Anda di halaman 1dari 9

PENGERTIAN IDENTITAS KOTA

Kevin Lynch dalam bukunya The Image of The City (1960) mendefinisikan
identitas kota sebagai berikut :
 identitas kota bukan dalam arti keserupaan suatu objek dengan yang lain,
tetapi justru mengacu kepada makna individualitas yang mencerminkan
perbedaannya dengan objek lain serta pengenalannya sebagai entitas
tersendiri” (Lynch, 1960)
 identitas kota adalah citra mental yang terbentuk dari ritme biologis
tempat dan ruang tertentu yang mencerminkan waktu (sense of time),
yang ditumbuhkan dari dalam secara mengakar oleh aktivitas sosial-
ekonomi-budaya masyarakat kota itu sendiri” (Lynch, 1960).
Dari definisi tersebut sangat jelas bahwa identitas suatu kota pada dasarnya
adalah sesuatu yang mampu memberikan kesan dalam sebuah proses
imajinasi manusia dan pada akhirnya menciptakan kesan tersendiri dalam
perjalanannya. Identitas suatu kota tidak sekedar simbolis arsitektural semata
seperti tragedi salah kaprah para penguasa yang berpikir praktis bahwa
menciptakan identitas suatu kota cukup dengan membuat “landmark’
semata. Memahami citra dan identitas kota tidak hanya berorientasi pada
keberadaan elemen-elemen fisik maupun kejelasan struktur kotanya namun
yang lebih penting bagaimana keberjalinan antara manusia dengan artefak
fisik dapat terbangun. Sehingga adnya sebuah “sense” yang memberikan
makna bagi setiap orang yang berjalan di sudutnya.
Arsitektur Tradisonal Melayu

Arsitektur tradisional merupakan suatu bangunan


dan lingkungannya, yang bentuk, struktur, fungsi,
ornamen, dan cara pembuatannya diwariskan
secara turun temurun yang berfungsi sebagai
wadah bagi aktifitas kehidupan manusia. Rumah
tradisional Melayu merupakan salah satu
komponen budaya Melayu dalam konteks
arsitektur, dirancang dan dibangun dengan
kreatifitas dan kemampuan estetika oleh
masyarakat Melayu sendiri.
ORNAMEN BANGUNAN MELAYU
A. Motif dasar
 Motif dasar dari ornamen Arsitektur Tradisional Melayu Riau
pada umumnya bersumber dari alam, yaitu terdiri atas flora,
fauna, dan benda-benda lainnya. Bendabenda tersebut kemudian
diubah menjadi bentuk-bentuk tertentu, baik menurut bentuk
asalnya seperti bunga-bungaan, maupun dalam bentuk yang telah
dimodifikasi sehingga tidak lagi memperlihatkan wujud asalnya,
tetapi hanya menggunakan namanya saja seperti itik pulang
petang, itik sekawan, semut beriring, dan lebah bergantung.
B. Selembayung
 Selembayung yang disebut juga Sulo Bayuang dan Tanduak Buang,
adalah hiasan yang terletak bersilang pada kedua ujung perabung
bangunan. Pada bagian bawah adakalanya diberi pula hiasan tambahan
seperti tombak terhunus, menyambung kedua ujung perabung.
Selembayung mengandung beberapa makna, antara lain: (1) Tajuk
Bangunan: Selembayung membangkitkan seri dan cahaya bangunan; (2)
Pekasih Bangunan: Lam bang keserasian dalam bangunan; (3) Pasak
Atap: lambang hidup yang tahu diri; (4) Tangga Dewa: lambang tempat
turun para dewa, mambang, akuan, soko, keramat, dan sisi yang
membawa keselamatan bagi manusia; (5) Rumah Beradat: tanda bahwa
bangunan itu adalah tempat kediaman orang berbangsa, balai atau
tempat orang patut-patut; (6) Tuah Rumah: yakni sebagai lambang
bahwa bangunan itu mendatangkan tuah kepada pemilikinya; (7)
Lambang keperkasaan dan wibawa; (8) Lambang kasih sayang.
Aplikasi Langgam Arsitektur Melayu

Selembayung sebagai Identitas Kota Pekanbaru Kota Pekanbaru sebagai


ibukota Propinsi Riau yang merupakan garda depan di Provinsi Riau
khususnya dan di Indonesia pada umumnya dalam hal menjaga dan
melestarikan kebudayaan Melayu, perlu dikaji mengenai penggunaan
aplikasi langgam arsitektur melayu pada wajah kotanya.
Contoh penerapan langgam arsitektur tradisional Melayu Riau pada
bangunan pemerintahan dan fasilitas umum

1. Kantor Gubernur Riau 2. Gedung Fakultas Kedokteran UNRI


Rumah Sakit Awal Bros, Pekanbaru Kantor DPRD Provinsi Riau

Desain Bandara Sultan Syarif Qasim II, Gelanggang Remaja, Pekanbaru


Pekanbaru
Contoh penerapan langgam arsitektur tradisional
Melayu Riau pada bangunan komersial

Mall Ciputra Seraya, Pekanbaru Mall Pekanbaru


Inovasi Bangunan Modern Dalam Membentuk Citra Kota

Inovasi bangunan dalam membentuk citra kota mutlak diperlukan untuk saat
ini mengingat semakin berkembangnya zaman, makan arsitekturpun juga akan
semakin berkembang. Inovasi-inovasi bar uterus dilakukan beberapa kalangan
agar citra kota/identitas kota Pekanbaru tidak berkurang ataupun hilang
walaupun masih dipandang seperti tempelan saja. Akan tetapi inovasi-inovasi
beberapa bangunan ini bias diapresiasi dan dapat dicontoh betapa pedulinya
mereka terhadap arsitektur melayu dan identitas melayu pada kota Pekanbaru.
Inovasi ini dapat berupa modernisasi bentuk ornamentasi melayu agar dapat
lebih mudah berbaur dengan zaman modern, modifikasi selembayung,
ataupun hal-hal lainnya yang dapat membantu dalam menciptakan identitas
melayu di kota Pekanbaru. Berikut adalah contoh-contoh bangunan yang
berusaha tampil berinovasi dan memadukan arsitektur modern dengan
arsitektur melayu di kota Pekanbaru.

Anda mungkin juga menyukai