Tim PMK3I
Direktorat Fasilitasi Infrastruktur Fisik
Deputi Infrastruktur
Badan Ekonomi Kreatif
2018
KaTa Kreatif
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
Penasehat Editor
Triawan Munaf Juni Soehardjo
Ricky Joseph Pesik
Tim Pelaksana
Pengarah Safrida Fatmawati, Raden Zulfikar,
Hari Santosa Sungkari Resya Wulanningsih, Nadia
Selliane Halia Ishak Imansari, Safira Kirami Bararah,
Ary Afiyatur Rahman
Penanggung Jawab
Slamet Aji Pamungkas Desain & Layout
Fariz Rizky Wijaya
Tim Studi Naila Conita
Ramalis Sobandi, Ashwin Sasongko,
Djoko Agung Harijadi, Lolly Amalia
Abdullah, Binar Tyaghita, Adib Toriq
Dilarang untuk mengganti isi buku ini dan mencetak dan memperjualbelikannya.
Semua isi dan rancangan ada dalam perlindungan Undang-undang.
ISBN: 978-602-5989-04-9
Cetakan Pertama Oktober 2018
“Ekonomi Kreatif harus
menjadi tulang punggung
ekonomi Indonesia”
Ir. H. Joko Widodo
Temu Kreatif Nasional 2015
BSD City Kabupaten Tangerang,
4 Agustus 2015
Foto : www.medcom.id
Kata Pengantar
Langkah Jejaring
Kabupaten/Kota
Kreatif Indonesia
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
KaTa Kreatif
04
emetaan potensi dan permasalahan ekonomi kreatif di tingkat pusat dan daerah
menjadi prasyarat penting untuk mengembangkan ekonomi kreatif di Indonesia.
Dokumen ini merupakan catatan langkah dan temuan lapangan ketika Tim
Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia (PMK3I) Bekraf memetakan
keragaman budaya dan kekayaan kreatif guna menyiapkan infrastruktur yang diperlukan
untuk terwujudnya misi berperannya Ekonomi Kreatif di tahun 2025 yang dicanangkan
oleh Presiden RI.
Proses identifikasi mandiri secara bottom up yang merangkul para pelaku dicatat,
dipublikasikan dan dilanjutkan dengan upaya aktivasi ekosistem ekraf di kabupaten/kota
untuk kemudian dihubungkan dan dihidupkan secara offline dan online sehingga
menjangkau pasar dan ekosistem yg lebih luas. Secara bertahap kegiatan ini akan
menghubungkan rantai kreasi dari setiap subsektor ekraf di Indonesia dengan
mengoptimalkan kekayaan budaya, keunggulan dan jejaring masing-masing daerah
maupun subsektor.
Sampai dengan bulan Agustus 2018, www.kotakreatif.id telah diakses oleh 2058 pelaku
kreatif dari 204 kabupaten/kota di Indonesia. Secara offline, komitmen daerah untuk
menguatkan ekosistem ekraf dengan prioritas spesifiknya telah disepakati oleh 46
kabupaten/kota. Penelusuran di daerah ternyata mempertemukan Tim dengan talenta
dan produk yang luar biasa, yang belum pernah kita dengar tetapi sudah mendunia.
Dokumen ini diharapkan menjadi bagian dari upaya akselerasi serta penguatan
kolaborasi ekosistem ekraf berbasis budaya dan keragaman Indonesia. Selanjutnya
akselerasi ini bisa mendorong terjadinya kolaborasi dan scaling up oleh pelaku ekraf yang
passionate dan berpikiran luas, didukung oleh pemahaman atas kemajuan teknologi yang
dinamis.
Proses identifikasi mandiri dari bawah ke atas (bottom up) ini telah melibatkan para
pelaku aktor dan kesemuanya telah dicatat, dipublikasikan dan dilanjutkan dengan
aktivasi ekosistem ekonomi kreatif di kabupaten/kota untuk kemudian dihubungkan dan
dihidupkan secara offline dan online sehingga menjangkau pasar dan ekosistem yg lebih
luas. Diharapkan secara bertahap kegiatan ini bisa menghubungkan rantai kreasi dari
setiap subsektor ekonomi kreatif di Indonesia dengan mengoptimalkan kekayaan
budaya, keunggulan dan jejaring masing-masing daerah maupun subsektor. Data-data
yang telah terkumpul dari kegiatan ini diharapkan menjadi pedoman dalam merancang
dan mengaplikasikan kebutuhan infrastruktur ekonomi kreatif.
Pembacaan data dan informasi agregat yang diolah secara kualitatif tersebut diharapkan
dapat menjadi penambah nilai di saat pengambilan keputusan bagi semua aktor. Data dan
informasi menunjukkan bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya
manusia yang merupakan potensi yang tak terperi dalam membangun Indonesia sebagai
negara maju. Subsektor seni pertunjukan (33%), subsektor kriya (23%) dan subsektor
kuliner (18%), yang paling banyak disepakati sebagai andalan kabupaten/kota, oleh
karenanya ketiga subsektor tersebut patut untuk digali dan dikembangkan lebih lanjut.
Buku ini diharapkan menjadi bagian dari upaya akselerasi serta penguatan kolaborasi
ekosistem ekonomi kreatif berbasis budaya dan keragaman Indonesia. Diharapkan pula,
buku ini mendorong terjadinya kolaborasi scaling up di antara pelaku ekonomi kreatif
yang bersemangat dan berfikiran luas didukung oleh pemahaman atas kemajuan
teknologi yang dinamis. Salam Kreatif!
Triawan Munaf
04 08 10 14
Kata Pengantar, Tentang PMK3I Sebaran Aktor Simpulan Kusioner /
Langkah Berjejaring (Penilaian Mandiri Komunitas Kreatif di Peta Pelaku
Kabupaten/Kota Kota dan Kabupaten Indonesia Komunitas
Kreatif Indonesia Kreatif Indonesia
18 22 26 28
Sebaran Aktor Bisnis Simpulan Kusioner / Doelkamid Djajaprana, Sambasunda, Rasa
Kreatif di Indonesia Peta Pelaku Sang Maestro Pahat Musik Otentik dari
Komunitas Batu Indonesia Tanah Pasundan
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
30 32 34 36
KaTa Kreatif
06
38 40 42 44
Hj Wirdah Hanim, Chrisye France Kadek Ganda Ismawan, Heru Joko Priyo
Kebangkitan Batik Longdong, Penggerak Kilau Perhiasan Bali Utomo, Pengembang
Tana Liek dari Paduan Suara dari Terinspirasi Budaya Tukangpedia dari
Minangkabau Utara Nusantara Tanah Banua Patra
46 50 54 58
Lini Masa PMK3I Daftar Peta Profil PMK3I Apa Kata Mereka
Kabupaten/Kota yang
Telah Uji Petik PMK3I
07
PMK3I Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota
Kreatif Indonesia
PMK3I bertugas untuk mengenali karakteristik dan merekomendasi subsektor unggulan daerah
bersangkutan yang menjadi bagian dari ekosistem ekonomi kreatif nasional. Program ini menggunakan
perangkat website dan aplikasi sebagai infrastruktur komunikasi yang bisa dipakai secara mandiri oleh
pelaku kreatif Indonesia dimanapun mereka berada. Isi laman tersebut adalah pedoman, borang
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
(formulir) serta aneka informasi yang diperlukan dengan fasilitasi dari Direktorat Fasilitasi Infrastruktur
Fisik dan Tim PMK3I serta dukungan Asesor PMK3I yang ditetapkan setiap tahun. Secara sistemik
program PMK3I melakukan langkah sebagai berikut
01 02 03
KaTa Kreatif
16 5 4 2
Subsektor Proses Aktor Keterkaitan
Sampai dengan 21 Juni 2018, program PMK3I ini telah berhasil mengelola data dan memetakan 192
kabupaten/kota, identifikasi diri oleh 1.837 aktor kreatif melalui website, identifikasi dan persetujuan
bersama atas subsektor unggulan dan langkah aktivasi ekosistem melalui proses PMK3I di 61
kabupaten/kota; serta pemetaan 371 aktor dan komunitas ekraf melalui komunikasi email;
mengidentifikasi dan memetakan perguruan tinggi yang terkait dengan enambelas subsektor ekonomi
kreatif, dan menginisiasi pemetaan bisnis ekonomi kreatif dan mengidentifikasi rantai nilai tambah ekonomi
dari empat subsektor unggulan yaitu kriya, seni pertunjukan, kuliner dan fesyen.
192 1.837
Kabupaten/Kota Aktor Ekonomi Kreatif
61 371
Kabupaten/Kota
Aktor Ekonomi Kreatif
catatan :
Empat subsektor terbanyak yang
dipilih oleh pendaftar secara
mandiri melalui website
Kuliner Fesyen Seni Pertunjukan Kriya
Peta Persebaran Komunitas Kreatif
di Indonesia Tahun 2018
Peta persebaran komunitas ini merupakan hasil interpretasi data
yang disampaikan langsung oleh 192 anggota komunitas yang
tersebar di 82 kabupaten/kota melalui kuesioner yang disebarkan
lewat email dari website Kota Kreatif pada bulan Juni 2018.
Data yang terkumpul menunjukkan bahwa komunitas tidak selalu mengkhususkan diri pada satu atau
lebih subsektor tertentu sehingga dalam peta akan ditemui persebaran komunitas multisubsektor.
Meskipun masih terpusat di Pulau Jawa, namun komunitas yang mengasosiasikan diri dengan kegiatan
terkait ekonomi kreatif dapat ditemukan di sebagian besar pulau – pulau lain di Indonesia.
Komunitas kreatif yang paling banyak ditemukan di kabupaten/kota di Indonesia adalah Film, Animasi dan
Video (15 kabupaten/kota), Seni Pertunjukan (15 kabupaten/kota) dan Kuliner (12 kabupaten/kota);
sementara yang terendah adalah Penerbitan dan Interior yang masing - masing baru ada/tercatat
keberadaannya di 1 kabupaten/kota dan itupun menjadi bagian dari komunitas yang multisubsektor.
Multisubsektor 36 / 43.90 %
Kuliner 12 / 14.63 %
Kriya 10 / 12.20 %
Periklanan 10 / 12.20 %
Aplikasi dan Pengembang 9 / 10.98 %
Permainan
Fesyen 6 / 7.32 %
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
Fotografi 6 / 7.32 %
Musik 5 / 6.10 %
Arsitektur 2 / 2.44 %
Penerbitan 1 / 1.22 %
Interior 1 / 1.22 %
*multisubsektor menunjukkan komunitas dengan kegiatan yang multi subsektor dan mewadahi spektrum
aktivitas yang luas dan beragam.
10
Aplikasi & Pengembang Permainan Periklanan Seni Rupa Film, Animasi dan Video
Pemetaan berdasrkan data Menunjukan komunitas yang
Fotografi Kuliner Musik Fesyen
komunitas dari kuisioner multi-sektor dan mewadahi
yang meliputi 194 Komunitas spektrum aktivitas kreatif
Penerbitan Kriya Desain Komunikasi Visual Televisi dan Radio
di 82 Kota/Kabupaten yang luas dan beragam
5 SUBSEKTOR TERBANYAK
Kelima subsektor komunitas terbanyak adalah kuliner;
film, animasi dan video; aplikasi dan pengembang
permainan; seni pertunjukan dan kriya. Dari enambelas
subsektor, yang belum teridentifikasi secara spesifik pada
komunitas adalah subsektor periklanan dan desain
interior.
KaTa Kreatif
13 14
Tipologi Peran Komunitas
Desain Interior 13 3 2 2
Desain Produk 22 9 3 4
Fesyen 22 23 5 3
Fotografi 24 9 3 4
Kriya 28 27 6 8
Kuliner 33 29 9 6
Musik 26 10 8 14
Penerbitan 16 2 3 -
Periklanan 14 2 1 -
Seni Pertunjukan 40 11 12 13
Seni Rupa 23 10 3 5
Total 95 81 47 24
Hampir semua subsektor didominasi oleh pelaku yang merupakan bagian dari
komunitas. Desain Komunikasi Visual dan Periklanan sangat kuat peran komunitas di
dalamnya. Namun pada subsektor fesyen, fotografi dan kuliner peran sebagai
komunitas sama kuatnya dengan peran sebagai pebisnis. Peran akademisi paling kuat
pada subsektor Desain Komunikasi Visual, sementara peran pemerintah paling kuat
pada subsektor musik dan seni rupa.
15
KOMUNITAS
KOMUNITAS
KOMUNITAS
BISNIS
AKADEMISI
KOMUNITAS
PEMERINTAH
Anggota komunitas Pemilik bisnis yang Anggota komunitas Anggota komunitas
48,96 % tersebar di tergabung dengan yang merupakan yang merupakan
57 kabupaten/kota komunitas 41,74%, akademis 24,22% pegawai pemerintah
Tersebar di 43 Tersebar di 30 12,37% , tersebar di
kabupaten / kota kabupaten/kota 17 kabupaten/kota
Secara umum pelaku yang aktif dalam komunitas, juga memiliki peran lain baik sebagai pebisnis,
akademisi dan pemerintah. Responden yang mengidentifikasi diri sebagai anggota komunitas saja
memiliki jumlah terbanyak, sementara yang mengidentifikasi diri sebagai anggota komunitas sekaligus
pemerintah adalah yang paling sedikit.
Cakupan jumlah komunitas sangat luas Dari data yang didapat dari borang,
mulai dari dibawah 10 orang hingga diatas sebagian besar komunitas kreatif di
1000 orang anggota. Dimana tercatat, Indonesia masih tergolong muda dimana
KaTa Kreatif
komunitas yang memiliki anggota adalah komunitas tersebut rata rata baru menjalani
IDH Production, komunitas musik Bandung. kegiatan selama 2 sampai 10 tahun.
16
ANGGOTA USIA
KOMUNITAS KOMUNITAS
Jumlah Anggota
4
o
as
k
m u nit
Di atas 1000
> 30 TAHUN
Jumlah Subsektor terbanyak
Jumlah subsektor :1
4 Musik
Subsektor terbanyak : Musik
Jumlah subsektor Kab/Kota
2 3 Kab/Kota :1
Jumlah Anggota
501 - 1000 3
o
as
k
m u nit
21-30 TAHUN
1 Fotografi
Jumlah subsektor Kab/Kota Jumlah subsektor :4
1 1 Subsektor terbanyak : Seni Pertunjukan
Kab/Kota :3
Jumlah Anggota
101 - 500
Jumlah Subsektor terbanyak 12
o
as
k
30 Kuliner m u nit
11-20 TAHUN
7 21
Jumlah subsektor :7
Subsektor terbanyak : Seni pertunjukan
Kab/Kota : 12
Jumlah Anggota
51-100
Jumlah Subsektor terbanyak
20 Kuliner
Jumlah subsektor Kab/Kota 122
o
6 16
as
k
m u nit
m u nit
Jumlah Anggota
< 1 TAHUN
Pelaku bisnis yang paling banyak ditemukan di kabupaten /kota di Indonesia adalah kuliner (23
kabupaten/kota), fesyen (18 kabupaten/kota) dan kriya (11 kabupaten/kota); sementara yang terendah
adalah seni rupa yang baru ditemukan di 1 kabupaten/kota
Multisubsektor 28.85 %
Kuliner 22.12 %
Kriya 10.58 %
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
Periklanan 1.92 %
Penerbitan 3.85 %
KaTa Kreatif
*multisubsektor menunjukkan komunitas yang bergerak di lebih dari satu subsektor dan mewadahi
spektrum aktivitas yang luas dan beragam.
18
Aplikasi & Pengembang Permainan Periklanan Seni Rupa Film, Animasi dan Video
Pemetaan berdasrkan data Menunjukan komunitas yang
Fotografi Kuliner Musik Fesyen
komunitas dari kuisioner multi-sektor dan mewadahi
yang meliputi 194 Komunitas spektrum aktivitas kreatif
Penerbitan Kriya Desain Komunikasi Visual Televisi dan Radio
di 82 Kota / Kabupaten yang luas dan beragam
5 SUBSEKTOR TERBANYAK
Kelima subsektor komunitas terbanyak adalah kuliner;
fesyen, periklanan, penerbitan dan kriya. Sudah
teridentifikasi enambelas subsektor ekonomi kreatif.
KaTa Kreatif
Desain Interior 3 2 2 0
Desain Produk 6 5 8 0
Fesyen 27 20 5 1
Fotografi 4 8 2 1
Kriya 16 16 6 3
Kuliner 48 25 7 3
Musik 1 8 4 1
Penerbitan 6 3 4 0
Periklanan 3 4 3 0
Seni Pertunjukan 5 8 5 2
Seni Rupa 5 6 4 0
Hampir semua subsektor didominasi oleh pelaku yang merupakan bagian dari komunitas. Film,
Animasi dan Video ; Aplikasi dan Pengembang Permainan; Desain Komunikasi Visual dan Seni
Pertunjukan sangat kuat peran komunitas di dalamnya. Namun pada subsektor kuliner, fesyen,
dan kriya peran sebagai komunitas lebih dan sama kuatnya dengan peran sebagai pelaku bisnis.
Peran akademis paling kuat pada subsektor aplikasi dan pengembang permainan sementara
peran pemerintah paling kuat pada subsektor kriya dan kuliner.
23
KOMUNITAS
BISNIS
BISNIS
AKADEMISI
PEMERINTAH
BISNIS
BISNIS
KaTa Kreatif
24
“Diharapkan secara bertahap
kegiatan ini bisa menghubungkan
rantai kreasi dari setiap subsektor
ekonomi kreatif di Indonesia
dengan mengoptimalkan
kekayaan budaya, keunggulan
dan jejaring masing masing
daerah maupun subsektor”
Triawan Munaf
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia
25
Doelkamid Djajaprana
Sang Maestro Pahat Batu Indonesia
etaknya memiliki keunikan sendiri. Jika ditarik garis lurus secara imajiner, maka desa ini terletak
tepat di titik tengah antara Candi Borobudur dan kaki Gunung Merapi. Hal unik ini diyakini
masyarakat sekitar sebagai salah satu bukti sejarah mengapa terdapat banyak pemahat batu di desa
ini. Banyaknya pematung juga diperkirakan karena melimpah-ruahnya bahan utama yaitu batu andesit
yang berasal dari perut gunung berapi. Perihal bahan utama yang berlimpah dari gunung berapi tersebut
adalah karena desa ini berdekatan dengan lereng Gunung Merapi yang merupakan kawasan bebatuan
hasil dari letusan gunung yang aktif tersebut.
KaTa Kreatif
Tersebutlah Doelkamid Djajaprana, salah seorang pelopor pemahat batu di Desa Prumpung yang kurang
lebih sudah 65 tahun berkecimpung di ranah ini. Menurut ingatannya, pada kurun waktu 1930-1950an,
pemahat batu di desa itu hanyalah ayahnya, Salim Djojopawiro, dan kakaknya, Wirodikromo, yang saat itu
turut bekerja dalam pemugaran Candi Borobudur. Djojopawiro dianggap sebagai perintis kerajinan batu
dengan menghasilkan produk antara lain: cobek, muntu (ulekan), kijing (pusara), nisan, lumpang batu,
pipisan batu, dan kebutuhan rumah tangga lain waktu itu.
26
Pada perkembangan selanjutnya, Doelkamid memiliki peran sangat penting terhadap perkembangan seni
pahat batu di Muntilan. Dimulai pada 1959, Doelkamid bersama kedua saudaranya mendirikan “Sanjaya”,
yaitu sanggar pahat batu miliknya yang kelak merupakan tempat berkumpulnya para pengrajin dan
seniman pahat batu untuk bertukar ide dan keterampilan. Awal mulanya, Doelkamid hanya memproduksi
duplikat arca kepala Buddha yang ia contoh dari bentuk aslinya di Candi Borobudur. Sempat ragu dan
takut dianggap berdosa karena bisa dianggap melanggar kesucian ajaran Buddha, Doelkamid malah
mendapatkan respon positif dari seorang pedagang barang antik. Sejak itulah pesanan terhadap hasil
karya Doelkamid mengalir deras.
Berkembangnya upaya Doelkamid ini berimbas kepada meningkatnya kebutuhan akan tersedianya
pengrajin kriya yang terlatih, sehingga pada akhirnya perkembangan industri sejenis bertumbuh subur di
kawasan Muntilan. Sepanjang dasawarsa 1960 hingga 2010, setidaknya telah tercatat sekitar 300-an unit
usaha kriya yang tersebar di sepanjang jalan antara Yogyakarta dan Magelang. Unit usaha tersebut
diantaranya berupa galeri, toko seni, sanggar, dengan karya yang tak melulu menghasilkan kebutuhan
rumah tangga, tetapi juga miniatur candi, patung Buddha, patung Gupala, patung Ganesha, patung antik
Wisnu dan Siwa, lampion, air mancur, gapura klasik, relief, dan sebagainya.
Tak sedikit tokoh yang kagum atas karyanya. Doelkamid tercatat pernah diundang oleh tokoh-tokoh
nasional untuk membuat karya pahat batu pesanan mereka. Dari mulai Jenderal Gatot Soebroto, Presiden
Soeharto, Presiden Megawati hingga Perdana Menteri India saat itu. Mendengar kesuksesannya tersebut,
banyak orang berbondong-bondong berdatangan ke Desa Prumpung untuk menimba ilmu dengan
Doelkamid.
Hasil karya sang Maestro Doelkamid bahkan mencapai tingkatan nasional dan internasional. Tercatat
terdapat beberapa karya monumental yang telah berhasil diciptakan olehnya antara lain Monumen
Bambu Runcing (Surabaya), Makam Sukarno (Blitar), Koleksi Candi di Taman Mini Indonesia Indah
(Jakarta), Duplikat Candi Gedongsongo (Semarang), Patung Homo Erectus di Museum Manusia Purba
Sangiran (Sragen), Relief Monumen Jenderal Sudirman (Pacitan), Miniatur Candi Sewu di anjungan Jawa
Tengah (Semarang). Apabila bertamasya di sekitar kawasan Yogyakarta, sempatkan lah ke Muntilan untuk
menikmati proses pembuatan hasil karya tak ternilai dari Sang Maestro batu andesit yang tak ada duanya
ini. (Zulf)
27
Sambasunda
Rasa Musik Otentik dari Tanah Pasundan
enis musik yang diusung pun dapat dikategorikan sebagai musik kontemporer, karena tak hanya
memainkan alat musik tradisional seperti Permainanlan, gendang, suling, angklung, kecapi, dan
gong, akan tetapi mereka juga memainkan alat musik seperti biola, gitar, keyboard, drum, bahkan
synthesizer. Dari segi aransemen, Sambasunda memiliki kekhasan sendiri. Alunan irama musik tradisional
yang kental (kolaborasi Permainanlan Sunda juga Permainanlan Bali), dibalut dengan groove pop yang
upbeat dan singkup jazz yang tak asing ditelinga. Sedangkan dari lirik lagunya, bait-bait kata yang
diterapkan merupakan rangkaian kata bahasa Sunda yang umum dipergunakan. Bahkan ada beberapa
yang mengutip syair kaulinan budak, semisal pada lagu "Jaleuleuja".
28
Tak sedikit panggung internasional yang telah mereka jajal. Pada tahun 1999, Sambasunda dianugerahi
penghargaan Best Performance di Multicultural of Asian Music Festival di Colombo, Sri Lanka. November
2002, Sambasunda diundang pemerintah China untuk berpartisipasi dalam 2002 Nanning International Art
Festival of Folksongs di kota Nanning-Guangxi, China. Kemudian pada Juni 2006, Sambasunda melakukan
tur ke beberapa negara Eropa seperti, Italia, Belanda, Norwegia, Perancis, Jerman dan Austria. Sementara
di Inggris, Sambasunda telah manggung di berbagai festival antara lain Bath Festival, Salisbury Festival,
Streatham Festival, Lamer Tree Festival, juga Rhythm Sticks International Drum 7 Percussion di Queen
Elizabeth Hall, London. Pada tahun 2008, mereka tampil pada peringatan 55 Tahun Hubungan
Indonesia-Brazil yang digelar di Club Monte Libano, Brazil pada 2008.
Didirikan oleh komposer multi-instrumental, Ismet Ruchimat, nama Sambasunda berasal dari kata ‘Samba’
dalam pengertian Sunda merujuk pada ‘anak-anak muda dalam masa pubertasnya yang penuh semangat’.
Selain makna tersebut, nama grup seni ini merujuk pada seorang tokoh wayang bernama Pangeran Samba,
putera dari Betara Kresna dari kisah Mahabharata. Sebelum nama Sambasunda tercetus, tercatat
setidaknya sudah dua kali grup musik ini mengganti namanya. Pada saat berdiri tahun 1990, nama awal
mereka adalah ‘Prawa’, kemudian pada tahun 1997 nama Prawa ini diganti menjadi ‘CBMW’. Nama ini
terus dipakai hingga beberapa saat setelah diluncurkanya album perdana yang bertajuk "Rhythmical in
Sundanese People". Pada album tersebut terdapat sebuah lagu yang berjudul ‘Sambasunda’ yang
selanjutnya dijadikan nama grup yang hingga pada 2018 ini telah menghasilkan sedikitnya 17 album. Saat
ini, Sambasunda telah melangkah ke tahap berikutnya, yaitu regenerasi. Sambasunda membentuk
kelompok baru bernama Sambasunda Junior yang beranggotaan para siswa dari beberapa SMP di Kota
Bandung. (Zulf)
29
Arfian Fuadi
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
Arfian dan Arie lahir dari keluarga sederhana asal Salatiga, Jawa Tengah. Pada tahun 2005, Arfian, sang
kakak, lulus dari SMKN 7 Semarang. Seusai kelulusannya, ia bekerja serabutan mulai dari pedagang susu
sampai menjadi tukang tambal ban. Pada tahun 2009, Arfian mendapatkan pekerjaan di kantor pos.
Bermula dari bekerja sebagai penjaga malam, dia kemudian dipercaya menjadi petugas di loket
pengiriman surat. Dari pekerjaan itu, Arfian bisa menabung untuk membeli komputer bekas seharga Rp
1,5 juta yang ia jadikan modal awal untuk mendirikan perusahaannya, D’Tech Engineering pada tahun
2009.
Proyek pertama D’Tech Engineering sebagai suatu perusahaan adalah pesanan untuk membuat desain
komponen alat ukur perangkat medis. Dari proyek pertamanya tersebut, D’Tech Engineering mendapat
penghasilan US$ 15, yang langsung diinvestasikan untuk membeli software pendukung proses desain.
Selanjutnya adalah sejarah. D-Tech Engineering memiliki klien internasional yang banyak mereka
dapatkan dari salah satu situs freelance dunia. Sekarang, setiap bulan Arfian dengan D-Tech Engineering
menerima 10 – 20 proyek desain dari klien mancanegara yang berasal antara lain dari Kanada, Amerika
Serikat, Jerman, Australia, dan Selandia Baru.
Pada tahun 2018, perusahaan tersebut sudah memiliki 30 karyawan, dan memutuskan untuk
memfokuskan diri pada desain mekanik, dengan lingkup bisnis meliputi: mechanical engineering, mechanical
designing, product design, serta finite element analysis. Untuk menunjang kinerjanya, D’Tech Engineering
bertumpu kepada organisasi yang ramping dengan tim kecil yang terdiri atas enam orang desainer produk
berbakat, yang sebagian besar merupakan lulusan SMK, dan yang didukung oleh tiga orang project
manager.
Hingga tulisan ini dibuat, sudah terdapat lebih dari dua ratus proyek yang diselesaikan oleh D’Tech
Engineering seperti automatic smart parking system, high performance car chassis, hingga ultralight aircraft
development. Sementara untuk permintaan desain, D’Tech Engineering juga telah menghasilkan desain
pulpen, kerangka mobil, gantungan kunci hingga mesin jet. Klien-klien internasional mereka diantaranya
berasal dari Kanada, Amerika Serikat, Jerman, Australia, dan Selandia Baru. (Zulf)
31
Miftakhutin
Perajin Batik Rifaiyah:
Batik Multikultur yang Mengadopsi Ajaran Islam
Batik mana yang paling Anda minati? Batik Solo? Batik Jogja?
Atau batik Pekalongan? Nama ketiganya pasti sudah tidak asing
lagi di telinga. Tapi apakah Anda tahu batik khas Batang? Sekitar
7 kilometer dari pusat Kota Pekalongan, terdapat suatu Desa
bernama Kalipucang Wetan, tepatnya di Kabupaten Batang,
Jawa Tengah. Desa tersebut merupakan asal dari batik Rifaiyah.
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
KaTa Kreatif
atik Rifaiyah ini merupakan jenis batik yang kuat kaitannya dengan perkembangan agama Islam di
daerah tersebut. Awal mulanya, batik Rifaiyah dibawa oleh K.H. Ahmad Rifa’i. Saat menyebarkan
agama Islam di daerah dengan budaya Jawa yang kuat itu, K.H. Rifa’i mengajarkan cara membatik
kepada para murid-muridnya dengan mengacu kepada ajaran Islam. Sambil membatik, para seniman batik
ini mendendangkan senandung bernuansa Islam. Dari pemilihan motif, batik Rifaiyah pun mengacu pada
Kitab Tarajumah, kitab yang disusun oleh Kiai Rifai sehingga memiliki keunikan tersendiri.
32
Salah satu ajarannya ialah melarang menggambarkan makhluk hidup selain tumbuh-tumbuhan, kecuali
yang sudah mati atau pun yang sudah terpotong. Dalam islam, gambar motif hewan yang masih hidup
(utuh) jika dipakai sebagai pakaian, maka hukumnya adalah haram. Sehingga bila dilihat dari
motif-motifnya, batik Rifaiyah terkesan floral atau didominasi dengan motif tumbuh-tumbuhan. Beberapa
motif pun ada juga yang menyerupai gambar hewan, tetapi sudah tidak dalam keadaan utuh (contoh:
gambar ayam yang kepalanya sudah terlepas). Batik Rifaiyah dikenal juga dengan sebutan Batik Tiga
Negeri. Menurut pengamat batik, William Kwan, sebutan Batik Tiga Negeri diberikan jika warna merah,
biru dan cokelat dibubuhkan secara bersamaan pada sehelai kain batik. Tiga Negeri yang dimaksud itu
terdiri dari daerah Lasem yang terkenal dengan warna merahnya, daerah Pekalongan dengan warna
birunya, dan kawasan Solo dengan warna cokelat yang mendominasi. Batik Tiga Negeri ini menunjukkan
bahwa batik Rifaiyah merupakan hasil multikulturasi agama Islam dan budaya Jawa yang terakulturasi
dengan harmonis.
Namun demikian, meski memiliki kekhasan sendiri, beberapa tahun yang lalu batik Rifaiyah ini sempat
terancam keeksistensiannya. Menurut Miftakhutin, umur perajin batik Rifaiyah ini rata-rata berusia
diatas 35 tahun. Saat ini ada lebih dari 100 perajin batik di Batang, namun yang masih aktif membatik
hanya berjumlah sekitar 87 orang. Anak gadis zaman sekarang juga tidak lagi tertarik untuk membatik,
meskipun tercatat ada satu orang yang berusia 18 tahun. Padahal regenerasi perajin batik cukup penting
untuk melestarikan batik Rifaiyah yang unik dan dipenuhi oleh representasi ajaran Islam dan budaya
Jawa.
Sebagai upaya meregenerasi para pembatik di Batang, William bersama Utin (sapaan Miftakhutin)
mendirikan Kelompok Usaha Bersama (KUB) Tunas Cahaya guna meneruskan tradisi lama pengerjaan
pembatikan batik Rifaiyah. Kerja keras mereka menarik perhatian pemerintah pusat maupun pemerintah
daerah. Bantuan untuk mendukung upaya regenerasi serta pelestarian batik Rifaiyah datang dalam
berbagai bentuk. Badan Ekonomi Kreatif atau lebih dikenal sebagai Bekraf secara ajeg telah memberikan
pelatihan pembatikan selama 3 hari disetiap bulannya selama 3 bulan pada periode 2016 hingga 2017.
Selain itu, bantuan Bekraf juga berupa revitalisasi ruang kreatif dan sarana ruang kreatif kepada KUB
Rifaiyah berupa Bantuan Pemerintah.
Setelah upaya kerja keras KUB Rifaiyah ini semakin dikenal, maka penurunan peminat perajin tak lagi
menjadi halangan bagi pesebaran batik Rifaiyah ini. Bupati Batang, Wihaji, mewajibkan semua pegawai
negeri sipil (PNS) yang ada pada jajarannya untuk memakai batik setiap tanggal 8 pada setiap bulan
sebagai bentuk dukungan dan apresiasi atas karya-karya perajin batik setempat. Dengan dukungan
seperti itu, permintaan akan batik Rifaiyah terdongkrak dan jumlah perajin batik secara alamiah
bertambah. Sedangkan untuk pasar luar negeri, batik Rifaiyah sudah menembus pasar sedikitnya 3
negara, antara lain: Singapura, Laos dan Jepang. Hal ini membuat batik Rifaiyah pantas untuk disebut
batik Tiga Negari. (Zulf)
33
Langah Berjejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
Irna Mutiara
Perjalanan Perancang Fesyen dari Kota Bandung
KOTA KREATIF
KaTa Kreatif
34
28
Foto : www.aquila-style.com
Keseriusannya untuk terjun membangun industri dunia fesyen muslim juga ditunjukan
dengan mendirikan Islamic Fashion Institute (IFI) tahun 2016, aktif menjadi Advisory
Board di Ikatan pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) dan Japan Muslim Fashion
Association (JME) serta menjadi Ketua Komunitas Hijabers Mom. Saat ini, Irna yang
telah menekuni dunia fesyen sejak tahun 1985, adalah Vice-National Chairman
Indonesian Fashion Chamber (IFC) yakni asosiasi profesi fesyen di Indonesia. (SFR)
35
M. Suyanto
Menembus Dunia Animasi Skala Internasional
alam proses uji petik yang diselenggarakan pada tahun 2017 di Klaten, Jawa Tengah tim PMK3I
Bekraf menemukan M. Suyanto, selaku konseptor dan produser dari Battle of Surabaya. Ia adalah
KaTa Kreatif
juga founder dan saat ini menjabat sebagai Rektor Universitas AMIKOM Yogyakarta.
Pelajaran dari Battle of Surabaya, Film Animasi Indonesia dengan Pasar Internasional
Walaupun berdomisili di Jawa Tengah dan berkarya di Daerah Istimewa Yogyakarta, M Suyanto memulai
proyek ini dengan target pasar internasional. Hal ini dapat dikatakan menjadi hal yang membuat produksi
film animasi Battle of Surabaya menjadi menonjol. Battle of Surabaya sendiri menceritakan petualangan
Musa, seorang anak remaja penyemir sepatu yang menjadi kurir pada Pertempuran Surabaya. Film animasi
ini, yang digagas pada tahun 2012 dan memiliki Walt Disney sebagai konsultan dan Amazon sebagai
36 distributornya, tayang perdana di Indonesia pada 17 Agustus 2015.
Tema peperangan dipilih karena perang merupakan peristiwal yang sifatnya universal, hampir setiap
negara pernah mengalami dan bersinggungan dengan perang dalam sejarahnya. Nilai moral dari peperan-
gan kurang lebih sama yaitu peperangan tidak membawa kebaikan hanya membawa korban, namun di sini
diselipkan local values yaitu kekeluargaan, kepahlawanan dan kebangsaan. Perang di Surabaya dipilih
karena ‘ukurannya’, karena merupakan perang dengan korban terbesar menurut M.Suyanto, serta adanya
keterlibatan aktor internasional yaitu pasukan dari Inggris dan Jepang. Pemilihan tema dan peristiwa
sejarah menunjukkan keinginan untuk menampilkan universality tanpa kehilangan locality – menanamkan
nilai kekeluargaan, nasionalisme dalam format alur cerita yang universal.
Penokohan dan alur cerita sengaja dibuat lebih fokus pada eksplorasi cerita yang mungkin terjadi
sepanjang perang yang tidak tercatat dalam sejarah. Hal ini dilakukan selain untuk menghindari pembaha-
san hal–hal yang sensitif atau menimbulkan perdebatan, mengingat budaya masyarakat Indonesia yang
sebagian besar masih agak kaku dalam menerima berbagai interpretasi tokoh dalam kisah fiksi. Alasan
yang sama juga untuk membangun jembatan antara generasi zaman dulu dengan generasi saat ini.
Memilih anak–anak sebagai tokoh utama selain karena keinginan untuk mengajari anak – anak tentang
sejarah dan sikap kepahlawanan, juga karena dapat memberikan tokoh yang memiliki keterkaitan diri
(relatable) serta alur cerita yang secara universal dapat diterima berbagai kalangan.
Dari segi produksi, film animasi melibatkan antara lain 90-100 orang yang terbagi dalam beberapa divisi
antara lain background artist, animator, layout, sound, komposer dan penulis skrip. Berbagai pekerja dalam
divisi tersebut dikoordinasikan oleh sutradara. Selain produksi, yang cukup penting adalah tim marketing.
Berangkat dari perhitungan keuntungan The Wind Rises yang mencapai 118 juta USD, M. Suyanto
memperkirakan keuntungan untuk Battle of Surabaya dapat mencapai setidaknya 10% dari angka
tersebut. Untuk mencapai target tersebut tentunya dipersiapkan beberapa strategi pemasaran, tidak
hanya mengandalkan distribusi dari satu pihak saja.
Dalam ekosistem ekonomi kreatif, dikenal quadruple helix actor yang terdiri atas akademisi (academic)
pelaku bisnis (business), komunitas (community), pemerintah (goverment) yang secara umum dikenal dengan
singkatan ABCG. Menggunakan model ini, M. Suyanto, melalui Universitas AMIKOM berupaya memper-
temukan akademisi dan bisnis dalam sebuah konsep kerjasama private entrepreneur university. Mengawali
pendirian universitasnya dengan 44 mahasiswa di tahun 1993, pada saat ini Universitas AMIKOM sudah
memiliki program D3, S1 dan S2 dengan jumlah mahasiswa yang mencapai 12.882 orang pada tahun
2014. Pada akhirnya Universitas AMIKOM diangkat menjadi Perguruan Tinggi Swasta Percontohan
Dunia Model Private Entrepreneur oleh UNESCO.
37
Foto : @galcreative
Hj Wirdah Hanim
Kebangkitan Batik Tanah Liek dari Minangkabau
elain memiliki proses dan bahan pewarnaan yang khas dan alamiah, Batik Tanah Liek kuno menjadi
istimewa karena motif tradisional yang digunakan oleh pembuatnya ternyata menggambarkan
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
filosofi hidup suku Minangkabau. Motif kuno yang menggunakan kearifan lokal juga terdapat pada
motif-motif antara lain rumah gadang, itiak pulang patang, kaluak paku, pucuak rabuang, dan lain-lain.
Selain motif kuno, batik Tanah Liek ini merekam berbagai fenomena kehidupan sehari-hari orang
Minangkabau. Contoh motif yang mewakili dari suasana sehari-hari kaum tersebut adalah motif itiak
pulang patang yang menggambarkan kebiasaan itik yang berbaris rapi saat masuk kandang, hal yang
sekaligus melambangkan hubungan mamak atau paman dan kemenakan pada suku Minangkabau.
Setelah hilang dari peredaran selama bertahun-tahun, batik Tanah Liek muncul kembali di daerah
KaTa Kreatif
Sumanik, Kabupaten Tanah Datar pada tahun 1993. Awal kelahiran kembali batik Tanah Liek dapat
direkam saat terdapat penggunaan batik lama yang sudah tidak diproduksi lagi dalam upacara adat pada
tahun 1993. Kemunculan kembali batik Tanah Liek ini tak lepas dari pengamatan jeli dari Hj Wirda Hanim.
Ia memperhatikan bahwa batik kuno yang dikenakan para pemuka adat, datuak dan bundo kanduang
tersebut sudah lapuk dan robek-robek. Hj Wirda Hanim kemudian mengetahui bahwa batik kuno tersebut
tidak diproduksi lagi sejak 70 tahun sebelumnya. Ia juga menengarai bahwa pembuatan batik Liek ini
dimulai saat para pedagang dari negeri Cina masuk ke Minangkabau pada abad ke 16 sewaktu Kerajaan
Minangkabau berpusat di Pagaruyung, Batusangkar.
38
Dari hasil pengamatannya, Hj Wirda Hanim bertekad untuk
melestarikan dan memproduksi kembali batik Tanah Liek tetapi
terlebih dahulu ia memutuskan untuk mengadakan berbagai proses
penelitian, baik untuk pembelajaran maupun pembuatan serta
pemahaman makna, pengumpulan motif lokal dan berlanjut dengan
pembuatan paten.
hrisye France Longdong adalah salah seorang pelaku paduan suara di Kota Manado. Chrisye, yang
akrab dipanggil Chris, mengawali pengalaman paduan suara di Paduan Suara Blue Choir, Fakultas
Teknik Universitas Sam Ratulangi tahun 2001 ketika ia menjadi mahasiswa di fakultas yang sama.
Langkah Berjejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
Pada awalnya, Chris ikut kegiatan paduan suara untuk bersosialisasi dan sekedar mencari teman. Namun
cerita unik yang melatarbelakangi keikutsertaan Chris, yang pada saat itu berstatus mahasiswa, pada
kelompok paduan suara adalah agar mendapatkan makan gratis dari hasil menyanyi bersama kelompok
sehingga dapat menghemat pengeluaran makanannya. Kegiatan yang rutin dilakukan bersama kelompok
paduan suara ini adalah menyanyi untuk gereja, instansi pemerintah, pernikahan, ulang tahun bakti sosial,
KABUPATEN/KOTA KREATIF
konser, festival dan juga mengikuti berbagai kompetisi. Pada kurun waktu 2002-2008, Chris bersama Tim
Paduan Suara Blue Choir mengikuti Festival Paduan Suara Institut Teknologi Bandung (pada tahun 2002
dan 2004 dengan pencapaian mendapatkan medali emas), World Choir Games di Xiamen, China (pada
2006, dengan pencapaian mendapatkan medali emas). Selain bersama Tim Paduan Suara Blue Choir, Chris
juga membentuk Tim Paduan Suara Blue Singers Manado yang merupakan perkumpulan dari alumni Blue
Choir. Bersama Blue Singers Manado, Chris mengikuti 10th Orientale Concentus International Choral Festival
Singapore (pada tahun 2017, dan mendapatkan medali emas sebagai Runner Up), Manado Cantat (pada
tahun 2017, dengan perolehan medali emas sebagai Runner Up), dan di 8th Schumann Choir Competition
di Zwickau, Jerman (pada tahun 2018, sebagai pemenang kategori medali emas atau Winner Category Gold
Medal).
40
Foto : www.wikiwand.com
Foto: wikipedia.com
41
Kadek Ganda Ismawan
Kilau Perhiasan Bali Terinspirasi Budaya Nusantara
erusahaan keluarga turun temurun ini sudah berdiri sejak 39 tahun silam. Saat awal berdiri, usaha
ini diberi nama Ketut Sunaka Silversmith. Nama ini diambil dari nama ayah dari Kadek, yaitu I
Ketut Sunaka. Usaha ini dimulai dari sebidang kamar yang kemudian diubah menjadi sebuah toko
guna memajang perhiasan hasil karya I Ketut Sunaka itu sendiri, yang pada saat itu belum mempunyai
perajin perak. Seiring berjalannya waktu, pesanan dari berbagai negara terus berdatangan. Hingga pada
akhir tahun 1990 Ketut Sunaka Silversmith telah mempekerjakan hingga lebih dari 50 perajin perak di
Desa Celuk. Kadek sendiri merupakan generasi kedua penerus bisnis keluarganya ini.
42
Melanjutkan bisnis ini tidaklah semulus yang dibayangkan. Jatuh bangun berbisnis telah dialami oleh
Kadek. Dimulai saat krisis ekonomi pada tahun 1998-1999 yang menyebabkan pesanan terhadap hasil
karyanya turun drastis. Pada tahun 2000, Ketut memulai lagi bisnisnya. Saat itu, tingkat pesanan masih
belum stabil. Dua tahun berselang, yakni pada tahun 2002, tragedi Bom Bali berdampak menurunkan
tingkat pesanan produk perhiasan ini secara drastis. Kondisi yang berat tersebut tidak membuat Kadek
berputus-asa. Menghidupkan kembali usaha yang redup bukanlah hal yang mudah, bahkan sebagai
pengorbanannya, Kadek harus memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan sebagai manager hotel demi
fokus terhadap perkembangan bisnis keluarganya tersebut.
Tahun 2014 merupakan titik tolak bangkitnya brand ini. Merek Ketut Sunaka Silversmith ini akhirnya di
rebranding oleh Ketut menjadi Sunaka Jewelry, dengan tagline “Fine Contemporary Bali Jewelry”.
Menurutnya, moto ini mencerminkan visi Sunaka Jewelry yang hanya akan menghasilkan perhiasan
berkualitas baik, halus, indah, detail, dan nyaman dipakai. Gayanya pun masuk gaya “contemporary”, yaitu
sesuai dengan tren mode terbaru, dengan tetap menampilkan ciri khas Nusantara.
Menimbang banyaknya perajin perak yang memiliki hasil serupa di Desa Celuk, maka Kadek berupaya
untuk membuat suatu perbedaan yang menjadi suatu keunikan tersendiri dibanding produk perajin
lainnya. Menurut Kadek, hal yang paling utama dari brand milik keluarganya adalah kualitas. Dalam proses
pengerjaan perhiasan, Kadek menitik-beratkan pada rincian penuh kehalusan dan kerapihan. Selain
kualitas, hal yang penting lainnya adalah desain. Meskipun kental dengan nuansa Bali, Sunaka Jewelry
tetap mengikuti desain yang mutakhir tanpa mencontoh produk sebelumnya atau yang sedang disukai di
pasaran. Kemajemukan budaya Nusantara menjadi sumber utama inspirasi desain produknya, seperti
budaya Bali, Kalimantan, dan Jawa. Sementara alam Nusantara menjadi inspirasi Sunaka Jewelry yang
mencakup fauna dan flora, seperti pola-pola tumbuhan. Sampai saat ini, produk giwang atau anting masih
menjadi andalan dari produsen perhiasan ini. Desain “Ombak Segare” adalah salah satu koleksi Sunaka
Jewelry yang memasuki jajaran paling laris atau best seller.
Saat ini, Sunaka Jewelry memiliki dua toko yang ada di Denpasar dan Ubud. Dibantu oleh 20 orang perajin
dan 15 karyawan di kantor pusat maupun toko, Sunaka Jewelry meraih omzet rata-rata Rp 300 – 400 juta
perbulannya. Tak mau berpuas diri, Sunaka Jewelry berencana melakukan ekspansi ke bidang home décor
pada 2 tahun mendatang. Om shanti, shanti, shanti. (Zulf)
43
Heru Joko Priyo Utomo
Pengembang Tukangpedia dari Tanah Banua Patra
Terinspirasi Budaya Nusantara
44
adalah Heru Joko Priyo Utomo. Pria kelahiran Balikpapan 26 tahun silam ini aktif berkegiatan di Digital
Innovation Lounge (DILo) Balikpapan dan merupakan CTO salah satu startup digital di Indonesia yaitu
Tukangpedia. Sebelum bergabung dengan Tukangpedia, lulusan Teknik Informatika Universitas Muham-
madiyah Malang ini juga pernah membuat beberapa dashboard keuangan untuk corporate.
Seringnya Heru menghabiskan waktu bekerja di DILo menjadi titik awal perjumpaannya dengan Tim
Tukangpedia. Tukangpedia itu sendiri sendiri merupakan suatu aplikasi mobile untuk mencari jasa tukang
yang mulai dirintis sekitar akhir tahun 2015 oleh Anita Rahmawati. Saat itu tim Tukangpedia mewakili
Balikpapan mengikuti ajang kompetisi startup se-Indonesia, Socio Digi Leader 2016, yang diselenggarakan
oleh PT Telkom. Dalam rangkaian kompetisi tersebut, Tim Tukangpedia sering meminta saran dan
masukan untuk pengembangan aplikasi tersebut kepada Heru yang saat itu merupakan seorang remote
programmer. Mereka terus menjalin komunikasi hingga akhirnya Tim Tukangpedia berhasil meraih juara 1
dan berkesempatan untuk diberangkatkan ke Sillicon Valley.
Sekembalinya ke Balikpapan, Tim Tukangpedia menghubungi Heru dan DILo untuk menjalin kerjasama
dan merealisasikan aplikasi tersebut. Launching alpha Tukangpedia regional Balikpapan digelar pada
tanggal 10 Februari 2017. Tukangpedia juga pernah dibawa ke ajang pameran Cebit 2017 di Hannover.
Sejauh ini pengguna aplikasi ini tercatat sekitar 300 orang. Jumlah ini memang terbilang belum besar, oleh
karena itu perbaikan masih terus dilakukan oleh Heru dan tim.
Menurut Heru kendala terbesar yang mereka hadapi adalah susahnya mencari SDM teknis untuk
mengembangkan aplikasi ini karena mereka ingin merekrut aggota tim yang berasal dari Balikpapan.
Hingga saat ini sudah ada 10 orang yang tergabung menjadi tim pengembangan Tukangpedia. Meskipun
demikian, Heru bersyukur karena Tukangpedia bisa menginspirasi masyarakat, khususnya yang ada di
Balikpapan, untuk memulai bisnis digital. Kedepannya, Tukangpedia akan terus dikembangkan, namun
dengan perubahan beberapa arus bisnisnya yang mungkin akan lebih fokus ke segmen B2B. (SFR)
45
Linimasa Perkembangan Program PMK3I
Diinisasi pada 2016, program PMK3I mengalami perkembangan yang cukup signifikan sejak awal
dirintis hingga berjalannya sekarang. Program ini masih mengalami perbaikan dan pengembangan
sistem untuk meningkatkan partisipasi daerah dalam menemukenali potensi dan penyusunan peta
ekraf Nasional.
2016
Pemeringkatan Kabupaten/Kota Kreatif 28 April
1 April Kota Malang
Kota Bandung
Sosialisasi Program Pemeringkatan Diadakan simulasi pertama
Kabupaten/Kota Kreatif pengisian borang manual
Sosialisasi pertama PMK3I (pada saat itu yang diikuti oleh Surakarta,
program pemeringkatan kabupaten / kota Sidoarjo, Kota Cimahi, Kota
kreatif) diselenggarakan pertama kali bersamaan Malang, Kota Bandung, dan
dengan pelaksanaan Indonesia Creative Cities Kabupaten Bandung Barat.
Conference. Beberapa perwakilan Kabupaten /
Kota yang hadir adalah Surakarta, Malang,
Cimahi, Batu dan Sidoarjo Kota Bandung Juli
Uji petik pertama Dilakukan uji petik dan validasi hasil pengisian borang Kota
dan validasi hasil Cimahi. 10 orang asesor ditugaskan untuk melaksanakan uji
pengisian borang petik ke tiga subsektor yakni Kuliner, Film Animasi Video, dan
Kayong Utara dan Fesyen. Pada uji petik ini dilakukan pemetaan potensi ekraf
Belitung daerah dengan metode mind-map. Uji petik ini menghasilkan
bertepatan dengan subsektor Animasi sebagai subsektor unggulan Kota Cimahi.
46 pelaksanaan Sail
Selat Karimata.
Pada uji petik ini belum dilakukan model penandatanganan
Berita Acara dengan Kepala Daerah.
November - Desember Desember Pekalongan
2017
Maret Februari Penilaian Mandiri Kabupaten/
Kota Kreatif Indonesia (PMK3I)
Peluncuran website
kotakreatif.id sebagai Januari – Maret
platform pengisian
borang online dan Dilakukan evaluasi dan pemutakhiran
profil daerah yang program, serta perubahan judul kegiatan.
telah diuji petik. Pemeringkatan diubah menjadi Penilaian
Uji Petik Kota Manado, menghasilkan Mandiri, prosedur uji petik juga dievaluasi
subsektor Musik sebagai subsektor dan dilakukan perbaikan yang diharapkan
ekonomi kreatif unggulan daerah. dapat mendorong partisipasi daerah.
1 - 15 Maret
21 April
23 Mei Jakarta
Revisi borang, revisi Uji Petik Kota Malang, Uji Diskusi Ekosistem
prosedur operasional Petik Konawe Selatan, Uji Subsektor
standar, dan updating Petik Kota Semarang. Ekonomi Kreatif
konten website dengan para pakar
di tiap bidang
subsektor ekraf
Oktober September
2018
Jakarta 28 Februari Januari – Maret
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
Sosialisasi PMK3I untuk calon pengusul pada Sosialisasi Dilakukan evaluasi dan pemutakhiran program,
Bantuan Pemerintah Deputi Infrastruktur di Hotel Alila pemutakhiran dokumen pedoman, penyempurnaan
Jakarta. Sebanyak 189 peserta yang hadir dapat terhadap sistem termasuk website, mekanisme
berkonsultasi langsung mengenai prosedur PMK3I pengisian borang, dan penyederhanaan pertanyaan
sebagai salah satu syarat penerima Bantuan Pemerintah. borang untuk user-friendly material.
KaTa Kreatif
1 Maret Jakarta
49
Daftar Kabupaten/Kota yang
Telah Uji Petik PMK3I
TAHUN 2016
Kabupaten/Kota Subsektor
1. Kota Tanjung Pinang Seni Pertunjukan**
2. Kabupaten Belitung Kuliner*
3. Kota Pekalongan Kriya**
4. Kabupaten Batang Kriya**
5. Kabupaten Pemalang Kriya**
6. Kabupaten Sidoarjo Kuliner
7. Kabupaten Mempawah Kuliner
8. Kabupaten Banjarmasin Kriya
9. Kabupaten Balikpapan Aplikasi dan Pengembang Permainan**
10. Kabupaten Kayong Utara Film, Animasi, dan Video*
11. Kota Cimahi Film, Animasi, dan video***
TAHUN 2017
Kabupaten/Kota Subsektor
1. Kota Sabang Kriya
2. Kabupaten Bireuen Seni Pertunjukan
3. Kota Padang Seni Pertunjukan
4. Kabupaten Bandung Barat Seni Pertunjukan
5. Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Film, Animasi dan Video
6. Kabupaten Administrasi Jakarta Selatan Seni Rupa
Langkah Jejaring Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia
50
Tahun 2016
1
Tahun 2017
10 2
Tahun 2018
25
1
7
13
3 9
11 9
10
2
8 27
26
19
5 10
5 18
7 4
6
5 16 13
8 19
3
7 14 6
8 1 20 23
22 24
2
4 21
29
6 3
28 30 11
12 12
14 15
17
Tujuan dilakukannya uji petik Penilaian Mandiri kabupaten/kota kreatif ini adalah untuk: KOTA PEKALONGAN
KOTA YOGYAKARTA
Subsektor Subsektor
kabupaten/ kota sebagai bagian dari “Sistem Ekonomi Kreatif KOTA MALANG KABUPATEN MANGGARAI BARAT
Nasional” Subsektor Subsektor
Kriya
Aplikasi dan Pengembang Permainan
Profil
kotakreatif.id/pdf/kabupaten-
2. Sebagai acuan pengembangan ekonomi kreatif untuk kotakreatif.id/pdf/kota-malang
manggarai-barat
Subsektor Subsektor
Fashion Kriya
Bagi pemerintah pusat, “Sistem Ekonomi Kreatif Nasional” dapat menjadi pedoman dan justifikasi Profil Profil
kotakreatif.id/pdf/kota-semarang kotakreatif.id/pdf/kabupaten-bantul
fasilitasi/ program kepada para pelaku/komunitas ekonomi kreatif untuk mendorong percepatan
pembangunan ekonomi kreatif di Indonesia. Sedangkan bagi daerah, dapat menjadi indikator potensi dan
permasalahan untuk pembangunan ekonomi kreatif di wilayahnya. Selain itu, Peta Ekonomi Kreatif KABUPATEN SLEMAN KABUPATEN BATANG
Nasional dapat digunakan sebagai dasar fasilitasi dan/atau kolaborasi sebagai bagian dari upaya untuk Subsektor Subsektor
Kriya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat berkelanjutan. Film, Animasi, dan Video
Profil Profil
53 54 kotakreatif.id/pdf/kabupaten-sleman kotakreatif.id/pdf/kabupaten-batang
KABUPATEN KONAWE SELATAN
Subsektor
Kriya
Profil
kotakreatif.id/pdf/kabupaten-
konawe-selatan
KABUPATEN KULON PROGO KOTA AMBON KOTA SURAKARTA KABUPATEN BANDUNG BARAT
Subsektor Subsektor Subsektor Subsektor
Kuliner Musik Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Profil Profil Profil Profil
kotakreatif.id/pdf/kabupaten- kotakreatif.id/pdf/kota-ambon kotakreatif.id/pdf/kota-surakarta kotakreatif.id/pdf/kabupaten-
kulon-progo bandung-barat
KABUPATEN MAGELANG Kondisi saat ini dimana Kota Padang merupakan kota yang masih butuh
KOTA SABANG
Subsektor
Subsektor pengembangan sektor Ekonomi Kreatif secara prioritas, Walikota Padang
Seni Rupa
Profil
Kriya menyatakan bahwa “kekuatan kunci yang dimiliki oleh Kota Padang adalah
Profil
kotakreatif.id/pdf/kabupaten
kotakreatif.id/pdf/kota-sabang
Sejarah dan Budaya, Sumber Daya Manusia berusia muda. Secara ekonomi,
-magelang
kota ini bertumpu pada sektor pendidikan, pariwisata dan perdagangan
dengan potensi terbesar untuk dikembangkan di sektor pariwisata”.
KOTA JAKARTA SELATAN KOTA TANJUNG PINANG
Subsektor Subsektor
Seni Rupa Seni Pertunjukan
Profil Profil “indikator penting bahwa seni pertunjukan tengah
kotakreatif.id/pdf/kota-jakarta
-selatan
kotakreatif.id/pdf/kota-tanjung-pinang
berkembang pesat menjadi subsektor Ekonomi
KABUPATEN MAJALENGKA
Kreatif saat ini”
KAB. SIDOARJO
Subsektor Subsektor
Seni Rupa Kuliner
Profil Profil Pada saat Uji Petik Tim PMK3I pada tahun 2017, ditemukan dan disepakati
kotakreatif.id/pdf/kabupaten kotakreatif.id/pdf/kabupaten-sidoarjo oleh para aktor di Kota Padang bahwa subsektor Seni Pertunjukan menjadi
-majalengka
program akselerasi lokomotif untuk subsektor lainnya. H Mahyeldi
KABUPATEN WONOSOBO KOTA BANJARMASIN menyatakan penemuan dan kesepakatan ini merupakan “indikator penting
Subsektor Subsektor bahwa seni pertunjukan tengah berkembang pesat menjadi subsektor
Kuliner Kriya
Profil Ekonomi Kreatif saat ini.” Ia mengharapkan agar “melalui penyelenggaraan
Profil
kotakreatif.id/pdf/kabupaten kotakreatif.id/pdf/kota-banjarmasin even terkait seni pertunjukan, kami Pemerintah Kota Padang sangat
-wonosobo
berharap dapat menjadi wujud nyata dalam merealisasikan program
Profil Profil
kotakreatif.id/pdf/kota-bekasi kotakreatif.id/pdf/kota-denpasar
KOTA CILEGON
Subsektor
Kriya
Profil
kotakreatif.id/pdf/kota-cilegon
57 58
Doortje Marpaung
Ketua Harian Dekranasda
Kota Balikpapan
Sejak uji petik yang dilakukan oleh Tim PMK3I pada 2016 sampai saat ini,
Dekranasda Kota Balikpapan telah melakukan berbagai upaya
implementasi dan pencapaian dalam rangka pengembangan subsektor
ekonomi kreatif di Balikpapan. Upaya dan pencapaian tersebut berupa,
antara lain, terbentuknya pengurus Forum Ekonomi Kreatif Kota
Balikpapan, penyelenggaran pameran ekonomi kreatif sekaligus launching
e-commerce produk unggulan Kota Balikpapan yang didukung dengan
kerjasama bersama BNI 46, meraih piala Kota Terbaik Kategori Ekonomi
Kreatif dalam ajang SINDO Government Awards 2017 dan berbagai
pencapaian serta pembentukan dan pelaksanaan program ekonomi kreatif
lainnya.
Balikpapan, sesuai dengan rekomendasi dari Tim PMK3I yang menjadi saksi
dari kesepakatan antara para aktor di kota tersebut, memiliki subsektor
ekonomi yang layak untuk ditumbuh-kembangkan yakni Aplikasi dan
Pengembang Permainan. Pemerintah Kabupaten mendukung para pelaku
usaha ekonomi untuk mengaktivasi aplikasi yang dinamakan 6 Go yakni Go
Smart City, Go Kriya, Go Halal, Go Art, Go Pesona Wisata, dan Go Green.
59
Eko Purnomo, SE, MM
Bupati Wonosobo
“Uji petik bagi kami bukan sekedar wahana untuk mencocokkan dokumen
tertulis yang kami kirimkan kepada Badan Ekonomi Kreatif dengan kondisi
faktual lapangan, tetapi juga merupakan bentuk pengakuan dan dukungan
Badan Ekonomi Kreatif kepada Pemerintah Kabupaten Wonosobo dalam
mengimplementasikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD)
tahun 2016 – 2021, khususnya dalam pengembangan ekonomi kreatif.
Melihat begitu besarnya peran sektor ekonomi kreatif dalam peningkatan
kesejahteran masyarakat, maka sejak awal saya sudah mengikhtiarkan
pengembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Wonosobo, baik dalam konteks
berkreasi, produksi, pemasaran bahkan sampai pengembangan wirausaha.”
“Dari 16 subsektor dalam bidang ekonomi kreatif, Kabupaten Wonosobo
mengajukan 3 (tiga) subsektor sebagai unggulan, yaitu: Kuliner, Seni
Pertunjukan dan Fotografi. Setelah Tim Uji Petik PMK3I melakukan verifikasi
lapangan terhadap ketiga subsektor unggulan tersebut, maka akhirnya (tim)
merekomendasikan agar subsektor kuliner dijadikan pengungkit bagi
pertumbuhan ekonomi kreatif di Kabupaten Wonosobo. Dari sekian banyak
kuliner yang ada di Kabupaten Wonosobo dan yang tidak terdapat di daerah
lain adalah carica. Buah carica adalah buah yang sangat spesifik karena di
Indonesia hanya bisa tumbuh dan berbuah dengan baik serta bercitarasa khas
di Kawasan Dataran Tinggi Dieng. Pemerintah Kabupaten Wonosobo terus
berkomitmen mengembangkan buah carica baik sebagai produk unggulan
maupun sebagai fungsi penjaga kelestarian lingkungan kawasan dataran
tinggi dieng. Sedangkan dari sekian banyak seni pertunjukkan Wonosobo
sedang mengembangkan kesenian etnik/klasik yaitu Topeng Lengger dan
Bundengan. Kolaborasi Bundengan dan Topeng Lengger sudah menjadi
perhatian masyarakat luar negeri seperti Australia, Spanyol dan Belanda.”
61
M. Ridwan Kamil
Walikota Bandung
Menyebut kegiatan dan kerja Tim PMK3I yang sudah dilaksanakan di
kotanya pada pertengahan 2018, M Ridwan Kamil, walikota Kota Bandung
2013-2018 menyatakan bahwa upaya untuk membangun Indonesia melalui
ekonomi kreatif adalah suatu kebangkitan. Menurutnya melalui program
Kabupaten dan Kota Kreatif, “Kebangkitan itu didasari pemetaan,
kesepakatan dan kolaborasi pelaku di setiap daerah yang dilakukan secara
mandiri dengan platform website dan aplikasi”.
Ia melihat bahwa melalui tool yang seperti website, Pemerintah Kota dan
Kabupaten dapat mengangkat keunggulan lokal sehingga bisa dikenal,
dibantu dan didorong untuk saling berkolaborasi. Ia berpendapat bahwa
“Karya luar biasa, inovasi, ide besar harus ditumbuhkan di semua pelosok
negeri, disebar-luaskan, kelangsungan dan keberhasilan bangsa Indonesia
ke depan sangat bergantung pada kemampuan kita saat ini untuk
menemukan dan mendorong kaum muda millenial untuk harus didorong
kompetitif”. Dalam testimoninya, Ridwan M Kamil mengingatkan bahwa
ekonomi kreatif sangat bergantung dari kualitas pelaku, dan talenta yang
mereka miliki.
pelaku. Terlebih lagi apakah bagi para pelaku ada ruang dan infrastruktur
untuk mereka berkarya, selain upaya pemasaran hasil karya serta
perlindungan hak cipta mereka.
bersaing, ekstra skill, dan kompetitif. Ia juga berharap agar proses yang
dirancang untuk menggerakan program ini mampu menyentuh mesin
birokrasi dan pola pikir para pelaku ekonomi kreatif di masyarakat.
62
Catatan ini merekam niat, proses, testimoni, dan keunggulan yang dijumpai dalam perjalanan
program Penilaian Mandiri Kabupaten/Kota Kreatif Indonesia sejak 2016 yang merupakan
bekal untuk menunjang niatan belajar sepanjang waktu dan mengajak keterlibatan pelaku
secara lebih luas. Catatan ini dilengkapi muatan transparan sesuai dengan niat yang diemban.
Catatan ini adalah rekaman dari upaya bersama untuk menghidupkan eksosistem ekraf nasional
dengan merangkul proses aktivasi di tingkat kabupaten dan kota serta dinamika kreatifitas di
masing-masing subsektor kreatif.
Catatan ini didasari oleh kesadaran bahwa keberlanjutan suatu bangsa tidak berhenti pada
angka pertumbuhan ekonomi yang positif tetapi juga berkurangnya kesenjangan, baik secara
geografis, kelompok maupun aras.
Catatan ini merupakan rekaman ekonomi kreatif berbasis talenta, kekayaan budaya dan
komoditas yang menjanjikan proses yang lebih berkelanjutan karena lebih inklusif, lebarnya
spektrum keberhasilan, konsistensi karya dan apresiasi atas kekayaan budaya dan alam yang
lebih baik.
www.kotakreatif.id
Kota Kreatif
info@kotakreatif.id