BAB I
PENDAHULUAN
Berlokasi di tanah yang berkontur membuat sebuah tantangan bagi sang perancang agar merancang sesuai
dengan rencana tanpa meninggalkan kesan estetika di sekitar eksisting tersebut. Memanfaatkan lahan yang berkontur
dengan cut and fill membuat rancangannya sesuai dengan konsep dari sang perancang.
1.2 Ruang Lingkup Kajian
Pokok-pokok yang menjadi bahasan mencakup tentang analisa tapak Lawangwangi, seperti lokasi site, apa saja
yang menjadi potensi dan kendala di site tersebut, zoning di lahan berkontur, dan lain-lain.
1.3 Tujuan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan laporan ini adalah untuk mengetahui apa yang menjadi potensi dan
kendala di eksisting bangunan Lawangwangi.
BAB II
ISI
2.1
Tentang Bangunan Lawangwangi
Lokasi
: Jl. Dago Giri no. 99, Warung Caringin, Bandung.
Website
: www.artsociates.com
Jam Operasional
libur nasional.
Fasilitas
pada
Rancangan arsitek Baskoro Tedjo ini mengacu pada konsep satu kampung seni dan ilmu pengetahuan dengan gaya
arsitektur retro modern. Nuansa retro dihadirkan melalui desain bangunan kolonial tahun 50-an yang dianggapnya paling
pas dan bersifat abadi.
Didirikan pada lahan kontur
seluas 6000 m2 dengan luas
bangunan lebih lebih kurang 2000
m2.
Ada beberapa ciri khas arsitektur gaya kolonial yang diterapkan pada hunian ini. Pertama adalah sosok massa
bangunan yang simetris antara sayap kanan dan sayap kiri, juga antara desain massa bangunan lantai dasar dan
lantai atas.
Ciri kedua adalah konstruksi bangunan yang sesuai dengan iklim tropis melalui aplikasi atap bentuk perisai
sedangkan ciri ketiga adalah permainan irama yang seimbang antara garis-garis dengan bidang vertikal maupun
horizontal seperti pada fasad.
Ciri keempat adalah dominasi warna putih yang bersih (clean look) dengan kombinasi hitam dan abu-abu.
Konsep arsitektur modern terlihat jelas pada bangunan yang tampak sederhana ini karena kemurnian bangunan itu
sendirilah yang ingin ditonjolkan. Bentuk massa bangunan yang cenderung serba kotak geometris dan mengikuti
susunan ruang di dalam, minim ornamen, pengulangan bentuk yang monoton, dominasi konstruksi beton dan
pemakaian material batu, bata, kaca, serta aluminium.
Massa bangunan terbagi jadi tiga dimana bangunan utama berada di bagian tengah dengan ruangan di lantai
dasar berfungsi sebagai ruangan pameran dan ruangan seminar, sedangkan ruangan di lantai atas buntuk lelang karya
seni dan tempat berkumpul para seniman. Massa bangunan di sayap kanan berfungsi sebagai ruangan kantor dan
ruangan rapat sedangkan bangunan di sayap kiri sebagai laboratorium matematika.
BAB III
ANALISA TAPAK
3.1
Deskirpsi Site
Lokasi site Lawangwangi berada di Jalan Dago Giri no 99, Warung Caringin, Mekarwangi, Bandung.
Lawangwangi Art and Science Estate didirikan pada lahan berkontur seluas 6000 m2 dengan luas bangunan lebih
kurang 2000 m2. Lahan di sekitarnya masih akan dibangun beberapa anak bangunan yang masih dalam tahap
perencanaan.
Batas-batas tapak bangunan Lawangwangi ini adalah batas utara berbatasan dengan rumah warga, batas selatan
berbatasan dengan vegetasi dan lahan kosong, batas barat berbatasan dengan jalan Dago Giri, dan batas timur
berbatasan dengan vegetasi.
Tata guna lahan di Lawangwangi ini terbagi menjadi dua kegunaan lahan yaitu:
1. Ruang Pameran yang berada di ruang publik lantai 1, ruang semi publik lantai 1 dan 2
2. Ruang cafe yang berada di ruang publik lantai 2
Pembagian zona ruang pada bangunanan ini hampir semua sama dengan perletakkan zona publik perada pada bagian
tengah dan pada sisi dan bagian belakang terdapat zona service.
Bangunan
cut and fill
Ruang luar dari lahan Lawangwangi ini masih dalam proses pengembangan.
Lahan parkir yang tersedia cukup memadai untuk pengunjung yang datang ke Lawangwangi.
3.2
Kondisi Eksisting
Lintasan Matahari
Potensi: Matahari Pagi dari arah timur bisa dimanfaatkan untuk pencahayaan ke ruang pameran.
Kendala: Bukaan yang menghadap ke barat terik tersinari matahari dari arah Barat.
Pola Sirkulasi
Pada Lantai 1, pengunjung memasuki drop off area yang kemudian diteruskan menuju ruang gallery. Pengunjung dapat
merasakan ruang publik dan semi publik berupa ruang gallery (Area merah muda: publik. Area biru: Semi Publik). Di
daerah tersebut juga terdapat ruang servis (Area hijau: private) di dekat ruang gallery untuk mempermudah akses
menuju toilet.
Pola-Pola Vegetasi
Hampir disekeliling site terdapat vegetasi karena di daerah tersebut masih menjaga kealamiannya. Peletakan vegetasi
yang tidak menganggu view dari bangunan tersebut karena bangunan tersebut sudah dirancang sedemikian rupa tanpa
harus menganggu tapak sekitar.
Drainase
Tidak hanya terdapat di tepi jalan Dago Giri (tempat masuk entrance Lawangwangi), tetapi juga di sekeliling bangunan
Lawangwangi. Drainase dirancang di sekeliling bangunan agar aliran air tidak mengarah di satu titik yang mengakibatkan
air di drainase tepi jalan meluap (karena terlalu kecil).
Kebisingan
Kebisingan yang tercipta di bangunan Lawangwangi ini hanya terdapat di tepi jalan Dago Giri. Namun kebisingan
tersebut dapat terantisipasi karena selain banyaknya vegetasi, letak bangunan ini cukup jauh dari tepi jalan Dago Giri.
3.3
3.5
Pemandangan Tapak
3.6
A. Kelebihan:
- Pemanfaatan lahan baik.
- Karena letak banguan tinggi, pemandangan ke sekitarnya terutama dibawah.
- Zona servis tersembunyi di belakang.
- Penggunaan jumlah ruang pameran dapat di sesuaikan dengan kebutuhan.
B. Kekurangan:
-
BAB IV
KESIMPULAN
Bangunan Lawangwangi merupakan bangunan publik yang memiliki fungsi yaitu sebagai wadah bagi para
seniman untuk memamerkan karya sekaligus tempat bersantai dan makan.
Penempatan bangunan di dalam tapak pun sudah memenuhi syarat. Perbandingan cut and fill 1:1 sudah sesuai
dengan yang direncanakan dan tanah tidak ada yang dibuang ke luar site. Hanya saya kekurangannya adalah
penempatan fill di jalan tempat masuk menuju bangunan yang menyulitkan pengendara sehingga terlihat curam.
Penempatan zoning sudah sesuai dengan fungsi dari bangunan tersebut yang merupakan kesinambungan antara
pencapaian ruang dan program ruang yang diciptakan dan memenuhi syarat untuk sebuah fungsi bangunan yaitu
sebagai galeri seni dan cafe dan merupakan kesinambungan dengan tapak kontur yang direncanakan (cut and fill).
Konsep yang dirancang oleh sang arsitek menguatkan program ruang yang tercipta di dalam bangunan tersebut
BAB V
FOTO-FOTO
Fro
n
View
Front View 1
Side
View
Entrance Hall
Inner Gallery
Lounge
Inner Lounge 1
nner
Lounge View
Lo
ng
Outside View
City View
Office Room
Meeting Room