BANDUNG
KONSULTAN PERENCANA
CV METRIC Co
T : +62 22 87304955
2017
DAFTAR ISI
Bab 6 Penutup 27
2
Bab 1
Latar Belakang
Alun-Alun merupakan salah satu fasilitas publik yang disediakan oleh Pemerintah Kota
Bandung dalam rangka untuk mewujudkan semboyan Kota Bandung : “Bandung Juara” Bandung
Unggul, Nyaman dan Sejahtera sekaligus untuk menyediakan fungsi pelayanan bagi masyarakat
Kota Bandung dalam hal penyediaan ruang terbuka hijau di wilayah Kota Bandung.
Alun-Alun tersebut dimaksudkan sebagai sarana pembangunan sosial budaya seperti; tempat
berkumpulnya masyarakat dan komunitas untuk melakukan diskusi, tempat rekreasi bersama
keluarga, tempat bersantai bagi para lansia, tempat olahraga khususnya basket dan
skateboarding, dan pusat kegiatan perayaan nasional maupun budaya. Selain itu, vegetasi di Alun-
Alun dapat berfungsi sebagai Taman Kota yang memberikan fungsi estetika,filter (penyaring)
berbagai gas pencemar dan debu, pengikat karbon, pengatur iklim mikro dan konservasi sumber
daya genetis secara eksitus yang memiliki nilai manfaat bagi masyarakat kota itu sendiri.
Sementara itu,
Adapun fungsi ekologis yang diharapkan dari Alun-Alun adalah untuk turut berperan dalam
membantu fungsi hidrorologi dalam hal penyerapan air dan mereduksi potensi banjir.
3
Lokasi dari Alun-Alun ini terletak di persimpangan Jl. Aruna dan Jl.Komp. Udara Sopadio,
Kecamatan Cicendo, Kotamadya Bandung.
Konsultan juga memahami tujuan kegiatan ini adalah menyusun Detail Teknis Penataan Alun-
Alun Cicendo Kota Bandung sebagai acuan bagi pelaksana konstruksi dalam melaksanakan
pekerjaan konstruksi serta mengawal proses terkait penyelenggaraan konstruksi.
Sebelum merumuskan rancangan untuk perencanaan Alun Alun Cicendo, tim perencana
melakukan survei lapangan untuk memetakan permasalahan, yang dijabarkan dalam beberapa
poin di bawah ini, yaitu :
Dari data pihak kelurahan dan kecamatan, terdaftar +/- ada 75 kios yang berdiri di area depan
tapak sisi Jl. Aruna. Keberadaan kios-kios tersebut menjadi permasalahan karena memakan
ruang sirkulasi trotoar dan ke depannya akan mengganggu sirkulasi pejalan kaki juga akses
masuk ke area alun-alun yang akan dirancang.
Kepadatan daerah di sekitar tapak ini sangat padat. Dipenuhi dengan bangunan – bangunan
industri, komersil dan hunian. Dalam radius 1 km ke seluruh sisi dari tapak, masih sangat
sedikit ditemukan taman terbuka hijau yang dapat menampung aktivitas warga.
3. Sistem drainase yang buruk
Menurut laporan dari warga sekitar, banjir sering kali terjadi di daerah ini – terutama pada
saat musim hujan. Hal ini disebabkan meluapnya volume air dari Sungai Citepus yang berada
di sisi utara tapak dan kondisi drainase konvensional yang tidak memadai – sehingga luapan
air melebar ke permukaan jalan.
4
4. Kontur tanah
Melihat kondisi tapak yang tidak merata (berbukit), dalam perencanaan tata ruang taman
harus mempertimbangkan pekerjaan cut and fill, guna mereduksi volume pekerjaan buang/
penambahan tanah ke dalam dan luar tapak.
1.4. Analisa Potensi
Meskipun terdapat beberapa masalah, lokasi dan fungsi memiliki potensi yang dapat
dikembangkan melalui desain, hal tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut:
Area Aruna – Jatayu, memiliki ciri khas yang sudah dikenal oleh masyarakat Bandung, yaitu
sebagai sentra kerajinan besi. Hal ini menjadi potensi karena di daerah ini sudah memiliki daya
tarik dan komunitas aktif yang beraktifitas - dimana keberadaan mereka dapat digerakkan
untuk berperan serta dalam pembangunan fasilitas alun-alun Cicendo.
5
Bab 2
Informasi Tapak
2. Informasi Tapak
Tapak yang diarahkan untuk ditata menjadi alun-alun Cicendo ini, terletak di ujung blok,
persimpangan antara dua jalan. Batas tapak seperti trapesium dengan sudut sisi selatan
melengkung sebagai dampak pertemuan dua sisi jalan.
Berdasarkan data yang diperoleh dari pihak Kecamatan Cicendo, luas lahan yang disediakan
untuk pembangunan fasilitas Alun-alun Cicendo ini adalah sebesar 5.438 m2 (0.54 hektar).
Pada sisi timur, lahan berbatasan dengan Jalan Aruna. Sedangkan pada sisi selatan, lahan
berbatasan dengan Jalan Komp. Udara Sopadio. Untuk sisi utara dan barat, lahan berbatasan
dengan dinding luar bangunan-bangunan sekitar.
5438 SQM
= 0.54 HA
6
Berdasarkan dokumen Kerangka Rencana Kota (KRK) yang didapat dari Dinas Tata Ruang,
tapak ini memiliki aturan sebagai berikut :
• GSB :
o Jl. Aruna : 10 m
o Jl. Komp. Udara Sopadio : 12 m
• KDB : 70%
• KLB : 1.4
• KDH : 20%
Dikarenakan tidak adanya tes sondir tanah, maka diasumsikan jika tanah merupakan tanah
asli yang cukup kuat. Mengingat sebelumnya area ini digunakan sebagai bangunan pabrik dan
sekitarnya pun masih berdiri bangunan – bangunan serupa. Sehingga dengan asumsi tersebut
disepakati kedalaman tanah keras untuk pondasi adalah 1.2 m
7
Gambar 4 Potongan Tapak Eksisting
8
Bab 3
SEATING PLAZA
PARKING
AREA
AMPHITHEATRE
GARDEN
SPORTS
FIELD MAIN SQUARE
EXHIBITION CENTER
9
3.2. Studi Fungsi Sejenis
Untuk menindaklanjuti gagasan awal dari Walikota, tim perencana melakukan studi
terhadap fungsi sejenis yang sudah terbangun, yaitu Alun-Alun Ujung Berung. Dengan maksud
untuk mendapatkan gambaran yang lebih akurat terkait jenis fungsi dan standar luasannya.
Alun-alun ini dipilih karena memiliki luasan lahan yang kurang lebih sama dengan
luasan yang akan dirancang, yaitu 5.200 m2 (0.52 hektar). Di dalamnya terdapat berbagai
fasilitas seperti lapangan terbuka, area meeting point, area duduk, area parkir, trek lari, area
bermain serta area panggung.
AREA PARKIR
356 m2
TREK LARI
388 m2
AREA DUDUK
681 m2
PANGGUNG
968 m2
LAPANGAN
TERBUKA
1428 m2
LUASAN AREA
5200 M2 = 0.52 hektar
10
Bab 4
Alun-Alun sebagai ruang terbuka kota, selain berperan sebagai ruang hijau ruangan ini
dituntut untuk memiliki fleksibilitas tinggi dalam mewadahi beragam aktifitas yang berbeda – juga
dalam mengantisipasi perubahan gaya hidup warga di masa yang akan datang.
Dengan begitu, rancangan yang kami terapkan di Alun – Alun Cicendo ini adalah suatu konsep
ruang terbuka tanpa partisi vertikal atau dinding yang permanen – melainkan batas-batas antara satu
area dan lainnya didefinisikan dengan perbedaan level ketinggian lantai (lihat gambar diagram 7).
Sehingga batas antar fungsi/area bisa berubah - ubah sesuai kapasitas yang dibutuhkan (Intim
/komunal, melebur/ terpisah). Beberapa bangunan permanen seperti kios, pavilion dan shelter hanya
berperan sebagai generator aktifitas dari tiap area.
Perbedaan level lantai tersebut diterjemahkan dalam konfigurasi lansekap yang berundak
seperti sengkedan sawah – dimana batas tiap lahan jelas terlihat namun kontak visual tidak berbatas.
Undakan lansekap tersebut selain berfungsi sebagai pembatas, di waktu yang sama dapat digunakan
sebagai area duduk dan akses sirkulasi.
11
Desain alun-alun ini, dapat menampung aktivitas yang diharapkan oleh Walikota, yaitu :
relokasi kios, pagelaran seni, ruang berkumpul, dan ruang olah raga. Secara teknis pun rancangan ini
meliputi penyelesaian masalah banjir dengan perbaikan sistem drainase di seluruh batas tapak –
dengan menggunakan u-ditch. Trotoar pun diremajakan dengan dimensi dan material yang lebih baik
untuk pejalan kaki.
12
4.2. Program dan Luasan
AREA PARKIR
316 M2
KIOS BESI
474 M2
LAPANGAN
UPACARA PAVILION
939 M2 123 M2
AREA ZEN
LAPANGAN
95 M2
OLAHRAGA
162 M2
SKATE PARK
197 M2
MEETING
PASAR SENI POINT
543 M2 71 M2
13
Bab 5
14
Gambar 10 Visualisasi Area Meeting Point
• Material Finish
- Dinding panel : Plat besi tebal 6 mm finish karat dengan metoda
pengkaratan melalui reaksi kimia Ferro Chloride
- Area duduk & tangga : Panel OSB, tebal 12 mm dengan finish Cat PU warna
abu terang
15
Gambar 11 Visualisasi Area Pavilion
16
Fitur/ Elemen : Shelter
• Material Struktur
- Pondasi : Pondasi telapak beton mutu K-225
- Rangka Utama : Kolom pipa baja diameter 165 mm tebal 7 mm dilapis anti
karat, finish cat duco warna abu tua
- Rangka Atap : Balok utama baja IWF finish anti karat. Rangka dudukan atap
besi hollow 60 x 40 mm finish anti karat.
• Material Finish
- Lantai : Lantai plester floor hardener
- Plafond : Panel GRC tebal 4 mm finish cat warna abu terang
- Atap : Penutup atap Solarflat tebal 12 mm warna putih transparan.
Lisplang plat besi tebal 1.5 mm finish karat.
17
5.4. Area Skate Park dan Lapangan Basket
Merupakan area yang didedikasikan untuk komunitas skateboarder dan remaja untuk berolah
raga basket.
Fitur/ Elemen : Bowl
• Material Struktur
Pondasi : Lantai beton ekspos K-175 dengan besi tulangan
• Material Finish
Lantai : Finish beton ekspos.
18
Gambar 13 Visualisasi Skateboard Park & Lapangan Basket
19
- Meeting point: 2 patung
- Area Zen: 1 patung
- Area Canyon dan Kolam: 2 patung
- Area Lapangan Basket: 1 patung
Masing-masing patung menggunakan material seperti besi, baja bekas, dan material
lainnya dengan struktur pondasi beton setempat untuk mendirikan patung-patung
tersebut.
20
5.6. Area Canyon
Merupakan area untuk bermain anak-anak dengan struktur ramp yang dialiri dengan air menuju
ke kolam dangkal. Di kedua sisi ramp ini dibuat bukit sehingga seolah-olah berada di tengah-
tengah tebing ketika berjalan melalui ramp ini.
Fitur/ Elemen : Kolam
• Material Struktur
Pondasi : Pasangan batu kali
• Material Finish
Lantai : Batu andesit bakar tebal 20 mm
Dinding : Plat besi tebal 6 mm finish karat dengan metoda pengkaratan
melalui reaksi kimia Ferro Chloride
21
Gambar 15 Visualisasi Area Canyon
23
Gambar 17 Visualisasi Area Skydeck
24
5.9. Area Kantor, Musholla & Toilet
Merupakan area yang didedikasikan sebagai kantor pengelola dan fasilitas publik seperti
musholla, toilet umum, dan toilet difabel.
Fitur/ Elemen : Kantor
• Material Struktur
- Pondasi : Pondasi telapak beton dengan mutu beton K-225
- Kolom : Beton bertulang K-225
- Atap : Dak atap beton bertulang K-225 dilapisi dengan lapisan
waterproof untuk struktur roof garden.
- Dinding : Dinding hebel tebal 150 mm finish cat warna abu
- Lantai : Rabat beton tebal 50 mm
• Material Finish
- Lantai : Homogeneous Tile ukuran 10.3 x 600 x 600 mm
- Plafond : Beton ekspos
25
- Lantai : Rabat beton tebal 50 mm
• Material Finish
- Lantai : Homogeneous Tile ukuran 10.3 x 600 x 600 mm
- Plafond : Panel gypsum tebal 6 mm. Beton Ekspos
- Dinding : Homogeneous Tile ukuran 10.3 x 600 x 600 mm
26
Bab 6
Penutup
27