Anda di halaman 1dari 53

Dinas Perumahandan KawasanPermukiman

KotaSamarinda

Penyusunan Dokumen Rencana


Pengembangan dan Pembangunan
Perumahan dan Kawasan
Permukiman Perkotaan (RP3KP)
KotaSamarinda

Samarinda, 19 November 2018


Outline Pembahasan

1 Gambaran Umum Wilayah Perencanaan

Profil Eksisting Perumahan dan Kawasan


2 Permukiman Kota Samarinda

3 ANALISA PEMBANGUNAN & Pengembangan Pkp

4 Arahan pembangunan & pengembangan pkp

RP3KP KOTA SAMARINDA


Gambaran Umum Wilayah

Kota Samarinda mencakup wilayah seluas


71.800 Ha atau 718 Km2. Kota
Samarinda dibelah oleh Sungai Mahakam
yang merupakan sungai terbesar di
Kalimantan Timur. Secara administratif
Kota Samarinda terdiri dari 10 kecamatan
dan 53 desa

RP3KP KOTA SAMARINDA


Kondisi Demografi
Jumlah
Luas Kepadatan Distribusi Penduduk Kota
Penduduk Samarinda (%)
No Kecamatan Wilayah Penduduk
Tahun 2017 Sungai Palaran
(Ha) (Jiwa/Ha) Pinang 7% Samarinda
(Jiwa) 13%
Ilir
Samarinda
Kota
1 Palaran 60.701 22.129 3 Samarinda 9%
4%
2 Samarinda Ilir 71.156 1.718 41 Utara Sambutan
14% 7%
3 Samarinda Kota 70.080 1.112 63 Samarinda
Samarin
da…
4 Sambutan 57.434 10.095 6 Ulu Sungai
5 Samarinda Seberang 74.604 1.249 60 15% Kunjang
14%
6 Loa Janan Ilir 34.653 2.613 13
7 Sungai Kunjang 119.587 4.304 28 Loa Janan
Ilir
8 Samarinda Ulu 127.490 2.212 58 8%
9 Samarinda Utara 120.305 22.952 5
10 Sungai Pinang 107.436 3.416 31 Piramida Penduduk Kota Samarinda
Total 843.446 718.00 308 65+
60-64
55-59
Luas wilayah terbesar berada di Kecamatan 50-54
45-49
Samarinda Utara yakni 229,52 km2, sedangkan 40-45
35-39

proporsi luas wilayah terkecil berada di Kecamatan 30-34


25-29

Samarinda Kota yakni 11,12 km2. Kemudian, 20-24


15-19
10-14
kepadatan penduduk tertinggi ialah Kecamatan 5-9
0-4
Samarinda Kota. -60.000 -40.000 -20.000 0 20.000 40.000 60.000

Perempuan Laki-Laki

RP3KP
RP3KPKOTA
KOTASAMARINDA
SAMARINDA
Profil Eksisting PKP
Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah bangunan rumah terbanyak yakni
No Kecamatan Rumah Th. Presentase
Penduduk KK
2017
1 Loa Janan 9.250 12.356 11316 7,43%
Kecamatan Sungai Kunjang sebesar
2 Palaran 11.491 73.541 12898 9,22%
3 Samarinda Ilir 11.975 67.447 13601 9,61% 22.282 unit rumah (17,898). Sementara
4 Samarinda Kota 7.317 216.567 8235 5,87%
5 Samarinda 6.132 98.128 8376 4,92% itu, Kecamatan Samarinda Seberang
Seberang
6 Samarinda Ulu 20.393 115.932 22913 16,37% merupakan kecamatan yang memiliki
7 Samarinda Utara 11.370 150.648 12066 9,13%
8 Sambutan 8.329 77.480 9065 6,69% jumlah bangunan rumah tersedikit yakni
9 Sungai Kunjang 22.282 108.760 24435 17,89%
10 Sungai Pinang 16.039 121.917 18111 12,87% 6.132 unit rumah (4,92%).
Jumlah 124.578 1.042.775 141016

Luas Lantai
Bangunan Kondisi Atap Kondisi Dinding Jenis Lantai
No Kecamatan hunian/jiwa
>7,2m2/ <7,2m2/ Tidak Bukan
Bocor Baik Rusak Tanah
jiwa jiwa Bocor Tanah
1 Loa Janan 8651 599 9017 141 8973 183 9113 44
2 Palaran 10092 1399 11233 256 11125 362 11165 323
3 Samarinda Ilir 10269 1706 11224 614 11141 694 11672 163
4 Samarinda Kota 6483 834 7132 89 7038 182 7220 1
5 Samarinda Seberang
5621 511 5913 219 5842 291 6049 52

6 Samarinda Ulu 18164 2274 19947 446 19919 474 20137 174
7 Samarinda Utara 10240 1130 10829 143 11034 170 11038 166

8 Sambutan 7647 682 8147 180 8020 308 8151 173


9 Sungai Kunjang 20120 2238 21805 253 21732 323 21942 113
10 Sungai Pinang 14620 1421 15526 478 15451 551 15476 612
Jumlah 111907 12794 120773 2819 120275 3538 121963 1821
RP3KP KOTA SAMARINDA RP3KP KOTA SAMARINDA
Permukiman Tradisional
Kel. Desa Budaya Pampang

Sejarah dari Desa Pampang ini berawal dari Sekitaran th. 1960-an,
Pada saat itu Suku Dayak Apokayan serta Kenyah berdomisil di
lokasi Kutai Barat serta Malinau, yang lalu pindah lantaran tidak ingin
berhimpun atau tidak mau turut kedalam lokasi Malaysia dengan
motif serta harapan skala pendapatan atau ekonomi yang
menjanjikan. Rasa nasionalisme mereka berikut yang lalu bikin
mereka pilih tinggal serta tetaplah berhimpun dengan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

Setelah hidup berpindah-pindah untuk mencari tempat bermukim


dan berladang hingga akhirnya mereka hidup menetap di Desa
Pampang dan bergotong royong dalam membentuk lingkungan
huniannya. RP3KP
RP3KPKOTA
KOTASAMARINDA
SAMARINDA
Permukiman Tradisional
Terbentuknya Kota Samarinda diawali dengan datangnya sekelompok suku
Bugis Wajo yang dipimpin oleh La Mahong Daeng Mangkona akibat
kerusuhan di Kerajaan Bone. Rombongan Bugis Wajo datang ke daerah
kerajaan Ing Martadipura hingga mereka di izinkan bermukim di daerah
Kerajaan Ing Martadipura.
La Mohang Daeng Mangkona dan pengikutnya diberi daerah Loa Buah di
tepi sungai Mahakam. Setelah ditempati, ternyata daerah itu tidak cocok
untuk lahan persawahan karena terdiri atas tanah berbukit-bukit. Lalu La
Mohang Daeng Mangkona menghadap Sultan Pangeran Dipati Modjo
Kusumo agar diberi tanah datar yang cocok sebagai lahan persawahan. Atas
kemurahan hati sang raja, permintaan La Mohang Daeng Mangkona
dikabulkan dan diberi tempat di daratan rendah di tepi kiri Sungai Mahakam.

Kel. Kampung Tenun dan


Kel. Masjid

RP3KP
RP3KPKOTA
KOTASAMARINDA
SAMARINDA
Arahan Pembangunan dan
Pengembangan Perumahan dan
Kawasan Permukiman

Hasil Analisis PKP

Penyusunan Dokumen Rencana Pengembangan dan


Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perkotaan (RP3KP) Kota Samarinda
Kependudukan
Proyeksi Penduduk Kota Samarinda Hingga Tahun 2037

Jumlah Penduduk (Jiwa)


No Kecamatan
2017 2022 2027 2032 2037
1 Kecamatan Loa Janan Ilir 71170 72213 73272 74346 75435
2 Kecamatan Palaran 214115 223600 233505 243848 254650
3 Kecamatan Samarinda Ilir 72216 72289 72361 72433 72506
Kecamatan Samarinda
4 63052 73298 85209 99055 115152
Seberang
Kecamatan Samarinda
5 115457 112682 109974 107331 104751
Ulu
Kecamatan Samarinda
6 107397 117448 128439 140459 153603
Utara
7 Kecamatan Sambutan 44166 45490 46853 48257 49703
Kecamatan Sungai
8 111888 113394 114920 116466 118034
Kunjang
Kecamatan Sungai
9 90562 89742 88928 88123 87324
Pinang
Kecamatan Samarinda
10 39297 42238 45400 48798 52450
Kota
Total 929320 962392 998860 1039116 1083610

RP3KP
RP3KPKOTA
KOTASAMARINDA
SAMARINDA
Kebutuhan Pembangunan PKP Baru
Kebutuhan Rumah untuk MBR
Tabel Jumlah rumah (unit) untuk pemenuhan kebutuhan MBR di Kota Samarinda

Terdapat 4 Kecamatan yang defisit akan ketersediaan


rumah MBR yakni Kecamatan Palaran, Samarinda Ilir,
Samarinda Seberang dan Utara.

RP3KP
RP3KPKOTA
KOTASAMARINDA
SAMARINDA
DAYA DUKUNG & DAYA TAMPUNG

LP mΤJ P
𝐷𝑃𝑃𝑚 =
𝑎
Keterangan:
❖ DPPm : Daya Dukung Permukiman
❖ JP : Jumlah Penduduk Proyeksi Tahun 2037
❖ LPm : Luas lahan yang layak untuk permukiman (Ha)
❖ a : Koefisien luas kebutuhan ruang (Ha/Kapita)

Koefisien luas kebutuhan ruang


(Ha/Kapita) diasumsikan
dengan nilai 36 m2 , yang
kemudian dikonversikan ke Ha.
Kebutuhan Lahan Pengembangan PKP dengan Konsep Hunian
Berimbang
Tabel Kebutuhan Rumah untuk Pembangunan PKP

Nilai (+) menunjukan ketersediaan


lahan yang surplus untuk menampung
sampai dengan tahun 2037.
Nilai (-) menunjukan ketersediaan
lahan yang defisit untuk menampung
sampai dengan tahun 2037

Kecamatan Samarinda Ilir, Samarinda Seberang


dan Samarinda Kota mengalami defisit lahan
untuk pembangunan perumahan dan
permukiman baru.
Tabel Ketersediaan Lahan untuk Pembangunan PKP
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran,
Kebijakan, Strategi RP3kP
Kota Samarinda

Penyusunan Dokumen Rencana Pengembangan dan


Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perkotaan (RP3KP) Kota Samarinda
Visi & Misi
VISI “Mewujudkan Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Samarinda menuju
TEPIAN KOTAKU, Berwawasan Lingkungan dan Hijau, dan Mampu
Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat”
MISI
1. Menangani permasalahan perumahan dan kawasan permukiman, yaitu backlog, rumah tidak layak
huni, rumah liar, kawasan kumuh, dan penyediaan lahan perumahan, serta pemakaman;
2. Mengembangkan pusat-pusat permukiman dan kawasan pendukungnya yang didukung sistem
infrastruktur perumahan dan permukiman yang memadai, aman, produktif dan berkelanjutan serta
terintegrasi dengan sistem pengembangan kota;
3. Mewujudkan kualitas perumahan dan kawasan permukiman yang sehat, aman dan nyaman untuk
mewujudkan lingkungan hunian yang berkelanjutan;
4. Mewujudkan lembaga penyelenggara perumahan dan permukiman yang efisien, tata laksana yang
profesional dan efektif dengan menerapkan prinsip transparan, kesetaraan dan berorientasi pada
pelayanan publik, serta menjamin kepastian kepemilikian hunian kepada masyarakat;
5. Mengembangkan skema pembiayaan dalam pembangunan perumahan dan kawasan permukiman yang
kreatif dan terjangkau serta harmonis antar berbagai pemangku kepentingan.

RP3KP KOTA SAMARINDA


Tujuan
1. Terselesaikannya permasalahan penanganan perumahan dan kawasan permukiman di Kota
Samarinda secara proporsional dengan prinsip win-win solution bagi semua pihak;
2. Mewujudkan ketersediaan rumah layak dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat dalam
lingkungan perumahan dan kawasan permukiman yang berkualitas dan berkelanjutan;
3. Meningkatkan kualitas lingkungan perumahan dan kawasan permukiman dengan cakupan
pelayanan infrastruktur yang memadai untuk kesejahteraan masyarakat menuju Kota Samarinda
Hijau Bersih Sehat (HBS);
4. Meningkatkan sinergitas pembangunan dan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman
melalui pemerataan pembangunan perumahan dan permukiman dan kesempatan pengembangan
diri bagi semua lapisan masyarakat;
5. Mengembangkan kapasitas daerah dan keterpaduan antara lembaga penyelenggara perumahan
dan permukiman di Kota Samarinda;

6. Mendorong pengembangan inovasi sistem dan sumber pembiayaan pembangunan perumahan


dan kawasan permukiman serta keterpaduan antar pemangku kepentingan

RP3KP KOTA SAMARINDA


Sasaran
1. Terselesaikannya permasalahan perumahan dan permukiman yaitu backlog, rumah tidak
layak huni, rumah liar, kawasan kumuh, dan penyediaan lahan perumahan, serta
pemakaman dan secara proporsional dengan win-win solution bagi semua pihak;
2. Terwujudnya distribusi perumahan dan permukiman yang layak di seluruh wilayah sesuai
dengan kondisi wilayah dan kebutuhan semua lapisan masyarakat;
3. Terwujudnya perumahan dan lingkungan permukiman yang layak dan terjangkau bagi
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dengan didukung prasarana, sarana dan utilitas
umum yang memadai;
4. Terwujudnya pemberdayaan masyarakat mandiri dan sejahtera serta jaminan keamanan dan
kenyamanan bertempat tinggal;
5. Terwujudnya penataan perumahan dan permukiman pada kawasan strategis kota, kawasan
cepat tumbuh (pusat perekonomian kota), kawasan bersejarah, kawasan tradisional (sosial
budaya), kawasan perbatasan, kawasan pariwisata, serta kawasan rawan bencana;
6. Terwujudnya kelembagaan perumahan yang harmonis dan terorganisir dengan didukung
oleh alternatif pola pembiayaan pembangunan perumahan dan permukiman yang efektif
dan efisien.

RP3KP KOTA SAMARINDA


Kebijakan & Strategi
1. Pencapaian perumahan dan kawasan permukiman yang layak huni dan terjangkau bagi seluruh
lapisan masyarakat.
Strategi:
a. Pengembangan perumahan yang bertumpu pada keswadayaan masyarakat dan sinergitas antara lembaga penyelenggara
pengembangan perumahan dan kawasan permukiman.
b. Penyelesaian permasalahan perumahan dan kawasan permukiman secara terintegrasi dan proporsional dengan prinsip
win-win solution.
c. Mengarahkan pengembangan perumahan dan kawasan permukiman sesuai dengan arahan Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota Samarinda;
d. Menyediakan arahan mitigasi bencana sebagai penanganan perumahan dan kawasan permukiman yang berada di
kawasan rawan bencana.
e. Mengarahkan pusat-pusat pembangunan permukiman kawasan permukiman baru dan kawasan permukiman yang telah
ada.
f. Menyediakan bank lahan untuk pengembangan perumahan dan kawasan permukiman
g. Pemenuhan penyediaan rumah yang layak huni dan terjangkau bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
h. Peningkatan kualitas perumahan dan kawasan permukiman baik secara fisik maupun lingkungan disekitranya.
i. Mengurangi Luasan Permukiman Kumuh Sesuai SK Walikota dan meningkatkan kualitas lingkungan permukiman untuk
mencegah timbulnya kawasan permukiman kumuh baru

RP3KP KOTA SAMARINDA


Kebijakan & Strategi
2. Mewujudkan pemenuhan kebutuhan Prasarana, Sarana dan Utilitas perumahan dan
kawasan permukiman yang layak, sehat dan dapat dijangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat.

Strategi:
a. Penyediaan Prasarana dan Sarana Umum (PSU) perumahan dan kawasan permukiman yang aman dan
berkualitas.
b. Pengembangan infrastruktur hijau kawasan permukiman.
c. Menyediakan infrastruktur dan fasilitas bagi masyarakat berkebutuhan khusus

3. Kelembagaan perumahan dan kawasan permukiman yang harmonis dan berkelanjutan


Strategi:
a. Harmonisasi hubungan antar pemangku kepentingan bidang perumahan dan kawasan permukiman yang
berkelanjutan;
b. Pemantapan penyelenggaraan perumahan dan permukiman yang menjamin pelaksanaan secara tertib dan
terorganisir;
c. Peningkatan akses pembiayaan pembangunan dan Pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman;
d. Pengawasan dan peningkatan kualitas orang atau badan hukum yang menyelenggarakan perumahan dan kawasan
permukiman

RP3KP KOTA SAMARINDA


Kebijakan & Strategi
4. Penyiapan dan pengembangan skema dan sumber alternatif pembiayaan
Strategi:
a. Penyusunan regulasi dan deregulasi peraturan untuk mempermudah investasi di sektor
pembangunan perumahan dan kawasan permukiman.
b. Penyusunan insentif dan disinsentif untuk pembangunan dan pengembangan perumahan
dan kawasan permukiman.
c. Penyusunan skenario pembiayaan yang akomodatif sesuai dengan kapasitas dan
kemampuan masyarakat di segala lapisan.
d. Pengembangan sistem government guarantee fund untuk pengembangan perumahan dan
kawasan permukiman terutama untuk permukiman yang ditujukan kepada MBR serta
masyarakat yang tidak bankable.
e. Menfasilitasi pemberian bantuan sebagian pembiayaan pembangunan, pemilikan, atau
perbaikan rumah layak huni.
f. Penyaluran dana hibah dan CSR untuk pengembangan social housing

RP3KP KOTA SAMARINDA


Arahan
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Bentuk Penyediaan PKP

Penyusunan Dokumen Rencana Pengembangan dan


Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perkotaan (RP3KP) Kota Samarinda
Bentuk Penyediaan PKP (Perumahan Swadaya)

Perumahan Swadaya
Upaya penyediaan swadaya diartikan sebagai pola
penyediaan perumahan yang diupayakan secara
mandiri pembangunannya oleh masyarakat. Bentuk
upaya penyediaan rumah oleh masyakat dapat
berupa pengkavlingan lahan, pengadaan sarana dan
prasarana setempat, perencanaan bangunan,
pelaksanaan pembangunan rumah dan kegiatan-
kegiatan lainya. Bentuk realitas upaya masyarakat
dalam penyediaan rumah ditunjukan dengan
permukiman eksisting yang lingkungan permukiman
murni dikelola oleh masyarakat secara gotong
royong tanpa adanya campur tangan dari para
pengembang perumahan
Bentuk Penyediaan PKP (Perumahan Formal)
Konsep Umum
Pembangunan & Pengembangan Perumahan Formal
❖ Kriteria hunian berimbang, kecuali jika seluruhnya untuk
bangunan rumah:
✓ 1 MW : 2 RM : 3 RSH (Permenpera7/2013: Penyelenggaraan
Perumahan dan Kawasan Permukiman dengan Hunian Berimbang)
✓ Lokasi dalam 1 hamparan (min 1000 rumah) atau tidak dalam 1
hamparan (min 50 rumah).
❖ RSH minimal tipe 36 m2 & luas kavling 60 – 200 m2.
❖ Min luas rumah sejahtera tapak (RST) yang bisa mengajukan
KPR melalui Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan
(FLPP) bisa di bawah 36 m2
❖ Lokasi: bebas dari pencemaran & kebisingan, bebas banjir dg
kemiringan tanah 0-15%, kepastian hukum terhadap tanah &
bangunan, mudah diakses.
❖ Kepadatan perumahan:
✓bukan rusun: luas lahan min 1 ha dan/atau jumlah hunian min 50
unit. Luas lahan RSH min 25% dari luas lahan seluruh perumahan.
❖ Untuk menciptakan lingkungan perumkim yg layak & efektif,
✓ pengembang perumahan dg luas lahan < 6 ha, membentuk
konsorsium di bawah asosiasi pengembang perumahan dg
sistem land readjustment, land sharing, land consolidation, dll.
❖ Wajib menyediakan PSU perumahan
Bentuk Penyediaan PKP (Perumahan Formal &Swadaya)
Konsep Umum
Pembangunan & Pengembangan Perumahan Formal

10% dari luas kavling


digunakan sebagai ruang Gambar. Ilustrasi Rumah Sederhana Sehat
terbuka hijau privat Sumber : Kepmen Permukiman dan Prasarana Wilayah No.403/KPTS/M/2002
Tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sederhana Sehat
Bentuk Penyediaan PKP (Perumahan Formal)
Konsep Umum
Pembangunan Hunian Vertikal
❖ Kepadatan perumahan:
Luas lahan min 1 ha dan/atau jumlah hunian min100 unit. Luas unit RSH
min 20% dari luas lantai keseluruhan.
❖ Prasarana Rumah Susun
✓ Dimensi saluran drainase didesain berdasarkan pada debit rata-rata air
buangan selama jam maksimum dari hari maksimum pemakaian air.
Debit air buangan untuk daerah rumah susun tergantung dari besarnya
konsumsi pemakaian air bersih, koefisien penyaluran (discharge
coefficient) adalah 0,7 – 0,9. Bentuk saluran yang bisa digunakan adalah
bulat dengan aluran maksimum 70% diameter pipa. Kecepatan
minimum aliran dalam saluran 60 cm/det.
✓ Sumber air direncanakan dari PAM dan sumur dalam, kebutuhan air
bersih bangunan unit rusun diperhitungkan 75 - 150 liter/orang/hari
dalam jangka waktu 8 - 10 jam atau 1 m³/hari/100m². Water treatment
dilakukan bila kualitas air tidak memenuhi nilai ambang yang
ditentukan.
✓ Untuk menghitung kebutuhan pengelolaan persampahan, yang
diperhitungkan adalah sampah rumah tangga 6,25 liter dengan
perhitungan 1 unit rumah susun terdiri dari 5 jiwa (1,25
liter/orang/hari).
✓ Untuk kebutuhan listrik dan telepon akan dipenuhi oleh PLN dan PT.
Telkom sesuai dengan kebutuhan perumahan dan permukiman
Arahan
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Arahan Pembangunan PKP Baru

Penyusunan Dokumen Rencana Pengembangan dan


Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perkotaan (RP3KP) Kota Samarinda
Arahan Pembangunan & Pengembangan PKP Baru

Zona Permukiman Baru Zona Permukiman Industri & Zona


Permukiman Cepat Tumbuh
❖ Diarahkan untuk membangun landed housing ❖ Hunian pekerja dibangun secara vertikal di
berkonsep hunian berimbang dengan sekitar kawasan industri.
kepadatan permukiman tinggi. Proporsi lahan ❖ Terdapat barrier (zona penyangga) antara
terbangun 70% serta 30% lahan non- perumahan pekerja dengan operasional
terbangun. industri.
❖ Hunian untuk MBR diarahkan untuk ❖ Sangat tidak diperbolehkan untuk membangun
dibangun secara vertikal. perumahan baru didekat dan/atau diatas jalur
❖ Permukiman yang berdekatan dengan gas.
industri/pertambangan harus terdapat barrier
RP3KP KOTA SAMARINDA
Arahan Pembangunan & Pengembangan PKP Baru

Aerolane

Zona Permukiman Aeropolis

❖ Diarahkan untuk pembangunan real estate dan berpola konsentris.


❖ Proporsi pembangunan perumahan yakni 55% untuk bangunan
rumah dan 45% untuk RTH serta PSU.
❖ Pembangunan perumahan perlu memperhatikan ketinggian
bangunan.
❖ Diprioritaskan untuk membangun perumahan yang jenisnya rumah
tapak.
❖ Diperuntukkan kawasan permukiman kepadatan rendah.
❖ Permukiman yang berdekatan dengan industri/pertambangan harus
terdapat barrier
RP3KP KOTA SAMARINDA
Arahan Pembangunan & Pengembangan PKP Baru

Zona Permukiman Hunian


Berimbang

1. Kawasan dengan kemampuan lahan sedang


diperuntukkan bagi permukiman kedapatan rendah
dan kawasan dengan kemampuan lahan tinggi
diperuntukkan bagi perumukiman kepadatan tinggi
2. Menerapkan komsep hunian berimbang dan
proporsi lahan terbangun 70% serta 30% lahan
non-terbangun. Diharuskan terdapat barrier (zona
penyangga) antara tepian sungai mahakam dengan
perumahan dan kawasan permukiman.
3. Diprioritaskan untuk membangun perumahan yang
jenisnya rumah tapak.

RP3KP KOTA SAMARINDA


Arahan
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Arahan Peningkatan Kualitas PKP

Penyusunan Dokumen Rencana Pengembangan dan


Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perkotaan (RP3KP) Kota Samarinda
Arahan Peningkatan Kualitas PKP

Zona Permukiman Kumuh ❖ Penanganan permukiman kumuh


berdasarkan tingkat kekumuhan dan
legalitas tanah:
✓ Tingkat kumuh rendah dan status tanah
illegal maka relokasi.
✓ Tingkat kumuh rendah dan status tanah
legal, maka preservasi dan renovasi
❖ Terdapat barrier (zona penyangga) antara
perumahan dengan badan sungai.
Skema Relokasi.

Apartemen
Transit

Permukiman
Permukiman Baru
Kumuh

Perbaikan Lokasi
Rumah Baru

RP3KP KOTA SAMARINDA


Arahan Peningkatan Kualitas PKP

Zona Permukiman Bersyarat


(Samarinda Ilir)
1. Pada kawasan perdagangan dan jasa diarahkan
untuk kawasan permukiman kepadatan tinggi.
2. Diarahkan setiap bangunan
rumah/gedung/dll membangun sumur
resapan, guna dapat menyerap air limpasan
permukaan.
3. Pada kawasan perdagangan dan jasa diarahkan
konsep bangunan hunian menggunakan
konsep mix used.
4. Model penataan bangunan rumah di kawasan
permukiman nelayan berorientasi menghadap
sungai, sehingga dapat diterapkan konsep
riverside city
5. Penataan kawasan permukiman nelayan
mengikuti pola inside out clustering

RP3KP KOTA SAMARINDA


Arahan Peningkatan Kualitas PKP

Zona Permukiman Bersyarat


(Samarinda Seberang)

1. Konsep bangunan hunian menggunakan


konsep mix used.
2. Diharuskan terdapat barrier (zona
penyangga) antara kawasan permukiman
tradisional dengan kawasan permukiman
lainya

Zona Permukiman Bersyarat


(Samarinda Kota)
1. Pembangunan perumahan vertikal.

2. Diperuntukkan untuk permukiman


kepadatan tinggi

RP3KP KOTA SAMARINDA


Arahan Peningkatan Kualitas PKP
Zona Permukiman
Tradisional

Zona Inti

Zona Pendukung

Zona Penyangga

❖ Zona Inti, tidak diperbolehkan untuk membangunan


perumahan dan permukiman dan sebagiannya yang dapat
mengganggu kegiatan utama wisata budaya di Desa Budaya
Pampang.
❖ Zona Pendukung, diperbolehkan untuk membangun fasilitas
yang dapat mendukung kegiatan wisata seperti toko souvenir,
oleh-oleh, rumah makan, guest house/hostel/hotel dll
❖ Zona Penyangga, diperbolehkan untuk membangun budidaya
lainnya secara terbatas seperti perumahan dan permukiman
(berkepadatan rendah). Ketinggian bangunan harus
memperhatian Kawasan Keselamatan Operasional
Penerbangan (KKOP).
RP3KP KOTA SAMARINDA
Arahan
Pembangunan dan
Pengembangan
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Arahan Penanganan PKP Tertentu

Penyusunan Dokumen Rencana Pengembangan dan


Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perkotaan (RP3KP) Kota Samarinda
Arahan Penanganan PKP Tertentu

KONSEP PENANGANAN Bantaran Sungai


Peningkatan status lahan permukiman berdasarkan nilai historis
Dilakukan penataan untuk menampilkan kekhasan pemukiman tepi sungai:
1. Menghidupkan transportasi sungai,
❖ Meliputi penyediaan sarana dan prasarananya
2. Menghidupkan kegiatan ekonomi di sungai
❖ Dengan cara meletakkan simpul-simpul pasar diantara beberapa permukiman pinggir sungai
3. Menata permukiman dengan mempertimbangkan:
❖ Orientasi kawasan tertuju ke sungai
❖ Fasade bangunan ke arah sungai
❖ Aksesebilitas dua arah, dari sungai ke darat dan dari darat ke sungai
❖ Ada hubungan antara jalan darat beserta fasilitas publiknya dengan sungai
❖ Tampilan sungai terlihat dari daratan
4. Memperbaiki sanitasi lingkungan menggunakan teknik baru dengan masih
mempertimbangkan kebiasaan masyarakat dalam berinteraksi dengan sungai
5. Menghentikan pertumbuhan permukiman baru di tepi sungai
6. Membongkar bangunan ilegal dan berumur kurang dari 50 tahun untuk dipindahkan ke
tempat lain atau diberikan solusi dengan permukiman lanting
7. Menjaga ekosistem sungai dengan cara mengendaikan :
❖ Sedimentasi sungai
❖ Kebersihan sungai
CATATAN: Sesuai dengan UU No 7 / 2004 yg memberi pengakuan terhadap hak ulayat masyarakat adat, maka
pemda perlu segera membuat Perda mengenai Permukiman pada Bantaran Sungai yang mengatur tentang
pelestarian budaya, pembangunan baru serta sangsinya, wilayah yg dipertahankan & yg perlu direlokasi serta
aturan lain yang berkaitan dengan permukiman lama serta pelestarian kawasan tersebut.
Arahan Penanganan PKP Tertentu

KONSEP PENANGANAN Bantaran Sungai


Relokasi (Resettlement)
 KONSEP RESETTLEMENT (World Bank Organization)
1. Replacement cost (warga mendapatkan ganti rugi)
2. Income Restoration (meningkatkan standar hidup dan
pendapatan)
3. Squatters and Eucroachers (sasaran: warga yg tinggal di
lahan dan bangunan yang tidak memiliki ijin & tidak
seusai deg tata ruang)
4. Displacement (dilakukan atas dasar yang jelas)
5. Indigenous Peoples (dipersiapkan secara matang &
disesuaikan dg kondisi sosial budaya setempat)
6. persiapan & pelaksanaan dilakukan berpedoman:
 Baselines Surveys, Sensus masyarakat, yang akan
dipindahkan beserta hak miliknya.
 Survei kondisi sosial ekonomi masyarakat yang akan
dipindahkan.
 LOKASI RELOKASI permukiman liar sepanjang
bantaran sungai :
1. Di sepanjang sungai akan tetapi di luar bantaran sungai,
2. Di lokasi baru (rusun maupun non rusun) yang
lokasinya telah disepakati bersama & tidak terlalu jauh
dari lokasi awal untuk menjaga perikehidupan warga
tetap berjalan dengan baik.
IndikasiProgram
Perumahan dan
Kawasan Permukiman
Kota Samarinda

Penyusunan Dokumen Rencana Pengembangan dan


Pembangunan Perumahan dan Kawasan Permukiman
Perkotaan (RP3KP) Kota Samarinda
Indikasi Program

RP3KP KOTA SAMARINDA


Indikasi Program

RP3KP KOTA SAMARINDA


Indikasi Program

RP3KP KOTA SAMARINDA


Indikasi Program

RP3KP KOTA SAMARINDA


Indikasi Program

RP3KP KOTA SAMARINDA


Indikasi Program
Indikasi Program
Indikasi Program
Indikasi Program
Indikasi Program
Indikasi Program
Indikasi Program
Indikasi Program
Indikasi Program
Indikasi Program
Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman
Kota Samarinda

Sekian dan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai