Anda di halaman 1dari 224

PERANCANGAN KOTA

BAB I Kota Kupang sebagai ibukota provinsi Nusa Tenggara Timur

PENDAHULUAN memiliki ruang terbuka hijau yang cukup luas. Dari ruang terbuka
hijau yang ada belum terdapat alun-alun kota sehingga perlu
1.1. Latar Belakang
disediakan alun-alun kota yang dapat mengakomodasi berbagai
Ruang publik sebagai salah satu elemen perancangan kota
kegiatan sosial kemasyarakatan seperti tempat rekreasi, olahraga,
(urban design) memiliki fungsi-fungsi yang menjadi suatu
upacara dan sebagainya sehingga dapat menciptakan alun-alun kota
kebutuhan dari sebuah kota. Ruang publik adalah suatu wadah yang
yang efektif.
dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya baik secara
individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini
1.2. Tujuan dan Sasaran
sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan (Rustam
1.2.1. Tujuan
Hakim, 1987). Ruang publik yang dimaksud adalah taman,
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
lapangan, jalur hijau kota, hutan dan semua elemen penyusunya,
- Memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Kota
jalur pejalan kaki termasuk trotoar maupun jalan setapak.
- Merancang sebuah ruang terbuka berupa alun-alun kota yang
Salah satu contoh ruang public dalam sebuah area perkotaan
bersifat rekreatif
adalah alun-alun kota. Alun-alun kota merupakan ruang terbuka
1.2.2. Sasaran
sekaligus ruang publik yang menjadi bagian dari wilayah kota yang
Sasaran dari penulisan ini adalah terciptanya rancangan alun-
terbentuk dari konfigurasi massa bangunan dan elemen-elemen
alun Kota Kupang yang bersifat rekreatif
lainnya yang terdapat disekitar lingkungan perkotaan tersebut. Alun-
alun berfungsi melayani kebutuhan sosial masyarakat kota dan
memberikan pengetahuan kepada pengunjungnya. Alun-alun juga
harus dapat menjadi landmark atau citra dari suatu kota.

1
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

1.3. Ruang Lingkup proyek 4. Kesimpulan dari analisa dan rekomendasi yang berisi usulan
1.3.1. Ruang Lingkup Materi yang dapat diterapkan dalam perancangan alun-alun Kota
Ruang lingkup penulisan membahas ruang terbuka dan 8 Kupang.
elemen perancangan kota Hamid Shirvani.
1.3.2. Batasan Wilayah 1.5. Sistematika Penulisan
Secara administrasi daerah perancangan ini adalah lahan BAB I PENDAHULUAN
kosong pada sebelah selatan Jl. Timor Raya dan lahan bekas Bab ini membahas latar belakang masalah, tujuan dan
restoran Teluk Kupang sasaran, ruang lingkup proyek, kerangka berpikir,
metodologi studi, dan sistematika pembahasan.
1.4. Metodologi Pembahasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Metode pembahasan yang digunakan adalah deskriptif Bab ini berisi studi literatur yang menjelaskan teori
analitis, sebagai berikut : ruang terbuka dan teori 8 elemen kota Hamid
1. Survei dan pengumpulan data-data primer (data lapangan dan Shirvani
observasi langsung lokasi perencanaan alun-alun Kota BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN
Kupang) maupun data sekunder. Bab ini berisi tentang deskripsi umum kawasan serta
2. Menyusun, mengelompokkan, dan menyeleksi data-data data tapak yang terdiri dari data dasar (data fisik) dan
lapangan yang relevean sebagai acuan dalam perencanaan dan data tapak dari 8 elemen kota.
perancangan alun-alun Kota Kupang. BAB IV ANALISIS
3. Menganalisa data-data yang telah ada menggunakan SWOT Bab ini berisi analisa terhadap data dasar dan data
dan menganalisa setiap elem kota untuk mendapatkan berdasarkan 8 elemen kota menggunakan analisis
alternative perancangan SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treatment)

2
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

BAB VI USULAN PERANCANGAN BAB II


Bab ini berisi desain alun-alun Kota Kupang TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Teori Ruang Terbuka


Ruang terbuka (open space) merupakan ruang yang selalu
terletak di luar massa bangunan yang dapat dimanfaatkan dan
dipergunakan oleh setiap orang serta memberikan kesempatan untuk
melakukan bermacam-macam kegiatan. Yang dimaksud dengan
ruang terbuka antara lain jalan, pedestrian, taman lingkungan, plaza,
lapangan olahraga, taman kota dan taman rekreasi (Hakim, 2003 :
50).
Ruang terbuka dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
1. Berdasarkan land use, yaitu :
- Ruang sirkulasi (jalan), yaitu : berbagai jenis/tipe
jalan, pedestrian
- Perumahan, yaitu : halaman, taman, taman bermain
- Pendidikan, yaitu : lapangan olahraga, halaman
sekolah, dan taman
- Perdagangan, yaitu : taman, jalan, pusat kota atau
tempat parker
3
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Ruang Terbuka Lingkungan, yaitu : terdapat dalam suatu


lingkungan dan bersifat umum.
2. Berdasarkan Elemen Fisik Utama, yaitu :
- Ruang Terbuka Bangunan, yaitu : terbentuk oleh adanya
- Waterfront , yaitu : Di pelabuhan, sugai, pantai atau danau
bangunan bias bersifat pribadi maupun publik.
- Ruang hijau, yaitu : Jalur hijau, taman kota, taman
6. Berdasarkan rencana, yaitu :
lingkungan , halaman
- Direncanakan, yaitu : Ruang Terbuka hasil perencanaan
- Plaza, yaitu : di pusat kota atau di depan / antar bangunan
seperti taman kota, jalan.
3. Berdasarkan Peranan, yaitu :
- Spontan, yaitu: Ruang terbuka yang dapat diakses publik
- Sumber produksi, yaitu: Perhutanan, Pertanian, Produksi
yang tidak terencana, tetapi menjadi fungsional, misalnya :
mineral, Peternakan, Perikanan, dll.
sudut jalan , ruang sisa
- Perlindungan kekayaan alam dan manusia,yaitu: cagar
7. Berdasarkan sifat kegiatan, yaitu :
alam berupa hutan , laut, daerah budaya dan sejarah.
- Aktif, yaitu ruang terbuka yang mengandung unsur-unsur
- Kesehatan, kesejahteraan dan keamanan, yaitu:
kegiatan di dalamnya, misalnya plasa, tempat bermain.
melindungi kualitas tanah, pengaturan, pembuangan
- Pasif, yaitu ruang terbuka yang di dalamnya tidak mengundang
sampah, mempertahankan kualitas udara, rekreasi, taman
kegiatan manusia.
lingkungan, taman kota dsb.
4. Berdasarkan bentuk, yaitu :
Fungsi dari ruang terbuka secara garis besar dapat
- Memanjang (street), yaitu: sirkulasi linear, mempunyai
dikelompokkan menjadi 2 (dua) bagian, yaitu:
batas pada sisinya. Seperti jalan , sungai dll.
1. Fungsi Sosial
- Mencuat (square), yaitu : sirkulasi tergantung bentuk dan
Fungsi sosial dalam ruang terbuka masih terbagi
penataan, mempunyai batas di sekelilingnya.
menjadi beberapa bagian, diantaranya:
5. Berdasarkan jenis , yaitu :
4
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Tempat bermain dan olahraga. - Pelembut arsitektur bangunan.


- Tempat komunikasi sosial.
Adapun manfaat – manfaat yang ditimbulkan dengan
- Tempat peralihan dan menunggu.
adanya Ruang Terbuka Hijau di wilayah perkotaan ataupun di
- Tempat untuk mendapatkan udara segar.
suatu wilayah tertentu, antara lainnya :
- Tempat untuk refreshing.
- Sarana penghubung antara satu tempat dengan tempat
- Memberikan kesegaran, kenyamanan, dan keindahan
lainnya.
lingkungan sebagai paru – paru kota.
- Pembatas di antara massa bangunan.
- Memberikan lingkungan yang sehat dan bersih bagi
- Sarana penelitian dan pendidikan serta penyuluhan bagi
penduduk kota.
masyarakat untuk membentuk kesadaran lingkungan.
- Memberikan hasil produksi berupa kayu, daun, bunga, dan
- Sarana untuk menciptakan kebersihan, kesehatan,
buah.
keserasian, dan keindahan lingkungan.
- Sebagai tempat hidup satwa dan plasma nuthfah.
2. Fungsi Ekologis
- Sebagai resapan air guna menjaga keseimbangan tata air
Fungsi ekologis dalam ruang terbuka terbagi menjadi
dalam tanah, mengurangi aliran air permukaan,
beberapa bagian, diantaranya:
menangkap dan menyimpan air, menjaga keseimbangan
- Penyegaran udara, mempengaruhi dan memperbaiki iklim
tanah agar kesuburan tanah tetap terjamin.
mikro.
- Sirkulasi udara dalam kota.
- Menyerap air hujan.
- Sebagai tempat sarana dan prasarana kegiatan rekreasi
- Pengendali banjir dan pengatur tata air.
- Memelihara ekosistem tertentu dan perlindungan plasma
nuthfah.

5
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

2.2. Teori Elemen Pembentuk Kota Menurut Hamid Shirvani - Ketertarikan antar fungsi
(1986) - Daya tamping
2.2.1. Tata Guna Lahan - Pengembangan kawasan
Kebijaksanaan tata guna lahan membentuk hubungan antara Dalam hal ini yang termasuk dalam penggunaan lahan pad
sirkulasi/parkir dan kepadatan aktivitas atau penggunaan individual. - Tipe penggunaan dalam suatu area
Hal yang harus dipertimbangkan untuk tata guna adalah mixing use - Spesifikasi fungsi dan keterkaitan antar fungsi dalam pusat kota
dalam suatu urban area, untuk meningkatkan kehidupan 24 jam - Ketinggian bangunan
dengan memperbaiki sirkulasi melalui fasilitas pedestrian, dan - Skala fungsi
penggunaan infrastruktur yang lebih baik., analisis yang berdasarkan
lingkungan alami, dan perbaikan sistem infrastruktur serta rencana
2.2.2. Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing)
perawatan yang diperlukan.
Elemen bentuk dan massa bangunan membahas mengenai
Kebijaksanaan tata guna lahan mempertimbangkan hal-hal berikut :
bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan yang ada dapat
- Tipe penggunaan lahan yang diijinkan
membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar massa yang
- Hubungan fungsional yang terjadi antara area yang berbeda
ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antara massa
- Jumlah maksimum floor area yang dapat ditampung dalam suatu
seperti ketinggian bangunan, pengaturan massa bangunan dan lain-
area tata guna lahan
lain harus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk teratur,
- Skala pembangunan baru
mempunyai garis langit yang dinamis serta menghindari adanya lost
- Tipe intensif pembangunan yang sesuai untuk dikembangkan space (ruang tidak terpakai).
pada area dengan karakteristik tertentu 1. Building form and massing dapat meliputi kualitas yang berkaitan
Dalam perencanaannya memperhatikan : dengan penampilan bangunan, yaitu :
- Fungsi yang diijinkan

6
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

a. Ketinggian Bangunan c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)


Ketinggian bangunan berkaitan dengan jarak pandang Jumlah luas lantai bangunan dibagi dengan luas tapak.
pemerhati, baik yang berada dalam bangunan maupun yang Koefisien Lantai Bangunan dipengaruhi oleh daya dukung tanah,
berada pada jalur pejalan kaki. Ketinggian bangunan pada daya dukung lingkungan, nilai harga tanah dan faktor-faktor
penataan suatu Kota membentuk skylineyang berfungsi : khusus tertentu sesuai dengan peraturan atau kepercayaan daerah
- Sebagai simbol kota setempat.
- Sebagai indeks sosial d. Koefisien Dasar Bangunan (Building Coverage)
- Sebagai alat orientasi Luas tapak yang tertutup dibandingkan dengan luas tapak
- Sebagai perangkat estetis keseluruhan. Koefisien Dasar Bangunan dimaksudkan untuk
- Sebagai perangkat ritual menyediakan area terbuka yang cukup di kawasan perkotaan
agar tidak keseluruhan tapak diisi dengan bangunan sehingga
daur lingkungan menjadi terhambat.
e. Langgam
Suatu kumpulan karakteristik bangunan dimana struktur,
kesatuan dan ekspresi digabungkan di dalam satu periode atau
Gambar 2.1.Ketinggian Bangunan yang Berhubungan
Dengan Bangunan Lain di Lingkungan Sekitarnya wilayah tertentu. Peran dari langgam ini dalam skala urban jika
Sumber : Hamid Shirvani, 1985
direncanakan dengan baik apat menjadi guideline yang
b. Kepejalan bangunan mempunyai kekuatan untuk menyatukan fragmen-fragmen kota.
Penampilan gedung dalam konteks kota. Kepejalan suatu f. Skala
gedung ditentukan oleh tinggi, luas-lebar-panjang, olahan Rasa akan skala dan perubahan-perubahan dalam ketinggian
massanya dan variasi penggunaan material. ruang atau bangunan dapat memainkan peranan dalam

7
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

menciptakan kontras visual yang dapat membangkitkan daya Massa kota (urban mass), yang didalamnya meliputi bangunan,
hidup dan kedinamisan. permukaan tanah, objek-objek yang membentuk ruang kota dan pola
g. Material aktivitas.
Peran material berkenaan dengan komposisi visual dalam
perancangan. Komposisi yang dimaksud diwujudkan oleh
hubungan antar elemen visual.
h. Tekstur
Dalam sebuah komposisi yang lebih besar (skala urban) Gambar 2.2 Skala
Sumber : Hamid Shirvani, 1985
sesuatu yang dilihat dari jarak tertentu maka elemen yang lebih
besar dapat menimbulkan efek-efek tekstur. 2. Peraturan Penataan Banguan
i. Warna Berdasarkan Perda Kota Kupang No. 9 Tahun 2003 tentang
Dengan adanya warna (kepadatan warna, kejernihan warna), Penataan Bangunan Penentuan Peraturan Bangunan Fasilitas Umum
dapat memperluas kemungkinan ragam komposisi yang adalah sebagai berikut :
dihasilkan. a. KDB maksimum : 50%
b. KLB minimum : 1,2 x KDB
Menurut Spreegen (1965) Prinsip dasar perancangan kota c. Jarak bangunan dengan pekarangan
ialah skala, dalam hubungannya dengan sudut pandang manusia, Pada ruas jalan dengan damija = 18 meter sampai dengan 20
sirkulasi, bangunan disekitarnya, dan ukuran kawasan.Ruang kota, meter, jarak bangunan dengan :
yang merupakan elemen dasar dalam perencanaan kota yang harus - Pagar pekarangan depan : 10 meter
memperhatikan bentuk (urban form), skala, sense of enclosure, dan - Pagar pekarangan samping minimum : 3.0 meter
tipe urban space.

8
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Pagar pekarangan samping yang berbatasan dengan jalan : ½ - Tinggi pagar yang berbatasan dengan jalan untuk bangunan
damija + telajakan rumah tinggal maksimal 1,5 meter dari tanah dengan
- Pagar pekarangan belakang minimum : 3.0 meter persyaratan 1 meter harus tembus pandang.
Pada ruas jalan dengan damija : 10 meter sampai dengan 15 meter, - Apabila pagar merupakan bagian dari konstruksi pemikul
jarak bangunan dengan : maka ditetapkan maksimal 7 meter dengan persetujuan
- Pagar pekarangan depan : 8.0 meter tetangga yang berbatasan.
- Pagar pekarangan samping minimum : 4.0 meter e. Jarak antar bangunan
- Pagar pekarangan samping yang berbatasan dengan jalan : ½ - Jarak antar massa / blok bangunan satu lantai dengan yang
damija + telajakan lainya dalam satu kapling minimum 4 meter.
- Pagar pekarangan belakang minimum : 4.0 meter - Untuk bangunan satu lantai, setia kenaikan satu lantai jarak
d. Garis Sempadan antar bangunan ditambah 0,5 meter.
- Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar apabila tidak - Setiap bangunan umum mempunyai jarak massa atau blok
ditentukan maka akan ditetapkan minimal 100 meter dari garis bangunan minimal 6 meter dan 2 meter dengan batas kapilng,
pasang tertinggi pada pantai yang bersangkutan. Untuk lebar
sungai yang kurang dari 5 meter garis sempadan minimal 2.2.3. Jalan, Sirkulasi dan Parkir (Parking and Cirulation)
adalah 2,5 meter dihitung dari tepi jalan sejajar sungai. 2.2.3.1. Jalan
- Letak garis sempadan pondasi bangunan terluarpada bangunan 1. Pengertian
samping yang berbaasan engan tetangga bilamana tidak - Badan jalan
ditentukan maka, ditetapkan jaraknya 2 meter. Adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu
lintas, median, dan bahu jalan.
- Bahu jalan

9
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Adalah bagian daerah manfaat jalan yang menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi.(Peraturan
berdampingan dengan jalur lalu lintas. Untuk Pemeriintah RI No. 26/1985 )
menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, b. Jaringan jalan primer
dan untuk Pendukung samping bagi lapis pondasi bawah, Jaringan jalan yang menghubungkan secara menerus pusat
lapis pondasi, dan lapis Permukaan. kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal,
- Batas median jalan dan pusat kegiatan dibawahnya sampai ke persil dalam satu
Adalah bagian median selain jalur tepian, yang satuan wilayah pengembangan.
biasanya ditinggikan dengan batu tepi jalan. c. Jalan arteri primer
- Daerah di luar kota Jalan yang secara efisien antar pusat kegiatan nasional atau
Merupakan daerah lain selain daerah perkotaan. antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
- Daerah manfaat jalan (damaja) d. Jalan kolektor primer
Merupakan daerah yang meliputi seluruh badan jalan, Jalan yang secara efesien menghubungkan antar pusat
saluran, Tepi jalan dan amban pengaman. wilayah atau menghubungkan antara pusat kegiatan wilayah
- Daerah milik jalan (damija) dengan pusat kegiatan lokal.
Merupakan daerah yang meliputi seluruh daerah e. Jalan lokal primer
manfaat Jalan yang secara efesien menghubungkan pusat kegiatan
nasional dengan persil atau pusat kegiatan wilayah dengan
2. Klasifikasi Fungsi Jalan persil atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lokal,
a. Sistem Jaringan Jalan Primer pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan dibawahnya, pusat
Sistem jaringan jalan yang disusun mengikuti ketentuan kegiatan lokal dengan persil, atau pusat kegiatan dibawahnya
pengaturan tata ruang dan struktur ruang wilayah nasional, yang sampai persil.

10
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

f. Sistem jaringan jalan sekunder a. Jalan arteri primer


Sistem jaringan jalan syang disusun mengikuti Untuk penentuan klasifikasi fungsi jalan arteri primer harus
ketentuan tata ruang kota yang menghubungkan kawasan- memenuhi persyaratan sebagai berikut :
kawasan yang mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder - Kriteria-kriteria jalan arteri primer terdiri atas :
kesatu, fungsi sekunder kedua, fungsi sekunder ketiga, dan 1. Jalan arteri primer didesain berdasarkan kecepatan
seterusnya sampai ke perumahan rencana paling rendah 60 kilometer per jam (km/h)
g. Jalan arteri sekunder 2. Lebar badan jalan arteri primer paling rendah 11 meter (
Jalan yang menghubungkan kawasan primer dnegan Gambar )
kawasan sekunder kesatu atau menghubungkan kawasan 3. Jumlah jalan masuk ke jalan arteri primer dibatasi secara
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kesatu atau kawasan efisien, jarak antar jalan masuk/akses langsung tidak
sekunder kesatu dengan kawasan sekunder kedua. boleh lebih pendek dari 500 meter
h. Jalan kolektor sekunder 4. Persimpangan pada jalan arteri primer diatur dengan
Jalan yang menghubungkan kawasan sekunder kesatu dengan pengaturan tertentu yang sesuai dengan volume
dengan perumahan, menghubungkan kawasan sekunder dengan lalu lintasnya
perumahan, kawasan sekunder ketiga dan seterusnya sampai ke 5. Jalan arteri primer mempunyai kapasitas yang lebih
perumahan. besar dari volume lalu lintas rata-rata
6. Besarnya volume lalu lintas harian rata-rata pada
3. Ketentuan teknis (Kriteria penetapan klasifikasi fungsi jalan) umumnya lebih besar dari fungsi jalan yang lain
Kriteria disini dimaksudkan sebagai ciri-ciri umum, yang 7. Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup
diharapkan pada masing-masing fungsi jalan, dan merupakan seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas lampu
arahan untuk fungsi jalan yang perlu dipenuhi/didekati. penerangan jalan dan lain-lain

11
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

8. Jalur khusus seharusnya disediakan, yang dapat


digunakan untuk sepeda dan kendaraan lambat lainnya
9. Jalan arteri primer seharusnya dilengkapi dengan
median jalan
- Ciri-ciri jalan arteri primer terdiri atas :
1. Jalan arteri primer dalam kota merupakan terusan jalan
arteri primer luar kota.
2. Jalan arteri primer melalui atau menuju kawasan primer
3. Lalu lintas jarak jauh pada jalan arteri primer adalah lalu
lintas regional, untuk itu lalu lintas tersebut tidak boleh Gambar 2.3. Tipikal Penampang Melintang Jalan Arteri Primer
terganggu oleh lalu lintas ulang alik, dan lalu lintas
lokal, dari kegiatan lokal.
4. Kendaraan angkutan barang berat dan kendaraan umum
bus dapat diijinkan melalui jalan ini
5. Lokasi berhenti dan parkir pada jalan tidak diijinkan
6. Jalan arteri primer dilengkapi dengan tempat istirahat
pada setiap jarak 25 km.

Gambar2.4. Tipikal Penampang Melintang Jalan Arteri Primer

12
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

b. Jalan kolektor sekunder


Untuk penentuan klasifikasi fungsi jalan kolektor sekunder
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Kriteria-kriteria jalan kolektor sekunder terdiri atas :
1. Jalan kolektor sekunder didesain berdasarkan
kecepatan rencana paling rendah 20 kilo meter per jam
(km/h)
2. Lebar badan jalan kolektor sekunder paling rendah 9
meter
3. Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup Gambar 2.5. Tipikal penampang melintang jalan kolektor
4. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya sekunder
lebih rendah dari arteri primer dan arteri sekunder
- Ciri-ciri jalan arteri kolektor sekunder atas :
1. Kendaraan angkutan barang berat tidak diijinkan
melalui jalan ini di daerah permukiman
2. Lokasi parkir pada jalan ini dibatasi

Gambar 2.6. Tipikal penampang melintang jalan kolektor


sekunder
13
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

c. Jalan Lokal
Untuk penentuan klasifikasi fungsi jalan lokal harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Kriteria-kriteria jalan lokal terdiri atas :
a. Jalan lokal didesain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 10 kilo meter per jam (km/h)
b. Lebar badan jalan lokal paling rendah 6,5 meter
c. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya
lebih rendah dari fungsi jalan lain
- Ciri-ciri jalan arteri lokal atas : Gambar 2.8.Tipikal Penampang Melintang Jalan Lokal
a. Kendaraan angkutan barang berat tidak diijinkan
melalui jalan ini di daerah permukiman
2.2.4. Pedestrian
2.4.1. Defenisi pedestrian
Menurut teori john fruin ( 1979 ) berjalan kaki merupakan alat
untuk pergerakan internal kota, satu – satunya alat untuk memenuhi
kebutuhan interaksi tatap muka yang ada didalam aktivitas komersial
dan kultural di lingkungan kehidupan kota. Berjalan kaki merupakan
alat penghubung antara moda – moda angkutan yang lain.

Jalur pejalan kaki (pedestrian line) adalah fasilitas yang


Gambar 2.7. Tipikal Penampang Melintang Jalan Lokal
disediakan untuk mendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan

14
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

baik yang berada di badan jalan maupun yang berada di luar badan merasa terancam dengan lalu lintas atau ganggungan dari
jalan, dalam rangka keselamatan, keamanan, ketertiban, dan lingkungan sekitarnya.
kelancaran lalu lintas serta memberikan kemudahan bagi pemakai
- Jalur yang direncanakan mempunyai daya tarik atau nilai
jalan. Jalur pejalan kaki merupakan transportasi yang
tambah lain diluar fungsi utama.
menghubungakan antara kawasan perdagangan, budaya,
- Terciptanya ruang sosial sehingga pejalan kaki dapat
permukiman sehingga menciptakan lingkungan kota yang
beraktivitas secara aman di ruang publik.
manusiawi. Dalam teori kevin licnch tentang elemen-elemen
- Terwujudnya keterpaduan sistem, baik dari aspek penataan
pembentuk kota, jalur pedestrian ini termasuk dalam salah satu
lingkungan atau dengan sistem transportasi atau aksesilibitas
bentuk elemen tersebut yaitu elemen path, yang dapat dijadikan
antar kawasan.
pembatas dari satu wilayah /distrik/blok.
- Terwujud perencanaan yang efektif dan efisien sesuai dengan
Dalam perencanaan prasarana pejalan kaki perlu memerhatikan
tingkat kebutuhan dan perkembangan kawasan.
beberapa hal berikut:
b. Standar penyediaan pelayanan ruang pejalan kaki
a. Prinsip umum
Tingkat pelayanan jaringan pejalan kaki pada pedoman ini
Prinsip umum perencanaan penyediaan prasarana dan
bersifat teknis dan umum, dan dapat disesuaikan dengan kondisi
sarana ruang pejalan kaki harus memenuhi kaidah sebagai berikut:
lingkungan yang ada. Standar penyediaan ini dapat dikembangkan
- Ruang yang direncanakan harus dapat diakses oleh seluruh
dan dimanfaatkan sesuai dengan ruang pejalan kaki dengan
pengguna, termasuk oleh pengguna dengan berbagai
memperhatikan aktifitas dan kultur lingkungan sekitar.
keterbatasan fisik.
Tingkat pelayanan (level of service/los) pejalan kaki:
- Lebar jalur pejalan kaki harus sesuai dengan standar prasarana.
- Los a
- Harus memberikan kondisi aman, nyaman, ramah lingkungan
Jalur pejalan kaki seluas >5,6 m2 /pedestrian, besar arus
dan mudah untuk digunakan, sehingga pejalan kaki tidak harus
pejalan kaki <16 pedestrian/menit/meter. Pada ruang pejalan
15
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

kaki dengan los a orang dapat berjalan dengan bebas, para Jalur pejalan kaki seluas >1,1–2,2 m2/pedestrian, besar arus
pejalan kaki dapat menentukan arah berjalan dengan bebas, pejalan kaki >33-49 pedestrian/menit/meter. Pada los d, ruang
dengan kecepatan yang relatif cepat tanpa menimbulkan pejalan kaki mulai terbatas, untuk berjalan dengan arus normal
gangguan antar sesama pejalan kaki. harus sering berganti posisi dan merubah kecepatan. Arus
- Los b berlawanan pejalan kaki memiliki potensi untuk dapat
Jalur pejalan kaki seluas 5,6 m2 /pedestrian, besar arus menimbulkan konflik. Los d masih menghasilkan arus ambang
pejalan kaki >16-23 pedestrian/menit/meter. Pada los b, ruang nyaman untuk pejalan kaki tetapi berpotensi timbulnya
pejalan kaki masih nyaman untuk dilewati dengan kecepatan persinggungan dan interaksi antar pejalan kaki.
yang cepat. Keberadaan Pejalan kaki yang lainnya sudah mulai - Los e
berpengaruh pada arus pedestrian, tetapi para pejalan kaki masih Jalur pejalan kaki seluas >0,75–1,4 m2/pedestrian, besar arus
dapat berjalan dengan nyaman tanpa mengganggu pejalan kaki pejalan kaki >49-75 pedestrian/menit/meter. Pada los e, setiap
lainnya. pejalan kaki akan memiliki kecepatan yang sama, karena
- Los c banyaknya pejalan kaki yang ada. Berbalik arah, atau berhenti
Jalur pejalan kaki seluas >2,2–3,7 m2/pedestrian, besar arus akan memberikan dampak pada arus secara langsung.
pejalan kaki >23-33 pedestrian/menit/meter. Pada los c, ruang Pergerakan akan relatif lambat dan tidak teratur. Keadaan ini
pejalan kaki masih memiliki kapasitas normal, para pejalan kaki mulai tidak nyaman untuk dilalui tetapi masih merupakan
dapat bergerak dengan arus yang searah secara normal walaupun ambang bawah dari kapasitas rencana ruang pejalan kaki.
pada arah yang berlawanan akan terjadi persinggungan kecil. - Los f
Arus pejalan kaki berjalan dengan normal tetapi relatif lambat Jalur pejalan kaki seluas <0,75 m2/pedestrian, besar arus
karena keterbatasan ruang antar pejalan kaki. pejalan kaki beragam pedestrian/menit/meter. Pada los f,
- Los d kecepatan arus pejalan kaki sangat lambat dan terbatas. Akan

16
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

sering terjadi konflik dengan para pejalan kaki yang searah menjadi 150 centimeter. Untuk arcade dan promenade yang
ataupun berlawanan. Untuk berbalik arah atau berhenti tidak berada di daerah pariwisata dan komersial harus tersedia area
mungkin dilakukan. Karakter ruang pejalan kaki ini lebih kearah untuk window shopping atau fungsi sekunder minimal 2 meter.
berjalan sangat pelan dan mengantri. Los f ini merupakan tingkat
pelayanan yang sudah tidak nyaman dan sudah tidak sesuai
dengan kapasitas ruang pejalan kaki.
c. Standar teknis prasarana ruang pejalan kaki
- Ukuran dan dimensi
Lebar efektif minimum jaringan pejalan kaki berdasarkan
kebutuhan orang adalah 60 centimeter ditambah 15 centimeter
untuk bergoyang tanpa membawa barang, sehingga kebutuhan
total minimal untuk 2 (dua) orang pejalan kaki berpapasan
Lebar jaringan pejalan kaki berdasarkan lokasi menurut
No. LokasiRuangPejalanKaki LebarMinimal Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 65 Tahun 1993
1. Jalandidaerahperkotaanataukakilima 4meter tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan
2. Diwilayahperkantoranutama 3 meter Jalan disajikan pada Tabel .

3. Diwilayahindustri
a.padajalanprimer 3 meter
b.padajalanakses
Ruang pejalan kaki memiliki perbedaan ketinggian baik
2 meter
dengan jalur kendaraan bermotor ataupun dengan jalur hijau.
4. Diwilayah p emukiman
a.padajalanprimer 2,75 meter Perbedaan tinggi maksimal antara ruang pejalan kaki dan jalur
b.padajalanakses 2 meter
kendaraan bermotor adalah 20 centimeter. Sementara perbedaan
ketinggian dengan jalur hijau 15 centimeter.
17
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Material Jenis Material untuk Permukaan DekoratifKetentuan


Jenis material yang digunakanuntuk prasarana dan saranajaringan penggunaan jenis material untuk permukaan dekoratif adalah
pejalan kaki adalah: sebagai berikut:
1. Bahan yang dapat menyerap air (tidak licin); 1. Material permukaan denganbatu yang diperindah atau
2. Tidak menyilaukan; kumpulan batu yang menonjol.Cat dan material termoplastik
3. Perawatan dan pemeliharaan yang relatif murah; lainnya biasanya digunakan untuk menandai jalan
4. Cepat kering (air tidak menggenang jika hujan turun). penyeberangan, dan pada umumnya licin bila basah.
Jenis Material Permukaan. Ketentuan penggunaan jenis 2. Batu kerikil dan batu bata dapat meningkatkan kualitas
material permukaan adalah sebagai berikut: estetika dari trotoar tetapi dapat menambah energi
5. Secara umum terdiri dari material yang padat, akan bagi pejalan kaki yang mempunyai kelemahan
tetapi dapat juga digunakan jenis ubin, batu dan batu bata. mobilitas. Untuk alasan ini, batu bata dan batu kerikil
Bahan dapat terbuat dari material yang padat dan aspal tidak direkomendasikan.
yang kokoh, stabil dan tidak licin. 3. Material permukaan yang bertekstur dekoratif dapat
6. Sebaiknya menghindari permukaan yang licin, karena akan membuat lebih sulit bagi pejalan kaki dengan
mempersulit bagipengguna kursi roda atau pengguna alat keterbatasan penglihatan, untuk mendeteksi peringatan
bantu berjalan. tersebut perlumenyediakan informasi (tanda) kritis
7. Permukaan yang tidak konsisten secara visual tentang transisi dari trotoar ke jalan.
(keseluruhan warna dan tektur) dapat membuat sulit bagi
pejalan kaki dengan keterbatasankemampuanuntuk d. Fasilitas Difabel
membedakan perbedaan perubahan warna dan pola yang ada Persyaratankhusus untuk rancanganbagi pejalankaki yang
di trotoar dan penurunan atau perubahan tingkatan yang ada. mempunyaicacat fisikadalahsebagai berikut:

18
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Jalan tersebut setidaknya memiliki lebar minimal 1.5 meter, Standar yang dapat dipergunakan untuk penyediaan
dengan tingkat maksimal 5%. fasilitas jalur pejalan kaki bagi penyandang cacat dapat
- Menghindari berbagai bahayayang berpotensi mengancam ditetapkan sesuai tipikal berbagai dimensi dari kursi roda
keselamatan penyandang cacat sepertijeruji,lubang,dan lain-lain yang diperuntukan untuk penyandang cacat sebagaimana
yang tidak harus ditempatkan di jalan yang mereka lalui. terlihat pada gambar berikut ini:
- Saat penyandang cacat menyeberang jalan, tingkat
trotoarnya harus disesuaikan sehingga mereka mudah
melaluinya.
- Jika jalan tersebut digunakan oleh orang tuna netra,
berbagai perubahan
- dalam tekstur trotoar dapat digunakan sebagai tanda-tanda
praktis.
- Jalan tersebut tidak boleh memiliki permukaan yang licin. Gambar 2.10. Standar Dimensi Kursi Roda

1. TipeFasilitasDifabel
2. Persyaratan Jalur yang Landai Bagi Penyandang Cacat Fisik
Tipefasilitasdifabeladalah:
Persyaratan khusus untuk rancangan jalan yang landai
- Ram(ramp),diletakan di setiap persimpangan, prasarana
bagi penyandang cacat fisik adalah sebagai berikut:
ruang pejalan kaki
⁻ Tingkat kelandaian tidak melebihi dari 8.33% (1 banding
yangmemasukienterancebangunan,danpadatitik-
12).
titikpenyeberangan.
⁻ Jalur yang landai harus memiliki pegangan tangan
- Jalurdifabel,diletakandisepanjangprasaranajaringanpejalank
setidaknya untuk satu sisi (disarankan untuk kedua sisi).
aki.

19
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Pada akhir landai setidaknya panjang pegangan tangan dapat didengar, pesan-pesan verbal, informasi lewat getaran,
mempunyai kelebihan sekitar 300 milimeter. dan peringatan-peringatan yang dapat dideteksi.
⁻ Pegangan tangan harus dibuat dengan ketinggian 0.8 2.2.5. Parkir
meter diukur dari permukaan tanah dan panjangnya harus a. Pengertian parkir
melebihi anak tangga terakhir. Kendaraan tidak mungkin bergerak terus-menerus, akan ada
⁻ Seluruh pegangan tangan tidak harus memiliki permukaan waktunya kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara
yang licin. e) Area landai harus memiliki penerangan yang maupun bersifat lama atau biasa yang disebut parkir. Banyak
cukup. permasalahan lalu lintas ditimbulkan karena perparkiran. Jika
3. Penyediaan Informasi Bagi Pejalan Kaki yang Memiliki dimanfaatkan dengan baik dengan kebijakan-kebijakan tertentu yang
Keterbatasan direncanakan secara matang, maka perparkiran dapat digunakan
Pejalan kaki dengan keterbatasan pandangan akan sebagai salah satu alat untuk mengelola lalu lintas. (Warpani, 2002).
mengandalkan kemampuannya untuk mendengar dan Pada awal perjalanan kendaraan dimulai dari tempat parkir,
merasakan ketika berjalan. Isyarat-isyarat dalam lingkungan yang dapat berupa garasi, halaman rumah, tepi jalan dan diakhiri di
termasuk suara lalu lintas, penyangga jalan yang landai, tempat parkir pula, bisa itu di gedung parkir, taman parkir, dan bisa
pesan-pesan dan suara- suara merupakan tanda-tanda bagi juga di jalan. Dikarenakan konsentrasi di tempat tujuan perjalanan
pejalan kaki, dan menjadi sumber peringatan- peringatan lebih tinggi dibandingkan dengan tempat asal perjalanan, maka
yang dapat dideteksi. biasanya perparkiran menjadi permasalahan di tujuan perjalanan
Untuk mengakomodir kebutuhan tersebut, maka perlu (Abubakar, 1998).
disediakan informasi bagi pejalan kaki yang memiliki Menurut PP No. 43 tahun 1993 parkir didefinisikan sebagai
keterbatasan, meliputi: tanda-tanda bagi pejalan kaki, tanda- kendaran yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang
tanda pejalan kaki yang dapat diakses, signal suara yang dinyatakan dengan rambu atau tidak, serta tidak semata-mata untuk

20
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

kepentingan menaikkan atau menurunkan orang dan atau barang. Yang dimaksud dengan fasilitas parkir di badan jalan adalah
Sedangkan definisi lain tentang parkir adalah keadaan dimana suatu fasilitas parkir yang menggunakan tepi jalan sebagai ruang
kendaraan berhenti untuk sementara (menurunkan muatan) atau parkirnya
berhenti cukup lama. Sehingga tempat parkir ini harus ada pada saat - Parkir di luar badan jalan (off street parking)
akhir atau tujuan perjalanan sudah dicapai. (Warpani, 1990) Yang dimaksud dengan fasilitas parkir di lokasi parkir adalah
tata guna lahan yang khusus disediakan sebagai ruang parkir
b. Kriteria parkir dan mempunyai pintu pelayanan masuk atau pintu pelayanan
1. Parkir di daerah milik jalan, hanya di perbolehkan pada keluar
jalan lokal dan jalan kolektor sekunder, pada jalan arteri primer
parkir on-street dilarang karena menimbulkan hambatan samping 2.2.6. Ruang Terbuka (Open Space)
yang berarti. Parkir yang telah ditentukan untuk menyediakan Ruang luar menurutt Kuncoro Jakti (1971) adalah suatu
parkir bersama baik berupa gedung maupun taman parkir sebutan yang diberikan orang atas ruang yang terjadi karena
tersendiri. pembatasan alat hanya pada dua unsur atau bidang, yaitu alas dan
2. Penyediaan ruang parkir on-street tidak boleh mengurangi dinding tanpa bidang atap (terbuka). Menurut S. Gunadi (1974)
daerah penghijauan dengan tetap memperhatikan kelancaran dalam Yoshinobu Ashihara, ruang luar adalah ruang yang terjadi
sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, serta kesehatan, keselamatan, dengan membatasi alam. Ruang luar dipisahkan denga memberi
keamanan, dan kenyamanan. “frame”, jadi bukan alam itu sendiri (yang dapat meluas tak
terhingga).
c. Jenis-jenis parkir Menurut Rustam Hakim (1987), ruang terbuka berdasarkan
1. Berdasarkan penempatan kegiatannya terbagi menjadi :
- Parker di badan jalan (on street parking ).

21
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Ruang terbuka aktif, yaitu ruang terbuka yang mengundang - Pemanfaatan potensi alami kawasan dengan menyediakan
unsur-unsur kegiatan di dalamnya, misalnya plasa, bermain sarana yang sesuai
- Ruang terbuka pasif, yaitu ruang terbuka yang di dalamnya - Studi mengenai ruang terbuka untuk sirkulasi (open space
tidak mengundang kegiatan manusia. circulation) mengarah pada kebutuhan akan pemanfaatan yang
Menurut Rob Krier dalam bukunya Urban Space (1979) ada dua menusiawi.
bentuk ruang terbuka, yaitu :
- Berbentuk memanjang, yaitu ruang terbuka yang hanya 2.2.7.Aktivitas Pendukung (Activity Support)
memiliki batas-batas di sisi-sisinya,misalnya pedestrian, dan Meliputi segala fungsi dan aktivitas yang memperkuat ruang
lain-lain. terbuka public, karena aktivitas dan ruang fisik saling melengkapi
- Berbentuk cluster, yaitu ruang terbuka yang memiliki batas- satu sama lain. Pendukung aktivitas tidak hanya berupa sarana
batas disekelilingnya. Misalnya plasa, square, lapangan, pendukung pedestrian ways atau plaza tapi juga
bundaran, dan lain-lain. Ruang terbuka bentuk ini membentuk mempertimbangankan guna dan fungsi elemen kota yang dapat
kantong-kantong yang berfungsi sebagai akumulasi aktivitas membangkitkan aktivitas seperti pusat perbelanjaan, taman rekreasi,
kegiatan. alun-alun, dan sebagainya.
Elemen ruang terbuka kota meliputi lansekap, jalan, pedestrian, Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penerapan desain activity
taman, dan ruang-ruang rekreasi. Berikut adalah langkah-langkah support adalah :
perencanaan ruang terbuka : a. Adanya koordinasi antara kegiatand engan lingkungan binaan
- Survei pada daerah yang direncanakan untuk menentukan yang dirancang.
kemampuan daerah tersebut untuk berkembang b. Adanya keragaman intensitas kegiatan yang dihadirkan dalam
- Rencana jangka panjang untuk mengoptimalkan potensi alami suatu ruang tertentu.
(natural) kawasan sebagai ruang public. c. Bentuk kegiatan memperhatikan aspek kontekstual.

22
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

d. Pengadaan fasilitas lingkungan. hubungannya dalam tanda-tanda yang penting dan menimbulkan

e. Sesuatu yang terukur, menyangkut ukuran, bentuk danactivity respon manusia.

support yang bertitiktolak dari skala manusia. 2. Tipe-tipe signage


a. Banner signs, terbuat dari material yang ringan seperti kain,
kertas, dan plastic yang tidak kaku. Tipe ini biasanya
2.2.8.Tanda-tanda (Sign Age)
digunakan sebagai pemberitahuan sementara dari sebuah
1. Definisi
acara.
Signage, berasal dari kata sign. Sign sebagai kata benda
b. Canopy signs, dipasang disuatu permukaan seperti misalnya
memiliki arti yang cukup luas karena memiliki arti yang berbeda-
tembok atau tiang dan sebagainya. Jika signage tergantun g
beda tergantung pada ruang lingkunya. Beberapa arti sign antara
dibawah kanopi, maka disebut dengan undercanopy signs
lain, (Rini Suryantini, 2001) :
umumnya harus berukuran kecil.
a. Sebuah tampilan pulik atau sebuah pesan
c. Changeable-copy signs adalah signage memampukan
b. Sebuah persepsi yang mengindikasikan sesuatu sebagai
tulisan yang tertulis diatas, signage tersebut dapat diubah-
petunjuk yang terlihat bahwa sesuatu telah terjadi
ubah secara manual seperti message board di suatu hotel
c. Tingkah laku atau gerakan sebagai Bahasa isyarat
atau restoran.
Signage menurut Oxford Advance Learner Dictionary of d. Electronic message center, menampilkan pesan pada sebuah
Current English adalah sebuah kata atau kata-kata, desain dan layar elektronik yang dapat diubah-ubah secara cepat dan
lain-lain pada sebuah papan atau lempengan untuk memberikan efisien.
peringatan atau untuk mengarahkan seseorang menuju sesuatu. e. Floor sign, merupakan signage yang dilukis atau dipasang
Menurut Lawrence K. Frank, arti signage adalah pesan atau di lantai. Biasanya berupa tulisan atau symbol.
informasi yang muncul secara berurut-turut atau teratur dalam

23
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

f. Free-standing signs tidak terpasang pada bangunan tetapi - Sebagai alat untuk membantu manusia dengan cara
disangga oleh satu atau dua tiang dan berdiri tegak diatas mengarahkan, mengidentifikasikan ruang atau struktur dan
lantai atau tanah. memberi informasi manusia dalam melakukan kegiatan
g. Projecting signs, dipasang pada tembok dan biasanya dalam suatu ruang.
memiliki dua sisi sehingga dapat dibaca dari dua arah yang - Memperkuat kualitas lingkungan secar visual
berlawanan sekaligus. - Melindungi kepentingan umum.
h. Roof signs, didirikan diatas garis atap dari sebuah bangunan.
Berdasarkan jenis atau informasi yang dismpaikan signage secara
i. Suspended signs, biasanya digunakan untuk interior signs.
umum dapat dikategorikan menjadi :
j. Wall signs, berfungsi sebagai exterior signs maupun interior
signs. Biasanya dipasang pararel dengan tembok/dinding a. Pemberi orientasi

bangunan, muncul tidak lebih dari 18 inci dan umumnya Berfungsi memberitahukan kedudukan atau posisi tepat

berbentuk persegi empat. seseorang dalam suatu kawasan.

k. Windows signs, ditempatkan didalam jendela dengan tujuan b. Pemberi informasi

supaya dapat dilihat dari luar. Berisi informasi mengenai segala sesuatu dilingkungan

3. Tujuan dan fungsi signage tempat signage berada, misalnya keterangan rute pejalan

a. Tujuan : kaki disuatu perusahaan.

Untuk menghadirkan informasi secara konsisten sehingga c. Pemberi identitas

individu akan belajar untuk melihat pada beberapa tempat Berfungsi mengenalkan identitas suatu tempat atau ruang di

tertuntu, umtuk mengenalinya dengan mudah dan rasa percaya suatu kawasan agar masyarakat dapat membedakan tempat

diri. tersebut dengan tempat-tempat lainnya.

b. Fungsi : d. Penunjuk arah

24
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Berfungsi untuk memberi arah atau nevigasi kepada a. Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu
pengguna secara eksplisit, untuk pengguna jalan ataupun lintas, di luar jarak tertentu dan tepi paling luar bahu jalan atau
kendaraan, biasa dikenal dengan nama rambu lalu jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas
lintas(traffic control signs). kendaraan atau pejalan kaki.
e. Pemberi peringatan b. Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan
Berfungsi memberitahukan peraturan-peraturan mengenai bagian tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas
kegiatan yang boleh atau tidak boleh dilakukan di area kendaraan minimal 0,60 meter.
tersebut. c. Penempatan rambu harus mudah dilihat dengan jelas oleh
f. Pemberi dekorasi pemakai jalan.
Berfungsi untuk memperindah atau meningkatkan
penampilan suatu bangunan baik secara umum atau khusus.

4. Rambu lalu lintas (traffic control signs)


Rambu adalah salah satu dari perlengkapan jalan, berupa
lambang, huruf, angka, kalimatdan/atau perpaduan diantaranya
sebagai peringatan, larangan, perintah atau petunjukbagi pengguna Gambar 2.11. Penempatan Rambu di Sebelah Kiri
jalan.
- Dimensi dan Penempatan: Rambu di sebelah kanan

Disesuaikan dengan standar Petunjuk Teknis Perlengkapan a. Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan

Jalan. lokasi dan kondisi lalu lintas rambu dapat ditempatkan


Jarak Penempatan Rambu di sebelah kiri disebelah kanan atau di atas daerah manfaat jalan.

25
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

b. Penempatan rambu di sebelah kanan jalan atau tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi dengan
daerah manfaat jalan harus mempertimbangkan faktor-faktor papan tambahan.
antara lain geografis, geometris jalan, kondisi lalu lintas, jarak
pandang dan kecepatan rencana.
c. Rambu yang dipasang pada pemisah jalan (median)
ditempatkan dengan jarak 0,30 meter dari bagian paling luar
dari pemisah jalan.

Gambar 2.13. Ketinggian Rambu pada Sisi Jalan

b. Ketinggian penempatan rambu di lokasi fasilitas pejalan


kaki minimum 2,00 meter dan maksimum 2,65 meter diukur
dari permukaan fasilitas pejalan kaki sampai dengan sisi daun
rambu bagian bawah atau papan tambahan bagian bawah,
apabila rambu dilengkapi dengan papan tambahan.
Gambar 2.12. Penempatan Rambu pada Pemisah Jalan

Tinggi rambu
a. Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum
1,75 meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan
jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah, atau papan

26
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Gambar 2.14 Rambu Dilarang Berhenti

- Rambu Peringatan
Adalah rambu yang digunakan untuk memberi peringatan
Gambar 2.13. Ketinggian Penempatan Rambu di Lokasi kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya di bagian
Fasilitas Pejalan Kaki
jalan di depannya. Dengan ukuran disesuaikan dengan

- Rambu Larangan kecepatan rencana.

Adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perbuatan


yang dilarang dilakukan oleh pengguna jalan. Dimensinya dan
jarak penempatannya ditentukan oleh kecepatan rencana pada
jalan yang akan dipasang rambu.
jarak penempatan minimum rambu dari bahaya

27
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Rambu petunjuk
Ketinggian penempatan rambu di atas daerah manfaat jalan
adalah minimum 5,00 meter diukur dari permukaan jalan
Gambar 2.15 Rambu Peringatan Serong Kanan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah.

- Rambu Perintah
Adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah
yang wajib dilakukan oleh pengguna jalan.
- Rambu Petunjuk dan RPPJ (rambu pendahulu petunjuk
jurusan)
Merupakan rambu yang digunakan untuk menyatakan petunjuk
mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan,
fasilitas dan lain-lain bagi pengguna jalan.

Gambar 2.17Rambu Petunjuk

Gambar 2.16 Rambu Petunjuk dan RPPJ

28
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

menunjang tercapainya kebutuhan manusia setiap hari,dasar utilitas


5. Papan Nama Jalan di bagi dalam kelompok yaitu ;
- Rambu petunjuk papan nama jalan digunakan untuk - Jaringan listrik
memberitahukan nama-nama jalan. - Tempat sampah
- Papan nama jalan ditempatkan pada awal sisi ruas jalan. - Drainase
- Untuk menyatakan nama jalan di persimpangan tiga tipe T, Setiap utilitas yang di bagi itu memiliki manfaat dan kegunaan
papan nama jalan ditempatkandi seberang jalan menghadap masing-masing, untuk mendapatkan factor kebutuhan manusia yang
arus lalu lintas datang. dapat menetapkan kebutuhan aktifitas manusia sehari-hari . factor
kebutuhan utilitas dapat berpindah-pindah secara tidak logis oleh
karena penentuan dan penempatan yang tidak menentukan keadaan
dan keberadaan pada bangunan sekitar lingkungan .
Dalam kelompok utilitas memiliki spesifikasi tersendiri di
mana sesuai aturan yang berlaku dengan kegunaan dan manfaat
yang berhubungan dengan kebutuhan aktifitas manusia dalam
bangunan maupun luar bangunan,kebutuhan utilitas harus
Gambar 2.18Papan Nama Jalan
berdasarkan kebutuhan pengguna sehingga dapat menetapkan
kebutuhan manusia yang tidak mempersulit kebutuhan pengguna .
2.2.9.Utilitas
Spesifikasi kebutuhan utilitas sangat penting untuk
Utilitas adalah sumber faedah yang sangat penting untuk
penempatan utilitas yang jelas dan teratur aman dan nyaman bagi
kebutuhan dan manfaat bagi kita manusia dalam beraktifitas sehari-
perkebutuhan sesuai aturan. Setiap elemen utilitas memiliki
hari, baik itu dari sisi dalam masa bangunan,maupun sisi luar
bangunan maka pada dasarnya utilitas di bentuk sekelompok untuk

29
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

karakteristik sehingga menunjang tercapainya perbedaan utilitas dengan gardu pembagi, yang memiliki tegangan sistem lebih
setiap elemen antara lain material,tekstur,kegunaan,manfaat . tinggi dari tegangan terpakai untuk konsumen. Standar tegangan
Berikut jenis utilitas secara umum . untuk jaringan distribusi primer ini adalah 6 kV, 10 kV, dan 20
a. Jaringan listrik . kV (sesuai standar PLN). Sedangkan di Amerika Serikat standar
Jaringan listrik di bagi menjadi 3 jaringan yaitu jaringan listrik tegangan untukjaringan distribusi primer ini adalah 2,4 kV, 4,16
PLN ,jaringan listrik lampu penerangan (lampu jalan,lampu taman) kV, dan 13,8 kV.
,jaringan Telkom . b. Sistem jaringan distribusi sekunder.
Spesifikasi jaringan listrik PLN Sistem jaringan distribusi sekunder atau sering disebut
Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat diklasifikasikan dari jaringan distribusi tegangan rendah (JDTR), merupakan jaringan
berbagai segi, antara lain adalah : yang berfungsi sebagai penyalur tenaga listrik dari gardu-gardu
- Berdasarkan ukuran tegangan pembagi (gardu distribusi) ke pusat-pusat beban (konsumen
- Berdasarkan ukuran arus tenaga listrik). Besarnya standar tegangan untuk jaringan
- Berdasarkan sistem penyaluran ditribusi sekunder ini adalah 127/220 V untuk sistem lama, dan
- Berdasarkan konstuksi jaringan 220/380 V untuk sistem baru, serta 440/550 V untuk keperluam
- Berdasarkan bentuk jaringan industri. Besarnya tegangan maksimum yang diizinkan adalah 3
Berdasarkan Ukuran Tegangan sampai 4% lebih besar dari tegangan nominalnya. Penetapan ini
Berdasarkan ukuran tegangan, jaringan distribusi tenaga listrik dapat sebandingdengan besarnya nilai tegangan jatuh (voltage drop)
dibedakan pada dua sistem, yaitu : yang telah ditetapkan berdasarkan PUIL 661 F.1, bahwa rugi-
a. Sistem jaringan distribusi primer rugi daya padasuatu jaringan adalah 15 %. Dengan adanya
Sistem jaringan distribusi primer atau sering disebut jaringan pembatasan tersebut stabilitas penyaluran daya ke pusat-pusat
distribusi tegangan tinggi (JDTT) ini terletak antara gardu induk beban tidak terganggu.

30
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

c. Tegangan Lebih
Pada sistem jaringan tenaga listrik seringkali terjadi
perubahan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan
maksimumnya, baik lebih tinggi untuk sesaat yang berupa
tegangan lebih peralihan (transientover voltage) maupun lebih
tinggi secara bertahan yang berupa tegangan lebih stasioner.
Pada umumnya tegangan lebih ini ditimbulkan oleh dua sebab,
yaitu disebabkan kerana sistem itusendiri dan sebab luar sistem.
Tegangan lebih yang disebabkan oleh sistem itu sendiri biasanya
terjadi karena :
- Adanya gangguan hubung singkat (short circuit) pada
kawatpenghantar jaringan.
- Putusnya kawat penghantar yang panjangnya melebihi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Standar Tegangan

batastertentu. Perbedaan tegangan pada jaringan transmisi dan jaringan distribusi

- Adanya kerja hubung yang terjadi karena penutupan untuk setiap negara sangat berlainan. Biasanya tiap-tiap negara

ataupembukaan saklar (switch) dengan cepat, atau tak menentukan standar tegangan sendiri-sendiri. Pemilihan

serempaknyapemutusan saklar pemutus jaringan pada standar tegangan ini tergantung pada faktor-faktor :

rangkaian tiga fasa. a. Faktor tekno-ekonomis, karena dengan adanya perubahan

- Adanya gangguan yang disebabkan peristiwa alamiah yang tegangan akan menimbulkan persoalan persoalan teknis yang

tidakdapat dikendalikan oleh manusia, seperti sambaran ditimbulkan dan diperlukan modal (investasi) yang cukup besar,

petir. sehingga menghasilkan sistem yang dilengkapi dengan peralatan


peralatan yang mempunyai kualitas tinggi.
31
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

b. Faktor kepadatan penduduk, dimana makin padat suatu Standar ukuran tinggi tiang listrik
daerah, makin tinggi beban pelayanannya. Dan ini akan
mengganggu kestabilan tegangan.
c. Faktor besarnya tenaga listrikyang harus disalurkan dari Pusat
Pembangkit Tenaga Listrik ke Pusat-Pusat Beban (load centers).
d. Faktor jarak penyalurantenaga listrik yang harus ditempuh
untuk memindahkan tenaga listrik tersebut secara ekonomis.
Makin dekat daerah pelayanan, tegangannyapun tidak akan
besar.
e. Faktor perencanaan jangka panjang, bila terjadi
perubahanperubahan dan penambahan penambahan pada beban Spesifikasi gardu induk
dikemudian hari.
f. Faktor kemajuan teknologidari masing-masing negara.
Dengan perkembangan teknologi makin pesat maka setiap
terjadi perubahan.

32
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Aturan pemakaian listrik

Gandengan tiang listrik dan lampu penerangan jalan


33
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

yang berasal dari kawasan komersial, kawasan industri, kawasan


khusus, fasilitassosial,fasilitas umum, dan/atau fasilitas lainnya.
Soemirat (2009), menyatakan bahwa kuantitas dan kualitas sampah
sangat dipengaruhi oleh berbagai kegiatan dan taraf hidup
masyarakat. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi sampah
antara lain:
- Jumlah penduduk.
Bahwa dengan semakin banyak penduduk, maka akan semakin
banyak pula sampah yang dihasilkan oleh penduduk.
- Keadaan sosial ekonomi.
Semakin tinggi keadaan sosial ekonomi masyarakat, semakin
b. Persampahan banyak pula jumlah per kapita sampah yang dibuang tiap
Sampah didefinisikan sebagai semua bentuk limbah berbentuk harinya. Kualitas sampahnyapun semakin banyak yang bersifat
padat yang berasal dari kegiatan manusia dan hewan kemudian non organik atau tidak dapat membusuk. Perubahan kualitas
dibuang karena tidak bermanfaat atau keberadaannya tidak sampah ini, tergantung pada bahan yang tersedia, peraturan yang
diinginkan lagi. (Tchobanoglus, 1993) berlaku serta kesadaran masyarakat akan persoalan
Sedangkan berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 persampahan.
tentang Pengelolaan Sampah, definisi sampah adalah sisa kegiatan - Kemajuan teknologi.
sehari-hari manusia dan/atau proses alam yang berbentuk padat.. Kemajuan teknologi akan menambah jumlah maupun kualitas
Sampah sejenis sampah rumah tangga adalah sampah rumah tangga sampah, karena pemakaian bahan baku yang semakin

34
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu
beragam dapat mempengaruhi jumlah dan jenis sampahnya. menuju ke tempat pemrosesan akhir;
Pengelolaan Sampah d. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang komposisi, dan jumlah sampah; dan/atau
Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah didefinisikan sebagai e. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian
kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke
meliputi pengurangan sampah dan penanganan sampah. media lingkungan secara aman.
- Kegiatan pengurangan sampah meliputi: Berikut adalah beberapa regulasi terkait dengan pengelolaan
a. Pembatasan timbulan sampah; sampah:
b. Pendauran ulang sampah; 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
c. Pemanfaatan kembali sampah. Sampah. Undang-undang ini mengatur tentang tugas dan
- Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi: wewenang pemerintah mulai dari tingkat pusat hingga daerah,
a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan hak dan kewajiban masyarakat, perizinan dan penyelenggaraan
sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat pengelolaan sampah, pembiayaan dan kompensasi, kerjasama
sampah; dan kemitraan, serta peran serta masyarakat terhadap
b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan pengelolaan persampahan.
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2006
sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem
c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari
Pengelolaan Persampahan. Peraturan ini membahas tentang isu,
sumber dan/atau daritempat penampungan sampah
permasalahan serta tantangan pengelolaan persampahan dan
mengatur strategi serta kebijakan dalam mengelola sampah.

35
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 tentang komposter rumah tangga. Sedangkan di TPS dilakukan dengan
Pedoman Pengelolaan Sampah. Permen Dalam Negeri ini melibatkan pengelola yang berasal dari masyarakat setempat untuk
mengatur tentang implementasi pengelolaan sampah, retribusi, melakukan pendaur ulangan sampah anorganik dan pengomposan
kompensasi, peran masyarakat, pengawasan dan pembinaan, skala lingkungan.
pelaporan, serta pembiayaan pengelolaan sampah Penanganan sampah 3R adalah konsep penanganan sampah
dengan cara reduce / mengurangi (R1), reuse/menggunakan kembali
4. SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional
(R2), dan recycle/ mendaur ulang sampah (R3) mulai dari
Pengelolaan Sampah Perkotaan. Standar ini membahas tentang
sumbernya (Dit, Bintek DJCK, 1999). Penanganan sampah 3R
persyaratan teknis pengelolaan sampah kota serta teknik
sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan
operasional pengelolaan sampah.
sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif sehingga
5. SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman. diharapkan dapat mengurangi biaya pengelolaan yang semakin
Standar ini mengatur tentang pengelolaan sampah di pemukiman meningkat dari tahun ke tahun.
dangan perubahan sebagian pada penerapan 3R mulai dari Berdasarkan perhitungan di atas kertas, bila sampah kota

Pengelolaan Sampah dengan 3R dapat ditangani melalui konsep 3R, maka sampah yang sampai yang

Tata cara pengelolaan sampah di permukiman diatur dalam akan sampai di TPA hanya 20% saja. Hal itu berarti akan sangat

revisi SNI 03-3242-1994 dengan diterapkannya 3R mulai dari mengurangi biaya pengangkutan dan pembuangan akhir.

kegiatan di sumber sampah sampai dengan Tempat Penampungan Penanganan sampah 3-R akan lebih baik lagi bila dipadukan dengan

Sementara (TPS). Penerapan 3R (reduce, reuse dan recycle) di siklus produksi dari suatu barang yang akan dikonsumsi.

sumber sampah dilakukan dengan melibatkan masyarakat untuk ikut


serta mengelola sampah mulai dari pemilahan sampah organik dan
anorganik serta mengolah sampah organik dengan menggunakan

36
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

c. Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau
di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat
manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit

37
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

di permukaan tanah atau gorong – gorong dibawah tanah. Drainase menggangu kualitas lingkungan hidupnya. Berangkat dari kesadaran
berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir. akan arti
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, Kenyamanan hidup sangat bergantung pada kondisi lingkungan,
atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai maka orang mulai berusaha mengatur lingkungannya dengan cara
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi melindungi daerah pemukimannya dari kemungkinan adanya
dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, gangguan air berlebih atau air kotor.
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.Drainase juga Sistem Jaringan Drainase
diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2 bagian,
kaitannya dengan sanitasi. (Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004) yaitu :
Pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur a. Sistem Drainase Mayor
dalam SK menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang
yang dimaksud drainase kota adalah jaringan pembuangan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air
berfungsi mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini
dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal maupun disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major
luapan sungai melintas di dalam kota. system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran
Dari siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer,
bermukim, pada masa tertentu selalu terjadi keberadaan air secara kanalkanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini
berlebih, sehingga menganggu kehidupan manusia itu sendiri. Selain umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun
daripada itu, kegiatan manusia semakin bervariasi sehingga dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam
menghasilkan limbah kegiatan berupa air buangan yang dapat perencanaan sistem drainase ini.

38
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

b. Sistem Drainase Mikro


Sistem drainase mekro yaitu sistem saluran dan bangunan
pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan air dari - Drainase buatan (Artificial Drainage)
daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam Drainase alamiah adalah sistem drainase yang dibentuk
sistem berdasarkan analisis ilmu drainase, untuk menentukan debit
drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, akibathujan, dan dimensi saluran.
saluran/selokan air hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, b. Menurut letak saluran
saluran drainase kota dan lain sebagainya dimana debit air yang - Drainase permukaan tanah (Surface Drainage)
dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Drainase permukaan tanah adalah saluran drainase yang berada
Pada umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan di atas permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan air
dengan masa ulang 2, 5 atau 10 tahun tergantung pada tata guna limpasan permukaan. Analisa alirannya merupakan analisa open
lahan yang ada. Sistem drainase untuk lingkungan permukiman channel flow.
lebih - Drainase bawah tanah (Sub Surface Drainage)
cenderung sebagai sistem drainase mikro. Drainase bawah tanah adalah saluran drainase yang bertujuan
Jenis – Jenis Drainase mengalirkan air limpasan permukaan melalui media di bawah
Drainase dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu : permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan
a. Menurut sejarah terbentuknya tertentu.Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik, tuntutan
- Drainase alamiah (Natural Drainage) fungsi permukaan tanah yang tidak membolehkan adanya
Drainase alamiah adalah sistem drainase yang terbentuk secara saluran di permukaan tanah seperti lapangan sepak bola,
alami dan tidak ada unsur campur tangan manusia. lapangan terbang, taman, dan lain-lain.

39
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

diusahakan dapat membentuk dimensi yang ekonomis. Dimensi


saluran yang terlalu besar berarti kurang ekonomis, sebaliknya
c. Menurut konstruksi dimensi yang terlalu kecil akan menimbulkan permasalahan karena
- Saluran Terbuka daya tampung yang tidak memadai. Adapun bentuk saluran
Saluran terbuka adalah sistem saluran yang biasanya antara lain :
direncanakan hanya untuk menampung dan mengalirkan air hujan - Persegi Panjang
(sistem terpisah), namun kebanyakan sistem saluran ini berfungsi Saluran Drainase berbentuk empat psersegi panjang tidak
sebagaisaluran campuran. Pada pinggiran kota, saluran terbuka ini banyak membutuhkan ruang.Sebagai konsekuensi dari saluran
biasanya tidak diberi lining (lapisan pelindung). Akan tetapi saluran bentuk ini saluran harus terbentuk dari pasangan batu ataupun
terbuka di dalam kota harus diberi lining dengan beton, pasangan coran beton.
batu (masonry) ataupun dengan pasangan bata.
- Saluran Tertutup
Saluran tertutup adalah saluran untuk air kotor yang
mengganggu kesehatan lingkungan. Sistem ini cukup bagus
digunakan di daerah perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan
penduduk yang tinggi seperti kota Metropolitan dan kota-kota besar
lainnya.

d. Menurut Bentuk Penampang Saluran Drainase - Trapesium


Bentuk-bentuk untuk drainase tidak jauh berbeda dengan saluran Pada umumnya saluran terbuat dari tanah akan tetapi
irigasi pada umunnya. Dalam perancangan dimensi saluran harus tidakmenutup kemungkinan dibuat dari pasangan batu dan coram

40
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

beton.Saluran ini memerlukan cukup ruang. Berfungsi untuk


menampungdan menyalurkan limpasan air hujan, air rumah tangga
maupun airirigasi dengan debit yang besar.

- Lingkaran
Biasanya digunakan untuk gorong – gorong dimana salurannya
tertanam di dalam tanah.

- Segitiga
Bentuk saluran segitiga umumnya diterapkan pada saluran awal
yang sangat kecil.

41
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Pendidikan 275,67 Ha, Pemerintah/Perkantoran 209,47 Ha, Lain-


lain 106,54 Ha.
Suhu rata-rata di Kota Kupang berkisar antara 23,8˚C sampai
dengan 31,6˚C. Tempat-tempat yang letaknya dekat dengan pantai
memiliki suhu udara yang rata-rata relatif lebih tinggi kelembaban
udara rata-rata berkisar antara 73% sampai dengan 99%.

BAB III
GAMBARAN UMUM KAWASAN

3.1. Deskripsi Umum


3.1.1. Tinjauan Wilayah Pengembangan terhadap Lingkup Kota Gambar 3.1 Peta Orientasi Kota Kupang

Kupang
Batas Wilayah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang,
Kota Kupang merupakan ibu kota Nusa Tenggara Timur
Timur berbatasan dengan Kabupaten Kupang, Barat berbatasan
(NTT), terletak pada 10˚36’14”LU-10˚39’58”LS dan
dengan Selat Semau dan Kabupaten Kupang, sedangkan Selatan
123˚32’23”BB-123˚37’01”BT. Luas wilayah 180,27 Km², dengan
berbatasan dengan Kabupaten Kupang.
peruntukan Kawasan Industri 735,57 Ha, Pemukiman 10.127,40 Ha,
Kondisi Topografi di Kota Kupang, dengan titik terendah
Jalur Hijau 5.090,05 Ha, Perdagangan 219,70 Ha, Pergudangan
diatas permukaan laut di bagian utara berkisar 0 – 50 meter dengan
112,50 Ha, Pertambangan 480 Ha, Pelabuhan Laut/Udara 670,1 Ha,
42
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

tingkat kemiringan 15˚, sedangkan untuk titik teringgi diatas Perancangan terletak pada Bagian Wilayah Kota (BWK) II yang
permukaan laut di bagian selatan kota yaitu berkisar 100 – 350 memiliki arah pengembangan sebagai kawasan Pemerintahan,
meter. Perdagangan, Pendidikan, Pemukiman, Kawasan Pariwisata dan
Reklamasi Pantai dengan Intensitas Tinggi. Pengembangan kawasan
ini diperuntukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) yang diharapkan mampu mendatangkan keuntungan bagi
pemiliknya dan memberikan nilai tambah pada suatu kawasan
perkotaan. Dengan bata fungsional sebelah utara yaitu teluk
kupang, sebelah selatan yaitu BWK V, sebelah barat yaitu BWK I
dan sebelah timur yaitu BWK III. Lokasi perancangan memilik luas
sebesar 20.236,18 m² pada bagian selatan dan 4.236 m² pada bagian
utara.

Gambar 3.2 Peta Topografi Kota Kupang

3.1.2. Tinjauan Wilayah Pengembangan terhadap Lingkup Lokasi


Perancangan
Lokasi Perancangan terletak di Jl. Timor Raya, Kelurahan
Fatululi, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang. Lokasi

43
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Gambar 3.3 Peta Bagian Wilayah Kota (BWK) II

3.1.3. Tinjauan Kebijakan


Rencana Detail Tata Ruang Kota adalah hasil perencanaan
tata ruang yang sifatnya merinci kawasan perkotaan yang ada di kota
kupang dengan isi memperhatikan arahan struktur dan pola
kebijakan pemanfaatan ruang wilayah kota dan berisi pokok – pokok
kebijaksanaan dan strategi penataan ruang – ruang kota dengan
kegiatan penempatan blok kegiatan. Berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Kupang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Rencana Detail Tata
Ruang Kota Kupang Tahun 2011 – 2031 telah diatur arahan
penggunaan ruang kota kupang.

44
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Gambar 4.4 Peta Administratif Penggunaan Ruang Kota


Bagian Wilayah Kota (BWK) II seluas 1246,326 Ha yang
terdiri dari tiga wilayah kecamatan, yakni sebagain Kecamatan Gambar 4.5 Peta Administratif BWK II
Kelapa Lima, sebagian Kecamatan kota Lama, dan sebagian
Berdasarkan gambar Rencana Tata Ruang Kota, Site
Kecamatan Oebobo, dengan pusat BWK terletak disekitar kawasan
tersebut merupakan Kawasan Rencana Alun – Alun Kota dan
Pasar Oebobo, kelurahan Fatululi. BWK II diarahkan sebagai
Kawasan Pariwisata.
kawasan pelayanan pemerintahan, perdagangan, kawasan
pariwisata, reklamasi pantai dan permukiman dengan intensitas
kepadatan tinggi.

45
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Gambar 4.7. Peta Dasar Lokasi Perancangan Alun-alun


Gambar 4.6 Peta Penggunaan Ruang di Sekitar Site. Kota Kupang
Sumber : data penulis, 2017

b. Batas-batas Site
3.2. Data Tapak
3.2.1. Data Dasar tapak
a. Lokasi Site
Lokasi perancangan alun-alun Kota Kupang terletak pada Jl.
Timor Raya, Kelurahan Fatulili, Kecamatan Kelapa Lima,
Kota Kupang, NTT.

46
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

c. Ukuran site
Site memiliki luasan total 24.472 m2. Site di sebelah utara Jl.
Timor Raya memiliki luasan 4.236 m2 sedangnkan site di
sebelah selatannya memiliki luasan 20.236 m2

Gambar. Peta Dasar Lokasi Perancangan Alun-alun


Kota Kupang
Sumber : data penulis, 2017

47
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

d. Vegetasi
Pada site terdapat vegetasi berupa pohon lamtoro, dan bunga
kertas. Keberadaan vegetasi pada site dapat dilihat pada gambar
berikut.

Gambar. Peta Dasar Lokasi Perancangan Alun-alun


Kota Kupang
Sumber : data penulis, 2017
Gambar. Peta Dasar Lokasi Perancangan Alun-alun
Kota Kupang Area tertingi pada site adalah pada ketinggian 22 m dari
Sumber : data penulis, 2017
permukaan laut. Sedangkan area terendah adalah pada ketinggian 8
e. Topografi m dari permukaan laut.
Tanah pada site merupakan tanah berbatu karang dan
berpasir.

48
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Ke arah barat, yakni jalan Ina Bo’I, area kantor


kepolisian
- Ke arah selatan, yakni lahan kosong
Gambar. Peta Dasar Lokasi Perancangan Alun-alun
Kota Kupang
Sumber : data penulis, 2017

f. View
View pada site dibedakan menjadi :
1. View ke dalam site, terdiri dari :
- Dari arah timur Jl Timor Raya
- Dari arah barat Jl Timor Raya
- Dari Jl Inaboi
- Dari jalan lingkungan sisi selatan site
- Dari jalan lingkungan sisi timur site

2. View ke luar site, terdiri dari :


- Ke arah utara merupakan jalan Timor Raya dan
restoran
- Ke arah timur, yakni area perdagangan dan jasa serta
permukiman

49
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.2.2. Data elemen kawasan


3.2.2.1. Bentuk dan Massa Bangunan
Karakteristik Bangunan

Peta BWK II Kota Kupang

50
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Data karakteristik bangunan

Ketinggian material Tekstur bangunan warna Jenis bangunan


bangunan
tinggi jumlah Jenis jumlah tekstur jumlah warna jumlah jenis jumlah
material
15 meter 1 unit Beton 42 unit Halus 41 unit Putih 8 unit Perdagangan 3 unit
10 meter 2 unit kayu 2 unit Kasar 4 unit Kuning 8 unit Jasa 12 unit
8 meter 2 unit ACP 1 unit Hijau 12 unit Rumah tinggal 25 unit
\
6 meter 1 unit Biru 4 unit Pemerintahan 5 unit
5 meter 12 unit Oranye 1 unit SPBU 1 unit
4 meter 26 unit Merah 1 unit
3 meter 1 unit Coklat 1 unit
\

51
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Letak Dan Fungsi Bangunan

Keterangan:

52
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3. Bangunan dan karakteristiknya No Gambar Karakteristik


6. Jenis bangunan : Bangunan rumah
5.1 Sisi Timur tinggal
Tinggi bangunan : 1 lantai
No Gambar Karakteristik
Warna : kuning
1. Jenis bangunan : Bangunan
Tekstur : Tekstur halus (acian Tembok)
Perdagangan
Bentukan : Bentukan dasar kotak
Tinggi bangunan : 3 lantai
Warna : putih
Tekstur : Tekstur halus (acian tembok) 7. Jenis bangunan : Bangunan rumah
tinggal
Bentukan : Bentukan dasar kotak
Tinggi bangunan : 1 lantai
Warna : biru
2. Jenis bangunan : bangunan jasa Tekstur : Tekstur kasar (pasangan bata )
Tinggi bangunan : 2 lantai
Bentukan : Bentukan dasar kotak
Warna : kuning
Tekstur : Tekstur halus (acian tembok)
8. Jenis bangunan : Bangunan rumah
Bentukan : Bentukan dasar kotak
tinggal
Tinggi bangunan : 1 lantai
3. Jenis bangunan : Bangunan jasa Warna : oranye
Tinggi bangunan : 2 lantai Tekstur : Tekstur halus
Warna : putih Bentukan : Bentukan dasar kotak
Tekstur : Tekstur halus (acian tembok)
Bentukan : Bentukan dasar kotak

4. Jenis bangunan : Bangunan Jasa


Tinggi bangunan : 1 lantai 5.2 Sisi Barat
Warna : hijau gelap
No Gambar Karakteristik
Tekstur : Tekstur tidak halus
Bentukan : Bentukan dasar kotak 1. Jenis bangunan : Bangunan kepolisian
Tinggi bangunan : 1 lantai
Warna : kuning gading
5. Jenis bangunan : Bangunan Rumah
Tekstur : Tekstur halus (acian tembok)
Tinggal
Bentukan : Bentukan dasar kotak
Tinggi bangunan : 1 lantai
Warna : abu-abu
Tekstur : Tekstur kasar (pasangan bata )
Bentukan : Bentukan dasar kotak

53
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

No Gambar Karakteristik 5.4 Bangunan Dalam Site


2. Jenis bangunan : Bangunan Jasa
Tinggi bangunan : 1 lantai No Gambar Karakteristik
Warna : Biru 1. Jenis bangunan : eks bangunan
Tekstur : Tekstur kasar perdagangan
Bentukan : Bentukan dasar kotak Tinggi bangunan : 1 lantai
Warna : -
3. Jenis bangunan : Bangunan Tekstur : Tekstur kasar (pasangan bata )
perdagangan Bentukan : Bentukan dasar kotak
Tinggi bangunan : 1 lantai
Warna : hijau
Tekstur : Tekstur kasar
Bentukan : Bentukan dasar kotak 4. Skyline

4. Jenis bangunan : Bangunan SPBU 6.1 Sisi Utara


Tinggi bangunan : 1 lantai
Warna : merah dan putih
Tekstur : Tekstur Halus
Bentukan : Bentukan dasar kotak

5.3 Sisi Utara


No Gambar Karakteristik
1. Jenis bangunan : Bangunan
perdagangan
Tinggi bangunan : 1 lantai
Warna : putih
Tekstur : Tekstur halus (acian tembok)
Bentukan : Bentukan dasar kotak

2. Jenis bangunan : Bangunan Fasilitas


Publik
Tinggi bangunan : 1 lantai
Warna : -
Tekstur : -
Bentukan : Bentukan dasar kota

54
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

6.2 Sisi Timur 3.2.2.2. Jalan, Parkir, dan Pedestrian


1. Jalan
a. Kelas jalan
Jalan Timor Raya merupakan jalan arteri primer. Jalan Timor
Raya menjadi salah satu jalan terpadat di Kota Kupang yang
menjadi alternatif bagi kendaraan bermotor untuk berpergian
antar kota yaitu, Kota Kupang dengan Kota Soe.
Jalan Ina Bo’i meupakan jalan kolektor sekunder. Jalan Ina
Bo’i menjadi alternatif bagi kendaraan bermotor untuk
berpergian antar wilayah Kota Kupang yaitu, kecamatan Oebobo
dengan kecamatan Kelapa Lima. ( Gambar 1 )
6.3 Sisi Barat

55
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

b. Dimensi jalan
Jalan Timor Raya memiliki dimensi badan jalan 23,5 meter
dengan jalur lalu lintas 12 meter, bahu jalan bagian utara 3,5
meter, dan bahu jalan bagian selatan 8 meter.
Jalan Ina Bo’i memiliki dimensi badan jalan 22 meter
dengan jalur lintas bagian barat 4,4 meter dan bagian timur 6,2
meter, median 3,7 meter, bahu jalan bagian barat 3,2 meter dan
bagian timur 4,5 meter.
Jalan lokal bagian timur memiliki dimensi badan jalan 8
meter dengan jalur lalu lintas 4 meter, bahu jalan masing-masing
2 meter.
Jalan lokal bagian selatan memiliki dimensi badan jalan 10,
4 meter dengan jalur lalu lintas 4,8 meter, bahu jalan bagian
utara 1,1 meter, dan bahu jalan bagian selatan 4,5 meter.

56
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Gambar Peta
Dimensi Jalan
daerah
perancangan

Gambar
Potongan Jalan
Timor Raya

Gambar
Potongan Jalan
Lokal Bagian
Timur

Gambar
Potongan Jalan
Lokal Bagian
Selatan

Gambar
Potongan Jalan
Ina Bo’i

57
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

58
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.2.2.3. Parkir
ParkirOn Street dengan susunan kendaraan membujur searah
dengan orientasijalan.

3
0
m
3
0
m

Letak parkiran off street


Parkir dengan sudut 60o

2 Parkir (Of-Street Parking)


 Letak jalan masuk maupun keluar harus diatur dengan
penempatan jauh dari persimpangan.

59
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

1.1.2 Penyediaan Kebutuhan Parkir 3.2.2.4. Sign Age


Pada site terdapat beberapa jenis signage antara lain :
Total perhitungan kebutuhan parkir
No. Jenis Tipe Kondisi
Parkir Pengunjung : signage Signage Dimensi Bentuk Material
1. Rambu Rambu Tinggi tiang: Pipa
• Parkir Mobil = 496,8 m² ( 48 mobil ) lalulintas peringatan 260cm galvanis,
Diameter plat
• Parkir Motor = 320 m² ( 160 motor ) tiang : 7cm alumunium
Rambu Lebarplat:
larangan 75cm
• Parkir Bus = 360 M² ( 8 bus ) Tinggi plat :
75cm
Rambu
TOTAL = 496,8 + 320 + 360 = 1176,8M² penunjuk
(MINIMAL)
2. Komersil Reklame Tinggi tiang : Pipa baja,
• sepeda
150cm- baja siku,
250cm plat
5% x 640 = 32 orang Diameter alumunium
tiang : 10cm-
standar 1 sepeda = 1orang 30cm
Tinggi plat
Kebutuhan luas parkir = 2 m² :200cm
Lebarplat :
( 32 : 1) x 2 = 64 m² (32 sepeda) 150cm-
200cm

60
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3. Penanda Papan Tinggi tiang : Pipa 1. Peta penempatan signage


Jalan & RPPJ 500m galvanis.
Penunjuk (rambu Diameter Plat a. Penempatan rambu-rambu lalu lintas
Arah pendahulu tiang: 15cm alumunium
penunjuk Lebar plat
jalan) 150cm tinggi
plat : 100cm

Penunjuk Tinggi :
arah 200cm
Tinggi plat :
30cm
Lebar plat :
100cm

Tinggi : Pipa
200cm galvanis.
Tinggi plat : Plat
25cm alumunium
Lebar plat :
50cm

61
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

b. Peta lokasi penempatan Penanda dan Pengarah Jalan c. Peta lokasi Reklame

62
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.2.2.5. Open Space terbagi menjadi ruang terbuka aktif dan ruang terbuka
Pada lokasi perancangan terdapat 3 open space seperti yang pasif.
terlihat pada peta berikut ini.

2. Lahan kosong
Open space pada lokasi merupakan ruang terbuka
Lahan kosong ini merupakan ruang terbuka pasif,
yang bersifat publik, yakni dapat diakses oleh semua orang.
dimana tidak terdapat akitivitas di dalamnya.
1. Area pembagi ruas jalan
Pada ruang terbuka ini terdapat aktivitas berupa
duduk-duduk, jalan-jalan, bersantai, dan menikmati
suasana. Namun tidak semua area dijadikan tempat
beraktivitas. Oleh karena itu pada area ini ruang terbuka

63
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3. Site perancangan 3.2.2.6. Aktivitas Pendukung


Site perancangan merupakan ruang terbuka aktif. Aktivitas pendukung adalah semua fungsi bangunan dan
Pada area ini terdapat beberapa aktivitas yang sering kegiatan-kegiatan yang mendukung ruang publik suatu kawasan
dilakukan seperti Kegiatan rohani (KKR), perayaan kota. Bentuk, lokasi dan karakter suatu kawasan yang memiliki ciri
tahun baru (pesta kembang api) dan kegiatan lainnya, khusus akan berpengaruh terhadap fungsi, penggunaan lahan dan
promosi produk barang, serta latihan berkendara. Area kegiatan-kegiatannya.
tepian lahan dijadikan tempat parkir dan tempat Penciptaan kegiatan pendukung aktifitas kesinambungan
menunggu kendaraan umum (halte), pangkalan ojek. antara menyediakan jalan, pedestrian atau plaza, dengan fungsi
utama (bangunan dan isinya) dan penggunaan elemen-elemen kota
yang dapat menggerakkan aktivitas, misalnya :

64
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Pusat perbelanjaan,

- Taman rekreasi,

- Pusat perkantoran,

- Perpustakaan dan sebagainya.

Tujuan
- Mewadahi kegiatan-kegiatan di sekitar site yang berjalan
tidak sesuai aturan, misalnya pedagang kaki lima.

65
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Mewadahi berbagai kegiatan masyarakat yang positif, 3.2.2.7. Utilitas


edukatif. 1. Jaringan Listrik
Berikut merupakan kondisi jaringan listrik pada lokasi.

Aktifitas pendukung juga dapat melibatkan beberapa


komunitas-komunitas kreatif anak muda yang dapat diwadahi pada
alun-alun ini untuk memberikan edukasi tentang komunitas tersebut
atau hal-hal yang dapat berguna bagi masyarakat kota.
Di kota kupang sendiri terdapat kurang lebih 40-an
komunitas remaja yang bergerak di bidang kesehatan, seni,
lingkungan, alam, dan lain-lain.
Daftar komunitas di Kota Kupang disajikan pada table berikut ini.

66
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
2. Persampahan

3. Drainase

67
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Tabel Kondisi Utilitas pada Lokasi 3.3. Studi Banding


a. Alun-Alun Kota Bandung
Alun-alun ini berada di Jalan Asia Afrika, Jalan Alun-alun
Timur, dan Jalan Dalem Kaum, tepatnya berada di depan Mesjid
Raya Bandung. Alun-alun Bandung sebenarnya bukan alun-alun
yang dicirikan sebenarnya karena sebidang tanah tersebut sudah
menjadi plaza Masjid Raya Bandung, tetapi banyak orang
Bandung yang masih menyebutnya sebagai alun-alun

Alun-alun Bandung pada tahun 1929

68
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Alun-alun kota Bandung kemudian direnovasi beberapa kali


hingga terakhir dilakukan pada 2014. Biaya renovasi terakhir
kabarnya mencapai 10 miliar rupiah dan seluruhnya biaya tersebut
merupakan donasi

Salah satu keunikan dari alun-alun kota Bandung adanya


karpet berupa rumput sintetis sehingga pengunjung harus
menanggalkan alas kaki apabila ingin berjalan di atasnya. Di sekitar Light painting pada Alun-alun Bandung
karpet tersebut dan di dalam kawasan alun-alun, terdapat juga
b. Alun-Alun Kota Batu
taman-taman kecil, arena bermain anak, dan halte bus yang juga
unik.

Alun-alun kota Batu sebelum renovasi

Alun-alun Bandung

69
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Pemandangan pada siang hari

Alun-alun kota Batu setelah renovasi dan diresmikan pada awal mei
2011

Alun-alun kota Batu ini sengaja di desain sedemikian rupa


sebagai sarana rekreasi, edukasi dan olahraga bagi masyarakat
kota Batu dan para wisatawan. Alun-alun kota Batu merupakan Wahana “Bianglala”. Wahana paling favorit pada alun-alun kota
Batu
sarana rekreasi yang sangat terjangkau untuk masyarakat kecil.
Alun-alun Kota Batu memberikan nuansa yang sama indahnya
c. Washington Square Park
pada siang dan malam hari.
Washington Square Park adalah taman umum seluas 39.500 m
2 di lingkungan Greenwich Village di Lower Manhattan , New York
City.Salah satu yang terkenal di 1.900 taman umum di New York
City, merupakan landmark sekaligus tempat pertemuan dan pusat
aktivitas budaya.

Pemandangan pada malam hari

70
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Pemandangan taman, menunjukkan Washington Square Arch dan air


mancur sebagai pusat dari alun - alun (Kiri) Patung
Giuseppe Garibaldi
sebagai monumen
Dua fitur yang menonjol adalah Washington Square Arch dan air dari Washingon
Square Park
mancur besar.Ini mencakup area bermain anak-anak, pepohonan dan
kebun, jalan setapak, lapangan bermain catur dan scrabble, bangku
taman, meja piknik, patung peringatan dan dua jalur anjing. (Kanan) Penghibur
jalanan di Washington
Square Park

Kehadiran artis jalanan telah menjadi salah satu ciri khas


Washington Square Park.Selama bertahun-tahun, orang-orang
Washington
yang mengunjungi taman tersebut bercampur dengan para
Square Arch
pemusik, artis, pemusik, dan penyair.

71
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Pemain catur di sudut barat daya taman

Meja catur luar ruangan yang ada di sudut barat daya


mendorong bermain di luar ruangan bersama dengan kerumunan
pengamat.

d. Alun-alun Kota Jepara


Alun-alun Kota Jepara terletak pada wilayah BWK 1 (pusat
kota ). Wilayah BWK 1 berada di bagian utara meliputi,
kelurahan Jobokuto, Panggang, Ujung batu, sebagain Pingkol,
Kauman, dan Bulu dengan luas 438,897 ha.

Sebagai kawasan yang terletak di wilayah BWK 1, di sekitar


pusat kota, kawasan di sekitar alun-alun kota Jepara tergolong
tata guna lahan campuran. Dimana lokasinya berdekatan dengan
landmark kota Jepara, terdapat masjid (pusat peribadatan),

72
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

fasilitas umum dan sosial, perkantoran, bangunan komersil, ketinggian cukup menonjolpun tidak menggangu keserasian
penyedia jasa yang dihrapkan dapt memacu perkembangan keseluruhan bangunan karena tertutup oleh vegetasi sehingga
lingkungan di kota Jepara secara merata. skyline yang tercipta cukup harmonis.
Alun-alun kota Jepara merupakan pusat dari kegiatan
masyarakat Kota Jepara khususnya kegiatan olahraga (rekreasi)

Sesuai dengan peta diatas ketinggian maksimal bangunan


pada Kota Jepara adalah 7 lantai. Sedangkan untuk wilayah alun-
alun sendiri tidak memiliki perbedaan ketinggian yang cukup
berarti yaitu, 1-2 lantai. Bangunan gereja yang identik dengan

73
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Terdapat massa bangunan padat seperti, masjid, pertokoan,


pllsa, permukiman warga, dll. Massa bangunan kosong seperti,
Elemen-eleman pendukung jalur pedestrian pada alun-alun
tempat parkir, jalan dan jalur pejalan kaki.
menggunakan penutup lantai, yaitu keramik yang biasa
Perletakan tempat parkir jauh dari jalan utama membuat
digunakan untuk diluar ruangan dan mozaik batu hias yang
sirkulasi jalan pada alun-alun tetap aman dan teratur sehingga
membentuk suatu pola estetis pada jarak-jara tertentu sekitar di
pengguna alun-alun baik pejalan kaki ataupun kendaraan lain
jalur pedestrian.
dapat merasakan kenyaman didalamnya.

74
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Jenis sampah pada tempat ini dibagi menjadi dua yaitu,


sampah basah dan sampah kering

75
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Kegiatan pendukung pada alun-alun Kota Jepara ialah,


sebagai tempat upacara, hiburan dan rekreasi. PKL pada lokasi
ini disediakan lokasi khusus agar tidak mengganggu aktifitas
dalam alun-alun\

76
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Arah pembuangan air hujan dan air kotor langsung dibuang


ke sungai yang terletak di sebelah barat alun-alun.

77
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

BAB IV
ANALISIS

3.1. Analisis SWOT(identifikasi potensi dan permasalahan)


3.1.1. Analisis SWOT 8 elemen kawasan
O T
1. Peruntukan lahan sebagai alun – alun kota dan kawasan pariwisata 1. Site rawan terhadap bencana alam tsunami
EKSTERNAL 2. Pengembangan kawasan pesisir pantai diarahkan dengan pendekatan 2. Abrasi
waterfront 3. Pada waktu tertentu sering terjadi parkir liar
3. Pengembangan hutan dan taman kota (RPJMD kota Kupang 2013-2017) akibat lonjakan pengunjung pada cafe, resto,
4. Kawasan pariwisata alam terletak di Kelurahan Lasiana dan Kelurahan atau hotel di sekitar site
Oesapa, Kelurahan Pasir Panjang dan Kelurahan Kelapa Lima, Kelurahan 4. Ukuran jalan Inaboi belum sesuai standar
Namosain, Taman Wisata Alam Laut Teluk Kupang, Kelurahan Alak, 5. Perilaku masyarakat yang kurang disiplin dalam
Kelurahan PenkaseOeleta, Kelurahan Fatukoa, Kelurahan Manutapen dan pengelolaan sampah menimbulkan masalah
Kelurahan Batuplat; bagi lingkungan
5. (RPJMD kota kupang 2013- 2017
Pembangunan “Wajah Kota”, dengan arah kebijakan meliputi :
- Peningkatan estetika kota kawasan pesisir pantai (waterfront city);
- Peremajaan kawasan;
- Pembangunan dan revitalisasi taman kota.
6. RPJMD kota kupang 2013- 2017 :
BWK II meliputi sebagian Kecamatan Kelapa Lima dan sebagian Kecamatan
Oebobo dan sebagian Kecamatan Kota Lama dengan Pusat BWK terletak di
sekitar kawasan Pasar Oebobo Kelurahan Fatululi; dengan arah
pengembangan sebagai berikut:  Sebagai kawasan pelayanan
pemerintahan kota,  Perdagangan, kawasan pariwisata dan reklamasi
pantai dan permukiman dengan intensitas kegiatan tinggi.
7. RPJMD kota kupang 2013- 2017 :
Tersedianya sarana dan prasarana pendidikan dan kesehatan yang
memadai.
-Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Olahraga
8. Terletak di jalan arteri primer dan kolektor sekunder sehingga dapat di

78
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

akses oleh berbagai kendaraan


9. RPJMD kota kupang 2013- 2017 :
Peningkatan, pengembangan dan pengelolaan manajemen transportasi,
dengan arah kebijakan meliputi
-Fasilitasi dan bantuan pengembangan kelayakan dan kenyamanan
angkutan masal;
- Peningkatan pelayanan angkutan umum dan prasarana yang mendukung.
- Penyempurnaan trayek angkutan masal;
- Pengembangan dan optimalisasi terminal;
- Fasilitasi, pengendalian dan peningkatan pelayanan angkutan orang dan
barang;
- Penyediaan sarana prasarana perhubungan dan informasi fasilitas
transportasi yang terintegrasi.
- Peningkatan koordinasi antar moda angkutan yang terintegrasi.
10. RPJMD kota kupang 2013- 2017 :
Pengembangan manajemen pola perpakiran, dengan arah kebijakan
meliputi:
- Peningkatan tertib perparkiran;
- Pengembangan pranata kebijakan perparkiran
11. RPJMD kota kupang 2013- 2017 :
Pengadaan rambu-rambu lalu lintas dan informasi fasilitas transportasi
yang terintegrasi, dengan arah kebijakan meliputi :
- Pengadaan rambu-rambu lalu lintas yang informatif
12. RPJMD kota kupang 2013- 2017 :
Pengendalian jumlah ruang terbuka hijau di publik area dan private area,
dengan arah kebijakan meliputi :
- Penyusunan pranata kebijakan Ruang Tata Hijau (RTH) secara konsisten;
- Perwujudan gerakan “Kupang Green and Clean” dan “one man one tree”;
- Peningkatan peran masyarakat dalam peningkatan kualitas Ruang Tata
Hijau (RTH); - Pengembangan hutan dan taman kota.
13. Site perancangan dapat dikembangkan hingga area tugu Inabo’i
14. Banyaknya komunitas masyarakat kreatif di kota kupang
15. Banyaknya PKL dan usaha kreatif masyarakat yang menonjolkan ciri khas
lokal kota kupang
16. Penataan PKL secara humanis dan beradab
17. Pengembangan potensi ekonomi lokal berbasis kluster/acak (RPJMD Kota

79
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Kupang 2013-2017)
18. (RPJMD Kota Kupang 2013-2017) :
Peningkatan penanganan sistem jaringan drainase , pengendalian banjir,
sistem air baku dengan arah kebijakan meliputi :
- Normalisasi saluran drainase perkotaan
Pengembangan dan peningkatan manajemen pengelolaan sampah, dengan
arah kebijakan meliputi :
- Peningkatan pengelolaan sampah yang berkelanjutan;
- Pemenuhan sarana prasarana persampahan;
- Fasilitasi pengembangan kerjasama pengelolaan TPA bersama antara
daerah dan pihak ke 3 (tiga)
- Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang
berkelanjutan dengan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan
INTERNAL 19. Adanya isu permasalahan eksistensi ruang terbuka hijau terlebih khusus
taman kota
20. Warga Kupang butuh ruang publik
21. Adanya isu privatisasi pesisir di NTT
S STRATEGI S-O STRATEGI S-T
1. Terletak di pusat Kota atau 1. Menciptakan alun-alun kota yang aktif (S1,O1, O19, O20, O21) 1. Menciptakan jalur evakuasi (S2, T1)
keramaian 2. Menciptakan fasilitas pendukung dan rekreasi berupa bangunan seperti 2. Membuat jalur penyeberangan antar site
2. Terletak dipesisir pantai lopo,lapak pedagang, fasilitas penunjang kegiatan remaja,dll. (S3, O6, O7) 3. Membuat tempat transit bagi angkutan umum
3. Lokasi strategis dekat dengan 3. Penempatan signage difokuskan di jalan arteri primer dan kolektor 4. Membuat kantong parkir di sekitar site
bangunan perdagangan, dan sekunder (S5, O8, O11) 5. Menyediakan fasilitas bagi PKL
jasa (misalnya: Subasuka, 4. Menyediakan fasilitas parkir berupa kantong parkir di sekeliling site yang 6. Menyediakan sarana dan prasarana
Timor Raya, RS, Hotel,) mudah dicapai (S6,S9,O8,O10) persampahan
4. Dekat dengan bangunan 5. Menyediakan tempat transit bagi kendaraan (S7,S8,O8,O9)
keamanan (kepolisian & 6. Pada perancangan signage dapat dibuat khusus sehingga dapat menjadi
asrama tentara) identitas pada site atau kawasan, hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri
5. Site berada pada tempat yang bagi site. (S1, O1, O2)
memiliki potensi besar untuk 7. Menciptakan lahan untuk mendukung gerakan “one man one tree”.(S10,
penempatan signage O12)
6. Site dikeliling oleh jalan 8. Menciptakan keterhubungan antar ruang terbuka.(S10, S11, O13)
sehingga mudah diakses 9. Menciptakan fasilitas yang layak dan sesuai peruntukan bagi PKL,
7. Terdapat akses langsung ke komunitas, dan usaha kreatif masyarakat
dalam site 10. Menciptakan sarana utilitas yang lebih memadai dan mendukung
8. Jalan dilalui oleh kendaraan keberadaan alun-alun

80
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

pribadi, truk, kendaraan berat


dan kendaraan umum
9. Terdapat titik parkir di sekitar
site
10. Site merupakan lahan kosong
dengan luasan 20.236 m2 (site
sisi selatan Jl Timor Raya) dan
4.236 m2 (site sisi utara Jl
Timor Raya)
11. Terdapat beberapa aktivitas
yang sering dilaksanakan
pada site, seperti kegiatan
kerohanian, pesta kembang
api, latihan berkendara,
pangkalan ojek, dan wadah
untuk kegiatan-kegiatan besar
lainnya
12. Sekitaran site terdapat
banyak PKL
13. Sekitar site terdapat jaringan
listrik
14. Sekitar site terdapat jaringan
air bersih
15. Terdapat tempat
pembuangan sampah
sementara dekat site

W STRATEGI W-O STRATEGIW-T


1. Site terbagi menjadi dua 1. Mengoptimalkan view ke laut (W3, O5) 1. Menyediakan fasilitas keamanan agar dapat
2. Penataan bangunan sekitar 2. Dibuat akses penghubung antar kedua site (W1, O8) mengontrol alun-alun selama 24 jam (T1)
kurang baik, sehingga dapat 3. Menata ulang signage (W5, O11) 2. Menyediakan jalur evakuasi
mempengaruhi view keluar 4. Menyediakan fasilitas kantung parkir, halte dan tempat transit (W6, O10) 3. Membuat saluran drainase
site 5. Memfasilitas PKL ke dalam site
3. Berdasarkan isu yang ada 6. Membuat saluran drainase di sekitar site
lokasi perancangan dekat 7. Menyesuaikan dimensi jalan
dengan tempat prostitusi 8. Menyediakan sarana dan prasarana bagi pejalan kaki

81
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

4. Terdapat PKL liar di sekitar site


5. Signage tidak tertata dengan
rapi
6. Sering terjadi parkir liar yang
mengakibatkan kemacetan
7. Kondisi pedestrian tidak
memungkinkan untuk
digunakan
8. Kondisi jalan bergelombang
9. Lampu penerangan jalan
sekitar site tidak semuanya
menyala pada malam hari.
10. Pada site tidak terdapat
drainase.
11. Tempat pembuangan sampah
sementara yang berada dekat
site menimbulkan bau.

3.1.2. Kesimpulan dari analisa SWOT


Kesimpulan dari analisa SWOT di atas adalah sebagai berikut.
NO KESIMPULAN SWOT ELEMEN SPESIFIKASI
1. Menciptakan alun-alun kota yang - Tata guna lahan - Alun – alun kota yang aktif mengandung unsur-unsur kegiatan, seperti : tempat
aktif - Open space upacara bendera, bermain, bersantai, olahraga, berkomunikasi, berjalan-jalan,
- Aktifitas pendukung nongkrong, wisata kuliner, dan event-event tertentu.
- Utilitas - Menciptakan fasilitas yang layak dan sesuai peruntukan bagi PKL, komunitas,
- Jalan, sirkulasi dan parkir dan usaha kreatif masyarakat.
- Menciptakan sarana utilitas yang lebih memadai dan mendukung keberadaan
alun-alun serta kelancaran aktiftas dalam alun –alun
- Menyediakan sarana dan prasarana bagi kendaraan dan pejalan kaki
- Menyediakan fasilitas keamanan agar dapat mengontrol alun-alun selama 24 jam

2. Menciptakan signage yang - Signage - Penempatan signage difokuskan di jalan arteri primer dan kolektor sekunder
informatif dan berkarakter - Jalan, sirkulasi, dan parkir - Pada perancangan signage dapat dibuat khusus sehingga dapat menjadi identitas
pada site atau kawasan, hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi site.
- Menyediakan jalur evakuasi

82
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3. Menyediakan fasilitas parkir yang - Jalan, sirkulasi dan parkir - Menyediakan fasilitas parkir berupa kantong parkir di sekeliling site
mudah dicapai - Menyediakan tempat transit bagi kendaraan

4. Mendukung program pemerintah - Tata guna lahan - Menyedikan area penghijauan sebagai sumber pengudaraan lingkungan
yaitu, “Kupang Green and Clean” - Open space - Mendesain sistem pembuangan air kotor dan air hujan
- Utilitas - Menyediakan sarana dan prasarana persampahan
5. Menciptakan keterhubungan antar - Open space - Menyediakan akses penghubung antar ruang terbuka
ruang terbuka. - Aktifitas pendukung - Menyelaraskan jenis aktifitas, fasilitas serta bentuk dan massa bangunan antar
- Bentuk dan massa ruang terbuka
bangunan
6. Menciptakan sarana utilitas yang - Utilitas - Menyediakan sarana utilitas agar dapat mendukung keberadaan alun-alun kota
memadai - Aktifitas pendukung dan kelancaran aktifitas pada alun-alun
7. Mengoptimalkan view ke laut - Bentuk dan massa - Menghindari penataan bangunan yang menghalangi view ke laut
bangunan
- Elemen fisik site

83
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.2. Tema kawasan 3.3. Analisis Perencanaan dan Perancangan


3.3.1. Tata Guna Lahan
3.3.1.1. Fungsi
Berdasarkan analisis SWOT, Site perancangan diarahkan
sebagai Alun – alun kota dengan tema “Green Tourism Public
Space” yaitu Ruang Terbuka publik sebagai destinasi wisata
berbasis Green. Dengan penurunan fungsi sebagai berikut:

Visi : 1. Fungsi Rekreatif

“Menciptakan ruang publik yang menjadi destinasi wisata dengan Merupakan fungsi utama dalam perancangan, Kawasan

berbasis green”. diperuntukan sebagai alun – alun kota dengan fungsi rekratif

Misi : 2. Fungsi Ruang Terbuka Hijau

1. Menciptakan sarana rekreasi yang mendukung ekosistem dan Merupakan fungsi pendukung dalam perancangan, kawasan

membantu mengendalikan suhu perkotaan. diperuntukan untuk menambah ruang terbuka hijau di wilayah

2. Merupakan sarana rekreasi yang memiliki fungsi penunjang BWK

sebagai area resapan serta peduli akan kebersihan, 3. Fungsi Servis

keserasian dengan alam dan keindahan lingkungan Merupakan fungsi penunjang aktivitas alun – alun agar

3. Sebagai tempat interaksi sosial yang didukung dengan sarana dapat berfungsi dengan baik

dan prasarana yang ramah lingkungan

84
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
3.3.1.2. Analisis Kebutuhan Ruang
Analisis Kebutuhan Ruang dibuat berdasarkan penurunan fungsi pada site
perancangan.
Fungsi Alun -
Deskripsi Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
Alun
Bersantai Taman Aktif, Gazebo
Pengguna Alun
Tempat Rekreasi Jalan – Jalan Pedestrian
- Alun
Makan - minum Lapak Pedagang
Bermain, Jalan - Playground,
Tempat Bermain dan Anak – Anak jalan Pedestrian
Berolahraga dan Dewasa Berolahraga Lapangan Olahraga
Jogging Jogging track
Taman Aktif, Plaza,
F. Rekreatif Pengguna Alun Berinteraksi
Tempat Komunikasi Sosial gazebo
- alun
Bersantai Taman Aktif, Gazebo
Lapangan
Upacara Bendera
Pengguna Alun Multifungsi
Tempat untuk – Alun Lapangan
Konser / Festival
Mengadakan Kegiatan Multifungsi
sosial Bersiap - siap
Gedung Persiapan &
Tamu VIP Melaksanakan
Podium
Acara
Sarana yang Mendukung
Menjaga Fasilitas
Ekosistem dan Membantu Pengguna Alun
kebersihan Persampahan, Area
Mengendalikan Suhu – alun
lingkungan Penghijauan
F. Ruang Perkotaan
Terbuka Hijau Pelembut Arsitektur Taman Aktif , Area
- -
Bangunan penghijauan
Memelihara Ekosistem
- - Area Penghijauan
Tertentu
Menunggu Tempat transit
Sarana Penghubung Satu Kendaraan kendaraan
Pengguna Alun
Tempat dengan Tempat Jembatan
- Alun Menyebrang jalan
Lainnya penyebrangan
Parkir Tempat Parkir
F. Servis Menjaga dan
Sarana dan Prasarana Mengontrol
Security Fasilitas Keamanan
keamanan Keamanan alun -
alun
Sarana Penunjang alun - Pengguna Alun Buang Air Besar/
Toilet
alun - Alun Buang Air Kecil

85
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.3.1.3. Organisasi ruang


Diagram organisasi ruang dibuat dari masing – masing fasilitas dari tiap fungsi :
1. Fungsi Rekreatif
a. Taman Aktif

b. Gazebo

c. Pedestrian

d. Lapak pedagang

86
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

e. Playground

f. Lapangan Olahraga

g. Lapangan Multi Fungsi

h. Jogging track

i. Gedung Persiapan dan Podium

j. Plaza

87
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Berdasarkan alur aktivitas yang dijabarkan pada masing – masing c. Area Penghijauan
aktivitas, dibuat organisasi ruang yaitu : Area penghijauan merupakan ruang terbuka pasif yang tidak
terdapat aktivitas didalamnya.
Berdasarkan alur aktivitas yang dijabarkan pada tiap fasilitas,
dibuat Organisasi ruang yaitu:

3. Fungsi Servis
a. Tempat Transit Kendaraan
2. Fungsi Ruang Terbuka Hijau
a. Taman Aktif
b. Jembatan Penyeberangan

b. Fasilitas Persampahan
c. Tempat Parkir

88
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

d. Fasilitas Keamanan

e. Toilet

Berdasarkan Alur aktivitas yang dijabarkan pada tiap


fasilitas, dibuat Organisasi ruang yaitu

89
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Setelah mendapatkan organisasi ruang dari masing – masing fungsi, maka digabungkan menjadi suatu kesatuan di dalam rancangan :

90
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.3.1.4. Analisis Besaran Ruang

Kebutuhan
No. Fungsi Luasan Perabot Daya Tampung Sirkulasi Luasan Total Asumsi
Ruang (minimal)
Perosotan (5bh=37,5 m)
100 org x 1,2= 120
Ayunan (5bh)= 45m 30% x197,5= 59,25 400 m²
Playground m² 700 m²
Jungkit-jangkit 4bh= 15m²
Kursi taman 10 bh = 10m²
30% x 150 =45 300m²
Plaza - 100 0rg x 1,5=150 1500 m²
Lapak 30% x 195 =58,5 253,5 m²
Gerobak 25 bh = 75m² 100 org x 1,2=120 1000 m²
Pedagang
Lapangan 1000 Orang x 1.2 = 30 % x 1200 =360
1560 m² 4000 m²
Multifungsi 1200 m² m²
Lap. Futsal= 18 x 38 m = 684m²
Lapangan 858 m²
Lap Basket (3 on 3)=14 x 15 = - - 1500 m²
Olahraga
210
1. Rekreatif Jogging Track
50 org x 1,2=60 30% x 735= 220,5 945,5 m²
Jalan = 1,5 x 450=675 m² 1500 m²
Taman Aktif
Gazebo : 4x4 x 15 = 240 8 Orang x 1,2 = 9,6 30% x 250 = 75 330 m²
500 m²
Rg Ganti 2 bh: Rg ganti 2 bh: 15
-meja rias 2 bh= 1m x 3m x 2= orang x 1.2= 18 m
3m2 x 2 =36 m2
Gedung -kursi 8 bh = 0.6 x0.6x 8 = 2,88 Rg serbaguna: 30
30% x 169,32
Persiapan dan m2 orang x 1,2 =36 m2 220,116 250 m²
=50,796
Podium -Lemari 2 bh = 0.8 x 1.5 x 2 =2,4 Rg panel: 3 orang
m2 x 1.2= 3,6 m2
Jumlah 8,28 x 2 = 16,56 m2 Toilet 4 bh : 1
orang x 1.2= 1.2 m2

91
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Kebutuhan
No. Fungsi Luasan Perabot Daya Tampung Sirkulasi Luasan Total Asumsi
Ruang (minimal)
Rg Serbaguna x 4 = 4.8 m2
-sofa 3 bh= 0.8 x 1.5 x 3=3,6 m2 Jumlah daya
-meja kecil 2 bh= 0.6 x 0.6 x tampung = 80,4 m2
2=0.72 m2 Podium: 50 Orang
-meja besar 1 bh= 1 x 2=2 m2 x 1,2 =60 m2
Rg Panel
-Panel Listrik= 0.6 x 1=0.6 m2
Toilet 4 bh
-Kloset: 0.6 x 0.6= 0.36 m2
-Bak air : 1 x 1= 1 m2
Jumlah 1,36 x 4 =5,44 m2
Jumlah luasan perabot= 28.92m2

Fasilitas Tempat sampah 7 bh= 1,2 x 0,6 x


- - 5,04 m² 10 m²
Persampahan 7 =5,04m²
Ruang Hijau; 1000
Ruang
Taman Aktif - orang x 1,2 = 1200 30 % x 120 = 36 m² 1236 m² 6000 m²
2. Terbuka

Hijau
Area
Penghijauan( - - - 3000 m2 3000 m2
pasif)
300 org x 1.2 =
Mobil = 2,5 x 4 x 53 = 552 m²
Tempat Parkir 120m² 30% x 537 = 161 1763 m²
Motor = 2 x 240 = 480 m² 2500 m²
Bus = 45 x 10 = 450 m²
3. Service
Tempat Transit Bus 2 bh = 2 x 12 x 2,5 = 60 m2
- - 140 m2 700 m²
Kendaraan Bemo 10 bh = 10 x 4 x 2 = 80 m2
Jembatan - 20 Orang x 1,2 =24 30% x 24 = 7,2 m² 31,2 m² 50 m²

92
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Kebutuhan
No. Fungsi Luasan Perabot Daya Tampung Sirkulasi Luasan Total Asumsi
Ruang (minimal)
penyeberangan m²
2
Meja 2 bh : 1 x 0.6 x 2 = 1.2 m
Fasilitas Lemari 1 bh: 0.8 x 1= 0.8 m2 2 Orang x 1.2= 2.4 30% x 6,4 m2= 1,92
8,32 m² 10 m
Keamanan Kursi 2 bh: 0.6 x0.6 x 2 =0.72 m2 m2 m2
Tv 1 bh: 0.6 x 0.6= 0.36
Toilet 0.5 m x 1.75 x 6 = 15.75 m² 1 m x 1.2 m² 30% x 16.95 = 5.08 50 m²
100 m²
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa :
- Total Luasan Fungsi Rekreatif = 11.950 m2 = 49,13 %
- Total Luasan Fungsi RTH = 9.010 m2 = 37,04%
- Total Luasan Fungsi Servis = 3.360 m2= 13,81 %

Fungsi Servis;
13,81 % Fungsi
Rekreatif;
Fungsi Ruang
49,13 %
Terbuka Hijau;
37,04 %

93
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.3.1.5. Penzoningan tersebut dibuat dalam sebuah kriteria untuk membentuk suatu
Penzoningan umum dibuat sesuai dengan alur aktifitas pada penzoningan yang interaktif terhadap site, dengan kriteria yaitu :
struktur organisasi ruang. 1. Fungsi utama alun – alun sebagai fungsi rekreatif dan tema
green tourism open space maka penempatan fasilitas dengan
persentase peggunaan paling besar dari fungsi rekreatif
ditempatkan sebagai pusat (central).
2. Fungsi rekreatif sebagai fungsi utama harus lebih dominan,
berdasarkan keadaan eksisting site terpisah menjadi 2 bagian
dengan salah satu bagian lebih besar luasannya. Oleh karena itu,
luasan site yang lebih besar difungsikan lebih dominan sebagai
fungsi Rekreatif sedangkan site yang lain lebih dominan fungsi
Ruang Terbuka Hijau.
3. Penempatan Tempat Transit (transit area) ditempatkan pada
jalan timor raya dan jalan ina bo’i, disesusaikan dengan eksisting
site dimana jalan – jalan tersebut dilalui oleh kendaraan umum.
4. Berdasarkan peraturan pemerintah dalam membentuk Waterfront
city serta keadaan eksisting site perancangan yang terletak di
pesisir pantai, maka penempatan fasilitas – fasilitas diatur
Analisis penzoningan dibuat berdasarkan alur aktifitas pada perletakannya dalam site agar tidak mengganggu pandangan ke
struktur organisasi ruang yang disesuaikan dengan eksisting site, laut.
isu–isu dan tema yang dipilih. kondisi eksisting, tema, serta isu – isu 5. Berdasarkan kriteria – kriteria tersebut, penzoningan umum yang
diperoleh dari hasil alur aktivitas organisasi ruang harus

94
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

disesuaikan kembali agar menghasilkan penzoningan yang gedung persiapan, gazebo ,lapak pedagang, fasilitas penunjang
sesuai dengan existing site. kegiatan remaja, fasilitas keamanan,dll.

Berdasarkan penurunan kebutuhan ruang berdasarkan


3.3.2. Bentuk dan Massa Bangunan
fungsi alun-alun maka fasilitas bangunan yang akan disediakan
3.3.2.1. Analisis Perencanaan
yaitu sebagai berikut :
1. Strategi SWOT
Berdasarkan strategi SWOT, maka bangunan yang
berada dalam site akan dihilangkan serta akan diciptakan
fasilitas pendukung dan rekreasi berupa bangunan seperti

95
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Fungsi Alun-Alun Fasilitas


Fungsi Rekreatif Gazebo Fasilitas Letak Bangunan Kriteria

Lapak Pedagang Gedung Gedung Persaiapan + Podium


Persiapan + diletakkan di sisi selatan site agar
Gedung Persiapan + Podium Podium memaksimalkan pegolahan site
untuk lapangan.
Fungsi Terbuka Hijau -
Fungsi Servis Pos Keamanan
Toilet
Jembatan Penyeberangan

Toilet Toilet diletakkan diarea tersebut


2. Perletakan Bangunan agar mudah diakses dan dekat
dengan pos keamanan

Pos Pos Keamanan diletakkan diarea


Keamanan tersebut agar lebih mudah
memantau kelancaran kegiatan
dalam site

96
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Jembatan Jembatan penyebrangan Halte Sebagai tempat penumpang


Penyebrangan mempermudah akses antara dua menunggu kendaraan keberadaan
site halte mendukung fungsi trempat
transit yang disediakan.

Gazebo Sebagai tempat bersantai dan


beristirahat untuk mendukung
fungsi rekreatif alun-alun

Lapak Sebagai tempat dimana para


pedagang pedagang menjual barang jualan
untuk mendukung fungsi rekreatif
alun-alun

97
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3. Karakteristik Bangunan 1. KDB paling tinggi sebesar 40%;


2.1.Langgam ( Material, Tekstur dan Warna bangunan ) 2. KLB paling rendah sebesar 3,0%;
Bangunan dalam site menggunakan langgam yang 3. KDH paling rendah sebesar 52 %;
mengadopsi budaya NTT berbasis Green. 4. GSB dengan ketentuan ½ rumija;
2.2. M Maka :
Bangunan Material ater Fasilitas Ketinggian Bangunan
Gazebo Atap : Alang-alang ial Gazebo 3m
Tiang : Bahan dasar Kayu
Lapak Pedagang 3.5m
Lapak Pedagang Atap : Alang-alang
Dinding : Bahan dasar Kayu
Gedung Persiapan + Podium 8m
Gedung Persiapan + Podium Atap : Multiroof 4. K Toilet 3.5m
Dinding : Beton etin Pos Keamanan 3m
Toilet Atap : Alang-alang ggi Jembatan Penyeberangan 6m dari permukaan
Dinding : Bahan dasar Kayu an jalan + 3 m ketinggian
Pos Keamanan Atap : Alang-alang
Ba Bangunan.
Dinding : Bahan dasar Kayu
ngu
Jembatan Penyeberangan Atap: multiroof
Dinding : - nan
Tiang: Baja B
Halte Atap: alang-alang erd
Dinding : kayu asa
Tiang: kayu jati
rka 5. Garis sempadan Bangunan
n Perda NO.12 /2011 RDTRK Kota Kupang terkait bentuk dan Bangunan akan dirancang dengan GSB, sebagai berikut :
massa bangunan : a. Sisi Utara (jl.Timor Raya)

98
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Jalan timor raya ; ½ rumija = ½ x 12 m= 6 m - Penataan Gazebo dengan Radius 10 meter hingga 15
- GSB = 6 m meter.
b. Sisi Barat (jl Inaboy)
- Jalan Inaboy ; ½ rumija = ½ x 6,2 m= 3,1 m
- GSB = 3,1 m
c. Sisi Selatan (jl. Lingkungan )
- Jalan Lingkingan ; ½ rumija = ½ x 4,8 m= 2,4 m
GSB = 2,4 m
- Sisi Barat (jl. Lingkungan )
Jalan Lingkungan ; ½ rumija = ½ x 4 m= 2 m
1.2. Alternatif 2
GSB = 2 m
Gazebo dengan Bentuk Dasar Kotak
3.3.2.2. Analisis Perancangan
a. Bentuk atap diadopsi dari rumah tradisional masyarakat
1. Gazebo
timor
1.1. Alternatif 1
b. Alang alang digunakan sebagai material Atap dan
Gazebo dengan bentuk dasar lingkaran.
dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan
- Bentuk atap bulat diadopsi dari rumah tradisional
mengantisipasi terjadinya kebocoran.
masyarakat Timor
c. Tiang Gazebo menggunaan Material Bambu
- Alang alang digunakan sebagai material Atap dan
d. Penataan Gazebo dengan Radius 10 meter hingga 15
dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan
meter.
mengantisipasi terjadinya kebocoran.
- Bangku dan Tiang Gazebo menggunaan Material Kayu Jati

99
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Pos jaga dengan Bentuk Dasar Kotak dan langgam


Arsitektur Vernakular Sumba.
a. Bentuk atap diadopsi dari bentuk Atap bangunan
tradisional Sumba.
b. Alang alang digunakan sebagai material Atap dan
dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan
mengantisipasi terjadinya kebocoran.
c. Bentuk dasar kotak memberikan kesan yang tegas.
1.3. Pemilihan alternative d. Dinding menggunakan material berbahan dasar kayu
Alternatif yang dipilih adalah alternative 2
Pertimbangan :
a. gazebo memiliki ukuran yang cukup luas
b. ruang gerak lebih bebas

2.2.Alternatif 2
Pos jaga dengan Bentuk Dasar lingkaran dan langgam
Arsitektur Vernakular Timor.
a. Bentuk atap diadopsi dari bentuk Atap bangunan
2. Pos Jaga
tradisional Timor.
2.1.Alternatif 1

100
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

b. Alang alang digunakan sebagai material Atap dan


dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan
mengantisipasi terjadinya kebocoran.
c. Bentuk dasar lingkaran memberikan kesan dinamis
d. Dinding menggunakan material berbahan dasar kayu

3. Lapak Pedagang
3.1.Alternatif 1
Lapak Pedagang dengan bentuk dasar lingkaran
a. Bentuk bangunan diadopsi dari “mbaru Niang” yang
merupakan bangunan tradisonal manggarai

2.3.Pemilihan alternative b. Alang alang digunakan sebagai material Atap dan

Alternatif yang dipilih adalah alternative 1 dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan

Pertimbangan : mengantisipasi terjadinya kebocoran.

a. Bentuk dasar kotak memiliki kesan tegas sesuai dengan Bentuk dasar lingkaran memberikan kesan yang dinamis

karakter penjaga keamanan.


Bentuk lebih modis

101
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.2.Alternatif 2
Lapak Pedagang dengan bentuk dasar kotak
a. Bentuk atap pada bangunan diadopsi dari bentuk atap
bangunan tradisonal Daerah Sabu
b. Alang alang digunakan sebagai material Atap dan
dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan
mengantisipasi terjadinya kebocoran. 4. Jembatan penyeberangan
c. Dinding menggunakan material berbahan dasar kayu a. Menggunakan atap Kanopi
b. Material atap menggunakan mulitiroof
c. Pagar terbuat daru besi dengan motif kain tradisional Ende

3.3.Pemilihan alternative
Alternatif yang dipilih adalah alternative 2
Pertimbangan
a. Terkesan lebih leluasa dan terbuka dari ada alternative 1 5. Gedung persiapan dan Panggung.
mengingat kondisi kota kupang yang termasuk daerah a. Bentuk atap pada bangunan merupakan atap prisma dengan
beriklim tropis dengan suhu perkotaan yang cukup panas. penggunaan rangka baja.
b. Material atap menggunakan mulitiroof
c. Dibuat Peninggian lantai pada panggung

102
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

d. Material beton digunakan untuk dinding gedung persiapan.


e. Latar belakang panggung menggunakan kain adat Kabupaten
Alor.

7. Halte
a. Bentuk atap pada bangunan diadopsi dari bentuk atap
bangunan tradisonal Sumba
b. Alang alang digunakan sebagai material Atap dan
6. Toilet. dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan
a. Bentuk atap pada bangunan merupakan atap prisma dengan mengantisipasi terjadinya kebocoran.
penggunaan rangka baja. c. Dinding menggunakan material berbahan dasar kayu jati
b. Material atap menggunakan mulitiroof d. Halte dirancang terbuka untuk memaksimalkan sirkulasi
c. Dibuat Peninggian lantai pada panggung udara.
d. Material beton digunakan untuk dinding dan depan toilet
terdapat partisi menggunakan motif kain adat Nagekeo.

103
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Green Open Space


- Green Building
maka dari itu, pada analisis perencanaan dan perancangan
jalan akan mengambil konsep “Green Transportation”.

Pengertin Green Transportation


Secara umum konsep “Green Transportation” merupakan
3.3.3. Jalan gerakan yang mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan
3.4.1.1.Analisis Perencanaan Jalan dalam upaya memenuhi kebutuhan transportasi masyarakat.
1. Keterkaitan dengan Tema Perancangan Dalam konteks perencanaan kota, konsep ini diterjemahkan
Alun-alun Kota Kupang akan dirancang dengan tema “Green sebagai upaya peningkatan fasilitas bagi komunitas bersepeda,
– Tourism Public Space.” pejalan kaki, fasilitas komunikasi, maupun penyediaan
transportasi umum massal yang murah dan ramah lingkungan
seperti KA listrik maupun angkutan umum lainnya yang dapat
GREEN-TOURISM PUBLIC SPACE
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, khususnya di
kawasan CBD.
Menciptakan ruang publik yang menjadi
destinasi wisatadengan berbasis green.
Upaya Mewujudkan Green Transportation
Elemen –elemen Green Arsitektur pada ruang publik :
Upaya mewujudkan transportasi yang ramah lingkungan pada
- Green Transportation
dasarnya dapat dilakukan dengan upaya mencegah terjadinya
- Green Waste
perjalanan yang tidak perlu (unnecessary mobility) atau dengan
- Green Water
- Green Energy

104
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

penggunaan teknologi angkutan yang dapat mengurangi dampak - Mendorong peningkatan okupansi kendaraan melalui kebijakan
lingkungan akibat kendaraan bermotor. ride-sharing, three-in-one, car-pooling dan lain-lain.
Bentuk-bentuk yang terkait dengan upaya pencegahan atau - Menyediakan sarana angkutan umum yang cepat, murah dan
pengurangan jumlah perjalanan yang tidak perlu dapat berupa nyaman yang dapat menjangkau seluruh bagian kota.
pengembangan kawasan terpadu yang masuk kategori compact city - Menyediakan fasilitas untuk mendorong penggunaan sarana
seperti kawasan super-block, kawasan mix-used zone, maupun angkutan tak bermotor seperti jalur sepeda, jalur pejalan
transit-oriented development. Selain itu, pengurangan jumlah kaki yang dapat mengurangi ketergantungan kepada
perjalanan dapat dilakukan dengan melakukan manajemen kendaraan bermotor.
kebutuhan transport (TDM- Transport Demand Management). - Menerapkan jam kerja yang lebih fleksibel atau penggeseran
Transport Demand Management (TDM) dilakukan melalui waktu kerja (staggering work hours) dan pemisahan waktu kerja
penerapan kebijakan dan strategi transportasi untuk mengurangi dan sekolah untuk mengurangi beban lalulintas pada jam
penggunaan kendaraan pribadi dan mendistribusikan beban puncak.
transportasi yang ada ke dalam moda transport, lokasi dan waktu - Membatasi penggunaan kendaraan pribadi melalui penerapan
berbeda. Upaya ini dianggap merupakan penanganan transportasi pembatasan plat nomor kendaraan yang dapat dioperasikan pada
yang relatif murah untuk meningkatkan tingkat pelayanan jaringan kawasan atau waktu tertentu.
transportasi. Dengan demikian penerapan TDM juga diharapkan - Menerapkan congestion pricing, pengenaan tarif parkir yang
dapat menghasilkan kondisi lingkungan yang lebih baik, tinggi pada kawasan-kawasan CBD untuk memberikan
meningkatkan kesehatan publik, yang pada akhirnya dapat disinsentif bagi pengguna kendaraan pribadi.
mendorong kesejahteraan masyarakat dan tingkat kelayakan huni
Sarana Transportaton Ramah Lingkungan
suatu kota.
Sarana transportasi yang dikembangkan untuk mengurangi
Beberapa bentuk penerapan TDM yang mungkin dilakukan
dampak lingkungan akibat transportasi seperti kebisingan dan polusi
adalah:

105
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

udara umumnya mengarah ke penggunaan kendaraan tidak bermotor (B2W). Sepeda dapat digunakan dengan kecepatan rata-rata 20
maupun penggunaan bahan bakar terbarukan seperti sinar matahari, km/jam dan daya jelajah sekitar 1-5 kilometer.
listrik dll.
Bentuk-bentuk moda angkutan yang ramah lingkungan
antara lain:
- Pedestrian
Penyediaan sarana dan jalur pejalan kaki yang aman dan
nyaman dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap
penggunaan kendaraan pribadi. Jarak optimum yang dapat
dijangkau dengan berjalan kaki umumnya adalah sekitar 400-500
meter.

3.4.1.2. Jalan Arteri Prmer


Kriteria perencanaan :
- Harus disediakannya jalur bagi pejalan kaki, sepeda
dan kendaraan lambat lainnya
- Lebar badan jalan arteri primer paling rendah 11
meter
- Sepeda - Dilengkapi dengan perlengkapan jalan yang cukup
Sekarang dikembangkan kelompok-kelompok masyarakat yang seperti rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas,
mengusung ide penggunaan sepeda sebagai alternatif alat lampu penerangan jalan dan lain-lain
transportasi yang ramah lingkungan seperti gerakan Bike-to-Work

106
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Lokasi berhenti dan parkir pada badan jalan tidak


diijinkan.

107
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

-
Alternatif 1
- Menyediakan jalur bagi pejalan kaki, dan jalur lambat bagi
sepeda dan kendaraan lambat lainnya
- Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit
- Mempertahankan dimensi jalur lalu lintas
- Membuat pembatas antara jalur lambat dan juga jalur lintas
agar pergerakan kendaraan pada jalur lambat lebih optimal

Masalah :
- Sering difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum
- Sering terjadi kemacetan akibat parkir liar dan tidak
dilengkapi oleh median jalan
Potensi :
- Dimensi jalan sudah sesuai kriteria
- Terdapat perlengkapan jalan yang cukup seperti, rambu-
rambu, lampu lalu lintas dan lain-lain

108
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Dilengkapi dengan perlengkapan jalan yang cukup seperti


rambu, marka, lampu pengatur lalu lintas, lampu penerangan
Kelebihan : jalan dan lain-lain
- Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit - Menyediakan parkir on street
kendaraan umum yang sering terjadi pada lokasi
- Sirkulasi pejalan kaki, sepeda dan kendaraan lambat
lainnya lebih nyaman karena terpisah dengan
pergerakan kendaraan pada jalan arteri primer
Kekurangan :
- Luasan site akan berkurang karena adanya
pembenahan pada lebar damija pada jalan arteri
primer
- Parkir liar kemungkinan akan tetap terjadi pada
badan jalan

Alternatif 2
- Menyediakan jalur lambat bagi sepeda dan kendaraan lambat
lainnya
- Lebar jalur lalu lintas jalan akan dipertahankan yaitu, 12
meter

109
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Kelebihan :
- Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum yang sering
terjadi pada lokasi
- Parkir liar yang sering terjadi dapat di minimalisir dengan adanya parkir on street
- Sirkulasi pejalan kaki, sepeda dan kendaraan lambat lainnya lebih nyaman karena
terpisah dengan pergerakan kendaraan pada jalan arteri primer
- Kemacetan akibat parkir liar dapat teratasi

Kekurangan :
- Luasan site akan berkurang karena adanya pembenahan pada lebar damija pada jalan
arteri primer
- Kemungkinan terjadi kecelakaan karena keluar masuk kendaraan pada parkiran lebih
besar

110
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Pemilihan alternative 3.4.1.3. Jalan Kolektor Sekunder


Alternatif yang dipilih yaitu alternatif 1, karena : Kriteria perencanaan :
- Pergerakan kendaraan pada jalur lintas dapat lebih optimal - Lebar badan jalan kolektor sekunder paling rendah 9
- Sirkulasi pejalan kaki, dan kendaraan lambat lainnya lebih meter
nyaman - Harus mempunyai perlengkapan jalan yang cukup
- Tersedia area transit yang terpisah dengan jalur lintas - Lokasi parkir pada jalan ini akan dibatasi
Alternatif yang tidak dipilih yaitu altenatif 2, karena :
- Kemungkinan terjadi kemacetan akan lebih besar karena
keluar masuk kendaraan pada parkiran
- Luasan site akan berpengaruh besar karena adanya pelebaran
damija

Masalah :
- Sering difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum
- Pergerakan kendaraan dari arah inaboi ke site kurang optimal
Potensi :
- Dimensi jalan sudah sesuai kriteria

111
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Terdapat perlengkapan jalan yang cukup seperti, rambu-rambu,


lampu lalu lintas dan lain-lain
Alternatif 1
- Bahu jalan sebelah kawasan SPBU dibagi untuk dijadikan
trotoar dan juga dapat difungsikan sebagai area pemberhentian
kendaraan umum
- Pembenahan pada dimensi jalan : jalur pada bagian timur
dipersempit menjadi 6 meter dan pada bagian barat diperlebar
menjadi 5,6 meter
- Median jalan akan diperbesar sesuai standar yaitu minimal 4
meter
- Disediakan jalur khusus untuk sepeda dan kendaraan lambat
lain serta terpisah dari jalur lalu lintas agar nyaman bagi
pengguna jalur

112
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Kelebihan :

- Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum yang sering
terjadi pada lokasi
- Sirkulasi sepeda dan kendaraan pada jalur lambat akan lebih nyaman
- Dapat dibuat bukaan pada median agar memudahkan akses keluar masuk kendaran
ke/dari site

Kekurangan :

- Luasan site akan berkurang karena adanya pembenahan pada lebar damija pada jalan
kolektor sekunder
- Pergerakan kendaraan dari arah inaboi akan terganggu karena adanya peluang terjadinya
pemberhentian kendaraan umum

113
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Alternatif 2
- Pembenahan pada jalur kolektor sekunder dengan memperbesar dimensi jalan, median
jalan, disediakan jalur lambat dan juga trotoar
- Jalur lalu lintas dan jalur lambat dipisahkan

Kelebihan :

- Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum yang sering
terjadi pada lokasi
- Sirkulasi sepeda dan kendaraan pada jalur lambat akan lebih nyaman
- Pergerakan kendaraan dari arah inaboi tidak terganggu akibat aktifitas naik turunnya
penumpang

Kekurangan :

- Berdampak sangat signifikan terhadap luasan site karena adanya pelebaran pada dimensi
jalan

114
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Pemilihan alternatif

Alternatif yang dipilih yaitu alternatif 1, karena :

- Perubahan pada luasan site tidak terlalu signifikan akibat pembenahan dimensi jalan
- Perubahan pada keadaan jalan tidak terlalu signifikan

Alternatif yang tidak dipilih yaitu altenatif 2, karena :

- Perubahan pada luasan site dan keadaan jalan yang akan sangat signifikan

115
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.4.1.4. Jalan Lokal Potensi :


Kriteria perencanaan : - Dimensi badan jalan sesuai kriteria jalan local
- Jalan lokal didesain berdasarkan kecepatan rencana Alternatif 1
paling rendah 10 kilo meter per jam (km/h)
- Dimensi jalur lalu lintas disesuaikan dengan kriteria
- Lebar badan jalan lokal paling rendah 6,5 meter
- Pembenahan pada bahu jalan yang berbatasan langsung
- Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya
dengan site yaitu, difungsikan sebagai jalur lambat, parkir
lebih rendah dari fungsi jalan lain
on street dan trotoar
- Disediakan pemisah antara jalur lalu lintas dan jalur lambat

Masalah :
- Bahu jalan sering difungsikan sebagai parkiran
- Dimensi lalu lintas belum sesuai kriteria jalan lokal

116
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Kelebihan :

- Sirkulasi pejalan kaki, sepeda dan kendaraan lambat lainny


akan lebih nyaman
- Kemungkinan terjadinya parkir liar akan lebih kecil karena
adanya parkir on street
- Kemacetan pada jalan ini kemungkinan tidak terjadi karena
adanya pembenahan pada dimensi jalan

Kekurangan :

- Luasan site akan berkurang karena adanya pembenahan pada


lebar damija pada jalan local

3.4.1.5. Analisis Perancangan Jalan


1. Analisis Median Jalan
Pada analisis perencanaan jalan, Jalan kolektor sekunder
akan dibuat median jalan dengan lebar minimal 4 meter.

117
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Kriteria jarak dan lebar bukaan pada median jalan


Fungsi Luar Kota Perkotaan
Jalan
Jarak Lebar Jarak bukaan Lebar
bukaan bukaan (d1,km) bukaan
(d1,km) (d2,m) Pinggir Dalam (d2,m)
kota kota
Arteri 5 7 2,5 0,5 4
Kolektor 3 4 1,0 0,3 4

Kelebihan :
- Menghemat luasan site perancangan
- Kendaraan dari dua arah dapat terorganisir dengan baik
- Memiliki lajur tunggu sehingga meminimalasir kemacetan
Alternatif 2

Sumber Pedoman Konstruksi dan Bangunan tentang


Perencanaan Median Jalan Kelebihan :

Alternatif 1

118
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Sirkulasi kendaraan dari dua arah dapat terorganiisir dengan - Tempat pemberhentian kendaraan akan disediakan pada jalur
baik lambat
Kekurangan :
- Pemborosan terhadap luasan site karena adanya pelebaran
terhadap lajur tunggu
- Dapat terjadi kemacetan akibat lajur tunggu yang pendek

Pemilihan alternatif
Alternatif yang dipilih yaitu alternatif 1, karena :

- Menghemat luasan site perancangan


- Kendaraan dari dua arah dapat terorganisir dengan baik
- Memiliki lajur tunggu sehingga meminimalisir kemacetan

Alternatif yang tidak dipilih yaitu altenatif 2, karena :

- Pemborosan terhadap luasan site karena adanya pelebaran


terhadap lajur tunggu
- Dapat terjadi kemacetan akibat lajur tunggu yang pendek

2. Analisis Tempat Transit (Tempet Pemberhentian Kendaraan)


Persyaratan umum tempat perhentian kendaraan penumpang
- Pada analisis perencanaan tempat pemberhentian kendaraan
umum adalah :
akan di tempatkan kendaraan umum.
1. Berada di sepanjang rute angkutan umum/bus;

119
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

2. Terletak pada jalur pejalan (kaki) dan dekat dengan fasilitas


pejalan (kaki);
3. Diarahkan dekat dengan pusat kegiatan atau permukiman;
4. Dilengkapi dengan rambu petunjuk;
5. Tidak mengganggu kelancaran arus lalu lintas

Gambar Perletakan tempet pemberhentian di pertemuan jalan


simpang empat

Gambar Tempat henti beserta fasilitas

Gambar Perletakan tempet pemberhentian di pertemuan jalan


simpang

120
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Gambar Dua tempat pemberhentian yang bersebarangan

Sumber Pedoman Teknis tentang Perekayasaan Tempat


Perhentian Kendaraan Penumpang Kendaran Umum

3. Jalan Arteri Primer


- Tempat pemberhentian berseberangan dengan jarak dari
persimpangan 50 meter (sesuai standar letak tempat henti
sebelum persimpangan)
- Disediakan tempat pemberhentian bersebrangan karena
adanya dua site yang terpisah

121
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

4. Jalan Kolektor Sekunder


Tempat pemberhentian tunggal dengan jarak dari
persimpangan 20 meter (sesuai standar letak tempat henti setelah
persimpangan)

122
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

5. Analisis Halte
a. Fasilitas Utama
- identitas halte berupa nama dan/ atau nomor
- rambu petunjuk
- papan informasi trayek
- lampu penerangan
- tempat duduk
b. Fasilitas Tambahan
- telepon umum
- tempat sampah
123
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- pagar
- papan iklan/pengumuman
Pada persimpangan, penempatan fasilitas
tambahan itu tidak boleh mengganggu ruang bebas pandang

a. Analisis Tata Letak Halte


Tata letak halte dan/atau TPB terhadap ruang lalu lintas
1. Jarak maksimal terhadap fasilitas penyeberangan
pejalan kaki adalah 100 meter.
2. Jarak minimal halte dari persimpangan adalah 50 meter
atau bergantung pada panjang antrean.
3. Jarak minimal gedung (seperti rumah sakit, tempat
Gambar Perletakan tempet pemberhentian di pertemuan jalan simpang
ibadah) yang membutuhkan ketenangan adalah 100
empat
meter.
4. Peletakan di persimpangan menganut sistem campuran,
yaitu antara sesudah persimpangan (farside) dan
sebelum persimpangan (nearside), sebagaimana Gambar
1 dan 2
5. Peletakan di ruas jalan terlihat sebagaimana Gambar 3

Gambar Perletakan tempet pemberhentian di pertemuan jalan simpang

124
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Gambar Tata Letak Halte Pada Ruas Jalan

125
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
 Jalan Kolektor Sekunder

126
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
b. Analisis Dimensi Halte
Catatan :
- Bahan bangunan disesuaikan dengan kondisi setempat
- Ukuran minimum dengan luas efektif halte adalah panjang 4 meter dan lebar 2
meter.

Alternatif 1

127
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Kelebihan : Alternatif 3
- Pandangan akan datangnya kendaraan umum akan lebih
optimal
Kekurangan :
Keamanan kurang optimal
Alternatif 2

Kelebihan :
- Keamanan optimal
Kekurangan :
- Pandangan akan datangnya kendaraan kurang optimal

Pemilihan alternatif
Kelebihan :
- Pandangan akan datangnya kendaraan lebih optimal Alternatif yang dipilih adalah alternatif 2 karena memiliki 2

- Keamanan optimal kelebihan yaitu : pandangan akan datangnya kendaraan lebih


optimal dan keamanan yang juga optimal

128
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.3.1. Pedestrian
Green pedestr Tidak 1. Menyediakan fasilitas FASILITAS • Menyediakan dan
Touri terdap pedestrian bagi pejalan kaki memperlebar fasilitas
ian
sm at yang bersifat rekreatif serta pedestrian berupa trotoar
pada sekeliling site dengan
And trotoa dapat menysesuiakan dengan
tinggi trotoar 25cm dari
Public r pada lingkungan wilayah sekitar .
muka jalan. lebar trotoar
Space area penggunaan material pada
Bolard Lampu taman yang di desain mempunyai
sekelili pedestrian brupa pavin
lebar 4 meter
ng site block. Material :
bagi Keuntungan: Khusus difabel dan pejalan
pejala kaki memakai material pavin
n kaki block dengan tekstur halus
dan warna yang dipakai
Bangku taman
merupakan warna soft
(lembut) sedangkan untuk

• Memberi kesan
nyaman bagi
pengguna pedestrian
Tempat sampah
Ramah lingkungan
Kekurangan : penyandang cacat tuna netra
• Menyulitkan dari segi memakai tactile(ubin
perawatan fasilitas pemandu) dengan ukuran

129
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

pedestrian ubin 30 cm x 30 cm x 2,5


cm. dibuat pada sekeliling
site.

Pavin block dengan


tekstur halus

Pavin block

2.Menyediakan fasilitas
dengan menambahkan
Ground cover
ground cover yang di batasi
berupa rumput
dengan kunsting dengan
manfaat memberi btasan
Ubin tactile(ubin
antara pedestrian dan jalan.
pemandu)
Keuntungan :
• .menyediakan fasilitas
• Memberi kesan

130
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

nyaman bagi Zebra cross fasilitas dengan


pengguna pedestrian menambahkan ground
• Memberi batasan cover yang di batasi
antara pedestrian dengan kunsting dengan
pelic
dengan jalan agar an manfaat memberi btasan
cros
aktifitas pejalan kaki antara pedestrian dan
sing
lebih aman jalan.Ukuran : 1,2 x 1,2
Kekurangan : dan 1,5 m dan panjangnya
• Akan menyulitkan mengelilingi site
dari segi penataan
karena terdapat Jembatan penyeberangan
beberapa infrastruktur
jalan yang telah
tersedia

Jalur
khusus
3.Menyediakan fasilitas tuna
pedestrian yang netra
menhubungkan antara site 1 dan
dan site 2 yang aman dan difabel
nyaman berupa jembatan
penyeberangan, zebra
cross,dan lampu
pemberhentian kendaraan.

131
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Keuntungan
• Pejalan kaki akan
lebih aman dan
nyaman dalam
mengakses kedua site.
Kekurangan
• Penyandang cacat
akan sulit dalam
mengakses site. Ukuran 1,2 x 1,2

4. menyediakan fasilitas
khusus kaum difabel dan
cacat lainya.
Keuntungan
• difabel akan lebih
aman dan nyaman
dalam mengakses
site.
Kekurangan
• perlu perawatan
khusus terhadap akses
yang di lalui difabel.

132
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

PEDESTRIAN PADA JALAN


ARTERI PRIMER

133
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

PEDESTRIAN PADA JALAN


LOKAL

134
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

PEDESTRIAN PADA JALAN


KOLEKTOR SEKUNDER

135
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Entrance
Tema Fasilitas Data Lokasi masalah Alternatif Gambaran Solusi
alternatif
Green Entrance • Entrance masuk masi Site 1 Entarance masuk kedalam
Tourism And memakai material tanah Entrance site akan ditutup kemudian
Public Space , 1. diganti dengan penyedian
• area entrance sering di Memperahankan area transit dan jalur lambat
jadikan area transit dan entrance sebagai bagi kendaraan ,pejalan kaki
parkir liar, akses masuk dan difabel
• area transit berdekatan keluarnya
dengan area simpang kendaraan dan
sehingga sering pejalan kaki
menybabkan kemacetan dengan
menambahkan
penandaan berupa
gapura yang di
lapisi green screen
Keuntungan:
• Entrance
lebih
mudah di Penyediaan area entrance

akses kedalam site akan

oleh menggunakan ram bagi

136
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

kendaraan pejalan kaki dan difabel


dan Ukuran ram 10 meter
pejalan x 1,20 meter tinggi
kaki menyesuaikan tinggi trotoar
Kekurangan : 25cm material batu sikat
• Menyulit Ukuran batu sikat 20 x 40
kan dari
segi
perawatan
fasilitas
karena
adanya
green
screen

2.Membagi
Entrance Untuk
Kendaraan Masuk
Dan Keluar Site
Dengan Lebar
Entrance 6m
Keuntungan :
• Tidak
mudah
terjadi

137
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

crossing
kendaraan
saat
kendaraan
engakses
ke dalam
site
Kekurangan :
• Akan
terjadi
penumpu
kan
kendaraan
pada area
keluar
entrance
karena
berdekata
n dengan
jalur
simpang
yang
merupaka
n
penyebab
kemaceta

138
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.Entarance masuk
kedalam site akan
Entrance
ditutup kemudian
1. Mempertahankan diganti dengan
penyedian area
lebar entrance yang
transit dan jalur
sudah ada kemudian lambat bagi
kendaraan ,pejalan
menambah entrance membuka entrance di
kaki dan difabel
lainya di beberapa titik Keuntungan beberapa titik dengan lebar
site dengan sirkulasi • Mencega entrance dari jl.arteri 10
entrance akan di jadikan h meter dan membuka dua titik
akses sirkulasi masuk kemaceta entrance area jalan lokal
bagi pejalan kaki dan n dan
difabel penumpu
Keuntungan: kan Ukuran ram 10 meter x 1,20
• Entrance lebih kendaraan meter tinggi menyesuaikan
mudah di akses serta tinggi trotoar 25cm material
pejalan kaki dan Memperla berupa batu sikat 20 x 40
difabel ncar arus
Kekurangan : kendaraan
• Menyulitkan di jalan
dari segi arteri
perawatan Kekurangan
fasilitas karena • Tidak
adanya adanya

139
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

akses
kendaraan
yangmasu
k
kedalam
site

Entrance
1.sirkulasi entrance
dipandahkan seajuh 70 m
dari simpang jalan arteri
entrance akan di buka baru
primer dan digunakan
dengan sirkulasi entrance
untuk akses entrance
dipandahkan seajuh 70 m
masuk kendaraan off
dari simpang jalan arteri
street kemudian akses
primer dan digunakan untuk
entrance keluar site akan
akses entrance masuk
dirahkan menuju jalan
kendaraan off street dengan
simpang sejauh 30 m
memberi penanda berupa
antara jalan lokal dan
gapura. Lebar entrance yang
kolektor sekunder
direncanakan selebar 8 meter
Keuntungan:
mebagi antara kendaraan
• Entrance lebih
roda 2 dan 4 material yang
mudah oleh
digunkan adalah material
kendaraan

140
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

• Terhindar dari aspal…


kemacetan
penumpukan
kendaraan dan
pejalan kaki

Kekurangan :
• Menyulitkan entrance tambahan dibuka
dari segi agar mencegah terjadinya
perawatan crossing sirkulasion antara
fasilitas kendaraan
• Dapat
menimbulkan
crossing pada
area simpang
jalan ( putar
balik kendaraan
untuk dapat
mengakses
entrance)

2. Menambah sirkulasi
entrance tambahan
berupa akses kendaraan
putar menuju entrance

141
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

masuk
dengan jarak 70m dari
simpang jalan
Keuntungan:
• Terhindar dari
crossing
Entrance bagi pejalan kaki
kendaraan dan difabel lebar 2m material
yng digunakan pavin block
akibat
memumatar
jalur dari jl
ahmad yani ke
ina boi
Kekurangan :
• Menghambat
laju kendaraan
dari ruas ina boi

Site 2
Entrance

mempertahanka Posisi entrance yang
n akses entrance ditambahkan berfunsi sebagai
ewal sebagai akses keluar kendaraan.lebar
akses masuk entrance 8 meter matrial
untuk kendaraan berupa aspal

142
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

kemudian
membuka akses
entrance baru
sebagai akses
keluar
kendaraan dari
dalam site
• membuka
entrance baru
bagi pejalankaki
dan difabel

143
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.3.4. Parkir 1. Strategi SWOT :

Menyediakan fasilitas parkir berupa kantong parkir yang aman dan


nyaman di sekitar site
Mengacu pada strategi SWOT parkiran, maka solusi yang diambil :

- Menyediakan tempat parkir dengan tipe parkir off street yang


berfungsi sebagai parkiran khusus agar dapat menampung
kendaraan pengunjung.
- Menyediakan tempat parkir dengan tipe parkir on street yang
dapat berfungsi sebagai parkiran umum agar dapat mengatasi
masalah parkir liar yang ada di sekitar site

Masalah :
 Sering terjadi parkir liar disekitar site
 Parkir liar menyebabkan kemacetan dan mengganggu
lalu lintas pada jalan arteri primer

Potensi :
 Dimensi bahu jalan berpotensi untuk dibuatnya parkir
on street (kantong parkir)

144
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

2. Estimasi Jumlah Pengunjung 3. Perhitungan Kebutuhan Tempat Parkir


a. Perhitungan Parkir Pengunjung :

• Rata – rata jumlah pengunjung perhari :353.725 / 365 = 969


org/hari bulatkan menjadi 1000 orang

• Pengunjung dengan menggunakan kendaraan diasumsikan = 80


% x 1000 orang = 800 orang

• Pengunjung yang menggunakan kendaraan terbagi atas dua,


yaitu pengunjung biasa dan pengunjung rombongan.

• Diasumsikan 80% pengunjung biasa (80% x 800) = 640 orang

• Diasumsikan 20% pengunjung rombongan (20% x 800) = 160


orang

b. Pengunjung biasa (tidak rombongan)


Diasumsikan 50% menggunakan motor dan 45% menggunakan
mobil serta 5% menggunakan sepeda, maka kebutuhan parkir :
Mobil :
Pengunjung pertahun diasumsikan dari jumlah penduduk dari usia 5 jumlah pengunjung menggunakan mobil 45% x 640 = 288
– 64 tahun, yaitu berkisar 353.725 org/tahun. orang standar 1 mobil / 6 orang kebutuhan luas parkir = 10,35
Maka rata – rata jumlah pengunjung perhari : M² / mobil
353.725365 = 969 org/hari

145
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

total kebutuhan luas parkir mobil pengunjung =( 288 : 6 ) x 10,35


m² = 496, 8 meter persegi ( 48 mobil )
Total perhitungan kebutuhan parkir
Motor :
Parkir Pengunjung :
jumlah pengunjung menggunakan motor 50% x 640 = 320 orang
- Parkir Mobil = 496,8 m² ( 48 mobil )
standar 1 motor = 2 orang
kebutuhan luas parkir = 2 m² / motor - Parkir Motor = 320 m² ( 160 motor )
total kebutuhan luas parkir motor =(320 : 2 ) x 2 = 320 m² (160
- Parkir Bus = 360 M² ( 8 bus )
motor)
TOTAL = 496,8 + 320 + 360 = 1176,8M² (MINIMAL)
c. Perhitungan Kebutuhan Tempat Parkir
d. Macam-macam sistem pola parkir sehingga kendaraan
Diasumsikan jumlah pengunjung rombongan 20% dari total dapat terorganisir dengan baik
pengunjung maka, jumlah pengunjung rombongan 20% x 800 = 160
orang. Pengunjung rombongan adalah pengunjung yang datang
menggunakan bus, maka kebutuhan luas parkir bus :
- Jumlah pengunjung rombongan adalah 160 orang

- Standar 1 bus = 20 orang

- Kebutuhan luas parkir 45 M² / bus

- Total kebutuhan luas parkir bus = ( 160 : 20 ) x 45 = 360 m²


Alternatif 1 Alternatif 2
( 8 bus )
Parkiran dengan sudut 90°Parkiran dengan sudut 45°

146
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Tempat parkir disediakan pada sisi bagian barat dan


timur site agar tidak mengganggu kelancaran lalu
lintas pada jalan arteri primer
- Kendaraan dari seluruh arah dapat dengan mudah
mencapai fasilitas parkir
- Parkir on street memiliki jarak 30 meter dari
persimpngan
Alternatif 3Alternatif 4
Parkiran dengan sudut 30° Parkiran dengan sudut 60°

3
0
m
3
1.8 Tata Letak Tempat Parkir
a. Perencanaan tata letak tempat parkir
0
- Tempat parkir disediakan pada kedua site yang
m
terpisah agar dapat dengan mudah menjangkau
seluruh fasilitas yang ada di dalam kedua site
1. Parkir on
street
2. Parkir off
street
147
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Parkir On Street (Parkiran umum)


• Parkir on street dirancang sepanjang jalan dengan jarak dari
persimpangan 30 meter

• Parkir on street dapat digunakan oleh pengunjung alun-alun


dan juga yang bukan pengunjung alun-alun

30
m Keuntungan :
- Parkir liar dapat diminimalisir dengan adanya parkir
on street
30
m - Kecelakaan dapat diminimalisir karena adanya jarak
dari persimpangan

Kerugian :
- Luasan site berkurang

148
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Dapat menghalangi akses keluar masuk kendaraan ke Alternatif 2


dalam parkiran khusus dalam site Menggunakan parkiran tegak lurus

b. Analisis Perancangan Pola Parkir

Alternatif 1
Menggunakan parkiran paralel

Kelebihan :
- Jumlah parkiran banyak

 Kelebihan : - Kendaraan dari dua arah dapat dengan mudah akses


ke parkiran
- Dapat menghemat luasan site perancangan
Kekekurangan :
- Kendaraan dari dua arah dapat dengan mudah akses
- Pemborosan terhadap luasan site perancangan
ke parkiran

 Kekekurangan :

- Jumlah parkiran sedikit

149
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

1.8.1 Analisis Perancangan Pola Parkir off street o Membutuhkan sistem pengontrolan yang
baik.
Alternatif 1
Menggunakan parkiran miring 60 derajat Alternatif 2
Menggunakan parkiran sejajar

kelebihan :
Dalam melakukan pengontrolan cukup mudah
Kekurangan :
kelebihan:
Akses untuk keluar masuk cukup rumit.
o Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk
dari tiap tempat parkir yang ada
o Pengontrolan sistem parkir yang ada dapat
terorganisir dengan baik

Kekurangan:
o Membutuhkan tempat atau luasan parkiran
yang besar

150
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

1.8.2 Analisis perancangan Oleh karena itu, kebutuhan parkir pada lahan kosong lebih
besar daripada site ex-teluk kupang.

- Parkiran pada site ex-teluk kupang diasumsikan 20 % dari


total kebutuhan parkir, yaitu : 20% x 1176,8 m² = 235.36 m²

- Pada lahan kosong diasumsikan 80 %

80% x 1176,8 m² =941.44m²


3 c. Analisis Perancangan
0
- Parkir off street (parkir khusus)
m
Total perhitungan kebutuhan parkir
3 Parkir Pengunjung :
0 - Parkir Mobil = 496, 8 m² ( 48 mobil )
m
- Parkir Motor 320 m² ( 160 motor )

- Parkir Bus = 360 m² ( 8 bus )


- Kebutuhan parkir pada kedua site akan disediakan dengan
mempertimbangkan volume aktifitas pada kedua site TOTAL = = 496,8 + 320 + 360 = 1176,8M² (MINIMAL)

- Site pada ex-Resto teluk kupang memiliki luasan dan volume


aktiftas yang lebih kecil daripada lahan kosong didepannya.

151
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

30
m

30
m

Site Perancangan mempunyai Luas pada Ex-Teluk Kupang yaitu


4.236 m2 dan pada Lahan Kosong yaitu 20.236 m2.

1.9 Analisis zona Parkir


Kelebihan
Alternatif 1 - Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk dari tiap tempat
Zona parkir di letakkan di bagian samping tapak parkir yang ada

152
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Pengontrolan sistem parkir yang ada dapat terorganisir


dengan baik

Kekurangan
- Mebutuhkan lokasi parkir yang cukup luas

30
m

Alternatif 2
Zona parkir di letakkan di bagian depan tapak 30
m

Kelebihan
 menghemat lokasi
 Berdekatan langsung dengan fasilitas penerima(plaza)

153
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Kekurangan
- jauh dari akses kluar masuk

Analisis pemilihan zona Parkir


- Alternatif yang dipilih yaitu alternatif pertamaalasan

- Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk dari tiap tempat


30
parkir yang ada
m
- Pengontrolan sistem parkir yang ada dapat terorganisir
dengan baik
30
- Mepermudah keluar masuknya kendaran dalam tapak m

a. Parkir Off Street (parkiran Khusus Pengunjung


Alun-alun)

154
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Analisis zona Parkir


Alternatif 1
Zona parkir di letakkan di bagian depan tapak

30
m

30
m

155
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

1.9.2 Analisis zona Parkir


Alternatif 2
Zona parkir di letakkan di bagian samping tapak

Kelebihan
- Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk dari tiap tempat Kelebihan
parkir yang ada - Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk dari tiap tempat

- Memudahkan untuk penataan sirkulasi manusia parkir yang ada

Kekurangan Kekurangan

- Mebutuhkan lokasi parkir yang luas - Mepersempit tapak

- Adanya pelebaran jalan - Mengganggu sirkulasi manusia dalam tapak

156
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Analisis pemilihan zona Parkir - Mepermudah keluar masuknya kendaran dalam tapak
- Alternatif yang dipilih yaitu alternatif pertama
- Alternatif yang tidak dipilih yaitu alternatif kedua

- Akan mempersempit tapak dan mengganggu sirkulasi


manausia dalam tapak.

Parkir Off Street (parkiran Khusus Pengunjung Alun-alun)

Parkiran khusus kendaraan roda 2 dengan luasan 708m² dengan


kapasitas 29 motor

Alasan

- Tidak pempersempit tapak


- sirkulasi dalam tapak mudah di kontrol

157
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Material yang di gunakan untuk penutup lantai parkir


Alternatif 1
Untuk penutup parkir menggunakan paving blok

Kelebihan
- Medahkan cepat meresapnya air ke dalam
tanah
Kekuranagan
- Cepat rusak atau mdah patah

Alternatif 2
Untuk penutup parkir menggunakan aspal

Parkiran khusus kendaraan pribadi/pengunjung dengan lusan 450m²


dengan kapasitas 15 mobil
158
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Kelebihan 1.9.3 Kebutuhan parker pada kedua site


- Tahan lama terhadap cuaca
Kekuranagan
- memudahkan terjadinya genangan air

Pemilihan alternatif yang digunakan adalah Alternatif 2


Untuk penutup parkir menggunakan aspal
3
0
m
3
0
m
Kelebihan
- Tahan lama terhadap cuaca
• Kebutuhan parkir pada kedua site akan disediakan dengan
Kekuranagan
mempertimbangkan volume aktifitas pada kedua site
- memudahkan terjadinya genangan air
• Site pada ex-Resto teluk kupang memiliki luasan dan volume
aktiftas yang lebih kecil daripada lahan kosong didepannya.
Oleh karena itu, kebutuhan parkir pada lahan kosong lebih
besar daripada site ex-teluk kupang.

159
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

• Parkiran pada site ex-teluk kupang diasumsikan 20 % dari b. Green-Tourism Public Space pada Open Space
total kebutuhan parkir, yaitu : 20% x 1176,8 m² = 235.36 m²

• Pada lahan kosong diasumsikan 80 %

80% x 1176,8 m² =941.44m²

3.3.5. Open Space


a. Strategi SWOT yang berkaitan dengan open space adalah :
- Menciptakan alun-alun kota yang aktif. Alun – alun kota
yang aktif mengandung unsur-unsur kegiatan, seperti :
tempat upacara bendera, bermain, bersantai, Berdasarkan strategi SWOT dan tema perancangan, open
olahraga,berkomunikasi, berjalan-jalan, nongkrong, wisata space pada site dibagi menjadi 5 jenis, yaitu plaza, lapangan multi
kuliner, dan event-event tertentu. fungsi, lapangan olahraga, playground, dan taman (taman aktif dan
- Mendukung program pemerintah yaitu, “Kupang Green and taman pasif). Kelima jenis open space ini berfungsi sebagai wadah
Clean”, salah satunya adalah dengan menyedikan area untuk menampung fungsi utama site, yaitu fungsi rekreatif dan juga
penghijauan sebagai sumber pengudaraan lingkungan fungsi pendukung, yaitu fungsi ruang terbuka hijau (khusus taman).
Luasan area untuk fungsi utama adalah 49,13 % dari luasan
keseluruhan site atau sama dengan 11.950 m2. Sedangkan luasan
area untuk fungsi pendukung adalah 37,04% atau sama dengan
9.010 m2.

160
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

1. Plasa
Luasan plaza yang akan dibangun adalah 12,55 % dari
luasan lahan peruntukkan fungsi utama, yakni 1500 m2. Plaza akan
ditempatkan di kedua site dengan pembagian luasan 1000 m2 untuk
site sebelah selatan Jl Timor Raya dan 500 m2 untuk site sebelah
utaranya. Pembagian besaran luasan ini disesuaikan dengan besaran
site, dimana site sebelah selatan Jl Timor Raya memiliki luasan yang
lebih besar dari site dibawahnya sehingga ukuran plazanya lebih
besar.

Keterhubungan antar ruang terbuka dapat dilihat pada bagan


berikut.

161
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Aktivitas yang ditampung pada plaza adalah jalan-jalan, duduk Sculpture menjadi sebuah identitas bagi suatu tempat. Salah
dan bersantai, menikmati suasana, dan membuang sampah. Untuk satu hal yang menjadi identitas bagi Kota Kupang adalah karang.
mewadahi aktivitas-aktivitas tersebut fasilitas yang akan disediakan Kota Kupang dikenal dengan sebutan Kota Karang. Oleh karena itu
berupa pedestrian, tempat duduk, sclupture, kolam hias, dan tempat bentukan sculpture yang akan dimasukan adalah bentukan karang
sampah. Aktivitas dan fasilitas pada plaza dapat dilihat pada bagan dengan maksud mempertegas identitas Kota Kupang sebagai Kota
berikut. Karang.

Green-Plaza
Plaza berbasis green yang akan diadakan adalah plaza yang
memperhatikan keberadaan area hijau serta menggunakan material - Pertimbangan penempatan sculpturedan kolam hias:

yang ramah lingkungan. Sculpture merupakan sebuah identitas sehingga

Tourism-Plaza keberadaanya menjadi sebuah keistimewaan. Oleh karena itu

Plaza yang menghadirkan identitas kota kupang sebagai salah satu walaupun site perancangan terbagi menjadi dua site, sculpture yang

daya tarik wisata akan diadakan hanya satu dengan penempatan pada salah satu site.

Sculpture dan kolam hias

162
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Plaza pada sisi selatan Jl Timor Raya memiliki luasan yang 1. Sculpture Beton Abu-
lebih besar dari plaza lainnya, yakni dengan luasan 1000 m2. batu abu
Dengan luasan tersebut plaza ini menjadi plaza utama dari alun- karang
alun. Hal ini menjadikan plaza ini sebagai tempat yang tepat untuk
penempatan sculpture.
Pada plaza terdapat aktivitas menikmati suasana yang 2. Kolam Beton
membutuhkan fasilitas pendukung berupa kolam hias. Oleh karena hias
itu kolam hias akan ditempatkan pada kedua plaza.
- Pemilihan material
Area plaza ini merupakan area penerimaan pada alun-alun.
Oleh karena itu material yang akan digunakan adalah paving block
yang dipasang dengan spasi ±2 cm sebagai area pertumbuhan
rumput. Untuk mendukung tema “green” maka pada plaza
diadakan area khusus untuk penanaman vegetasi berupa pohon
peneduh.

No Nama Material Warna Gambar

163
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

2. Lapangan multifungsi .
Lapangan ini merupakan wadah yang digunakan untuk Aktivitas pada lapangan multifungsi yang perlu diwadahi adalah
menampung beberapa aktivitas seperti upacara, konser, kegiatan berkumpul dan berbaris, persiapan untuk kegiatan-kegiatan khusus
rohani,dan olahraga. Lapangan multifungsi merupakan area paling (upacara bendera, KKR, kegiatan politik, dll), makan dan minum,
dominan pada site yang berupa area kosong untuk dapat serta membuang sampah. Fasilitas yang disediakan berupa lapangan,
menampung banyak orangLuasan lapangan multifungsi adalah gedung persiapan, dan tempat sampah. Aktivitas makan dan minum
33,47 % dari luasan lahan pertuntukan fungsi utama, yakni 4000 m2. pada lapangan tidak disediakan fasilitas khusus seperti tempat
Lapangan ini terletak pada site di sebelah selatah Jl. Timor Raya. duduk. Aktivitas ini dapat langsung dilaksanakan pada lapangan
yang bermaterialkan rumput jepang. Aktivitas dan fasilitas pada
lapangan multifungsi dapat dilihat pada bagan berikut.

164
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Bentukan lapangan harus mendukung fungsinya, yakni untuk


menampung banyak orang. Lapangan yang terbentuk harus bisa
dimanfaatkan secara maksimal. Oleh karena itu lapangan
multifungsi direncanakan berbentuk persegi panjang dengan dimensi
100 x 40 m.
Untuk mendukung tema “green”, material yang akan
digunakan pada lapangan adalah material ramah lingkungan, yakni
rumput jepang. Pada lapangan multifungsi terdapat area non hijau
(bukan dari material rumput). Sebanyak 6.25 % dari luasan 4000 m2 3. Lapangan olahraga
akan dibangun gedung persiapan yang dilengkapi dengan podium, Lapangan olahraga yang disediakan pada site terdiri dari
yakni seluas 250 m2 pada site sebelah selatan Jl. Timor Raya. lapangan futsal dan lapangan basket. Luasan lapangan ini adalah
1500 m2 atau sama dengan 12,55% dari luasan lahan peruntukan
fungsi utama. Lapangan ini ditempatkan pada site sebelah utara Jl.
Timor Raya.

165
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Penerapan green dan tourism pada lapangan olahraga.

Lapangan futsal berdimensi 18 x 36 m dan lapangan basket 3 on 3


Pada lapangan ini terdapat aktivitas lain berupa istirahat, makan
berdimensi 14 x 15 m. Material yang digunakan adalah rabat beton.
dan minum, serta membuang sampah. Fasilitas yang dibutuhkan
Kedua lapangan akan ditempatkan secara bersebelahan.
berupa tempat duduk dan tempat sampah. Aktivitas dan fasilitas
pada lapangan olahraga dapat dilihat pada bagan berikut.

166
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

4. Playground
Faktor penting dalam perancangan taman bermain anak yang
aman dan nyaman adalah:
- Aspek keamanan, bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi
anak yang bermain dengan mudahnya orang tua atau pendamping
yang mengawasi (Alamo, 2002). Komponen aspek keamanan, yaitu:
a. Lokasi, terlindungi dengan pagar.
b. Tata letak, mudah dalam pengawasan; pemisahan zonasi
aktivitas; kelompok umur dan jenis permainan.
c. Peralatan permainan, material permukaan yang aman.
Berdasarkan penzoningan, lapangan olahraga ditempatkan dekat d. Konstruksi, sambungan peralatan bermain dipasang dengan
dengan playground yang menjadi tempat bagi anak-anak untuk aman.
beraktivitas dan juga plaza. Oleh karena itu lapangan olahraga akan e. Material/ bahan, bahan yang bersentuhan langsung dengan kulit
dipagari dengan pagar jaring sehingga aktivitas disekitarnya tidak anak bertekstur halus.
terganggu. - Aspek kenyamanan, bertujuan untuk memberikan kenyamanan

Penerapan unsur bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas bermain (Alamo, 2002).
local berupa motif Komponen aspek kenyamanan, yaitu:
nagakeo pada tiang
jaring a. Lokasi, mempunyai iklim mikro yang nyaman dengan
memanfaatkan area ternaungi oleh vegetasi/struktur bangunan.
b. Tata letak, anak bebas memilih jenis permainan; bebas bergerak;
pembagian permainan yang ternaungi dan terbuka; tersedianya
fasilitas rest area.

167
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

c. Peralatan permainan, mampu digunakan dengan nyaman oleh


semua anak termasuk dengan keterbatasan fisik.
d. Konstruksi, tercipta kesatuan estetika dengan fasilitas bermain
lainnya.
e. Material/ bahan, mempunyai daya tahan tinggi; higienis dan
mudah secara pemeliharaan
Playground merupakan area khusus bagi anak-anak untuk
bermain. Namun area ini juga terbuka untuk orang dewasa (orang
tua yang menemani anaknya bermain) Luasan area yang ditetapkan
untuk area ini adalah 700 m2 atau 5,85% dari luasan lahan
peruntukan fungsi utama. Playground ditempatkan pada site
sebelah utara Jl. Timor Raya.

Aktivitas yang ditampung pada playground adalah bermain,


istirahat, makan dan minum, serta membuang sampah. Oleh karena
itu fasilitas yang disediakan adalah sarana bermain, tempat duduk
dan tempat sampah. Aktivitas dan fasilitas pada playground dapat
dilihat pada bagan berikut.

168
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Untuk mendukung tema “green” maka playground yang diadakan


harus memiliki area hijau di dalamnya serta menggunakan material-
material yang ramah lingkungan.
Rincian sarana bermain pada Playground disajikan dalam table
berikut.

169
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
No. Jenis Dimensi Material Warna Gambar
area
(/buah)
1. Perosotan 8x8m Kayu dan Merah, biru,
TIpe 1 bahan hijau
(1 buah) plastik

2. Perosotan 6x4m Kayu dan Cokelat,


Tipe 2 bahan merah, kuning
(1 buah) plastik

3. Perosotan 5x6m Kayu dan Cokelat


Tipe 3 bahan
(1 buah) plastik

4. Ayunan 1,6 x 1 m Besi Merah,


(3 buah) kuning, biru

5. Jungkat- 2,3 x Kayu dan Kuning


Jungkit 0,41 m besi
(5 buah)

6. Bak Pasir 3,5 x 3,5 Beton, pasir Cokelat


(1 buah) m

7. Panjat 5 x 0,7 m Besi Abu-abu

8. Bangku 2x2m Kayu Cokelat

170
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Berdasarkan pertimbangan aspek keamanan dan kenyamanan, maka Alternatif 2 : Fasilitas bermain ditempatkan secara
terdapat 2 alternatif perancangan playground, yakni sebagai berikut. terpisah satu dengan yang lain di area
Alternatif 1 : Menempatkan semua fasilitas bermain berpasir dan diselingi dengan rerumputan.
pada satu area rabat beton. Di sekelilingnya dibuatkan pagar
pembatas.

Contoh penggunaan pagar keliling

Kelebihan :
Kelebihan :
- Area bermain dengan spasi antar fasilitas bermain berupa
- Mempertegas area playground
rerumputan menambah persentase area hijau pada site.
- Kontrol terhadap anak-anak menjadi lebih mudah
- Ruang gerak antara fasilitas bermain lebih besar.
- Mempermudah anak-anak dalam menjangkau setiap permainan
Kekurangan :
yang disediakan.
- Membutuhkan area yang lebih luas
- Material rabat tidak menimbulkan becek pada musim hujan
- Kontrol orang tua terhadap anak-anak lebih sulit
Kekurangan :
- Penggunaan material pasir dapat menyebabkan becek pada
- Ruang gerak antara fasilitas bermain kecil
musim hujan
- Material perkerasan kurang aman bagi anak-anak
171
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Pemilihan alternatif : Fasilitas bermain ditempatkan


secara terpisah satu dengan yang lain di area berpasir dan
diselingi dengan rerumputan. Di sekelilingnya dibuatkan pagar
pembatas.

Becek pada area berpasir dimusim hujan dapat diatasi dengan


Luasan taman aktif adalah 6000 m2 dan taman pasif 3000 m2.
pemberian lapisan kerikil halus dibawah lapisan pasir.
Aktivitas dan fasilitas pada taman dapat dilihat pada bagan berikut.

5. Taman dan Area Penghijauan


Taman pada site terdiri dari taman aktif dan taman pasif (area
penghijauan). Luasan taman adalah 37,04 % dari luasan site atau
sama dengan 9.010 m2. Taman ini ditempatkan pada kedua site.
Keberadaan taman pada site telah mendukung tema ”green” pada
perancangan alun-alun Kota Kupang.

172
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Fasilitas pada taman aktif disajikan pada tabel berikut. No Nama Dimensi Material Warna Gambar
6. Wastafel
No Nama Dimensi Material Warna Gambar taman
1. Bangku Panjang Kayu Cokelat
taman 2 m,
Lebar
50 cm

2. Jogging Lebar 2 Paving


track m block

3. PKL

4. Lampu
taman

5. Tempat
sampah

173
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Vegetasi yang akan diadakan pada site disajikan dalam table berikut.
No. Vegetasi Gambar Peletakan
1. Palem Diletakkan pada area pinggiran site,
khususnya pada area parkir

2. Flamboyan - Mengelilingi Plaza sebelah


selatan Jl. Timor Raya

3 Kiara - Ditanam pada taman pasif


payung

4 Teh-tehan - Sepanjang jalur sirkulasi dalam


site

174
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
5 Bunga - Terletak pada taman aktif
kertas
(bugenfil)

175
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.3.6. Signage b. Existing


a. Tema Penempatan dan dimensi Signage pada site
Tema perancangan alun-alun kota kupang adalah Green, telahsesuaidenganstandar,
Tourism & Public Space. Kota kupang sebagai ibu kota propinsi tetapiperlupenataanulangpenempatannyapadabeberapa
manjadi tempat bercampurnya berbagai keragaman budaya dari signage sehinggalebihmendukung view kedalam site
berbagai daerah di Nusa Tenggara Timur yang memiliki ciri  MasalahdanPotensi Signage pada site
khas tertentu.NTT memiliki banyak ragam Budaya dan kearifan - Masalah
lokal yang bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan,  Penempatan signage padautara site
oleh karena itu mengangkat konsep Kearifan Lokalpada design tidakmendukung view kedalam site
signage merupakan salah satu alternatif yang sangat bagus untuk  Penataandanpenempatanreklame yang
digunakan. tidakrapisehinggamenggangu view
1. Kelebihan : - Potensi

- Menjadi ciri tersindiri bagi alun-alun kota kupang  Dapatdigunakansebagai ciri dari site
ataukawasanalun-alun.
- Ikut melestarikan budaya

- Memberikan kesan Tradisional yang menjadi gambaran - Hasil analisis


budaya NTT  Menataulangpenempatanbeberapa signage
terutamapadabagianutara site
2. Kekurangan :
(tetapmengacupadastandar).
- Perawatan yang ekstra

176
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

 Pada jalan arteri primer, RPPJ 1. Konser musik,


danreklamedioptimalkanpadajembatanpenyebera 2. Pentas tari/drama/musikalisasi.
ngandan LED outdoor 3. Selain untuk hiburan fasilitas ini juga
 Menempatkan2 rambu dengan tipe yang dapat difungsikan untuk kegiatan
samapadasatutiangsehinggamengurangibanyakny kerohanian seperti KKR.
apenempatanrambulalulintas agar view kedalam
site menjadilebihmaksimal (tidakterhalangoleh
signage).

3.3.7. Aktivitas Pendukung


- Pertunjukan - Konsep area pertunjukan
Demi mendukung tersedianya hiburan dan sarana unjuk Letak lapangan multifungsi diposisikan di bagian tengah site
bakat bagi masyarakat kota kupang, maka dihadirkannya agar mudah diakses dari berbagai sisi site.
fasilitas berupa panggung terbuka dan lapangan serbaguna yang Lapangan multifungsi beserta podium/panggung terbuka
dapat difungsikan sebagai sarana pelaksanaan hiburan bagi dibuat dalam ukuran yang besar dan saling berhadapan agar tercipta
masyarakat seperti : interaksi antara penonton dan yang tampil.

177
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Podium/panggung terbuka dibuat beratap untuk mengatasi


panas matahari dan hujan, panggungnya dibuat peninggian lantai,
pada belakang bagian podium/panggung terbuka terdapat gedung
persiapan yang menyatu dengan podium/panggung.

- Perdagangan
1. Kuliner
Pengadaan lapak-lapak kuliner ini adalah sebagai bentuk
pelestarian terhadap pangan lokal ntt yang semakin tergerus oleh
hadirnya panganan-panganan modern dengan cara menghadirkan
lapak pedagang kuliner tradisional dalam konsep cafe modern agar
dapat menarik minat dari berbagai kalangan usia. Adapun panganan
yang di jual di lapak-lapak ini meliputi kuliner khas dari daerah-
2. Souvenir
daerah di ntt, seperti panganan berat berupa, jagung bose, jagung
Pengadaan lapak-lapak souvenir ini adalah sebagai bentuk
katemak, ikan bakar, se’i babi, rw(olahan daging anjing), “loma
pelestarian terhadap kerajinan lokal yang merupakan salah satu
manuk”(olahan daging ayam dalam bambu). Panganan ringan
identitas dari budaya-budaya yang ada di ntt sendiri, dan juga untuk
seperti, kompiang, tacupiang, tenteng, kacang gula, jagung titi dan
mendukung usaha kreatif masyarakat NTT agar dapat meningkatkan
lain-lain.
pendapatan masyarakat itu sendiri serta mengurangi angka
pengangguran di NTT. Adapun jenis-jenis souvenir yang akan

178
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

dijajakan seperti kain tenun, miniatur senjata khas daerah, dan


kerajinan lain sesuai kreatifitas masyarakat masing-masing dalam
mengolahnya.

- Pembagian lapak
- Kuliner
Lapak kuliner dibagi menjadi beberapa bagian yang
berdasarkan pada daerah-daerah di NTT.
1. Tirosa (Timor, Rote, Sabu)
PERLETAKAN LAPAK 2. Sumba
Perletakan berada pada bagian kiri dan kanan dari lapangan 3. Lamaholot (Flores Timur, Lembata, Alor)
multifungsi, berada pada lingkungan taman aktif, dan berada di 4. Mande (Maumere, Ende)
dekat tempat parkir serta dekat pinggiran site yang berhubungan 5. Ngaba (Ngada, Bajawa)
langsung dengan jalan raya, agar mudah dijangkau pengunjung saat 6. Manggarai
ada kegiatan di lapangan multifungsi,dan saat beraktivitas di taman
aktif, maupun hanya sekedar singgah untuk membeli di lapak
pedagang dari tempat parkir maupun pinggir jalan.
Pada site daerah pantai, lapak berada di dekat dengan taman aktif
dan plaza agar mudah ditemukan dan diakses oleh pengunjung.

179
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

berkembang, mampu menghibur masyarakat, memperkenalkannya


- Souvenir kepada masyarakat serta mungkin mengajak masyarakat untuk turut
Lapak souvenir dibagi menjadi beberapa bagian yang bergabung.
berdasarkan pada daerah-daerah di NTT.
1. Tirosa (Timor, Rote, Sabu)

2. Sumba

3. F. Tim ( Maumere, Flores Timur, Lembata, Alor)

4. F. Bar (Manggarai, Ngada, Bajawa, Ende)

AREA AKTIVITAS
Taman aktif dibuat tanpa perkerasan hanya ditanami rumput agar
dapat menjadi area resapan dan memberikan kenyamanan bagi
pengunjung.
Disediakan juga gazebo dan bangku taman bagi pengunjung untuk
FASILITAS PENUNJANG AKTIVITAS MASYARAKAT
sekedar beristirahat, bersantai, ataupun berkumpul bersama.
Tingginya minat masyarakat akan beraktivitas kelompok
Pengunjung diberikan kebebasan beraktivitas di plaza, lapangan
atau komunitas kreatif yang bersifat entertain membuat banyak
multifungsi (jika sedang tidak digunakan untuk kegiatan besar atau
bermunculan kelompok dan komunitas kreatif dikalangan
yang spesifik), lapangan olahraga, taman aktif, dan play ground
masyarakat kota kupang. Oleh karena itu perlu disediakan fasilitas
pendukung agar kelompok dan komunitas kreatif ini dapat

180
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

AKTIVITAS
Terdapat 2 lapangan olahraga di dalam satu site, tersedia tribun di
tengah yang memisahkan kedua lapangan tersebut, yang
memungkinkan pengunjung yang tidak berolahraga untuk duduk
menyaksikan orang lain berolahraga.
Lapangan olahraga berada dekat dengan lapak pedagang sehingga
sehingga memungkingkan pengunjung menyaksikan sambil
mengkonsumsi makanan.

181
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

3.3.8. Utilitas
Analisis swot
O T
1. Adanya peluang pengadaan dan perbaikan 1.Pembuatan saluran drainase
EKSTERNAL saluran drainase sekitar site berdasarkan perda 2.Perilaku masyarakat yang
RTRW kota Kupang tahun 2011-2031 tentang kurang disiplin dalam pengelolaan sampah
pengendalian banjir /genangan setiap BWK kota menimbulkan masalah bagi lingkungan
Kupang .
2. Adanya peluang penambahan fasilitas
persampahan berdasarkan RTRW kota Kupang
INTERNAL pasal 25 tentang pengembangan sisitem
persampahan, yang meliputi:
Meningkatkan sistem pengeloaan sampah melalui
3 M (mengurangai,menggunakan, mendaur ulang )

S STRATEGI S-O STRATEGI S-T


16. Sekitar site terdapat jaringan listrik 11. Menciptakan sarana utilitas yang lebih memadai dan 7. Menyediakan saluran drainase
17. Sekitar site terdapat jaringan air bersih mendukung keberadaan alun-alun 8. Menyediakan sarana dan prasarana persampahan
18. Terdapat tempat pembuangan sampah sementara
dekat site

W STRATEGI W-O STRATEGIW-T


12. Lampu penerangan jalan sekitar site tidak 9. Memperbaiki ulang lampu penerangan jalan . 4. Membuat saluran drainase
semuanya menyala pada malam hari. 10. Membuat saluran drainase di sekitar site. 5. Memperbaiki lampu penerangan jalan .
13. Pada site tidak terdapat drainase. 11. Mengoptimalkan sebagaimana mungkin agar dapat 6. Memperbaiki
14. Tempat pembuangan sampah sementara yang terhindar dari bau .
berada dekat site menimbulkan bau.

182
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Analisis perencanaan utilitas

183
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Tempat sampah

Saluran drainase

184
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

BAB V
USULAN PERANCANGAN

5.1. Tata Guna Lahan


a. Fungsi
Site ditetapkan sebagai alun – alun kota aktif dengan fungsi
b. Organisasi Ruang
Rekreatif sebagai fungsi Utama dan fungsi Ruang Terbuka Hijau
Konsep Organisasi ruang dibuat berdasarkan hasil
sebagai fungsi sekunder, dengan diagram persentase penggunaan
analisis alur aktivitas
lahan berdasarkan hasil analisis yaitu

c. Penzoningan
Penzoningan pada site didasari pada analisis alur aktivitas dan
disesuaikan dengan besaran ruang.

185
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

1.1 Penzoningan Penzoningan berdasarkan fungsi yang diturunkan dari Alun – Alun
Penzoningan pada site didasari pada analisis alur aktivitas
dan disesuaikan dengan besaran ruang.

186
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

5.2.Bentuk dan Massa Bangunan

NO BANGUNAN GSB LANGGAM (Kaitan Dengan SPESIFIKASI GAMBAR


Tema)
1. Gazebo Sisi Utara (jl. Timor Raya) Arsitektur Vernakuler Luas : 3.14 x 1.5 x
= 6m 1.5 =7.065 m2
Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1 Green Tourism Public Space Tinggi : 3m
m Warna : Coklat
Sisi Selatan (Jl. Green : Penggunaan bahan dasar Material bangunan :
Lingkungan) = 2,4 m yang ramah lingkungan sebagai kayu Jati (dilapisi
Sisi Timur (Jl. lingkungan) material bangunan.. alumunium foil)
= 2m Tourism : Penerapan bentuk dan Material atap :
ornamen khas NTT pada alang-alang
bangunan yang ada. Tekstur : halus
Jumlah : 20 buah
2. Pos Jaga Sisi Utara (jl. Timor Raya) Arsitektur Vernakuler Luas : 3m x 3m
= 6m =9m2
Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1 Green Tourism Public Space Tinggi : 3m
m Warna : Coklat
Sisi Selatan (Jl. Green : Penggunaan bahan dasar Material bangunan :
Lingkungan) = 2,4 m yang ramah lingkungan sebagai kayu Jati (dilapisi

187
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Sisi Timur (Jl. lingkungan) material bangunan.. alumunium foil)


= 2m Tourism : Penerapan bentuk dan Material atap :
ornamen khas NTT pada alang-alang
bangunan yang ada. Tekstur : halus
Jumlah : 1buah

3. Lapak Sisi Utara (jl. Timor Raya) Arsitektur Vernakuler Luas : 3 m x 3 m=9
Pedagang = 6m m2
Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1 Green Tourism Public Space Tinggi : 4m
m Warna : Coklat
Sisi Selatan (Jl. Green : Penggunaan bahan dasar Material bangunan :
Lingkungan) = 2,4 m yang ramah lingkungan sebagai kayu Jati (dilapisi
Sisi Timur (Jl. lingkungan) material bangunan.. alumunium foil)
= 2m Tourism : Penerapan bentuk dan Material atap :
ornamen khas NTT pada alang-alang
bangunan yang ada. Tekstur : halus
Jumlah : 30 buah
4. Gedung Sisi Utara (jl. Timor Raya) Arsitektur Vernakuler Luas : 15m x 17m
Persiapan + = 6m =255 m2

188
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

podium Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1 Green Tourism Public Space Tinggi : 8 m (5m
m gedung persiapan)
Sisi Selatan (Jl. Green : - Warna : Coklat
Lingkungan) = 2,4 m Tourism : penerapan ornamen Material bangunan :
Sisi Timur (Jl. lingkungan) khas NTT pada latar belakang beton
= 2m panggung. Material atap :
Multiroof
Tekstur : halus
Jumlah : 1 buah
5. Jembatan Sisi Utara (jl. Timor Raya) Arsitektur Vernakuler Luas : 15 m x 3
Penyeberangan = 6m m=45 m2
Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1 Green Tourism Public Space Tinggi : 4m
m Warna : Coklat
Sisi Selatan (Jl. Green : - Material bangunan :
Lingkungan) = 2,4 m Tourism : penerapan ornamen baja (dilapisi
Sisi Timur (Jl. lingkungan) khas NTT pada pembatas alumunium foil)
= 2m jembatan penyeberangan Material atap
:Multiroof
Tekstur : halus
Jumlah : 1 buah
6. Toilet Sisi Utara (jl. Timor Raya) Arsitektur Vernakuler Luas : 2 m x 4 m =8
= 6m m2
189
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1 Green Tourism Public Space Tinggi : 3.5 m
m Warna : Coklat
Sisi Selatan (Jl. Green : - Material bangunan :
Lingkungan) = 2,4 m Tourism : penerapan ornamen beton
Sisi Timur (Jl. lingkungan) khas NTT pada partisi depan Material atap :
= 2m Toilet Multiroof
Tekstur : halus
Jumlah : 2 buah
7. Halte Sisi Utara (jl. Timor Raya) Arsitektur Vernakuler Luas : 2 m x 4 m =8
= 6m m2
Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1 Green Tourism Public Space Tinggi : 3 m
m Warna : Coklat
Sisi Selatan (Jl. Green : penggunaan bahan dasar Material bangunan :
Lingkungan) = 2,4 m yang ramah lingkungan sebagai kayu Jati
Sisi Timur (Jl. lingkungan) material bangunan Material atap :
= 2m Tourism : penerapan bentuk dan alang-alang
ornamen khas NTT pada Tekstur : halus
bangunan yang ada. Jumlah : 2 buah

190
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

5.3.Jalan
a. Jalan Arteri Primer
5.4.Menyediakan jalur lambat bagi sepeda dan kendaraan
lambat lainnya
5.5.Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit
5.6.Membuat pembatas antara jalur lambat dan juga jalur
lintas agar pergerakan kendaraan pada jalur
5.7.Mempertahankan dimensi jalur lalu lintas

- Tempat pemberhentian kendaraan berseberangan dengan


jarak dari persimpangan 50 meter (sesuai standar letak
tempat henti sebelum persimpangan)
- Disediakan tempat pemberhentian bersebrangan karena
adanya dua site yang terpisah

191
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
192
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
- Halte

Halte diletakkan dekat dengan Trotoar diperlebar Pagar pengaman untuk


tempat transit sehingga menjadi 4 meter untuk mencegah pejalan kaki
mudah saat naik turun antrian dan pejalan kaki menyeberang jalan di jalur
penumpang padaangkutan perlambatan
umum

Tempat sampah

193
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
1.3.1 Jalan Kolektor Sekunder
- Bahu jalan sebelah kawasan SPBU dibagi untuk dijadikan pedestrian dan juga
dapat difungsikan sebagai area pemberhentian kendaraan umum
- Pembenahan pada dimensi jalan : jalur dari arah jln. Timor Raya dipersempit
menjadi 6 meter dan jalur dari arah oebobo diperlebar menjadi 5,6 meter
- Median jalan akan diperbesar sesuai standar yaitu minimal 4 meter
- Menyediakan jalur lambat bagi sepeda dan kendaraan lambat lain serta
terpisah dari jalur lalu lintas agar nyaman bagi pengguna jalur

194
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
- Tempat pemberhentian tunggal dengan jarak dari persimpangan 20 meter
(sesuai standar letak tempat henti setelah persimpangan

- Dibuat bukaan pada median agar sirkulasi dari arah oebobo dan dari arah JLN. Timor
Raya dapat terorganisir dengan baik
- Dibuat lajur tunggu pada median agar tidak menyebabkan kemacetan pada jalur lalu
lintas

195
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
196
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
- Halte

Halte diletakkan dekat dengan Trotoar diperlebar Pagar pengaman untuk


tempat transit sehingga menjadi 4 meter untuk mencegah pejalan kaki
mudah saat naik turun antrian dan pejalan kaki menyeberang jalan di jalur
penumpang padaangkutan perlambatan
umum

Tempat sampah

1.3.2 Jalan Lokal


- Dimensi jalur lalu lintas disesuaikan dengan kriteria
- Pembenahan pada bahu jalan yang berbatasan langsung dengan site yaitu,
difungsikan sebagai jalur lambat, parkir on street dan trotoar
Disediakan pemisah antara jalur lalu lintas dan jalur lambat
197
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
1.3.3 Dimensi Halt

198
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Penzoningan pada site dibuat berdasarkan organisasi


ruang, dan analisis terhadap besaran ruang
Dari penzoningan di samping maka sirkulasi dalam site bagi pejalan
kaki akan di desain menggunakan sirkulasi cluster, radial ,dan terpusat
dengan alasan agar semua aktifitas dapat terpusat ke area lapangan
multifungsi yang berada di tengah site ukuran 5 meter dengan pemakain
material pavin block dengan tekstur halus bagi pejalan kaki dan difabel
serta pemakain ubin tactile(ubin pemandu bagi
tuna netra).

Pavin block Ubin tactile

Bentukan sirkulasi

199
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Berdasarkan pemaparan analisis, konsep open space pada


perancangan alun-alun kota Kupang adalah sebagai berikut.
1. Plaza
- Luasan plaza adalah 1500 m2 dengan persentase 12,55 % dari
luasan lahan peruntukkan fungsi utama.
- Plaza ditempatkan pada kedua site dengan dimensi 1000 m2pada
site sebelah selatan Jl. Timor Raya dan 500 m2 pada site sebelah
selatan Jl. Timor Raya

5.8.Pedestrian

5.9.Open Space

200
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Aktivitas dan fasilitas yang terdapat pada plaza dapat dilihat


pada bagan berikut.

- Desain

- Material yang akan digunakan pada plaza adalah paving


block.
- Pada plasa ditanam vegetasi peneduh berupa Kiara payung.
- Pada plaza akan ditempatkan sculpture batu karang untuk
menggambarkan Kota Kupang sebagai “Kota Karang”
m2pada site sebelah selatan Jl. Timor Raya dan juga kolam
hias pada kedua site.

201
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Lapangan Multifungsi
- Luasan lapangan multifungsi adalah 33,47 % dari luasan
lahan pertuntukan fungsi utama, yakni 4000 m2.
- Lapangan ini terletak pada site sebelah selatan Jl. Timor
Raya.

- Lapangan berbentuk persegi panjang dengan dimensi 100 x


40 m.
- Sebanyak 6.25 % dari luasan 4000 m2 akan dibangun gedung
persiapan yang dilengkapi dengan podium, yakni seluas 250
m2 dengan material beton.
- Desain

- Material yang digunakan adalah rumput jepang.


- Aktivitas dan fasilitas pada lapangan multifungsi dapat
dilihat pada bagan berikut.

202
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

2. Lapangan Olahraga
- Lapangan olahraga terdiri dari lapangan futsal dan lapangan
basket.
- Luasan lapangan ini adalah 1500 m2 atau sama dengan
12,55% dari luasan lahan peruntukan fungsi utama.
- Lapangan basket ditempatkan pada site sebelah utara jalan - Aktivitas dan fasilitas pada lapangan olahraga dapat dilihat

Timor Raya dan lapangan futsal ditempatkan pada site pada bagan berikut.

sebelah selatan Jl. Timor Raya.

203
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Lapangan futsal berdimensi 18 x 36 m dan lapangan basket 3


on 3 berdimensi 14 x 15 m. 3. Playground

- Material yang digunakan adalah rabat beton. serta dipagari - Luasan area ini adalah 700 m2 atau 5,85% dari luasan lahan

dengan pagar jaring sehingga aktivitas disekitarnya tidak peruntukan fungsi utama.

terganggu. - Playground ditempatkan pada site sebelah utara Jl. Timor

- Desain Raya.

204
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Aktivitas dan fasilitas pada playground dapat dilihat pada


bagan berikut.

205
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

No. Jenis Dimensi Material Warna Gambar


area (/buah)
1. Perosotan TIpe 1 8x8m Kayu, alang-alang, plastik Cokelat dan merah
(1 buah)

2. Perosotan Tipe 2 6x4m Kayu, alang-alang, dan bahan cokelat


(1 buah) plastik

3. Perosotan Tipe 3 5x6m Kayu dan bahan plastik cokelat


(1 buah)

206
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

No. Jenis Dimensi Material Warna Gambar


area (/buah)
4. Ayunan 1,6 x 1 m Besi Merah, biru
(3 buah)

5. Jungkat-Jungkit 2,3 x 0,41 m Kayu dan besi Kuning


(5 buah)

6. Bak Pasir 3,5 x 3,5 m Beton, pasir Cokelat


(1 buah)

207
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

No. Jenis Dimensi Material Warna Gambar


area (/buah)
7. Panjat 5 x 0,7 m Besi Kuning, merah, biru, hijau,
oranye

Bangku 2x2m kayu cokelat


8.

- Desain Playground

208
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

4. Taman - Aktivitas dan fasilitas pada taman dapat dilihat pada bagan
- Taman pada site terdiri dari taman aktif dan taman pasif. No Nama Dimensi Material Warna Gambar
- Luasan taman adalah 37,04 % dari luasan site atau sama 1. Bangku Panjang Kayu Cokelat
dengan 9.010 m2. taman 2 m,
- Taman ditempatkan pada kedua site. Lebar 50
cm

2. Jogging Lebar 2 Paving


track m block
3. PKL
4. Lampu
taman

5. Tempat
2
- Luasan taman aktif adalah 6000 m dan taman pasif 3000 sampah
2
m. berikut.

209
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

5. SignAge
- Penempatan
a. Pada signage existing
 Rambu lalu lintas yang digabung dalam satu tiang
sedangkan rambu yang lain tetap pada tempatnya.

- Fasilitas pada taman aktif disajikan pada tabel berikut.


- Pada area penghijauan ditempatkan vegetasi peneduh berupa
Kiara payung dan flamboyant.
- Desain taman aktif dan area penghijauan

Gambar rambu yang di pasang pada satu tiang

210
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

 Pada penempatan RPPJ pada jalan arteri primer Untuk menyatakan nama jalan di persimpangan tiga
difokuskan pada bagian bawah jembatan tipe T, papan nama jalan ditempatkan di seberang
penyeberangan dan LED Outdoor. jalan menghadap arus lalu lintas datang.
Penempatan nama jalan untuk jalan Timor Raya dan
jalan Ina Bo’I

 Papan nama jalan ditempatkan pada awal sisi ruas


jalan.
- Design signage menggunakan material,

211
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

- Tiang : pipagalvanisdengandibungkus
bamboo dariluar
- Plat
- Rambulalulintas : plat alumunium
- Nama jalan : anyamanbambu
- RPPJ : plat alumunium
- Aksesoris
- Menggunakanatapalang-alangdengantaliijuk
- Anyamankulit bamboo dengan motif
Rancangan RPPJ pada site

Rancangan nama jalan

Rancangan
rambu

6. Aktivitas Pendukung

212
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

KONSEP AREA PERTUNJUKAN Panganan yang di jual di lapak-lapak ini meliputi kuliner
Letak lapangan multifungsi diposisikan di bagian tengah site agar khas dari daerah-daerah di ntt, seperti panganan berat berupa, jagung
mudah diakses dari berbagai sisi site. bose, jagung katemak, ikan bakar, se’i babi, rw(olahan daging
Lapangan multifungsi beserta podium/panggung terbuka dibuat anjing), “loma manuk”(olahan daging ayam dalam bambu).
dalam ukuran yang besar dan saling berhadapan agar tercipta Panganan ringan seperti, kompiang, tacupiang, tenteng, kacang gula,
interaksi antara penonton dan yang tampil. jagung titi dan lain-lain.
Podium/panggung terbuka dibuat beratap untuk mengatasi panas
matahari dan hujan, panggungnya dibuat peninggian lantai, pada
belakang bagian podium/panggung terbuka terdapat gedung
persiapan yang menyatu dengan podium/panggung

- Perdagangan
1. Kuliner

213
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Jenis-jenis souvenir yang akan dijajakan seperti kain tenun, miniatur 7. Tirosa (Timor, Rote, Sabu)
senjata khas daerah, dan kerajinan lain sesuai kreatifitas masyarakat 8. Sumba
masing-masing dalam mengolahnya. 9. Lamaholot (Flores Timur, Lembata, Alor)
10. Mande (Maumere, Ende)
11. Ngaba (Ngada, Bajawa)
12. Manggarai

Pada site daerah pantai, lapak berada di dekat dengan taman aktif
dan plaza agar mudah ditemukan dan diakses oleh pengunjung.
- Souvenir
Lapak souvenir dibagi menjadi beberapa bagian yang
berdasarkan pada daerah-daerah di NTT.
5. Tirosa (Timor, Rote, Sabu)

6. Sumba

7. F. Tim ( Maumere, Flores Timur, Lembata, Alor)

8. F. Bar (Manggarai, Ngada, Bajawa, Ende)


PEMBAGIAN LAPAK
- Kuliner
Lapak kuliner dibagi menjadi beberapa bagian yang
berdasarkan pada daerah-daerah di NTT.

214
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

KONSEP TATA BANGUNAN Begitu juga pengunjung yang datang dari arah tempat parkir dapat
Posisi lapak saling membelakangi (sebagian menghadap ke luar site, langsung mengakses lapak karena site berada di dekat parkir, yang
sebagian menghadap ke lapangan multifungsi) di depannya terdapat berbatas menggunakan taman aktif.
pedestrian bertujuan untuk memudahkan pengunjung untuk Setelah memesan makanan pengunjung dapat sembari menunggu di
mengaksesnya. taman aktif yang berada di sekitaran lapak.
Terdapat ruang diantaranya yang dapat berfungsi sebagai area Setelah itu pengunjung dapat menggunakan taman aktif sebagai area
tambahan bagi pedagang untuk memasak(kuliner) dan lain-lain. makan, telah disediakan gazebo dan bangku taman.
Area makan bebas, setelah membeli makanan pengunjung dapat
menggunakan gazebo-gazebo, bangku taman, area taman aktif
sebagai tempat makan.

KONSEP AREA AKTIVITAS


Taman aktif dibuat tanpa perkerasan hanya ditanami rumput agar
dapat menjadi area resapan dan memberikan kenyamanan bagi
KONSEP AKTIVITAS pengunjung.
Pengunjung yang datang dari arah lapangan multifungsi dapat Disediakan juga gazebo dan bangku taman bagi pengunjung untuk
langsung mengakses lapak yang berada di pinggir lapangan sekedar beristirahat, bersantai, ataupun berkumpul bersama.
multifungsi, yang dibatasi oleh taman aktif.

215
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Pengunjung diberikan kebebasan beraktivitas di plaza, lapangan 7. Utilitas


multifungsi (jika sedang tidak digunakan untuk kegiatan besar atau
yang spesifik), lapangan olahraga, taman aktif, dan playground

KONSEP AKTIVITAS
Terdapat 2 lapangan olahraga di dalam satu site, tersedia tribun di
tengah yang memisahkan kedua lapangan tersebut, yang
memungkinkan pengunjung yang tidak berolahraga untuk duduk
menyaksikan orang lain berolahraga.
Lapangan olahraga berada dekat dengan lapak pedagang sehingga
sehingga memungkingkan pengunjung menyaksikan sambil
mengkonsumsi makanan.
Denah perletakan tiang listrik

216
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Potongan

Konsep
Perancangan lampu taman

KONSEP
LAMPU PENERANGAN JALAN (JlN.INA BO’I)

217
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Konsep
perancangan Tempat Sampah Sementara konsep drainase

218
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memanfaatkan air o Tempat parkir disediakan pada kedua site yang
hujan sebagai upaya pengelolaan sumber daya air yaitu; terpisah agar dapat dengan mudah menjangkau
(1) menyosialisasikan pemanfaatan air hujan di masyarakat umum. seluruh fasilitas yang ada di dalam kedua site
(2) menambahkan peraturan ijin mendirikan bangunan (IMB)
o Tempat parkir disediakan pada sisi bagian barat dan
dengan mengharuskan pembuatan tendon atau sumur resapan air
timur site agar tidak mengganggu kelancaran lalu
hujan sebagai bagian dari utilitas bangunan yang harus dipenuhi.
lintas pada jalan arteri primer
(3)menciptakan peluang untuk pembuatan sistem penampungan dan
pengolahan o Kendaraan dari seluruh arah dapat dengan mudah
air hujan yang praktis, efisien dan ekonomis. Instalasi ini mencapai fasilitas parkir
diharapkan bisa digunakan tidak hanya oleh kalangan industri,
o Parkir on street memiliki jarak 30 meter dari
instansi pemerintah dan perkantoran tetapi juga oleh rumah tangga.
persimpngan
(4) membangun tangki penampungan air hujan atau sumur resapan
air hujan secara komunal. Hal ini dapat dilakukan di pemukiman
penduduk dengan cara swadaya atau bantuan dari pihak
yang kompeten dengan konservasi sumber daya air.

8. Parkir
1.9.4 Konsep tata letak parkir off street on street

Perencanaan tata letak tempat parkir

219
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

1.9.4.1 Konsep parkir off street

30
m 30
30 m
m 30
m

220
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

Konsep pola parkir off street 1.9.4.2 Konsep parkir on street


Menggunakan parkiran miring 60 derajat
• Parkir on street dirancang sepanjang jalan dengan jarak dari
persimpangan 30 meter

• Parkir on street dapat digunakan oleh pengunjung alun-alun


dan juga yang bukan pengunjung alun-alun

Konsep material parkir off street 30


Untuk penutup parkir menggunakan paving blok m

30
m

221
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

222
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

1.9.4.3 Konsep Parkir Off Street Ex-Teluk Kupang Konsep pola parkir off street Ex-Teluk Kupang
Menggunakan parkiran miring 60 derajat

Menggunakan parkiran miring 90 derajat

Parkiran khusus sepeda luas 64


m² dengan kapasitas 32
sepeda
Parkiran khusus kendaraan
roda 2 dengan luasan 708m² Konsep material parkir off street
dengan kapasitas 29 motor Untuk penutup parkir menggunakan paving blok
Parkiran khusus kendaraan
pribadi/pengunjung dengan
lusan 450m² dengan
kapasitas 15 mobil

223
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA

224
ALUN-ALUN KOTA KUPANG

Anda mungkin juga menyukai