Anda di halaman 1dari 51

BAB V

TINJAUAN ANALISIS DAN KONSEP ARSITEKTUR

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 4


PUSAT INDUSTRI DIGITAL
Dengan Tema:
“Pusat Industri Digital Bidang Vokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta”
Dosen Pembimbing : Ir. Samsudin R, M.Sc

Disusun Oleh:
Nama : Fikry Ami Sumanto
NIM : D300200217
Kelas : STUPA F

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2022

103
5. SITE
Site yang digunakan untuk lokasi membangun rancangan Pusat Industri Digital dengan tema
Pendidikan (Vokasi) merupakan site yang lolos seleksi pada BAB 3
5.1 LOKASI SITE TERPILIH
5.1.1. DATA TAPAK

1. Alamat : Jl. KRT Judodiningrat


2. Kecamatan – Kelurahan : Wonosari - Siraman
3. Provinsi – Kabupaten : Yogyakarta – Kabupaten Gunung
Kidul
4. Kode Pos : 55852
5. Luas Tapak : ± 7.500 m²
6. Kepemilikan : Tanah Negara

5.1.2. PETA SITE

Gambar 1 Peta Site

Sumber Gambar : Google Maps

104
5.1.3. BATASAN TAPAK
No. Gambar Batasan Keterangan

UTARA
1. Batas site di arah utara adalah
pepohonan kelapa dan kebun

SELATAN
Batas site di selatan adalah jalan Jl.
2.
KRT Judodiningrat dan didepannya
terdapat deretan ruko.

BARAT
3. Sebelah barat site berbatasan dengan
bangunan restoran dan homestay.

TIMUR
4.
Berbatasan dengan rerumputan liar.

105
5.2. ANALISIS DAN KONSEP TAPAK
5.2.1. Analisa Matahari
Matahari
5.2.1.1. Data Siang

Matahari
Sore Matahari
Pagi

Gambar 2 Analisa Matahari

Sumber Gambar : SunCalc, 2022

5.2.1.2. Analisa
Berdasarkan analisa sunpath diatas, didapatkan informasi bahwa terbitnya
matahari terjadi pada jam 05.39 WIB dan terbenamnya matahari pada jam 17.34
WIB, sehingga di waktu sore hari bagian timur bangunan terbayangi namun
bagian barat bangunan tersebut tersorot cahaya matahari sore. sedangkan titik
puncak cahaya matahari terjadi pada pukul 11.37 WIB

5.2.1.3. Konsep
Memberi shading pada bangunan guna mengatasi penyerapan cahaya
matahari secara berlebih,mempertimbangkan konsep double skin facade untuk
mengurangi terik matahari yang masuk ke dalam bangunan, memberi bukaan
bangunan pada sisi bagian Timur agar mendapatkan pencahayaan alami dari
sinar matahari pagi yang baik untuk kesehatan, serta memperbanyak vegetasi di
dalam tapak untuk membatasi cahaya matahari yang terik pada siang hari

106
5.2.2. Analisa Angin
5.2.2.1. Data

Gambar 3 Analisa Angin

Sumber Gambar : Analisa Probadi

5.2.2.2. Analisa
Angin datang dari segala arah, pada daerah tapak, angin lebih dominan datang
dari arah Utara tapak menuju ke arah Selatan. Sedangkan angin yang dari arah
Barat termasuk ke kategori cukup baik karena bagian barat berupa lahan kosong.
Untuk udara yang kotor karena polusi kendaraan lebih banyak berasal dari arah
Selatan karena berbatasan langsung dengan Jl. KRT Judodiningrat yang merupakan
jalan yang cukup ramai kendaraan

5.2.2.3. Konsep
Memaksimalkan penghawaan alami tanpa mengganggu kenyamanan di
dalam bangunan, menerapkan penggunaan vegetasi seperti tanaman oleander,
bogenvil, dan kembang sepatu untuk mengurangi polusi udara dari asap
kendaraan dan mengurangi kelembaban, serta menerapkan penggunaan vegetasi
seperti pohon cemara, angsana, dan tanjong sebagai upaya membelokkan arah
angin dengan tujuan mengurangi beban angin yang terjadi pada bangunan.

107
5.2.3. Analisa Kelembaban dan Curah Hujan
5.2.3.1. Data

Gambar 4 Presentasi Kelembaban per Bulan

Sumber Gambar : weatherspark.com

Gambar 5 Analisa Curah Hujan

Sumber Gambar : Analisa Probadi

5.2.3.2. Analisa
Tingkat kelembaban yang dirasakan di Wonosari, yang diukur dengan
presentase waktu di mana tingkat kenyamanan kelembaban lembab dan
panas, menyesakkan, atau menyengsarakan, tidak bervariasi secara
signifikan sepanjang tahun, tetap dalam rentang 13% dan 92%.
Untuk kawasan tapak merupakan kawasan dengan curah hujan rata-rata
berkisar 200mm, sehingga diperlukan utilitas untuk mengantisipasi curah
hujan yang tinggi dan diperlukan juga resapan air untuk site

5.2.3.3. Konsep
Dengan tingkat kelembaban tinggi dan curah hujan rata-rata berkisar
200mm daerah Wonosari dapat dikatakan memiliki kelembaban yang tinggi
dengan demikian untuk menghindari tingkat kelembaban yang berlebihan
akan ditangani dengan menambah jumlah ventilasi udara, juga meletakkan
tanaman penyerap udara lembab dalam ruangan.

108
5.2.4. Analisa Suara
5.2.4.1. Data

Gambar 6 Analisa Kebisingan

Sumber Gambar : Analisa Probadi

Keterangan
1. Utara : Lahan Kosong
2. Selatan : Jl. KRT Judodiningrat
3. Barat : Restoran & Homestay
4. Timur : Jl. Baron

5.2.4.2. Analisa
1. Posisi Utara sumber kebisingannya lahan kosong dengan skala kebisingan
sangat rendah, dengan sifat kebisingan statis.
2. Posisi Selatan sumber kebisingannya jalan hiruk pikuk dengan skala
kebisingan sangat kuat,dengan sifat kebisingan dinamis.
3. Posisi Barat sumber kebisingannya restoran dan homestay dengan skala
kebisingan rendah, dengan sifat kebisingan statis.
4. Posisi Timur sumber kebisingannya jalan hiruk pikuk dengan skala
kebisingan sangat kuat,dengan sifat kebisingan dinamis.

5.2.4.3. Konsep
1. Pada bagian selatan site diberi barrier berupa vegetasi supaya mampu
meminimalisir kebisingan dari arah Jl. KRT Judodiningrat
2. Pada bagian selatan site diberi barrier berupa vegetasi supaya mampu
meminimalisir kebisingan dari arah Jl. Baron
3. Pembangunan site cenderung dibagian utara ,agar tidak terlalu bising

109
5.2.5. Analisa View
5.2.5.1. Data

Gambar 7 Analisa View

Sumber Gambar : Analisa Probadi

1. Sebelah utara site terdapat pepohonan kelapa dan kebun.


2. Sebelah selatan site terdapat jalan Jl. KRT Judodiningrat dan didepannya
terdapat deretan ruko.
3. Sebelah timur site terdapat rerumputan,pohon dan juga terlihat jalan.
4. Sebelah barat site terdapat bangunan restoran dan homestay.

5.2.5.2. Analisa
1. ++++, untuk area ini view sangat bagus, karena view dari dalam mengarah
langsung ke jalan jalan Jl. KRT Judodiningrat dan didepannya terdapat
deretan ruko.
2. +++, pada area ini view bagus, diarea ini memiliki potensi view dari dalam
kearah rerumputan,pohon dan juga jalan raya.
3. ++, pada area ini view cukup bagus, view mengarah ke area hijau pepohonan
dan juga kebun.
4. +, pada area ini view kurang bagus karena view mengarah ke bangunan
restoran dan homestay

5.2.5.3. Konsep
1. Bangunan lebih diutamakan menghadap ke arah selatan sehingga nilai ekspos
bangunan dapat lebih menonjol dan bisa memiliki daya tarik.
2. Sekeliling site diberi pagar pembatas yang aman tetapi tidak mengganggu
pandangan dari luar sehingga didesain tidak terlalu tinggi.

110
5.2.6. Analisa Vegetasi
5.2.6.1. Data

Gambar 8 Analisa Vegetasi

Sumber Gambar : Analisa Probadi

1. Site terletak di Jl. KRT Judodiningrat, Wonosari, Kec. Siraman, Kab. Gunung
Kidul, Yogyakarta
2. Vegetasi banyak tumbuh disekitar Site.

5.2.6.2. Analisa
1. Disekeliling Site terdapat bangunan yang tidak terlalu tinggi.
2. Tapak minim Vegetasi yang bersifat meneduh.
3. Pada kawasan perencanaan permukiman, ketersediaan ruang terbuka hijau
pasif dan aktif masih sangat minim. Hanya terdapat tanaman-tanaman milik
penduduk setempat.

5.2.6.3. Konsep
1. Memanfaaan Pohon Cempaka, Sebagai Penyerap Karbondioksida/ Polusi
2. Merancang pagar hidup untuk meredan kebisingan dari arah jalan
3. Penyediaan area hijau dibagian dalam kawasan industri dengan
menambahkan beberapa jenis vegetasi.
4. Merencanakan jalur hijau untuk meredam kebisingan dari jalan juga sebagai
peneduh Site

111
5.2.7. Zonasi.
5.2.7.1Penentuan zonasi ditentukan dengan hasil analisa pencapaian dengan
pertimbangan sebagai berikut :
A. Zonasi Berdasarkan Sifat

1. Zona Privat
Zona privat dimaksudkan untuk Massa yang membutuhkan ruang tertutup
dan jauh dari jangkauan publik.
2. Zona Semi-privat
Zona semi-privat adalah zona dimana massa bangunan membutuhkan
kondisi lingkungan tertentu seperti kebisingan yang rendah.
3. Zona Publik
Zona publik adalah zona dimana lalu lintas antara pelaku kegiatan
berlangsung sering dengan sirkulasi yang leluasa.
4. Zona Semi-publik
Zona semi-publik adalah zona massa bangunan yang dapat dikunjungi
hampir seluruh pelaku kegiatan namun dengan frekuensi dan syarat tertentu.

112
5.3. ANALISIS DAN KONSEP RUANG
Tujuan analisis program ruang supaya mendapatkan gambaran mengenai pola
kegiatan,sifat dan kebutuhan pelaku kegiatan pada sekolah dasar tahfid yang akan
dirancang.

5.3.1. Analisis Pelaku Kegiatan


5.3.1.1. Data
Struktur Organisasi Pusat Industri Digital terdiri atas :
1. Kepala
a. Dewan Direksi
b. Direktur Utama
2. Jabatan Fungsional
a. Direktur Keuangan
3. Jabatan Pelaksanaan
a. Direktur
b. Direktur Personalia
c. Manager
d. Manager Personal
e. Manager Pemasaran
f. Manager Pabrik
g. ADM dan Gudang
h. Divisi setiap bidang
4. Fungsi Tambahan
a. Satpam/Keamanan
b. Dokter Klinik
c. Teknisi
d. Cleaning Service
e. Catering

113
5.3.1.2. Analisa Pengguna dan Kegiatan

➢ Pengelola Pusat Industri Digital

No Pengguna Kegiatan
1 Pimpinan Menjaga kestabilan PID
Menerima laporan dari pengelola
Mengkoordinasi setiap Divisi
MCK
Beribadah

2 Divisi Produksi Memproduksi produk


Mengembangkan produk
MCK
Beribadah

3 Petugas Keamanan Menjaga keamanan


Beristirahat
MCK
Beribadah

4 Cleaning Service dan Memasak


Catering Membersihkan ruang
MCK
Beribadah

5 Resepsionis Menerima pengunjung


Memberi informasi pada pengunjung/pengguna
PID
MCK
Beribadah

6 Teknisi PID Memperbaiki alat PID


Maintenance alat PID
MCK
Beribadah

7 Divisi Pemasaran dan Menjual dan mengemas produk


Pengemasan MCK
Beribadah
8 Divisi Keuangan Mengobservasi pasar produk
Mengawasi pembuatan produk
Mengawasi penjualan produk
Melaporkan hasil pada pimpinan PID

114
Pengunjung Pusat Industri Digital

No Pengguna Kegiatan
1 Penyewa Parkir kendaraan
Rental Space / Co-Working Space
MCK
Beribadah

2 Pengunjung Parkir kendaraan


Melihat Gallery/Event Space
Membeli di Market
MCK
Beribadah

3 Pelajar bidang Vokasi Parkir kendaraan


Mengikuti pembelajaran
Mengikuti pelatihan
MCK
Beribadah

5.3.2. Analisis Kebutuhan Ruang


• Kisaran luas keseluruhan lantai bangunan sesuai aturan TOR berkisar
24.000 – 48.000 m²
• Luas Site : ± 7.500 m²
• KDB 60% = 60% x 7.500 m² = 4500 m² (Luas Keseluruhan lantai 1)
• KDH 30% = 30% x 7.500 m² = 2.250 m² (Luas Keseluruhan Lahan Terbuka Hijau)
1. Publik 20% = 20% x 7.500 m² = 1.500 m²
2. Privat 10 % = 10% x 7500 m² = 750 m²

48.000
Jumlah Lantai =
4500

= 10 lantai

115
5.3.3. Besaran Ruang

1. RUANG SHOWCASE

No Kebutuhan Kapasitas Besaran Jumlah Sirkulasi Luas Sumber


Ruang (m²) Ruang Total(m²)
1. Gallery / 150 2 m²/orang 2 40 % 840 m² Asumsi
Event Space
2. Market 100 2 m²/orang 1 30 % 260 m² Asumsi
3. Open Space 250 2 m²/orang 1 40 % 700 m² Asumsi
Indoor
4. Ruang 300 2 m²/orang 1 40 % 840 m² Asumsi
Pameran
JUMLAH 2.640 m²

2. VOKASI D3 TEKNIK KOMPUTER

No Kebutuhan Kapasitas Besaran Jumlah Sirkulasi Luas Sumber


Ruang (m²) Ruang Total(m²)
1. Ruang Kelas 15 30 m² 2 30 % 325 m² Asumsi
2. Ruang Pelatihan 20 30 m² 1 30 % 267,8 m² Asumsi
3. Ruang Inovasi 15 30 m² 1 30 % 189,8 m² Asumsi
4. Ruang Riset 10 30 m² 1 30 % 267,8 m² Asumsi
Pengembangan
5. Ruang Produksi 200 2 m²/orang 2 30 % 520m² Asumsi
6. Ruang 80 2 m²/orang 1 30 % Asumsi
Pendamping 228 m²
Produksi
7. Ruang Pengajar 10 20 m² 1 30% 69,5 m² Asumsi
8. Ruang Teknisi 8 9 m² 1 30% 72,1 m² Asumsi
9. Lab.Elektronik 50 3.5 1 30 % NAD
dan m²/orang 232,5 m²
Komponen

10. Lab.Desain 50 3.5 1 30% 232,5m² NAD


dan Mekanis m²/orang
11. Lab. 30 2.5 1 30% 94,2 m² Asumsi
Komputer m²/orang
12 Rental Space 25 20 m² 1 30% 247m² Asumsi
13. Co-Working 25 20 m² 1 30% 247 m² Asumsi
Space
JUMLAH 3.003,2 m²

116
3. RUANG PENGELOLA

No Kebutuhan Kapasitas Besaran Jumlah Sirkulasi Luas Sumber


Ruang (m²) Ruang Total(m²)
1. Ruang Direksi 1 25 m² 1 30% 163,8 m² Asumsi
2. Ruang Direktur 1 20 m² 1 30% 130 m² Asumsi
Utama
3. Ruang Direktur 1 20 m² 1 30% 130 m² Asumsi
Keuangan
4. Ruang HRD 1 20 m² 1 30% 130 m² Asumsi
5. Ruang Manager 1 20 m² 1 30% 130 m² Asumsi
Vokasi
6. Ruang Manager 1 18 m² 1 30% 130 m² Asumsi
Umum
7. Ruang Manager 1 18 m² 1 30% 130 m² Asumsi
Pemasaran
8. Ruang Manager 1 18 m² 1 30% 130 m² Asumsi
Pengemasan
9. Ruang Manager 1 18 m² 1 30% 130 m² Asumsi
Produksi
10. Ruang 10 20 m² 1 30% 267,8 m² Asumsi
Administrasi
11. Rg. Divisi 5 20 m² 1 30% 93,8 m² Asumsi
Akuntan
12. Rg. Divisi 5 12 m² 1 30% 93,8 m² Asumsi
Anggaran
13. Rg. Pengelola 8 16 m² 1 30% 117,6 m² Asumsi
Aset
14. Rg. 10 20 m² 1 30% 195 m² Asumsi
Kepegawaian
15. Ruang 1 12 m² 1 25% 30 m² Asumsi
Informasi
16. Ruang 1 12 m² 7 30% 273 m² Asumsi
Sekretaris
17. Rg. Staff Divisi 30 50 m² 1 30% 267,8 m² Asumsi
Umum
18. Rg. Staff Ahli 8 20 m² 1 30% 93,8 m² Asumsi
19. Rg. Kerja Sama 6 20 m² 1 30% 61,3 m² Asumsi
20. Rg. Arsip dan 1 12 m² 1 25% 33,8 m² Asumsi
Dokumen
Direksi
21. Ruang Arsip 2 9 m² 1 20% 72,1 m² Asumsi
22. Rg. Staff Divisi 30 50 m² 1 30% 267,8m² Asumsi
Pemasaran
23. Rg. Meeting 20 30 m² 1 30% 104 m² Asumsi
Divisi
Pemasaran

117
24. Rg. Staff Divisi 30 50 m² 1 30% 267,8 m² Asumsi
Pengemasan
25. Rg, Meeting 20 30 m² 1 30% 104 m² Asumsi
Divisi
Pengemasan
26. Rg. Desain 10 20 m² 1 25% 96,5 m² Asumsi
Kemasan
27. Auditorium / 200 4,18 m2/ 1 30% 749,8 m² Asumsi
Rg. Meeting orang
JUMLAH 4.730,5 m²

118
4. RUANG ME

No Kebutuhan Kapasitas Besaran Jumlah Sirkulasi Luas Sumber


Ruang (m²) Ruang Total(m²)
1. Teras 100 40 m² 1 20% 1.555,2 m² NAD
2. Lobby 50 1.2 1 25% 60 m² NAD
m²/orang
3. Hall 200 2m²/orang 2 25% 2010 m² Asumsi
4. Exibition Car 20 1.4 1 25% 43,7 m² NAD
m²/orang
5. Rg. Keamanan 3 12 m² 1 25% 25 m² NAD
6. Rg. AHU 1 12 m² 1 20% 58,8 m² Asumsi
7. Rg. CCTV 1 9 m² 1 20% 28,8 m² Asumsi
8. Rg. Tangki Air 1 56 m² 1 20% 115,2 m² Asumsi
9. Rg. Generator 1 56 m² 1 20% 115,2 m² Asumsi
10. Rg. Panel 1 12 m² 10 20% 240 m² Asumsi
11. Rg. Server Data 2 12 m² 1 25% 69,3m² Asumsi
12. Rg. Tata Suara 2 12 m² 1 25% 40,6m² Asumsi
12. Rg. Cleaning 3 9.29 10 25% 311,2 m² NAD
Service m²/orang
13. Klinik 2 9 m² 1 30% 26 m² Asumsi
JUMLAH 4.699m²

5. RUANG PENUNJANG

No Kebutuhan Kapasitas Besaran Jumlah Sirkulasi Luas Sumber


Ruang (m²) Ruang Total(m²)
1. Lavatory Pria 2 wc 12.75 27 25% 246 m² NAD
m²/orang
2 0.24 27 25% 50,5 m² NAD
wastafel m²/orang
2 urinoir 0,3 27 25% 55,5 m² NAD
m²/orang
2. Lavatory 2 wc 1.275 27 25% 246 m² NAD
Wanita m²/orang
2 0.24 27 25% 50,5 m² NAD
wastafel m²/orang
3. KM / WC Pria 1 4 m² 2 25% 61,2 m² Asumsi
4. KM / WC 1 4 m² 2 25% 61,2 m² Asumsi
Wanita
5. Gudang 1 12 m² 8 20% 288 m² Asumsi
Penyimpanan
6. Gudang 1 12 m² 2 20% 72 m² Asumsi
Komponen
7. Ruang Santai 40 30 m² 5 20% 480 m² Asumsi
8. Taman Indoor 100 2 m²/orang 6 20% 2168 m² Asumsi
JUMLAH 3.798,9 m²

119
6. AREA PARKIR

No Kebutuhan Kapasitas Besaran Jumlah Sirkulasi Luas Sumber


Ruang (m²) Ruang Total(m²)
1. Parkir Pengelola 15 mobil 15 m² 1 25% 351,5 m² NAD 2
Basement 40 motor 1.5 1 25% 93,7 m² NAD 2
m²/orang
2, Parkir 15 mobil 15 m² 1 25% 351,5 m² NAD 2
Pengunjung
Basement 60 motor 1.5 1 25% 140,6 m² NAD 2
m²/orang
3. Parkir Ahli 10 mobil 15 m² 1 25% 234,3 m² NAD 2
Basement 15 motor 1.5 1 25% 35 m² NAD 2
m²/orang
4. Parkir 20 mobil 15 m² 1 25% 468,7 m² NAD 2
Industrian
Basement 80 motor 1.5 1 25% 187,5 m² NAD 2
m²/orang
5. Parkir Pelajar 15 mobil 15 m² 1 25% 351,5 m² NAD 2
Basement 30 motor 1.5 1 25% 175,6 m² NAD 2
m²/orang
6. Parkir Teknisi 2 mobil 15 m² 1 25% 46,8 m² NAD 2
7. Area loading 2 mobil 15 m² 1 25% 46,8 m² NAD 2
dock
JUMLAH 2.483,5 m²

7. RESTO DAN KANTIN

No Kebutuhan Kapasitas Besaran Jumlah Sirkulasi Luas Sumber


Ruang (m²) Ruang Total(m²)
1. Resto 200 2 m²/orang 1 30% 620 m² Asumsi
2. Dapur Kering 20 2 m²/orang 2 20% 148,2 m² Asumsi
dan Dapur Saji
3. Dapur Kotor 2 2 m²/orang 2 20% 126 m² Asumsi
4. Kantin 100 2 m²/orang 1 20% 240 m² Asumsi
5. Ruang Istirahat 1 9 m² 5 20% 582 m² Asumsi
6. Pantry 2 10 7 20% 119,6 m² Asumsi
JUMLAH 1.830 m²

120
8. MUSHALLA

No Kebutuhan Kapasitas Besaran Jumlah Dimensi Luas Sumber


Ruang (m²) Ruang Ruang Dan Total(m²)
Flow
1. Hall 120 2,5m²/orang 1 25% 375 m² NAD
2. Rg. Loker 50 2 m²/orang 2 20% 240 m² NAD
3. Tempat Wudhu 15 1.5 1 20% 27 m² Asumsi
Pria m²/orang
4. Tempat Wudhu 15 1.5 1 20% 27 m² Asumsi
Wanita m²/orang
5. Rg. Shalat 120 0.96 1 25% 262,5 m² NAD
m²/orang
6. Rg. Imam 1 2 m²/orang 1 25% 10 m² Asumsi
JUMLAH 941,5 m²

9. REKAPITULASI BESARAN RUANG

No Kelompok Ruang Luasan m²


1. Showcase 2.640 m²
2. Vokasi 3.003,2 m²
3. Pengelola 4.730,5 m²
4. ME 4.699m²
5. Penunjang 3.798,9 m²
6. Parkir Basement 2.483,5 m² - 93,6 m²
=2.389,9 m²
7. Resto dan Kantin 1.830 m²
8. Mushalla 941,5 m²
JUMLAH : 24.023 m²

121
5.4. ANALISA SIRKULASI DAN POLA HUBUNGAN RUANG

1. Organisasi Ruang

KETERANGAN

ZONA PUBLIK / UMUM

ZONA SEMI PUBLIK / PRIVAT

ZONA PRIVAT

ZONA SERVICE

122
ZONIFIKASI VERTIKAL DAN HORIZONTAL

NO ZONA PUBLIK NO ZONA SEMI PUBLIK/PRIVAT


1. Gallery / Event Space 1. Rg. Kelas
2. Resto 2. Rg. Pelatihan
3. Mushalla 3. Rg. Pengembangan
4. Hall dan Lobby 4. Rental Space
5. Teras 5. Co-working Space
6. Tempat Parkir 6. Rg. Divisi Pemasaran
7. Kamar Mandi 7. Rg. Divisi Umum
8. Pantry 8. Rg. Meeting / Auditorium
9. Exibition Car 9. Rg. Sekretaris Direktur Utama
10. Market 10. Rg. Sekretaris Manager Umum
11. Klinik 11. Rg. Sekretaris Manager Pemasaran
12. Resepsionis 12. Rg. Sekretaris Manager Pengemasan

NO ZONA PRIVAT NO ZONA SERVICE


1. Laboratorium Komputer 1. Rg. Panel
2. Rg. Inovasi 2. Rg. Tangki Air
3. Rg. Produksi 3. Rg. Generator
4. Rg. Pendamping Produksi 4. Rg. Keamanan
5. Rg. Dewan Direksi 5. Rg. CCTV
6. Rg. Direktur Utama 6. Rg. Cleaning Service
7. Rg. Direktur Keuangan 7. Rg. Server Data
8. Rg. Direktur Personalia 8. Gudang Penyimpanan Alat
9. Rg. Manager Umum
10. Rg. Manager Personal
11. Rg. Manager Pemasaran
12. Rg. Manager Produksi
13. Rg. Administrasi
14. Rg. Kepegawaian
15. Rg. Arsip Berkas

ZONA PRIVAT

ZONA SEMI PUBLIK/PRIVAT

ZONA PUBLIK ZONA SERVICE

123
2. Sirkulasi Ruang
a. Sirkulasi Pengelola

Gambar 9 Sirkulasi Pengelola

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

124
b. Sirkulasi Penyewa

Gambar 10 Sirkulasi Penyewa

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

125
c. Sirkulasi Pekerja

Gambar 11 Sirkulasi Pekerja

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

d. Sirkulasi Vokasi

Gambar 12 Sirkulasi Vokasi

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

126
3. Pola Hubungan Ruang
a. Hubungan Ruang Pengelola

Gambar 13 Hubungan Ruang Pengelola

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

127
b. Hubungan Ruang Laboratorium

Gambar 14 Hubungan Ruang Laboratorium

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

128
c. Hubungan Ruang Bidang Vokasi

Gambar 15 Hubungan Ruang Vokasi

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

d. Hubungan Ruang ME

Gambar 16 Hubungan Ruang ME

Sumber Gambar : Analisa Pribadi


129
e. Hubungan Ruang Resto / Kantin

Gambar 17 Hubungan Ruang Resto/Kantin

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

f. Hubungan Ruang Mushola

Gambar 18 Hubungan Ruang Mushola

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

130
5.5. ANALISA DAN KONSEP BENTUK

5.5.1. Analisa Bentuk

Bentuk bangunan berasal dari bentuk balok dan kubus. Bentuk ini dipilih karena
agar massa bangunan mudah untuk diexplore menjadi bentuk yang bervariasi. Pada
bentuk kubus terdiri dari 4 susunan, yaitu
a) Massa persegi dengan setiap sisi siku nya melengkung,
b) ¾ massa dari bentuk massa 1.
c) ¼ massa dari bentuk massa 1
d) Massa persegi panjang berada dilantai paling atas

131
5.5.2. Konsep Arsitektur Islam

- Hablum Minal ‘Alam

Hablum minal ‘alam adalah hubungan antara manusia dengan alam


sekitar. Dengan adanya vegetasi pada taman dan bangunan sebagai
implementasi dari sikap menjaga alam, juga sebagai pelestarian lingkungan
sekitar, yang berfungsi menyejukkan pandangan, mengurangi polusi udara,
menaikan derajat kesehatan, dan masih banyak lagi.

Gambar 19 Konsep Hablum Minal ‘Alam

Sumber Gambar : Google

- Arah dan Posisi Ruang

Salah satu penerapan konsep arsitektur Islam adalah kiblat sentris pada
penataan furniture tertentu, ruang khusus, dan bangunan khusus. Pada bangunan
Pusat Industri Digital ini salah satu ruangnya yaitu kamar kamar kecil/toilet
didesain tidak menghadap atau membelakangi kiblat.

Gambar 20 Arah dan Posisi Ruang

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

132
- Tidak Menyerupai Makhluk Bernyawa

Bangunan mengadopsi bentuk geometris dan disesuaikan dengan hasil


analisa dan kebutuhan yang ada. Pada bangunan juga tidak diberikan ornamentasi
makhluk bernyawa dan patung-patung. Sebagai gantinya, ornamen yang
digunakan berupa hiasan floris, geometris, ataupun kaligrafis.

Gambar 21 Ornamen

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

- Penzoningan Berkonsep Muhrim

Salah satu penerapannya pada bangunan Pusat Industri Digital kali ini
adalah, dengan memisahkan toilet Ikhwan dan Akhwat agar menghindari fitnah
da keburukan-keburukan yang mungkin saja terjadi.

Gambar 22 Penzoningan Berkonsep Muslim

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

Contoh lainnya juga dengan memisahkan toilet serta memperhatikan arah ma-
suk daripada toilet, agar Ikhwan dan Akhwat tidak saling berpapasan.
133
- Konsep Arsitektur Hijab

Konsep arsitektur hijab bertujuan untuk membatasi dan juga membagi


ruang (secara horizontal / vertikal) dengan banyak tujuan. Salah satunya untuk
membagi zona baik yang bersifat publik, semi publik, privat, dan servis.

ZONA PRIVAT

ZONA SEMI PUBLIK/PRIVAT

ZONA PUBLIK ZONA SERVICE

134
5.5.3. Konsep Arsitektur Kontemporer

Arsitektur kontemporer merupakan suatu bentuk karya arsitektur yang sedang


terjadi di masa sekarang. Di Indonesia arsitektur kontemporer, yang ditolak ukur
dalam satudasawarsa terakhir memiliki dominiasi oleh pengaruh langgam arsitektur
modern. Secara garis besar arsitektur kontemporer memiliki aspek kekinian yang
tidak terikat oleh beberapa konsep konvensional. Pada bangunan ini menerapkan
konsep kontemporer pada bagian eksterior dan interior bangunan.
1. Eksterior

Fasad pada bangunan Pusat industri digital ini menggunakan konsep arsitektur
kontemporer dengan penggunaan double fasad untuk terhadap situs, konteks dan iklim,
double fasad dirancang sebagai kulit selubung bangunan yang memungkinkan struktur
untuk bernafas.Tampilan eksterior bangunan akan menerapkan fasad transparan
sehingga elemen utama pada fasad menggunakan material kaca menciptakan sistem
bukaan lebar pada bangunan. Pada eksterior bangunan diberi garis dan ornamen
geometris sehingga fasad dapat mencerminkan bangunan yang kekinian/masa kini.
Pemberian garis dan ornament geometris berfungsi sebagai pengontrol cahaya matahari
yang masuk dan sirkulasi udara sebagai ukuran efisiensi energi.

Gambar 23 Konsep Eksterior Kontemporer

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

135
2. Interior

Pengaplikasian eksplorasi elemen garis pada desain interior dibagian dinding atau
langit-langit ruangan untuk menampilkan kesan dekoratif dengan balutan warna netral
ditambah sedikit sentuhan warna kontras. Selain itu, penggunaan ruang tanpa sekat
,sehingga ruangan benar-benar luas dan terbuka sehingga nyaman untuk digunakan.
Sebab, tidak ada penghalang atau sekat yang mungkin mengganggu pekerjaan.
Ditambah dengan mendominasi penggunaan kaca pada Jendela ruangan yang memiliki
ukuran besar sehingga pencahayaan lebih maksimal. Menghadirkan ruangan kantor
terkesan lebih hangat dan nyaman.

Gambar 24 Konsep Interior Kontemporer

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

136
5.6. SISTEM BUILDING SCIENCE (SMART BUILDING)
Prinsip kerja smart building ini adalah integrasi berbagai komponen pada
bangunan.Dari komponen yang diinstal ini selain dapat diatur secara otomatis juga
terjalin komunikasi antar komponen. Secara umum metode yang digunakan untuk
bangunan pintar adalah dengan menggunakan sensor. Berikut ini komponen dari
smart building dan metode pengintegrasiannya:

5.6.1. Suhu dan Kelembapan


Komponen ini terkait dengan HVAC yang merupakan singkatan dari Heating,
Ventilation, Air Conditioning. Biasa disebut juga dengan istilah tata udara. Dengan
memonitoring secara otomatis suhu dan kelembapan ruangan. Dengan menggunakan
sensor temperatur dan suhu. Bisa diatur pada suhu berapa AC atau pemanas
dinyalakanatau dimatikan. Kapan tirai dan jendela dibuka atau ditutup.

Gambar 25 Konsep Suhu dan Kelembapan Smart Building

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

137
5.6.2. Pencahayaan

Pencahayaan atau penerangan termasuk komponen instalasi pada smart


building. Gambaran prinsip kerjanya, saat hari yang cerah, tirai dibuka, level cahaya
cukup terang, maka lampu secara otomatis bisa dimatikan. Namun bila cuaca
mendungatau hujan, tidak cukup cahaya untuk menerangi, lampu pun otomatis akan
menyala. Tingkat pencahayaan juga bisa diatur lebih detail lagi. Begitupun ketika jam
operasional gedung sudah berakhir, maka lampu bisa dimatikan seluruhnya.
Terkecuali

ruang keamanan, dimana disitu masih ada petugas. Sensor smart building yang
digunakan adalah optical sensors.
Gambar 26 Konsep Pencahayaan Smart Building

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

5.6.3. Energi

Semakin besar bangunan tentu membutuhkan energi yang lebih tinggi.


Apabila pihak manajemen properti masih mengelola secara manual,
kecenderungannya adafaktor yang terlewat. Sehingga menjadikan penggunaan energi
semakin boros. Selain pencahayaan dan HVAC, banyak komponen dari bangunan
yang menggunakan listrik. Seperti pompa, dispenser, komputer, televisi, dan
sebagainya. Seharusnya mati atau tidak terkoneksi dengan aliran listrik saat bangunan
sedang kosong.

138
Prinsip kerja BEMS (Building Energy Management System) pada smart
building adalah memperhitungkan penggunaan energi. Bisa diterapkan pada sebuah
sirkuit, zona, atau level mesin. Dengan adanya sensor energi pada sistem smart
building, kita bisa mengetahui adanya pemborosan. Sehingga penghematan energi
tentu bisa dimaksimalkan dan ketika kita mengetahui tingkat penggunaan energi
secara normal. Maka kita bisa mengetahui apabila ada penggunaan energi yang
berlebih. Yangbisa berarti adanya proses overload pada sebuah mesin. Dengan segera
bisa dilakukan perawatan atau perbaikan. Tanpa perlu menunggu kerusakan yang
lebih parah.

Gambar 27 Konsep Energi Smart Building

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

139
5.6.4. Keamanan

Instalasi Sistem Keamanan


1. Sistem kontrol akses ( Acces Control )
Sistem ini dipilih karena tingkat keamanan yang tinggi dan efisien selain itu juga
sesuai dengan tema yang di gagas yaitu smart building. Sistem control akses mencatat
kapan dan oleh siapa suatu pintu dibuka. Tanpa kode yang sesuai atau ID badge, pintu
tetap terkunci.

Gambar 28 Sistem Kontrol Akses

140
2. Sistem Kamera CCTV
Sistem CCTV digunakan untuk memonitoring seluruh kegiatan dalam
bangunan asrama yang ditampilkan dalam TV monitor. Sistem ini dimanfaatkan
untuk membantu petugas keamanan dalam menjalankan tugas.
Sistem pemasangan CCTV yang digunakan dalam bangunan menggunakan
jenis analog CCTV.
Adanya CCTV, door lock, sensor, dan alarm yang terintegrasi, menjadikan
bangunan lebih aman. Saat ini sudah ada berbagai jenis door lock yang tersedia di
pasaran. Mulai dari yang menggunakan sidik jari, QR Code, barcode, RFID, dan
sebagainya. Hal ini tentu mencegah sembarang orang untuk bisa masuk. Apabila
berhasil menerobos masuk pun, sensor akan mengirim data saat pintu terbuka. CCTV
pun siap merekam walau dalam keadaan gelap. Pemantauan ini bisa dilakukan via
Smart Phone atau layar monitor pihak security. Bagian yang diterobos bisa dikunci
secara paksa, sehingga penerobos tidak mungkin melarikan diri.
Sistem keamanan bisa lebih diperketat lagi dengan membatasi penggunaan
lift.Artinya tenant atau penyewa hanya bisa mengakses lift untuk ke lantai kamar dan
lantailobby saja. Setelah memahami komponen smart building, tentu menjadikannya
lebih menarik. Tidak hanya di Indonesia, sistem otomasi bangunan ini sudah semakin
digalakkan di berbagai negara maju dan berkembang. Menjadikan gedung lebih
ramah lingkungan dan hemat energi. Di sisi yang lain lebih mempermudah pihak
pengelola properti. Biaya yang ditawarkan pun relatif lebih murah dibanding hasil
dari penghematan.

Gambar 29 Sistem Kamera Kemanan CCTV

141
5.7. ANALISA DAN KONSEP LANDSCAPE
Landscape adalah suatu lahan atau tata ruang luar dengan elemen alami dan
elemenbuatan yang dapat dinikmati oleh indera manusia. Tujuan dari landscape sendiri
yaitu memperbaiki dan menjaga iklim, menambah nilai estetika, sebagai resapan air,
menciptakan keserasian lingkungan fisik kawasan, dan mendukung pelestarian
keanekaragaman hayati. Landscape pada bangunan Pusat Industri Digital ini terdiri dari
Softscape dan Hardscape. Kedua elemen tersebut merupakan kombinasi yang akan
menciptakan kesan keindahan padaLandscape.
5.7.1. Hardscape

Hardscape adalah unsur-unsur material buatan atau elemen selain vegetasi yang
dimaksudkan adalah benda-benda pembentuk taman, terdiri dari bangunan, gazebo,
kursi taman, kolam ikan, pagar, pergola, air mancur, lampu taman, batu, kayu, dan lain
sebagainya.
Grass Block
Pemberian grass block berguna untuk mencegah
genangan air karena sifatnya yang mampu menyerap
air hingga 60%. Selain sebagai peresap air,
penggunaan grass block juga dapat menambah unsur
estetika pada landscape
Pedestrian Ways
Pedestrian ways adalah tempat atau jalur khusus bagi
orang berjalan kaki. Jalur pedestrian pada saat
sekarang dapat berupa trotoar, pavement, sidewalk,
pathway, plaza dan mall. Material yang digunakan
dapat berupa paving yang dibentuk menggunakan
pola tertentu
Outdoor Furniture
Outdoor furniture adalah furniture yang terletak pada
area luar bangunan. Outdoor furniture dapat berupa
tempat duduk, pagar, lampu taman, tempat sampah
dan sebagainya

Gambar Konsep Material Hardscape

142
Sumber Gambar : Analisa Pribadi

5.7.2. Softscape

Softscape adalah istilah yang digunakan untuk unsur-unsur material yang


berasaldari alam. Elemen ini terdiri dari air, tanaman atau pepohonan dan tanaman
hias di pilih sebagai penutup tanah dan berguna sebagai penyerap air hujan, peneduh
dan sebagai penambah keindahan visual di sekeliling tapak.

CONTOH GAMBAR JENIS MATERIAL


Cemara Kipas
Pemberian pohon cemara kipas dapat difungsikan
sebagai pagar atau pembentuk jalan masuk ke
bangunan. Cemara kipas memiliki daun menyirap
seperti kipas yang cantik dan dapat menambah
estetika landscape.

Pohon Trembesi
Pohon trambesi berfungsi sebagai peneduh dan
sebagai tanaman penyerap polusi udara. Pohon
trambesi dapat menyerap gas CO2 (Carbondioksida)
yang setiap satu batang pohonnya mampu menyerap
28,5 ton gas CO2 setiap tahun.

Tanaman Hias Petunia


Tanaman Bunga ini memiliki bentukseperti terompet
kecil dengan variasi warna yang beragam dan
menarik. Petunia juga memiliki tangkai yang dapat
tumbuh menjulur sehinggadapat menambah estetika
landscape.

Gambar Konsep Material Softscape

Sumber Gambar : Analisa Pribadi

143
5.8. ANALISIS DAN KONSEP FISIKA BANGUNAN
1. Pencahayaan

Pada bangunan Pusat industry Digital ini untuk mengontrol intensitas cahaya yang
masuk, vegetasi ditanam di bagian barat dan timur tapak. Menanam pohon bertujuan tidak
hanya mengurangi intensitas cahaya, tetapi juga mengurangi panas. Selain itu, area fasad
bangunan yang tidak terjangkau tinggi pohon di area sebelah barat diberi double fasade atau
secondary skin.

Gambar 30 Sistem Pencahayaan

144
2. Penghawaan

Pada bangunan Pusat industry Digital ini secara keseluruhan menggunakan


penghawaan buatan yang dimana fungsi dari bangunan tersebut merupakan bangunan
perkantoran. Karena jika ingin menggunakan penghawaan alami tidak cukup
memungkinkan.

Gambar 31 Sistem Penghawaan

5.9. ANALISA DAN KONSEP STRUKTUR


1. Pondasi
Jenis pondasi yang dipilih menggunakan pondasi bore pile untuk bangunan
yang terdiri atas 10 lantai dan mempunyai beban yang besar. Pondasi ini dipilih karena
tidak menimbulkan getaran yang terlalu keras, sehingga tidak merusak bangunan di
sekitarnya sebab letak site yang cukup padat dengan bangunan.

Gambar 32 Pondasi Bore Pile

145
Kelebihan dari penggunaan pondasi Bore Pile :
• Volume betonnya sedikit
• Biayanya relatif murah
• Ujung pondasi bisa bertumpu pada tanah keras
Kekurangan dari penggunaan pondasi Bore Pile :
• Diperlukan peralatan bor
• Pelaksanaan pemasangannya relatif agak susah.
• Pelaksanaan yang kurang bagus dapat menyebabkan pondasi keropos, karena
unsur semen larut oleh air tanah.

2. Core atau inti bangunan


Core adalah suatu tempat untuk meletakan sistem trasportasi vertikal dan
mekanis dengan bentuk yang di sesuaikan dengan fungsi bangunan serta unutk
menambah kekuatan bangunan diperlukan sistem struktur dinding geser sebagai
penyalur gaya lateral (seperti tiupan angina ataupun gempa bumi) pada inti bangunan.
Pada gedung perkantoran biasanya menggunakan dua model core, yaitu bujur sangkar
dan memanjang.

Gambar 33 Core Bangunan

146
3. Shear wall (dinding geser)
Dalam struktur bangunan bertingkat, shear wall (dinding geser) memiliki banyak
fungsi, yaitu menambah kekuatan pada struktur, menahan beban gaya lateral seperti gempa
dan angin, menyerap beban horizontal atau gaya yang besar seiring dengan semakin
tingginya suatu struktur, dan masih banyak lagi.

Gambar 34 Shear Wall

147
5.10. ANALISIS DAN KONSEP UTILITAS
1. Instalasi Air Bersih

Tujuan dari instalasi air bersih adalah untuk menyediakan suplai air
bersih untuk memenuhi kebutuhan bangunan, dimana air mudah terdistribusi
ke seluruh ruangan dengandebit yang maksimal.

Gound Tank

Saluran Air
Bersih Kawasan

Gambar 35 Instalasi Air Bersih

Sumber Gambar : Data Pribadi

148
2. Instalasi Air Kotor

Limbah harus didesinfeksi sebelum didistribusikan ke jaringan instalasi


pengolahan limbah disinfektan yang mengandung klorin telah digunakan
sebelumnya dengan konsentrasi total sisa klorin 10 mg/L.

Saluran Drainse
Kawasan

Gambar 36 Instalasi Kotor

Sumber Gambar : Data Pribadi

149
3. Sistem Elekrikal

Perencanaan kelistrikan pada Gedung Pusat Industri Digital ini


menggunakan sumber tenaga listrik dari PLN dan Genset. Genset digunakan sebagai
sumber cadanganapabila aliran listrik yang bersumber dari PLN padam. Pemilihan
genset harus memepertimbangkan nilai minimal kebutuhan listrik kantor supaya
aktifitas dalam gedung tetap dapat berlangsung.
Berikut skema aliran listrik yang akan digunakan pada bangunan Pusat
IndustriDigital (PID) :

Gambar 37 Sistem Kelistrikan

4. Sistem Proteksi Kebakaran


Sistem proteksi kebakaran pada pusat indudtri digital ini menggunakan dua jenis
yaitu proteksi kebakaran aktif dan proteksi kebakaran pasif.
a. Sistem Proteksi Kebakaran Aktif
- Smoke Detector and Heat Detectore
- Alarm
- APAR
- Sprinkler
- Hydran

Gambar Sistem 38 Proteksi Kebakaran Aktif

150
b. Sistem Proteksi Kebakaran Pasif
- Tangga Darurat

Gambar 39 Sistem Proteksi Kebakaran Pasif

5. Transportasi Vertikal
Jenis transportasi vertikal yang digunakan pada pusat indutri digital tangga
dan lift. Tangga di pergunakan apabila lift sedang tidak dapat beroprasi atau
dalam masa perbaikan. Tangga yang digunakan memiliki ketinggian tanjakan
maksimal 17 cm dengan panjang anak tangga 1,875 m dengan kemiringan yang
tidak lebih dari 60°. sedangkan untuk lift 1,6 m x 2,6 m dengan lebar pintu lift 1,1
m.

Gambar 40 Lift

151
Gambar 41 Transportasi Vertikal Tangga

152
DAFTAR PUSTAKA

Charles Harrison, et al, ed, 1996, Art in Theory 1900-1990, An Anthology of


Changing Ideas, Blackell Pub, Cambridge.
James Sinopoli, 2010
MIT Techonology Review, 2012 Dan Architectaria, 2015
MIT Techonology Review, 2012 Dan Architectaria, 2015
https://intantaruberinfo.jogjaprov.go.id/RTRW_GK/index.html
http://www.automatedbuildings.com/news/dec07/articles/sinopoli/071129114606
sinopoli.htm
https://www.scribd.com/document/359798266/komparasi-low-middle-dan-high-
rise-building
https://www.rumah.com/panduan-properti/high-rise-building-
52400#:~:text=Ini%20karena%20mid%2Drise%20merupakan,sama%2Dsama%2
0dilengkapi%20dengan%20lift.
https://www.academia.edu/37186529/KONSEP_SOLO_TECHNOPARK
https://money.kompas.com/read/2021/12/06/195522426/resmikan-2-fasilitas-
baru-di-solo-technopark-gibran-yakin-akan-bawa-dampak?page=all
https://investasi.surakarta.go.id/v1/investasi/tower-solo-t

https://idearsitektur.wordpress.com/e-book/data-arsitek-jilid-1-3/
https://weatherspark.com/
https://www.suncalc.org/#/-7.9804,110.613,16/2022.04.17/00:43/1/3
https://earth.google.com/web/

153

Anda mungkin juga menyukai