Anda di halaman 1dari 61

KULIAH

PRASARANA WILAYAH DAN KOTA


MANFAAT MATA KULIAH
Mempelajari Mata kuliah Prasarana Wilayah Dan
Kota dalam Bidang Perencanaan Wilayah dan kota
Akan memberikan manfaat yang cukup besar bagi
mahsiswa sehingga mampu untuk menyusun
rencana penyediaan prasarana wilayah dan kota.

DESKRIPSI PERKULIAHAN
Dalam mata kuliah ini mahasiswa mempelajari
tentang pengertian,standart, konsep dan analisis
perencanaan prasarana wilayah dan kota yang
ditunjukan dalam peta rencana dan indikasi
program
STANDART KOMPETENSI
Setelah mempelajari materi yang disajikan dalam Mata
Kuliah Perencanaan Wilayah dan kota Mahasiswa mampu
Merencanakan penyediaam prasarana wilayah dan kota
Menyusun rencana indikasi program pembangunan
prasarana wilayah dan kota
.
STRATEGI PERKULIAHAN
Metode Perkuliahan yang digunakan selama perkuliahan
adalah seminar dan diskusi, awal perkuliahan mahasiswa
ditest kemampuannya dalam penguasaan materi untuk
melihat kemampuan mahasiswa dalam melakukan
kesiapan dan pendalaman materi kuliah
PENGERTIAN SARANA PRASANA

• SARANA ; SEGALA SESUATU YANG DIPAKAI SEBAGAI


ALAT UNTUK MENCAPAI MAKANA DAN TUJUAN
• PRASARANA ;SEGALA SESUATU YANG MERUPAKAN
PENUNJANG UTAMA TERSELENGGARANYA SUATU
PROSES

• Sarana lebih ditujukan untuk alat atau benfa yang


bergerak sedangkan prasarana lebih ditunjukan untuk
alat atau benda yang tidak bergerak
Prasarana wilayah dan kota

• Fungsi Utama Saran dan Prasaran;


1. Menciptakan Kenyamanan
2. Menciptakan Kepuasan
3. Mempercepat Proses Kerja
4. Memudahkan Proses Kerja
5. Meningkatkan Produktivitas
6. Hasil Lebih Berkualitas
Perencanaan Prasarana Kota

• Dalam Konteks Perencanaan Prasarana Kota


Sangat Berkaitan dengan Faktor
1. faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Kota
2. Karakteristik Komponen Prasarana Dasar
Perkotaan
3. Hubungan Pembangunan Prasarana Dasar
Perkotaan Dengan Pengembangan Kota
Prasarana Dasar Kota
• 1. Sosial Infrastruktur
• 2. Ekonomi Infrastruktur
• FAKTOR YG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN KOTA
a. Keadaan Geografis yang mempengaruhi fungsi dan bentuk fisik
kota, mis. Kota sebagai simpul distribusi , kota pelabuhan, dan
lainnya
• b. Topografi
c. Fungsi kota, kota dengan banyak fungsi, perekonomian lebih
kuat
• d. Sejarah dan kebudayaan
e. Unsur umum; bentuk pemerintahan dan organisasi
administrasi, pelayanan sosial dan lainnya
Karakteristik Komponen Prasarana Perkotaan

• Input – Output adalah Penduduk


• Pengangkutan
• Jangkauan Pelayanan
• Pembangunan Jalan lebih dahulu
• Alternatif Pengadaan Prasarana Kota
• Air Bersih, Listrik,drainase, Sampah,jalan,
Telepon
Hubungan Pembangunan Prasarana Dengan
pengembangan Kota

• Adanya Tuntutan Kebutuhan Yang berbeda


• Penduduk Dapat Tinggal Sebelum Prasarana Ada
• Penduduk Yang tinggal didaerah Susah akses jalan (rawa,
Akses jalan menjadi yang penting
• Penarik Perkembangan Kota Adalah Jalan, air bersih,
listrik, harga akses dan kamajuan indutri ;……tanah akan
naik
ISU PERMASALAHAN INFRASTRUKTUR

• terdapat 3 isu besar yang menjadi tantangan dalam


percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia
• Pertama, persoalan pembebasan lahan. Isu pembebasan
lahan hingga kini masih menjadi faktor penghambat terbesar
dalam pembangunan infrastruktur, menyumbang sebesar 30%
dari seluruh masalah pembangunan infrastruktur. Persoalan
pembebasan lahan banyak ditemukan di berbagai proyek
infrastruktur di Indonesia. Pembebasan lahan merupakan
langkah mendasar dalam pembangunan. Jika masalah
pembebasan lahan belum selesai, maka tahap pembangunan
berikutnya tidak dapat berjalan. Persoalan yang muncul
dalam pembebasan lahan meliputi kurangnya alokasi dana
pembebasan lahan dan lambatnya proses pengadaan lahan.
• Sebelum kewenangan diberikan kepada Badan
Layanan Umum Lembaga Manajemen Aset Negara
(BLU LMAN), pembiayaan pembebasan lahan tersebar
di masing-masing Kementerian/ Lembaga yang
menyebabkan kurang berjalan efektif dan efisien.
Setelah ditetapkannya BLU LMAN sebagai satu-
satunya badan yang membiayai pembebasan lahan
untuk PSN, maka proses pembebasan lahan menjadi
lebih terkoordinir dengan baik dan cepat. Selain itu,
hadirnya UU no.2/2012 tentang Pengadaan Tanah
bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum juga
turut memudahkan proses pembebasan lahan
• Masalah kedua yang menjadi tantangan
pembangunan infrastruktur di Indonesia adalah
soal perencanaan dan penyiapan proyek. Ini
menempati urutan kedua yang berkontribusi
sebesar 27% dalam masalah pembangunan
infrastruktur. Persoalan dalam perencanaan dan
penyiapan proyek ini terkait dengan masalah
koordinasi antar stakeholder proyek dan kualitas
dokumen proyek.
• Pembangunan infrastruktur melibatkan banyak
pihak, mulai dari penanggung jawab proyek,
kementerian/lembaga terkait, pemerintah
daerah, pemerintah desa, hingga masyarakat
secara langsung, menyebabkan sulitnya mencari
titik temu dalam merencanakan proyek secara
matang. Belum lagi ketika berbicara tentang ego
sektoral dimana masing-masing sektor merasa
memiliki kewenangan besar dalam pembangunan
infrastruktur, seringkali menyebakan kebuntuan.
Keberadaan lembaga yang memiliki fungsi koordinatif
seperti KPPIP (komite Penyediaan Percepatan
Infrastruktur Prioritas) mampu menjadi solusi dalam
mengatasi persoalan koordinasi antar sektor. Sentralisasi
lembaga seperti ini juga telah diterapkan dalam
beberapa urusan tertentu seperti pembebasan lahan
yang saat ini tersentralisir melalui BLU LMAN,(lembaga
manajemen aset negara) perijinan melalui Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (PTSP), dan juga sentralisasi dalam
hal investasi melalui Badan Koordinasi Penanaman Modal
(BKPM).
Pembentukan lembaga-lembaga sentral untuk
menangani urusan tertentu inilah yang ke depan dapat
meningkatkan percepatan dalam pembangunan
infrastruktur di Indonesia. Pemerintah saat ini juga
tengah menyiapkan kebijakan satu peta (one map policy)
agar tidak terjadi perbedaan rencana tata ruang di
Indonesia.
Persoalan lain dalam hal perencanaan dan
penyiapan proyek adalah pada partisipasi swasta.
Sejak awal rencana pembangunan infrastruktur di
Indonesia tidak ingin membebankan APBN. Kita
ingin ada partisipasi swasta. Dalam perencanaan
pembangunan infrastruktur di RPJMN 2015-2019
disebutkan bahwa dari kebutuhan pendanaan
infrastruktur sebesar Rp 4.197 triliun, sebesar 55%
diharapkan berasal dari investasi badan usaha
swasta. Untuk itu diperlukan dokumen proyek
yang layak dan bisa memberikan penjelasan
kepada swasta
Kualitas desain proyek selama ini dianggap
kurang meyakinkan para investor untuk
berinvestasi dalam proyek pembangunan
infrastruktur. Selain itu desain proyek yang dibuat
belum memenuhi standar internasional. Untuk
itulah KPPIP mendapat mandat salah satunya
untuk menyiapkan dokumen desain penyiapan
proyek berstandar internasional dalam bentuk
dokumen pra studi kelayakan atau Outline
Business Case (OBC) dan penetapan skema
pendanaan
• Ketiga, masalah pendanaan berkontribusi sebesar 25% dari seluruh
masalah infrastruktur. Dalam hal skema pendanaan ini terdapat 4
skema yang ditetapkan pemerintah yaitu APBN, BUMN, baik atas
inisiatif korporasi maupun penugasan dari pemerintah, swasta,
dan terakhir skema pendanaan Kerjasama Pemerintah Badan
Usaha (KPBU).
• Pemerintah juga telah memberikan berbagai instrumen pendanaan
infrastruktur yang dapat menarik minat investor swasta terutama
dalam skema KPBU seperti jaminan Pemerintah, pembayaran
Availability Payment, dan dukungan konstruksi seperti Viability
Gap Fund (VGF). (Dukungan tunai pemerintah yang diberikan pada
proyek infrastruktur) Selain itu juga terdapat beberapa
instrument pasar modal yang dikembangkan untuk infrastruktur
seperti Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Dana Investasi Infrastruktur
(DINFRA).
Pemerintah juga sedang menyiapkan skema baru
berbentuk LCS (Limited Concession Scheme) yaitu
pembiayaan proyek melalui sumber dana swasta
atas pemberian konsesi dari suatu aset
infrastruktur milik Pemerintah/BUMN yang sudah
beroperasi kepada pihak swasta terkait untuk
dioperasikan/dikelola. Tujuannya agar
pembangunan infrastruktur yang sudah jalan
dapat dikembangkan lagi asetnya oleh swasta,
dan uangnya bisa digunakan untuk membangun
infrastruktur yang lain.
Pemahaman
Orientasi Infrastruktur
TUJUAN , KEBIJAKAN
DASAR DASAR INFRASTRUKTUR
Pengertian dan sistim infrastruktur
Keterkaitan Sistim infratruktur
Sosial Infrastruktur
Tugas Makalah
Format Penuliasan Bab II Kajian Pustaka ATURAN Penuliasan
2.1 Pustaka 1. Tugas Makalah Ditulis
1. Kata Pengantar Tangan
terkait judul
2. Daftar Isi 2.2. ……. - Di kertas HVS
3. Bab I Bab III. PEMAHASAN - Kertas Doble Folio
1.1 . Latar Belakang 3.1. ………………. 2. Minimal 10 halaman diluar
daftar isi dan kata
1.2. Tujuan Penulisan Bab IV Penutup pengantar
1.3. Manfaat Penulisan 4.1 Kesimpulan 3. Tugas Dikirim Via Email ke
4.2 Saran Email;
patrickberhitu@gmail.com
. Paling lambat Hari
Daftar Pustaka kamis jam 12 siang
Judul makalah

1. Pentingnya sarana dan prasarana Jalan dan jembatan dalam


pembangunan Wilayah
2. Pentingnya sarana dan prasarana sanitasi dan drainase dalam
pembangunan Wilayah
3. Pentingnya sarana dan prasarana Air Bersih dalam pembangunan
Wilayah
4. Pentingnya sarana dan prasarana Listrik dalam pembangunan
Wilayah
5. Pentingnya sarana dan prasarana Telpon dalam pembangunan
Wilayah
6. Pentingnya sarana dan prasarana Transportasi Laut dan Pelabuhan
dalam pembangunan Wilayah
Pembagian Kelompok

Kelompok 1 • Kelompok 2
• 1 Dewi Mawarni 2017-74-001 • 10 Nur Jihan Firda 2017-74-021
• 2 Windhi Nadilan Putri 2017-74-003 11.Yosua D Nendissa 2017-74-023
• 3 Washia 2017-74-005 • 12. Elda Risna Pelu 2017-74-025
• 4 Wahyuni Sia Pattiiha 2017-74-007 • 13 Muhamad A Latuamury 2017-74-027
• 5 Mahdi Maulana Husein 2017-74-009 • 14 M .A Angkotasan 2017-74-029
• 6 Juniaty Ahmad 2017-74-011 • 15 Vanessa Kainama 2017-74-031
• 7 Reisqua H Talaohu 2017-74-013 • 16 Rifaldi Ngidihu 2017-74-033
• 8 Dirda Axel Latumeten 2017-74-015 • 17 Fedinando A Tinglioy 2017-74-035
• 9 Andhika S Panayungan 2017-74-017 • 18 Phylian C Lesnussa 2017-74-037
Kelompok 3 Kelompok 4
• 19 Ayu R.A.N Muhammad 2017-74-039 • 30 Winda A. Lampe 2017-74-065
• 20 Anastasya TH Pattiiha 2017-74-041
• 31 Louwvia A Tawainella 2017-74-067
• 21 Siti F Sampulawa 2017-74-045
• 32 Niecold V Soukotta 2017-74-069
• 22 Mega Puspita 2017-74-047
• 33 Nolvian a Tuny 2017-74-071
• 23 Ferdinand R. Imnana 2017-74-049
• 34 Misael A Parinussa 2017-74-073
• 24 Dandy Waliulu 2017-74-051
• 35 Paula P Sohilait 2017-74-077
• 25 Izac Rico Kakerissa 2017-74-053
• 26 Muhammad R Thio 2017-74-055
• 36 Dalen Siwabessy 2017-74-079
• 27 Aprilia .H Sopalawakan 2017-74-057 • 37 Poly A M Matulessy 2017-74-081
• 28 Rifanty Rumakey 2017-74-059 • 38 NAmira Rezqi Lalihun 2017-74-083
• 29 Fakhrian A Rumakat 2017-74-063 • 39 Theo A Ririhena 2017-74-085
• Kelompok 5 • Kelompok 6
• 40 Faizal A Rahakbau 2017-74-087 • 49 Elma A Tuahuns 2017-74-105
• 41 Manuel Jovi Mainake 2017-74-089 • 50 Cindy G Lisapaly 2017-74-109
• 42 Yonas Tuni 2017-74-091 • 51 Febrico Leatemia 2017-74-111
• 43 Frans J Masbaitubun 2017-74-093 • 52 Grefly Luhukay 2017-74-113
• 44 Adinda Y Hehalatu 2017-74-095 • 53 Abdul R Rumakamar 2017-74-115 54
• 45 Ridge Hogendorp 2017-74-097 Evan H P Talanila 2017-74-117
• 46 Farhan Syafiq Atamimi 2017-74-099 • 55 Indra S. P Huwae 2017-74-119
• 47 Marchal L Jacobss 2017-74-101 • 56 Sri Aryati Tuhuteru 2017-74-121
• 48 Alfian Silia 2017-74-103 • 57 Gracella L Radjawane 2017-74-123
• 58. Putri A Hehanussa 2017-74-061

Anda mungkin juga menyukai