik. Sebagi contoh,
kulkas,mesin cuci,televisi,vacuum cleaner,pendingin udara, pemanas air,setrika dan sebagainya.
Sehingga, pola piker manusia yang tadinya ingin instan tanpa memikirkan efek dibelakangnya
kini berkembang untuk mencari cara bagaimana caranya kenyamanan itu tetap bisa dinikmati
tetapi penggunaan energinya dapat diminimalisirkan.
Seiring dengan berkembangnya penerapan alat modern yang menghantarkan panas, tentu saja
memunculkan ide-ide tentang perancanga alat yang mengurangi hawa panas pada alat pengantar
panas.Sehingga, banyak isu-isu yang berkembang tentang energy-efficient homes yang berpusat
pada penghematan energi yang memiliki ruang lingkup di batas indsutri perumahan.

B. PRINSIP-PRINSIP ENERGY-EFFICIENT HOMES TERHADAP


PENERAPANNYA
1. Konsep Energy-Efficient Homes
Untuk dapat mempersiapkan serta memandu desain dan proses konstruksi yang hemat energi
yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil akhir yang hemat energi, pengembang bangunan
harus memahami elemen-elemen utama efisiensi energi, yaitu:

a. Proses Desain Terintegrasi (IntegratedDesign Process)


Proses desain terintegrasi mencakupi karakteristik lokasi dan desain bangunan, yang meliputi
pilihan-pilihan arsitektur,struktural, mekanik, dan listrik dengan tujuan untuk meminimalisasi
konsumsi energi. Untuk mencapai tujuannya, pendekatan terintegrasi ini membutuhkan
kolaborasi erat antara arsitek dengan insinyur mekanik, struktural, dan listrik, serta kontraktor
dalam fase desain dan konstruksi.
b. Pilihan Material dan Teknologi
Seluruh material dan teknologi yang digunakan pada muka dan lapisan luar dari selubung
bangunan, untuk konservasi air, pemasangan listrik (lampu, dan sebagainya), dan sistem AC,
harus didesain secara akurat untuk meminimalisasi konsumsi energi yang dihasilkan, dan pada
saat yang bersamaan juga memenuhi syarat fungsional dan lainnya dari bangunan tersebut.
Pemilihan material yang ramah dapat dijabarkan menjadi dua hal yakni dari sisi teknologi dan
penggunaan. Dari sisi teknologi, misalnya, pemilihan bahan sebaiknya menghindari adanya
toksin atau racun dan diproduksi tidak bertentangan dengan alam. Sedangkan dari sisi
penggunaan, pemilihan material yang ramah lingkungan misalnya menggunakan lampu hemat
energi seperti lampu LED yang rendah konsumsi listrik. Juga Penggunaan material lokal yang
justru akan lebih menghemat biaya (biaya produksi,angkutan). Material ramah lingkungan
memiliki kriteria sebagai berikut :
a. Tidak beracun, sebelum maupun sesudah digunakan
b. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi
lingkungan
c. Dapat menghubungkan kita (pengguna) dengan alam, dalam arti kita makin dekat
dengan alam karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata
mengingatkan kita pada tanah, kayu padapepohonan)
d. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan biaya atau proses
memindahkan yang besar, karenamenghemat energi BBM untuk memindahkan
material tersebut ke lokasi pembangunan)
e. Bahan material yang dapat terurai denganmudah secara alami.

c. Iklim
Karena kebanyakan energi dalam bangunan digunakan untuk memastikan kenyamanan manusia,
jelas bahwa iklim sekeliling serta kondisi dalam ruangan yang ditargetkan memiliki dampak
yang besar bagi kinerja energi bangunan:
• Radiasi sinar matahari (panas dan cahaya) mempengaruhi persyaratan beban
pendinginan dan desain pencahayan bangunan. Hal ini dapat dipengaruhi oleh orientasi
muka bangunan dan material yang digunakan pada selubung bangunan.
• Suhu udara dengan kelembaban relative merupakan parameter dominan untuk
mempertimbangkan desain AC untuk mencapai kenyamanan manusia dan lingkungan
dalam ruangan yang diinginkan.
• Kelembaban relatif memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan dalam ruangan dan
kenyamanan manusia sehingga menjadi faktor penting dalam menentukan desain AC dan
pencapaian iklim dalam ruangan yang baik.
• Arah angin utama dapat digunakan dalam beberapa kasus untuk mengurangi kebutuhan
pendinginan dan ventilasi sehingga perlu untuk dipertimbangkan.

e. Behavior
Kesadaran dan kepedulian akan pemakaian energi serta lingkungan dalam ruangan dari seluruh
orang yang menggunakan bangunan sangatlah penting. Pendidikan dan pelatihan dapat
meningkatkan pemahaman penghuni bangunan akan pentingnya upaya pengelolahan bangunan
dalam memelihara dan meningkatkan efisiensi energi bangunan serta bentuk-bentuk kontribusi
yang mereka dapat lakukan.
2. Peluang dan Kendala

a. Site
Pemilihan site/lokasi untuk rumah, harus melalui penilaian terhadap peluang dan kendala situs
yang relevan bagi proyek dan efisiensi energi. Hal ini penting berkaitan dengan Prinsip Desain
Solar Pasif. Pertimbangan ini akan meliputi orientasi situs dan hubungannya dengan arah sinar
matahari dan arah angin pada umumnya, fitur peneduh seperti pohon, bukit bangunan lain, dan
faktorlain yang mempengaruhi iklim lokal seperti arah angin utama, dll.

b. Iklim
Kinerja energi bangunan juga sangat ditentukan oleh seberapa baik adaptasi desain terhadap
iklim lokal. Maka dari itu, sangat penting bagi pengembang dan tim desain untuk memiliki
pemahaman yang jelas akan iklim lokal, variasi harian dan musimannya, serta pengaruhnya
terhadap potensi efisiensi energi dari desain. Indonesia memiliki iklim tropis yang dicirikan oleh
curah hujan yang tinggi, tingkat kelembaban tinggi, suhu tinggi, dan angin yang rendah. Musim
hujan terjadi dari November hingga Maret, sementara musim kering dari April hingga Oktober.
Curah hujan di area dataran rendah rata-rata 180–320 cm (70–125 in) per tahun, dan meningkat
seiring tinggi permukaan hingga rata-rata 610 cm (240 in) di beberapa area pegunungan.

c. Anggaran
Dalam banyak kasus, mendesain bangunan yang hemat energi umumnya memakan biaya yang
lebih mahal dibandingkan bangunan konvensional; namun biaya-biaya ini dapat dibatasi dengan
proses desain terintegrasi serta perencanaan yang teliti. Biaya tambahan yang terkait dengan
bangunan hemat energi dapat diperoleh kembali dalam waktu yang singkat di kebanyakan kasus
karena sewa yang lebih tinggi dapat dikenakan pada ruangan yang hemat energi dan biaya
operasional bangunan secara keseluruhan akan lebih rendah. Kendala utama bagi pengembang
bangunan adalah kesalahpahaman bahwa pengeluaran modal lebih penting dibandingkan biaya
siklus hidup bangunan. Mayoritas pemilik dan pengembang bangunan lebih peduli akan biaya
awal tanpa menyadari bahwa biaya awal berhubungan erat dengan biaya operasional bangunan.
Penggunaan desainer yang berpengalaman dalam proyek bangunan hemat energi serta material
konstruksi dan peralatan mekanik/listrik yang tidak layak dan tidak tahan lama akan berdampak
terhadap biaya operasional dan pemeliharaan bangunan seiring waktu. Biaya energi juga bisa
sulit diprediksi secara akurat dalam fase desain. Asumsi harus dibuat mengenai profil pengguna
dan tingkat penghunian, yang akan berdampak pada konsumsi energi. Namun data mengenai
jumlah konsumsi energi untuk bangunan dapat diambil dari analisis teknik atau dari program
perangkat lunak efisiensi energi.

d. Ketersediaan material/teknologi
Untuk mendirikan bangunan hemat energi, material bangunan harus dipilih dengan pertimbangan
spesifikasi seperti kinerja, harga, ketersediaan, estetika, dan keberlanjutan.

e. Pertimbangan Estetika
Tantangan terbesar dalam meningkatkan efisiensi energi pada bangunan umum dan komersial
adalah membangun arsitektur yang memuaskan secara estetika dan pada saat yang bersamaan
memenuhi persyaratan teknis yang ditentukan oleh iklim lokal dan pilihan material yang tersedia.
Penting untuk menentukan tujuan yang jelas mengenai tampak bangunan, dan memahami
implikasi dari kinerja energi, biaya awal, dan biaya siklus hidup terhadap estetika keseluruhan
proyek.

C. ELEMEN DARI ENERGY-EFFICIENT HOMES


Meskipun biaya desain, pilihan, dan gaya bervariasi, sebagian besar rumah hemat energi
memiliki beberapa elemen dasar yang sama: selubung termal yang dibangun dengan baik dan
tertutup rapat; ventilasi terkontrol; sistem makan dan pendingin yang berukuran tepat dan
berefisiensi tinggi; dan pintu, jendela, dan peralatan hemat energi.

THERMAL ENVELOPE
Selubung termal adalah segala sesuatu tentang rumah yang berfungsi untuk melindungi ruang
hidup dari alam terbuka. Ini termasuk rakitan dinding dan atap, isolasi, penghambat udara / uap.
A. Dinding dan Atap Kebanyakan pembangun menggunakan konstruksi rangka kayu tradisional.
Kerangka kayu adalah teknik konstruksi “teruji dan benar” yang menggunakan kayu sumber
daya yang berpotensi terbarukan. untuk menyediakan rumah yang kokoh secara struktural
dan tahan lama. Dengan konstruksi yang tepat dan perhatian terhadap detail, rumah
berbingkai kayu konvensional bisa sangat hemat energi. Sekarang bahkan dimungkinkan
untuk membeli kayu yang dipanen secara berkelanjutan.

Beberapa metode konstruksi hemat energi yang tersedia dan populer meliputi yang berikut ini:
• Rekayasa Nilai Optimal/Optimum Value Engineering (OVE). Metode ini hanya
menggunakan kayu di tempat yang paling efektif, sehingga mengurangi penggunaan kayu
yang mahal dan menghemat ruang untuk insulasi. Jumlah kayu telah ditentukan agar sehat
secara struktural melalui uji laboratorium dan lapangan. Namun, pembangun harus
terbiasa dengan jenis konstruksi ini untuk memastikan rumah secara struktural sehat.
• Panel Berinsulasi Struktural (Structural Insulated Panels / SIPs). Lembaran ini umumnya
terbuat dari kayu lapis atau papan untai berorientasi (oriented-strand board/OSB) yang
dilaminasi ke papan busa. Busa mungkin memiliki ketebalan 4 hingga 8 inci. Karena SIP
bertindak sebagai pembingkaian dan penyekat, konstruksi jauh lebih cepat daripada
pembingkaian OVE atau tongkat. Kualitas konstruksi seringkali lebih unggul karena lebih
sedikit tempat bagi pekerja untuk melakukan kesalahan.
• Bentuk Beton Penyekat/ Insulating Concrete Forms (ICF). Rumah yang dibangun dengan
cara ini terdiri dari dua lapis papan busa yang diekstrusi (satu di dalam rumah dan satu
lagi di luar rumah) yang berfungsi sebagai bentuk untuk pusat beton bertulang baja. Ini
adalah teknik tercepat dan paling kecil kemungkinannya mengalami kesalahan
konstruksi. Bangunan seperti itu juga sangat kuat dan dengan mudah melebihi persyaratan
untuk area yang rawan hujan atau angin topan.

PENYEKATAN
Rumah hemat energi memiliki nilai rekat R yang jauh lebih tinggi daripada yang dipersyaratkan
oleh sebagian besar peraturan bangunan setempat. Nilai-R adalah kemampuan suatu material
untuk menahan perpindahan panas, dan semakin rendah nilainya, semakin cepat kehilangan
panas. Misalnya, rumah khas di New York mungkin memiliki insulasi R-11 di dinding luar dan
R-19 di langit-langit.
sedangkan lantai dan dinding pondasi mungkin tidak disekat. Rumah yang serupa, tetapi
dirancang dan dibangun dengan baik akan memiliki tingkat perekat yang berkisar dari R-20
hingga R-30 di dinding dan dari R-50 hingga R-70 di langit-langit. Reng atau gulungan
fiberglass yang diaplikasikan dengan hati-hati, selulosa semprotan basah, atau insulasi busa
akan mengisi rongga dinding sepenuhnya.
Dinding pondasi dan pelat harus disekat dengan baik seperti dinding ruang tamu. pondasi yang
kurang penyekatan berdampak negatif terhadap penggunaan energi dan kenyamanan rumah,
terutama jika keluarga menggunakan bagian bawah rumah sebagai tempat tinggal. Selain itu,
peralatan seperti pemanas air panas rumah tangga, mesin cuci, pengering, dan freezer yang
menyuplai panas sebagai produk sampingan sering kali ditempatkan di ruang bawah tanah.
Dengan mengisolasi dinding dan lantai pondasi secara hati-hati ruang bawah tanah, peralatan
ini dapat membantu memanaskan rumah.
Meskipun sebagian besar rumah baru memiliki tingkat perekat yang baik, seringkali
pemasangannya buruk. Secara umum, celah dan pemadatan perekat mengurangi
keefektifannya.

AIR/VAPOR RETARDERS
Kondensasi uap air adalah ancaman utama bagi struktur rumah, apa pun iklimnya. Di iklim
dingin, perbedaan tekanan dapat mendorong udara dalam ruangan yang hangat dan lembab ke
dinding luar dan loteng. Udara mengembun saat mendingin. Hal yang sama dapat dikatakan
untuk iklim selatan, justru sebaliknya. Saat udara luar yang lembab memasuki dinding dan
bertemu dengan rongga dinding yang lebih dingin, ia mengembun menjadi air cair. Inilah alasan
utama mengapa beberapa bangunan di Selatan bermasalah dengan jamur dan kayu busuk setelah
dipasang retro dengan AC.
Penghambat uap adalah material atau elemen struktur yang dapat digunakan untuk menghambat
pergerakan uap air, sedangkan penghambat udara dapat menghambat aliran udara, masuk dan
keluar dari selubung rumah. Bagaimana merancang dan memasang penghambat uap sangat
bergantung pada iklim dan metode konstruksi yang dipilih. Namun, uap air yang berhasil masuk
ke dinding atau loteng harus dibiarkan keluar.
Terlepas dari iklimnya, perpindahan uap air harus diminimalkan dengan menggunakan
selubung termal yang dirancang dengan cermat dan praktik konstruksi yang baik. Sistem yang
mengontrol pergerakan udara dan uap air di rumah mengandalkan pemasangan material
lembaran yang hampir kedap udara di interior sebagai penghalang utama.
Airtight Drywall Approach (ADA) menggunakan drywall yang sudah dipasang bersama dengan
gasket dan caulking untuk membuat retarder udara berkelanjutan. Selain itu, sambungan tempat
pondasi, pelat ambang, tajuk balok lantai, dan subfloor bertemu juga disegel secara hati-hati
dengan bahan dempul atau paking yang sesuai.

BUKAAN JENDELA
Rumah biasa kehilangan lebih dari 25 persen panasnya melalui jendela. Bahkan jendela modern
tidak memiliki sekat sekat dinding. Oleh karena itu, rumah hemat energi di iklim yang
didominasi pemanas harus, secara umum, memiliki sedikit jendela di sisi utara, timur, dan
baratnya. Total luas jendela juga tidak boleh melebihi 8 hingga 9 persen
luas lantai untuk kamar-kamar tersebut, kecuali jika perancangnya berpengalaman dalam teknik
surya pasif. Jika demikian, maka disarankan untuk menambah luas jendela di sisi selatan rumah
menjadi sekitar 12 persen dari luas lantai. Ini sering disebut solar tempering.
Atap yang dirancang dengan baik untuk jendela yang menghadap ke selatan akan membantu
mencegah panas berlebih di musim panas. Jendela utara, timur, dan barat harus memiliki
Koefisien Penambahan Panas Matahari (SHGC) yang rendah. Jendela selatan dengan overhang
berukuran tepat harus memiliki SHGC tinggi untuk memungkinkan matahari musim dingin
(dan panas) masuk ke dalam rumah. Itu
overhang menghalangi matahari musim panas yang tinggi (dan panas). Jika overhang dengan
ukuran yang tepat tidak memungkinkan, kaca SHGC rendah harus dipilih untuk jendela selatan.
Paling tidak, Anda harus menggunakan jendela (dan pintu) dengan label Energy Star®, yang
dua kali lebih hemat energi daripada yang diproduksi 10 tahun lalu, menurut pedoman iklim
regional (catatan: rumah dengan segala jenis penempaan matahari memiliki pedoman lainnya).
Jendela terbaik adalah gaya tenda dan tingkap karena sering kali lebih rapat daripada jenis geser.
Di semua iklim, kaca jendela yang menghadap ke selatan tanpa overhang dapat menyebabkan
masalah pada sisi pendinginan yang jauh melebihi manfaat dari keuntungan matahari musim
dingin.
WEATHERSTRIPPING AND CAULKING
Kita harus menutup kebocoran udara di mana-mana di selubung termal rumah untuk mengurangi
kehilangan energi. Penyegelan udara yang baik saja dapat mengurangi biaya utilitas sebanyak 50
persen jika dibandingkan dengan rumah lain dengan tipe dan usia yang sama. Kita dapat
menyelesaikan sebagian besar penyegelan udara dengan menggunakan dua bahan: dempul dan
penjepit weatherstripping.
Mendempul dapat digunakan untuk menutup area berpotensi kebocoran udara ke dalam atau ke
luar rumah. Dan weatherstripping dapat digunakan untuk menutup celah di sekitar jendela dan
pintu eksterior.

CONTROLLED VENTILATION
Karena rumah hemat energi tertutup rapat, perlu ventilasi yang terkendali. Ventilasi mekanis yang
terkendali mencegah risiko kesehatan dari polusi udara dalam ruangan, meningkatkan suasana
yang lebih nyaman, dan mengurangi infiltrasi kelembapan udara, sehingga mengurangi
kemungkinan kerusakan struktural.
Tungku, pemanas air, pengering pakaian, dan kipas buang kamar mandi dan dapur mengeluarkan
udara dari rumah, sehingga lebih mudah untuk menurunkan tekanan rumah kedap udara jika semua
hal lain diabaikan. Tetapi peralatan dengan aliran udara alami dapat dirancang kembali oleh kipas
angin, yang dapat menyebabkan penumpukan gas beracun yang mematikan di dalam rumah. Untuk
alasan ini, peralatan pemanas pembakaran tertutup, yang hanya menggunakan udara luar untuk
pembakaran dan membuang gas pembakaran langsung ke luar ruangan, sangat penting untuk
efisiensi dan keselamatan energi ventilasi.
Ventilator pemulihan panas (HRV) atau ventilator pemulihan energi (ERV) semakin banyak
digunakan untuk ventilasi terkontrol di rumah kedap udara. Ventilator ini dapat menyelamatkan
sekitar 70 persen energi dari udara buangan yang panas dan mentransfer energi tersebut ke udara
segar yang masuk melalui penukar panas di dalam perangkat. Mereka bisa menjadi
terpasang ke sistem udara paksa pusat atau mungkin memiliki sistem saluran sendiri.
Perangkat ventilasi lainnya, seperti ventilasi melalui dinding atau “tetesan”, dapat digunakan
bersama dengan kipas buang. Namun, alat ini lebih mahal untuk dioperasikan dan mungkin lebih
tidak nyaman untuk digunakan karena tidak memiliki fitur pemulihan energi untuk
memprakondisikan udara yang masuk. Udara masuk yang tidak nyaman dapat menjadi masalah
serius di iklim utara dan dapat menyebabkan masalah kelembaban di iklim lembab. Oleh karena
itu, strategi ventilasi ini hanya untuk iklim kering. Sistem lain menarik udara luar ke dalam dengan
saluran luar kecil di sisi belakang tungku.
PERALATAN HEMAT ENERGI
Peralatan dengan efisiensi pengoperasian yang relatif tinggi biasanya lebih mahal untuk dibeli.
Namun, peralatan dengan efisiensi yang lebih tinggi memberikan ukuran asuransi terhadap
kenaikan harga energi, mengurangi polusi udara, dan menjadi nilai jual yang menarik saat rumah
dijual kembali.
Pembeli rumah harus berinvestasi dalam peralatan berefisiensi tinggi seperti pemanas air, mesin
cuci dan pengering pakaian, mesin pencuci piring, dan lemari es terutama jika peralatan ini akan
sering digunakan. Karena semua peralatan utama harus memiliki label EnergyGuide, baca labelnya
dengan cermat untuk memastikan ingin membeli yang paling efisien alat. Untuk membantu dalam
memilih dengan bijak, peralatan utama dengan label Energy Star® melebihi standar efisiensi
minimum pemerintah federal dengan persentase yang besar.
Pencahayaan hemat energi membantu menghemat tagihan energi dengan menghasilkan lebih
sedikit panas dan mengurangi kebutuhan pendinginan.
STUDY KASUS

A. PENERAPAN ENERGY EFFICIENT HOMES

Lokasi: 7032 W Catalina Dr, Phoenix, Arizona, United States


Tipe: Single Family
Luas Lahan: 6,965 sqft atau 647.07 m2
Story:1 Lantai

Rumah keluarga ini memiliki solar panel yang dapat menyokong pasokan listrik pribadi tanpa
harus membayar listik lagi kepada pemerintah setempat untuk penyaluran listrik,

Pemasangan solar panel berada dibagian atap rumah yang hampiir menutupi keseluruhan atap.
Ini adalah salah satu ciri khas dalam penerapan energy-efficient homes yang lebih memilih
mengolah penggunaan listrik dengan mandiri agar lebih tepat guna dalam pemakaian pribadi.
Pemasangan bukaan jendela mempengaruhi masuknya cahaya alami dalam rumah,
Dapat diliat pada gambar, pemasangan bukaan jendela dimaksimalkan agar cahaya yang
masuk dapat menerangi interior rumah agar meminimalisir penggunaan lampu pada siang hari
agar penggunaan listrik juga dapat terkontrol.
Ditinjau Kembali pada gambar, perbedaan kontras penggunaan lampu dan cahaya alami yang
masuk melalui bukaan jendela yang signifikan. Sehingga, dapat dikatakan bahwa penggunaan
lampu pada siang hari tidak terlalu berpengaruh atau bahkan tidak diperlukan karena cahaya
matahari yang masuk sudah cukup terang dalam menerangi bagian dalam rumah, sehingga
dapat menghemat penggunaan listrik dalam rumah.
Pengelompokkan barang elektronik yang cenderung mengeluarkan hawa panas diletakkan
dalam 1 ruang yang memiliki ventilasi yang dapat menyedot udara panas pada bagian atasnya
agar hawa panas bisa langsung keluar dari rumah dan ditidak menyebar ke ruangan lain agar
kenyamanan therma dapat terpenuhi, karena kita ketahui bahwa udara selalu bergerak hingga
menemukan cela ventilasi untuk keluar dari ruang dan digantikan dengan udara yang dingin.

Akan tetapi,saat musim dingin datang pengeluaran hawa panas dari rumah dikurangi untuk
menghangatkan penghuni dalam rumah dan untuk mengurangi masuknya udara dingin, salah
satu caranya dengan memberikan gypsum maupun karet disekeliling bukaan jendela maupun
sela-sela pintu.

Tujuannya tidak lain dan tidak bukan, untuk menjaga kehangatan dalam rumah agar penghuni
rumah tetap nyaman walaupun tanpa harus ada fireplace.
Energy-efficient homes mimiliki ciri pertukaran udara yang telah difikir secara matang,
maksudnya, kondisi rumah yang rapat tetapi pertukaran udara masih ada,agar bertujuan
kenyamanan therma dalam rumah dapat terjaga baik dimusim panas maupun musim dingin.

B. ENERGY EFFICIENT HOMES DIINDONESIA

Isu energy efficient homes mulai berkembang pada tahun 2019 yang dimana,isu tentang
lingkungan dan arsitektur sedang gencar dibincangkan. Karena diketahui arsitektur kadang
kala melenceng dari pemanfaatan alam disekitarnya, termasuk perencanaan rumahan.
Berkembangnya teknologi dalam membantu pekerjaan manusia membuat manusia itu sendiri
melupak efek yang ditimbulkan dari teknologi itu sendiri, baik jangka Pendek maupun
jangka Panjang.
Diluan negri, energy efficient homes telah berkembang sebagai salah satu upaya
menyelematkan bumi dan menghemat energi didalam rumah untuk melewati musim apapun
untuk mencapai kenyamanan dalam rumah tanpa harus menggunakan pemakaian elektronik
yang berlebihan. Penggunaan bahan bakar alternatif pribadi juga merupakan salah satu ciri
energy efficient homes contohnya,solar panel.
Diindonesia sendiri,dimana kita ketahui hanya terdapat 2 musim yaitu musim kemarau
dan musim hujan, yang perbedaan suhunya tidak terdampak cukup ekstrim jika dibandingkan
musim yang terjadi diluar negri yang bahkan turun secara derastis pada saat musim dingin.
Sehingga, masuk akal jika energy yang dipakai cukup besar, beda halnya dengan Indonesia
yang seharusnya penggunaan energy dapat dikategorikan sedikit. Akan tetapi, sering dengan
perkembangan zaman dan bentuk-bentuk rumah yang tidak sesuai dengan aspek site dan
kondisi lingkungan dimana rumah itu berada membuat banyak rumah yang menggunakan
alat-alat elektronik untuk menunjang kenyamanan didalam rumah seperti,air conditioner
yang bertujuan untuk mendinginkan suhu dalam rumah namun jelas menaikkan energy yang
dipakai didalam rumah.
Sehingga, dapat dikatakan kesadaran masyarakat dalam energy efficient homes masih
minim karena orang-orang Indonesia cenderung memilih jalan instan untuk melengkapi
kenyaman therma dalam rumahnya. Namun, jika ditinjau kebelakang sebenarnya masyarakat
Indonesia sudah sejak dulu menggunakan konsep energy efficient homes contohnya,
pemanfaatan cahaya matahai dalam menerangi rumah saat siang hari, khususnya perumahan
pedesaan yang belum disentuh dengan listrik sehingga memaksa masyarakat pedesaan
memanfaatkan energi matahari pada siang hari secara maksimal, dan juga material kayu pada
bangunannya memberikan efek sejuk pada rumah pedesaan.

Walaupun,ada beberapa rumah diindonesia yang memiliki konsep “hemat energy” tapi
setelah saya telusuri lagi, rata-rata penggunaan hemat energynya hanya berada pada material
bangunannya yang merujuk pada kayu maupun bamboo,dan kalaupun tidak berada
dimaterialnya melainkan pada bukaan-bukaan dalam pemanfaaatan energy mataharinya.
Yang dimana tidak ada yang memiliki semua aspek-aspek pada energy efficient homes.
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Untuk dapat mempersiapkan serta memandu desain dan proses konstruksi yang hemat energi
yang diperlukan dalam rangka mencapai hasil akhir yang hemat energi, pengembang bangunan
harus memahami elemen-elemen utama efisiensi energi, yaitu:
a. Proses Desain Terintegrasi (IntegratedDesign Process)
b. Pilihan Material dan Teknologi
c. Iklim
d. Behavior
Minimnya kesadaran masyarakat diindonesia sehingga kita perlu mengenalkan lebih jauh
lagi Penerapan energy efficient homes diindonesia agar energy yang kita pakai dapat
terkontrol dan dapat berkurang pemakaiannya, demi keberlangsungan makhluk hidup
maupun bumi itu sendiri agar pemanasan global dapat dikurangi dan energy pembakaran
menggunakan bahan bakar yang sekali pakai tidak habis melainkan masih bisa digunakan
secara bijak.
Walaupun dimulai diperumahan,diyakini energy efficient homes akan memberikan
dampak yang besar terhadap lingkungan,sehingga isu ini seharusnya lebih diperkenalkan
lebih lanjut kepada masyarakat, khususnya masyarakat diperkotaan.

Anda mungkin juga menyukai