Tema:
Arsitektur Kontemporer
LAPORAN PERANCANGAN
Merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur
Oleh:
Nabila Khairunnisa Bahar
21-2014-178
Pembimbing:
Ardhiana Muhsin, S.T., M.T.
Ir. Achsien Hidajat, M.T.
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2018
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PERANCANGAN
Merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Arsitektur
Oleh:
Nabila Khairunnisa Bahar
21-2014-178
Disetujui oleh:
Ketua Sidang
Pembimbing 1 Pembimbing 2
JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
BANDUNG
2018
ABSTRAK
Pusat perbelanjaan adalah kompleks toko ritel dan fasilitas yang direncanakan sebagai
kelompok terpadu untuk memberikan kenyamanan berbelanja yang maksimal kepada
pelanggan dan pentaan barang dagangan yang terekspose secara maksimal. Rancangan
Pusat Perbelanjaan Terbuka ‘Palasari Plaza’ Dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer
adalah merencanakan Palasari Plaza sebagai suatu kompleks toko ritel dan fasilitas
kegiatan komersil terpadu dengan menggunakan pendekatan arsitektur kontemporer.
Tema perancangan yang dipilih untuk kemudian diterapkan pada bangunan ini adalah
arsitektur kontemporer. Arsitektur kontemporer mengacu pada gaya bangunan saat ini.
Kontemporer pada dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau sedang
diproduksi pada masa sekarang, dinamis dan tidak terikat oleh suatu era. Louis Kahn
merupakan salah satu pendukung arsitektur kontemporer. Menurut Louis Kahn, arsitektur
dimulai dari ‘dimana fungsi-fungsi telah dibentuk dengan jelas’, dengan pengertian bahwa
arsitektur adalah ruang-ruang yang terbentuk dari fungsi-fungsi yang ada pada bangunan
tersebut. Penerapan dari tema Kontemporer mampu merancang bangunan yang lebih
variatif, fleksible, inovatif, dinamis dan beragam, baik material, teknologi mampu
memperoleh sasaran tampak , ruangan, dan ruang luar yang mencapai keharmonisan pada
perancangan Palasari Plaza yang terdapat pada site, serta memberikan identitas yang
berbeda dengan lingkungan sekitarnya.
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya sehingga
penyusun mampu menyusun serta menyelesaikan laporan mata kuliah Tugas Akhir ini.
Tidak lupa juga penyusun mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak
yang telah berkontribusi dengan memberikan dukungan dan pemikirannya.
Banyak bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah didapatkan
penyusun dalam penyusunan laporan perancangan ini. Oleh karena itu penyusun
mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung
maupun tidak langsung. Penulis menyadari dengan keterbatasan pengetahuan maupun
pengalaman, penyusun yakin masih banyak kekurangan dalam pengerjaan laporan, oleh
karena itu penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
dosen pembimbing dan juga rekan-rekan pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
UCAPAN TERIMAKASIH
Laporan Tugas Akhir ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak,
baik yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung dalam membantu
penyelesaian penulisan laporan ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini penulis bermaksud
untuk menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Ibu dan bapak tercinta, Bapak Zony, S.E., dan Ibu Mira Kania yang selalu
memberikan doanya, juga sebagai motivator dan sumber inspirasi.
2. Bapak Ardhiana Muhsin, S.T., M.T. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak memberi bimbingan dan petunjuk dalam perancangan Tugas Akhir
Arsitektur ini.
3. Bapak Ir. Achsien Hidajat, M.T. selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberi bimbingan dan petunjuk dalam perancangan Tugas Akhir Arsitektur
ini.
4. Ibu Ir. Mamiek Nur Utami, M.M. selaku dosen penguji dan ketua sidang akhir
yang telah memberi masukan dan arahan dalam perancangan Tugas Akhir
Arsitektur ini.
5. Ibu Juarni Anita, S.T., M.Eng. selaku dosen penguji yang telah memberi
masukan dan arahan dalam perancangan Tugas Akhir Arsitektur ini.
6. Bapak Reza Phalevi, S.T., M.T. selaku dosen penguji yang telah memberi
masukan dan arahan dalam perancangan Tugas Akhir Arsitektur ini.
7. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Teknik Arsitektur Itenas yang telah banyak
memberikan bimbingannya.
8. Seluruh Staff Tata Usaha Jurusan Teknik Arsitektur ITENAS yang telah
membantu dalam hal kelengkapan administratif.
9. Adik, Muhammad Adrian Bahar yang selalu memberikan doa dan dukungan
sampai saat ini.
10. Sahabat dan keluarga Arsitektur Itenas 2014, atas kebersamaannya, selalu
menemani, memberi dukungan, dan semangat.
11. Teman-teman peserta Tugas Akhir Arsitektur periode 2 tahun 2017/2018 atas
kebersamaannya selama ini.
12. Sahabat dan rekan–rekan yang selalu menemani, menghibur dan saling memberi
semangat.
Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu-persatu yang telah
membantu penyusun baik secara langsung maupun tidak langsung.
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................................................. i
KATA PENGANTAR.............................................................................................................................ii
UCAPAN TERIMA KASIH ..................................................................................................................... iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................................ iiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................................vii
DAFTAR TABEL...................................................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN----------------------------------------------------------------------------------------I-1
1.1 Pengertian Judul dan Tema.........................................................................................................I-1
1.1.1. Alasan Pemilihan Judul.................................................................................................I-1
1.1.2. Definisi Judul.....................................................................................................I-1
1.2. Sasaran ........................................................................................................................................I-2
1.3. Latar Belakang Proyek ................................................................................................................I-3
1.3.1. Alasan Pemilihan Lokasi ...................................................................................................I-3
1.3.2. Alasan Proyek Diadakan ...................................................................................................I-3
1.3.3. Definisi Judul Alasan Pemilihan Tema .............................................................................I-4
1.4. Permasalahan Arsitektural...........................................................................................................I-4
1.4.1. Aspek Perancangan ...........................................................................................................I-4
1.4.2. Aspek Perencanaan Bangunan ..........................................................................................I-5
1.4.3. Aspek Struktur...................................................................................................................I-5
1.4.4. Aspek Lingkungan dan Tapak...........................................................................................I-5
1.4.5. Aspek Ekonomi dan Sosial ...............................................................................................I-5
1.5. Tujuan Proyek .............................................................................................................................I-6
1.6. Visi & Misi Proyek .....................................................................................................................I-6
1.7. Deskripsi Proyek .........................................................................................................................I-6
1.8. Ruang Lingkup Proyek................................................................................................................I-7
1.9. Metoda Pendekatan Proyek .........................................................................................................I-8
1.10. Skema Pemikiran.......................................................................................................................I-10
1.11. Sistematika Pembahasan ...........................................................................................................I-11
BAB II TINJAUAN PROYEK .............................................................................................................. II-1
2.1. Tinjauan Teori ........................................................................................................................... II-1
2.1.1 Tinjauan Pengertian Rancangan pusat perbelanjaan terbuka ‘Palasari Plaza’
dengan pendekatan Arsitektur kontemporer .......................................................................................... II-3
2.1.2 Tinjauan Tema Arsitektur Kontemporer .......................................................................... II-2
2.2. Deskripsi Proyek ....................................................................................................................... II-5
iv
2.3. Tinjauan Kota dan Lingkungan ............................................................................................ II-5
2.4 Pengenalan Proyek .................................................................................................................... II-8
2.5 Tinjauan Pustaka ..................................................................................................................... II-10
2.5.1 STUDI LITERATUR STANDAR ................................................................................. II-10
2.5.2 STUDI LITERATUR AKSESIBILITAS ....................................................................... II-12
2.6 Studi Banding Bangunan Pusat Perbelanjaan ......................................................................... II-34
2.6.1 Grand Metropolitan Mall ............................................................................................... II-34
2.6.2 Konoha Mall................................................................................................................... II-37
2.6.3 Eastland Tower Center ................................................................................................... II-38
2.6.4 Paris Van Java ................................................................................................................ II-39
BAB III STUDI KELAYAKAN........................................................................................................... III-1
3.1. Analisa Tapak........................................................................................................................... III-1
3.1.1 Analisa Makro.................................................................................................................III-1
3.1.2 Analisa Mikro..................................................................................................................III-3
3.1.2.1 View Kedalaman................................................................................................III-5
3.1.2.2 Matahari dan Arah Angin...................................................................................III-7
3.1.2.4 Sirkulasi & Vegetasi...........................................................................................III-9
3.1.2.4 Jaringan Utilitas...............................................................................................III-10
3.2. Program Ruang....................................................................................................................... III-13
3.2.1 Struktur Organisasi Pusat Perbelanjaan........................................................................III-13
3.2.2 Struktur Organisasi DKM Masjid.................................................................................III-13
3.2.3 Alur Kegiatan Mikro Pengguna Bangunan...................................................................III-14
3.2.4 Alur Kegiatan Makro Pengguna Bangunan..................................................................III-16
3.2.5 Studi Kelayakan............................................................................................................III-17
3.2.5.1 Pertumbuhan Penduduk....................................................................................III-17
3.2.5.2 Aspek Legal Kawasan Eksisting Proyek..........................................................III-22
3.2.5.3 Analisa Jumlah Pengunjung.............................................................................III-24
3.2.6 Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang............................................................................III-25
BAB IV KONSEP PERANCANGAN.................................................................................................. IV-1
4.1. Elaborasi Tema......................................................................................................................... IV-1
4.2. Konsep Proyek ......................................................................................................................... IV-3
4.2.1. Konsep Arsitektural ................................................................................................. IV-3
4.2.2. Konsep Struktural ..................................................................................................... IV-7
4.2.3. Konsep Utilitas ......................................................................................................... IV-8
v
BAB V RANCANGAN ......................................................................................................................... V-1
5.1. Rancangan Arsitektur ................................................................................................................ V-1
5.1.1 Penataan Zona Tapak.......................................................................................................V-2
5.1.2 Rancangan Fasad Bangunan Terminal.............................................................................V-5
5.2. Metode Membangun ................................................................................................................. V-9
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ x
vi
DAFTAR GAMBAR
BAB I
Gambar 1. 1 Skema Pemikiran .................................................................................... I-13
BAB II
Gambar 2.1 Peta Lokasi Kawasan Palasari .................................................................. II-2
Gambar 2.2 Toilet Untuk Disabilitas .......................................................................... II-13
Gambar 2.3 Desain Toilet ........................................................................................... II-13
Gambar 2.4 Gambar Layout Standar Minimal ........................................................... II-14
Gambar 2.5 Sanitair, Aksesoris, dan Finishing .......................................................... II-14
Gambar 2.6 Tampak Luar Toilet ................................................................................ II-15
Gambar 2.7 Konsep dan Pola Alur Sirkulasi .............................................................. II-15
Gambar 2.8 Studi Literatur Standar Latihan Parkir .................................................... II-17
Gambar 2.9 Radius Perputaran Bus dan Parkir Bus ................................................... II-19
Gambar 2.10 Akses Jalan pada Gedung Parkir........................................................... II-20
Gambar 2.11 Akses Jalan pada Gedung Parkir (Lanjutan) ........................................ II-21
Gambar 2.12 Ruang Kantor ........................................................................................ II-22
Gambar 2.13 Ruang Penitipan Barang ....................................................................... II-23
Gambar 2.14 Ruang Janitor ........................................................................................ II-23
Gambar 2.15 Mushola ................................................................................................ II-24
Gambar 2.16 Ruang P3K ............................................................................................ II-24
Gambar 2.17 Pujasera ................................................................................................ II-25
Gambar 2.18 Loading Dock ....................................................................................... II-25
Gambar 2.19 Jalur Pedestrian ..................................................................................... II-27
Gambar 2.20 Level and Grooves ................................................................................ II-27
Gambar 2.21 Jalur Pemandu ....................................................................................... II-27
Gambar 2.22 Rute Aksesibilitas ................................................................................ II-28
Gambar 2.23.Pintu Aksesibel .................................................................................... II-28
Gambar 2.24 Koridor Aksesibel ................................................................................ II-29
Gambar 2.25 Ukuran ruang dan ergonomi ................................................................ II-31
Gambar 2.26 Ramp .................................................................................................... II-32
Gambar 2.27 Tangga .................................................................................................. II-33
Gambar 2.28 Alat Transportasi Vertikal Di Dalam Bangunan ................................... II-34
Gambar 2.29 Grand Metropolitan Mall ............................................................ II-35
Gambar 2.30 Grand Metropolitan Mall ..................................................................... II-35
Gambar 2.31 Grand Metropolitan Mall ..................................................................... II-35
vii
Gambar 2.32 Grand Metropolitan Mall ..................................................................... II-36
Gambar 2.33 Hashimoto Konoha Mall ...................................................................... II-36
Gambar 2.34 Eastland Tower Center ......................................................................... II-37
Gambar 2.35 Paris Van Java ...................................................................................... II-38
Gambar 2.36 Paris Van Java ...................................................................................... II-39
BAB III
Gambar 3. 1 Deskripsi Proyek .................................................................................... III-1
Gambar 3.2 Peta Kawasan Sekitar ............................................................................... III-5
Gambar 3.3 Tata Guna Lahan Sekitar ........................................................................ III-7
Gambar 3.4 View Kedalam Site ................................................................................. III-9
Gambar 3.5 Matahari dan Arah Angin ..................................................................... III-11
Gambar 3.6 Aksesibilitas dan Sirkulasi .................................................................... III-11
Gambar 3.7 Vegetasi dan Kebisingan........................................................................ III-12
Gambar 3.8 Drainase dan Jaringan Utilitas .............................................................. III-12
Gambar 3.9 Struktur Organisasi Pusat Perbelanjaan ................................................. III-13
Gambar 3.10 Struktur Organisasi DKM Masjid ....................................................... III-13
Gambar 3.11 Alur Kegiatan Mikro Pengunjung ........................................................ III-14
Gambar 3.12 Alur Kegiatan Makro ........................................................................... III-16
BAB IV
Gambar 4.1 Skema Pemikiran Tema ......................................................................... IV-2
Gambar 4.2 Konsep Zoning dan Gubahan Massa ..................................................... IV-3
Gambar 4.3 Pengolahan Fasad.................................................................................... IV-4
Gambar 4.4 Konsep Struktural .................................................................................. IV-5
Gambar 4.5 Konsep Utilitas Bangunan ..................................................................... IV-6
BAB V
Gambar 5.1 Blok Plan ................................................................................................... V-2
Gambar 5.2 Prespektif Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Masjid .............................. V-2
Gambar 5.3 Tampak Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Masjid ................................. V-3
Gambar 5.4 Prespektif Interior Pusat Perbelanjaan ..................................................... V-3
Gambar 5.5 Potongan Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Masjid ............................... V-4
viii
DAFTAR TABEL
BAB II
Tabel 2.1 Strategi Pencapaian Arsitektur Kontemporer .............................................. II-9
Tabel 2.2 Ukuran Bus/Truk ........................................................................................ II-20
BAB III
Tabel 3.1 Data Jumlah Penduduk Kota Bandung ..................................................... III-17
Tabel 3.2 Aspek Legal Kawasan Ekisting Proyek .................................................... III-17
Tabel 3.3 Analisa Jumlah Pengunjung ..................................................................... III-17
Tabel 3.4 Akumulasi Presentase Urban Lifestyle ..................................................... III-18
Tabel 3.5 Tabel Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang .............................................. III-19
BAB IV
Tabel 4.1 Elaborasi Tema ........................................................................................... IV-1
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
Pusat perbelanjaan adalah kompleks toko ritel dan fasilitas yang direncanakan
sebagai kelompok terpadu untuk memberikan kenyamanan berbelanja yang
maksimal kepada pelanggan dan pentaan barang dagangan yang terekspose
secara maksimal .
Pusat perbelanjaan adalah sekelompok pengusaha eceran (retailer) dan kegiatan
komersil lainnya yang direncanakan, dikembangkan, dimiliki, dan dioperasikan
dalam satu unit bisnis, pada umumnya menyediakan tempat parkir .
Pusat perbelanjaan adalah tempat yang diperuntukkan bagi pertokoan yang
mudah dikunjungi pembeli berbagai lapisan masyarakat .
Pusat perbelanjaan adalah suatu area tertentu yang terdiri dari satu atau beberapa
bangunan yang didirikan secara vertikal dari satu atau beberapa bangunan yang
didirikan secara vertikal maupun horizontal, yang dijual atau disewakan kepada
pelaku usaha atau dikelola sendiri untuk melakukan kegiatan perdagangan
barang .
3) Pengertian Pusat Perbelanjaan Terbuka
Pusat perbelanjaan terbuka langsung terhadap cahaya matahari n pusat
perbelanjaan tanpa pelingkup, perlindungan terhadap cuaca dilakukan melalui
penggunaan canopy menerus sepanjang muka toko .
4) Pengertian Arsitektur Kontemporer
Arsitektur Kontemporer adalah suatu bentuk karya arsitektur yang sedang terjadi
di masa sekarang .
5) Kesimpulan Judul
Maka dapat disimpulkan, pengertian judul „Rancangan Pusat Perbelanjaan
Terbuka „Palasari Plaza‟ Dengan Pendekatan Arsitektur Kontemporer‟ adalah
merencanakan Palasari Plaza sebagai suatu kompleks toko ritel dan fasilitas
kegiatan komersil terpadu tanpa pelingkup (terbuka) dengan menggunakan
pendekatan arsitektur kontemporer.
1.2. Sasaran
What
Pusat perbelanjaan Palasari Plaza
Who
Masyarakat Bandung dan luar Bandung
2
Where
Berada di Jalan Palasari
When
Proyek dimulai pada tahun 2018 dengan peruntukan masa guna bangunan
hingga tahun 2035.
Why
Memenuhi kebutuhan masyarakat Bandung akan pusat perbelanjaan yang
memadai
How
Merencanakan pusat perbelanjaan yang dapat mewadahi kebutuhan
masyarakat akan sebuah pusat perbelanjaan di kota Bandung dan lapangan/
tempat berkumpul.
1.3. Latar Belakang Proyek
Judul diambil berdasarkan proyek dan fungsi bangunan yang akan dikerjakan,
yaitu pusat perbelanjaan terbuka yang berada di Jalan Palasari kota Bandung. Daerah
palasari merupakan tempat strategis yang berada pada pusat kota dengan sirkulasi
kendaraan dan angkutan umum yang cukup baik. Namun pada daerah tersebut belum
terdapat pusat perbelanjaan yang lengkap dan memadai. Oleh karena itu proyek ini
berjalan dengan harapan agar daerah tersebut dapat terbantukan sektor ekonomi, dan
dapat meningkatkan minat wisata melalui desain pusat perbelanjaan yang menarik
sehingga menarik minat pengunjung.
1.3.1. Alasan Pemilihan Lokasi
Kawasan Palasari dipilih untuk menjadi lokasi proyek pusat perbelanjaan ini
dikarenakan pada daerah ini belum memiliki pusat perbelanjaan dengan koleksi buku
yang lengkap, juga sarana dan prasarana yang dapat menambah nilai jual pedagang
pada plaza ini. Plaza ini pun akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas keluarga agar
semakin menarik minat pengguna untuk mengunjungi Palasari Plaza
1.3.2. Alasan Proyek Diadakan
Bandung merupakan kota besar dengan berbagai macam kebutuhan yang
dibutuhkan oleh masyarakat. Salah satunya adalah pusat perbelanjaan. Bandung
memiliki beberapa pusat perbelanjaan yang memadai, tetapi hanya terletak di beberapa
tempat dan memiliki rentang jarak yang relatif jauh. Wilayah palasari belum memiliki
pusat pernelanjaan mumpuni yang dapat menampung segala kebutuhan masyarakat
Bandung. Dengan dibangunnya pusat perbelanjaan Palasari Plaza diharapkan dapat
memenuhi segala kebutuhan masyarakat Bandung khususnya wilayah palasari.
3
1.3.3. Definisi dan Alasan Pemilihan Tema
Tema perancangan yang dipilih untuk kemudian diterapkan pada
bangunan ini adalah arsitektur kontemporer. Arsitektur kontemporer mengacu
pada gaya bangunan saat ini. Kontemporer pada dasarnya adalah gaya desain
yang sedang up to date atau sedang diproduksi pada masa sekarang, atau dalam
kata lain memiliki sifat untuk selalu berkembang seiring perkembangan zaman
yang diikutinya. Kontemporer bersifat dinamis dan tidak terikat oleh suatu era.
Louis Kahn merupakan salah satu pendukung arsitektur kontemporer. Menurut
Louis Kahn, arsitektur dimulai dari „dimana fungsi-fungsi telah dibentuk dengan
jelas‟, dengan pengertian bahwa arsitektur adalah ruang-ruang yang terbentuk
dari fungsi-fungsi yang ada pada bangunan tersebut. Setiap elemen-elemen di
dalam ataupun diluar bangunan harus dapat memperlihatkan bagaimana elemen-
elemen tersebut berdiri, muncul dan bertahan. Sifat-sifat bahan konstruksi dari
selubung di sekitar ruang harus terlihat.
4
k. Tercapinya perancangan dalam :
1. Gubahan yang ekspresif dan dinamis,
2. Pengolahan ruang dalam dan ruang luar harmonis,
3. Harmoni diantara material dan fasad bangunan
4. Kenyamanan dalam bangunan
5. Pengolahan elemen lansekap
5
1.5. Tujuan Proyek
Tujuan proyek:
1. Mewadahi kebutuhan masyarakat akan sebuah pusat perbelanjaan di kota Bandung dan
lapangan/ tempat berkumpul
2. Pengembangan atau penambahan fasilitas maupun sarana yang ada seperti open space
3. Merencanakan pusat perbelanjaan yang memiliki aksesibilitas yang nyaman untuk
kemudahan pengguna, berupa sirkulasi manusia dan penyandang disabilitas, dan
keleluasaan pergerakan dalam bangunan
4. Merencanakan pemusatan kegiatan dan zona ruang yang baik untuk kelancaran sirkulasi
manusia/ pengguna, barang, dan servis
5. Memberikan fasilitas yang nyaman unutuk pengunjung berupa retail, restoran, dan
tempat perbelanjaan
6. Membantu meningkatkan pendapatan dari bidang pariwisata setempat dengan menarik
wisatawan untuk datang baik dari domestik maupun mancanegara
7. Terciptanya desain yang baik, tepat, efisien, dan fungsional
6
Nama Proyek : Pusat Perbelanjaan Palasari Plaza
Sifat Proyek : Fiktif
Owner : Swasta
Sumber Dana : Swasta
Lokasi : Jl. Palasari, Kota Bandung, Jawa Barat
Luas Lahan : 31.452 m2 atau 3,1 Ha
Fungsi Lahan : Pusat Perbelanjaan
Lokasi Administratif: Kota Bandung
Batas Wilayah :
o Utara : Hotel dan pemukiman
o Timur : Rumah sakit dan sekolah
o Barat : Sekolah dan GOR Lodaya
o Selatan : Pertokoan dan pemukiman
1. Regulasi :
KDB :70%
70% x 32.298 m2 = 22.608 m2
KLB :1,4 x 32.298 m2 = 45.217 m2
KDH minimum : 20%
GSB : ½ x lebar jalan = 10 meter
7
2) Tipe pusat perbelanjaan
Terdapat beberapa tipe pusat perbelanjaan berdasarkan jenis fisik, variasi barang
yang dijual, luas area pelayanan, fungsi kegiatan, jenis barang yang dijual, konfigurasi
bangunan, dan cara pelayanan.
Jenis Fisik
Menurut jenis fisik dari bangunan, toko dibedakan menjadi :
o Shop Units : unit retail dengan area untuk berjualan kurang dari 400 m2
o Departement store : toko yang menawarkan banyak pilihan barang dan biasanya
area untuk berjualan lebih dari 10.000 m2 - 20.000 m2
o Supermarket : toko makanan dengan sistem self service dan memiliki area
minimum untuk berjualan 400 m2
o Cash dan carry dan other retail warehouse : bangunan yang digunakan untuk
menyimpan dan menjual barang yang didiskon untuk pedagang maupun
anggota masyarakat
o Superstores : Pertokoan dengan area berjualan lebih dari 2.500 m2
o Hypermarket : lokasi hypermarket selalu berada jauh dari tengah kota dan area
untuk berjualannya lebih dari 5.000 m2
o Shopping Arcade : terdiri dari pedestrian yang sempit dan tertutup, dengan
toko-toko di kedua sisi, memilik lebar yang hanya cukup untuk di lewati
pengunjung, dan tanpa tempat duduk, tanaman dan perabotan lain
o Shopping Mall : terdiri dari 3-3.5 m area untuk berjalan yang berada di depan
pertokoan yang berada di sisi-sisnya dan pusat reservasi sebesar 4-8 m.
8
pelayanan antara 150.000-400.000 penduduk, terletak pada lokasi yang
strategis, tergabung dengan lokasi perkantoran, rekreasi, dan seni
o Community Shopping Center Luas areal antara 9.290-23.225 m2, terdiri atas
junior departement store, super market dengan jangkauan pelayanan antara
40.000- 150.000 penduduk, terletak pada lokasi yang mendekati pusat-pusat
kota (wilayah)
o Neigbourhood Shopping Center Luas areal anrata 2.720-9.290 m2, jangkauan
pelayanan antara 5.000-40.000 penduduk. Unit terbesar berbentuk supermarket,
berada pada suatu lingkungan tertentu
Fungsi Kegiatan
Pusat perbelanjaan dilihat dari fungsi dan kegiatan yang ada pada bangunan yaitu:
o Murni : Pusat perbelanjaan yang tidak hanya sebagai tempat berbelanja
tetapi juga sebagai suatu “Community Center”
o Multi Fungsi : memiliki fungsi yang hampir sama dengan “pusat
perbelanjaan” murni. Namun kegiatan yang terjadi di dalamnya tidak hanya
berbelanja dan rekreasi, namun memiliki fungsi untuk kegiatan perkantoran
atau apartemen
Konfigurasi Bangunan
Konfigurasi bangunan merupakan hal yang penting dari proses perencanaan site
bagi penyewa maupun developer. Pertimbangan dari developer adalah menentukan pola
bangunan dan menempatkan penyewa utama. Penyewa-penyewa inin diatur sedemikian rupa
sehingga menimbulkan suatu jalur lalu lintas perbelanjaan antara penyewa utama dengan
9
penyewa lain. Berdasarkan konfigurasi tersebut, terdapat macam dan pola bangunan dan
konfigurasi, antara lain :
o Bentuk linier merupakan suatu deretan toko-toko yang membentu garis
lurus yang dipersatukan oleh kanopi dan pedestrian yang terdapat di
sepanjang bagian depan toko-toko . Bangunan tipe ini biasanya
dimundurkan dari batas jalan dan sebagian besar parkir terletak antara jalan
dan bangunan. Pengaturan dengan tipe ini paling sering diterapkan pada
neigbourhood shopping center dengan peletakan penyewa-penyewa utama
pada ujungnya
o Bentuk L dan U merupakan perkembangan dari bentuk linier shopping
center yang besar dan community shopping centers uang kecil, sedangkan
bentuk U sesuai dengan community shopping center yang besar
o Mall, merupakan daerah bagi pejalan kaki yang terletak diantara bangunan
linier yang berhadapan, kemudian mall menjadi daerah bagi pejalan kaki
unutk hilir-mudik dalam berbelanja. Mall telah menjadi standart regional
shopping center dan sedang diterapkan pula pada community shopping
center
o Cluster, merupakan perkembangan dari konsep mall, tetapi pada penerapan
cluster lebih ditekankan pada penggunaan beberapa massa bangunan yang
berdiri sendiri, dipisahkan oleh jalur bagi pejalan kaki atau taman pada
regiaonal shopping center. Bentuk cluster bervariasi dengan menggunakan
bentuk-bentuk dari huruf X, Y, dan halter.
Cara Pelayanan
Berdasarkan cara pelayanan pada pusat perbelanjaan dibedakan menjadi :
o Personal Service. Pembeli dilayani langsung oleh pelayan. Setelah
transaksi, pelayan langsung meminta pembayaran dan membungkus
barang tersebut
o Self Selection. Pembeli dapat memilih dan membeli barang-barang,
kemudian mengumpulakan ke pelayan dan meminta bon pembayaran, lalu
kekasir untuk mebayar dan mengambil barang
o Self Service. Pembeli dapat memilih dan mengambil barang-barang yang
dibutuhkan, kemudian diletakan pada keranjang/kereta dorong yang telah
disediakan, lalu langsung dibawa ke kasir untuk pembayaran dan
pembungkusan.
10
3) Fasilitas
Pusat Perbelanjaan merupakan penggambaran dari kota yang terbentuk oleh elemen-
elemen :
o Anchor (magnet) merupakan transformasi dari “node” dapat pula
berfungsi sebagai landmark, perwujudan berupa plaza dalam shopping
center.
o Secoundary Anchor (magnet sekunder) merupakan transformasi dari
“distrik” perwujudannya berupa pedestrian yang menghubungkan magnet-
magnet.
o Street I merupakan transformasi bentuk “path” perwujudan berupa
pedestrian yang menghubungkan magnet-magnet.
o Lanscaping (pertamanan) merupakan transformasi dari “edges” sebagai
pembatas pusat pertokoan di tempat-tempat luar
Fasilitas yang akan terdapat pada pusat perbelanjaan yaitu:
Retail store
Departement store
Food court
Food retail
Thematic restaurant
Cinema
Game zone
Meeting point
Mosque
Salon
4) Aktivitas
Berikut adalah pengunjung pusat perbelanjaan:
o Masyarakat Bandung
o Masyarakat luar Bandung
Sedangkan pengguna/ pelaku aktivitas dan aktivitas yang terjadi di dalam pusat
perbelanjaan adalah sebagai berikut:
a. Pengunjung
Kegiatan utama pengunjung pada pusat perbelanjaan ada 2 yaitu :
• Mengkonsumsi kebutuhan berbelanja yang rutin /berulang misal kebutuhan
berbelanja makanan.
• Membandingkan barang berdasarkan kualitas, variasi, desain, harga, layanan dll
sebelum membuat keputusan barang yang akan dibeli.
11
b. Penyewa
Penyewa adalah orang atau sekelompok orang yang menyewa dan mengunakan
ruang serta fasilitas yang disediakan dalam melakukan kegiatan jual beli.
c. Pengelola
Pengelola adalah individu yang tergabung dalam suatu badan yang bertanggung
jawab penuh terhadap segala kegiatan pengelolaan yang terdapat dalam pusat
perbelanjaan.
Pengelola shopping center hanya meliputi dan behubungan dengan bangunan yang
dikelola tidak termasuk pengelola yang ada pada outlet masing-masing yaitu terdiri :
• Manager (manager/pimpinan) Pengturan dibatasi pada pengambilan
keputusan(decision making) tingkat atas.
• Administration (administrasi) Adalah sebuah tim yang mengelola segala hal yang
berhubungan dengan administrasi kantor.
• Marketing team (Tim marketing) Adalah suatu tim yang mengurusi masalah
pemasaran. Berhasil tidaknya shopping center tergantung pada marketingnya.
Marketing sering dikatakan sebagai ujung tombaknya produksi.
• Cleaning service Adalah yang mengurusi segala hal yang berhubungan dengan
kebersihan gedung.
• Maintenance Building Service (Perawatan gedung) Adalah suatu tim yang
bertanggung jawab terhadap perawatan gedung yang meliputi utilitas dan struktur
geedung.
• Security (keamanan) Adalah suatu tim yang bertanggung jawab terhadap
keamanan lingkungan bangunan dari pencurian, perampokan, pengerusakan dan
lain-lain.
d. Pemilik
Yakni pihak yang paling berkepentingan terhadap nilai komersial dari shopping
center. Sasaran utama investor adalah para pedagang/penyewa toko dan sasaran tidak
langsungnya adalaaah para pengunjung.
12
Tabel 1.1 Aktivitas Pengguna Bangunan
13
Tahap Persiapan
Menyusun rancangan penelitian
Memilih lapangan penelitian
Mengurus perizinan
Menjajaki dan menilai lapangan
Memilih dan memanfaatkan lingkungan
Menyiapkan perlengkapan penelitian
Persoalan etika penelitian
Pengelolaan Data
Data yang sudah terkumpul diolah dan dikelompokan berdasarkan bahasannya
untuk mempermudah proses analisis.
Analisisi Permasalahan
Melakukan penggabungan antar studi literatur dan studi lapangan sebagai acuan
dalam proses menganganalisis
Proses Perancangan
Merupakan hasil dari proses berbagai jenis analisis yang dituangkan ke dalam
desain bangunan.
Metode perancangan yang digunakan untuk mencapai tujuan dan misi yang telah
ada dengan menggunakan metode deskriptif baik kualitatif, kuantitatif, dan kualitatif
dikuantitatifkan. Metode kualitatif yaitu metode yang berusaha menggambarkan objek
sesuai dengan kenyataan melalui pengamatan (observasi). Metode kuantitatif yang
14
digunakan yaitu pendekatan dengan alat ukur dan menganalisis data hasil pengukuran
ke dalam laporan. Sedangkan metode kualitatif dikuantitatifkan adalah penggabungan
dari kedua metode di atas. Penelitian deskriptif mempunyai langkah penting sebagai
berikut:
Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan
melalui metode deskriptif
Membatasi dan merumuskan permasalahan secara jelas
Menentukan tujuan dan manfaat proyek
Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan
Menentukan kerangka berpikir, dan pertanyaan penelitian dan/ atau hipotesis
penelitian
Membuat laporan perancangan
15
1.10. Skema Pemikiran
17
BAB II
TINJAUAN PROYEK
19
2.1.2 Tinjauan Tema Arsitektur Kontemporer
Tema perancangan yang dipilih untuk kemudian diterapkan pada bangunan ini
adalah arsitektur kontemporer. Arsitektur kontemporer mengacu pada gaya bangunan
saat ini. Kontemporer pada dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau
sedang diproduksi pada masa sekarang.
Gaya kontemporer mulai berkembang sekitar awal 1920-an yang dimotori oleh
sekumpulan arsitektur Bauhaus School of Design di Jerman. Mereka merespon
kemajuan teknologi dan perubahan sosial masyarakat akibat perang dunia. Gaya
kontemporer dalam seni bangunan sendiri mulai berkembang pesat pada tahun 1940-
1980an. Istilah arsitektur kontemporer mengacu pada gaya bangunan saat ini. Arsitektur
kontemporer timbul dari rasa ketidakpuasan arsitek terhadap teori-teori yang
mengekang arsitektur itu sendiri, serta akibat perkembangan zaman yang menuntut
perubahan, perubahan dalam penciptaan sebuah karya arsitektur. Kontemporer pada
dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau sedang diproduksi pada masa
sekarang, atau dalam kata lain memiliki sifat untuk selalu berkembang seiring
perkembangan zaman yang diikutinya. Kontemporer bersifat dinamis dan tidak terikat
oleh suatu era. Desain yang kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru1.
Berikut adalah strategi pencapaian arsitektur kontemporer2:
Tabel 2.1 Strategi Pencapaian Arsitektur Kontemporer
No Prinsip Arsitektur Kontemporer Strategi Pencapaian
1 Gubahan yang ekspresif dan Gubahan massa tidak berbentuk formal
dinamis (kotak) tetapi dapat memadukan beberapa
bentuk dasar sehingga memberikan kesan
ekspresif dan dinamis
2 Konsep ruang terkesan terbuka Penggunaan dinding dari kaca, antara ruang
dan koridor (dalam bangunan) dan
optimalisasi bukaan sehingga memberikan
kesan bangunan terbuka dan tidak masiv
3 Harmonisasi Ruang Luar dan dalam Penerapan courtyard sehingga memberikan
suasana ruang terbuka di dalam bangunan
1
https://www.arsitag.com/article/arsitektur-dan-desain-kontemporer, diakses pada tanggal 20 Maret 2018 pukul
20.38
2
http://e-journal.uajy.ac.id/11419/4/TA142823.pdf, diakses pada tanggal 10 Agustus 2018 pukul 21.49
20
Pemisahan ruang luar dengan ruang dalam
dengan menggunakan perbedaan pola lantai
atau bahan lantai
4 Memiliki fasad yang transparan Fasad bangunan menggunakan bahan
transparan memberikan kesan terbuka,
untuk optimalisasi cahaya yang masuk ke
ruang sekaligus mengundang orang untuk
datang karena memberikan kesan terbuka
5 Kenyamanan Hakiki Kenyamanan tidak hanya dirasakan oleh
beberapa orang saja (mis : orang normal)
tetapi juga dapat dirasakan oleh kaum
difabel. Misalnya penggunaan ramp untuk
akses ke antar lantai.
6 Eksplorasi Elemen Lansekap Mempertahankan vegetasi yang kiranya
dapat dipertahankan yang tidak
mengganggu sirkulasi diluar maupun dalam
site. Penerapan vegetasi sebagai pembatas
antara satu bangunan dengan bangunan lain.
menghadirkan jenis vegetasi yang dapat
memberikan kesan sejuk pada site sehingga
semakin menarik perhatian orang untuk
datang.
7 Bangunan yang kokoh Menerapkan sistem struktur dan konstruksi
yang kuat serta material modern sehingga
memberi kesan kekinian
23
2.5 Tinjauan Pustaka
2.5.1 STUDI LITERATUR STANDAR
Sub bab ini berisi studi literatur standar dari toilet, konsep dan pola alur
sirkulasi, lahan parkir, radius perputaran bus dan parkir bus, gedung parkir, kantor,
pujasera, dan loading dock.
2.5.1.1 Toilet
1. Persyaratan Ruang :
a. Ruang untuk buang air besar (WC) P = 80-90 cm, L = 150-160 cm, T = 220-
240 cm
b. Ruang untuk buang air kecil (Urinoir) L = 70-80 cm, T = 40-45 cm
2. Sirkulasi Udara : Mempunyai kelembaban 40 – 50 %, dengan taraf pergantian
udara yang baik yaitu mencapai angka 15 air-change per jam (dengan suhu
normal toilet 20-27 derajat celcius)
3. Pencahayaan : Sistem pencahayaan toilet umum dapat menggunakan
pencahayaan alami dan pencahayaan buatan. Iluminasi standar 100 – 200 lux.
4. Konstruksi Bangunan :
a. Lantai, kemiringan minimum lantai 1 % dari panjang atau lebar lantai.
b. Dinding, ubin keramik yang dipasang sebagai pelapis dinding, gysum tahan air
atau bata dengan lapisan tahan air.
c. Langit-langit, terbuat dari lembaran yang cukup kaku dan rangka yang kuat
sehingga memudahkan perawatan dan tidak kotor.
Gambar tentang studi literatur standar toilet dapat dilihat pada Gambar 2.2
sampai Gambar 2.6
25
Gambar 2.5 Sanitair, Aksesoris, dan Finishing
Deskripsi Ilustrasi
Merupakan tahap pertama alur
sirkulasi berupa pencapaian
terhadap entrance bangunan maupun
massa bangunan.
Pencapaian terbagi menjadi:
(1) Pencapaan frontal; langsung
Pencapaian
27
Deskripsi Ilustrasi
Merupakan tahap pertama alur
sirkulasi berupa pencapaian
terhadap entrance bangunan maupun
massa bangunan.
Pencapaian terbagi menjadi:
(1) Pencapaan frontal; langsung
Pencapaian
Deskripsi Ilustrasi
Merupakan tahap pertama alur
sirkulasi berupa pencapaian
terhadap entrance bangunan maupun
massa bangunan.
Pencapaian terbagi menjadi:
(1) Pencapaan frontal; langsung
Pencapaian
28
2.5.1.3 Lahan Parkir
Fasilitas parkir dalam sistem transportasi berfungsi menyimpan kendaraan di
tujuan perjalanan. Fasilitas parkir berfungsi baik jika tidak terjadi konflik pada ruas
jalan di sekitar lokasi parkir tersebut. Masalah timbul jika kebutuhan parkir melebihi
kapasitas parkir yang tersedia sehingga mengganggu kelancaran lalu lintas pada ruas
jalan. Kriteria peletakan fasilitas parkir :
1. Tempat parkir diusahakan di permukaan yang datar agar kendaraan tidak
menggelinding. Jika tanah miring lakukan grading dengan sistem cut and fill.
2. Tempat parkir dengan bangunan ( tempat kegiatan ) diusahakan tak jauh. Jika
cukup jauh, buat sirkulasi yang jelas dan terarah menuju area parkir.
Ditinjau dari penggunaannya, tempat parkir terbagi atas :
1. Parkir kendaraan roda lebih dari 4, misalnya bus ( lebar 3 meter, panjang 8 m ),
bus kecil ( lebar 2,4 m, panjang 6 m ) dan truk.
2. Parkir kendaraan roda 4, misalnya sedan besar ( lebar 1,765 m, panjang 4,82 m ),
sedan sedang ( lebar 1,4 m, panjang 3,8 m ), sedan kecil ( lebar 1,4 m, panjang
2,9 m ), MPV ( lebar 1,6 m, panjang 4,8 m ), jeep ( lebar 1,6 m, panjang 4 m )
dan minibus ( lebar 1,5 m, panjang 5 m ).
3. Parkir kendaraan roda 3, misalnya bemo ( lebar 1.05 m, panjang 2,5 m ) dan
motor sisipan. Becak ( lebar 90 cm, panjang 2 m ).
4. Parkir kendaraan roda 2, misalnya sepeda ( lebar 45 cm, panjang 1,5 m ) dan
sepeda motor ( lebar 90 cm, panjang 2 m ), motor besar ( lebar 1,05 m, panjang
2,5 m ). Studi literatur standar dapat dilihat pada Gambar 2.8.
29
Gambar 2.8 Studi Literatur Standar Latihan Parkir
30
2.5.1.4 Radius Perputaran Bus Dan Parkir Bus
Ukuran Bus/Truk dapat dilihat pada Tabel 2.2. Radius perputaran bus dan parkir
bus dapat dilihat pada Gambar 2.9.
31
Tabel 2.2 Ukuran Bus/Truk
32
Gambar 2.10 Akses Jalan pada Gedung Parkir
33
2.5.1.6 Kantor
Ruang utama pada kantor terdiri dari:
1. Workstation, yang dilengkapi fasilitas kursi, tempat penyimpanan dan
memungkan untuk karyawan melihat ke segala arah.
2. Personal office, berupa ruang tertutup yang dapat memuat 1 (satu) orang atau
lebih.
3. Team room, ruang terbuka untuk jangka panjang di mana klien juga dapat
mengakses ruang tersebut.
4. Meeting room, berupa ruang terbuka dengan formal atau informal fasilitas seperti
elektronik, whiteboard, sistem audiovisual atau video-conferencing.
Ruang kantor dapat dilihat pada Gambar 2.12 sampai Gambar 2.16.
34
Jarak antar loker di ruang penitipan barang adalah 1,2 m² yang berfungsi sebagai area
sirkulasi.
35
Ukuran orang yang sedang shalat dalam ruangan yaitu 1,2 m² (dalam keadaan
berdiri) dan 0,8 m² (dalam keadaan duduk)
Pada ruang P3K minimal di dalamnya terdapat area untuk konsultasi dengan dokter
serta area pemeriksaan yang berupa tempat berbaring atau kasur
Pujasera (bahasa Inggris: food court, atau di Asia Pasifik juga disebut food hall[1]) adalah sebuah
tempat makan yang terdiri dari gerai-gerai (counters) makanan yang menawarkan aneka menu
yang variatif. Pujasera merupakan area makan yang terbuka dan bersifat informal, dan biasanya
berada di mal, pusat perbelanjaan, perkantoran, universitas atau sekolah modern.
Gambar 2.17Pujasera
2.5.1.8 Loading Dock
Loading Dock dapat dilihat pada Gambar 2.18.
Loading Dock merupakan area naik turunnya barang. Biasanya terdapat perbedaan ketinggian
antara muka lantai bangunan dengan ketinggian lantai kendaraan.
37
2.5.2 STUDI LITERATUR AKSESIBILITAS
Sub bab ini berisi studi literatur aksesibilitas jalue pedestrian, rute dan pintu
masuk aksesibel, ukuran ruang dan ergonometri, ramp, tangga, dan alat transportasi
vertikal di dalam bangunan.
2.5.2.1 Jalur Pedestrian
Jalur pedestrian harus memenuhi persyaratan di bawah ini :
1. Permukaan jalan harus stabil, kuat, tahan cuaca, bertekstur halus tetapi tidak
licin
2. Minimal lebar jalan pedestrian adalah 1.2 meter untuk satu arah dan 1.65 meter –
1.8 meter untuk dua arah
3. Kecuraman pedestrian harus diantara 3% sampai 5% atau 30 mm – 50 mm
setiap 1 meter
4. Hindari gundukan pada permukaan jalan, kalaupun ada tidak boleh lebih dari
1,25 cm
5. Kemiringan maksimum 7°
6. Pada setiap jarak 9 m disarankan terdapat pemberhentian untuk istirahat.
7. Pencahayaan Berkisar antara 50-150 lux
8. Drainase dibuat tegak lurus dengan arah jalur dengan kedalaman maksimal 1,5
cm, mudah dibersihkan dan perletakan lubang dijauhkan dari tepi ramp.
9. Jalur pedestrian harus bebas dari penghalang seperti pohon, tiang rambu-rambu
dan benda-benda lain.
10. Harus ada tepi pengaman sepanjang jalur pedestrian dengan ketinggian 10 cm
dan lebar 15 cm
Jalur Pedestrian dapat dilihat pada Gambar 2.19, Level and Grooves pada
Gambar 2.20, dan Jalur Pemandu pada Gambar 2.21.
38
• 20 mm adalah ketinggian maksimal untuk
perbedaan elevasi pada jalan.
• Membuat pembatas dipinggir atau diantara
jalan dengan perbedaan elevasi agar kursi roda
dan tongkat penyandang disabilitas tidak
keluar jalur dan memperingati penggunanya
untuk tidak melintas keluar jalur yang ada.
41
Koridor menggunakan material lantai yang aman dan menggunakan guiding floor
material
Meiliki handrail di sisi tembok sebagai alat bantu dan juga sebagai penunjuk arah
Lebar minimum koridor adalah 1.5 meter
Menyiapkan ramp dengan kemiringan 1 : 12 untuk perbedaan elevasi di lantai
koridor
2.5.2.3 Ukuran Ruang dan Ergonometri
Ukuran dasar ruang tiga dimensi (panjang, lebar, tinggi) mengacu kepada ukuran
tubuh manusia dewasa
Lebar ideal minimum koridor 1,5 meter
Perbandingan kemiringan ramp pada lantai koridor adalah 1:12
Ukuran dasar ruang diterapkan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan,
bangunan dengan fungsi yang memungkinkan digunakan oleh orang banyak secara
sekaligus, seperti balai pertemuan, bioskop, dsb. harus menggunakan ukuran dasar
maksimum
Ukuran dasar minimum dan maksimum yang digunakan dalam pedoman ini dapat
ditambah atau dikurangi sepanjang asas-asas aksesibilitas dapat tercapai
Ukuran ruang dan ergonomi dapat dilihat pada Gambar 2.25.
42
Gambar 2.25 Ukuran ruang dan ergonomi
2.5.2.4 Ramp
Kemiringan suatu ramp di dalam bangunan tidak lebih 7˚, Sedangkan kemiringan
suatu ramp yang ada diluar bangunan maksimal 6˚.
Untuk konfigurasi ramp sebaiknya berbentuk lurus dengan radius 90˚ dan 180˚.
Minimal kelebaran ramp adalah 90 cm dengan maksimal kemiringan yang
disarankan adalah 1 : 20.
Tiap 120 mm perjalanan, kenaikan ramp yang dianjurkan adalah 10 mm
Panjang mendatar dari suatu ramp (dengan kemiringan 7˚) tidak boleh lebih dari
900 cm
43
Lebar minimum dari ramp adalah 95 cm tanpa tepi pengaman dan 136 cm dengan
tepi pengaman.
Bordes (muka datar) pada awalan atau akhiran dari suatu ramp harus bebas dan
datar dengan ukuran minimum 160 cm.
Bordes awalan atau akhiran suatu ramp harus memiliki tekstur sehingga tidak licin
khususnya diwaktu hujan.
Lebar tepi pengaman ramp (low crub) 10 cm dengan lebar 15 cm
Ramp harus diterangi dengan pencahayaan yang cukup sehingga membantu
pecahayaan di ramp waktu malam hari.
Ramp harus dilengkapi dengan pegangan rambatan (handrail)
44
Gambar 2.27 Tangga
2.5.2.5 Alat Transportasi Vertikal Di Dalam Bangunan
45
Gambar 2.29 Alat Transportasi Vertikal Di Dalam Bangunan (Lanjutan)
47
2.6.2 HASHIMOTO KONOHA MALL
48
Konoha Mall merupakan salah satu mall di Jepang yang mengambil tema eco-leisure,
yaitu tempat wisata yang menawarkan konsep sustainability dan eco-design untuk
menciptakan pengalaman uang yang baik. Mateial yang digunakan merupakan elemen-
elemen natural dan diperuntukkan untuk pengguna yang ada disekitar distiknya.
Konsep mall ini sangat unik karena ingin menciptakan desain yang dapat mensupport
komunitas lokal dan menciptakan ruang pedestrian yang baik. Konoha mall sangat
memperhatikan koneksi antara sirkulasi, warna, dan ruang publik untuk memastikan
desain mall selaras. Part atau ide desain yang bisa di ambil dari desian Konoha Mall ini
adalah ruang publik, dan pertokoan atau retailnya yang sangat selaras, memiliki koneksi
yang baik, juga sirkulasi penggunanya tidak tertutup sehingga dapat mengoptimalkan
penggunaan penghawaan alami pada Konoha Mall.
49
2.6.3 Eastland Tower Center
Eastland Tower Center merupakan sebuah bangunan mix-used dan memiliki pusat
perbelanjaan yang berada di Melbourne, Australia. Pusat perbelanjaan pada bangunan
ini berada di atas dan bawah level jalan sehingga terdapat beberapa akses untuk menuju
ke pusat perbelanjaan. Fasad pada bangunan ini menggunakan secondary skin
bergelombang sehingga menciptakan efek bayangan yang dramatis pada bagian yang
terjatuhi bayangan. Pusat perbelanjaan ini mengambil tema kontemporer pada bagian
fasadnya sehingga menampilkan kesan yang segar pada fasad bangunan tersebut. pada
bagian pintu masuk, desainnya terkesan simpel dan ikonik sehingga menjadi daya tarik
tersendiri untuk pusat perbelanjaan Eastland Town Center.
50
2.6.4 Paris Van Java Resort Lifestyle
Paris Van Java Resort Lifestyle Plaza (PVJ adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Bandung,
Jawa Barat. Mal ini bisa dicapai eberapa jam dengan mengemudi dari Tol Pasteur. Paris van Java didesain
dengan konsep citywalk dengan gaya eropa sehingga tenant-tenant didesain secara linear seperti toko-
toko dengan koridor pejalan kaki pada bagian tengahnya. Desain fasad bangunan mengadopsi dari fasad
toko-toko erpoa yang berderet secara lnear sehingga dari tampak depan maupun interior bangunan terlihat
seperti deretan toko-toko dengan gaya klasik.
Koridor linear pad abangunan utama terdiri dari tenant- tenant sedangkan tenant tenant besar atau anchor
diletakkan pada kedua ujung sisi koridor. Koridor ini biasa digunakan juga untuk tenant-tenant kecil dan
juga pameran atau bazar pada waktu tertentu.
51
BAB III
ANALISA TAPAK DAN PROGRAM RUANG
52
Palasari Plaza berlokasi di Jalan Palasari, kecamatan Lengkong kota Bandung.
Kecamatan Lengkong merupakan salah satu dari 30 kecamatan di Kota Bandung yang
termasuk bagian dari Wilayah Karees. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh PPID
(Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi) Kota Bandung, kecamatan ini
berbatasan dengan:
Sisi utara : Kecamatan Batununggal dan Sumurbandung
Sisi selatan : Kecamatan Batunuggal
Sisi barat : Kecamatan Bandung Kidul
Sisi timur : Kecamatan Regol
Kecamatan ini memiliki luas wilayah 574 hektar, yang terdiri dari 7 kelurahan,
65 Rukun Warga dan 431 Rukun Tetangga. Kawasan ini merupakan area pemukiman,
perdagangan, hotel, dan restoran, serta pusat perdagangan buku paling lengkap di
Bandung. Popularitas pasar buku tersebut bahkan sudah meluas hingga ke mancanegara.
Pembeli pasar buku tersebut tak hanya warga Bandung, tapi juga dari berbagai daerah
dan luar negeri. Selain menawarkan harga yang lebih murah, Pasar Buku Palasari
memiliki koleksi yang sangat beragam dalam berbagai bidang. Mulai dari buku
pengetahuan umum, agama, hingga buku-buku fiksi seperti novel dan komik bisa
ditemukan di sini. Tak hanya yang baru, buku-buku bekas dan terbitan lama juga
menjadi incaran pembeli yang datang.
Tapak sangat berpotensi karena berada dikawasan yang datar dan berada di
pusat kota sehingga memudahkan dalam segi proses pembangunan.
Tapak berada di kawasan yang datar/tidak memiliki kontur yang
signifikan
Tapak berada di dekat pusat kota sehingga memudahkan dalam segi
proses pembangunan
53
3.1.2 Analisa Mikro
56
3.1.2.5 Drainase dan Jaringan Utilitas
57
3.2 Program Ruang
3.2.1 Struktur Organisasi Pusat Perbelanjaan
58
3.2.3 Alur Kegiatan Mikro Pengguna Bangunan Pusat Perbelanjaan
59
Gambar 3.11 Alur Kegiatan Mikro Pengguna Bangunan
60
3.2.4 Alur Kegiatan Makro Pusat Perbelanjaan
Berikut adalah alur kegiatan dan pembagian zona di dalam bangunan:
62
3.2.5.2 Aspek Legal Kawasan Ekisting Proyek
Tabel 3.2 Aspek Legal Kawasan Ekisting Proyek
63
3.2.5.3 Analisa Jumlah Pengunjung
Tabel 3.3 Analisa Jumlah Pengunjung
64
Tabel 3.4 Akumulasi Presentase Urban Lifestyle
65
66
3.2.6 Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang
Tabel 3.5 Tabel Perhitungan Luas Kebutuhan Ruang
67
68
69
70
71
BAB IV
KONSEP PERANCANGAN
4.1. Elaborasi Tema
Tabel 4.1 Elaborasi Tema
72
Tema perancangan yang dipilih untuk kemudian diterapkan pada bangunan ini
adalah arsitektur kontemporer. Arsitektur kontemporer mengacu pada gaya bangunan
saat ini. Kontemporer pada dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau
sedang diproduksi pada masa sekarang.
Gaya kontemporer mulai berkembang sekitar awal 1920-an yang dimotori oleh
sekumpulan arsitektur Bauhaus School of Design di Jerman. Mereka merespon
kemajuan teknologi dan perubahan sosial masyarakat akibat perang dunia. Gaya
kontemporer dalam seni bangunan sendiri mulai berkembang pesat pada tahun 1940-
1980an. Istilah arsitektur kontemporer mengacu pada gaya bangunan saat ini. Arsitektur
kontemporer timbul dari rasa ketidakpuasan arsitek terhadap teori-teori yang
mengekang arsitektur itu sendiri, serta akibat perkembangan zaman yang menuntut
perubahan, perubahan dalam penciptaan sebuah karya arsitektur. Kontemporer pada
dasarnya adalah gaya desain yang sedang up to date atau sedang diproduksi pada masa
sekarang, atau dalam kata lain memiliki sifat untuk selalu berkembang seiring
perkembangan zaman yang diikutinya. Kontemporer bersifat dinamis dan tidak terikat
oleh suatu era. Desain yang kontemporer menampilkan gaya yang lebih baru 1 .
1
https://www.arsitag.com/article/arsitektur-dan-desain-kontemporer, diakses pada tanggal 20 Maret 2018 pukul
20.38
73
Gambar 4.1 Skema Pemikiran Tema
74
4. Pembatasan terhadap satu atau beberapa material
5. Penekanan bentuk ruang sesuai dengan karakternya, pencarian bentuk
adalah hasil sari suatu tindakan kreatif
6. Sebisa mungkin terangi ruangan dengan cahaya alami
Kesimpulan dari pendapat Louis Kahn ini adalah bahwa setiap elemen-elemen di
dalam ataupun diluar bangunan harus dapat memperlihatkan bagaimana elemen-elemen
tersebut berdiri, muncul dan bertahan. Sifat-sifat bahan konstruksi dari selubung di
sekitar ruang harus terlihat.
Penerapan dari tema Kontemporer mampu merancang bangunan yang lebih
variatif, fleksible, inovatif, dinamis dan beragam, baik material, teknologi mampu
memperoleh sasaran tampak , ruangan, dan ruang luar yang mencapai keharmonisan
pada perancangan Palasari Plaza yang terdapat pada site, serta memberikan identitas
yang berbeda dengan lingkungan sekitarnya.
4.2. Konsep Proyek
75
4.2.1 Konsep Arsitektural
76
77
4.2.3. Konsep Utilitas
78
BAB V
RANCANGAN
80
5.1.3 Penerapan Arsitektur Kontemporer pada Rancangan Fasad Bangunan
Pusat Perbelanjaan
Gambar 5.2 Prespektif Bangunan Pusat Perbelanjaan dan Masjid
Gubahan massa bangunan tidak berbentuk formal (kotak) tetapi dapat memadukan
beberapa bentuk dasar sehingga memberikan kesan ekspresif dan dinamis.
81
Kenyamanan tidak hanya dirasakan oleh beberapa orang saja (mis : orang normal) tetapi
juga dapat dirasakan oleh kaum difabel. Misalnya penggunaan ramp untuk akses ke
antar lantai.
Menerapkan sistem struktur dan konstruksi yang kuat serta material modern sehingga
memberi kesan kekinian.
83
Setelah pondasi terpasang, dibagian atas dipasang poer dan sloof yang mengikat
antar poer. Adapun lama proses pengerjaan pekerjaan substructure dapat dikerjakan
dalam waktu kurang lebih 3 minggu dengan pemasangan sesuai dengan titik pondasi
yang telah ditentukan.
84
Pekerjaan plat lantai dapat dikerjakan setelah pekerjaan kolom dan balok selesai.
Tebal plat lantai yang digunakan adalah 12cm cor setempat. Proses pengerjaan dimulai
dari pemasangan bekisting dan perangkaian tulangan untuk plat lantai. Setelah semua
terpaasng dapat dilanjutkan dengan proses pengecoran untuk plat lantai tersebut.
Pengerjaan plat lantai dibagi menjadi beberapa segmen. Tujuannya agar memudahkan
proses pengerjaan dan pengawasan kualitas beton plat lantai.
Setelah pekerjaan pemasangan kolom, balok dan plat lantai selesai. Pekerjaan
dilanjutkan dengan pemasangan atap bangunan. Rangka atap yang digunakan pada
teminal Cicaheum adalah flat truss dengan menggunakan rangka baja pipa diameter
7cm dangan bahan penutup atap zinc-alumunium. Adapun pertimbangan penggunaan
rangka baja pipa karena pada area tertentu seperti pada area pasar, rangka atap diekspos,
sehingga bentuk baja pipa lebih menarik sebagai elemen estetika struktur.
Proses pemasangan dikerjakan menggunakan mobile crane dengan pertimbangan
ketinggian lantai bangunan hanya 2-3 lantai. Proses pengerjaan dimulai dari
perangkaian truss atap di lokasi yang telah disediakan di site. Sambungan untuk baja
pipa dapat diselesaikan dengan pengelasan. Setelah rangkaian truss selesai sesuai
dengan rencana, atap truss diangkat menggunakan mobile crane, ditempatkan di bagian
yang akan diberi atap. Truss kemudian diberi pengkaku berupa ikatan angin dan
disambungkan ke kolom menggunakan sambungan plat baja dengan ketebalan 1 cm,
dilas dan dibaut.
85
Sedangkan untuk instalasi penangkal petir menggunakan jenis faraday dengan batang
pendenk yang dipasang mengikuti bentuk bangunan dan memproteksi seluruh bagian
bangunan.
86
DAFTAR PUSTAKA
1. https://kbbi.web.id/rancang-2, diakses pada tanggal 10 Agustus 2018 pukul 01.04
2. Chiara, J. D. & Crosbie , M. J., 2001. Time Saver Standart For Building Types. 4th
penyunt. Singapore: McGraw - Hill Book Co. hlm.119
3. International Council of Shopping center (ICSC) tahun 2013
4. Situs online Kamus Besar Bahasa Indonesia tahun 2012
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 112 Tahun 2007 Tentang Penataan Dan
Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern
6. Rubeinstein, H. M., 1978. Central City Mall. New York: A Willey Inter Sience
Publication. Hlm 5-6
7. http://e-journal.uajy.ac.id/11419/4/TA142823.pdf, diakses pada tanggal 10 Agustus 2018
pukul 21.49
8. https://www.e-architect.co.uk/england/stoke-bus-station-building, diakses pada tanggal
27 Maret 2018 pukul 9.45
9. Gunawan, E. (2011). Reaktualisasi Ragam Art Deco Dalam Arsitektur Kontemporer.
Manado: Universitas Sam Ratulangi
10. http://e-journal.uajy.ac.id/11419/4/TA142823.pdf, diakses pada tanggal 10 Agustus 2018
pukul 21.49