Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN HASIL ANALISA TAPAK LAWANGWANGI

(Mata Kuliah Perencanaan Tapak)


Oleh:
Gemi Ridwan (21-2012-128)
Rifqi Hadyan Damas (21-2012-137)
Oki Ramadhan (21-2012-146)
Hanna Kristiani (21-2012-156)
Roysari Ambarita (21-2013-258)
Dosen:
Dwi Kustianingrum, Ir.,MT

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN


INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bandung merupakan daerah yang penuh oleh karya seni yang berkualitas, mulai dari karya seni yang berbentuk
gambar, berbentuk sclupture, hingga yang berbentuk bangunan yang diekspresikan oleh sang pencipta karya seni
tersebut. Maka dari itu dibutuhkan wadah untuk bersosialisasi untuk menampung karya-karya mereka.
Dengan berdasarkan hal tersebut di atas, maka kami mengangkat sebuah bangunan yang merupakan karya dari
rancangan arsitek ternama dengan fungsi sebagai art and science estate/creative space yaitu sebuah tempat yang
menjadi wadah bagi para seniman dan anak muda untuk bersosialisasi.

Berlokasi di tanah yang berkontur membuat sebuah tantangan bagi sang perancang agar merancang sesuai
dengan rencana tanpa meninggalkan kesan estetika di sekitar eksisting tersebut. Memanfaatkan lahan yang berkontur
dengan cut and fill membuat rancangannya sesuai dengan konsep dari sang perancang.
1.2 Ruang Lingkup Kajian
Pokok-pokok yang menjadi bahasan mencakup tentang analisa tapak Lawangwangi, seperti lokasi site, apa saja
yang menjadi potensi dan kendala di site tersebut, zoning di lahan berkontur, dan lain-lain.
1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui apa yang menjadi potensi dan
kendala di eksisting bangunan Lawangwangi.

1.4 Sistematika Pembahasan


Penulisan laporan ini terdiri dari empat bab. Pada bab pertama membahas tentang pendahuluan dari laporan ini.
Pada bab kedua membahas tentang bangunan Lawangwangi. Pada bab ketiga membahas tentang analisa tapak
Lawangwangi. Pada bab keempat membahas tentang kesimpulan dari pembahasan yang telah dijelaskan dari hasil
analisa kami. Pada bab kelima membahas tentang foto-foto

BAB II
ISI
2.1
Tentang Bangunan Lawangwangi
Lokasi
: Jl. Dago Giri no. 99, Warung Caringin, Bandung.

Website

: www.artsociates.com
Jam Operasional

: Selasa-Jumat, pk. 10:00-17:00;


Sabtu-Minggu, pk. 11:00-17:00; tutup
pada hari Senin dan hari

libur nasional.
Fasilitas

Didirikan pada tahun 2007 dengan visi untuk memberikan kontribusi


mempromosikan seniman berbakat di tingkat Internasional.

: Toilet, cafe, wifi.

pada

Pemiliknya Andonowati seorang pemerhati dan pencinta karya seni


Indonesia dan juga seorang ahli dibidang matematika.
Lawangwangi Estate merupakan sebuah wadah/tempat dimana mereka dapat memamerkan sekaligus menjual hasil
karya seni mereka kepada sesama seniman dan masyarakat umum.

Rancangan arsitek Baskoro Tedjo ini mengacu pada konsep satu kampung seni dan ilmu pengetahuan dengan gaya
arsitektur retro modern. Nuansa retro dihadirkan melalui desain bangunan kolonial tahun 50-an yang dianggapnya paling
pas dan bersifat abadi.
Didirikan pada lahan kontur
seluas 6000 m2 dengan luas
bangunan lebih lebih kurang 2000
m2.

2.2 Ciri-Ciri Dari Bangunan Lawangwangi

Ada beberapa ciri khas arsitektur gaya kolonial yang diterapkan pada hunian ini. Pertama adalah sosok massa
bangunan yang simetris antara sayap kanan dan sayap kiri, juga antara desain massa bangunan lantai dasar dan
lantai atas.
Ciri kedua adalah konstruksi bangunan yang sesuai dengan iklim tropis melalui aplikasi atap bentuk perisai
sedangkan ciri ketiga adalah permainan irama yang seimbang antara garis-garis dengan bidang vertikal maupun
horizontal seperti pada fasad.
Ciri keempat adalah dominasi warna putih yang bersih (clean look) dengan kombinasi hitam dan abu-abu.
Konsep arsitektur modern terlihat jelas pada bangunan yang tampak sederhana ini karena kemurnian bangunan itu
sendirilah yang ingin ditonjolkan. Bentuk massa bangunan yang cenderung serba kotak geometris dan mengikuti
susunan ruang di dalam, minim ornamen, pengulangan bentuk yang monoton, dominasi konstruksi beton dan
pemakaian material batu, bata, kaca, serta aluminium.

Massa bangunan terbagi jadi tiga dimana bangunan utama berada di bagian tengah dengan ruangan di lantai
dasar berfungsi sebagai ruangan pameran dan ruangan seminar, sedangkan ruangan di lantai atas buntuk lelang karya
seni dan tempat berkumpul para seniman. Massa bangunan di sayap kanan berfungsi sebagai ruangan kantor dan
ruangan rapat sedangkan bangunan di sayap kiri sebagai laboratorium matematika.

BAB III
ANALISA TAPAK

3.1

Deskirpsi Site
Lokasi site Lawangwangi berada di Jalan Dago Giri no 99, Warung Caringin, Mekarwangi, Bandung.

Lawangwangi Art and Science Estate didirikan pada lahan berkontur seluas 6000 m2 dengan luas bangunan lebih
kurang 2000 m2. Lahan di sekitarnya masih akan dibangun beberapa anak bangunan yang masih dalam tahap
perencanaan.

Batas-batas tapak bangunan Lawangwangi ini adalah batas utara berbatasan dengan rumah warga, batas selatan
berbatasan dengan vegetasi dan lahan kosong, batas barat berbatasan dengan jalan Dago Giri, dan batas timur
berbatasan dengan vegetasi.

Tata guna lahan di Lawangwangi ini terbagi menjadi dua kegunaan lahan yaitu:
1. Ruang Pameran yang berada di ruang publik lantai 1, ruang semi publik lantai 1 dan 2
2. Ruang cafe yang berada di ruang publik lantai 2
Pembagian zona ruang pada bangunanan ini hampir semua sama dengan perletakkan zona publik perada pada bagian
tengah dan pada sisi dan bagian belakang terdapat zona service.

Bangunan
cut and fill

Lawangwangi ini menggunakan perbandingan


1:1. Jadi tidak ada tanah yang dibuang
percuma keluar lahan. Pemanfaatan hasil
cut
and fill digunakan untuk jalan ke lahan parkir
sehingga terlihat dari potongan tersebut
jalan dari bawah ke atas begitu curam.

Ruang luar dari lahan Lawangwangi ini masih dalam proses pengembangan.

Lahan parkir yang tersedia cukup memadai untuk pengunjung yang datang ke Lawangwangi.

3.2

Kondisi Eksisting

Lintasan Matahari
Potensi: Matahari Pagi dari arah timur bisa dimanfaatkan untuk pencahayaan ke ruang pameran.
Kendala: Bukaan yang menghadap ke barat terik tersinari matahari dari arah Barat.

Pola Sirkulasi
Pada Lantai 1, pengunjung memasuki drop off area yang kemudian diteruskan menuju ruang gallery. Pengunjung dapat
merasakan ruang publik dan semi publik berupa ruang gallery (Area merah muda: publik. Area biru: Semi Publik). Di
daerah tersebut juga terdapat ruang servis (Area hijau: private) di dekat ruang gallery untuk mempermudah akses
menuju toilet.

Pola-Pola Vegetasi
Hampir disekeliling site terdapat vegetasi karena di daerah tersebut masih menjaga kealamiannya. Peletakan vegetasi
yang tidak menganggu view dari bangunan tersebut karena bangunan tersebut sudah dirancang sedemikian rupa tanpa
harus menganggu tapak sekitar.

Drainase
Tidak hanya terdapat di tepi jalan Dago Giri (tempat masuk entrance Lawangwangi), tetapi juga di sekeliling bangunan
Lawangwangi. Drainase dirancang di sekeliling bangunan agar aliran air tidak mengarah di satu titik yang mengakibatkan
air di drainase tepi jalan meluap (karena terlalu kecil).

Kebisingan

Kebisingan yang tercipta di bangunan Lawangwangi ini hanya terdapat di tepi jalan Dago Giri. Namun kebisingan
tersebut dapat terantisipasi karena selain banyaknya vegetasi, letak bangunan ini cukup jauh dari tepi jalan Dago Giri.

3.3

Kedekatan Antar Ruang

3.5

Pemandangan Tapak

Pemandangan Dari Luar ke Dalam Tapak

Pemandangan Dari Dalam Ke luar Tapak

3.6

Kelebihan dan Kekurangan

A. Kelebihan:
- Pemanfaatan lahan baik.
- Karena letak banguan tinggi, pemandangan ke sekitarnya terutama dibawah.
- Zona servis tersembunyi di belakang.
- Penggunaan jumlah ruang pameran dapat di sesuaikan dengan kebutuhan.
B. Kekurangan:
-

Tidak dilalui kendararaan umum.


Jalur masuk terlalu curam.
Pola sirkulasi membingungkan pada area ruang pameran.
Letak kamar mandi pria dan wanita terlalu berjauhan.
Masih banyak ruang yang belum dimanfaatkan.

BAB IV
KESIMPULAN
Bangunan Lawangwangi merupakan bangunan publik yang memiliki fungsi yaitu sebagai wadah bagi para
seniman untuk memamerkan karya sekaligus tempat bersantai dan makan.

Penempatan bangunan di dalam tapak pun sudah memenuhi syarat. Perbandingan cut and fill 1:1 sudah sesuai
dengan yang direncanakan dan tanah tidak ada yang dibuang ke luar site. Hanya saya kekurangannya adalah
penempatan fill di jalan tempat masuk menuju bangunan yang menyulitkan pengendara sehingga terlihat curam.
Penempatan zoning sudah sesuai dengan fungsi dari bangunan tersebut yang merupakan kesinambungan antara
pencapaian ruang dan program ruang yang diciptakan dan memenuhi syarat untuk sebuah fungsi bangunan yaitu
sebagai galeri seni dan cafe dan merupakan kesinambungan dengan tapak kontur yang direncanakan (cut and fill).
Konsep yang dirancang oleh sang arsitek menguatkan program ruang yang tercipta di dalam bangunan tersebut

BAB V
FOTO-FOTO

Fro
n

View

Front View 1

Front View 2 (Gate Entrance)

Side
View
Entrance Hall

Inner Gallery

Lounge

Inner Lounge 1

nner

Lounge View
Lo

ng

Outside View

City View

Office Room

Meeting Room

Anda mungkin juga menyukai