PENDAHULUAN memiliki ruang terbuka hijau yang cukup luas. Dari ruang terbuka
hijau yang ada belum terdapat alun-alun kota sehingga perlu
1.1. Latar Belakang
disediakan alun-alun kota yang dapat mengakomodasi berbagai
Ruang publik sebagai salah satu elemen perancangan kota
kegiatan sosial kemasyarakatan seperti tempat rekreasi, olahraga,
(urban design) memiliki fungsi-fungsi yang menjadi suatu
upacara dan sebagainya sehingga dapat menciptakan alun-alun kota
kebutuhan dari sebuah kota. Ruang publik adalah suatu wadah yang
yang efektif.
dapat menampung aktivitas tertentu dari masyarakatnya baik secara
individu maupun secara kelompok, dimana bentuk ruang publik ini
1.2. Tujuan dan Sasaran
sangat tergantung pada pola dan susunan massa bangunan (Rustam
1.2.1. Tujuan
Hakim, 1987). Ruang publik yang dimaksud adalah taman,
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah :
lapangan, jalur hijau kota, hutan dan semua elemen penyusunya,
- Memenuhi tugas mata kuliah Perancangan Kota
jalur pejalan kaki termasuk trotoar maupun jalan setapak.
- Merancang sebuah ruang terbuka berupa alun-alun kota yang
Salah satu contoh ruang public dalam sebuah area perkotaan
bersifat rekreatif
adalah alun-alun kota. Alun-alun kota merupakan ruang terbuka
1.2.2. Sasaran
sekaligus ruang publik yang menjadi bagian dari wilayah kota yang
Sasaran dari penulisan ini adalah terciptanya rancangan alun-
terbentuk dari konfigurasi massa bangunan dan elemen-elemen
alun Kota Kupang yang bersifat rekreatif
lainnya yang terdapat disekitar lingkungan perkotaan tersebut. Alun-
alun berfungsi melayani kebutuhan sosial masyarakat kota dan
memberikan pengetahuan kepada pengunjungnya. Alun-alun juga
harus dapat menjadi landmark atau citra dari suatu kota.
1
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
1.3. Ruang Lingkup proyek 4. Kesimpulan dari analisa dan rekomendasi yang berisi usulan
1.3.1. Ruang Lingkup Materi yang dapat diterapkan dalam perancangan alun-alun Kota
Ruang lingkup penulisan membahas ruang terbuka dan 8 Kupang.
elemen perancangan kota Hamid Shirvani.
1.3.2. Batasan Wilayah 1.5. Sistematika Penulisan
Secara administrasi daerah perancangan ini adalah lahan BAB I PENDAHULUAN
kosong pada sebelah selatan Jl. Timor Raya dan lahan bekas Bab ini membahas latar belakang masalah, tujuan dan
restoran Teluk Kupang sasaran, ruang lingkup proyek, kerangka berpikir,
metodologi studi, dan sistematika pembahasan.
1.4. Metodologi Pembahasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Metode pembahasan yang digunakan adalah deskriptif Bab ini berisi studi literatur yang menjelaskan teori
analitis, sebagai berikut : ruang terbuka dan teori 8 elemen kota Hamid
1. Survei dan pengumpulan data-data primer (data lapangan dan Shirvani
observasi langsung lokasi perencanaan alun-alun Kota BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN
Kupang) maupun data sekunder. Bab ini berisi tentang deskripsi umum kawasan serta
2. Menyusun, mengelompokkan, dan menyeleksi data-data data tapak yang terdiri dari data dasar (data fisik) dan
lapangan yang relevean sebagai acuan dalam perencanaan dan data tapak dari 8 elemen kota.
perancangan alun-alun Kota Kupang. BAB IV ANALISIS
3. Menganalisa data-data yang telah ada menggunakan SWOT Bab ini berisi analisa terhadap data dasar dan data
dan menganalisa setiap elem kota untuk mendapatkan berdasarkan 8 elemen kota menggunakan analisis
alternative perancangan SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treatment)
2
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
5
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
2.2. Teori Elemen Pembentuk Kota Menurut Hamid Shirvani - Ketertarikan antar fungsi
(1986) - Daya tamping
2.2.1. Tata Guna Lahan - Pengembangan kawasan
Kebijaksanaan tata guna lahan membentuk hubungan antara Dalam hal ini yang termasuk dalam penggunaan lahan pad
sirkulasi/parkir dan kepadatan aktivitas atau penggunaan individual. - Tipe penggunaan dalam suatu area
Hal yang harus dipertimbangkan untuk tata guna adalah mixing use - Spesifikasi fungsi dan keterkaitan antar fungsi dalam pusat kota
dalam suatu urban area, untuk meningkatkan kehidupan 24 jam - Ketinggian bangunan
dengan memperbaiki sirkulasi melalui fasilitas pedestrian, dan - Skala fungsi
penggunaan infrastruktur yang lebih baik., analisis yang berdasarkan
lingkungan alami, dan perbaikan sistem infrastruktur serta rencana
2.2.2. Bentuk dan Massa Bangunan (Building Form and Massing)
perawatan yang diperlukan.
Elemen bentuk dan massa bangunan membahas mengenai
Kebijaksanaan tata guna lahan mempertimbangkan hal-hal berikut :
bagaimana bentuk dan massa-massa bangunan yang ada dapat
- Tipe penggunaan lahan yang diijinkan
membentuk suatu kota serta bagaimana hubungan antar massa yang
- Hubungan fungsional yang terjadi antara area yang berbeda
ada. Pada penataan suatu kota, bentuk dan hubungan antara massa
- Jumlah maksimum floor area yang dapat ditampung dalam suatu
seperti ketinggian bangunan, pengaturan massa bangunan dan lain-
area tata guna lahan
lain harus diperhatikan sehingga ruang yang terbentuk teratur,
- Skala pembangunan baru
mempunyai garis langit yang dinamis serta menghindari adanya lost
- Tipe intensif pembangunan yang sesuai untuk dikembangkan space (ruang tidak terpakai).
pada area dengan karakteristik tertentu 1. Building form and massing dapat meliputi kualitas yang berkaitan
Dalam perencanaannya memperhatikan : dengan penampilan bangunan, yaitu :
- Fungsi yang diijinkan
6
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
7
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
menciptakan kontras visual yang dapat membangkitkan daya Massa kota (urban mass), yang didalamnya meliputi bangunan,
hidup dan kedinamisan. permukaan tanah, objek-objek yang membentuk ruang kota dan pola
g. Material aktivitas.
Peran material berkenaan dengan komposisi visual dalam
perancangan. Komposisi yang dimaksud diwujudkan oleh
hubungan antar elemen visual.
h. Tekstur
Dalam sebuah komposisi yang lebih besar (skala urban) Gambar 2.2 Skala
Sumber : Hamid Shirvani, 1985
sesuatu yang dilihat dari jarak tertentu maka elemen yang lebih
besar dapat menimbulkan efek-efek tekstur. 2. Peraturan Penataan Banguan
i. Warna Berdasarkan Perda Kota Kupang No. 9 Tahun 2003 tentang
Dengan adanya warna (kepadatan warna, kejernihan warna), Penataan Bangunan Penentuan Peraturan Bangunan Fasilitas Umum
dapat memperluas kemungkinan ragam komposisi yang adalah sebagai berikut :
dihasilkan. a. KDB maksimum : 50%
b. KLB minimum : 1,2 x KDB
Menurut Spreegen (1965) Prinsip dasar perancangan kota c. Jarak bangunan dengan pekarangan
ialah skala, dalam hubungannya dengan sudut pandang manusia, Pada ruas jalan dengan damija = 18 meter sampai dengan 20
sirkulasi, bangunan disekitarnya, dan ukuran kawasan.Ruang kota, meter, jarak bangunan dengan :
yang merupakan elemen dasar dalam perencanaan kota yang harus - Pagar pekarangan depan : 10 meter
memperhatikan bentuk (urban form), skala, sense of enclosure, dan - Pagar pekarangan samping minimum : 3.0 meter
tipe urban space.
8
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Pagar pekarangan samping yang berbatasan dengan jalan : ½ - Tinggi pagar yang berbatasan dengan jalan untuk bangunan
damija + telajakan rumah tinggal maksimal 1,5 meter dari tanah dengan
- Pagar pekarangan belakang minimum : 3.0 meter persyaratan 1 meter harus tembus pandang.
Pada ruas jalan dengan damija : 10 meter sampai dengan 15 meter, - Apabila pagar merupakan bagian dari konstruksi pemikul
jarak bangunan dengan : maka ditetapkan maksimal 7 meter dengan persetujuan
- Pagar pekarangan depan : 8.0 meter tetangga yang berbatasan.
- Pagar pekarangan samping minimum : 4.0 meter e. Jarak antar bangunan
- Pagar pekarangan samping yang berbatasan dengan jalan : ½ - Jarak antar massa / blok bangunan satu lantai dengan yang
damija + telajakan lainya dalam satu kapling minimum 4 meter.
- Pagar pekarangan belakang minimum : 4.0 meter - Untuk bangunan satu lantai, setia kenaikan satu lantai jarak
d. Garis Sempadan antar bangunan ditambah 0,5 meter.
- Letak garis sempadan pondasi bangunan terluar apabila tidak - Setiap bangunan umum mempunyai jarak massa atau blok
ditentukan maka akan ditetapkan minimal 100 meter dari garis bangunan minimal 6 meter dan 2 meter dengan batas kapilng,
pasang tertinggi pada pantai yang bersangkutan. Untuk lebar
sungai yang kurang dari 5 meter garis sempadan minimal 2.2.3. Jalan, Sirkulasi dan Parkir (Parking and Cirulation)
adalah 2,5 meter dihitung dari tepi jalan sejajar sungai. 2.2.3.1. Jalan
- Letak garis sempadan pondasi bangunan terluarpada bangunan 1. Pengertian
samping yang berbaasan engan tetangga bilamana tidak - Badan jalan
ditentukan maka, ditetapkan jaraknya 2 meter. Adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu
lintas, median, dan bahu jalan.
- Bahu jalan
9
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Adalah bagian daerah manfaat jalan yang menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi.(Peraturan
berdampingan dengan jalur lalu lintas. Untuk Pemeriintah RI No. 26/1985 )
menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, b. Jaringan jalan primer
dan untuk Pendukung samping bagi lapis pondasi bawah, Jaringan jalan yang menghubungkan secara menerus pusat
lapis pondasi, dan lapis Permukaan. kegiatan nasional, pusat kegiatan wilayah, pusat kegiatan lokal,
- Batas median jalan dan pusat kegiatan dibawahnya sampai ke persil dalam satu
Adalah bagian median selain jalur tepian, yang satuan wilayah pengembangan.
biasanya ditinggikan dengan batu tepi jalan. c. Jalan arteri primer
- Daerah di luar kota Jalan yang secara efisien antar pusat kegiatan nasional atau
Merupakan daerah lain selain daerah perkotaan. antara pusat kegiatan nasional dengan pusat kegiatan wilayah.
- Daerah manfaat jalan (damaja) d. Jalan kolektor primer
Merupakan daerah yang meliputi seluruh badan jalan, Jalan yang secara efesien menghubungkan antar pusat
saluran, Tepi jalan dan amban pengaman. wilayah atau menghubungkan antara pusat kegiatan wilayah
- Daerah milik jalan (damija) dengan pusat kegiatan lokal.
Merupakan daerah yang meliputi seluruh daerah e. Jalan lokal primer
manfaat Jalan yang secara efesien menghubungkan pusat kegiatan
nasional dengan persil atau pusat kegiatan wilayah dengan
2. Klasifikasi Fungsi Jalan persil atau pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan lokal,
a. Sistem Jaringan Jalan Primer pusat kegiatan lokal dengan pusat kegiatan dibawahnya, pusat
Sistem jaringan jalan yang disusun mengikuti ketentuan kegiatan lokal dengan persil, atau pusat kegiatan dibawahnya
pengaturan tata ruang dan struktur ruang wilayah nasional, yang sampai persil.
10
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
11
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
12
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
c. Jalan Lokal
Untuk penentuan klasifikasi fungsi jalan lokal harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut :
- Kriteria-kriteria jalan lokal terdiri atas :
a. Jalan lokal didesain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 10 kilo meter per jam (km/h)
b. Lebar badan jalan lokal paling rendah 6,5 meter
c. Besarnya lalu lintas harian rata-rata pada umumnya
lebih rendah dari fungsi jalan lain
- Ciri-ciri jalan arteri lokal atas : Gambar 2.8.Tipikal Penampang Melintang Jalan Lokal
a. Kendaraan angkutan barang berat tidak diijinkan
melalui jalan ini di daerah permukiman
2.2.4. Pedestrian
2.4.1. Defenisi pedestrian
Menurut teori john fruin ( 1979 ) berjalan kaki merupakan alat
untuk pergerakan internal kota, satu – satunya alat untuk memenuhi
kebutuhan interaksi tatap muka yang ada didalam aktivitas komersial
dan kultural di lingkungan kehidupan kota. Berjalan kaki merupakan
alat penghubung antara moda – moda angkutan yang lain.
14
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
baik yang berada di badan jalan maupun yang berada di luar badan merasa terancam dengan lalu lintas atau ganggungan dari
jalan, dalam rangka keselamatan, keamanan, ketertiban, dan lingkungan sekitarnya.
kelancaran lalu lintas serta memberikan kemudahan bagi pemakai
- Jalur yang direncanakan mempunyai daya tarik atau nilai
jalan. Jalur pejalan kaki merupakan transportasi yang
tambah lain diluar fungsi utama.
menghubungakan antara kawasan perdagangan, budaya,
- Terciptanya ruang sosial sehingga pejalan kaki dapat
permukiman sehingga menciptakan lingkungan kota yang
beraktivitas secara aman di ruang publik.
manusiawi. Dalam teori kevin licnch tentang elemen-elemen
- Terwujudnya keterpaduan sistem, baik dari aspek penataan
pembentuk kota, jalur pedestrian ini termasuk dalam salah satu
lingkungan atau dengan sistem transportasi atau aksesilibitas
bentuk elemen tersebut yaitu elemen path, yang dapat dijadikan
antar kawasan.
pembatas dari satu wilayah /distrik/blok.
- Terwujud perencanaan yang efektif dan efisien sesuai dengan
Dalam perencanaan prasarana pejalan kaki perlu memerhatikan
tingkat kebutuhan dan perkembangan kawasan.
beberapa hal berikut:
b. Standar penyediaan pelayanan ruang pejalan kaki
a. Prinsip umum
Tingkat pelayanan jaringan pejalan kaki pada pedoman ini
Prinsip umum perencanaan penyediaan prasarana dan
bersifat teknis dan umum, dan dapat disesuaikan dengan kondisi
sarana ruang pejalan kaki harus memenuhi kaidah sebagai berikut:
lingkungan yang ada. Standar penyediaan ini dapat dikembangkan
- Ruang yang direncanakan harus dapat diakses oleh seluruh
dan dimanfaatkan sesuai dengan ruang pejalan kaki dengan
pengguna, termasuk oleh pengguna dengan berbagai
memperhatikan aktifitas dan kultur lingkungan sekitar.
keterbatasan fisik.
Tingkat pelayanan (level of service/los) pejalan kaki:
- Lebar jalur pejalan kaki harus sesuai dengan standar prasarana.
- Los a
- Harus memberikan kondisi aman, nyaman, ramah lingkungan
Jalur pejalan kaki seluas >5,6 m2 /pedestrian, besar arus
dan mudah untuk digunakan, sehingga pejalan kaki tidak harus
pejalan kaki <16 pedestrian/menit/meter. Pada ruang pejalan
15
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
kaki dengan los a orang dapat berjalan dengan bebas, para Jalur pejalan kaki seluas >1,1–2,2 m2/pedestrian, besar arus
pejalan kaki dapat menentukan arah berjalan dengan bebas, pejalan kaki >33-49 pedestrian/menit/meter. Pada los d, ruang
dengan kecepatan yang relatif cepat tanpa menimbulkan pejalan kaki mulai terbatas, untuk berjalan dengan arus normal
gangguan antar sesama pejalan kaki. harus sering berganti posisi dan merubah kecepatan. Arus
- Los b berlawanan pejalan kaki memiliki potensi untuk dapat
Jalur pejalan kaki seluas 5,6 m2 /pedestrian, besar arus menimbulkan konflik. Los d masih menghasilkan arus ambang
pejalan kaki >16-23 pedestrian/menit/meter. Pada los b, ruang nyaman untuk pejalan kaki tetapi berpotensi timbulnya
pejalan kaki masih nyaman untuk dilewati dengan kecepatan persinggungan dan interaksi antar pejalan kaki.
yang cepat. Keberadaan Pejalan kaki yang lainnya sudah mulai - Los e
berpengaruh pada arus pedestrian, tetapi para pejalan kaki masih Jalur pejalan kaki seluas >0,75–1,4 m2/pedestrian, besar arus
dapat berjalan dengan nyaman tanpa mengganggu pejalan kaki pejalan kaki >49-75 pedestrian/menit/meter. Pada los e, setiap
lainnya. pejalan kaki akan memiliki kecepatan yang sama, karena
- Los c banyaknya pejalan kaki yang ada. Berbalik arah, atau berhenti
Jalur pejalan kaki seluas >2,2–3,7 m2/pedestrian, besar arus akan memberikan dampak pada arus secara langsung.
pejalan kaki >23-33 pedestrian/menit/meter. Pada los c, ruang Pergerakan akan relatif lambat dan tidak teratur. Keadaan ini
pejalan kaki masih memiliki kapasitas normal, para pejalan kaki mulai tidak nyaman untuk dilalui tetapi masih merupakan
dapat bergerak dengan arus yang searah secara normal walaupun ambang bawah dari kapasitas rencana ruang pejalan kaki.
pada arah yang berlawanan akan terjadi persinggungan kecil. - Los f
Arus pejalan kaki berjalan dengan normal tetapi relatif lambat Jalur pejalan kaki seluas <0,75 m2/pedestrian, besar arus
karena keterbatasan ruang antar pejalan kaki. pejalan kaki beragam pedestrian/menit/meter. Pada los f,
- Los d kecepatan arus pejalan kaki sangat lambat dan terbatas. Akan
16
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
sering terjadi konflik dengan para pejalan kaki yang searah menjadi 150 centimeter. Untuk arcade dan promenade yang
ataupun berlawanan. Untuk berbalik arah atau berhenti tidak berada di daerah pariwisata dan komersial harus tersedia area
mungkin dilakukan. Karakter ruang pejalan kaki ini lebih kearah untuk window shopping atau fungsi sekunder minimal 2 meter.
berjalan sangat pelan dan mengantri. Los f ini merupakan tingkat
pelayanan yang sudah tidak nyaman dan sudah tidak sesuai
dengan kapasitas ruang pejalan kaki.
c. Standar teknis prasarana ruang pejalan kaki
- Ukuran dan dimensi
Lebar efektif minimum jaringan pejalan kaki berdasarkan
kebutuhan orang adalah 60 centimeter ditambah 15 centimeter
untuk bergoyang tanpa membawa barang, sehingga kebutuhan
total minimal untuk 2 (dua) orang pejalan kaki berpapasan
Lebar jaringan pejalan kaki berdasarkan lokasi menurut
No. LokasiRuangPejalanKaki LebarMinimal Keputusan Menteri Perhubungan No. KM 65 Tahun 1993
1. Jalandidaerahperkotaanataukakilima 4meter tentang Fasilitas Pendukung Kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan
2. Diwilayahperkantoranutama 3 meter Jalan disajikan pada Tabel .
3. Diwilayahindustri
a.padajalanprimer 3 meter
b.padajalanakses
Ruang pejalan kaki memiliki perbedaan ketinggian baik
2 meter
dengan jalur kendaraan bermotor ataupun dengan jalur hijau.
4. Diwilayah p emukiman
a.padajalanprimer 2,75 meter Perbedaan tinggi maksimal antara ruang pejalan kaki dan jalur
b.padajalanakses 2 meter
kendaraan bermotor adalah 20 centimeter. Sementara perbedaan
ketinggian dengan jalur hijau 15 centimeter.
17
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
18
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Jalan tersebut setidaknya memiliki lebar minimal 1.5 meter, Standar yang dapat dipergunakan untuk penyediaan
dengan tingkat maksimal 5%. fasilitas jalur pejalan kaki bagi penyandang cacat dapat
- Menghindari berbagai bahayayang berpotensi mengancam ditetapkan sesuai tipikal berbagai dimensi dari kursi roda
keselamatan penyandang cacat sepertijeruji,lubang,dan lain-lain yang diperuntukan untuk penyandang cacat sebagaimana
yang tidak harus ditempatkan di jalan yang mereka lalui. terlihat pada gambar berikut ini:
- Saat penyandang cacat menyeberang jalan, tingkat
trotoarnya harus disesuaikan sehingga mereka mudah
melaluinya.
- Jika jalan tersebut digunakan oleh orang tuna netra,
berbagai perubahan
- dalam tekstur trotoar dapat digunakan sebagai tanda-tanda
praktis.
- Jalan tersebut tidak boleh memiliki permukaan yang licin. Gambar 2.10. Standar Dimensi Kursi Roda
1. TipeFasilitasDifabel
2. Persyaratan Jalur yang Landai Bagi Penyandang Cacat Fisik
Tipefasilitasdifabeladalah:
Persyaratan khusus untuk rancangan jalan yang landai
- Ram(ramp),diletakan di setiap persimpangan, prasarana
bagi penyandang cacat fisik adalah sebagai berikut:
ruang pejalan kaki
⁻ Tingkat kelandaian tidak melebihi dari 8.33% (1 banding
yangmemasukienterancebangunan,danpadatitik-
12).
titikpenyeberangan.
⁻ Jalur yang landai harus memiliki pegangan tangan
- Jalurdifabel,diletakandisepanjangprasaranajaringanpejalank
setidaknya untuk satu sisi (disarankan untuk kedua sisi).
aki.
19
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Pada akhir landai setidaknya panjang pegangan tangan dapat didengar, pesan-pesan verbal, informasi lewat getaran,
mempunyai kelebihan sekitar 300 milimeter. dan peringatan-peringatan yang dapat dideteksi.
⁻ Pegangan tangan harus dibuat dengan ketinggian 0.8 2.2.5. Parkir
meter diukur dari permukaan tanah dan panjangnya harus a. Pengertian parkir
melebihi anak tangga terakhir. Kendaraan tidak mungkin bergerak terus-menerus, akan ada
⁻ Seluruh pegangan tangan tidak harus memiliki permukaan waktunya kendaraan itu harus berhenti, baik itu bersifat sementara
yang licin. e) Area landai harus memiliki penerangan yang maupun bersifat lama atau biasa yang disebut parkir. Banyak
cukup. permasalahan lalu lintas ditimbulkan karena perparkiran. Jika
3. Penyediaan Informasi Bagi Pejalan Kaki yang Memiliki dimanfaatkan dengan baik dengan kebijakan-kebijakan tertentu yang
Keterbatasan direncanakan secara matang, maka perparkiran dapat digunakan
Pejalan kaki dengan keterbatasan pandangan akan sebagai salah satu alat untuk mengelola lalu lintas. (Warpani, 2002).
mengandalkan kemampuannya untuk mendengar dan Pada awal perjalanan kendaraan dimulai dari tempat parkir,
merasakan ketika berjalan. Isyarat-isyarat dalam lingkungan yang dapat berupa garasi, halaman rumah, tepi jalan dan diakhiri di
termasuk suara lalu lintas, penyangga jalan yang landai, tempat parkir pula, bisa itu di gedung parkir, taman parkir, dan bisa
pesan-pesan dan suara- suara merupakan tanda-tanda bagi juga di jalan. Dikarenakan konsentrasi di tempat tujuan perjalanan
pejalan kaki, dan menjadi sumber peringatan- peringatan lebih tinggi dibandingkan dengan tempat asal perjalanan, maka
yang dapat dideteksi. biasanya perparkiran menjadi permasalahan di tujuan perjalanan
Untuk mengakomodir kebutuhan tersebut, maka perlu (Abubakar, 1998).
disediakan informasi bagi pejalan kaki yang memiliki Menurut PP No. 43 tahun 1993 parkir didefinisikan sebagai
keterbatasan, meliputi: tanda-tanda bagi pejalan kaki, tanda- kendaran yang berhenti pada tempat-tempat tertentu baik yang
tanda pejalan kaki yang dapat diakses, signal suara yang dinyatakan dengan rambu atau tidak, serta tidak semata-mata untuk
20
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
kepentingan menaikkan atau menurunkan orang dan atau barang. Yang dimaksud dengan fasilitas parkir di badan jalan adalah
Sedangkan definisi lain tentang parkir adalah keadaan dimana suatu fasilitas parkir yang menggunakan tepi jalan sebagai ruang
kendaraan berhenti untuk sementara (menurunkan muatan) atau parkirnya
berhenti cukup lama. Sehingga tempat parkir ini harus ada pada saat - Parkir di luar badan jalan (off street parking)
akhir atau tujuan perjalanan sudah dicapai. (Warpani, 1990) Yang dimaksud dengan fasilitas parkir di lokasi parkir adalah
tata guna lahan yang khusus disediakan sebagai ruang parkir
b. Kriteria parkir dan mempunyai pintu pelayanan masuk atau pintu pelayanan
1. Parkir di daerah milik jalan, hanya di perbolehkan pada keluar
jalan lokal dan jalan kolektor sekunder, pada jalan arteri primer
parkir on-street dilarang karena menimbulkan hambatan samping 2.2.6. Ruang Terbuka (Open Space)
yang berarti. Parkir yang telah ditentukan untuk menyediakan Ruang luar menurutt Kuncoro Jakti (1971) adalah suatu
parkir bersama baik berupa gedung maupun taman parkir sebutan yang diberikan orang atas ruang yang terjadi karena
tersendiri. pembatasan alat hanya pada dua unsur atau bidang, yaitu alas dan
2. Penyediaan ruang parkir on-street tidak boleh mengurangi dinding tanpa bidang atap (terbuka). Menurut S. Gunadi (1974)
daerah penghijauan dengan tetap memperhatikan kelancaran dalam Yoshinobu Ashihara, ruang luar adalah ruang yang terjadi
sirkulasi kendaraan dan pejalan kaki, serta kesehatan, keselamatan, dengan membatasi alam. Ruang luar dipisahkan denga memberi
keamanan, dan kenyamanan. “frame”, jadi bukan alam itu sendiri (yang dapat meluas tak
terhingga).
c. Jenis-jenis parkir Menurut Rustam Hakim (1987), ruang terbuka berdasarkan
1. Berdasarkan penempatan kegiatannya terbagi menjadi :
- Parker di badan jalan (on street parking ).
21
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Ruang terbuka aktif, yaitu ruang terbuka yang mengundang - Pemanfaatan potensi alami kawasan dengan menyediakan
unsur-unsur kegiatan di dalamnya, misalnya plasa, bermain sarana yang sesuai
- Ruang terbuka pasif, yaitu ruang terbuka yang di dalamnya - Studi mengenai ruang terbuka untuk sirkulasi (open space
tidak mengundang kegiatan manusia. circulation) mengarah pada kebutuhan akan pemanfaatan yang
Menurut Rob Krier dalam bukunya Urban Space (1979) ada dua menusiawi.
bentuk ruang terbuka, yaitu :
- Berbentuk memanjang, yaitu ruang terbuka yang hanya 2.2.7.Aktivitas Pendukung (Activity Support)
memiliki batas-batas di sisi-sisinya,misalnya pedestrian, dan Meliputi segala fungsi dan aktivitas yang memperkuat ruang
lain-lain. terbuka public, karena aktivitas dan ruang fisik saling melengkapi
- Berbentuk cluster, yaitu ruang terbuka yang memiliki batas- satu sama lain. Pendukung aktivitas tidak hanya berupa sarana
batas disekelilingnya. Misalnya plasa, square, lapangan, pendukung pedestrian ways atau plaza tapi juga
bundaran, dan lain-lain. Ruang terbuka bentuk ini membentuk mempertimbangankan guna dan fungsi elemen kota yang dapat
kantong-kantong yang berfungsi sebagai akumulasi aktivitas membangkitkan aktivitas seperti pusat perbelanjaan, taman rekreasi,
kegiatan. alun-alun, dan sebagainya.
Elemen ruang terbuka kota meliputi lansekap, jalan, pedestrian, Hal – hal yang harus diperhatikan dalam penerapan desain activity
taman, dan ruang-ruang rekreasi. Berikut adalah langkah-langkah support adalah :
perencanaan ruang terbuka : a. Adanya koordinasi antara kegiatand engan lingkungan binaan
- Survei pada daerah yang direncanakan untuk menentukan yang dirancang.
kemampuan daerah tersebut untuk berkembang b. Adanya keragaman intensitas kegiatan yang dihadirkan dalam
- Rencana jangka panjang untuk mengoptimalkan potensi alami suatu ruang tertentu.
(natural) kawasan sebagai ruang public. c. Bentuk kegiatan memperhatikan aspek kontekstual.
22
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
d. Pengadaan fasilitas lingkungan. hubungannya dalam tanda-tanda yang penting dan menimbulkan
23
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
f. Free-standing signs tidak terpasang pada bangunan tetapi - Sebagai alat untuk membantu manusia dengan cara
disangga oleh satu atau dua tiang dan berdiri tegak diatas mengarahkan, mengidentifikasikan ruang atau struktur dan
lantai atau tanah. memberi informasi manusia dalam melakukan kegiatan
g. Projecting signs, dipasang pada tembok dan biasanya dalam suatu ruang.
memiliki dua sisi sehingga dapat dibaca dari dua arah yang - Memperkuat kualitas lingkungan secar visual
berlawanan sekaligus. - Melindungi kepentingan umum.
h. Roof signs, didirikan diatas garis atap dari sebuah bangunan.
Berdasarkan jenis atau informasi yang dismpaikan signage secara
i. Suspended signs, biasanya digunakan untuk interior signs.
umum dapat dikategorikan menjadi :
j. Wall signs, berfungsi sebagai exterior signs maupun interior
signs. Biasanya dipasang pararel dengan tembok/dinding a. Pemberi orientasi
bangunan, muncul tidak lebih dari 18 inci dan umumnya Berfungsi memberitahukan kedudukan atau posisi tepat
supaya dapat dilihat dari luar. Berisi informasi mengenai segala sesuatu dilingkungan
3. Tujuan dan fungsi signage tempat signage berada, misalnya keterangan rute pejalan
individu akan belajar untuk melihat pada beberapa tempat Berfungsi mengenalkan identitas suatu tempat atau ruang di
tertuntu, umtuk mengenalinya dengan mudah dan rasa percaya suatu kawasan agar masyarakat dapat membedakan tempat
24
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Berfungsi untuk memberi arah atau nevigasi kepada a. Rambu ditempatkan di sebelah kiri menurut arah lalu
pengguna secara eksplisit, untuk pengguna jalan ataupun lintas, di luar jarak tertentu dan tepi paling luar bahu jalan atau
kendaraan, biasa dikenal dengan nama rambu lalu jalur lalu lintas kendaraan dan tidak merintangi lalu lintas
lintas(traffic control signs). kendaraan atau pejalan kaki.
e. Pemberi peringatan b. Jarak penempatan antara rambu yang terdekat dengan
Berfungsi memberitahukan peraturan-peraturan mengenai bagian tepi paling luar bahu jalan atau jalur lalu lintas
kegiatan yang boleh atau tidak boleh dilakukan di area kendaraan minimal 0,60 meter.
tersebut. c. Penempatan rambu harus mudah dilihat dengan jelas oleh
f. Pemberi dekorasi pemakai jalan.
Berfungsi untuk memperindah atau meningkatkan
penampilan suatu bangunan baik secara umum atau khusus.
Disesuaikan dengan standar Petunjuk Teknis Perlengkapan a. Dalam keadaan tertentu dengan mempertimbangkan
25
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
b. Penempatan rambu di sebelah kanan jalan atau tambahan bagian bawah apabila rambu dilengkapi dengan
daerah manfaat jalan harus mempertimbangkan faktor-faktor papan tambahan.
antara lain geografis, geometris jalan, kondisi lalu lintas, jarak
pandang dan kecepatan rencana.
c. Rambu yang dipasang pada pemisah jalan (median)
ditempatkan dengan jarak 0,30 meter dari bagian paling luar
dari pemisah jalan.
Tinggi rambu
a. Ketinggian penempatan rambu pada sisi jalan minimum
1,75 meter dan maksimum 2,65 meter diukur dari permukaan
jalan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah, atau papan
26
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Rambu Peringatan
Adalah rambu yang digunakan untuk memberi peringatan
Gambar 2.13. Ketinggian Penempatan Rambu di Lokasi kemungkinan ada bahaya atau tempat berbahaya di bagian
Fasilitas Pejalan Kaki
jalan di depannya. Dengan ukuran disesuaikan dengan
27
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Rambu petunjuk
Ketinggian penempatan rambu di atas daerah manfaat jalan
adalah minimum 5,00 meter diukur dari permukaan jalan
Gambar 2.15 Rambu Peringatan Serong Kanan sampai dengan sisi daun rambu bagian bawah.
- Rambu Perintah
Adalah rambu yang digunakan untuk menyatakan perintah
yang wajib dilakukan oleh pengguna jalan.
- Rambu Petunjuk dan RPPJ (rambu pendahulu petunjuk
jurusan)
Merupakan rambu yang digunakan untuk menyatakan petunjuk
mengenai jurusan, jalan, situasi, kota, tempat, pengaturan,
fasilitas dan lain-lain bagi pengguna jalan.
28
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
29
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
karakteristik sehingga menunjang tercapainya perbedaan utilitas dengan gardu pembagi, yang memiliki tegangan sistem lebih
setiap elemen antara lain material,tekstur,kegunaan,manfaat . tinggi dari tegangan terpakai untuk konsumen. Standar tegangan
Berikut jenis utilitas secara umum . untuk jaringan distribusi primer ini adalah 6 kV, 10 kV, dan 20
a. Jaringan listrik . kV (sesuai standar PLN). Sedangkan di Amerika Serikat standar
Jaringan listrik di bagi menjadi 3 jaringan yaitu jaringan listrik tegangan untukjaringan distribusi primer ini adalah 2,4 kV, 4,16
PLN ,jaringan listrik lampu penerangan (lampu jalan,lampu taman) kV, dan 13,8 kV.
,jaringan Telkom . b. Sistem jaringan distribusi sekunder.
Spesifikasi jaringan listrik PLN Sistem jaringan distribusi sekunder atau sering disebut
Sistem jaringan distribusi tenaga listrik dapat diklasifikasikan dari jaringan distribusi tegangan rendah (JDTR), merupakan jaringan
berbagai segi, antara lain adalah : yang berfungsi sebagai penyalur tenaga listrik dari gardu-gardu
- Berdasarkan ukuran tegangan pembagi (gardu distribusi) ke pusat-pusat beban (konsumen
- Berdasarkan ukuran arus tenaga listrik). Besarnya standar tegangan untuk jaringan
- Berdasarkan sistem penyaluran ditribusi sekunder ini adalah 127/220 V untuk sistem lama, dan
- Berdasarkan konstuksi jaringan 220/380 V untuk sistem baru, serta 440/550 V untuk keperluam
- Berdasarkan bentuk jaringan industri. Besarnya tegangan maksimum yang diizinkan adalah 3
Berdasarkan Ukuran Tegangan sampai 4% lebih besar dari tegangan nominalnya. Penetapan ini
Berdasarkan ukuran tegangan, jaringan distribusi tenaga listrik dapat sebandingdengan besarnya nilai tegangan jatuh (voltage drop)
dibedakan pada dua sistem, yaitu : yang telah ditetapkan berdasarkan PUIL 661 F.1, bahwa rugi-
a. Sistem jaringan distribusi primer rugi daya padasuatu jaringan adalah 15 %. Dengan adanya
Sistem jaringan distribusi primer atau sering disebut jaringan pembatasan tersebut stabilitas penyaluran daya ke pusat-pusat
distribusi tegangan tinggi (JDTT) ini terletak antara gardu induk beban tidak terganggu.
30
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
c. Tegangan Lebih
Pada sistem jaringan tenaga listrik seringkali terjadi
perubahan tegangan yang lebih tinggi dari tegangan
maksimumnya, baik lebih tinggi untuk sesaat yang berupa
tegangan lebih peralihan (transientover voltage) maupun lebih
tinggi secara bertahan yang berupa tegangan lebih stasioner.
Pada umumnya tegangan lebih ini ditimbulkan oleh dua sebab,
yaitu disebabkan kerana sistem itusendiri dan sebab luar sistem.
Tegangan lebih yang disebabkan oleh sistem itu sendiri biasanya
terjadi karena :
- Adanya gangguan hubung singkat (short circuit) pada
kawatpenghantar jaringan.
- Putusnya kawat penghantar yang panjangnya melebihi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Standar Tegangan
- Adanya kerja hubung yang terjadi karena penutupan untuk setiap negara sangat berlainan. Biasanya tiap-tiap negara
ataupembukaan saklar (switch) dengan cepat, atau tak menentukan standar tegangan sendiri-sendiri. Pemilihan
serempaknyapemutusan saklar pemutus jaringan pada standar tegangan ini tergantung pada faktor-faktor :
- Adanya gangguan yang disebabkan peristiwa alamiah yang tegangan akan menimbulkan persoalan persoalan teknis yang
tidakdapat dikendalikan oleh manusia, seperti sambaran ditimbulkan dan diperlukan modal (investasi) yang cukup besar,
b. Faktor kepadatan penduduk, dimana makin padat suatu Standar ukuran tinggi tiang listrik
daerah, makin tinggi beban pelayanannya. Dan ini akan
mengganggu kestabilan tegangan.
c. Faktor besarnya tenaga listrikyang harus disalurkan dari Pusat
Pembangkit Tenaga Listrik ke Pusat-Pusat Beban (load centers).
d. Faktor jarak penyalurantenaga listrik yang harus ditempuh
untuk memindahkan tenaga listrik tersebut secara ekonomis.
Makin dekat daerah pelayanan, tegangannyapun tidak akan
besar.
e. Faktor perencanaan jangka panjang, bila terjadi
perubahanperubahan dan penambahan penambahan pada beban Spesifikasi gardu induk
dikemudian hari.
f. Faktor kemajuan teknologidari masing-masing negara.
Dengan perkembangan teknologi makin pesat maka setiap
terjadi perubahan.
32
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
34
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
beragam, cara pengepakan dan produk manufaktur yang semakin sementara atau dari tempat pengolahan sampah terpadu
beragam dapat mempengaruhi jumlah dan jenis sampahnya. menuju ke tempat pemrosesan akhir;
Pengelolaan Sampah d. Pengolahan dalam bentuk mengubah karakteristik,
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang komposisi, dan jumlah sampah; dan/atau
Pengelolaan Sampah, pengelolaan sampah didefinisikan sebagai e. Pemrosesan akhir sampah dalam bentuk pengembalian
kegiatan yang sistematis, menyeluruh dan berkesinambungan yang sampah dan/atau residu hasil pengolahan sebelumnya ke
meliputi pengurangan sampah dan penanganan sampah. media lingkungan secara aman.
- Kegiatan pengurangan sampah meliputi: Berikut adalah beberapa regulasi terkait dengan pengelolaan
a. Pembatasan timbulan sampah; sampah:
b. Pendauran ulang sampah; 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan
c. Pemanfaatan kembali sampah. Sampah. Undang-undang ini mengatur tentang tugas dan
- Sedangkan kegiatan penanganan sampah meliputi: wewenang pemerintah mulai dari tingkat pusat hingga daerah,
a. Pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan hak dan kewajiban masyarakat, perizinan dan penyelenggaraan
sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat pengelolaan sampah, pembiayaan dan kompensasi, kerjasama
sampah; dan kemitraan, serta peran serta masyarakat terhadap
b. Pengumpulan dalam bentuk pengambilan dan pemindahan pengelolaan persampahan.
sampah dari sumber sampah ke tempat penampungan
2. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2006
sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu;
tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem
c. Pengangkutan dalam bentuk membawa sampah dari
Pengelolaan Persampahan. Peraturan ini membahas tentang isu,
sumber dan/atau daritempat penampungan sampah
permasalahan serta tantangan pengelolaan persampahan dan
mengatur strategi serta kebijakan dalam mengelola sampah.
35
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2010 tentang komposter rumah tangga. Sedangkan di TPS dilakukan dengan
Pedoman Pengelolaan Sampah. Permen Dalam Negeri ini melibatkan pengelola yang berasal dari masyarakat setempat untuk
mengatur tentang implementasi pengelolaan sampah, retribusi, melakukan pendaur ulangan sampah anorganik dan pengomposan
kompensasi, peran masyarakat, pengawasan dan pembinaan, skala lingkungan.
pelaporan, serta pembiayaan pengelolaan sampah Penanganan sampah 3R adalah konsep penanganan sampah
dengan cara reduce / mengurangi (R1), reuse/menggunakan kembali
4. SNI 19-2454-2002 tentang Tata Cara Teknik Operasional
(R2), dan recycle/ mendaur ulang sampah (R3) mulai dari
Pengelolaan Sampah Perkotaan. Standar ini membahas tentang
sumbernya (Dit, Bintek DJCK, 1999). Penanganan sampah 3R
persyaratan teknis pengelolaan sampah kota serta teknik
sangat penting untuk dilaksanakan dalam rangka pengelolaan
operasional pengelolaan sampah.
sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif sehingga
5. SNI 3242-2008 tentang Pengelolaan Sampah di Pemukiman. diharapkan dapat mengurangi biaya pengelolaan yang semakin
Standar ini mengatur tentang pengelolaan sampah di pemukiman meningkat dari tahun ke tahun.
dangan perubahan sebagian pada penerapan 3R mulai dari Berdasarkan perhitungan di atas kertas, bila sampah kota
Pengelolaan Sampah dengan 3R dapat ditangani melalui konsep 3R, maka sampah yang sampai yang
Tata cara pengelolaan sampah di permukiman diatur dalam akan sampai di TPA hanya 20% saja. Hal itu berarti akan sangat
revisi SNI 03-3242-1994 dengan diterapkannya 3R mulai dari mengurangi biaya pengangkutan dan pembuangan akhir.
kegiatan di sumber sampah sampai dengan Tempat Penampungan Penanganan sampah 3-R akan lebih baik lagi bila dipadukan dengan
Sementara (TPS). Penerapan 3R (reduce, reuse dan recycle) di siklus produksi dari suatu barang yang akan dikonsumsi.
36
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
c. Drainase
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau
di bawah tanah, baik yang terbentuk secara alami maupun dibuat
manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa merujuk pada parit
37
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
di permukaan tanah atau gorong – gorong dibawah tanah. Drainase menggangu kualitas lingkungan hidupnya. Berangkat dari kesadaran
berperan penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir. akan arti
Drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, Kenyamanan hidup sangat bergantung pada kondisi lingkungan,
atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai maka orang mulai berusaha mengatur lingkungannya dengan cara
serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi melindungi daerah pemukimannya dari kemungkinan adanya
dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, gangguan air berlebih atau air kotor.
sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.Drainase juga Sistem Jaringan Drainase
diartikan sebagai usaha untuk mengontrol kualitas air tanah dalam Sistem jaringan drainase perkotaan umumnya dibagi atas 2 bagian,
kaitannya dengan sanitasi. (Dr. Ir. Suripin, M.Eng.2004) yaitu :
Pengertian tentang drainase kota pada dasarnya telah diatur a. Sistem Drainase Mayor
dalam SK menteri PU No. 233 tahun 1987. Menurut SK tersebut, Sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air yang
yang dimaksud drainase kota adalah jaringan pembuangan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air
berfungsi mengeringkan bagian-bagian wilayah administrasi kota hujan (Catchment Area). Pada umumnya sistem drainase mayor ini
dan daerah urban dari genangan air, baik dari hujan lokal maupun disebut juga sebagai sistem saluran pembuangan utama (major
luapan sungai melintas di dalam kota. system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini menampung aliran
Dari siklus keberadaan air di suatu lokasi dimana manusia yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer,
bermukim, pada masa tertentu selalu terjadi keberadaan air secara kanalkanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini
berlebih, sehingga menganggu kehidupan manusia itu sendiri. Selain umumnya dipakai dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun
daripada itu, kegiatan manusia semakin bervariasi sehingga dan pengukuran topografi yang detail mutlak diperlukan dalam
menghasilkan limbah kegiatan berupa air buangan yang dapat perencanaan sistem drainase ini.
38
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
39
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
40
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Lingkaran
Biasanya digunakan untuk gorong – gorong dimana salurannya
tertanam di dalam tanah.
- Segitiga
Bentuk saluran segitiga umumnya diterapkan pada saluran awal
yang sangat kecil.
41
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
BAB III
GAMBARAN UMUM KAWASAN
Kupang
Batas Wilayah Utara berbatasan dengan Teluk Kupang,
Kota Kupang merupakan ibu kota Nusa Tenggara Timur
Timur berbatasan dengan Kabupaten Kupang, Barat berbatasan
(NTT), terletak pada 10˚36’14”LU-10˚39’58”LS dan
dengan Selat Semau dan Kabupaten Kupang, sedangkan Selatan
123˚32’23”BB-123˚37’01”BT. Luas wilayah 180,27 Km², dengan
berbatasan dengan Kabupaten Kupang.
peruntukan Kawasan Industri 735,57 Ha, Pemukiman 10.127,40 Ha,
Kondisi Topografi di Kota Kupang, dengan titik terendah
Jalur Hijau 5.090,05 Ha, Perdagangan 219,70 Ha, Pergudangan
diatas permukaan laut di bagian utara berkisar 0 – 50 meter dengan
112,50 Ha, Pertambangan 480 Ha, Pelabuhan Laut/Udara 670,1 Ha,
42
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
tingkat kemiringan 15˚, sedangkan untuk titik teringgi diatas Perancangan terletak pada Bagian Wilayah Kota (BWK) II yang
permukaan laut di bagian selatan kota yaitu berkisar 100 – 350 memiliki arah pengembangan sebagai kawasan Pemerintahan,
meter. Perdagangan, Pendidikan, Pemukiman, Kawasan Pariwisata dan
Reklamasi Pantai dengan Intensitas Tinggi. Pengembangan kawasan
ini diperuntukan sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) yang diharapkan mampu mendatangkan keuntungan bagi
pemiliknya dan memberikan nilai tambah pada suatu kawasan
perkotaan. Dengan bata fungsional sebelah utara yaitu teluk
kupang, sebelah selatan yaitu BWK V, sebelah barat yaitu BWK I
dan sebelah timur yaitu BWK III. Lokasi perancangan memilik luas
sebesar 20.236,18 m² pada bagian selatan dan 4.236 m² pada bagian
utara.
43
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
44
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
45
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
b. Batas-batas Site
3.2. Data Tapak
3.2.1. Data Dasar tapak
a. Lokasi Site
Lokasi perancangan alun-alun Kota Kupang terletak pada Jl.
Timor Raya, Kelurahan Fatulili, Kecamatan Kelapa Lima,
Kota Kupang, NTT.
46
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
c. Ukuran site
Site memiliki luasan total 24.472 m2. Site di sebelah utara Jl.
Timor Raya memiliki luasan 4.236 m2 sedangnkan site di
sebelah selatannya memiliki luasan 20.236 m2
47
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
d. Vegetasi
Pada site terdapat vegetasi berupa pohon lamtoro, dan bunga
kertas. Keberadaan vegetasi pada site dapat dilihat pada gambar
berikut.
48
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
f. View
View pada site dibedakan menjadi :
1. View ke dalam site, terdiri dari :
- Dari arah timur Jl Timor Raya
- Dari arah barat Jl Timor Raya
- Dari Jl Inaboi
- Dari jalan lingkungan sisi selatan site
- Dari jalan lingkungan sisi timur site
49
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
50
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
51
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Keterangan:
52
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
53
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
54
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
55
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
b. Dimensi jalan
Jalan Timor Raya memiliki dimensi badan jalan 23,5 meter
dengan jalur lalu lintas 12 meter, bahu jalan bagian utara 3,5
meter, dan bahu jalan bagian selatan 8 meter.
Jalan Ina Bo’i memiliki dimensi badan jalan 22 meter
dengan jalur lintas bagian barat 4,4 meter dan bagian timur 6,2
meter, median 3,7 meter, bahu jalan bagian barat 3,2 meter dan
bagian timur 4,5 meter.
Jalan lokal bagian timur memiliki dimensi badan jalan 8
meter dengan jalur lalu lintas 4 meter, bahu jalan masing-masing
2 meter.
Jalan lokal bagian selatan memiliki dimensi badan jalan 10,
4 meter dengan jalur lalu lintas 4,8 meter, bahu jalan bagian
utara 1,1 meter, dan bahu jalan bagian selatan 4,5 meter.
56
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Gambar Peta
Dimensi Jalan
daerah
perancangan
Gambar
Potongan Jalan
Timor Raya
Gambar
Potongan Jalan
Lokal Bagian
Timur
Gambar
Potongan Jalan
Lokal Bagian
Selatan
Gambar
Potongan Jalan
Ina Bo’i
57
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
58
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
3.2.2.3. Parkir
ParkirOn Street dengan susunan kendaraan membujur searah
dengan orientasijalan.
3
0
m
3
0
m
59
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
60
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Penunjuk Tinggi :
arah 200cm
Tinggi plat :
30cm
Lebar plat :
100cm
Tinggi : Pipa
200cm galvanis.
Tinggi plat : Plat
25cm alumunium
Lebar plat :
50cm
61
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
b. Peta lokasi penempatan Penanda dan Pengarah Jalan c. Peta lokasi Reklame
62
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
3.2.2.5. Open Space terbagi menjadi ruang terbuka aktif dan ruang terbuka
Pada lokasi perancangan terdapat 3 open space seperti yang pasif.
terlihat pada peta berikut ini.
2. Lahan kosong
Open space pada lokasi merupakan ruang terbuka
Lahan kosong ini merupakan ruang terbuka pasif,
yang bersifat publik, yakni dapat diakses oleh semua orang.
dimana tidak terdapat akitivitas di dalamnya.
1. Area pembagi ruas jalan
Pada ruang terbuka ini terdapat aktivitas berupa
duduk-duduk, jalan-jalan, bersantai, dan menikmati
suasana. Namun tidak semua area dijadikan tempat
beraktivitas. Oleh karena itu pada area ini ruang terbuka
63
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
64
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Pusat perbelanjaan,
- Taman rekreasi,
- Pusat perkantoran,
Tujuan
- Mewadahi kegiatan-kegiatan di sekitar site yang berjalan
tidak sesuai aturan, misalnya pedagang kaki lima.
65
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
66
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
2. Persampahan
3. Drainase
67
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
68
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Alun-alun Bandung
69
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Alun-alun kota Batu setelah renovasi dan diresmikan pada awal mei
2011
70
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
71
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
72
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
fasilitas umum dan sosial, perkantoran, bangunan komersil, ketinggian cukup menonjolpun tidak menggangu keserasian
penyedia jasa yang dihrapkan dapt memacu perkembangan keseluruhan bangunan karena tertutup oleh vegetasi sehingga
lingkungan di kota Jepara secara merata. skyline yang tercipta cukup harmonis.
Alun-alun kota Jepara merupakan pusat dari kegiatan
masyarakat Kota Jepara khususnya kegiatan olahraga (rekreasi)
73
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
74
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
75
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
76
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
77
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
BAB IV
ANALISIS
78
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
79
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Kupang 2013-2017)
18. (RPJMD Kota Kupang 2013-2017) :
Peningkatan penanganan sistem jaringan drainase , pengendalian banjir,
sistem air baku dengan arah kebijakan meliputi :
- Normalisasi saluran drainase perkotaan
Pengembangan dan peningkatan manajemen pengelolaan sampah, dengan
arah kebijakan meliputi :
- Peningkatan pengelolaan sampah yang berkelanjutan;
- Pemenuhan sarana prasarana persampahan;
- Fasilitasi pengembangan kerjasama pengelolaan TPA bersama antara
daerah dan pihak ke 3 (tiga)
- Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sampah yang
berkelanjutan dengan pemanfaatan teknologi ramah lingkungan
INTERNAL 19. Adanya isu permasalahan eksistensi ruang terbuka hijau terlebih khusus
taman kota
20. Warga Kupang butuh ruang publik
21. Adanya isu privatisasi pesisir di NTT
S STRATEGI S-O STRATEGI S-T
1. Terletak di pusat Kota atau 1. Menciptakan alun-alun kota yang aktif (S1,O1, O19, O20, O21) 1. Menciptakan jalur evakuasi (S2, T1)
keramaian 2. Menciptakan fasilitas pendukung dan rekreasi berupa bangunan seperti 2. Membuat jalur penyeberangan antar site
2. Terletak dipesisir pantai lopo,lapak pedagang, fasilitas penunjang kegiatan remaja,dll. (S3, O6, O7) 3. Membuat tempat transit bagi angkutan umum
3. Lokasi strategis dekat dengan 3. Penempatan signage difokuskan di jalan arteri primer dan kolektor 4. Membuat kantong parkir di sekitar site
bangunan perdagangan, dan sekunder (S5, O8, O11) 5. Menyediakan fasilitas bagi PKL
jasa (misalnya: Subasuka, 4. Menyediakan fasilitas parkir berupa kantong parkir di sekeliling site yang 6. Menyediakan sarana dan prasarana
Timor Raya, RS, Hotel,) mudah dicapai (S6,S9,O8,O10) persampahan
4. Dekat dengan bangunan 5. Menyediakan tempat transit bagi kendaraan (S7,S8,O8,O9)
keamanan (kepolisian & 6. Pada perancangan signage dapat dibuat khusus sehingga dapat menjadi
asrama tentara) identitas pada site atau kawasan, hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri
5. Site berada pada tempat yang bagi site. (S1, O1, O2)
memiliki potensi besar untuk 7. Menciptakan lahan untuk mendukung gerakan “one man one tree”.(S10,
penempatan signage O12)
6. Site dikeliling oleh jalan 8. Menciptakan keterhubungan antar ruang terbuka.(S10, S11, O13)
sehingga mudah diakses 9. Menciptakan fasilitas yang layak dan sesuai peruntukan bagi PKL,
7. Terdapat akses langsung ke komunitas, dan usaha kreatif masyarakat
dalam site 10. Menciptakan sarana utilitas yang lebih memadai dan mendukung
8. Jalan dilalui oleh kendaraan keberadaan alun-alun
80
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
81
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
2. Menciptakan signage yang - Signage - Penempatan signage difokuskan di jalan arteri primer dan kolektor sekunder
informatif dan berkarakter - Jalan, sirkulasi, dan parkir - Pada perancangan signage dapat dibuat khusus sehingga dapat menjadi identitas
pada site atau kawasan, hal ini dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi site.
- Menyediakan jalur evakuasi
82
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
3. Menyediakan fasilitas parkir yang - Jalan, sirkulasi dan parkir - Menyediakan fasilitas parkir berupa kantong parkir di sekeliling site
mudah dicapai - Menyediakan tempat transit bagi kendaraan
4. Mendukung program pemerintah - Tata guna lahan - Menyedikan area penghijauan sebagai sumber pengudaraan lingkungan
yaitu, “Kupang Green and Clean” - Open space - Mendesain sistem pembuangan air kotor dan air hujan
- Utilitas - Menyediakan sarana dan prasarana persampahan
5. Menciptakan keterhubungan antar - Open space - Menyediakan akses penghubung antar ruang terbuka
ruang terbuka. - Aktifitas pendukung - Menyelaraskan jenis aktifitas, fasilitas serta bentuk dan massa bangunan antar
- Bentuk dan massa ruang terbuka
bangunan
6. Menciptakan sarana utilitas yang - Utilitas - Menyediakan sarana utilitas agar dapat mendukung keberadaan alun-alun kota
memadai - Aktifitas pendukung dan kelancaran aktifitas pada alun-alun
7. Mengoptimalkan view ke laut - Bentuk dan massa - Menghindari penataan bangunan yang menghalangi view ke laut
bangunan
- Elemen fisik site
83
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
“Menciptakan ruang publik yang menjadi destinasi wisata dengan Merupakan fungsi utama dalam perancangan, Kawasan
berbasis green”. diperuntukan sebagai alun – alun kota dengan fungsi rekratif
1. Menciptakan sarana rekreasi yang mendukung ekosistem dan Merupakan fungsi pendukung dalam perancangan, kawasan
membantu mengendalikan suhu perkotaan. diperuntukan untuk menambah ruang terbuka hijau di wilayah
keserasian dengan alam dan keindahan lingkungan Merupakan fungsi penunjang aktivitas alun – alun agar
3. Sebagai tempat interaksi sosial yang didukung dengan sarana dapat berfungsi dengan baik
84
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
3.3.1.2. Analisis Kebutuhan Ruang
Analisis Kebutuhan Ruang dibuat berdasarkan penurunan fungsi pada site
perancangan.
Fungsi Alun -
Deskripsi Pelaku Aktivitas Kebutuhan Ruang
Alun
Bersantai Taman Aktif, Gazebo
Pengguna Alun
Tempat Rekreasi Jalan – Jalan Pedestrian
- Alun
Makan - minum Lapak Pedagang
Bermain, Jalan - Playground,
Tempat Bermain dan Anak – Anak jalan Pedestrian
Berolahraga dan Dewasa Berolahraga Lapangan Olahraga
Jogging Jogging track
Taman Aktif, Plaza,
F. Rekreatif Pengguna Alun Berinteraksi
Tempat Komunikasi Sosial gazebo
- alun
Bersantai Taman Aktif, Gazebo
Lapangan
Upacara Bendera
Pengguna Alun Multifungsi
Tempat untuk – Alun Lapangan
Konser / Festival
Mengadakan Kegiatan Multifungsi
sosial Bersiap - siap
Gedung Persiapan &
Tamu VIP Melaksanakan
Podium
Acara
Sarana yang Mendukung
Menjaga Fasilitas
Ekosistem dan Membantu Pengguna Alun
kebersihan Persampahan, Area
Mengendalikan Suhu – alun
lingkungan Penghijauan
F. Ruang Perkotaan
Terbuka Hijau Pelembut Arsitektur Taman Aktif , Area
- -
Bangunan penghijauan
Memelihara Ekosistem
- - Area Penghijauan
Tertentu
Menunggu Tempat transit
Sarana Penghubung Satu Kendaraan kendaraan
Pengguna Alun
Tempat dengan Tempat Jembatan
- Alun Menyebrang jalan
Lainnya penyebrangan
Parkir Tempat Parkir
F. Servis Menjaga dan
Sarana dan Prasarana Mengontrol
Security Fasilitas Keamanan
keamanan Keamanan alun -
alun
Sarana Penunjang alun - Pengguna Alun Buang Air Besar/
Toilet
alun - Alun Buang Air Kecil
85
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
b. Gazebo
c. Pedestrian
d. Lapak pedagang
86
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
e. Playground
f. Lapangan Olahraga
h. Jogging track
j. Plaza
87
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Berdasarkan alur aktivitas yang dijabarkan pada masing – masing c. Area Penghijauan
aktivitas, dibuat organisasi ruang yaitu : Area penghijauan merupakan ruang terbuka pasif yang tidak
terdapat aktivitas didalamnya.
Berdasarkan alur aktivitas yang dijabarkan pada tiap fasilitas,
dibuat Organisasi ruang yaitu:
3. Fungsi Servis
a. Tempat Transit Kendaraan
2. Fungsi Ruang Terbuka Hijau
a. Taman Aktif
b. Jembatan Penyeberangan
b. Fasilitas Persampahan
c. Tempat Parkir
88
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
d. Fasilitas Keamanan
e. Toilet
89
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Setelah mendapatkan organisasi ruang dari masing – masing fungsi, maka digabungkan menjadi suatu kesatuan di dalam rancangan :
90
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Kebutuhan
No. Fungsi Luasan Perabot Daya Tampung Sirkulasi Luasan Total Asumsi
Ruang (minimal)
Perosotan (5bh=37,5 m)
100 org x 1,2= 120
Ayunan (5bh)= 45m 30% x197,5= 59,25 400 m²
Playground m² 700 m²
Jungkit-jangkit 4bh= 15m²
Kursi taman 10 bh = 10m²
30% x 150 =45 300m²
Plaza - 100 0rg x 1,5=150 1500 m²
Lapak 30% x 195 =58,5 253,5 m²
Gerobak 25 bh = 75m² 100 org x 1,2=120 1000 m²
Pedagang
Lapangan 1000 Orang x 1.2 = 30 % x 1200 =360
1560 m² 4000 m²
Multifungsi 1200 m² m²
Lap. Futsal= 18 x 38 m = 684m²
Lapangan 858 m²
Lap Basket (3 on 3)=14 x 15 = - - 1500 m²
Olahraga
210
1. Rekreatif Jogging Track
50 org x 1,2=60 30% x 735= 220,5 945,5 m²
Jalan = 1,5 x 450=675 m² 1500 m²
Taman Aktif
Gazebo : 4x4 x 15 = 240 8 Orang x 1,2 = 9,6 30% x 250 = 75 330 m²
500 m²
Rg Ganti 2 bh: Rg ganti 2 bh: 15
-meja rias 2 bh= 1m x 3m x 2= orang x 1.2= 18 m
3m2 x 2 =36 m2
Gedung -kursi 8 bh = 0.6 x0.6x 8 = 2,88 Rg serbaguna: 30
30% x 169,32
Persiapan dan m2 orang x 1,2 =36 m2 220,116 250 m²
=50,796
Podium -Lemari 2 bh = 0.8 x 1.5 x 2 =2,4 Rg panel: 3 orang
m2 x 1.2= 3,6 m2
Jumlah 8,28 x 2 = 16,56 m2 Toilet 4 bh : 1
orang x 1.2= 1.2 m2
91
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Kebutuhan
No. Fungsi Luasan Perabot Daya Tampung Sirkulasi Luasan Total Asumsi
Ruang (minimal)
Rg Serbaguna x 4 = 4.8 m2
-sofa 3 bh= 0.8 x 1.5 x 3=3,6 m2 Jumlah daya
-meja kecil 2 bh= 0.6 x 0.6 x tampung = 80,4 m2
2=0.72 m2 Podium: 50 Orang
-meja besar 1 bh= 1 x 2=2 m2 x 1,2 =60 m2
Rg Panel
-Panel Listrik= 0.6 x 1=0.6 m2
Toilet 4 bh
-Kloset: 0.6 x 0.6= 0.36 m2
-Bak air : 1 x 1= 1 m2
Jumlah 1,36 x 4 =5,44 m2
Jumlah luasan perabot= 28.92m2
92
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Kebutuhan
No. Fungsi Luasan Perabot Daya Tampung Sirkulasi Luasan Total Asumsi
Ruang (minimal)
penyeberangan m²
2
Meja 2 bh : 1 x 0.6 x 2 = 1.2 m
Fasilitas Lemari 1 bh: 0.8 x 1= 0.8 m2 2 Orang x 1.2= 2.4 30% x 6,4 m2= 1,92
8,32 m² 10 m
Keamanan Kursi 2 bh: 0.6 x0.6 x 2 =0.72 m2 m2 m2
Tv 1 bh: 0.6 x 0.6= 0.36
Toilet 0.5 m x 1.75 x 6 = 15.75 m² 1 m x 1.2 m² 30% x 16.95 = 5.08 50 m²
100 m²
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa :
- Total Luasan Fungsi Rekreatif = 11.950 m2 = 49,13 %
- Total Luasan Fungsi RTH = 9.010 m2 = 37,04%
- Total Luasan Fungsi Servis = 3.360 m2= 13,81 %
Fungsi Servis;
13,81 % Fungsi
Rekreatif;
Fungsi Ruang
49,13 %
Terbuka Hijau;
37,04 %
93
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
3.3.1.5. Penzoningan tersebut dibuat dalam sebuah kriteria untuk membentuk suatu
Penzoningan umum dibuat sesuai dengan alur aktifitas pada penzoningan yang interaktif terhadap site, dengan kriteria yaitu :
struktur organisasi ruang. 1. Fungsi utama alun – alun sebagai fungsi rekreatif dan tema
green tourism open space maka penempatan fasilitas dengan
persentase peggunaan paling besar dari fungsi rekreatif
ditempatkan sebagai pusat (central).
2. Fungsi rekreatif sebagai fungsi utama harus lebih dominan,
berdasarkan keadaan eksisting site terpisah menjadi 2 bagian
dengan salah satu bagian lebih besar luasannya. Oleh karena itu,
luasan site yang lebih besar difungsikan lebih dominan sebagai
fungsi Rekreatif sedangkan site yang lain lebih dominan fungsi
Ruang Terbuka Hijau.
3. Penempatan Tempat Transit (transit area) ditempatkan pada
jalan timor raya dan jalan ina bo’i, disesusaikan dengan eksisting
site dimana jalan – jalan tersebut dilalui oleh kendaraan umum.
4. Berdasarkan peraturan pemerintah dalam membentuk Waterfront
city serta keadaan eksisting site perancangan yang terletak di
pesisir pantai, maka penempatan fasilitas – fasilitas diatur
Analisis penzoningan dibuat berdasarkan alur aktifitas pada perletakannya dalam site agar tidak mengganggu pandangan ke
struktur organisasi ruang yang disesuaikan dengan eksisting site, laut.
isu–isu dan tema yang dipilih. kondisi eksisting, tema, serta isu – isu 5. Berdasarkan kriteria – kriteria tersebut, penzoningan umum yang
diperoleh dari hasil alur aktivitas organisasi ruang harus
94
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
disesuaikan kembali agar menghasilkan penzoningan yang gedung persiapan, gazebo ,lapak pedagang, fasilitas penunjang
sesuai dengan existing site. kegiatan remaja, fasilitas keamanan,dll.
95
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
96
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
97
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
98
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Jalan timor raya ; ½ rumija = ½ x 12 m= 6 m - Penataan Gazebo dengan Radius 10 meter hingga 15
- GSB = 6 m meter.
b. Sisi Barat (jl Inaboy)
- Jalan Inaboy ; ½ rumija = ½ x 6,2 m= 3,1 m
- GSB = 3,1 m
c. Sisi Selatan (jl. Lingkungan )
- Jalan Lingkingan ; ½ rumija = ½ x 4,8 m= 2,4 m
GSB = 2,4 m
- Sisi Barat (jl. Lingkungan )
Jalan Lingkungan ; ½ rumija = ½ x 4 m= 2 m
1.2. Alternatif 2
GSB = 2 m
Gazebo dengan Bentuk Dasar Kotak
3.3.2.2. Analisis Perancangan
a. Bentuk atap diadopsi dari rumah tradisional masyarakat
1. Gazebo
timor
1.1. Alternatif 1
b. Alang alang digunakan sebagai material Atap dan
Gazebo dengan bentuk dasar lingkaran.
dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan
- Bentuk atap bulat diadopsi dari rumah tradisional
mengantisipasi terjadinya kebocoran.
masyarakat Timor
c. Tiang Gazebo menggunaan Material Bambu
- Alang alang digunakan sebagai material Atap dan
d. Penataan Gazebo dengan Radius 10 meter hingga 15
dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan
meter.
mengantisipasi terjadinya kebocoran.
- Bangku dan Tiang Gazebo menggunaan Material Kayu Jati
99
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
2.2.Alternatif 2
Pos jaga dengan Bentuk Dasar lingkaran dan langgam
Arsitektur Vernakular Timor.
a. Bentuk atap diadopsi dari bentuk Atap bangunan
2. Pos Jaga
tradisional Timor.
2.1.Alternatif 1
100
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
3. Lapak Pedagang
3.1.Alternatif 1
Lapak Pedagang dengan bentuk dasar lingkaran
a. Bentuk bangunan diadopsi dari “mbaru Niang” yang
merupakan bangunan tradisonal manggarai
Alternatif yang dipilih adalah alternative 1 dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan
a. Bentuk dasar kotak memiliki kesan tegas sesuai dengan Bentuk dasar lingkaran memberikan kesan yang dinamis
101
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
3.2.Alternatif 2
Lapak Pedagang dengan bentuk dasar kotak
a. Bentuk atap pada bangunan diadopsi dari bentuk atap
bangunan tradisonal Daerah Sabu
b. Alang alang digunakan sebagai material Atap dan
dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan
mengantisipasi terjadinya kebocoran. 4. Jembatan penyeberangan
c. Dinding menggunakan material berbahan dasar kayu a. Menggunakan atap Kanopi
b. Material atap menggunakan mulitiroof
c. Pagar terbuat daru besi dengan motif kain tradisional Ende
3.3.Pemilihan alternative
Alternatif yang dipilih adalah alternative 2
Pertimbangan
a. Terkesan lebih leluasa dan terbuka dari ada alternative 1 5. Gedung persiapan dan Panggung.
mengingat kondisi kota kupang yang termasuk daerah a. Bentuk atap pada bangunan merupakan atap prisma dengan
beriklim tropis dengan suhu perkotaan yang cukup panas. penggunaan rangka baja.
b. Material atap menggunakan mulitiroof
c. Dibuat Peninggian lantai pada panggung
102
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
7. Halte
a. Bentuk atap pada bangunan diadopsi dari bentuk atap
bangunan tradisonal Sumba
b. Alang alang digunakan sebagai material Atap dan
6. Toilet. dibawahnya dilapisi seng agar menjaga ketahanan dan
a. Bentuk atap pada bangunan merupakan atap prisma dengan mengantisipasi terjadinya kebocoran.
penggunaan rangka baja. c. Dinding menggunakan material berbahan dasar kayu jati
b. Material atap menggunakan mulitiroof d. Halte dirancang terbuka untuk memaksimalkan sirkulasi
c. Dibuat Peninggian lantai pada panggung udara.
d. Material beton digunakan untuk dinding dan depan toilet
terdapat partisi menggunakan motif kain adat Nagekeo.
103
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
104
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
penggunaan teknologi angkutan yang dapat mengurangi dampak - Mendorong peningkatan okupansi kendaraan melalui kebijakan
lingkungan akibat kendaraan bermotor. ride-sharing, three-in-one, car-pooling dan lain-lain.
Bentuk-bentuk yang terkait dengan upaya pencegahan atau - Menyediakan sarana angkutan umum yang cepat, murah dan
pengurangan jumlah perjalanan yang tidak perlu dapat berupa nyaman yang dapat menjangkau seluruh bagian kota.
pengembangan kawasan terpadu yang masuk kategori compact city - Menyediakan fasilitas untuk mendorong penggunaan sarana
seperti kawasan super-block, kawasan mix-used zone, maupun angkutan tak bermotor seperti jalur sepeda, jalur pejalan
transit-oriented development. Selain itu, pengurangan jumlah kaki yang dapat mengurangi ketergantungan kepada
perjalanan dapat dilakukan dengan melakukan manajemen kendaraan bermotor.
kebutuhan transport (TDM- Transport Demand Management). - Menerapkan jam kerja yang lebih fleksibel atau penggeseran
Transport Demand Management (TDM) dilakukan melalui waktu kerja (staggering work hours) dan pemisahan waktu kerja
penerapan kebijakan dan strategi transportasi untuk mengurangi dan sekolah untuk mengurangi beban lalulintas pada jam
penggunaan kendaraan pribadi dan mendistribusikan beban puncak.
transportasi yang ada ke dalam moda transport, lokasi dan waktu - Membatasi penggunaan kendaraan pribadi melalui penerapan
berbeda. Upaya ini dianggap merupakan penanganan transportasi pembatasan plat nomor kendaraan yang dapat dioperasikan pada
yang relatif murah untuk meningkatkan tingkat pelayanan jaringan kawasan atau waktu tertentu.
transportasi. Dengan demikian penerapan TDM juga diharapkan - Menerapkan congestion pricing, pengenaan tarif parkir yang
dapat menghasilkan kondisi lingkungan yang lebih baik, tinggi pada kawasan-kawasan CBD untuk memberikan
meningkatkan kesehatan publik, yang pada akhirnya dapat disinsentif bagi pengguna kendaraan pribadi.
mendorong kesejahteraan masyarakat dan tingkat kelayakan huni
Sarana Transportaton Ramah Lingkungan
suatu kota.
Sarana transportasi yang dikembangkan untuk mengurangi
Beberapa bentuk penerapan TDM yang mungkin dilakukan
dampak lingkungan akibat transportasi seperti kebisingan dan polusi
adalah:
105
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
udara umumnya mengarah ke penggunaan kendaraan tidak bermotor (B2W). Sepeda dapat digunakan dengan kecepatan rata-rata 20
maupun penggunaan bahan bakar terbarukan seperti sinar matahari, km/jam dan daya jelajah sekitar 1-5 kilometer.
listrik dll.
Bentuk-bentuk moda angkutan yang ramah lingkungan
antara lain:
- Pedestrian
Penyediaan sarana dan jalur pejalan kaki yang aman dan
nyaman dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap
penggunaan kendaraan pribadi. Jarak optimum yang dapat
dijangkau dengan berjalan kaki umumnya adalah sekitar 400-500
meter.
106
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
107
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
-
Alternatif 1
- Menyediakan jalur bagi pejalan kaki, dan jalur lambat bagi
sepeda dan kendaraan lambat lainnya
- Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit
- Mempertahankan dimensi jalur lalu lintas
- Membuat pembatas antara jalur lambat dan juga jalur lintas
agar pergerakan kendaraan pada jalur lambat lebih optimal
Masalah :
- Sering difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum
- Sering terjadi kemacetan akibat parkir liar dan tidak
dilengkapi oleh median jalan
Potensi :
- Dimensi jalan sudah sesuai kriteria
- Terdapat perlengkapan jalan yang cukup seperti, rambu-
rambu, lampu lalu lintas dan lain-lain
108
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Alternatif 2
- Menyediakan jalur lambat bagi sepeda dan kendaraan lambat
lainnya
- Lebar jalur lalu lintas jalan akan dipertahankan yaitu, 12
meter
109
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Kelebihan :
- Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum yang sering
terjadi pada lokasi
- Parkir liar yang sering terjadi dapat di minimalisir dengan adanya parkir on street
- Sirkulasi pejalan kaki, sepeda dan kendaraan lambat lainnya lebih nyaman karena
terpisah dengan pergerakan kendaraan pada jalan arteri primer
- Kemacetan akibat parkir liar dapat teratasi
Kekurangan :
- Luasan site akan berkurang karena adanya pembenahan pada lebar damija pada jalan
arteri primer
- Kemungkinan terjadi kecelakaan karena keluar masuk kendaraan pada parkiran lebih
besar
110
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Masalah :
- Sering difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum
- Pergerakan kendaraan dari arah inaboi ke site kurang optimal
Potensi :
- Dimensi jalan sudah sesuai kriteria
111
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
112
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Kelebihan :
- Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum yang sering
terjadi pada lokasi
- Sirkulasi sepeda dan kendaraan pada jalur lambat akan lebih nyaman
- Dapat dibuat bukaan pada median agar memudahkan akses keluar masuk kendaran
ke/dari site
Kekurangan :
- Luasan site akan berkurang karena adanya pembenahan pada lebar damija pada jalan
kolektor sekunder
- Pergerakan kendaraan dari arah inaboi akan terganggu karena adanya peluang terjadinya
pemberhentian kendaraan umum
113
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Alternatif 2
- Pembenahan pada jalur kolektor sekunder dengan memperbesar dimensi jalan, median
jalan, disediakan jalur lambat dan juga trotoar
- Jalur lalu lintas dan jalur lambat dipisahkan
Kelebihan :
- Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit kendaraan umum yang sering
terjadi pada lokasi
- Sirkulasi sepeda dan kendaraan pada jalur lambat akan lebih nyaman
- Pergerakan kendaraan dari arah inaboi tidak terganggu akibat aktifitas naik turunnya
penumpang
Kekurangan :
- Berdampak sangat signifikan terhadap luasan site karena adanya pelebaran pada dimensi
jalan
114
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Pemilihan alternatif
- Perubahan pada luasan site tidak terlalu signifikan akibat pembenahan dimensi jalan
- Perubahan pada keadaan jalan tidak terlalu signifikan
- Perubahan pada luasan site dan keadaan jalan yang akan sangat signifikan
115
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Masalah :
- Bahu jalan sering difungsikan sebagai parkiran
- Dimensi lalu lintas belum sesuai kriteria jalan lokal
116
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Kelebihan :
Kekurangan :
117
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Kelebihan :
- Menghemat luasan site perancangan
- Kendaraan dari dua arah dapat terorganisir dengan baik
- Memiliki lajur tunggu sehingga meminimalasir kemacetan
Alternatif 2
Alternatif 1
118
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Sirkulasi kendaraan dari dua arah dapat terorganiisir dengan - Tempat pemberhentian kendaraan akan disediakan pada jalur
baik lambat
Kekurangan :
- Pemborosan terhadap luasan site karena adanya pelebaran
terhadap lajur tunggu
- Dapat terjadi kemacetan akibat lajur tunggu yang pendek
Pemilihan alternatif
Alternatif yang dipilih yaitu alternatif 1, karena :
119
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
120
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
121
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
122
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
5. Analisis Halte
a. Fasilitas Utama
- identitas halte berupa nama dan/ atau nomor
- rambu petunjuk
- papan informasi trayek
- lampu penerangan
- tempat duduk
b. Fasilitas Tambahan
- telepon umum
- tempat sampah
123
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- pagar
- papan iklan/pengumuman
Pada persimpangan, penempatan fasilitas
tambahan itu tidak boleh mengganggu ruang bebas pandang
124
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
125
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Jalan Kolektor Sekunder
126
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
b. Analisis Dimensi Halte
Catatan :
- Bahan bangunan disesuaikan dengan kondisi setempat
- Ukuran minimum dengan luas efektif halte adalah panjang 4 meter dan lebar 2
meter.
Alternatif 1
127
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Kelebihan : Alternatif 3
- Pandangan akan datangnya kendaraan umum akan lebih
optimal
Kekurangan :
Keamanan kurang optimal
Alternatif 2
Kelebihan :
- Keamanan optimal
Kekurangan :
- Pandangan akan datangnya kendaraan kurang optimal
Pemilihan alternatif
Kelebihan :
- Pandangan akan datangnya kendaraan lebih optimal Alternatif yang dipilih adalah alternatif 2 karena memiliki 2
128
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
3.3.1. Pedestrian
Green pedestr Tidak 1. Menyediakan fasilitas FASILITAS • Menyediakan dan
Touri terdap pedestrian bagi pejalan kaki memperlebar fasilitas
ian
sm at yang bersifat rekreatif serta pedestrian berupa trotoar
pada sekeliling site dengan
And trotoa dapat menysesuiakan dengan
tinggi trotoar 25cm dari
Public r pada lingkungan wilayah sekitar .
muka jalan. lebar trotoar
Space area penggunaan material pada
Bolard Lampu taman yang di desain mempunyai
sekelili pedestrian brupa pavin
lebar 4 meter
ng site block. Material :
bagi Keuntungan: Khusus difabel dan pejalan
pejala kaki memakai material pavin
n kaki block dengan tekstur halus
dan warna yang dipakai
Bangku taman
merupakan warna soft
(lembut) sedangkan untuk
• Memberi kesan
nyaman bagi
pengguna pedestrian
Tempat sampah
Ramah lingkungan
Kekurangan : penyandang cacat tuna netra
• Menyulitkan dari segi memakai tactile(ubin
perawatan fasilitas pemandu) dengan ukuran
129
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Pavin block
2.Menyediakan fasilitas
dengan menambahkan
Ground cover
ground cover yang di batasi
berupa rumput
dengan kunsting dengan
manfaat memberi btasan
Ubin tactile(ubin
antara pedestrian dan jalan.
pemandu)
Keuntungan :
• .menyediakan fasilitas
• Memberi kesan
130
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Jalur
khusus
3.Menyediakan fasilitas tuna
pedestrian yang netra
menhubungkan antara site 1 dan
dan site 2 yang aman dan difabel
nyaman berupa jembatan
penyeberangan, zebra
cross,dan lampu
pemberhentian kendaraan.
131
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Keuntungan
• Pejalan kaki akan
lebih aman dan
nyaman dalam
mengakses kedua site.
Kekurangan
• Penyandang cacat
akan sulit dalam
mengakses site. Ukuran 1,2 x 1,2
4. menyediakan fasilitas
khusus kaum difabel dan
cacat lainya.
Keuntungan
• difabel akan lebih
aman dan nyaman
dalam mengakses
site.
Kekurangan
• perlu perawatan
khusus terhadap akses
yang di lalui difabel.
132
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
133
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
134
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
135
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Entrance
Tema Fasilitas Data Lokasi masalah Alternatif Gambaran Solusi
alternatif
Green Entrance • Entrance masuk masi Site 1 Entarance masuk kedalam
Tourism And memakai material tanah Entrance site akan ditutup kemudian
Public Space , 1. diganti dengan penyedian
• area entrance sering di Memperahankan area transit dan jalur lambat
jadikan area transit dan entrance sebagai bagi kendaraan ,pejalan kaki
parkir liar, akses masuk dan difabel
• area transit berdekatan keluarnya
dengan area simpang kendaraan dan
sehingga sering pejalan kaki
menybabkan kemacetan dengan
menambahkan
penandaan berupa
gapura yang di
lapisi green screen
Keuntungan:
• Entrance
lebih
mudah di Penyediaan area entrance
136
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
2.Membagi
Entrance Untuk
Kendaraan Masuk
Dan Keluar Site
Dengan Lebar
Entrance 6m
Keuntungan :
• Tidak
mudah
terjadi
137
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
crossing
kendaraan
saat
kendaraan
engakses
ke dalam
site
Kekurangan :
• Akan
terjadi
penumpu
kan
kendaraan
pada area
keluar
entrance
karena
berdekata
n dengan
jalur
simpang
yang
merupaka
n
penyebab
kemaceta
138
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
3.Entarance masuk
kedalam site akan
Entrance
ditutup kemudian
1. Mempertahankan diganti dengan
penyedian area
lebar entrance yang
transit dan jalur
sudah ada kemudian lambat bagi
kendaraan ,pejalan
menambah entrance membuka entrance di
kaki dan difabel
lainya di beberapa titik Keuntungan beberapa titik dengan lebar
site dengan sirkulasi • Mencega entrance dari jl.arteri 10
entrance akan di jadikan h meter dan membuka dua titik
akses sirkulasi masuk kemaceta entrance area jalan lokal
bagi pejalan kaki dan n dan
difabel penumpu
Keuntungan: kan Ukuran ram 10 meter x 1,20
• Entrance lebih kendaraan meter tinggi menyesuaikan
mudah di akses serta tinggi trotoar 25cm material
pejalan kaki dan Memperla berupa batu sikat 20 x 40
difabel ncar arus
Kekurangan : kendaraan
• Menyulitkan di jalan
dari segi arteri
perawatan Kekurangan
fasilitas karena • Tidak
adanya adanya
139
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
akses
kendaraan
yangmasu
k
kedalam
site
Entrance
1.sirkulasi entrance
dipandahkan seajuh 70 m
dari simpang jalan arteri
entrance akan di buka baru
primer dan digunakan
dengan sirkulasi entrance
untuk akses entrance
dipandahkan seajuh 70 m
masuk kendaraan off
dari simpang jalan arteri
street kemudian akses
primer dan digunakan untuk
entrance keluar site akan
akses entrance masuk
dirahkan menuju jalan
kendaraan off street dengan
simpang sejauh 30 m
memberi penanda berupa
antara jalan lokal dan
gapura. Lebar entrance yang
kolektor sekunder
direncanakan selebar 8 meter
Keuntungan:
mebagi antara kendaraan
• Entrance lebih
roda 2 dan 4 material yang
mudah oleh
digunkan adalah material
kendaraan
140
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
2. Menambah sirkulasi
entrance tambahan
berupa akses kendaraan
putar menuju entrance
141
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
masuk
dengan jarak 70m dari
simpang jalan
Keuntungan:
• Terhindar dari
crossing
Entrance bagi pejalan kaki
kendaraan dan difabel lebar 2m material
yng digunakan pavin block
akibat
memumatar
jalur dari jl
ahmad yani ke
ina boi
Kekurangan :
• Menghambat
laju kendaraan
dari ruas ina boi
Site 2
Entrance
•
mempertahanka Posisi entrance yang
n akses entrance ditambahkan berfunsi sebagai
ewal sebagai akses keluar kendaraan.lebar
akses masuk entrance 8 meter matrial
untuk kendaraan berupa aspal
142
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
kemudian
membuka akses
entrance baru
sebagai akses
keluar
kendaraan dari
dalam site
• membuka
entrance baru
bagi pejalankaki
dan difabel
143
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Masalah :
Sering terjadi parkir liar disekitar site
Parkir liar menyebabkan kemacetan dan mengganggu
lalu lintas pada jalan arteri primer
Potensi :
Dimensi bahu jalan berpotensi untuk dibuatnya parkir
on street (kantong parkir)
144
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
145
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
146
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
3
0
m
3
1.8 Tata Letak Tempat Parkir
a. Perencanaan tata letak tempat parkir
0
- Tempat parkir disediakan pada kedua site yang
m
terpisah agar dapat dengan mudah menjangkau
seluruh fasilitas yang ada di dalam kedua site
1. Parkir on
street
2. Parkir off
street
147
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
30
m Keuntungan :
- Parkir liar dapat diminimalisir dengan adanya parkir
on street
30
m - Kecelakaan dapat diminimalisir karena adanya jarak
dari persimpangan
Kerugian :
- Luasan site berkurang
148
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Alternatif 1
Menggunakan parkiran paralel
Kelebihan :
- Jumlah parkiran banyak
Kekekurangan :
149
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
1.8.1 Analisis Perancangan Pola Parkir off street o Membutuhkan sistem pengontrolan yang
baik.
Alternatif 1
Menggunakan parkiran miring 60 derajat Alternatif 2
Menggunakan parkiran sejajar
kelebihan :
Dalam melakukan pengontrolan cukup mudah
Kekurangan :
kelebihan:
Akses untuk keluar masuk cukup rumit.
o Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk
dari tiap tempat parkir yang ada
o Pengontrolan sistem parkir yang ada dapat
terorganisir dengan baik
Kekurangan:
o Membutuhkan tempat atau luasan parkiran
yang besar
150
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
1.8.2 Analisis perancangan Oleh karena itu, kebutuhan parkir pada lahan kosong lebih
besar daripada site ex-teluk kupang.
151
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
30
m
30
m
152
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Kekurangan
- Mebutuhkan lokasi parkir yang cukup luas
30
m
Alternatif 2
Zona parkir di letakkan di bagian depan tapak 30
m
Kelebihan
menghemat lokasi
Berdekatan langsung dengan fasilitas penerima(plaza)
153
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Kekurangan
- jauh dari akses kluar masuk
154
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
30
m
30
m
155
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Kelebihan
- Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk dari tiap tempat Kelebihan
parkir yang ada - Kendaraan lebih mudah keluar dan masuk dari tiap tempat
Kekurangan Kekurangan
156
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Analisis pemilihan zona Parkir - Mepermudah keluar masuknya kendaran dalam tapak
- Alternatif yang dipilih yaitu alternatif pertama
- Alternatif yang tidak dipilih yaitu alternatif kedua
Alasan
157
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Kelebihan
- Medahkan cepat meresapnya air ke dalam
tanah
Kekuranagan
- Cepat rusak atau mdah patah
Alternatif 2
Untuk penutup parkir menggunakan aspal
159
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
• Parkiran pada site ex-teluk kupang diasumsikan 20 % dari b. Green-Tourism Public Space pada Open Space
total kebutuhan parkir, yaitu : 20% x 1176,8 m² = 235.36 m²
160
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
1. Plasa
Luasan plaza yang akan dibangun adalah 12,55 % dari
luasan lahan peruntukkan fungsi utama, yakni 1500 m2. Plaza akan
ditempatkan di kedua site dengan pembagian luasan 1000 m2 untuk
site sebelah selatan Jl Timor Raya dan 500 m2 untuk site sebelah
utaranya. Pembagian besaran luasan ini disesuaikan dengan besaran
site, dimana site sebelah selatan Jl Timor Raya memiliki luasan yang
lebih besar dari site dibawahnya sehingga ukuran plazanya lebih
besar.
161
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Aktivitas yang ditampung pada plaza adalah jalan-jalan, duduk Sculpture menjadi sebuah identitas bagi suatu tempat. Salah
dan bersantai, menikmati suasana, dan membuang sampah. Untuk satu hal yang menjadi identitas bagi Kota Kupang adalah karang.
mewadahi aktivitas-aktivitas tersebut fasilitas yang akan disediakan Kota Kupang dikenal dengan sebutan Kota Karang. Oleh karena itu
berupa pedestrian, tempat duduk, sclupture, kolam hias, dan tempat bentukan sculpture yang akan dimasukan adalah bentukan karang
sampah. Aktivitas dan fasilitas pada plaza dapat dilihat pada bagan dengan maksud mempertegas identitas Kota Kupang sebagai Kota
berikut. Karang.
Green-Plaza
Plaza berbasis green yang akan diadakan adalah plaza yang
memperhatikan keberadaan area hijau serta menggunakan material - Pertimbangan penempatan sculpturedan kolam hias:
Plaza yang menghadirkan identitas kota kupang sebagai salah satu walaupun site perancangan terbagi menjadi dua site, sculpture yang
daya tarik wisata akan diadakan hanya satu dengan penempatan pada salah satu site.
162
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Plaza pada sisi selatan Jl Timor Raya memiliki luasan yang 1. Sculpture Beton Abu-
lebih besar dari plaza lainnya, yakni dengan luasan 1000 m2. batu abu
Dengan luasan tersebut plaza ini menjadi plaza utama dari alun- karang
alun. Hal ini menjadikan plaza ini sebagai tempat yang tepat untuk
penempatan sculpture.
Pada plaza terdapat aktivitas menikmati suasana yang 2. Kolam Beton
membutuhkan fasilitas pendukung berupa kolam hias. Oleh karena hias
itu kolam hias akan ditempatkan pada kedua plaza.
- Pemilihan material
Area plaza ini merupakan area penerimaan pada alun-alun.
Oleh karena itu material yang akan digunakan adalah paving block
yang dipasang dengan spasi ±2 cm sebagai area pertumbuhan
rumput. Untuk mendukung tema “green” maka pada plaza
diadakan area khusus untuk penanaman vegetasi berupa pohon
peneduh.
163
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
2. Lapangan multifungsi .
Lapangan ini merupakan wadah yang digunakan untuk Aktivitas pada lapangan multifungsi yang perlu diwadahi adalah
menampung beberapa aktivitas seperti upacara, konser, kegiatan berkumpul dan berbaris, persiapan untuk kegiatan-kegiatan khusus
rohani,dan olahraga. Lapangan multifungsi merupakan area paling (upacara bendera, KKR, kegiatan politik, dll), makan dan minum,
dominan pada site yang berupa area kosong untuk dapat serta membuang sampah. Fasilitas yang disediakan berupa lapangan,
menampung banyak orangLuasan lapangan multifungsi adalah gedung persiapan, dan tempat sampah. Aktivitas makan dan minum
33,47 % dari luasan lahan pertuntukan fungsi utama, yakni 4000 m2. pada lapangan tidak disediakan fasilitas khusus seperti tempat
Lapangan ini terletak pada site di sebelah selatah Jl. Timor Raya. duduk. Aktivitas ini dapat langsung dilaksanakan pada lapangan
yang bermaterialkan rumput jepang. Aktivitas dan fasilitas pada
lapangan multifungsi dapat dilihat pada bagan berikut.
164
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
165
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
166
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
4. Playground
Faktor penting dalam perancangan taman bermain anak yang
aman dan nyaman adalah:
- Aspek keamanan, bertujuan untuk memberikan rasa aman bagi
anak yang bermain dengan mudahnya orang tua atau pendamping
yang mengawasi (Alamo, 2002). Komponen aspek keamanan, yaitu:
a. Lokasi, terlindungi dengan pagar.
b. Tata letak, mudah dalam pengawasan; pemisahan zonasi
aktivitas; kelompok umur dan jenis permainan.
c. Peralatan permainan, material permukaan yang aman.
Berdasarkan penzoningan, lapangan olahraga ditempatkan dekat d. Konstruksi, sambungan peralatan bermain dipasang dengan
dengan playground yang menjadi tempat bagi anak-anak untuk aman.
beraktivitas dan juga plaza. Oleh karena itu lapangan olahraga akan e. Material/ bahan, bahan yang bersentuhan langsung dengan kulit
dipagari dengan pagar jaring sehingga aktivitas disekitarnya tidak anak bertekstur halus.
terganggu. - Aspek kenyamanan, bertujuan untuk memberikan kenyamanan
Penerapan unsur bagi anak-anak untuk melakukan aktivitas bermain (Alamo, 2002).
local berupa motif Komponen aspek kenyamanan, yaitu:
nagakeo pada tiang
jaring a. Lokasi, mempunyai iklim mikro yang nyaman dengan
memanfaatkan area ternaungi oleh vegetasi/struktur bangunan.
b. Tata letak, anak bebas memilih jenis permainan; bebas bergerak;
pembagian permainan yang ternaungi dan terbuka; tersedianya
fasilitas rest area.
167
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
168
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
169
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
No. Jenis Dimensi Material Warna Gambar
area
(/buah)
1. Perosotan 8x8m Kayu dan Merah, biru,
TIpe 1 bahan hijau
(1 buah) plastik
170
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Berdasarkan pertimbangan aspek keamanan dan kenyamanan, maka Alternatif 2 : Fasilitas bermain ditempatkan secara
terdapat 2 alternatif perancangan playground, yakni sebagai berikut. terpisah satu dengan yang lain di area
Alternatif 1 : Menempatkan semua fasilitas bermain berpasir dan diselingi dengan rerumputan.
pada satu area rabat beton. Di sekelilingnya dibuatkan pagar
pembatas.
Kelebihan :
Kelebihan :
- Area bermain dengan spasi antar fasilitas bermain berupa
- Mempertegas area playground
rerumputan menambah persentase area hijau pada site.
- Kontrol terhadap anak-anak menjadi lebih mudah
- Ruang gerak antara fasilitas bermain lebih besar.
- Mempermudah anak-anak dalam menjangkau setiap permainan
Kekurangan :
yang disediakan.
- Membutuhkan area yang lebih luas
- Material rabat tidak menimbulkan becek pada musim hujan
- Kontrol orang tua terhadap anak-anak lebih sulit
Kekurangan :
- Penggunaan material pasir dapat menyebabkan becek pada
- Ruang gerak antara fasilitas bermain kecil
musim hujan
- Material perkerasan kurang aman bagi anak-anak
171
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
172
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Fasilitas pada taman aktif disajikan pada tabel berikut. No Nama Dimensi Material Warna Gambar
6. Wastafel
No Nama Dimensi Material Warna Gambar taman
1. Bangku Panjang Kayu Cokelat
taman 2 m,
Lebar
50 cm
3. PKL
4. Lampu
taman
5. Tempat
sampah
173
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Vegetasi yang akan diadakan pada site disajikan dalam table berikut.
No. Vegetasi Gambar Peletakan
1. Palem Diletakkan pada area pinggiran site,
khususnya pada area parkir
174
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
5 Bunga - Terletak pada taman aktif
kertas
(bugenfil)
175
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Menjadi ciri tersindiri bagi alun-alun kota kupang Dapatdigunakansebagai ciri dari site
ataukawasanalun-alun.
- Ikut melestarikan budaya
176
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
177
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Perdagangan
1. Kuliner
Pengadaan lapak-lapak kuliner ini adalah sebagai bentuk
pelestarian terhadap pangan lokal ntt yang semakin tergerus oleh
hadirnya panganan-panganan modern dengan cara menghadirkan
lapak pedagang kuliner tradisional dalam konsep cafe modern agar
dapat menarik minat dari berbagai kalangan usia. Adapun panganan
yang di jual di lapak-lapak ini meliputi kuliner khas dari daerah-
2. Souvenir
daerah di ntt, seperti panganan berat berupa, jagung bose, jagung
Pengadaan lapak-lapak souvenir ini adalah sebagai bentuk
katemak, ikan bakar, se’i babi, rw(olahan daging anjing), “loma
pelestarian terhadap kerajinan lokal yang merupakan salah satu
manuk”(olahan daging ayam dalam bambu). Panganan ringan
identitas dari budaya-budaya yang ada di ntt sendiri, dan juga untuk
seperti, kompiang, tacupiang, tenteng, kacang gula, jagung titi dan
mendukung usaha kreatif masyarakat NTT agar dapat meningkatkan
lain-lain.
pendapatan masyarakat itu sendiri serta mengurangi angka
pengangguran di NTT. Adapun jenis-jenis souvenir yang akan
178
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Pembagian lapak
- Kuliner
Lapak kuliner dibagi menjadi beberapa bagian yang
berdasarkan pada daerah-daerah di NTT.
1. Tirosa (Timor, Rote, Sabu)
PERLETAKAN LAPAK 2. Sumba
Perletakan berada pada bagian kiri dan kanan dari lapangan 3. Lamaholot (Flores Timur, Lembata, Alor)
multifungsi, berada pada lingkungan taman aktif, dan berada di 4. Mande (Maumere, Ende)
dekat tempat parkir serta dekat pinggiran site yang berhubungan 5. Ngaba (Ngada, Bajawa)
langsung dengan jalan raya, agar mudah dijangkau pengunjung saat 6. Manggarai
ada kegiatan di lapangan multifungsi,dan saat beraktivitas di taman
aktif, maupun hanya sekedar singgah untuk membeli di lapak
pedagang dari tempat parkir maupun pinggir jalan.
Pada site daerah pantai, lapak berada di dekat dengan taman aktif
dan plaza agar mudah ditemukan dan diakses oleh pengunjung.
179
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
2. Sumba
AREA AKTIVITAS
Taman aktif dibuat tanpa perkerasan hanya ditanami rumput agar
dapat menjadi area resapan dan memberikan kenyamanan bagi
pengunjung.
Disediakan juga gazebo dan bangku taman bagi pengunjung untuk
FASILITAS PENUNJANG AKTIVITAS MASYARAKAT
sekedar beristirahat, bersantai, ataupun berkumpul bersama.
Tingginya minat masyarakat akan beraktivitas kelompok
Pengunjung diberikan kebebasan beraktivitas di plaza, lapangan
atau komunitas kreatif yang bersifat entertain membuat banyak
multifungsi (jika sedang tidak digunakan untuk kegiatan besar atau
bermunculan kelompok dan komunitas kreatif dikalangan
yang spesifik), lapangan olahraga, taman aktif, dan play ground
masyarakat kota kupang. Oleh karena itu perlu disediakan fasilitas
pendukung agar kelompok dan komunitas kreatif ini dapat
180
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
AKTIVITAS
Terdapat 2 lapangan olahraga di dalam satu site, tersedia tribun di
tengah yang memisahkan kedua lapangan tersebut, yang
memungkinkan pengunjung yang tidak berolahraga untuk duduk
menyaksikan orang lain berolahraga.
Lapangan olahraga berada dekat dengan lapak pedagang sehingga
sehingga memungkingkan pengunjung menyaksikan sambil
mengkonsumsi makanan.
181
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
3.3.8. Utilitas
Analisis swot
O T
1. Adanya peluang pengadaan dan perbaikan 1.Pembuatan saluran drainase
EKSTERNAL saluran drainase sekitar site berdasarkan perda 2.Perilaku masyarakat yang
RTRW kota Kupang tahun 2011-2031 tentang kurang disiplin dalam pengelolaan sampah
pengendalian banjir /genangan setiap BWK kota menimbulkan masalah bagi lingkungan
Kupang .
2. Adanya peluang penambahan fasilitas
persampahan berdasarkan RTRW kota Kupang
INTERNAL pasal 25 tentang pengembangan sisitem
persampahan, yang meliputi:
Meningkatkan sistem pengeloaan sampah melalui
3 M (mengurangai,menggunakan, mendaur ulang )
182
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Analisis perencanaan utilitas
183
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
Tempat sampah
Saluran drainase
184
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
BAB V
USULAN PERANCANGAN
c. Penzoningan
Penzoningan pada site didasari pada analisis alur aktivitas dan
disesuaikan dengan besaran ruang.
185
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
1.1 Penzoningan Penzoningan berdasarkan fungsi yang diturunkan dari Alun – Alun
Penzoningan pada site didasari pada analisis alur aktivitas
dan disesuaikan dengan besaran ruang.
186
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
187
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
3. Lapak Sisi Utara (jl. Timor Raya) Arsitektur Vernakuler Luas : 3 m x 3 m=9
Pedagang = 6m m2
Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1 Green Tourism Public Space Tinggi : 4m
m Warna : Coklat
Sisi Selatan (Jl. Green : Penggunaan bahan dasar Material bangunan :
Lingkungan) = 2,4 m yang ramah lingkungan sebagai kayu Jati (dilapisi
Sisi Timur (Jl. lingkungan) material bangunan.. alumunium foil)
= 2m Tourism : Penerapan bentuk dan Material atap :
ornamen khas NTT pada alang-alang
bangunan yang ada. Tekstur : halus
Jumlah : 30 buah
4. Gedung Sisi Utara (jl. Timor Raya) Arsitektur Vernakuler Luas : 15m x 17m
Persiapan + = 6m =255 m2
188
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
podium Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1 Green Tourism Public Space Tinggi : 8 m (5m
m gedung persiapan)
Sisi Selatan (Jl. Green : - Warna : Coklat
Lingkungan) = 2,4 m Tourism : penerapan ornamen Material bangunan :
Sisi Timur (Jl. lingkungan) khas NTT pada latar belakang beton
= 2m panggung. Material atap :
Multiroof
Tekstur : halus
Jumlah : 1 buah
5. Jembatan Sisi Utara (jl. Timor Raya) Arsitektur Vernakuler Luas : 15 m x 3
Penyeberangan = 6m m=45 m2
Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1 Green Tourism Public Space Tinggi : 4m
m Warna : Coklat
Sisi Selatan (Jl. Green : - Material bangunan :
Lingkungan) = 2,4 m Tourism : penerapan ornamen baja (dilapisi
Sisi Timur (Jl. lingkungan) khas NTT pada pembatas alumunium foil)
= 2m jembatan penyeberangan Material atap
:Multiroof
Tekstur : halus
Jumlah : 1 buah
6. Toilet Sisi Utara (jl. Timor Raya) Arsitektur Vernakuler Luas : 2 m x 4 m =8
= 6m m2
189
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1 Green Tourism Public Space Tinggi : 3.5 m
m Warna : Coklat
Sisi Selatan (Jl. Green : - Material bangunan :
Lingkungan) = 2,4 m Tourism : penerapan ornamen beton
Sisi Timur (Jl. lingkungan) khas NTT pada partisi depan Material atap :
= 2m Toilet Multiroof
Tekstur : halus
Jumlah : 2 buah
7. Halte Sisi Utara (jl. Timor Raya) Arsitektur Vernakuler Luas : 2 m x 4 m =8
= 6m m2
Sisi Barat (Jl. Inaboy) =3,1 Green Tourism Public Space Tinggi : 3 m
m Warna : Coklat
Sisi Selatan (Jl. Green : penggunaan bahan dasar Material bangunan :
Lingkungan) = 2,4 m yang ramah lingkungan sebagai kayu Jati
Sisi Timur (Jl. lingkungan) material bangunan Material atap :
= 2m Tourism : penerapan bentuk dan alang-alang
ornamen khas NTT pada Tekstur : halus
bangunan yang ada. Jumlah : 2 buah
190
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
5.3.Jalan
a. Jalan Arteri Primer
5.4.Menyediakan jalur lambat bagi sepeda dan kendaraan
lambat lainnya
5.5.Jalur lambat dapat difungsikan sebagai tempat transit
5.6.Membuat pembatas antara jalur lambat dan juga jalur
lintas agar pergerakan kendaraan pada jalur
5.7.Mempertahankan dimensi jalur lalu lintas
191
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
192
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
- Halte
Tempat sampah
193
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
1.3.1 Jalan Kolektor Sekunder
- Bahu jalan sebelah kawasan SPBU dibagi untuk dijadikan pedestrian dan juga
dapat difungsikan sebagai area pemberhentian kendaraan umum
- Pembenahan pada dimensi jalan : jalur dari arah jln. Timor Raya dipersempit
menjadi 6 meter dan jalur dari arah oebobo diperlebar menjadi 5,6 meter
- Median jalan akan diperbesar sesuai standar yaitu minimal 4 meter
- Menyediakan jalur lambat bagi sepeda dan kendaraan lambat lain serta
terpisah dari jalur lalu lintas agar nyaman bagi pengguna jalur
194
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
- Tempat pemberhentian tunggal dengan jarak dari persimpangan 20 meter
(sesuai standar letak tempat henti setelah persimpangan
- Dibuat bukaan pada median agar sirkulasi dari arah oebobo dan dari arah JLN. Timor
Raya dapat terorganisir dengan baik
- Dibuat lajur tunggu pada median agar tidak menyebabkan kemacetan pada jalur lalu
lintas
195
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
196
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
- Halte
Tempat sampah
198
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Bentukan sirkulasi
199
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
5.8.Pedestrian
5.9.Open Space
200
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Desain
201
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Lapangan Multifungsi
- Luasan lapangan multifungsi adalah 33,47 % dari luasan
lahan pertuntukan fungsi utama, yakni 4000 m2.
- Lapangan ini terletak pada site sebelah selatan Jl. Timor
Raya.
202
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
2. Lapangan Olahraga
- Lapangan olahraga terdiri dari lapangan futsal dan lapangan
basket.
- Luasan lapangan ini adalah 1500 m2 atau sama dengan
12,55% dari luasan lahan peruntukan fungsi utama.
- Lapangan basket ditempatkan pada site sebelah utara jalan - Aktivitas dan fasilitas pada lapangan olahraga dapat dilihat
Timor Raya dan lapangan futsal ditempatkan pada site pada bagan berikut.
203
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Material yang digunakan adalah rabat beton. serta dipagari - Luasan area ini adalah 700 m2 atau 5,85% dari luasan lahan
dengan pagar jaring sehingga aktivitas disekitarnya tidak peruntukan fungsi utama.
- Desain Raya.
204
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
205
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
206
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
207
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Desain Playground
208
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
4. Taman - Aktivitas dan fasilitas pada taman dapat dilihat pada bagan
- Taman pada site terdiri dari taman aktif dan taman pasif. No Nama Dimensi Material Warna Gambar
- Luasan taman adalah 37,04 % dari luasan site atau sama 1. Bangku Panjang Kayu Cokelat
dengan 9.010 m2. taman 2 m,
- Taman ditempatkan pada kedua site. Lebar 50
cm
5. Tempat
2
- Luasan taman aktif adalah 6000 m dan taman pasif 3000 sampah
2
m. berikut.
209
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
5. SignAge
- Penempatan
a. Pada signage existing
Rambu lalu lintas yang digabung dalam satu tiang
sedangkan rambu yang lain tetap pada tempatnya.
210
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Pada penempatan RPPJ pada jalan arteri primer Untuk menyatakan nama jalan di persimpangan tiga
difokuskan pada bagian bawah jembatan tipe T, papan nama jalan ditempatkan di seberang
penyeberangan dan LED Outdoor. jalan menghadap arus lalu lintas datang.
Penempatan nama jalan untuk jalan Timor Raya dan
jalan Ina Bo’I
211
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
- Tiang : pipagalvanisdengandibungkus
bamboo dariluar
- Plat
- Rambulalulintas : plat alumunium
- Nama jalan : anyamanbambu
- RPPJ : plat alumunium
- Aksesoris
- Menggunakanatapalang-alangdengantaliijuk
- Anyamankulit bamboo dengan motif
Rancangan RPPJ pada site
Rancangan
rambu
6. Aktivitas Pendukung
212
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
KONSEP AREA PERTUNJUKAN Panganan yang di jual di lapak-lapak ini meliputi kuliner
Letak lapangan multifungsi diposisikan di bagian tengah site agar khas dari daerah-daerah di ntt, seperti panganan berat berupa, jagung
mudah diakses dari berbagai sisi site. bose, jagung katemak, ikan bakar, se’i babi, rw(olahan daging
Lapangan multifungsi beserta podium/panggung terbuka dibuat anjing), “loma manuk”(olahan daging ayam dalam bambu).
dalam ukuran yang besar dan saling berhadapan agar tercipta Panganan ringan seperti, kompiang, tacupiang, tenteng, kacang gula,
interaksi antara penonton dan yang tampil. jagung titi dan lain-lain.
Podium/panggung terbuka dibuat beratap untuk mengatasi panas
matahari dan hujan, panggungnya dibuat peninggian lantai, pada
belakang bagian podium/panggung terbuka terdapat gedung
persiapan yang menyatu dengan podium/panggung
- Perdagangan
1. Kuliner
213
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Jenis-jenis souvenir yang akan dijajakan seperti kain tenun, miniatur 7. Tirosa (Timor, Rote, Sabu)
senjata khas daerah, dan kerajinan lain sesuai kreatifitas masyarakat 8. Sumba
masing-masing dalam mengolahnya. 9. Lamaholot (Flores Timur, Lembata, Alor)
10. Mande (Maumere, Ende)
11. Ngaba (Ngada, Bajawa)
12. Manggarai
Pada site daerah pantai, lapak berada di dekat dengan taman aktif
dan plaza agar mudah ditemukan dan diakses oleh pengunjung.
- Souvenir
Lapak souvenir dibagi menjadi beberapa bagian yang
berdasarkan pada daerah-daerah di NTT.
5. Tirosa (Timor, Rote, Sabu)
6. Sumba
214
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
KONSEP TATA BANGUNAN Begitu juga pengunjung yang datang dari arah tempat parkir dapat
Posisi lapak saling membelakangi (sebagian menghadap ke luar site, langsung mengakses lapak karena site berada di dekat parkir, yang
sebagian menghadap ke lapangan multifungsi) di depannya terdapat berbatas menggunakan taman aktif.
pedestrian bertujuan untuk memudahkan pengunjung untuk Setelah memesan makanan pengunjung dapat sembari menunggu di
mengaksesnya. taman aktif yang berada di sekitaran lapak.
Terdapat ruang diantaranya yang dapat berfungsi sebagai area Setelah itu pengunjung dapat menggunakan taman aktif sebagai area
tambahan bagi pedagang untuk memasak(kuliner) dan lain-lain. makan, telah disediakan gazebo dan bangku taman.
Area makan bebas, setelah membeli makanan pengunjung dapat
menggunakan gazebo-gazebo, bangku taman, area taman aktif
sebagai tempat makan.
215
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
KONSEP AKTIVITAS
Terdapat 2 lapangan olahraga di dalam satu site, tersedia tribun di
tengah yang memisahkan kedua lapangan tersebut, yang
memungkinkan pengunjung yang tidak berolahraga untuk duduk
menyaksikan orang lain berolahraga.
Lapangan olahraga berada dekat dengan lapak pedagang sehingga
sehingga memungkingkan pengunjung menyaksikan sambil
mengkonsumsi makanan.
Denah perletakan tiang listrik
216
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Potongan
Konsep
Perancangan lampu taman
KONSEP
LAMPU PENERANGAN JALAN (JlN.INA BO’I)
217
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Konsep
perancangan Tempat Sampah Sementara konsep drainase
218
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memanfaatkan air o Tempat parkir disediakan pada kedua site yang
hujan sebagai upaya pengelolaan sumber daya air yaitu; terpisah agar dapat dengan mudah menjangkau
(1) menyosialisasikan pemanfaatan air hujan di masyarakat umum. seluruh fasilitas yang ada di dalam kedua site
(2) menambahkan peraturan ijin mendirikan bangunan (IMB)
o Tempat parkir disediakan pada sisi bagian barat dan
dengan mengharuskan pembuatan tendon atau sumur resapan air
timur site agar tidak mengganggu kelancaran lalu
hujan sebagai bagian dari utilitas bangunan yang harus dipenuhi.
lintas pada jalan arteri primer
(3)menciptakan peluang untuk pembuatan sistem penampungan dan
pengolahan o Kendaraan dari seluruh arah dapat dengan mudah
air hujan yang praktis, efisien dan ekonomis. Instalasi ini mencapai fasilitas parkir
diharapkan bisa digunakan tidak hanya oleh kalangan industri,
o Parkir on street memiliki jarak 30 meter dari
instansi pemerintah dan perkantoran tetapi juga oleh rumah tangga.
persimpngan
(4) membangun tangki penampungan air hujan atau sumur resapan
air hujan secara komunal. Hal ini dapat dilakukan di pemukiman
penduduk dengan cara swadaya atau bantuan dari pihak
yang kompeten dengan konservasi sumber daya air.
8. Parkir
1.9.4 Konsep tata letak parkir off street on street
219
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
30
m 30
30 m
m 30
m
220
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
30
m
221
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
222
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
1.9.4.3 Konsep Parkir Off Street Ex-Teluk Kupang Konsep pola parkir off street Ex-Teluk Kupang
Menggunakan parkiran miring 60 derajat
223
ALUN-ALUN KOTA KUPANG
PERANCANGAN KOTA
224
ALUN-ALUN KOTA KUPANG