Site berlokasi di area pinggiran kota dengan kondisi lahan kosong/persawahan. Bentuk
site menyesuaikan dengan kondisi eksisting yang ada tanpa menghilangkan yang sudah ad
a pada site tersebut. Bentuk site yaitu segi empat. Pemilihan lokasi site ini berdasarkan pad
a keramaian serta kedekatannya dengan fasilitas umum seperti rumah sakit, klinik, hotel,
mall. Sehingga memungkinkan membangun Culture Center pada area ini. Berikut adalah k
ondisi eksisting kawasan
Lokasi site berada tidak jauh dengan kampus UGM berjarak 5,5 km dengan durasi perjalan
an kurang lebih 10 menit
Fasilitas transportasi dari pusat kota / kampus UGM
Bus Trans Jogja jalur 3B
Bus Kota Yogyakarta jalur 5
Grab
Gojek
Maxim
Angkutan Kota (Angkot)
Taxi konvensional
5.1.2. Analisa Makro
Terdapat beberapa faktor dalam pemilihan site yang berada di Jalan Sinduadi
ini, diantaranya :
1. Site terletak di jalan yang cukup strategis
2. Lokasi site memiliki sarana transportasi yang cukup
3. Tersedianya fasilitas jaringan air, telpon, dan listrik
Luasan : 10.000 m2
Tata Guna Lahan : Lahan kosong, Sawah
Kepemilikan : Tanah hak milik
Permukaan : Datar, Berumput
Akses Tapak : Berada di Jl. Kabupaten, Ringroad Utara.
Kondisi di sekitar site : Kebanyakan masih berupa sawah
Batas Tapak :
Analisis :
Lokasi site Cultural Center NTT terletak di jalan Kabupaten, Dsn Ngawean, Kel T
rihanggo, Kec. Gamping, Kabupatren Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, jalan
tersebut sangat dekat dengan jalan Ring Road.
Pertimbangan :
Akses Pencapaian menuju site dapat dicapai melalui jalan Kabupaten (bagian barat)
yang merupakan jalan ring road.
Nantinya akan disediakan akses masuk ke dalam site maupun keluar site yang mudah
dicapai.
Akan disediakan fasilitas-fasilitas pendukung seperti tempat parkir yang tidak jauh dari
Gedung utama Cultural Centre dan juga peneduh.
Konsep :
Menyediakan pintu masuk kedalam Site melalui jalan utama yaitu jalan Kabupaten.
Menyediakan Trotoar untuk akses masuk Cultural centre bagi para pejalan kaki.
Menyediakan petunjuk arah untuk memudahkan pengunjung untuk masuk ke dalam
site
Analisis :
Site berada di jalan Kabupaten. Jalan akses utama merupakan jalan Kabupaten yang
dimana jalan tersebut merupakan jalur ring road
Site masih berupa lahan kosong
Membuat jalur masuk site menjadi 2 arah dari bagian depan yakni gerbang masuk dan
gerbang keluar
Membuat jalur khusus pejalan kaki semacam trotoar agar pejalan kaki merasa aman
dan nyaman.
Menyediakan fasilitas bagi kendaraan yang terpisah antara mobil dan motor agar tidak
terjadi penumpukan parkir yang berlebihan.
Konsep :
Membedakan jalur masuk dan jalur keluar agar tidak terjadi penumpukan sirkluasi
keluar masuk dalam satu sisi jalur
Menyediakan fasilitas bagi pejalan kaki berupa trotoar atau pedestrian baik diluar site
maupun di dalam site yang sesuai standar juga ramah bagi penyandang disabilitas.
Memberikan rambu petujuk masuk maupun keluar bagi kendaraan dan pejalan kaki
untuk memudahkan sirkulasi.
View dari dalam maupun luar site paling optimal ke arah Jalan Kabupaten
karena merupakan jalan utama dan tidak terdapat permukiman.
View dari sebelah selatan merupakan lahan sawah dan sisanya merupakan
daerah
peumahan
View dari arah timur merupakan lahan hijau dan sawah
(https://www.google.com/earth/)
Pertimbangan :
Pada bagian barat view massa bangunan menghadap langsung ke jalan dan juga
perkotaan.
Pada bagian timur view menghadap ke lahan hijau dan sawah
Pada bagian selatan view mengahdap lahan sawah dan perumahan
Konsep :
View diarahkan ke luar bangunan dan memberikan kesan taman dan vegetasi
lainnya guna merespon jalan kabupaten sebagai jalan utama sehingga dapat
mengekspos bangunan sebagai daya tarik pengunjung.
Massa bangunan utama pada Bangunan Cultural Center NTT ini dapat
diletakan pada sisi timur, hal tersebuta bertujuan agar Bangunan utama
memiliki view yang menarik.
Aanlisa ini memiliki tujuan untuk mengetahui daerah dari site bedasarkan
tingkat kebisingan. Site dapat dicapai melalui Jalan Sinduadi melalui 4 arah (Utara,
Timur, Barat, dan Selatan).Sumber kebisingan berada bada bagian barat dan selatan.
(https://www.google.com/earth/)
Pertimbangan :
Utara : memiliki tingkat kebisingan sedang karena tidak jauh dari jl. Ring Road
Utara.
Timur : memiliki tingkat kebisingan rendah karena hanya ada persawahan.
Selatan : memiliki tingkat kebisingan sedang karena berbatasan dengan
perumahan
Barat : memiliki tingkat kebisingan tinggi karena berbatasan langsung dengan
jalan raya kabupaten dan pertokoan
Konsep :
Dalam rangka mengatasi kebisingan di bagian Utara, selatan, dan Barat site
dapat diberikan dinding peredam suara dan juga vegetasi. Hal itu berfungsi
sebagai peredam suara agar pengunjung tidak terganggu dengan suara
kendaraan dari luar Gedung kebudayaan.
Menjauhkan masa bangunan dari sumber-sumber kebisingan, yaitu dengan cara
meletakan massa bangunan kearah timur yang memiliki tingkat kebisingan
yang rendah.
(https://www.google.com/earth/)
Pertimbangan :
Memanfaatkan sinar matahari dan angin untuk pencahayaan dan penghawaan alami
Orientasi tapak yang menghadap barat juga harus memerhatikan kondisi arah sinar
matahari
Dengan curah hujan yang cukup tinggi maka harus dibuat bangunan yang aman dari
limpahan air hujan dan mengatur sirkulasi air hujan agar tidak tergenang/banjir.
Konsep :
Membuat bukaan agar cahaya dan angin alami dapat masuk kedalam bangunan
Membuat shading pada setiap bukaan untuk mereduksi panas matahari dan limpasan
air hujan.
Menggunakan vegetasi guna membelokkan arah angin sehingga mengurangi beban
angin pada bangunan yang terletak pada bagian utara dan timur.
Pertimbangan :
Menyediakan drainase buatan pada site agar ketika hujan tidak tergenang air
Menyediakan lahan penghijauan
Konsep :
Solusi untuk menyelesaikan masalah drainase air adalah dengan merekayasa kondisi
tanah. Air dibuat agar mengalir ke bagian barat site yang terdapat saluran air.
Memberi vegetasi yang dapat menyerap air dengan maksimal
Pertimbangan :
Memindahkan pohon yang terdapat pada bagian barat karena bagian barat merupakan
akses menuju dalam site
Memberikan vegetasi pada bagian yang masih lahan kosong
Konsep :
Memberi vegetasi pada bagian timur dan utara yang mana bagian tersebut masih lahan
kosong
Menanam vegetasi yang memiliki daya resapan tinggi sehingga mampu menyerap air
secara maksimal
Menanam vegetasi guna membelokkan arah angin sehingga mengurangi beban angin
pada bangunan yang terletak pada bagian utara dan timur
Pelaku Kebutuhan
No Kelompok Kegiatan Bentuk Kegiatan
(User) Ruang
Ruang
Petugas Kelas
Pengkajian, Bahasa
RUANG PRIMER
mempromosikan Dressing
budaya room
Backstage
Ruang
Pengelola
Kontrol
Ruang
Loket
Karcis
Petugas Kegiatan penyajian
Pengunjun karya seni budaya Ruang
3 Pameran Seni
g Nusa Tenggara Pameran
Pengelola Timur
Petugas Menyediakan Ruang baca
Pengunjun literatur tentang Ruang
4 Perpustakaan
g kebudayaan Nusa loker dan
Pengelola Tenggara Timur staff
Menyampaikan
Pengelola informasi dan data
Penyampaian informasi Information
5 terkait dengan
dan data Desk
Petugas pusat kebudayaan
NTT, dan lain-lain
Mewadahi
Pengelola kegiatan formal
Kegiatan Formal yang berhubungan Ruang
6
Kelembagaan dengan Staff
Petugas kelembagaan pusat
kebudayaan
RUANG SEKUNDER
Pengelola Resepsionis
Mahasiswa
Daerah
16 Menginap Pengunjun Menyediakan Penginapan
g penginapan untuk
Mahasiswa beristirahat Asrama
daerah Mahasiswa
Daerah
17 Tempat ibadah Petugas Beribadah Masjid
Pengunjun Tempat
g Wudhu
Pengelola
Mahasiswa
Daerah
Analisa :
Tata letak massa bangunan merupakan sebuah pola peletakan unit bangunan pada site.
Tata letak massa bangunan harus di buat efektif agar dapat dijangkau oleh pengunjung.
Pertimbangan :
Sebagai bangunan publik,Culture Centre NTT ini akan dikunjungi oleh pengunjung
dari bebagai usia dan daerah. Oleh Karena itu,tata letak massa bangunan harus dibuat
dengan sangat efektif.
Tata letak massa bangunan disesuaikan dengan pola linear
Konsep :
Dalam rangka memudahkan pengunjung yang datang disediakan 2 lahan parkir. Lahan
perkir pertama berada di depan dekat dengan pinti masuk, dan lahan kedua berada di
depan foodcourt. Hal ini bertujuan agar menghindari lahan parkir yang terpusat dan
memudahkan pengunjung mencapai tujuan mereka.
Letak massa bangunan disesuaikan dengan pola linear agar pengunjung lebih mudah
menemukan dan mengunjungi tempat tujuan pengunjung.
Standar Jumlah
No Ruangan Kapasitas Total Luas (m2) Sumber
Luas (m2) Ruang
1 Ruang Baca 70 orang 13.5 x 10 1 135 DA
2 Ruang kelas bahasa 30 orang 10 x 10 1 100 Analisa
3 Ruang Kelas Tari 20 Orang 4.5 m2 /
1 90
tempat DA
4 Ruang staff 4 Orang 4x4 1 16 DA
5 Ruang Serbaguna 150 Orang 12 x 20 1 240 DA
6 Toilet Pengunjung 1 Orang 1.5 x 1.5
Pria (2.25 m2 / 4 9
Orang ) DA
7 Toilet Pengunjung 1 Orang 1.5 x 1.5
Wanita (2.25 m2 / 4 9
Orang ) DA
8 Toilet Pengunjung 1 Orang 1.7 x 1.5
Difabel (2,55 m2 / 4 10.2
Orang) DA
TOTAL + SIRKULASI 30 % 609.2 + 30 % = 792
Sumber : Analisa Penulis, 2020
1,5 m2 /
2 Tempat Wudhu Pria 33 Orang 1 50 DA
Orang
1,5 m2 /
3 Tempat Wudhu Pria 33 Orang 1 50 DA
Orang
4 Toilet Pengunjung Pria 1 orang 1.5 x 1.5 4 9 DA
Toilet Pengunjung
5 1 orang 1.5 x 1.5 4 9 DA
Wanita
Toilet Pengunjung
6 1 orang 1,7 x 1.5 4 10.2 DA
Difabel
Jumla
Kapasita Standar Luas Sumbe
No Ruangan h Total Luas (m2)
s (m2) r
Ruang
Ruang Pos
1 2 orang 3x 2 2 12 Analisa
jaga
2 Ruang CCTV 3 orang 3 x4 1 12 Analisa
1.5 x 1.5 (2.25
3 Toilet 1 orang 1 2.25 DA
m2 / Orang ) Sumber :
26.25 + 30 % = Analisa
TOTAL + SIRKULASI 30 %
34 Penulis,
2020
9. Program Ruang Utilitas
Tabel 5.3.4.9 Ruang Utilitas
Jumlah
No Ruangan Kapasitas Luas (m2) Total Luas (m2) Sumber
Ruang
Ruang Panel
1 2 orang 5x4 1 20 Analisa
Utama
2 Ruang Genset 2 orang 5x4 1 20 Analisa
Tangga
3 30 orang 4 x 2 4 unit 32 DA
darurat
4 Lift difabel 2 orang 1,5 x 1.5 2 4.5 DA
TOTAL + Sirkulasi 30 % 76.5 + 30 % = 99
Sumber : Analisa Penulis, 2020
Jumlah
No Ruangan Kapasitas Standar Luas (m2) Total Luas (m2) Sumber
Ruang
1 Parkir Mobil 50 12.5 m2 / Mobil 1 625 DA
2 Parkir Motor 200 1.5 m2 / motor 1 300 DA
3 Pos Parkir 2 4m2 2 8 DA
TOTAL + SIRKULASI 30 % 933 + 30 % = 1213
Sumber : Analisa Penulis, 2020
Berdasarkan ketentuan dari BAPPEDA Sleman, Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten Sleman, telah ditentukan sebagai berikut
Luas Lahan 10.000 m2
Analisa
Bertujuan untuk membagi area ruang berdasarkan kebutuhan ruang dan penataan ruang.
Pertimbangan
Kegiatan dalam tapak yang beranekaragam
Kebutuhan kenyamanan dalam kegiatan dan mobilitas.
Tingkat kebisingan disekitar tapak yang cenderung rendah, kecuali di Jl. Kabupaten
Konsep
Pembentukan zona public, semi privat, dan privat secara vertical dan horizontal.
Zona public berada di area depan site, lantai 1 dan 2 pada gedung utama.
Zona semi privat berada di sisi kanan site dan di lantai 3 gedung utama.
Sedangkan zona privat berada di sisi belakang dan kiri site serta berada di lantai 4
gedung utama yang membutuhkan tingkat ketenangan dan keamanan.
Konsep :
Konsep massa bangunan asrama dan peninapan dengan melakukan pendekatan
regioanal, yaitu mentransformasi bentuk dari rumah adat alor
Gambar 5.4.2.1 Rumah Adat Alor
Sumber : https://sinarharapan.net/2020/03/mengenal-suku-abui-di-kampung-takpala/
Pada penanganan limbah cair, air kotor yang berasal dari floor drain kamar
mandi, wastafel, tempat cuci piring dan lainnya di tiap bangunan disalurkan ke
bawah melalui pipa menuju ke lantai dasar, lalu disalurkan menuju bak kontrol.
Kemudian air dialirkan menuju sumur resapan sebelum dibuang ke saluran kota.
Pada penanganan limbah padat, kotoran yang berasal dari kloset di tiap
bangunan disalurkan melalui pipa limbah padat secara vertikal dan horizontal
menuju ke lantai dasar yang kemudian langsung disalurkan ke dalam septic tank.
Pipa limbah padat yang melintang secara horizontal harus memiliki kemiringan
minimal 5% tiap 1 meter untuk meminimalkan resiko tersumbat. Karena hal ini,
penempatan septic tank juga perlu diperhatikan, apabila jaraknya semakin jauh
dari letak kloset lantai dasar, maka penempatan septic tank akan membutuhkan
kedalaman yang semakin besar. Pada septic tank, limbah kemudian ditampung
dan diendapkan, lalu air yang tersisa dialirkan ke sumur resapan. Untuk
penempatan septic tank beserta resapannya, sebaiknya diletakkan berjauhan
dengan sumur artesis maupun ground water tank, minimal berjarak 15 meter. Hal
ini dilakukan agar jaringan air bersih tidak tercemar limbah dari septic tank.
Untuk penanganan air hujan, digunakan talang yang disesuaikan dengan bentuk
atap, yang kemudian dialirkan secara vertikal melalui pipa menuju ke bak kontrol
yang sama dengan yang digunakan pada penanganan limbah cair di lantai dasar.
Sumber listrik pada bangunan ini berasal dari jaringan listrik PLN dan memiliki
cadangan listrik yang bersumber dari genset yang dapat digunakan apabila terjadi
pemadaman listrik dari jaringan PLN. Cultural Center NTT ini memiliki beberapa
fasilitas yang membutuhkan daya listrik seperti lampu, stopkontak, CCTV, pompa
air, serta pemadam kebakaran. Untuk mewadahi instalasi listrik diperlukan Main
Distribution Panel dan ruang genset. Automatic Transfer Switch atau ATS bekerja
mengalirkan listrik dari genset ketika terjadi pemadaman listrik dari PLN. Listrik
yang berasal dari Main Distribution Panel kemudian dialirkan ke Sub Distribution
Panel pada tiap-tiap bangunan di Cultural Center NTT kemudian dialirkan ke
fasilitas yang membutuhkan daya listrik tersebut.
3. Instalasi CCTV
Instalasi CCTV dalam area Cultural Center NTT diperlukan sebagai alat
pengawasan keamanan baik di dalam bangunan maupun di sekitar bangunan.
Komponen-komponen dalam sistem CCTV terdiri dari:
Kamera pengawas, yang diletakkan di titik tertentu yang dianggap strategis
dan memiliki jangkauan jarak pandang yang luas.
Digital Video Recording (DVR), sebagai alat perekam dari tiap – tiap
kamera yang ada dan diletakkan pada control room.
Monitor CCTV, yaitu monitor yang menampilkan gambar dari setiap
kamera yang ada untuk diawasi oleh para pengawas di control room
Jaringan Kabel, yang menjadi penghubung antara kamera,DVR Unit, dan
Monitor CCTV
Gambar 5.5.2.4 CCTV
Sumber : https://getsafeandsound.com/2018/09/cctv/
https://www.indiamart.com/proddetail/
Bagian atas konduktor yang dipasang di dinding dihubungkan ke atap, dan bagian
bawah untuk sistem grounding khusus. Jarak antara dua konduktor turun adalah antara
10 dan 20 meter sesuai dengan tingkat proteksi petir yang diperlukan. Arus petir
dialirkan melalui konduktor dan sistem grounding yang paling dekat dengan titik
dampak sambaran petir.
Pertimbangan :
1. Pengontrol pemandangan
2. Pengontrol penghalang secara fisik
3. Pengontrol nilai estetika
Konsep :
a. Vegetasi dimanfaatkan sebagai pembatas space sehingga pencapaian dari segala arah
terjaga namun tetap memiliki batas natural
b. Vegetasi dapat membantu menjernihkan suhu udara dalam kawasan, dan menurunkan
suhu ruangan.
Konsep tersebut dapat terealisasi jika pemilihan vegetasi dapat dipenuhi dengan baik.
Berikut adalah pengelompokan vegetasi berdasarkan fungsinya adalah sebagai berikut:
Tabel 5.6. Penerapan vegetasi berdasarkan fungsinya
Fungsi
Ciri-ciri Tanaman Jenis Tanaman
Tanaman
Cemara angin
a. Berkayu
b. Pertumbuhan batang
Penanhan tinggi
angin c. Kokoh
d. Pertumbuhan fisiknya
cepat Sumber:
pohonpengetahuan.wordpress.com
Pohon Kiara Payung
a. Berkayu
b. Pertumbuhan batang
Penyerap CO2 tinggi
c. Memiliki batang
tunggal Sumber:
pohonpengetahuan.wordpress.com
Tanaman Perdu
a. Bermasa padat
Menambah
b. Bertajuk tebal
estetika
Sumber:
ilmubudidaya.com
Pohon Ketapang
a. Berkayu
b. Pertumbuhan batang
Peneduh
tinggi
c. Kokoh
Sumber:
pohonpengetahuan.wordpress.com
Sumber : Analisa Penulis,2020
1. Suatu kebudayaan berlaku untuk umum, dapat diterima oleh semua kalangan
masyarakat.
2. Tidak bertentangan dengan syariat Islaam dan ketentuan yang tegas.
3. Dapat diterapkan dan dipraktekan dalam waktu yang panjang.
Selain itu ada beberapa penerapan Arsitektur Islam yang akan dilakukan dalam
perancangan ini adalah :
Konsep :
Pemanfaatan cahaya alami dengan menggunakan konsep pemantulan, penyaringan,
dan pembayangan.
Membuat bukaan pada setiap ruangan agar mendapatkan cahaya alami matahari guna
menghemat energy. Kecuali pada ruang-ruang tertentu digunakan pencahayaan buatan.
Membuat Shading Untuk meminimalisir cahaya dan panas yang berlebih
Konsep :
Menggunakan cross ventilation guna mendistribusikan udara bersih ke dalam
bangunan
Membuat bukaan pada daerah yang strategis untuk penghawaan alami masuk