Diajukan sebagai syarat untuk meraih gelar Sarjana Teknik Arsitektur Strata 1 (S-1)
Disusun oleh
NIM : 41212010082
FAKULTAS TEKNIK
2017 / 2018
Perancangan Arsitektur Akhir
Perancangan Islamic Center Kota Tangerang, Banten
PERNYATAAN
Menyatakan bahwa keseluruhan isi dari laporan perancangan arsitektur akhir ini merupakan
hasil karya sendiri dan bukan merupakan kutipan dari hasil karya orang lain, kecuali telah
dicantumkan sumber referensinya.
PENGESAHAN
Telah menyelesaikan laporan perancangan arsitektur akhir sebagai salah satu persyaratan
kelulusan dalam mata kuliah Perancangan Arsitektur Akhir di Program Studi Arsitektur
Universitas Mercu Buana Jakarta.
Mengesahkan,
PENGANTAR
Pertama-tama segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat dan kasih karunia-Nya sehingga penulisan Laporan Perancangan Arsitektur Akhir ini
telah terlaksana dengan baik dan selesai tepat waktu.
Selama penyusunan Laporan Perancangan Arsitektur Akhir ini, saya tidak bekerja sendiri.
Ada beberapa pihak yang telah membantu dalam bentuk ilmu, dukungan dan hal apapun yang
sangat bermanfaat. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Christian Raya Ketaren dan Ibu Yenny br Sembiring, kedua orang tua penulis
yang telah memberikan dukungan, doa dan semangat dalam menyelesaikan sudi
2. Ibu Ir. Primi Artiningrum, M. Arch selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan masukan, bimbingan dan motivasi kepada peserta tugas
akhir hingga laporan proposal ini terselesaikan dengan baik.
3. Ibu Christy Vidiyanti, ST.MT selaku Koordinator Perancangan Arsitektur Akhir yang
mengkoordinasi Perancangan Arsitektur Akhir sehingga dapat berjalan dengan baik.
4. Bapak Abraham Seno Bachrun, ST, M.Ars sebagai dosen penguji saya saat sidang.
Terima kasih atas kritik, saran dan masukannya sehingga laporan dan rancangan saya
menjadi lebih baik.
5. Bapak Agus yang bertugas sebagai TU Teknik Arsitektur. Terima kasih atas masukan,
saran dan jasanya untuk membantu kelancaran proses PAA ini.
6. Teman-teman saya, Arsitektur Angkatan 2012 khususnya Nina, Nuning, Erlyza,
Akhmad Rivai, Ogy Setyawan, Yoga, John, Nanda, Jalu dan Ikbal. Terimakasih untuk
masukkan, saran, bantuan dan waktunya selama penyusunan laporan perancangan
ini.
7. Terima kasih untuk pihak-pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu.
Sebuah karya dari seorang perancang dapat dikatakan berhasil apabila hasil
rancangannya efektif dan efesien sesuai dengan kebutuhan pengguna. Oleh karena itu perlu
adanya tahapan mengobservasi, megevaluasi dan mewawancarai yang bermanfaat sebagai
bahan dan masukkan dalam perencanaan pembangunan termasuk pembangunan rumah
sakit pendidikan yang berkualitas baik.
Penyusunan laporan perancangan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu segala
kritik, saran dan masukkan yang bersifat membangun sangat diharapkan demi perbaikan
kelanjutan perancangan rumah sakit pendidikan yang akan mendatang. Semoga laporan
perancangan ini dapat berguna bagi pembaca terkhusus sebagai mahasiswa arsitektur
ataupun yang lebih professional. Dalam merancang, sebaiknya harus tahu dahulu perilaku
pengguna dan kebiasaan atau keseharian pengguna (user) sehingga tidak merusak yang
sudah ada dan tidak ada pihak yang merasa di rugikan, baik itu pengguna (user) maupun
lingkungannya.
DAFTAR ISI
PERNYATAAN...................................................................................................................... i
PENGESAHAN .................................................................................................................... ii
PENGANTAR...................................................................................................................... iii
ABSTRAK .......................................................................................................................... xx
2.8.2. Rumah Sakit Pendidikan di Luar Indonesia .................... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3. Pengelompokkan Area Fasilitas Rumah Sakit ...... Error! Bookmark not defined.
Gambar 5. Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Jalan............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 6. Alur Kegiatan pada Instalasi Gawat Darurat ......... Error! Bookmark not defined.
Gambar 7. Contoh Lokasi Tata Letak Instalasi Gawat Darurat pada Rumah Sakit ........ Error!
Bookmark not defined.
Gambar 8. Alur Kegiatan pada Instalasi Rawat Inap .............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 9. Contoh Ruang Rawat Inap ................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 10. Contoh Layout Ruang Rawat Inap ...................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 11. Contoh Ruang Rawat Inap ................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 12. Alur Kegiatan pada Instalasi Perawatan Intensif (ICU)Error! Bookmark not
defined.
Gambar 13. Contoh Ruang Rawat Pasien ICU ...................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 14. Contoh Ruang Perawatan Intensif - Isolasi ......... Error! Bookmark not defined.
Gambar 15. Contoh Ruang Dalam ICU .................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 16. Contoh Layout Ruang ICU (1) ............................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 17. Alur Kegiatan pada Instalasi Bedah Sentral........ Error! Bookmark not defined.
Gambar 18. Pembagian Zona pada Ruang Operasi .............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 19. Kompleks Ruang Operasi ................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 20. Contoh Denah Ruang Operasi Minor .................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 21. Contoh Suasana Ruang Operasi Minor .............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 22. Contoh Ruang Operasi Umum ........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 23. Contoh Suasana Ruang Operasi Umum............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 24. Contoh Ruang Operasi Besar............................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 25. Contoh Suasana Ruang Operasi Besar .............. Error! Bookmark not defined.
Gambar 26. Contoh Denah Ruang Induksi atau Persiapan .... Error! Bookmark not defined.
Gambar 27. Contoh Denah Ruang Untuk Peralatan Bedah ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 28. Alur Kegiatan pada Instalasi Kebidanan dan Penyakit Kandungan ............ Error!
Bookmark not defined.
Gambar 29. Contoh Denah Ruang Bersalin ........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 30. Contoh Denah Ruang Intensif untuk Bayi ........... Error! Bookmark not defined.
Gambar 31. Alur Kegiatan pada Instalasi Rehabilitasi Medik . Error! Bookmark not defined.
Gambar 32. Contoh Denah Ruang Rehabilitasi Medik ........... Error! Bookmark not defined.
Gambar 33. Alur Kegiatan pada Instalasi Farmasi ................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 34. Alur Kegiatan pada Instalasi Radiologi ............... Error! Bookmark not defined.
Gambar 35. Contoh Denah Ruang Radiologi ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 36. Alur Kegiatan pada Instalasi Laboraturium ......... Error! Bookmark not defined.
Gambar 37. Alur Kegiatan pada Instalasi Laboraturium ......... Error! Bookmark not defined.
Gambar 38. Alur Kegiatan pada Bank Darah ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 39. Alur Kegiatan pada CSSD .................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 40. Contoh Zona Area CSSD ................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 41. Contoh Layout Ruang CSSD dengan Otoklaf 1 PintuError! Bookmark not
defined.
Gambar 42. Contoh Layout Ruang CSSD dengan Otoklaf 2 PintuError! Bookmark not
defined.
Gambar 43. Alur Kegiatan pada Linen ................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 44. Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan RS Pola Pembangunan Horizontal
.............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 45. Zoning Rumah Sakit Berdasarkan Pelayanan RS Pola Pembangunan Vertikal
.............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 46. Contoh Akses Masuk Rumah Sakit .................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 47. Contoh Model Alran Lalu Lintas Rumah Sakit .... Error! Bookmark not defined.
Gambar 48. Pintu Kamar Mandi pada Ruang Rawat Inap ...... Error! Bookmark not defined.
Gambar 49. Ruang Gerak Toilet Disabilitas ........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 50. Lebar Koridor Rumah Sakit ................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 56. Pegangan Rambat pada Tangga ........................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 57. Lebar Lift Pasien Rumah Sakit ........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 58. Diagram Pengelolaan Limbah Medis dan Domestik Rumah Sakit ............. Error!
Bookmark not defined.
Gambar 59. Diagram Blok Proses Insenerasi ........................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 61. Perspektif Eksterior Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika ......... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 62. Analisa Tata Fungsi Bangunan........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 63. Perencanaan Zonasi Kawasan ........................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 64. Siteplan Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa MedikaError! Bookmark not
defined.
Gambar 65. Denah Lantai 1 Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika ................ Error!
Bookmark not defined.
Gambar 66. Denah Lantai 2 Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika ................ Error!
Bookmark not defined.
Gambar 67. Denah Lantai 3 Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika ................ Error!
Bookmark not defined.
Gambar 68. Denah Lantai 4 Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika ................ Error!
Bookmark not defined.
Gambar 69. Hubungan Ruang Tiap Lantai Rumah Sakit Pendidikan Unggul Karsa Medika
.............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 70. Perspektif Eksterior Phoenix Children's Hospital Error! Bookmark not defined.
Gambar 71. Interior Phoenix Children's Hospital .................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 73. Siteplan Phoenix Children's Hospital .................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 74. Lantai Bassement Phoenix Children's Hospital... Error! Bookmark not defined.
Gambar 75. Denah Lantai 1 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 76. Denah Lantai 2 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 77. Denah Lantai 3 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 78. Denah Lantai 4 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 79. Denah Lantai 5 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 80. Denah Lantai 6 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 81. Denah Lantai 7 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 82. Denah Lantai 8 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 83. Denah Lantai 9 Phoenix Children's Hospital ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 84. Hubungan Ruang Tiap Lantai Phoenix Children's HospitalError! Bookmark not
defined.
Gambar 90. Alur Kegiatan Dokter, Staff dan Mahasiswa ........ Error! Bookmark not defined.
Gambar 91. Alur Kegiatan Instalasi Gawat Darurat ................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 92. Alur Kegiatan Instalasi Rawat Jalan ................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 93. Alur Pasien pada Instalasi Rawat Inap ............... Error! Bookmark not defined.
Gambar 94. Alur Pasien pada Instalasi Perawatan Intensif .... Error! Bookmark not defined.
Gambar 95. Alur Pasien pada Instalasi Bedah Sentral ........... Error! Bookmark not defined.
Gambar 96. Alur Pasien pada Farmasi .................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 97. Alur Pasien pada Bank Darah ............................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 98. Alur Kegiatan pada Instalasi Dapur Utama ......... Error! Bookmark not defined.
Gambar 99. Alur Kegiatan pada Linen ................................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 110. Analisa Rambu –Rambu Jalan ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 113. Sarana Publik di Area Site ................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 114. Contoh referensi untuk Jalur Utama dan IGD ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 115. Contoh referensi untuk Akses Masuk Mahasiswa ke RSPError! Bookmark
not defined.
Gambar 116. Contoh referensi untuk Jalur Service ................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 117. Contoh Jalur Pemadam Kebakaran .................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 118. Analisa Tata Ruang Horizontal ......................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 119. Analisa Tata Ruang Vertikal ............................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 121. User Rumah Sakit ............................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 122. Zona Rumah Sakit ............................................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 123. Ruang-Ruang Rumah Sakit (a. Poliklinik, b. Rawat inap)Error! Bookmark not
defined.
Gambar 124. Jenis Pola Sirkulasi Ruang ............................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 130. Contoh Visualisasi Bantalan Peredam Gempa . Error! Bookmark not defined.
Gambar 131. Contoh Visualisasi Grid Kolom Pada Bangunan Error! Bookmark not defined.
Gambar 132. Contoh Visualisasi Utilitas Air Bersih ................ Error! Bookmark not defined.
Gambar 133. Contoh Visualisasi Utilitas Limbah .................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 134. Contoh Perlengkapan Utilitas ME ..................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 136. Contoh Transportasi Vertikal (Lift) .................... Error! Bookmark not defined.
Gambar 137. Contoh Sistem Telekomunikasi Bangunan ....... Error! Bookmark not defined.
Gambar 138. Contoh Sistem Keamanan Bangunan ............... Error! Bookmark not defined.
Gambar 139. Contoh Sistem Kebersihan Bangunan .............. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Kebutuhan Ruang Instalasi Rawat Jalan .................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 2. Standar Suhu, Kelembaban dan Tekanan Udara Menurut Fungsi Ruang atau Unit
.............................................................................................. Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. Indeks Pencahayaan Menurut Jenis Ruangan atau UnitError! Bookmark not
defined.
Tabel 4. Indeks Kebisingan Menurut Ruangan atau Unit ........ Error! Bookmark not defined.
Tabel 5. Perbandingan Jumlah Tempat Tidur dengan Jumlah Toilet dan K.Mandi ........ Error!
Bookmark not defined.
Tabel 6. Perbandingan Jumlah Karyawan dengan Jumlah Toilet dan K.Mandi ............. Error!
Bookmark not defined.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 9. Blockplan
Lampiran 29. Denah dan Potongan Detail Ruangan Khusus (Unit Rawat Inap) 1
Lampiran 30. Denah dan Potongan Detail Ruangan Khusus (Unit Rawat Inap) 2
Lampiran 31. Denah dan Potongan Detail Ruangan Khusus (Unit Rawat Inap) 3
ABSTRAK
Seiring berjalannya waktu, kebutuhan akan rumah sakit meningkat dimana peran
rumah sakit tidak hanya sebagai tempat kesehatan masyarakat saja tetapi juga sebagai
tempat pendidikan. Pada tahun 1981 melalui SK bersama Menteri Kesehatan, rumah sakit
pendidikan resmi ditetapkan di Indonesia. Dalam hal ini juga disebutkan bahwa rumah sakit
pendidikan sebagai wahana pembelajaran atau tempat pendidikan serta pelatihan medik dan
para medik, tempat penelitian dan pengembangan ilmu dan teknologi bidang kesehatan untuk
memenuhi modul pendidikan dalam rangka mencapai kompetensi berdasarkan Standar
Pendidikan Profesi Kedokteran.
Adapun maksud dari perancangan ini adalah merancang Rumah Sakit Pendidikan
Swasta Satelit di Cawang, Jakarta Timur. Tujuan dari perancangan ini, yaitu belajar
merancang rumah sakit pendidikan sesuai kebutuhan user (penghuni) baik masyarakat umum
dan mahasiswa kedokteran sehingga memberikan keamanan, keselamatan, kenyamanan
dan kemudahan untuk aktivitas penghuninya serta ramah terhadap lingkungan sekitarnya
dengan menerapkan Green Architecture.
ABSTRACT
Over time, the need for hospital increased where the role of the hospital not only as a
place of public health as well as a place of education In 1981 through a joint decree of the
Minister of Health, an official education hospital was established in Indonesia. In this case it is
also mentioned that the teaching hospital as a vehicle for learning or place of education as
well as medical and medical training, place of research and development of science and
technology in the field of health to meet the educational module in order to achieve
competence based on the Medical Profession Education Standard.
The purpose of this design is to design Private Satellite Education Hospital in Cawang,
East Jakarta. The purpose of this design, which is to learn to design an educational hospital
according to the needs of the users (residents) both the general public and medical students
so as to provide security, safety, convenience and ease for user activity and friendly to the
surrounding environment by applying Green Architecture.
BAB I : PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kesatuan yang terdiri dari jajaran ribuan pulau yang mempunyai
masyarakat plural dimana memiliki bermacam-macam budaya, suku bangsa, dan agama.
Terdapat lima agama besar yang dianut oleh masyarakat Indonesia, yaitu: Islam, Kristen,
Katholik, Hindu dan Budha. Diantara lima agama tersebut tercatat lebih dari 90% penduduk
Indonesia memeluk agama Islam, dan itu membuat Indonesia menduduki peringkat pertama
di dunia diantara negara-negara lain sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama
Islam.
Pulau Jawa merupakan satu pulau yang mayoritas penduduknya memeluk agama Muslim,
salah satunya adalah kota Tangerang, Banten. Provinsi Banten merupakan salah satu provinsi
yang dikenal karena agama islamnya yang kuat. Banyak kegiatan - kegiatan keagamaan yang
dilakukan oleh masyarakat muslim di kota Tangerang namun belum ada sarana yang
menampung kegiatan umat secara terpusat. Oleh karena itu diperlukan adanya lembaga
keagamaan Islam yang representatif sebagai wadah kegiatan tersebut. Selain itu diperlukan
fasilitas sarana yang menampung seluruh aktifitas umat muslim di Kota Tangerang khususnya
masyarakat muslim secara terpusat dengan membangun bangunan Islamic Center.
Islamic Center yaitu suatu tempat untuk menampung kegiatan shalat, ceramah agama atau
kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ke-Islaman. Islamic Center berasal dari Negara
- negara barat, awal mula kemunculannya disebabkan oleh keresahan umat muslim yang
minoritas di negara-negara barat, yang mengalami kesusahan dalam beribadah dan
bersilaturahmi dengan umat muslim lainnya. Seiring dengan perkembangan zaman, Islamic
center mulai didirikan untuk memenuhi kebutuhan umat muslim yang berada di negara-negara
yang sedang maju dan berkembang seperti di Indonesia.
Istilah Islamic Center belum pernah dikenal sebelumnya dalam sejarah Islam. Awalnya istilah
ini muncul di luar negeri, di daerah muslim minoritas yang mereka tidak memiliki masjid di
dekat tempat tinggal mereka. Akhirnya masyarakat muslim minoritas dari beberapa daerah di
luar negeri berkumpul mendirikan Islamic Center yang menjadi pusat tempat ibadah (sholat)
bagi mereka semua.
Dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan Proyek Islamic Center di seluruh Indonesia oleh Direktorat
Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Departemen Agama R.I, adalah sebagai berikut
"Islamic Center adalah merupakan lembaga keagamaan yang dalam fungsinya sebagai pusat
pembinaan dan pengembangan Agama Islam, yang berperan sebagai mimbar Pelaksanaan
Da'wah dalam Era Pembangunan "
Bagaimana merancang Islamic Center yang memberikan kenyamanan dan kemudahan untuk
aktivitas penghuninya (masyarakat umum dan para siswa) serta ramah terhadap lingkungan
sekitarnya dengan menerapkan Green Architecture?
Adapun maksud dari perancangan ini adalah merancang Islamic Center di lokasi Kota
Tangerang. Tujuan dari perancangan ini, yaitu belajar merancang Islamic Center sesuai
kebutuhan pengguna, baik masyarakat umum maupun para siswa dan sisiwi, sehingga
memberikan keamanan, kenyamanan dan kemudahan untuk aktivitas penghuninya serta
ramah terhadap lingkungan sekitarnya dengan menerapkan Green Architecture.
Pembahasan dalam perancangan ini dibagi menjadi beberapa bab dan sub bab, secara garis
besar dapat diuraikan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang data non fisik (data kepemilikan dan data
teknis), data fisik, analisa ruang dan kegiatan (analisa kebutuhan ruang, analisa
hubungan ruang, box diagram, analisa pengguna dan analisa alur kegiatan),
analisa tapak (ukuran dan luas, analisa lingkungan seperti makro, mezzo,
mikro, analisa kebisingan, analisa panas matahari, analisa angin, analisa
vegetasi, analisa infrastruktur, analisa view dan analisa sirkulasi) dan analisa
tata ruang (analisa tata ruang horizontal dan analisa tata ruang vertikal).
BAB IV KONSEP
Berisi lampiran hasil rancangan bangunan Islamic Center yang dirancang dari
hasil analisa mulai bab 1 sampai bab 4.
Berikut adalah kerangka berpikir dalam perancangan Islamic Center ini, antara lain:
Survey&Analisa
Keterangan:
1. Latarbelakang
Pembahasan yang diangkat dalam perancangan ini, yaitu tentang keberadaan Islamic
Center sebagai media untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan
tempat untuk mengadakan pertemuan
2. Permasalahan
Masalah yang muncul, yaitu bagaimana merancang Islamic Center yang nyaman,
aman dan memberi kemudahan bagi aktivitas pengguna, baik itu tempat dan alur
sirkulasi.
3. Pengumpulan Data
Pengumpulan data terdiri dari:
Studi pustaka atau literatur
Mengumpulkan informasi terkait Islamic Center dan tema (standar peraturan
yang berlaku).
Studi banding
Studi tentang Islamic Center yang ada di Indonesia dan di luar Indonesia serta
survey salah satu Islamic Center yang ada di Jakarta.
Peraturan
Berpedoman pada peraturan yang berlaku tentang Islamic Center di Indonesia.
Survey dan Analisa
Survey lokasi tapak (site), survey salah satu Islamic Center yang ada di
Indonesia. Analisa kebutuhan ruang, organisasi ruang, box diagram, tapak dan
gubahan massa.
4. Perancangan
Dari data-data yang dikumpulkan, mulai merancang bangunan Islamic Center yang
sesuai dengan studi dan analisa.
Secara spesifik lokasi pembangunan berada di kawasan Masjid Raya Al-A'zhom, Tangerang.
Islamic Center yang didesain adalah milik pemerintah dan diperuntukkan untuk masyarakat di
sekitarnya. Desain yang dihasilkan tidak boleh merupakan tiruan dari bangunan yang telah
ada.
Lokasi pembangunan Islamic Center berada di kota Tangerang dengan luas lahan ± 2,5
hektar. Berikut ini merupakan pengaturan fungsi kawasan pada lokasi perencanaan dan
perancangan :
1. Bentuk Arsitektural
Menyelaraskan dengan kondisi kawasan sekitar dan memenuhi standar bangunan
gedung hijau atau green building serta penilaian dari GBCI (Green Building Council
Indonesia) dengan peringkat minimum Gold.
2. Penataan Site Plan
Kawasan mempertimbangkan akses jalan masuk menuju site dan kebutuhan keadaan
darurat (emergency exit, helipad, akses damkar dan tahan gempa).
Berikut ini kerangka studi untuk tinjauan teori mengenai Islamic Center, diantaranya:
Islamic Center
Sejarah Tujuan
Islamic Fungsi
Center
Klasifikasi
Faktor Islamic Center
Munculnya Sifat dan
Islamic Status Islamic
Center Center
Lingkup
Kegiatan
Berikut ini adalah penjabaran mengenai pengertian, fungsi dan klasifikasi Islamic Center, yaitu:
Pengertian dasar Islamic Center diambil dari beberapa sumber dan pendapat yang dikeluarkan
oleh para ahli dan pakar-pakar keagamaan, antara lain: Dalam Buku Petunjuk Pelaksanaan
Proyek Islamic Center di seluruh Indonesia oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat
Islam Departemen Agama R.I, adalah sebagai berikul "Islamic Center adalah merupakan
lembaga keagamaan yang dalam fungsinya sebagai pusat pembinaan dan pengembangan
Agama Islam, yang berperan sebagai mimbar Pelaksanaan Da'wah dalam Era Pembangunan"
Sedangkan pendapat lain tentang pengertian Islamic Center, yang disampaikan oleh Drs. Sidi
Gazatba mengatakan: " Islamic Center adalah wadah bagi aktivitas-aktivitas kemasyarakatan
yang berdasarkan Islam. Islam dalam pengertiannya sebagai agama, maupun Islam dalam
pengertian yang lebih luas sebagai pegangan hidup (way of life). Dengan demikian aktivitas-
aktivitas didalamnya mencakup nilai-nilai peribadatan yang sekaligus nilai-nilai ke
masyarakatan."
Disamping pendapat-pendapat tersebut diatas, terdapat pendapat lain yang pada dasarnya
mempunyai pengertian yang sama seperti yang dikatakan oleh Prof. Syafii Karim, yaitu:
"Islamic Center merupaknn istilah yang berasal dari negara-negara barat yang dimana
minoritas masyarakatnya beragama Islam. Jadi untuk memenuhi segala kebutuhan akan
kegiatan-kegiatan Islam mereka kesulitan untuk mencari tempat. Untuk itu aktivitas-akivitas
Islam tersebut dipusatkan dalam suatu wadah yang disebut Islamic Center." Dari berbagai
pengertian yang ada, dapat disimpulkan bahwa Islamic Center adalah suatu lembaga
keagamaan yang meliputi beberapa fungsi, yaitu:
1. Sebagai wadah bagi umat Islam untuk bermusyawarah, berkonsultasi dan berdialog
tentang masalah-masalah, baik yang berhubungan dengan ajaran agama, kehidupan
beragama maupun lebih luas lagi untuk kehidupan bermasyarakat.
2. Sebagai pusat informasi dan hubungan masyarakat termasuk penerangan dan
dokumentasi serta komunikasi bagi umat Islam.
3. Sebagai pusat pendidikan, penelitian dan pengkajian, serta sebagai forum pembinaan
termasuk menjaga kemurnian ajaran syariat Islam maupun sebagai media da'wah.
Islamic Center, berasal dari negara-negara barat, yaitu suatu tempat untuk menampung
kegiatan shalat, ceramah agama atau kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan ke-
Islaman
Awal mula kemunculannya, disebabkan oleh keresahan umat muslim yang minoritas di
negara-negara barat, yang mengalami kesusahan dalam beribadah dan bersilaturahmi
dengan umat muslim lainnya6. Seiring dengan perkembangan zaman, Islamic center mulai
didirikan untuk memenuhi kebutuhan umat muslim yang berada di negara-negara yang
sedang maju dan berkembang seperti di Indonesia.
Istilah Islamic Center belum pernah dikenal sebelumnya dalam sejarah Islam. Awalnya istilah
ini muncul di luar negeri, di daerah muslim minoritas yang mereka tidak memiliki masjid di
dekat tempat tinggal mereka. Akhirnya masyarakat muslim minoritas dari beberapa daerah
di luar negeri berkumpul mendirikan Islamic Center yang menjadi pusat tempat ibadah
(sholat) bagi mereka semua.
Pencetusan Islamic Center sebagai pusat umat Islam di luar negeri inilah yang kemudian
diadopsi di Indonesia. Di nusantara dan di mancanegara, Islamic Center ini memiliki
beberapa nama yang sejenis seperti; Center For Islamic Studies, Islamic Studies Center,
Islamic Cultural Center, Markaz Islarnic Center, Religious organization. Masjid Islamic
Centreo AlMarkaz Al-Islami. Ada pula yang setelah lslamic Center diikuti dengan nama
seorang Ulama Salaf, ada pula ulama Khalaf, ada pula nama seseorang tersendiri, juga ada
nama sebuah organisasi.
Timbulnya pemahaman yang berbeda antar ulama dalam penyampaian ajaran agama,
terkadang tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
Kinerja lembaga - lembaga dakwah Islam yang sudah ada, namun belum dapat memenuhi
dan melayani kebutuhan masyarakat secara maksimal akan keingintahuan mereka
tentang Islam.
Penyampaian dakwah yang tidak terlalu menarik minat masyarakat, sehingga perlu
adanya pemikiran / gagasan baru mengenai cara – cara / altematif penyampaian dakwah,
dalam arti menciptakan paradigma baru dalam penyampaian dakwah sesuai dengan
perkembangan zaman.
Sebagai sarana berinteraksi antara sesama manusia melalui berbagai kegiatan, dan
sebagai tujuan wisata berupa wisata religi
Menurut buku petunjuk pelaksanaan proyek Islamic Center di seluruh Indonesia tahun 1976
yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Departemen Agama RI,
Islamic Center di Indonesia harus memiliki beberapa persyaratan yang akan berfungsi sebagai
kontrol kegiatan. Di antara persyaratan tersebut Islamic Center harus memiliki :
b. Dewan Pengurus
Dewan pengurus diambil dari unsur – unsur penguasa (umara), mubaligh,
pendidik dan penyuluh agama yang merupakan pelaksana langsung Islamic
Center.
Susunan Dewan Pengurus harian sekurang – kurangnya berjumlah 20 orang
yang tediri dari :
1. Seorang Ketua Umum
2. Dua orang Wakil Ketua
3. Dua orang Sekretaris
4. Dua orang Bendahara
5. Seorang Ketua Bidang Dakwah
Seorang Ketua Bidang Pustaka dan Kursus
Seorang Ketua Bidang Pembina Anak – Anak
Seorang Ketua Bidang Dana dan Logistik
Tujuh orang Staf Operasi/Pengajar/Instruktur
5. Lingkup Kegiatan
Sesuai dengan buku Pedoman Pelaksanaan Islamic Center di Indonesia, maka lingkup
kegiatan Islamic Center dapat dikelompokkan sebagai berikut:
a. Kegiatan Ubudiyah/Ibadah Pokok
1. Kegiatan Sholat, meliputi: sholat wajib lima waktu dan sholat sunnah baik yang
dilakukan secara individu maupun berkelompok
2. Kegiatan Zakat
Penerimaan zakat
Pengumpulan zakat dan penyimpanan
Pengolahan/pembagian zakat
3. Kegiatan Puasa
Sholat tarawih
Kegiatan pesantren kilat/mental training
Membaca Al-Qur’an/tadarus.
4. Kegiatan naik haji, meliputi: pendaftaran, pemeriksaan kesehatan,
penataran/penyuluhan, latihan menasih haji, cara pakaian ihrom, cara ibadah
di perjalanan, praktek hidup beregu dan mengkoordinasi keberangkatan.
5. Upacara peringatan Hari Besar Islam
Hari besar Idul Fitri : membayar zakat fitrah yang dibayarkan sebelum
hari raya tiba, sholat idul fitri.
Hari raya idul adha : sholat idul adha, meyembelih hewan qurban untuk
dibagikan fakir miskin
Hari maulid nabi Muhammad SAW, meliputi kegiatan perayaan dengan
dilengkapi acara kesenian.
Hari isra mi’raj, meliputi kegiatan perayaan, seminar dan ceramah
Hari Nuzulul Qur’an, meliputi kegiatan perayaan dan lomba membaca l-
Qur’an.
b. Kegiatan Muamalah/Kegiatan Kemasyarakatan
1. Kegiatan penelitian dan pengembangan
Meneliti dan pengembangan
Penerbitan dan percetakan
Seminar, diskusi dan ceramah
Training dan penataran
Kursus bahasa arab dan inggris
Siaran radio islam
Pameran – pameran
3. Kegiatan pengelola
Meliputi kegiatan administrasi yang mengkoordinir dan mengelola seluruh
kegiatan yang ada.
4. Kegiatan penunjang
Pelayanan kafetaria
Pelayanan pemondokan/guest house, untuk menginap imam, khotib, dan
petugas rutin serta tamu, alim ulama, mahasiswa/pelajar dan para
cendikiawan dari luar.
Bangunan Islamic Center menjadi sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan kegiatan yang
ada didalamnya. Fasilitas yang dibutuhkan dalam Islamic Center dikelompokkan berdasarkan
fungsinya, yaitu fungsi pengkajian, fungsi pengembangan dan fungsi penunjang. Berdasarkan
fungsi tersebut, diperoleh petunjuk kebutuhan ruang yang harus disediakan untuk merancang
sebuah bangunan Islamic Center. Berikut uraian mengenai kebutuhan ruang Islamic Center.
1. Fungsi Pengkajian
Fungsi pengkajian merupakan fungsi sebuah Islamic Center sebagai wadah menjalankan
kegiatan ibadah dan edukasi. Dari hal tersebut dapat diketahui kebutuhan ruang yang
perlu disediakan pada bangunan Islamic Center. Berikut standar untuk kebutuhan ruang
pada sebuah bangunan Islamic Center.
a. Ruang Seminar
Ruangan ini dapat digunakan untuk kegiatan seminar, workshop, diskusi, dan
sebagainya. ruang yang berkapasitas 40 – 50 orang ini membutuhkan desain ruang
yang nyaman untuk pengguna di dalamnya. Oleh karena itu ruangan harus dirancang
harus memenuhi standar yang ada.
Seperti pada gambar, dijelaskan bahwa luas ruang yang diperlukan adalah 780 x 840
cm. Setiap orang, kursi dan meja membutuhkan ruang 60 x 120 cm, kemudian
penataan pola meja dan kursi akan dijumlahkan berdasarkan ukuran tersebut. Meja
untuk dua orang berukuran 120 x 60 cm dan meja untuk tiga orang berukuran 180 x
60 cm, sehingga diperoleh ukuran ruang untuk meja dengan kursinya yaitu 120 x 120
cm dan 180 x 120 cm. Meskipun demikian, penataan perabot daneja dan kursi dalam
ruangan dapat dilakukan dengan berbagai pola seperti pada gambar, sehingga dapat
mengurangitingkat kejenuhan pengguna.
b. Ruang Kelas
Sebuah ruang kelas dapat menampung 30 – 40 orang, karena itu sangat dibutuhkan
kenyamanan untuk dapat berkonsentrasi saat proses belajar. Oleh karena itu
diperlukan adanya desain ruang yang baik sehingga mempengaruhi hubungan
interaksi sosial pengguna.
Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa standar luas ruang kelas berbentuk persegi
maupun persegi panjang yaitu 65 m2 dengan berbagai furniture didalamnya. Standar
luas ruang tersebut memudahkan dalam memberi variasi dalam penataan ruang kelas
sehingga pengguna tidak bosan dengan suasana yang sama. Dari gambar, jarak
antara meja untuk pola grid adalah setengah dari panjang meja untuk dua orang atau
panjang meja untuk satu orang, sedangkan jarak meja ke dinding bisa setengah atau
satu panjang meja untuk dua orang. Hal ini perlu diperhatikan dalam menata ruang
karena dapat mempengaruhi kondisi, konsentrasi dan kenyamanan pengguna.
Dari gambar diatas terlihat bahwa bentuk kursi dasar ada 3 yaitu lingkaran, persegi
dan persegi panjang. Selain standar ruang, standar furniture juga perlu diperhatikan
demi kenyamanan pengguna. Ukuran kursi untuk satu orang 38 x 38 cm dengan
ketinggian dari lantai 45 cm serta jarak tmpat duduk dan meja adalah 27 cm. Dengan
terpenuhinya standar tersebut dapat memberikan kenyamanan pengguna saat
belajar dalam posisi duduk. Untuk menjaga kenyamanan pengguna ketika saling
berinteraksi antar kursi membutuhkan jarak 30 cm. Demikian setiap orang memiliki
ruang 68 cm untuk menjaga konsentrasi.
Selain ruang kelas reguler terdapat juga ruang kelas untuk anak – anak. Desain dan
penataan ruang kelas ini lebih membutuhkan perhatian karena anak – anak lebih
sensitif. Seperti gambar diatas, ruang kelas terbagi atas beberapa ruang sesuai
dengan kebutuhan. Kegiatan dalam ruang kelas anak adalah belajar dan bermain.
Kebutuhan belajar dan bermain tidak hanya tersedia di dalam ruangan kelas namun
juga di luar ruangan (outdoor). Terdapat standar untuk berbagai permainan outdoor
agar memberikan kenyamanan dan yang terpenting keselamatan anak seperti yang
ditunjukkan oleh gambar berikut.
c. Perpustakaan
rak dalam ruang sehingga antar dan dalam blok rak terdapat jarak untuk sirkulasi
pengguna (Ernest dan Peter, 2007).
Dapat diketahui dari gambar diatas bahwa tiap unit blok rak buku membutuhkan ruang
8,7 x 6 m dengan beberapa rak buku didalamnya. Setiap rak buku double side
shelving memiliki lebar 60 cm dengan jarak antar rak buku 75 cm untuk sirkulasi.
Demikian pula jarak yang dibutuhkan antar titik tengah dari dua rak buku adalah 135
cm.
Pengunjung perpustakaan dapat berasal dari semua kalangan usia, baik anak – anak,
remaja maupun dewasa. Fasilitas rak yang disediakan juga harus disesuaikan
terhadap kriteria usia dan tinggi pengguna sehingga memberikan kenyamanan dan
keamanan. Untuk pengguna usia anak - anak rak buku yang disediakan memiliki
ketinggian 120-150 cm. Untuk pengguna usia remaja disediakan rak buku dengan
ketinggian maksimal 170 cm dan untuk usia dewasa 180 - 225 cm.
Selain area display untuk rak buku juga terdapat area baca dengan fasilitas meja dan
kursi yang disediakan unruk pengunjung. Antar meja memiliki space 135 - 150 cm
untuk ruang kursi dan sirkulasi pengguna. Namun adanya sirkulasi pengangkutan
buku space antar meja yang dibutuhkan lebih lebar lagi yaitu 170 – 190 cm. Space
tersebut diberikan untuk ruang untuk sirkulasi dan kegiatan pengguna baik yang
berdiri maupun duduk di sekitar meja.
Meja di ruang baca merniliki dua pola penataan yaitu penataan meja berderet dengan
posisi pembaca saling membelakangi dam penataan meja dengan merapatkan dua
meja sehingga terdapat dua pembaca dalam satu titik dengan posisi saling
berhadapan. Pola penataan meja yang kedua diperuntukkan bagi pengguna yang
membutuhkan ruang untuk bekerja sama dalam kelompok.
Fasilitas ruang baca individu diperuntukkan bagi pembaca yang ingin lebih fokus
dalam membaca dan terhindar dari gangguan. Ruang yang disediakan berukuran 100
x 100 cm untuk setiap pembaca. Ruang baca individu terlepas dari fasilitas meja yang
diberikan memiliki space 75 x 100 cm untuk ruang pembaca melakukan aktivitasnya.
Setiap ruang dipisahkan dengan partisi yang mengelilingi di setiap sisi meja, sehingga
setiap meja terhubung namun tetap ada penghalang.
d. Lembaga Keislaman
Mengetahui kegiatan dan gerakan pengguna dalam ruangan dapat membantu menentukan
standar kebutuhan desain seperti jarak jangkauan, jarak pandang, penempatan perabot,
posisi tubuh, dan sebagainya.
Diketahui dari gambar di atas penataan perabot memiliki jarak yang optimal untuk mendukung
kenyamanan dalam bekerja. Tinggi posisi duduk saat menggunakan komputer adalah 68.1 cm
dengan ketinggian kursi yang digunakan 56.5 cm. Untuk posisi duduk yang tegak, pandangan
mata ke layar komputer akan memperoleh kenyamanan pada ketinggian 108.2-133.6 cm dari
lantai. Jarak pandang mata ke layar komputer yang baik untuk kesehatan 39.9 cm atau 40 cm.
Oleh karena itu tinggi meja untuk tempat komputer yang dibutuhkan
adalah 72.4 - 75 cm.
Standar ukuran kursi kerja dapat dipergunakan untuk merencanakan luas ruang kerja tiap
orang, kemudian dijumlahkan dengan kebutuhan ruang untuk sirkulasi dan gerak manusia di
dalamnya. Setiap kursi kerja membutuhkan ruang dengan luas maksimal 48.3 x 48.3 cm.
Namun ketika kursi kerja tersebut sedang digunakan akan membutuhkan ruang lebih untuk
sirkulasi gerak manusia minimal 20% ke setiap sisi kursi tersebut.
Ada dua tipe standar meja tulis yang dapat digunakan seperti pada gambar di atas. Untuk meja
besar berukuran 1.56 x 0.78 x 0.78 m berpasangan dengan kursi yang memiliki ketinggian
maksimal 70 cm. Dengan demikian ruang yang dibutuhkan seluruhnya adalah 3.81 cm2 untuk
tiap orang. Untuk meja kecil berukuran 1.40 x 0.70 x 0.76 m berpasangan dengan kursi yang
memiliki ketinggian maksimal 56 cm. Maka luas ruang yang dibutuhkan untuk meja kecil adalah
2.03 m2 untuk tiap orang.
Untuk tinggi meja resepsionis ada dua ketinggian yang berbeda. Meja yang menghadap ke
pengunjung memiliki ketinggian 100 cm. Meja yang menghadap ke pegawai memiliki ketinggian
78 cm. Adanya perbedaan ketinggian ini dikarenakan perbedaan fungsi yang ada, meja yang
lebih tinggi digunakan oleh pengunjung yang datang dalam posisi berdiri sedangkan meja yang
lebih rendah digunakan oleh pegawai dalam posisi duduk. Dengan demikian meja yang lebih
tinggi juga sesuai dengan posisi pegawai yang berdiri saat melayani pengunjung.
Ada dua tipe almari untuk menyimpan data yaitu dalam bentuk rak tanpa tutup dan almari
dengan laci. Perbedaan yang ada dikarenakan posisi penyimpanan data, rak digunakan untuk
penyimpanan data secara vertikal dan almari laci untuk penyimpanan data secara horisontal.
Ketinggian rak adalah 1.4 - 2.27 m dengan lebar 66 x 40 cm. Untuk almari laci memiliki
ketinggian 1.00 - 1.5 cm dengan lebar minimal 39.5 x 62 cm. Tiap laci memiliki kedalaman 55
cm untuk ruang penyimpanan data. Almari tipe rak memiliki ketinggian yang lebih dibandingkan
dengan almari laci karena untuk memudahkan pengambilan data. Jarak antar almari rak yang
saling berhadapan adalah 1.1 m untuk akses dua sisi sedangkan almari rak untuk akses satu
sisi berjarak 0.70 m. Untuk almari laci yang berhadapan berjarak 2.00 m dan untuk almari laci
satu sisi berjarak 1.3 - 1.5 m.
Gambar 19. Penataan Meja dan Kursi Ruang Rapat Formal dan Informal
Sumber : Metric Handbook Planning and Design Data
Ruang rapat memiliki dua tipe ruang berdasarkan kegiatan didalamnya yaitu formal dan
informal. Tiap tipe memiliki dua ruang yang memiliki perbedaan luas. Ruang rapat formal yang
besar berukuran 27.36 m2 dengan daya tampung 18 orang sedangkan ruang rapat kecilnya
berukuran 20.16 m2 dengan daya tampung 14 orang. Untuk ruang rapat informal, ruang besar
memiliki luas 18.91 m2 yang mampu menampung 14 orang sedangkan luas ruang kecil adalah
12.71 m2 yang mampu menampung 8 orang.
2. Fungsi Pengembangan
Islamic Center juga berfungsi sebagai tempat pengembangan masyarakat melalui
pembelajaran agama Islam dan pelatihan keterampilan. Oleh karena itu dibutuhkan ruang
yang terpisah dengan bangunan utama sehingga dapat menjaga privasi pengguna.
Namun ruang pegkajian dan pengembangan harus tetap dapat dijangkau. Dari hal
tersebut diketahui kebutuhan ruang bangunan Islamic Center, berikut standar ruang yang
ada.
a. Gedung Penelitian
Pada gedung ini terdapat ruang yang berfungsi untuk peneltian pengguna dalam
mendalami berbagai ilmu dan pengetahuan. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
berbagai cara seperti diskusi ilmu, praktek, dan sebagainya.
b. Gallery
Pengembangan Islam dapat dilakukan dengan menghargai dan mempelajari
peradaban Islam pada masa sebelumnya sehingga dapat memperoleh pelajaran
yang bermanfaat. Dengan demikian diperlukan adanya wadah untuk kegiatan
tersebut yang dapat berbentuk seperti ruang gallery. Untuk menghasilkan penataan
ruang yang nyaman untuk pengguna diperlukan adanya standar ruang yang tepat,
berikut uraiannya.
Pada gallery hal penting yang harus diperhatikan adalah pencahayaan ruang dan
standar jarak pandang manusia. Karena pecahayaan berpengaruh dalam
penyampaian pesan dan tujuan benda koleksi pada pengguna. Seperti pada gambar
di atas pencahayaan yang digunakan dalam ruang pencahayaan alami dan buatan.
Untuk jarak pandang manusia memiliki kemampuan melihat sebatas pada sudut
proyeksi mata terhadap benda yaitu 270, lebih dari sudut tersebut mata sudah tidak
mampu menjalankan fungsinya dengan baik. Dengan demikian dapat diketahui jarak
maksimal mata manusia dalam melihat secara baik adalah 10 m. Tinggi benda yang
bisa diproyeksikan mata maksimal adalah 5.6 m dengan posisi benda berada pada
ketinggian 95 cm dari lantai.
Penataan benda koleksi dalam gallery dapat dilakukan dengan berbagai posisi yang
memungkinkan. Oleh karena itu dibutuhkan perhitungan kemampuan visual mata
terhadap berbagai posisi benda tersebut. Dengan demikian suasana dalam ruang
dapat menarik pengguna untuk memperhatikan benda koleksi dengan baik karena
adanya permainan posisi dan cahaya.
c. Auditorium
Ruang ini dapat digunakan dalam berbagai acara formal maupun non formal dengan
daya tampung yang sangat besar. Fasilitas ruang auditorium disediakan untuk
kegiatan pengembangan Islam. Berikut karakteristik untuk ruang auditorium.
Desain auditorium seperti pada gambar di atas, mampu menampung 400 orang. Pada
auditorium tersebut menggunakan desain tempat duduk seperti ruang teater yang
juga memiliki podium untuk bagian depan. Bentuk ruang yang mengerucut
merupakan upaya dalam mengoptimalkan perhatian pengguna ke podium sebagai
pusatnya. Auditorium dengan desain ruang teater memiliki podium dan tempat duduk
yang berbeda ketinggian. Podium memiliki tinggi 60 cm dari lantai paling dasar. Untuk
tempat duduk peserta yang bertingkat memiliki lebar 80 cm untuk tiap tingkat. Tempat
duduk peserta dapat menggunakan kursi ataupun tidak maka ketinggian tiap tingkat
yang digunakan adalah 40 cm.
d. Asrama
Fasilitas ruang untuk menginap juga disediakan untuk pengunjung atau pencari ilmu
di Islamic Center. Dengan demikian dibutuhkan adanya standar kebutuhan ruang
untuk kamar tidur, berikut penjelasannya:
Kamar tidur yang disediakan yaitu kamar tidur dengan dua ranjang atau bahkan lebih
dari dua. Untuk kamar tidur dengan dua ranjang memiliki ukuran 3.15x4.50 m. Kamar
tidur sudah dilengkapi dengan almari, meja, dan kursi untuk kebutuhan pengguna
didalamya.
3. Fungsi Penunjang
Fungsi penunjang pada Islamic Center yaitu sebagai tempat pemenuhan kebutuhan
masyarakat serta tempat penyaluran hobi. Demikian itu pengguna dapat menjaga
keseimbangan pola hidup yang sehat dengan tidak terpaku pada satu kegiatan saja. Dari
hal tersebut diketahui kebutuhan ruang pada Islamic Center, berikut standar ruang yang
ada:
a. Game Center
Fasilitas lapangan olah raga yang disediakan dapat menjadi tempat untuk menyalurkan
hobi sekaligus menjadi kesempatan menjaga kesehatan tubuh. Lapangan tersebut
beserta ruang pendukungnya berukuran 15 x 45 x 7 m dengan ukuran lapangan itu
sendiri 15 x 27 m. Lapangan dapat ditempatkan dalam ruangan (hall) ataupun diluar
ruangan.
b. Kantin / Kafetaria
Fasilitas kantin yang disediakan dilengkapi dengan ruang dapur, tempat display makanan, dan
tempat makan.
Satu modul untuk meja-kursi kantin berukuran 1.57 x 1.25 m yang terdiri dari satu meja dan
empat kursi.
c. Supermarket
Supermarket menyediakan berbagai bahan pokok dan kebutuhan sehari - hari yang diletakkan
di rak display untuk pemasarannya. Penataan ruang termasuk tata letak rak diupayakan
memberikan kemudahan pada pengunjung dalam mencari bahan kebutuhannya.
d. Poliklinik
Islamic Center juga memberikan layanan kesehatan. Hal tersebut diwujudkan dengan
menyediakan fasilitas klinik dengan dilengkapi ruang konsultasi kesehatan, ruang
pemerikasaan pasien, dan ruang laboratorium.
e. Area Parkir
Area parkir yang disediakan ada tiga kategori berdasarkan jenis kendaraan yaitu area parkir
untuk kendaraan roda empat (mobil), kendaraan bermotor roda dua, dan sepeda. Ukuran area
parkir didasarkan pada standar ukuran kendaraan tersebut. Untuk parkir satu mobil
membutuhkan space minimal adalah 2.3 x 5 m. Untuk parkir satu motor membutuhkan space
minimal adalah 0.75 x 2 m. Untuk parkir satu sepeda membutuhkan space minimal adalah 0.45
x 2 m.
Sebuah tema yang dikaji dengan tujuan untuk memperoleh prinsip - prinsip yang sesuai
dengan objek untuk diterapkan dalam perancangan. Adanya tema pada perancangan
bangunan menunjukkan ciri khas sebagai identitas bangunan tersebut.
Menurut Saoud (2002), Arsitektur Islam adalah cara membangun yang Islami sebagaimana
ditentukan oleh hukum syariah, tanpa batasan terhadap tempat dan fungsi bangunan, namun
lebih kepada karakter Islami dalam desain dan dekorasi. Sedangkan menurut Nangkula
Utaberta dalam Konsep Arsitektur Islam dan Pemahaman Islam dari Perspektif Sunnah (2004),
Arsitektur Islam adalah hasil perancangan ruang dan sistem binaan yang berdasarkan kepada
corak hidup umat Islam yang berteraskan kepada prinsip – prinsip dasar Islam sebagaimana
yang terdapat dalam al Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Spahic Omer di dalam salah satu bukunya, “The History and Character of the Islamic Built
Environment”, memaparkan bahwa Nabi Muhammad saw tidak hanya mengabaikan
permasalahan dekorasi dan ornamentasi pada saat beliau membangun, namun beliau juga
memberikan beberapa peringatan tentangnya di dalam beberapa hadits beliau. Salah satu dari
hadits tersebut adalah yang menyatakan bahwa tidak ada yang lebih cepat memperburuk amal
perbuatan seseorang daripada ketika mereka memulai menghias masjid-masjid mereka. Di
dalam hadits yang lain, Nabi Muhammad saw mengungkapkan bahwa salah satu dari tanda-
tanda datangnya hari kiamat adalah ketika orang-orang mulai berlomba satu sama lain dalam
menghias masjid. Beliau saw juga menyatakan bahwa ia tidak disuruh untuk mendirikan
masjid-masjid yang monumental.
Pada hadits yang lain, Nabi Muhammad saw memerintahkan bahwa setiap kain atau tirai yang
dihias dengan gambar-gambar untuk dihapus dari tempat yang digunakan untuk shalat agar
tidak mengganggu kekhusyukan seseorang. Beliau bahkan melakukannya sendiri pada
beberapa kesempatan. Pada hadits lain dinyatakan, setiap rumah harus bebas dari gambar-
gambar yang mungkin bisa jadi mengganggu mereka yang shalat di sana. Diceritakan pula di
dalam hadits lainnya, bahwa ketika Nabi Muhammad saw melihat sebuah kubah megah yang
didirikan di atas sebuah rumah di Madinah, beliau saw berkata bahwa setiap kegiatan
membangun bangunan adalah berbahaya bagi pemiliknya, kecuali dilakukan karena
kebutuhan yang nyata. Karena itu, dapat disimpulkan bahwa sikap Islam terhadap hal-hal yang
mubadzir telah jelas, termasuk dalam kegiatan membangun dan berarsitektur. Namun
demikian, ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut tidak menyiratkan bahwa menghias bangunan
itu dilarang sama sekali. Jika demikian halnya, baik al-Qur’an ataupun sunnah Nabi akan lebih
spesifik dan eksplisit menyatakan setiap larangan (haram).
Dari paparan di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa menghias bangunan yang dicela ialah
yang berlebih-lebihan, menimbulkan bahaya (misalnya mengganggu konsentrasi ketika
shalat), dan tidak memiliki manfaat yang jelas. Perancangan Islamic Center tidak harus
menggunakan prinsip yang ada dalam al Qur’an secara keseluruhan , namun terlebih dahulu
dilakukan pengambilan kesimpulan dari prinsip – prinsip Islam yang disesuaikan dengan
kebutuhan objek, pengguna, tempat, dan waktu sehingga dapat digunakan dengan jelas dan
tepat pada rancangan.
Menurut Utami (2004), secara garis besar arsitektur Islam merujuk pada ayat-ayat ‘Quraniyah’
(berasal dari Al-Quran) dan ‘Kauniyah’ (bentuk hukum alam). Jadi, menurut beliau arsitek
harus mampu memenuhi The law of God dan ‘The Law of Nature’. Konsep arsitektur Islam
adalah olahan yang mempunyai sifat tidak merusak alam dan harus sesuai dengan apa yang
dibutuhkan. Hal ini mengingatkan pada karya arsitektur tokoh arsitektur modern, Le Corbusier,
dengan konsep “pilotis” yang memilih mengangkat bangunan sehingga kehadiran bangunan
di atas bumi ini tidak merusak hijaunya rerumputan.
Arsitektur sebagai salah satu bidang keilmuan, hendaknya juga selalu berpegang pada nilai-
nilai Islam yang bersumber pada al-Qur’an. Objek arsitektur dihasilkan sebagai karya seorang
arsitek hendaknya menerapkan nilai-nilai Islam sehingga objek arsitektur tersebut tidak
bertentangan dengan nilai tauhid, syariah, dan nilai - nilai akhlakul karimah. Banyak karya-
karya arsitektur Islam di berbagai belahan dunia memiliki tujuan yang satu, yaitu untuk
beribadah dan berserah diri kepada Allah. Meskipun demikian, bentuk dalam arsitektur Islam
yang berprinsip pada nilai-nilai islami itu tidak hanya hadir dalam bentuk fisik yang satu dan
seragam, melainkan hadir dalam bahasa arsitektur yang beragam (Auliayahya, 2010).
Menurut Noe’man (2003) beberapa nilai dasar Islam yang penting dijadikan landasan bagi
peradaban Islam termasuk arsitektur sebagai pedoman perancangan, diantaranya:
Rahmat bagi alam semesta (rahmatan lil ‘alamin). Dalam QS. Al Anbiyaa (21) : 107,
disebutkan bahwa Nabi diutus tidak lain adalah untuk membawa rahmat bagi seluruh
alam.
Ramah Lingkungan (As Salam), sejahtera, aman tidak membahayakan lingkungan
seperti yang diterangkan dalam QS. Yunus (10): 25, seorang muslim khalifah di muka
bumi, tidak merusak lingkungan menjaga kelestarian lingkungan dan harus menjadi
rahmat bagi seluruh alam. Alam yang dimaksud disini termasuk tumbuhan/tanaman,
binatang, tanah, air dan sebagainya.
Fithroh, bahwa Islam sejalan dengan fitrah manusia (asal kejadian/suci) seperti yang
diterangkan dalam QS. Ar Rum (30): 30.
Fungsional, tidak mubazir seperti yang diterangkan dalam QS. Al Isro’ (17): 27.
Berkesinambungan (tawazun), yaitu dalam QS. Al Hijr (15): 19:
“Bahwa kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gununggunung
dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran”.
Hikmah, bahwa segala sesuatu harus berdasar hikmah seperti yang diterangkan dalam
QS. Al Jum’ah (62): 2.
Estetis (jamilun), keindahan seperti yang diterangkan dalam sebuah hadits bahwa
Allah itu indah dan mencintai keindahan.
Kehidupan bertetangga, memperlakukan tetangga dengan baik adalah salah satu cara
mewujudkan tatanan sosial yang baik seperti yang dijelaskan dalam QS. An Nisa (4):
36:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib - kerabat, anak - anak yatim,
orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat,
ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang sombong dan membangga - banggakan diri”.
Dengan demikian prinsip-prinsip arsitektur Islam secara umum dapat disimpulkan sebagai
berikut (Omer, 2009) :
kurma yang sudah ditebang tersebut dimanfaatkan kembali untuk acuan dinding masjid
yang mengarah ke qiblat.
3. Kebersihan (cleanliness)
Kebersihan yang dimaksudkan adalah kebersihan badan, rumah, halaman, jalan,
pasar, sungai, dan lingkungan sekitar. Karena kebersihan merupakan cabang dari
keimanan, sebagaimana sering ditemukan slogan bahwa kebersihan merupakan
sebagian dari iman, yang demikian itu sudah disampaikan oleh Rasulullah. Arsitektur
Islam harus dikenal dalam penerapan prinsip ini. Rasulullah sangat memperhatikan
kebersihan seluruh kota Madinah pada umumnya dan kebersihan masjid pada
khususnya. Beliau juga menyampaikan bahwa Allah adalah dzat yang suci dan
mencintai kebersihan.
pelajaran pada umat Islam untuk berbagai masalah termasuk dari keunggulan yang
menyeluruh.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, arsitektur modern dapat dipisahkan mejadi dua
kata yaitu “arsitektur” yang berarti seni dan ilmu merancang serta membuat konstruksi
bangunan, jembatan dan sebagainya serta “modern” yang berarti terbaru atau mutakhir.
Arsitektur modern juga memiliki beberapa pengertian lain, diantaranya :
Wahid dan Alamsyah (2013) dalam tulisannya menjelaskan bahwa pada era arsitektur modern,
fungsionalisme merupakan dasar pemikiran utama. Fungsionalisme dimaksudkan sebagai
penghambat penggunaan yang tidak tepat dari bentuk yang penuh gaya akan tetapi tidak
cocok dengan maksud bangunannya. Semboyan “Form Follow Function” yang diungkapkan
oleh Louis Sullvian memberi pandangan bahwa bentuk merupakan turunan dari fungsi dan
fungsi menciptakan serta mengorganisir bentukSebuah bangunan modern harus setia pada
dirinya sendiri, dalam bentuk yang tembus pandang dan bersih dari hal-hal yang tidak
diperlukan sehingga dapat menyesuaikan dengan dunia mekanis dan pengangkutan yang
cepat.
Semboyan “Machine for Living” yang ditegaskan oleh Le Corbusier memberikan pandangan
bahwa dunia bangunan harus memiliki sifat yang efisiensi, rendemen, ekonomi dan harus
mencapai semaksimum mungkin seperti dalam perekayasaan setiap mesin. Le Corbusier juga
memberikan pandangannya terhadap tipologi pada arsitektur modern yang menjelaskan
bahwa tipologi berupa objek produksi masal yang melihat bahwa elemen dari kolom rumah
sampai dengan kota sebagai sebuah analogis karena rasionalisme ilmu pengetahuan dan
sistem produksi teknologi adalah wujud nyata daripada bentuk yang paling progresif.
Arsitektur modern juga menonjolkan hubungan antara sisi-sisi suatu segiempat dan isinya,
rasio atau perbandingan bagian-bagian di dalamnya sebagai suatu komposisi (Smithies,
1982). Selain itu, hubungan antara bahan bangunan padat dan rongga dari jendela - jendela
atau bukaan lainnya dari bagian dalam juga memberi pengaruh terhadap ruang - ruang yang
terbentuk oleh penataan bahanbahan padat yang mengelilingi disekitarnya. Aspek-aspek
kesatuan dalam arsitektur modern juga menjadi hal yang cukup dominan. Pada karya Le
Corbusier “Falling Water”, elemen-elemen horizontal sangat dominan dan menciptakan efek
rongga dengan perpaduan material padat. Penonjolan sangan kuat pada elemen-elemen
horizontal berupa katilever dari material yang padat. Pada karya Le Corbusier yang lainnya
“Sainte Marie de La Tourrete”, tercipta sebuah bentuk sederhana berupa blok serta
menampilkan sesuatu yang logis. Penekanan yang sangat menonjol adalah elemen-elemen
horizontal. Selain itu, pada salah satu karya Frank Lloyd Wright, perpaduan antara elemen
vertikan dan horizontal menciptakan kontras pada setiap elemennya. Elemen horizontal
memberikan efek padat sedangkan elemen vertikal memberikan efek ringan.(Smithies, 1982)
Menurut Utami (2004), arsitektur Modern mempunyai spirit yang menawarkan konsep
kesederhanaan, kejujuran dan fungsional serta rasional yang tidak mengada - ada. Arsitektur
modern menolak tradisi, budaya dan unsur-unsur masa lalu sebagai sumber kebenaran.
Pandangan ini membawa moralitas baru dalam arsitektur, yaitu antitradisi, anti ornamen serta
lebih mementingkan kejujuran (kejujuran material, struktur dan fungsi). Akibatnya, pengertian
estetika mengalami pergeseran. Yang disebut ”indah” tidak lagi berupa olahan yang penuh
tempelan ornamen. Produk arsitektur merupakan konsekuensi logis dari kejujuran tersebut.
Visualisasi bangunan mempunyai olahan yang sederhana (simple), bersih (clean) dan jelas
(clear), melalui beberapa slogan yaitu “Ornament is crime”, “Form Follow Function” atau “Less
is More” atau pemakaian beton kasar ekspos (“brutalism”) dari Le Corbusier sebagai elemen
estetis. Mengandung pengertian penggunaan ornamen pada bangunan sudah tidak sesuai
lagi dengan tuntutan fungsionalnya dan semangat jaman.
Tawaran konsep yang dimiliki arsitektur modern tersebut merupakan suatu pemikiran yang
menarik dan inspiratif karena sesuai dengan semangat konsep Islami. Pandangan ini sangat
kuat
Berikut ini data non fisik untuk perancangan Islamic Center ini :
Lokasi Tapak
Batas tapak
Utara
Di sebelah utara yang berbatasan langsung dengan tapak ada kawasan Lembaga
Pemasyarakatan Anak – Anak Kelas 1 Tangerang
Timur
Di arah timur yang berbatasan langsung dengan tapak, yaitu jalan Sekunder dengan lebar
jalan sekitar 9 m untuk dua arah.
Selatan
Barat
Berikut ini merupakan hasil analisa ruang, pengguna dan kegiatan yang terjadi di
rumah , antara lain:
Terlampir
Terlampir
Terlampir
Pengguna atau user Islamic Center ditunjukan dalam skema berikut ini:
1. Pengunjung
Masyarakat yang berkunjung untuk mengikuti acara atau kegiatan di dalam atau luar
gedung, baik yang mengadakan acara maupun yang mengikuti acara.
2. Pengelola
Orang yang mengatur segala kebutuhan atau kegiatan yang berkaitan dengan gedung
Islamic Center.
3. Service
Orang yang menyuplai barang atau kebutuhan dalam gedung, baik untuk acara yang
diselenggarakan maupun untuk kebutuhan gedung itu sendiri.
Berikut ini analisa yang berkaitan dengan kegiatan di Islamic Center, baik itu kegiatan
pengunjung, pengelola serta bagian service.
Site
Jalan Raya
1. Analisa Makro
Dibawah ini adalah analisa secara makro yang ada disekitar site, antara lain:
Pada analisa lingkungan makro diketahui bahwa letak site berada tidak jauh dari Pusat
Pemerintahan Kota Tangerang yang berada di sebelah timur site. Sebelah barat site
terdapat permukiman warga, sedangkan sisi utara site terdapat Lembaga
Pemasyarakatan Anak – Anak Kelas 1.
2. Analisa Mezo
Dibawah ini adalah analisa secara mezo yang ada disekitar site, antara lain:
Islamic Center ini secara mezzo dapat melayani masyarakat yang radiusnya lebih
dekat dibanding secara makro. Secara mezzo, terdapat beberapa bangunan, salah
satunya ada Kantor Pelayanan Pajak Pratama dan Kantor Walikota Tangerang.
Sebagian besar yaitu permukiman warga dan jalan, serta ada beberapa lahan kosong.
3. Analisa Mikro
Lokasi terletak di kecamatan Tangerang, kelurahan Suka Asih tepatnya Jl. Satria
Sudirman, lokasi ini berada di kawasan pusat kota baru Tangerang.
Lokasi yang terletak di Kawasan pusat kota baru Tangerang menggambarkan bahwa
jalur tersebut banyak dilalui kendaraan, baik kendaraan pribadi maupun umum. Jalan
yang dapat dipilih untuk menuju lokasi tapak diantaranya yaitu ; (1) Melalui Jalan Daan
Mogot dan (2) Melalui Jalan Satria Sudirman.
Berikut ini merupakan gambar respon terhadap analisa pencapaian eksisting dengan
pengolahan letak zoning ruang.
Tanggapan
1. Membuat orientasi massa kearah utara selatan atau sisi yang paling lebar pada
bangunan menghadap utara dan selatan.
2. Membuat pepohonan pada sisi area tapak sebagai buffer panas.
3. Meletakan massa bangunan dekat dengan vegetasi pada tapak sebagai peneduh
bangunan.
4. Membuat bukaan passive pada fasad bangunan untuk pemaksimalan cahaya alami.
5. Meletakkan zona service dan ME pada sisi barat dan timur tapak sebagai buffer
matahari.
Tanggapan
Tanggapan
1. Peredam kebisingan dan mengurangi efek pemanasan yang diakibatkan oleh radiasi
energi matahari dan penapis cahaya silau.
2. Penahan angin; untuk membangun sabuk hijau yang berfungsi sebagai penahan angin
perlu diperhitungkan beberapa faktor yang meliputi panjang jalur, lebar jalur.
3. Meningkatkan resapan air sehingga akan meningkatkan jumlah air tanah yang akan
menahan perembesan air laut ke daratan.
BAB IV : KONSEP
Untuk memulai perancangan perlu diadakan pemeriksaan apakah semua data dan informasi
sudah jelas dan memungkinkan untuk dimulainya proses perancangan. Dalam tahap ini data
dan informasi dianalisa dan diolah sehingga akan menghasilkan hal – hal berikut.
Pada bab ini akan menguraikan konsep rancangan berdasarkan hasil analisa (analisa non
fisik, fisik, dan pertimbangan arsitektur) yang telah dilakukan pada bab sebelumnya.
1. Zona
Zoning secara horizontal maupun vertikal dibuat seefisien mungkin agar pengunjung
tidak merasa bingung. Zona tersebut dikelompokkan menjadi zona service, zona
utilitas, zona pengelola, dan zona umum/publik. Zona tersebut secara vertikal dibagi
atas zona bising tinggi, bising sedang, bising rendah dan tidak bising. Zona bising tinggi
terdiri dari ruang yang tingkat pengunjungnya lebih banyak.
2. Sirkulasi
Dalam perencanaan, sirkulasi dibuat semaksimal mungkin untuk memudahkan
pengunjung, pengelola dan service. Sirkulasi pengelola pun di pisah dengan
pengunjung. Koridor pun dibuat linear agar lebih memudahkan pencapaian ke ruang
yang dituju.
3. Aksesibilitas
Lift dibedakan untuk pengunjung, pengelola dan service. Untuk aktivitas service
disediakan ramp agar lebih memudahkan . Jalur pejalan kaki pun disediakan agar tidak
terganggu dengan lalu lalang kendaraan.
Perancangan Islamic Center ini menerapkan konsep arsitektur modern, dimana desain yang
akan diterapkan adalah gaya - gaya minimalist yang sederhana. Arsitektur modern memiliki
ciri – ciri yang sesuai dengan prinsip – prinsip islam, seperti gaya yang sederhana tanpa
banyak ornamen dan kejujuran dalam material. Oleh sebab itu, gaya modern cocok untuk
diterapkan dalam perancangan Islamic Center ini.
1. Bentuk Dasar
Massa bangunan untuk Islamic Center ini diambil dari bentuk dasar segi empat. Segi empat
merupakan bentuk yang sederhana dan paling sering digunakan dalam bangunan.
Pengambilan bentuk ini didasarkan atas beberapa hal, diantaranya:
2. Transformasi Bentuk
Pada facade bangunan dilakukan dua perlakuan yang berbeda, shading (secondary skin) pada
sisi yang menggunakan kaca dengan tujuan untuk meminimalisir radiasi matahari yang masuk
ke dalam bangunan dan ekpos material batu alam pada bagian bangunan yang tertutup (tidak
membutuhkan kaca). Shading didesain dengan pola/pattern arabic untuk memberi kesan
islami pada bangunan dan ukiran pattern arabic/islami pada batu alam yang di ekspos. Kedua
hal tersebut dilakukan untuk memberi keindahan (ukiran//pattern arabic) dengan kejujuran
material (batu alam ekspos).
Struktur untuk bangunan dengan 5 lantai dan 1 bassement ini menggunakan pondasi tiang
pancang, kolom sebagai penahan gaya lateral, balok dan pelat sebagai penahan beban
vertikal.
Pada bangunan ini juga terdapat bantalan penahan gempa. Ketika terjadi gempa, bantalan
tersebut meminimalisir resiko keretakan atau kehancuran pada bangunan. Ada pergeseran
antar lantai namun tidak signifikan. Hal tersebut karena bantalan tersebut yang berubah posisi
dan bagian kolom keatas tidak mengalami pergeseran yang berakibat runtuhnya bangunan.
DAFTAR PUSTAKA
Jurnal: