Anda di halaman 1dari 143

PUSAT KECANTIKAN DI KOTA KENDARI

(Pendekatan Arsitektur Modern)

Acuan Perancangan

TUGAS AKHIR

Program Studi Arsitektur


Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik

Oleh :

LINIAR AGHYTZA ASRI


210 02 043

Dosen Pembimbing :

Nahdatunnisa, S.T., M.Si


Elvina Sari Taufiq, ST., M.P.W

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI
2020
ABSTRAK

Liniar Aghytza Asri, 2020, Pusat Kecantikan di Kota Kendari. Program


Studi Tugas Akhir S1 Arsitektur Universitas Muhammadiyah Kendari.
Pembimbing (I) Nahdatunnisa, ST., M.Si ; Pembimbing (II) Elvina Sari Taufiq,
S.T., M.P.W.

Ditengah maraknya bisnis kacantikan dan butik juga meningkatnya minat


konsumen akan perawatan kecantikan khususnya para wanita di kota kendari
dalam merawat dan mempercantik diri. Namun masih sedikit klinik kecantikan
dengan peralatan yang memadai serta terjamin kehalalan produknya, dan juga
tidak adanya wadah yang cukup untuk menampung aktivitas seperti salon, butik,
spa, dan kebugaran bagi wanita muslimah.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat Deskriptif Kualitatif


dengan menggambarkan hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok bahasan
dengan pendekatan data primer berupa lembar pengamatan (observasi), existing
dan hasil wawancara sedangkan data sekunder berupa data Kendari dalam angka.

Hasil penelitian menunjukan bahwa pusat kecantikan di kota kendari perlu


di tinjau kembali dalam pengembangan fasilitasnya agar permintaan para
konsumen akan perawatan dalam mempercantik diri dapat terpenuhi, dengan
pendekatan Arsitektur Modern yang memiliki prinsip Less is More yaitu setiap
elemen terbentuk berdasarkan fungsi sekaligus estetika secara bersamaan.

Perencanaan sebuah bangunan pusat kecantikan muslimah harus


memperhatikan konsep tata ruang sebagai salah satu ciri khas arsitektur modern
yaitu bentuk mengikuti fungsi. Material yang digunakanpun terlihat apa adanya
dan tidak menggunakan lapisan apapun untuk menghilangkan fasad asli dari
material tersebut.

Kata Kunci : Pusat Kecantikan, Arsitektur Modern.

i
ABSTRACT

Liniar Aghytza Asri, 2020, Beauty Center in the city of Kendari. S1


Architecture Final Study Program, University of Muhammadiyah Kendari.
Advisor (I) Nahdatunnisa, ST., M.Sc; Advisor (II) Elvina Sari Taufiq, ST, MPW

Amidst the booming business of boutique clothes and boutiques there is also
an increase in consumer interest in beauty care, especially women in the city of
Kendari in caring for and beautifying themselves. But there are only a few beauty
clinics with adequate equipment and guaranteed halal products, and also not
having enough containers to accommodate activities such as salons, boutiques,
spas, and fitness for Muslim women.

This research is a qualitative descriptive research by describing matters


relating to the main topics with the primary data approach in the form of
observation sheets, existing and interview results while secondary data in the
form of Kendari data in numbers.

The results showed that the beauty center in the city of Kendari needs to be
reviewed in the development of its facilities so that consumers' demands for care
in beautifying themselves can be fulfilled, with a Modern Architecture approach
that has the principle of Less is More namely each element is formed based on a
function as well as aesthetics simultaneously.

The planning of a Muslim beauty center building must pay attention to the
concept of spatial planning as one of the characteristics of modern architecture,
namely the form of following the function. The material used is visible as is and
does not use any layers to remove the original facade of the material.

Keywords: Beauty Center, Modern Architecture.

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah SWT atas berkat dan Rahmat-Nya
sehingga penyusunan tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Adapun Judul dari tugas akhir ini adalah :

PUSAT KECANTIKAN DI KOTA KENDARI

(Pendekatan Arsitektur Modern)

Dalam proses penyusunan tugas akhir ini, penulis pastinya menemukan


tantangan maupun hambatan. Namun dengan ketabahan hati, jiwa yang besar, dan
dukungan dari berbagai pihak yang telah memberikan arahan, saran dan
bimbingannya sehingga penulisan ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya atas segala bantuannya semoga
Allah SWT memberikan karunianya.

Setiap individu dapat mempunyai pertimbangan yang berbeda dalam


mengungkapkan maksud dan konsepnya. Karena itu saya menyadari sepenuhnya
bahwa dalam Skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan dan kekeliruan. Oleh
karena itu dengan kerendahan hati saya mengharapkan masukan dan kritikan demi
pegembangan mutu penulisan selanjutnya.

Tanpa bantuan dari pihak-pihak lain, penulisan ini tidak dapat terselesaikan,
maka dalam kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang
sebesar-besarnya kepada:

iii
1. Bapak Amir Mahmud, S.Pi., M.P, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Kendari.
2. Bapak Dr. Ilham, S.T., M.Si, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Muhammadiyah Kendari.
3. Bapak Yudhi Dwi Hartono, ST., M.Sc, selaku Ketua Program Studi Teknik
Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Kendari
4. Ibu Nahdatunnisa, ST., M.Si, selaku Pembimbing I yang senantiasa
memberikan pengarahan, bimbingan, bantuan, motivasi, serta kesediannya
untuk berdiskusi sehingga memberikan masukan yang berarti sampai akhir
pembuatan Acuan Perancangan ini.
5. Ibu Elvina Sari Taufiq, ST., M.P.W., selaku Pembimbing II yang senantiasa
memberikan pengarahan,bimbingan,bantuan,motivasi,serta kesediannya untuk
berdiskusi sehingga memberikan masukan yang berarti sampai akhir
pembuatan Acuan Perancangan ini.
6. Bapak dan Ibu Dosen penguji yang banyak memberi saran demi
kesempurnaan Acuan Perancangan ini.
7. Bapak dan Ibu dosen serta seluruh staf dan karyawan Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Kendari.
8. Keluarga dan orang tua yang telah memberikan selalu doa dan dukungannya
dalam menyelesaikan kuliah dari awal sampai saat ini.
9. Semua pihak yang tidak disebutkan satu persatu.

Akhirnya, penulis hanya bisa mengucapkan terimah kasih kepada semua


pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan ini.

Wassalam Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

iv
Kendari, April 2020

Penulis,

LINIAR AGHYTZA ASRI


STB : 210 02 043

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK................................................................................................................i
ABSTRACT.............................................................................................................ii
KATA PENGANTAR............................................................................................iii
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL....................................................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................2
1.3 Tujuan Dan Sasaran Pembahasan................................................................2
1.3.1 Tujuan pembahasan...............................................................................2
1.3.2 Sasaran pembahasan..............................................................................3
1.4 Lingkup Pembahasan...................................................................................3
1.5 Metode Dan Sistematika Pembahasan.........................................................3
1.5.1 Metode pembahasan..............................................................................3
1.5.2 Sistematika penulisan............................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................6
2.1 Pengrtian Judul.............................................................................................6
2.1.1 Pusat kecantikan Muslimah...................................................................6
2.1.2 Tinjauan Umum Pusat Kecantikan Muslimah......................................7
2.2 Kriteria Perencanaan..................................................................................12
2.2.1 Kriteria umum.....................................................................................12
2.2.2 Kriteria khusus....................................................................................14
2.3 Persyaratan Ruang......................................................................................15
2.3.1 Persyaratan Arsitektur.........................................................................15
2.3.2 Persyaratan Struktur Bangunan...........................................................17
2.3.3 Persyaratan Utilitas Bangunan............................................................20
2.4 Tinjauan Arsitektur Modern.......................................................................26

vi
2.4.1. Ciri – ciri dari arsitektur modern (Menurut Peter Gossel dan Gabriele
Leu Thauser,1991)..............................................................................26
2.4.2. Pemahaman Bentuk Dan Ruang Dalam Arsitektur Modern...............27
2.5 Studi Literatur............................................................................................28
2.5.1 Roger’s Salon......................................................................................28
2.5.2 Natasha Skin Care...............................................................................29
2.5.3 Erha Clinic..........................................................................................30
2.5.4 Salma-Rumah Kecantikan dan Kebugaran Muslimah........................31
2.5.5 Salon Hijab Muslim Kota Kendari......................................................32
2.5.6 Kesimpulan Studi Literatur.................................................................33
BAB III TINJAUAN LOKASI PERENCANAAN..............................................34
3.1 Gambaran Umum Lokasi...........................................................................34
3.1.1. Kondisi Fisik Kota Kendari................................................................34
3.1.2. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kendari.........................................37
3.2 Keadaan Penduduk.....................................................................................38
3.2.1. Jumlah Penduduk................................................................................38
3.3 Urgensi Pengadaan.....................................................................................39
BAB IV PENDEKATAN ACUAN PERANCANGAN.......................................41
4.1 Titik Tolak Perencanaan.............................................................................41
4.1.1 Pendekatan Filosofis...........................................................................41
4.2 Pendekatan Makro......................................................................................41
4.2.1 Penentuan Lokasi................................................................................41
4.2.2 Pendekatan Site...................................................................................43
4.2.3 Pengolahan Tapak...............................................................................45
4.2.4 Pendekatan Ruang Luar......................................................................47
4.2.5 Elemen-elemen yang digunakan pada ruang luar :.............................52
4.2.6 Analisa Sistem Sirkulasi Dalam Tapak...............................................53
4.2.7 Pendekatan Bentuk dan Penampilan Bangunan..................................54
4.3 Pendekatan Mikro......................................................................................55
4.3.1 Pendekatan pelaku kegiatan................................................................55
4.3.2 Pendekatan Kegiatan...........................................................................55
4.3.3 Pendekatan Kebutuhan Ruang............................................................56

vii
4.3.4 Pendekatan Hubungan Ruang.............................................................60
4.3.5 Besaran Ruang....................................................................................61
4.3.6 Pendekatan Struktur dan Material.......................................................65
4.3.7 Pendekatan utilitas..............................................................................69
4.3.8 Pendekatan environtment bangunan...................................................75
BAB V KONSEP ACUAN PERANCANGAN....................................................77
5.1 Perancangan...............................................................................................77
5.1.1 Fungsional...........................................................................................77
5.2 Acuan Makro..............................................................................................77
5.2.1 Lokasi..................................................................................................77
5.2.2 Site.......................................................................................................79
5.2.3 Pengolahan Tapak...............................................................................80
5.2.4 Ruang luar...........................................................................................82
5.2.5 Elemen-elemen yang digunakan pada ruang luar...............................85
5.2.6 Analisa Sistem Sirkulasi Dalam Tapak...............................................85
5.2.7 Kebutuhan Ruang................................................................................87
5.2.8 Hubungan Ruang.................................................................................89
5.2.9 Besaran Ruang....................................................................................90
5.2.10 Pendekatan Struktur dan Material......................................................95
5.2.11 Utilitas.................................................................................................99
5.2.12 Environtment bangunan....................................................................104
BAB VI PENUTUP............................................................................................106
6.1 Kesimpulan..............................................................................................106
6.2 Saran.........................................................................................................106
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................107

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerudung............................................................................................11


Gambar 2.2 Cadar..................................................................................................12
Gambar 2.3 Mukena...............................................................................................13
Gambar 2.4 Roger’s Salon, Bandung.....................................................................30
Gambar 2.5 Gedung Pusat Natasha Skin Care, Yogyakarta..................................31
Gambar 2.6 Erha Clinic, Pondok Indah Jakarta.....................................................32
Gambar 2.7 Fasad dan Interior Salma....................................................................33
Gambar 2.8 Salon Hijab Aulya...........................................................................33Y
Gambar 3.1 Peta Rencana Pola Ruang kota kendari................................................3
Gambar 4.1 lokasi terpilih kecamatan wua-wua....................................................42
Gambar 4.2 Batasan Tapak....................................................................................43
Gambar 4.3 Batasan Tapak....................................................................................44
Gambar 4.4 Tapak..................................................................................................47
Gambar 4.5 Tanaman Dapat Mengurangi Kecepatan Angin.................................48
Gambar 4.6 Tanaman Dapat Mengurangi Kecepatan Angin.................................49
Gambar 4.7 Hard Material.....................................................................................50
Gambar 4.8 Hard Material.....................................................................................50
Gambar 4.9 Element Pelembut Bangunan.............................................................52
Gambar 4.10 Transformasi Bentuk Dasar Bangunan............................................55
Gambar 4.11 Struktur rangka atap baja..........................................................66
Gambar 4.12 Struktur plat beton............................................................................67
Gambar 4.13 Struktur rangka kaku.................................................................68
Gambar 4.14 Struktur dinding ..........................................................................68
Gambar 4.15 Pondasi tiang pancang......................................................................69
Gambar 4.16 Ilustrasi sistem pembuangan sampah...............................................69
Gambar 4.17 Ilustrasi sistem keamanan................................................................71
Gambar 4.18 Skema PLN......................................................................................72
Gambar 4.19 Sistem parkir tegak lurus..................................................................73
Gambar 4.20 Parkir Sudut ( angle ).......................................................................73
Gambar 4.21 Parkir Penyandang Cacat.................................................................73

ix
Gambar 4.22 Skema distribusi air bersih...............................................................74
Gambar 4.23 Skema distribusi air kotor 75

Y
Gambar 5.1 lokasi terpilih kecamatan wua-wua....................................................78
Gambar 5.2 Batasan Tapak....................................................................................79
Gambar 5.3 Tapak..................................................................................................81
Gambar 5.4 Tanaman Dapat Mengurangi Kecepatan Angin.................................82
Gambar 5.5 Lampu Taman....................................................................................83
Gambar 5.6 Paving Blok........................................................................................83
Gambar 5.7 Element pelembut bangunan..............................................................85
Gambar 5.8 Struktur rangka atap baja............................................................96
Gambar 5.9 Struktur Plat Beton.............................................................................97
Gambar 5.10 Struktur rangka kaku.................................................................97
Gambar 5.11 Struktur dinding ..........................................................................98
Gambar 5.12 Pondasi tiang pancang......................................................................98
Gambar 5.13 Ilustrasi sistem pembuangan sampah...............................................99
Gambar 5.14 Ilustrasi Sistem Keamanan.............................................................100
Gambar 5.15 Skema PLN....................................................................................101
Gambar 5.16 Sistem Parkir Tegak Lurus.............................................................102
Gambar 5.17 Parkir Sudut ( angle ).....................................................................102
Gambar 5.18 Parkir penyandang cacat................................................................103
Gambar 5.19 Skema distribusi air bersih.............................................................103
Gambar 5.20 Skema distribusi air kotor..............................................................104

x
DAFTAR TABEL

YTabel 3.1 Arahan struktur ruang Kota Kendari tahun 2010-2030..........................


Tabel 3.2 Rata-rata Pertumbuhan Penduduk Kota Kendari menurut Kecamatan
tahun 2010-2018 39

Y
Tabel 4.1 Kriteria penentuan site...........................................................................45
Tabel 4.2 Soft Material..........................................................................................49
Tabel 4.3 pemilihan bentuk bangunan...................................................................54
Tabel 4.4 Alur kegiatan..........................................................................................56
Tabel 4.5 kegiatan dan kebutuhan ruang...............................................................57
Tabel 4.6 Servis......................................................................................................62
Tabel 4.7 Toilet umum...........................................................................................62
Tabel 4.8 Besaran Ruang Office............................................................................62
Tabel 4.9 Besaran Ruang Sekertaris......................................................................63
Tabel 4.10 Besaran Ruang Rapat...........................................................................63
Tabel 4.11 Area Parkir...........................................................................................63
Tabel 4.12 Cleaning Servis....................................................................................64
Tabel 4.13 Besaran Ruang Loby/Hall....................................................................64
Tabel 4.14 Besaran Ruang Mushollah...................................................................64
Tabel 4.15 Besaran Ruang Gudang........................................................................65
Tabel 4.16 Besaran Ruang Ganti Pria Dan Wanita................................................65
Tabel 4.17 Besaran Ruang Pos Keamanan............................................................65
Tabel 4.18 Sistem Pencahyaan.................................................................................7
Tabel 5.1 Rekapitulasi Besaran Ruang..................................................................90
Tabel 5.2 Servis......................................................................................................91
Tabel 5.3 Toilet umum...........................................................................................91
Tabel 5.4 Besaran Ruang Office............................................................................92
Tabel 5.5 Besaran Ruang Sekertaris......................................................................92
Tabel 5.6 Besaran Ruang Rapat.............................................................................93
Tabel 5.7 Area Parkir.............................................................................................93
Tabel 5.8 Cleaning Servis......................................................................................93

xi
Tabel 5.9 Besaran Ruang Loby/Hall......................................................................94
Tabel 5.10 Besaran Ruang Mushollah...................................................................94
Tabel 5.11 Besaran Ruang Gudang........................................................................95
Tabel 5.12 Besaran Ruang Ganti Wanita...............................................................95
Tabel 5.13Besaran Ruang Pos Keamanan.............................................................95

xii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Beberapa tahun belakangan terjadi perkembangan yang sangat pesat pada
perempuan muslim Indonesia khususnya kota Kendari, baik dari segi trend
fashion, budaya, perfilman, dan karakter. Kemunculan figur-figur publik yang
tampil dengan identitas diri sebagai seorang muslimah menyebabkan sebuah
gelombang trend untuk menunjukam identitas diri sebagai seorang muslimah
di segala aspek kehidupan. Hal ini menyebabkan kabutuhan seorang wanita
untuk merawat atau merilekskan tubuhnya semakin bertambah, karena adanya
rasa kasadaran maupun keinginan untuk merawat kecantikan yang
dimilikinya.
Ditengah maraknya bisnis salon kacantikan dan butik, dangan penawaran
harga perawatan yang terjangkau, dan beberapa sisi negatif yang mengancam
muslim yaitu belum terjaminnya kehalalan tempat tersebut dan banyak
produk-produk kosmetik yang tidak halal, secara garis besar perawatan yang
dilakukan disalon meliputi bagian rambut, wajah,tangan dan kaki. Sedangkan
dalam ajaran Islam bagian tubuh tersebut bagi muslim perlu ditutupi atau
berhijab.
Salon kecantikan banyak melakukan inovasi dalam bidang perawatan
kecantikan, karena perawatan kecantikan merupakan perkembangan dari
bidang ilmu kesehatan. Selain itu berbagai tempat perawatan kecantikan
dapat ditemui seperti klinik kecantikan, skin care, beauty lab dan banyak
berkembang saat ini adalah salon. Fungsi salon yang familiar pada zaman
dahulu dikenal sebagai tempat untuk melakukan potong rambut dan berias
atau make up. Namun seiring dangan berkembangnya teknologi yang
menunjang perawatan kecantikan maka jasa perawatan disalon semakin
beragam misalnya facial, creambath, hair spa, body massage, treatmen dan
pedicure.

Meningkatnya kebutuhan treatment para perempuan di kota kendari


khususnya perawatan seperti Oxy Genio Facial yang dapat membuat wajah

1
tetap glowing. Dimana konsumen yang datang untuk melakukan perawatan
setiap harinya mencapai lebih dari 20 orang untuk satu klinik kecantikan. Hal
ini dibuktikan pada salah satu klinik kecantikan terkenal di kota kendari yaitu
Zesya Arsthetic Clinic yang di tangani langsung oleh Dr. Helmina sebagai
owner dari klinik tersebut (Nur Ichsan, wartakota.tribunnews.com).

Wadah yang tersedia untuk perawatan kecantikan luar dalam khusus


wanita di kota kendari masih sangat kurang, tempat-tempat seperti
salon,butik, kolam renang yang diperuntukkan untuk para wanita meskipun
sudah ada tetapi masih sangat sedikit dan belum bisa menampung kebutuhan
yang ada saat ini. Wadah-wadah sosialisasi seperti dharma wanita, hijabers
community dan keputrian untuk tingkat SMP, SMA dan Universitas masih
sangat kurang di kota Kendari. Sehingga diperlukan sebuah wadah yang dapat
memenuhi kebutuhan perawatan kecantikan wanita secara total dan bisa
menjadi pusat aktivitas ikatan-ikatan perempuan muslim yang ada di kota
kendari.

Berdasarkan latar belakang di atas penulis memilih judul “Pusat


Kecantikan di Kota Kendari dengan Penekanan Arsitektur Modern”.
Diharapkan mampu mewadahi aktivitas perempuan muslimah di kota kendari
yang ingin menjaga atau mempercantik diri tanpa harus kawatir akan
keamanan dan kenyamananpada saat melakukakan perawatan.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana memilih lokasi yang sesuai untuk dapat mewujudkan


rancangan bangunan yang memuat kegiatan-kegiatan yang diinginkan
serta memberikan kenyamanan bagi konsumen.
2. Bagaimana merancang pusat kecantikan, kebugaran, shopping dan
aktifitas muslimah agar setiap ruang, bentuk, dan bahan yang digunakan
dapat berfungsi secara maksimal.
3. Bagaimana menentukan fasad bangunan dengan pendekatan arsitektur
modern sebagai tema perancangannya.

2
1.3 Tujuan Dan Sasaran Pembahasan

1.3.1 Tujuan pembahasan

a. Untuk memilih lokasi agar konsumen lebih mudah dalam


mendapatkan perawatan tubuh yang memberikan kenyamanan.
b. Untuk merancang pusat kecantikan, kebugaran, dan aktivitas
muslimah di kota kendari.
c. Untuk mewujudkan fasad bangunan dengan pendekatan arsitektur
modern sebagai tema perancangannya di kota kendari.

1.3.2 Sasaran pembahasan

a. Memperkenalkan dan mengembangkan pusat kecantikan melalui


treatment elemen-elemen interior sederhana, simple namun indah
yang mencerminkan identitas dari seorang muslimah/wanita.
b. Menghadirkan pusat kecantikan dan fachion khusus musllimah.
c. Terwujudnya prinsip arsitektur pada bangunan pusat kecantikan
muslimah dengan pendekatan arsitektur modern.

1.4 Lingkup Pembahasan


Penulisan difokuskan untuk merencanakan suatu desain beauty center
pembahasan tersebut meliputi :
1. Perencangan beauty center muslumah dikendari mencakup kegiatan
perawatan kecantikan, kegiatan perawatan kebugaran/stamina, kegiatan
restoran, dan kegiatan belanja perlengkapan muslim.
2. Bangunan ini didesain dengan menggunakan unsur-unsur perancangan
arsitektur, antara lain aspek fisik dan perancangan khusus proyek
bangunan, yang berkaitan dngan lingkungan tapak, msa bangunan
pembetukkan ruang dan arus sirkulasi dalam dan luar bangunan pada
loaksi tapak perancangan dan selanjutnya akan diterapkan ke dalam
perancangan bangunan, sehingga dapat menciptakan suatu bentuk yang
indah, memiliki daya tarik bagi masyarakat, dan terutama menghasilkan
banyak keuntungan.

3
1.5 Metode Dan Sistematika Pembahasan

1.5.1 Metode pembahasan

a. Menguraikan permasalahan ke dalam sub masalah yang kemudian


ditinjau hubungan satu dengan yang lain berdasarkan studi
keperpustakaan. Wawancara, internet serta komparasi pada survey di
lapangan yang kemudian digunakan untuk menyusun konsep
perencanaan yang mengacu pada teori-teori arsitektur dan melakukan
kajian data dan informasi yang diperoleh untuk menyusun suatu konsep
perencanaan dan perancangan dengan berdasarkan standard an studi
mengenai bangunan/ desain beauty center di kota kendari.
b. Studi literatur dilakukan untuk pencarian standar-standar dan kriteria
khusus kebutuhan dan pola hubungan ruang terhadap suatu desain dan
salon.
c. Pengamatan langsung dilapangan terdiri dari studi banding terhadap
objek-objek yang telah ada dan pengamatan objek perencanaan.
Pengamatan dilapangan bertujuan untuk memperoleh kawasan yang
dijadikan lokasi perencanaan yang baik dan sesuai dengan analisa
rancangan.
d. Melakukan pendekatan dan transformasi kedalam kosep perencanaan
dan perancangan pusat kecantikan salon dikota kendari tahap analisis
yang telah dilakukan.

1.5.2 Sistematika penulisan


Untuk mencapai sasaran pembahasan, maka sistematika penulisan
dilakukan dengan pendekatan terhadap beberapa masalah pokok, yaitu :
BAB I PENDAHULUAN :
Membahas penjelasan secara umum tentang penulisan yang
menguraikan hal-hal yang melatar belakangi penulisan, rumusan
masalah, tujuan dan sasaran pembahasan, lingkup pembahasan
dan batasan masalah, serta metode dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

4
Mengemukakan pengertian yang terkait dengan judul, serta
membahas studi kasus yang terkait.
BAB III TINJAUAN LOKASI PERENCANAAN :
Membahas tentang tinjauan lokasi kota kendari yang mencakup
kondisi wilayah, Rencana Tata Ruang Kota dan perkembangan
penduduk.

5
BAB IV : PENDEKATAN ACUAN PERANCANGAN
Merupakan pendekatan-pendekatan program perencanaan dan
perancangan.
BAB V : KONSEP ACUAN PERANCANGAN
Merupakan acuan perencanaan dan perancangan.
BAB VI : PENUTUP
Merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengrtian Judul

2.1.1 Pusat kecantikan


a. Kecantikan : kecantikan dan keelokan wajah/muka, indah dalam
bentuk dan buatannya, bagus, rupawan, bersih, sehat,
rapi, hasil dari kesempurnaan,cantik lahir dan batin.

b. Center/pusat : Berasal dari Bahasa Inggris yang berarti pusat (


Ibrahim, 1996) Berdasarkan pengertian diatas, maka
perencanaan gedung boutyques and beauty dapat
diartikan sebagai perancangan suatu wadah yang
menampung kegiatan, pusat juga dapat diartikan
sebagai bagian paling penting dari sebuah kegiatan
atau organisasi, tempat aktivitas utama dari
kepentingan khusus yang dikonsentrasikan atau suatu
tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau
fungsi terkumpul atau terkonsentrasi.
e. Arsitektur modern
Arsitektur modern adalah sebuah sesi dalam
perkembangan arsitektur dimana ruang menjadi objek
utama untuk diolah. Jika pada masa sebelumnya
arsitektur lebih memikirkan bagaimana cara mengolah
fasad, ornamen, dan aspek-aspek lain yang sifatnya
kualitas fisik, maka pada masa arsitektur modern
kualitas non- fisik lah yang lebih dipentingkan. Fokus
dalam arsitektur modern adalah bagaimana
memunculkan sebuah gagasan ruang, kemudian
mengolah dan mengelaborasinya sedemikian rupa,
hingga akhirnya diartikulasikan dalam penyusunan

7
elemen-elemen ruang secara nyata.(Rayner Banham,
1991)

Dengan demikian pengertian “Pusat Kecantikan di Kota


Kendari dengan Pendekatan Arsitektur Modern” adalah sebuah
wadah baru untuk menampung aktivitas para perempuan dalam merawat
dan mempercantik diri, arsitektur modern sebagai tema perancangan pada
bangunan yang dimana ruang menjadi objek utama untuk diolah.

2.1.2 Tinjauan Umum Pusat Kecantikan

1. Pusat kecantikan

Kecantikan merupakan sebuah wahana yang mewadahi dan


memfasilitasi segala aktivitas yang dapat menujang pengembangan
potensi kecantikan yang ada pada diri wanita baik kecantikan dari dalam
(inner beauty) maupun kecantikan dari luar (outer beauty).

Sehingga secara umum ada beberapa kegiatan yang dapat


diwadahi, yaitu :

a. Fasilitas komunitas muslimah.


b. Fasilitas perawatan kecantikan.
c. Fasilitas kebugaran
2. Macam-macam kegiatan pada pusat kecantikan (Beauty Center) adalah :
a. Kegiatan Utama
Kegiatan utama beauty center adalah program kecantikan. Program
kecantikan terbagi menjadi dua, yaitu:

1) Perawatan kecantikan non medis dan perawatan medis


Kegiatan perawatan kecantikan ini pada pelaksanaannya tidak
membutuhkan penanganan dari ahli medis secara langsung.

8
Biasanya dikerjakan oleh tenaga-tenaga ahli kecantikan seperti,
beautician, hairdresser dan kapster-kapster. Kegiatan ini antara
lain:
1. Perawatan wajah (facial)
a. Membersihkan wajah ( facial)
b. Peremajaan kulit wajah (peeling)
c. Pencerahan dan pemutihan kulit wajah
d. Perawatan kulit wajah berjerawat
e. Penyembuhan flek-flek hitam/noda diwajah
f. Pengencangan kulit wajah
g. Perawatan kulit sekitar mata
h. Penghilang bulu wajah
2. Perawatan tubuh (Body Treatment)
a. Massage (pemijatan) dan madi susu
b. Pengencangan kulit tubuh
c. Menghilangkan bulu seperti bulu kaki dan tangan
d. Pelangsing tubuh/sedot lemak
e. Manicure & pedicure
f. Perawatan tubuh setelah melahirkan
g. Body spa. Antara lain:
 Pemijatan aromaterapi
 Pemijatan tradisional
 Sauna/mandi uap
 Meditasi yaitu untuk memperoleh ketenangan dan
penyegaran kembali fikiran dan kepenatan sehari-hari.
3. Perawatan Rambut (hair treatment)
a. Creambath
b. Hair Spa
4. Tata rias wajah dan rambut meliputi:
a. Make Up wajah
b. pelurusan dan pengeritingan rambut
c. blow rambut

9
d. sanggul (modern dan tradisional
e. coloring & toning
f. Tata Rias Pengantin dll
g. pembentuk alis dan bulu mata
2) konsultasi kecantikan
3) perawatan gigi meliputi:
a. pengawatan atau perapian susunan gigi
b. pembuatan gigi palsu
4) bedah kosmetik, meliputi:
a. operasi hidung, mata, dan bibir
b. menghilangkan tahi lalat atau tanda lahir dll
c. tato, menghilangkan kerut, selulit dan pengencangan kulit wajah
5) Konsultasi Dokter
b. Kegitan penunjang

Merupakan kegiatan pendukung atau pelengkap dari kegiatan yang


ada. Jenis kegiatan penunjang adalah butik, toko kosmetik, restaurant,
atau pun fasilitas pelengkap seperti Mushollah, Telepon, dll

2.2 Kriteria Perencanaan

2.2.1 Kriteria umum


Perencanaan pada bangunan harus memperhatikan ktiteria umum
bangunan disesuaikan fungsi dan komplesitas bangunan yaitu
1. Persyaratan peruntukkan dan Intensitas
a. Menjamin bangunan gedung didirikan berdasar ketentuan tata ruang
dan tata bangunan di daerah yang bersangkutan
b. Menjamin bangunan dimanfaatkan sesuai dengan fungsinya
c. Menjamin keselamatan pengguna, masyaratkat dan lingkungan.
2. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan :
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang didirikan berdasarkan
karakteristik lingkungan, ketentuan wujud bangunan dan budaya daerah
sehingga seimbang, serasi, dan selaras dengan lingkungannya (fisik,
sosial, dan budaya)

10
b. Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat memberikan
keseimbangan dan keserasian bangunan terhadap lingkungannya
c. Menjamin bangunan gedung dibangun dan dimanfaatkan dengan tidak
menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan.
3. Persyaratan Struktur Bangunan :
a. Menjamin terwujudnya banguna gedung yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia
b. Menjamin keselamatan manusia dari kemungkinan kecelakaan atau
luka yang disebabkan oleh kegagalan struktur bangunan
c. Menjamin kepentingan manusia dari kehilangan atau kerusakan benda
yang disebabkan oleh perilaku struktur
d. Menjamin perlindungan properti lainnya dari kerusakan fisik yang
disebabkan oleh kegagalan struktur
4. Persyaratan ketahanan terhadap kebakaran:
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dapat mendukung beban
yang timbul akibat perilaku alam dan manusia
b. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang dibangun sedemikian
rupa sehingga mampu secara struktural stabil selama kebakaran,
sehingga :
1) Cukup waktu bagi penghuni melakukan evakuasi secara aman
2) Cukup waktu bagi pasukan pemadam kebakaran memasuki lokasi
untuk memadamkan api
3) Dapat menghindari kerusakan pada properti lainnya
5. Persyaratan Sarana Jalan Masuk dan Keluar :
a. Menjamin terwujudnya bangunan gedung yang mempunyai akses yang
layak, aman dan nyaman ke dalam bangunan dan fasilitas serta layanan
di dalamnya
b. Menjamin terwujudnya upaya melindungi penghuni dari kesakitan atau
luka saat evakuasi pada keadaan darurat
c. Menjamin tersedianya aksebilitas bagi penyandang cacat, khususnya
untuk bangunan fasilitas umum dan sosial
6. Persyaratan Transportasi dalam gedung :

11
a. Menjamin tersedianya sarana transportasi yang layak, aman, dan
nyaman di dalam bangunan gedung
b. Menjamin tersedianya aksebilitas bagi penyandang cacat, khususnya
untuk bangunan fasilitas umum dan sosial
7. Persyaratan Pencahayaan Darurat, tanda Arah Keluar, dan Sistem
penangan bahaya :
a. Menjamin tersedianya pertandaan dini yang informatif di dalam
bangunan gedung apabila terjadi keadaan darurat
b. Menjamin penghuni melakukan evakuasi secara mudah dan aman,
apabila terjadi keadaan darurat
8. Persyaratan Instansi Listrik, Penangkal Petir dan Komunikasi :
a. Menjamin terpasangnya instalasi listrik secara cukup dan aman dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai
dengan fungsinya
b. Menjamin terwujudnya keamanan bangunan gedung dan penghuninya
dari bahaya akibat petir
c. Menjamin tersedianya sarana komunikasi yang memadai dalam
menunjang terselenggaranya kegiatan di dalam bangunan gedung sesuai
fungsinya
9. Persyaratan Pencahayaan :
a. Menjamin terpenuhinya kebutuhan pencahayaan yang cukup, baik
alami maupun buatan dalam menujang terselenggaranya kegiatan dalam
bangunan gedung sesuai dengan fungsinya
b. Menjamin upaya beroperasinya peralatn dan perlengkapan pencahayaan
secara baik

2.2.2 Kriteria khusus


Kriteria khusus dimaksudkan untuk memberikan syarat-syarat yang
khusus, spesifik berkaitan dengan bangunan gedung yang akan direncanakan,
baik dari segi fungsi khusus bangunan dan dari segi teknis lainnya, misalnya :
1. Dikaitkan dengan upaya pelestarian atau konservasi bangunan yang ada

12
2. Kesatuan perencanaan bangunan dengan lingkungan yang ada disekitar
lingkungan, seperti dalam rangka implementasi penataan bangunan dan
lingkungan
3. Solusi dan batas-batas konstekstual, seperti faktor sosial budaya setempat,
geografi, klimatologi, dan lain-lain.

13
2.3 Persyaratan Ruang

2.3.1 Persyaratan Arsitektur

1. Persyaratan Keserasian dengan Lingkungan


a. Perencanaan bangunan harus serasi dengan lingkungannya. Penempatan
massa bangunan arsitektur berorientasi terhadap arah sinar matahari dan
iklim setempat. Bangunan khususnya lantai dasar harus
memperlihatkan sebagai bangunan yang ramah kepada publik dengan
memperlihatkan kejelasan arah jalan masuk, keterbukaan (mengundang
untuk masuk), serta elemen-elemen dan material yang mempermudah
untuk berorientasi menuju maupun di dalam bangunan.
b. Bentuk bangunan gedung harus dirancang dengan memperhatikan
bentuk dan karakteristik arsitektur lingkungan yang ada di sekitarnya,
atau yang mampu sebagai pedoman arsitektur atau panutan bagi
lingkungannya.
c. Setiap bangunan gedung yang didirikan berdampingan dengan
bangunan yang dilestarikan, harus serasi dengan bangunan yang
dilestarikan tersebut.
d. Bentuk bangunan gedung harus dirancang dengan
mempertimbangkan terciptanya ruang luar bangunan yang nyaman dan
serasi terhadap lingkungannya.
e. Bentuk bangunan gedung sesuai kondisi daerahnya harus dirancang
dengan mempertimbangkan kestabilan struktur dan ketahanannya
terhadap gempa.
f. Bentuk denah bangunan gedung sedapat mungkin simetris dan
sederhana, guna mengantisipasi kerusakan yang diakibatkan oleh
gempa.
g. Dalam hal denah bangunan berbentuk T, L, atau U, maka harus
dilakukan pemisahan struktur atau dilatasi untuk mencegah terjadinya
kerusakan akibat gempa atau penurunan tanah.
h. Syarat-syarat lebih lanjut mengenai tinggi/tingkat dan segala
sesuatunya ditetapkan berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam rencana

14
tata ruang, dan/atau rencana tata bangunan dan lingkungan yang
ditetapkan untuk daerah/lokasi tersebut.
2. Persyaratan Ekspresi dan Wujud Arsitektur
Setiap arsitektur bangunan memiliki kebebasan dalam berekspresi dan
menentukan wujud arsitekturnya. Kriteria-kriteria dasar yang harus
dipenuhi dalam ekspresi bangunan adalah sebagai berikut:
a. Wujud arsitektur mencerminkan fungsi bangunan sebagai bangunan
pusat informasi yang modern dan mencerminkan teknologi bangunan
terkini.
b. Fasade bangunan harus cukup transparan terutama di lantai dasar,
untuk memberikan citra keterbukaan era informasi sekaligus
memperlihatkan kegiatan pameran indoor dan outdoor kepada publik.
c. Ekspresi kekinian bangunan tidak boleh mengabaikan kaidah-kaidah
dasar Arsitektur Tropis, namun tidak menutup kreatifitas dan inovasi
disain dalam mewujudkan Arsitektur Tropis yang modern.
d. Kearifan lokal harus dihargai, dan penggunaan elemen-elemen
yang mengandung identitas lokal harus merupakan bagian yang
menyatu dengan arsitektur bangunan. Dalam konteks bangunan
dengan ekspresi modern, kearifan lokal dapat diwujudkan melalui
penggunaan ornamen di dalam lansekap, art-work (benda seni),
maupun elemen interior.
3. Persyaratan Bahan Bahan Bangunan
Bahan bangunan yang digunakan diupayakan secara mayoritas
merupakan bahan bangunan setempat dan produksi dalam negeri,
termasuk bahan bangunan sebagai bagian dari sistem fabrikasi komponen
bangunan. Kriteria utama adalah durabilitas (keawetan) bahan
bangunan sebagai material bangunan publik, serta penampilan yang
sesuai dengan fungsi dan ekspresi yang diinginkan. Beberapa contoh
bahan bangunan yang dapat digunakan adalah:
a. Bahan penutup dinding fasade bangunan: marmer, batu alam,
beton pracetak, dan panel GRC.

15
b. Bahan penutup lantai: ubin PC, teraso, marmer, batu alam, granit
tile, keramik, parket, vynil, maupun karpet, yang disesuaikan dengan
fungsi dan klasifikasi ruang.
c. Bahan dinding pengisi: batu bata, celcon atau hebel, papan kayu dengan
tingkat kekuatan dan keawetan tinggi, kaca dengan rangka kayu atau
aluminium, panel gypsum/GRC dan/atau panel aluminium dengan
rangka hollow besi, disesuaikan dengan fungsi dan klasifikasi ruang.
d. Bahan kerangka langit-langit: rangka kayu minimum kelas kuat II di
anti rayap, atau rangka hollow besi.
e. Bahan penutup langit-langit: kayu lapis, aluminium, akustik, gypsum,
GRC atau sejenis.
f. Bahan penutup atap: genteng beton, genteng keramik, sirap, dak
beton dengan lapisan kedap air, atau bondek cor, dan sejenis,
disesuaikan dengan fungsi dan ekspresi bangunan.
g. Bahan kosen dan daun pintu/jendela: kayu minimum kelas kuat II, atau
kaca dengan kosen aluminium

2.3.2 Persyaratan Struktur Bangunan


Persyaratan struktur bangunan gedung PIP2B meliputi
persyaratan struktur bangunan gedung, pembebanan pada bangunan
gedung, struktur atas bangunan gedung, struktur bawah bangunan gedung,
dan keandalan bangunan gedung.

1. Struktur Bangunan
a. Setiap bangunan gedung, strukturnya harus direncanakan dan
dilaksanakan agar kuat, kokoh, dan stabil dalam memikul
beban/kombinasi beban dan memenuhi persyaratan keselamatan, serta
memenuhi persyaratan kelayanan selama umur layanan yang
direncanakan dengan mempertimbangkan fungsi bangunan gedung,
lokasi, keawetan, dan kemungkinan pelaksanaan konstruksinya.
b. Kemampuan memikul beban diperhitungkan terhadap pengaruh-
pengaruh aksi sebagai akibat dari beban-beban yang mungkin bekerja
selama umur layanan struktur, baik beban muatan tetap maupun beban

16
muatan sementara yang timbul akibat gempa, angin, pengaruh korosi,
jamur, dan serangga perusak.
c. Dalam perencanaan struktur bangunan gedung terhadap pengaruh gempa,
semua unsur struktur bangunan gedung, baik bagian dari sub
struktur maupun struktur gedung, harus diperhitungkan memikul
pengaruh gempa rencana sesuai dengan zona gempanya.
d. Struktur bangunan gedung harus direncanakan secara detail sehingga
pada kondisi pembebanan maksimum yang direncanakan, apabila terjadi
keruntuhan kondisi strukturnya masih dapat memungkinkan
pengguna bangunan gedung menyelamatkan diri.
e. Perencanaan dan pelaksanaan perawatan struktur bangunan gedung
seperti halnya penambahan struktur dan/atau penggantian
struktur, harus mempertimbangkan persyaratan keselamatan struktur
sesuai dengan pedoman dan standar teknis yang berlaku.
2. Struktur Atas Bangunan Gedung
a. Konstruksi Beton
b. Konstruksi Baja
c. Konstruksi Kayu
3. Struktur Bawah Bangunan Gedung
a. Pondasi Langsung
1) Kedalaman pondasi langsung harus direncanakan sedemikian rupa
sehingga dasarnya terletak di atas lapisan tanah yang mantap dengan
daya dukung tanah yang cukup kuat dan selama berfungsinya
bangunan tidak mengalami penurunan yang melampaui batas.
2) Perhitungan daya dukung dan penurunan pondasi dilakukan sesuai
teori mekanika tanah yang baku dan lazim dalam praktek,
berdasarkan parameter tanah yang ditemukan dari penyelidikan
tanah dengan memperhatikan nilai tipikal dan korelasi tipikal dengan
parameter tanah yang lain.
3) Pelaksanaan pondasi langsung tidak boleh menyimpang dari rencana
dan spesifikasi teknik yang berlaku atau ditentukan oleh perencana
ahli yang memiiki sertifikasi sesuai.

17
4. Pondasi langsung dapat dibuat dari pasangan batu atau konstruksi beton ber-
tulang.
a. Pondasi Dalam
1) Pondasi dalam pada umumnya digunakan dalam hal lapisan tanah
dengan daya dukung yang cukup terletak jauh di bawah permukaan
tanah, sehingga penggunaan pondasi langsung dapat
menyebabkan penurunan yang berlebihan atau ketidakstabilan
konstruksi.
2) Perhitungan daya dukung dan penurunan pondasi dilakukan sesuai
teori me- kanika tanah yang baku dan lazim dalam praktek,
berdasarkan parameter tanah yang ditemukan dari penyelidikan
tanah dengan memperhatikan nilai tipikal dan korelasi tipikal dengan
parameter tanah yang lain.
3) Umumnya daya dukung rencana pondasi dalam harus diverifikasi
dengan percobaan pembebanan, kecuali jika jumlah pondasi dalam
direncanakan dengan faktor keamanan yang jauh lebih besar dari
faktor keamanan yang lazim.
4) Percobaan pembebanan pada pondasi dalam harus dilakukan dengan
ber- dasarkan tata cara yang lazim dan hasilnya harus dievaluasi oleh
perencana ahli yang memiliki sertifikasi sesuai.
5) Pelaksanaan konstruksi bangunan gedung harus memperhatikan
gangguan yang mungkin ditimbulkan terhadap lingkungan pada
masa pelaksanaan konstruksi.
6) Dalam hal perencanaan atau metode pelaksanaan menggunakan
pondasi yang belum diatur dalam SNI dan/atau mempunyai paten
dengan metode konstruksi yang belum dikenal, harus mempunyai
sertifikat yang dikeluarkan instansi yang berwenang.
7) Apabila perhitungan struktur menggunakan perangkat lunak,
harus menggunakan perangkat lunak yang diakui oleh asosiasi terkait.

18
5. Keandalan Struktur Bangunan Gedung
a. Keselamatan Struktur
1) Untuk menentukan tingkat keandalan struktur bangunan, harus
dilakukan pemeriksaan keandalan bangunan secara berkala sesuai
dengan ketentuan dalam Pedoman/Petunjuk Teknis Tata Cara
Pemeriksaan Keandalan Bangunan Gedung.
2) Perbaikan atau perkuatan struktur bangunan harus segera dilakukan
sesuai rekomendasi hasil pemeriksaan keandalan bangunan gedung,
sehingga ba- ngunan gedung selalu memenuhi persyaratan
keselamatan struktur.
3) Pemeriksaan keandalan bangunan gedung dilaksanakan secara berkala
sesuai klasifikasi bangunan, dan harus dilakukan atau didampingi oleh
ahli yang memiliki sertifikasi sesuai.
b. Persyaratan Bahan
1) Bahan struktur yang digunakan harus sudah memenuhi semua
persyaratan keamanan, termasuk keselamatan terhadap lingkungan
dan pengguna bangunan, serta sesuai standar teknis (SNI) yang
terkait.
2) Bahan yang dibuat atau dicampurkan di lapangan, harus diproses
sesuai dengan standar tata cara yang baku untuk keperluan yang
dimaksud.
3) Bahan bangunan prefabrikasi harus dirancang sehingga memiliki
sistem hubungan yang baik dan mampu mengembangkan kekuatan
bahan-bahan yang dihubungkan, serta mampu bertahan terhadap gaya
angkat pada saat pemasangan/pelaksanaan.

2.3.3 Persyaratan Utilitas Bangunan

1. Persyaratan Sistem Penghawaan


a. Setiap bangunan harus dapat menjadi contoh yang memperlihatkan
kinerja ventilasi alami beserta ventilasi mekanik/buatan yang
menyesuaikan dengan iklim setempat

19
b. Bangunan harus memiliki bukaan permanen dan/ atau kisi-kisi
yang dapat dibuka dan ditutup untuk kepentingan ventilasi alami yang
dapat dikendalikan.
c. Sistem cross ventilasi yang memadai, dan/ atau jarak lantai ke ceiling
yang cukup tinggi digunakan terutama pada ruangan Pameran Indoor,
Hall, Tangga, dan Toilet.
d. Penggunaan sistem penghawaan alami merupakan salah satu upaya
konservasi energi dengan mengurangi beban energi yang
digunakan untuk menyalakan ventilasi buatan (AC) pada kondisi
sehari-hari apabila memungkinkan. Ruang pameran indoor, ruang kerja
dan ruang rapat, harus dapat digunakan dengan penghawaan alami
maupun buatan.
e. Jika ventilasi alami tidak mungkin dilaksanakan, maka diperlukan
ventilasi mekanis yang memerlukan perlindungan dari udara luar dan
pencemaran.
2. Persyaratan Sistem Pencahayaan
Setiap bangunan gedung untuk memenuhi persyaratan sistem
pencahayaan harus mempunyai pencahayaan alami dan pencahayaan buatan,
termasuk pencahayaan darurat sesuai dengan fungsinya.
a. Bangunan sebagai bangunan pelayanan umum harus mempunyai
bukaan yang memadai untuk pencahayaan alami.
b. Pencahayaan alami harus optimal, disesuaikan dengan fungsi
bangunan dan fungsi masing-masing ruang di dalam bangunan gedung.
c. Pencahayaan buatan harus direncanakan berdasarkan tingkat iluminasi
yang dipersyaratkan sesuai fungsi ruang-dalam bangunan gedung
dengan mempertimbangkan efisiensi, penghematan energi yang
digunakan, dan penempatannya tidak menimbulkan efek silau atau
pantulan.
d. Pencahayaan buatan yang digunakan untuk pencahayaan darurat harus
dipasang pada bangunan gedung dengan fungsi tertentu, serta dapat
bekerja secara otomatis dan mempunyai tingkat pencahayaan yang
cukup untuk evakuasi yang aman.

20
e. Pencahayaan alami dan buatan diterapkan pada ruangan baik di dalam
bangunan maupun di luar bangunan gedung.

21
3. Persyaratan Komunikasi Dalam Bangunan
Persyaratan komunikasi dalam bangunan gedung dimaksudkan
sebagai penyediaan sistem komunikasi baik untuk keperluan internal
bangunan maupun untuk hubungan ke luar, pada saat terjadi kebakaran
dan/atau kondisi darurat lainnya. Termasuk antara lain: sistem telepon, sistem
tata suara, sistem voice evacuation, dll. Penggunaan instalasi tata suara pada
waktu keadaan darurat dimungkinkan asal memenuhi pedoman dan standar
teknis yang berlaku.
4. Persyaratan kemampuan Bangunan Terhadap Bahaya Petir dan Bahaya
Kelistrikan
a. Persyaratan Instalasi Proteksi Petir

Persyaratan proteksi petir ini memberikan petunjuk untuk


perancangan, instalasi, dan pemeliharaan instalasi sistem proteksi petir
terhadap bangunan gedung secara efektif untuk proteksi terhadap petir
serta inspeksi, dalam upaya untuk mengurangi secara nyata risiko
kerusakan yang disebabkan oleh petir terhadap bangunan gedung
yang diproteksi, termasuk di dalamnya manusia serta perlengkapan
bangunan lainnya. Persyaratan proteksi petir harus memperhatikan
sebagai berikut:

1) Perencanaan sistem proteksi petir;


2) Instalasi Proteksi Petir; dan
3) Pemeriksaan dan Pemeliharaan
b. Persyaratan Sistem Kelistrikan

Persyaratan sistem kelistrikan meliputi sumber daya listrik, panel


hubung bagi, jaringan distribusi listrik, perlengkapan serta instalasi
listrik untuk memenuhi kebutuhan bangunan gedung yang terjamin
terhadap aspek keselamatan manusia dari bahaya listrik, keamanan
instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan gedung serta isinya

22
dari bahaya kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan.
Persyaratan sistem kelistrikan harus memperhatikan:

1) Perencanaan instalasi listrik;


2) Jaringan distribusi listrik;
3) Beban listrik;
4) Sumber daya listrik;
5) Transformator distribusi;
6) Pemeriksaan dan pengujian; dan pemeliharaan
5. Persyaratan Sanitasi
a. Persyaratan Plumbing Dalam Bangunan
1) Sistem air minum harus direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkan sumber air minum, kualitas air bersih, sistem
distribusi, dan penampungannya.
2) Sumber air minum dapat diperoleh dari sumber air berlangganan
dan/atau sumber air lainnya yang memenuhi persyaratan kesehatan
sesuai pedoman dan standar teknis yang berlaku.
3) Perencanaan sistem distribusi air minum dalam bangunan
gedung harus memenuhi debit air dan tekanan minimal yang
disyaratkan.
4) Penampungan air minum dalam bangunan gedung diupayakan
sedemikian rupa agar menjamin kualitas air.
5) Penampungan air minum harus memenuhi persyaratan kelaikan
fungsi bangunan gedung.
b. Sistem Pengolahan dan Pembuangan Air Limbah/Kotor
1) Sistem pembuangan air limbah dan/atau air kotor harus
direncanakan dan dipasang dengan mempertimbangkan jenis dan
tingkat bahayanya.
2) Pertimbangan jenis air limbah dan/atau air kotor diwujudkan
dalam bentuk pemilihan sistem pengaliran/pembuangan dan
penggunaan peralatan yang dibutuhkan.
3) Air limbah domestik sebelum dibuang ke saluran terbuka harus

23
diproses sesuai dengan pedoman dan standar teknis yang berlaku
c. Persyaratan Penyaluran Air Hujan
1) Sistem penyaluran air hujan harus direncanakan dan
dipasang dengan mempertimbangkan  ketinggian  permukaan air
tanah, permeabilitas tanah, dan ketersediaan jaringan drainase
lingkungan/kota.
2) Setiap bangunan gedung dan pekarangannya harus dilengkapi
dengan sistem penyaluran air hujan.
3) Kecuali untuk daerah tertentu, air hujan harus diresapkan ke dalam
tanah pekarangan dan/atau dialirkan ke sumur resapan sebelum
dialirkan ke jaringan drainase lingkungan/kota sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
4) Pemanfaatan air hujan diperbolehkan dengan mengikuti
ketentuan yang berlaku.
5) Bila belum tersedia jaringan drainase kota ataupun sebab lain yang
dapat diterima, maka penyaluran air hujan harus dilakukan dengan
cara lain yang dibenarkan oleh instansi yang berwenang.
6) Sistem penyaluran air hujan harus dipelihara untuk mencegah
terjadinya endapan dan penyumbatan pada saluran.
d. Persyaratan Fasilitasi Sanitasi Dalam Bangunan Gedung
1) Sistem pembuangan sampah padat direncanakan dan dipasang
dengan mempertimbangkan fasilitas penampungan dan jenisnya.
2) Pertimbangan fasilitas penampungan diwujudkan dalam bentuk
penyediaan tempat penampungan kotoran dan sampah yang
diperhitungkan berdasarkan fungsi bangunan, jumlah penghuni, dan
volume kotoran dan sampah.
3) Pertimbangan jenis sampah padat diwujudkan dalam bentuk
penempatan pewadahan dan/atau pengolahannya yang tidak
mengganggu kesehatan penghuni, masyarakat dan lingkungannya
4) Potensi reduksi sampah padat dapat dilakukan dengan mendaur
ulang, memanfaatkan kembali beberapa jenis sampah seperti botol
bekas, kertas, kertas koran, kardus, aluminium, kaleng, wadah

24
plastik dan sebagainya. Dengan demikian harus disediakan tempat
sampah untuk mendaur ulang.
6. Persyatan Kenyamanan
a. Persyaratan Kenyamanan Pandangan
1) Untuk mendapatkan kenyamanan pandangan (visual) harus
mempertimbangkan kenyamanan pandangan dari dalam bangunan
ke luar dan dari luar bangunan ke ruang-ruang tertentu dalam
bangunan gedung.
a. Kenyamanan pandangan (visual) dari dalam bangunan ke
luar harus mempertimbangkan:
 gubahan massa bangunan, rancangan bukaan, tata ruang-
dalam dan luar bangunan, dan rancangan bentuk luar
bangunan;
 pemanfaatan potensi ruang luar bangunan gedung dan
penyediaan RTH;
b. Kenyamanan pandangan (visual) dari luar ke dalam
bangunan harus mempertimbangkan:
 rancangan bukaan, tata ruang-dalam dan luar bangunan, dan
rancangan bentuk luar bangunan gedung;
 keberadaan bangunan gedung yang ada dan/atau yang akan
ada di sekitarnya; dan
 pencegahan terhadap gangguan silau dan pantulan sinar,
melalui pemakaian horizontal dan/atau vertical blind, dan
penggunaan elemen sunscreen.
 Persyaratan Kenyamanan terhadap Tingkat Getaran dan
Kebisingan
 Kenyamanan terhadap getaran adalah suatu keadaan dengan
tingkat getaran yang tidak menimbulkan gangguan bagi
kesehatan dan kenyamanan seseorang dalam melakukan
kegiatannya. Getaran dapat berupa getaran kejut, getaran
mekanik atau seismik baik yang berasal dari dalam bangunan
maupun dari luar bangunan.

25
 Untuk mendapatkan tingkat kenyamanan terhadap kebisingan
dan getaran pada bangunan gedung harus mengikuti
persyaratan teknis, yaitu standar tata cara perencanaan
kenyamanan terhadap getaran pada bangunan gedung.
 Kenyamanan terhadap kebisingan adalah keadaan dengan
tingkat kebisingan yang tidak menimbulkan gangguan
pendengaran, kesehatan, dan kenyamanan bagi seseorang
dalam melakukan kegiatan.
 Untuk kenyamanan terhadap kebisingan pada bangunan
gedung harus dipenuhi standar tata cara perencanaan
kenyamanan terhadap kebisingan pada bangunan gedung.

2.4 Tinjauan Arsitektur Modern


Arsitektur modern mempunyai pandangan bahwa arsitektur adalah ‘olah
pikir’ dan bukan ‘olah rasa’ (tahun 1750), dan ‘permainan ruang’ dan bukan
‘bentuk’. Sejalan dengan kemajuan teknologi yang pesat ikut mempengaruhi
arsitektur. Munculnya teknologi bahan bangunan yang mendukung arsitektur
modern. Misalnya kaca yang dapat digunakan untuk mengekspresikan space
atau ruang. Karena ciri – cirinya yang ‘ada tapi tak terlihat’. Selain itu untuk
mewujudkan kecepatan dalam membangun maka dilakukan dengan produksi
masal bahan bangunan sehingga mengakibatkan arsitektur modern dapat
menembus batas budaya dan geografis, dan arsitektur menjadi suatu gaya
internasional serta bangunan – bangunan di dunia menjadi seragam. Ornamen –
ornamen dalam bangunan dianggap suatu kejahatan dan klasisme yang pernah
dipakai oleh kaum fasis dan nazi menjadi symbol yang negatif dan perlu diolah.

2.4.1. Ciri – ciri dari arsitektur modern (Menurut Peter Gossel dan Gabriele Leu
Thauser,1991)

1. Satu gaya Internasional atau tanpa gaya


(seragam),Merupakan suatu arsitektur yang dapat menembus budaya
dan geografis.
2. Berupa khayalan, idealis

26
3. Bentuk tertentu, fungsional, bentuk mengikuti
fungsi, sehingga bentuk menjadi monoton karena tidak diolah.
4. Less is more, Semakin sederhana merupakan
suatu nilai tambah terhadap arsitektur tersebut.
5. Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga perlu
ditolak, penambahan ornamen dianggap suatu hal yang tidak efisien.
Karena dianggap tidak memiliki fungsi, hal ini disebabkan karena
dibutuhkan kecepatan dalam membangun setelah berakhirnya perang
dunia II.
6. Singular(tunggal), Arsitektur modern tidak
memiliki suatu ciri individu dari arsitek, sehingga tidak dapat
dibedakan antara arsitek yang satu dengan yang lainnya (seragam).
7. Nihilism, Penekanan perancangan pada space,
maka desain menjadi polos, simple, bidang-bidang kaca lebar. Tidak
ada apa–apanya kecuali geometri dan bahan aslinya.
8. Kejujuran bahan ,Jenis bahan/material yang
digunakan diekspos secara polos, ditampilkan apa adanya. Tidak
ditutup-tutupi atau dikamuflase sedemikian rupa hingga hilang karakter
aslinya. Terutama bahan yang digunakan adalah beton, baja dan kaca.
Material-material tersebut dimunculkan apa adanya untuk
merefleksikan karakternya yang murni, karakter tertentu yang khas
yang memang menjadi kekuatan dari jenis material tersebut. Memberi
sentuhan plastis seperti membungkus bahan dengan bahan lain adalah
upaya yang tidak dibenarkan karena dinilai mengaburkan,
menghancurkan kekuatan asli yang dimiliki oleh bahan tersebut. , 
Misal    :
a) Beton untuk menampilkan kesan berat, massif, dingin.
b) Baja untuk kesan kokoh, kuat, industrialis.
c) Kaca untuk kesan ringan, transparan, melayang. 

2.4.2. Pemahaman Bentuk Dan Ruang Dalam Arsitektur Modern


a. Bentuk

27
Bentuk dalam arsitektur modern adalah merupakan periode yang
membingungkan bagi para praktisi, karena  tidak ditentukan dan dibentuk
dari fungsi maupun bahan bangunan yang dipakai. Tidak satupun dari fungsi
maupun konstruksi tanpa pengaruhnya, dan pelaku yang antusias  pada
pemecahan fungsional yang baru dan metode baru struktur seperti terlibat
juga pada ekspresi  yang baru.
Dalam arsitektur modern bentuk, fungsi dan konstruksi harus tampak
satu kesatuan dan muncul menjadi bentuk yang khusus dan kita selalu
mengharapkan solusi yang tepat agar menghasilkan bentuk yang spesifik
antara  gabungan ketiganya. Solusi-solusi yang unik umumnya layak karena
teknik-teknik konstruksi modern menjadikan semua bentuk mungkin untuk
dibangun. Bentuk yang diinginkan adalah bentuk-bentuk sederhana, karena
semua style lama amat kompleks dan dipenuhi oleh ornamen. Bentuk dasar
pada arsitektur modern adalah bentuk–bentuk geometri (platonic solid) yang
ditampilkan apa adanya.
b. Ruang
Satu hal yang tak dapat disangkal tentang arsitektur modern adalah
kesadaran dalam memanipulasi ruang. Dalam sejarah, ruang telah ada hanya
didalam struktur (diluar hanyalah alam, ketidak aturan dan tidak dapat
diukur). Renesan telah mengulangi proses dan dapat melihat tampak luar
dari bangunan ( seperti yang dilakukan bangsa Yunani) dan terpisah dari
seni. Ciri bangunan bangunan dari mereka : kecil, kotak, mempunyai pusat
dan tertutup.
Konsep ruang pada arsitektur modern yaitu ruang tidak terbatas
meluas kesegala arah, ruang terukur/terbatasi/terlihat bayangan strukturnya
(segi empat) arsitektur dipahami dalam tiga dimensi, ruang dari arsitektur
modern memiliki hubungan dengan pengamat. Ruang yang didalam
merupakan eksperimen ruang tak terbatas dengan partisi yang dapat
ditelusuri melalui ruang-ruang yang dilalui. Pola perletakan ruang lebih
mengalir dan berurutan berdasarkan proses kegiatan.
Pada perkembangannya arsitektur modern memiliki bentuk dan
struktur yang tetap. Bagian fisik dari arsitektur modern sebagai pemecahan

28
yang radikal dari sebuah masalah yang fungsional yang tidak dapat hilang
sebagai bagian dari estetika yang merupakan manipulasi dari ruang yang
tidak terbatas dan terukur.

2.5 Studi Literatur

2.5.1 Roger’s Salon


Roger's Salon, Clinic & Spa adalah tempat exclusive dan modern
bernuansa artistik, mewah, megah dan berfasilitas lengkap untuk perawatan
kecantikan dan relaksasi tubuh. Dilengkapi dengan peralatan modern yang
didukung oleh tenaga-tenaga profesional di bidangnya. Roger's Salon juga
dilengkapi dengan fasilitas wellness center berupa studio senam yang nyaman
yang mendukung anda untuk menjaga kebugaran tubuh anda melalui beragam
pilihan kelas latihan seperti aerobik, pilates, salsa, line dance, yoga dan
sebagainya.

Gambar 2.1 Roger’s Salon, Bandung

Sumber : Thomas Brunner, 2013


Tampak bangunan pada Roger’s Salon didominasi oleh bentuk geometris
segi empat. Bangunan berbentuk kubistis dengan substraktif dan additif serta
perbandingan panjang, lebar, dan tinggi tertentu. Material yang digunakan pada
bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center berupa material-
material alam, seperti batu alam dan kayu. Selain itu juga terdapat material
modern pada tampak bangunan, seperti material beton dan kaca. Batu alam
yang digunakan adalah batu alam templek dan batu andesit untuk lantai,
sedangkan material kayu yang digunakan adalah kayu temper oven sebagai
estetika pada tampak bangunan.

29
Bukaan pada tampak terdiri dari dua jenis, yaitu pintu dan jendela. Pintu
menggunakan material kayu untuk entrance salon, dan material kaca pada
entrance café. Jendela menggunakan material kaca dengan sistem tanam tanpa
kusen. Atap bangunan Roger’s Salon, Clinic, Spa and Wellness Center
menggunakan struktur baja hollow dengan penutup atap zincalume, sedangkan
kanopi bangunan menggunakan beton slab.

2.5.2 Natasha Skin Care


Natasha Skin Care sebagai salah satu pusat perawatan berdiri pada tahun
1999 yakni dengan dibukanya Natasha Skin Care klinik yang pertama di
Ponorogo Jawa Timur. Setelah klinik tersebut, disusul dengan pendirian klinik
berikutnya di Madiun dan Surabaya pada tahun yang sama dan mendapat
respon yang cukup positif dari masyarakat. Respon positif dari pelanggan
tersebut dapat dilihat dari perkembangan Natasha Skin Care yang begitu pesat.
Dalam kurun waktu enam tahun jaringan klinik Natasha Skin Care pun
semakin meluas ke seluruh Indonesia (Natasha, 2010).

Gambar 2.2 Gedung Pusat Natasha Skin Care, Yogyakarta


Sumber: Ida Agusalim, 2017
Pencitraan Natasha Skin Care sebagai pusat perawatan kecantikan
terdepan dan modern juga dilakukan melalui pembangunan gedung-gedung
Natasha yang sangat representatif, misalnya dilengkapi dengan penyejuk
ruangan (AC), penataan ruangan yang selalu tampak serasi. Salah satu hal yang
dilakukan Natasha Skin Care dalam mencitrakan diri sebagai pusat perawatan

30
terdepan dan modern melalui pembangunan gedung, diwujudkan melalui 70
pembangunan gedung kantor pusat Natasha Skin Care di Jalan Kaliurang Km.5
No.53 Depok, Sleman, Yogyakarta. Gedung yang megah tersebut
melambangkan bahwa Natasha Skin Care merupakan pusat perawatan
kecantikan terdepan. Gedung yang berlantai tiga tersebut dilengkapi dengan
berbagai sarana modern seperti cafe, ruang perkantoran Natasha Skin Care, dan
ruang lobby yang nyaman. Fasilitas gedung yang megah ini membuat Natasha
Skin Care tampak lebih maju dari pusat-pusat perawatan kecantikan lainnya
yang belum memiliki gedung yang megah seperti yang dimiliki Natasha Skin
Care tersebut. (Ida Agusalim, 2017)

2.5.3 Erha Clinic


Sejak berdiri pada 28 September 1999 lalu, Erha Clinic terus
memposisikan diri sebagai klinik yang menyediakan solusi yang terdepan,
terinovatif bagi berbagai masalah kulit mulai dari kepala, muka, badan, tangan,
kaki bahkan kuku. Erha Clinic sendiri memposisikan diri sebagai klinik
perawatan kulit yang memiliki dua solusi perawatan, pertama, fokus pada
kebutuhan yang spesifik untuk masing-masing pelanggan dan kedua,
menyediakan produk perawatan yang dijual bebas tanpa resep dokter.

Gambar 2.3 Erha Clinic, Pondok Indah Jakarta


Sumber: Iwan Supriyatna, 2018
Fasad bangunan Erha Clinic dipengaruhi oleh desain rumah kapsul tua di
sekitar lokasi di sepanjang jalan utama. Dengan menggunakan karakteristik
kapsul sederhana, arsitektur Erha Clinic merancang klinik ini agar terlihat
modern dan terkini. Masalah utama untuk proyek ini adalah menyediakan
ruang parkir sebanyak mungkin. Karena itu, arsitektur Erha Clinic

31
memanfaatkan lantai dasar sebagai area parkir tambahan. Namun, untuk
menghindari menjadikan area parkir bagian dari fasad, kami mendesain lobi
pengantaran kecil dan menyembunyikan area parkir.

2.5.4 Salma-Rumah Kecantikan dan Kebugaran Muslimah


Salma-Rumah Kecantikan dan Kebugaran Muslimah berlokasi di Jalan
Pemuda no 14 Purwokerto (lihat gambar 2.30.) Salma khusus melayani
muslimah (wanita islam) dan membatasi pelayanannya dengan tidak melayani
hal-hal yang dilarang dalam islam seperti menyanggul (menyambung rambut),
memasang bulu mata palsu, mencabut/mencukur alis dan tidak menyemir
rambut dengan warna hitam. Seiring berjalannya waktu, pelanggan Salma
semakin meningkat sehingga pada tahun 2008 Salma melakukan terobosan
dengan membuka gedung baru dan memperluas fasilitas nya dibidang
perawatan kecantikan tubuh dan wajah, kebugaran tubuh dan melayani event
organizer pernikahan.

Gambar 2.4 Fasad dan Interior Salma


Sumber : www.salmarumahcantik.com

32
2.5.5 Salon Hijab Muslim Kota Kendari

Gambar 2.5 Salon Hijab Aulya


Sumber : Survey Lapangan

Setelah melakukan studi literatur pada objek sejenis, maka ada beberapa
unsur yang perlu diperhatikan pada proses perancangan :

a. Lokasi : dari semua contoh diatas, maka lokasi desain butik dan beauty
center muslimah harus mudah dijangkau oleh customer
b. Fasilitas : kelengkapan fasilitasyang ada pada bangunan maupun fasilitas
butik dan beauty center juga perlu diperhatikan antara lain fasilitas
kecantikan, kebugaran, pernikahan maupun perlengkapan muslim dan
aksesorisnya. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan coustemer yang beraneka
ragam
c. Tipologi bangunan : tipe bangunan yang dapat diambil dari contoh diatas
adalah berada pada pusat pertokoan dan berada didekat permukiman
penduduk kota kendari
d. Pendekatan desain : untuk menarik minat pengunjung maka perancangan
bangunan pada contoh diatas menghasilkan desain islamik yang modern dan
menaik bagi pengunjung butik dan beauty center muslimah dikota kendari.

33
2.5.6 Kesimpulan Studi Literatur
Berdasarkan beberapa studi literatur menunjukan bahwa dalam
perencanaan pusat kecantikan muslimah perlu di perhatikan mengenai penataan
ruang yang sifatnya sangat privat untuk beberapa kegiatan yang dilakukakn
oleh para wanita seperti spa, sauna dan juga body massage agar lebih tertutup
namun masih terkesan mewah dengan penggunaan konsep arsitektur modern
sebagai tema interior pada bangunannya.
Arsitektur modern dalam perancangannya selalu mengedepankan fungsi
ruang yang ada dibandingkan fasad bangunan yang menggunakan ornamen-
ornamen. Beberapa gedung dengan konsep modern selalu menampilkan
material gedung apa adanya namun tetap mempertimbangkan estetikanya
sehingga terlihat megah dan kokoh namun tidak tidak terlihat kuno.

34
BAB III
TINJAUAN LOKASI PERENCANAAN

3.1 Gambaran Umum Lokasi

3.1.1. Kondisi Fisik Kota Kendari


a. Letak Geografis Dan Batas Administrasi

Kota Kendari yang sebelumnya disebut Kotamadya Kendari,


terbentuk dengan Undang-Undang Republik Indonesia dengan Nomor 6
Tahun 1995. Sehubungan dengan fungsi dan perannya sebagai Ibu Kota
Provinsi, maka dalam konteks regional Kota Kendari ini sangat besar
pengaruhnya terhadap perkembangan sosial ekonomi dalam suatu wilayah
lebih luas.

Secara astronomis terletak dibagian selatan garis khatulistiwa berada


diantara 3° 54’ 30’’- 4° 3’11’’ Lintang Selatan dan membentang dari Barat
ke Timur diantara 122° 23’- 122° 39’ Bujur Timur, adapun batas wilayah
Kota Kendari sebagai berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia & Kecamatan


sampara (Kabupaten Konawe)
2. Sebelah timur berbatasan dengan Laut Banda
3. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo (Kabupaten
Konawe Selatan)
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sampara (Kabupaten
Konawe), Kecamatan Ranomeeto & Kecamatan Konda (Kabupaten
Konawe Selatan).
b. Luas Wilayah

Secara administratif wilayah Kota Kendari terbagi dalam sepuluh


Kecamatan yaitu Kecamatan Kendari, Kecamatan Mandonga, Kecamatan
Poasia, Kecamatan Baruga, Kecamatan Puuwatu, Kecamatan Kadia,

35
Kecamatan Wua-Wua, Kecamatan Abeli, Kecamatan Kambu, dan
Kecamatan Kendari Barat yang meliputi 64 Kelurahan. Kecamatan Kendari
dengan luas 19,55 Ha (6,61 %), Kecamatan Mandonga dengan luas 23,36
Ha (7,89 %), Kecamatan Poasia dengan luas 43,52 Ha (14,71 %),
Kecamatan Baruga dengan luas 49,58 Ha (16,76 %), Kecamatan Puuwatu
dengan luas 42,71 Ha (14,43), Kecamatan Kadia dengan luas 9,10 Ha (3,08
%), Kecamatan Wua-Wua dengan luas 12,35 Ha (4,17 %), Kecamatan
Abeli dengan luas 49,61 Ha (16,77 %), Kecamatan Kambu dengan luas
23,13 Ha (7,82 %), Kecamatan Kendari Barat dengan luas 22,98 Ha (7,77
%).

c. Keadaan suhu

Secara umum, Kota Kendari merupakan daerah yang bersuhu tropis


dengan suhu udara maksimum 32,4° C dan minimum 26,2° C, tekanan
udara rata-rata 1.011,158 Millibar dengan kelembaban udara rata-rata 85,08
%. Kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun 2010 pada umumnya
berjalan normal mencapai 1,814167 m/detik.

d. Musim

Kota Kendari memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim
kemarau. Musim hujan terjadi pada bulan Desember sampai bulan Maret
pada bulan berikutnyamusim kemarau terjadi pada bulan Juni sampai bulan
September, sedangkan musim pancaroba (peralihan) terjadi pada bulan awal
dan akhir setiap musim hujan dan kemarau.

e. Keadaan Morfologis

Kota Kendari terletak mengelilingi Teluk Kendari dengan berbagai


potensi dan peluang untuk mengembangkan usaha dan lebih dari itu daerah
ini merupakan daerah khusus pengembangan kawasan wisata di Kendari
Beach ini merupakan bagian dari koridor wisata pusat Kendari -Water Front
Area (Teluk Kendari) - Pantai Mayaria - Tanjung Tapulaga -Pulau Bokori.

36
37
38
3.1.2. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kendari
Konsep Pengembangan Struktur Ruang Kota Kendari berdasarkan
tinjauan terhadap kebijakan yang mempengaruhi penataan ruang di Kota
Kendari yang salah satunya adalah Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) menyebutkan bahwa Kota Kendari ditetapkan sebagai Pusat
Kegiatan Nasional (PKN). Sebagai PKN Kota Kendari, fungsi dan peran Kota
Kendari merupakan Simpul Utama Transportasi, Pusat Kegiatan Industri dalam
skala nasional dan pusat kegiatan ekspor-impor. Selain sebagai Pusat
Pemerintahan bagi Provinsi Sulawesi Tenggara, penetapan Kota Kendari
sebagai PKN tersebut merupakan salah satu aspek yang sangat berpengarut
kuat didalam merumuskan konsep pengembangan struktur ruang di Kota
Kendari. Perumusan konsep pengembangan struktur ruang selain
mempertimbangkan hal-hal tersebut diatas mempertimbangkan potensi yang
ada, baik aspek fisik, kependudukan dan ekonomi.
Untuk mempertahankan dan menjaga perkembangan di Kawasan Sekitar
Teluk akibat dari perkembangan yang tidak terkendali, maka perlu dilakukan
upaya-upaya preventif (pencegahan) yaitu melalui pengembangan Kawasan
Teluk yang terpola dan terencana. Mengingat Kota Kendari telah ditetapkan
sebagai PKN dan tumbuh kembangnya pusat-pusat pertumbuhan ekonomi baru
di Provinsi Sulawesi Tenggara, seperti Kabupaten Bombana, maka Kota
Kendari harus mampu menangkap peluang-peluang tersebut. Dampak secara
ruang akibat isue-isue strategis tersebut adalah kebutuhan ruang Kota Kendari
terhadap zona-zona ekonomi yang akan menangkap peluang-peluang ekonomi,
salah satunya adalah Kawasan Bisnis.
Berdasarkan Konsep Pengembangan Struktur Ruang Kota Kendari
diatas, maka arahan pengembangan ruang Kota Kendari untuk 20 tahun
mendatang dapat dilihat pada tabel berikut ini :

39
Tabel 3.1 Arahan struktur ruang Kota Kendari tahun 2010-2030

PUSAT-PUSAT KEGIATAN FUNGSI

Pusat Utama

1. Kawasan Pusat Kota  Pusat Pemerintahan Kota


 Perdagangan dan jasa

2. Kawasan Teluk  Perdagangan dan Jasa


 Kesehatan
 Pariwisata

3. Kawasan Pelabuhan  Transportasi


 Industri

4. Kawasan Pendidikan Tinggi &  Pendidikan Tinggi


Pusat Pemerintahan Provinsi  Pusat Pemerintahan Provinsi

5. Kawasan Terminal  Transportasi


 Perdagangan dan jasa
 Kesehatan
 Industri
Pusat Sekunder

Pusat Kecamatan

 Pusat Pemerintahan Kecamatan


 Kesehatan
 Pendidikan Dasar - Menengah
Pusat Tersier

Pusat Lingkungan

 Pusat Pemerintahan Kelurahan


 Pendidikan Pra Sekolah
 RTH Lingkungan

40
Sumber : RTRW Kota Kendari 2010-2030
3.2 Keadaan Penduduk
3.2.1. Jumlah Penduduk

Penduduk Kota Kendari berdasarkan proyeksi penduduk tahun 2018


sebanyak 381.628 jiwa yang terdiri atas 192.621 jiwa penduduk laki-laki dan
189.007 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan proyeksi jumlah
penduduk tahun 2017, penduduk Kota Kendari mengalami pertumbuhan sebesar
2,94 persen dengan masing-masing persentase pertumbuhan penduduk laki-laki
sebesar 2,88 persen dan penduduk perempuan sebesar 3,00 persen. Sementara itu
besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2018 penduduk laki-laki terhadap
penduduk perempuan sebesar 101,91. Kepadatan penduduk di Kota Kendari
tahun 2018 mencapai 1.404 jiwa/km.

Kepadatan Penduduk di 11 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan


penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Kadia dengan kepadatan sebesar 7.971
jiwa/km 2 dan terendah di Kecamatan Nambo sebesar 454 jiwa/Km 2.

Tabel 3.2 Rata-rata Pertumbuhan Penduduk Kota Kendari menurut Kecamatan


tahun 2010-2018

Jumlah Penduduk Laju


No Kecamatan Pertumbuhan

2010 2018 Per tahun (%)

(1) (2) (3) (4) (5)

1 Mandonga 36.378 47.596 3,49

2 Baruga 19.483 25.490 3,49

41
3 Puwatu 27.914 36.520 3,49

4 Kadia 39.477 51.650 3,49

5 Wua-Wua 24.552 32.122 3,49

6 Poasia 25.125 32.872 3,49

7 Abeli 13.790 18.041 3,49

8 Kambu 27.296 35.713 3,49

9 Kendari 25.709 33.636 3,49

10 Kendari Barat 43.183 56.499 3,49

KOTA KENDARI 291.689 381.628 3.49

Sumber : Kota Kendari Dalam Angka, 2019

3.3 Urgensi Pengadaan

Pada saat ini boutyques and beauty center untuk mislimah sangat kurang
dikota kendari, maka masalah-masalah yang bersifat ntuk memanjakan tubuh
atau perawatan bagi wanita muslim maka perlu dikembangkan lagi fasilitas lain
yang juga masih bersifat umum seperti pusat pertemuan atau daqwa buat wanita
muslimah dikota kendari. Kota Kendari merupakan kota yang sedang
berkembang pesat, dilihat dari segi pembangunan banyak bangunan dan kantor
yang sudah terbangun maupun yang sedang di bangun di Kota Kendari,
masyarakat, pemkot Kota Kendari dan para pengusaha asli maupun pendatang
juga sering mengadakan kegiatan yang bersifat formal maupun non formal.

42
Adanya perencanaan butik dan beauty center muslim diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat ini akan menjadi salah satu elemen kota dan
juga akan membantu menciptakan suatu tampilan tersendiri bagi keberadaan
kota. Memanfaatkan butik dan beauty center muslim akan diperoleh melalui
kriteria penentu.

43
BAB IV
PENDEKATAN ACUAN PERANCANGAN

4.1 Titik Tolak Perencanaan

Gagasan awal dari suatu konsep perencanaan adalah titik tolak pendekatan
acuan, dimana konsep tersebut merupakan alat untuk mengubah pernyataan
masalah non-fisik menjadi produk bangunan fisik. Konsep pada tahap
perencanaan diarahkan pada pengembangan rancangan. Adapun kategori konsep
pendekatan acuan berupa pendekatan fisik makro dan pendekatan fisik mikro.

Pendekatan fisik makro merupakan langkah penyelesaian konsep dalam


wadah fisik terhadap perkembangan kota, dengan adanya Pusat Kecantikan
Muslimah di Kota Kendari diharapkan mampu menjadi salah satu fasilitas
kegiatan dan mampu memberikan pelayanan yang sifatnya dapat memenuhi
aktifitas bangunan. Untuk memberikan pelayanan yang maksimal kepada para
pengunjung merupakan suatu unsur yang sangat ditekankan sehingga penentuan
lokasinya pun harus strategis dan berada di sekitar lingkungan/kawasan. Fisik
bangunan Pusat Kecantikan Muslimah di Kendari hendaknya memiliki bentuk
yang mampu mencerminkan suatu bangunan modern dengan ciri khas tersendiri
tanpa mengabaikan sisi estetika yang menarik serta memiliki nilai arsitektur.

4.1.1 Pendekatan Filosofis.

1. Sebagai wadah pelayanan sosial maka kesan terbuka dan kekeluargaan


diaplikasikan pada penataan site dan ruang, sehingga dapat menunjang
siapa saja yang ingin menggunakannya sepanjang demi kepentingan
bersama.
2. Sebagai wadah aktivitas dan kegiatan bagi umat muslim dengan
penampilannya mampu untuk meningkakan keindahan kota dengan ciri
arsitektur modern dan arsitektur islam.

44
4.2 Pendekatan Makro

4.2.1 Penentuan Lokasi


Pendekatan pemilihan lokasi merupakan salah satu syarat keberhasilan
desain. Beberapa aspek yang perlu diperhatikan dalam kaitannya dengan
perencanaan Pusat Kecantikan Muslimah di antaranya:
a. Sesuai RUTR Wilayah Kota Kendari.
b. Lokasi hendaknya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan untuk ruang-ruang terbuka.
c. Tersedianya sarana dan prasarana penunjang seperti
jaringan air bersih (PAM), listrik, telepon, dan saluran riol kota (drainase)
sehingga diharapkan dapat meningkatkan kegiatan operasional Pusat
Kecantikan Muslimah
d. Sirkulasi lalu-lintas menyangkut kemudahan dan
keamanan pencapaian menuju lokasi Pusat Kecantikan Muslimah

Dinas tata Ruang kota Gambar 4.1 lokasi terpilih kecamatan wua-wua

45
4.2.2 Pendekatan Site
Adapun alternatif dalam pemilihan site terpilih adalah :
a. Alternatif 1 jln ahmad yani (PGSD lama) kecamatan wua-wua/swp 1
yang merupakan pusat pemerintah kota kawasan CBD. Adapun fubgsi
yang di kembangkan:
1) Pusat pemerintah kota
2) Pusat fasilitas umum kota
3) Kawasan pemukiman
4) Kawasan perdagangan dan jasa

pemukiman

SMK 3

Ruko

ruko

Gambar 4.2 Batasan Tapak

46
Sumber : Obsevasi,2016.

Alternatif 1 lokasi PGSD lama jln ahmad yani :


a. Luas tapak : + 1,5 ha
b. Kondisi lahan : berkontur
c. Kdb : 60 : 40 (40% terbangun)
d. Bangunan exsisting : lahan kosong
e. Peruntukan : perencanaan Beauty Center
Adapun kondisi dan potensi lahan :
1. Terletak pada jalur yang dapat dilalui kendaran umum maupun
kendaraan pribadi
2. Tersedianya jaringan utilitas kota
3. Lokasi berada pada zona perkantoran, pemukiman dan
perdagangan
b. Alternatif 2, jln antero (belakang pasar buah)

Gambar 4.3 Batasan Tapak


Sumber : Obsevasi,2016.

Alternatif 2 lokasi jln antero (belakang pasar buah)


a. Luas tapak : + 0.8 ha
b. Kondisi lahan : datar
c. Kdb : 60-40

47
d. Bangunan exsisting : lahan kosong
e. Peruntukan : perencanaan Boutyques And Beauty Center

48
Kondisi dan potensi lahan adalah sebagai berikut :
a. Terletak pada kawasan pemukiman
b. Tersedia lahan untuk perencanaan Beauty Center
c. Pencapaian tidak mudah dilalui oleh transportasi umum
d. Adanya jaringan utilitas kota
Keterangan :
 Memenuhi
 Kurang Memenuhi
 Tidak Memenuhi

Tabel 4.1 Kriteria penentuan site

No Kriteria Alternatif I Alternatif II

Berada pada kawasan


1 perdagangan dan jasa Memenuhi Memenuhi

Tersedianya luasan site yang


2 Memenuhi Memenuhi
memadai

Tersedianya sarana transportasi


kota serta mudah dalam Kurang
3 pencapaian Memenuhi
Memenuhi

Tersedianya utilitas kota


4 Memenuhi Memenuhi

Kurang
5 Mempunyai view yang baik Memenuhi
Memenuhi

Sumber : Analisis Penulis, 2016


4.2.3 Pengolahan Tapak

a. Penzoningan

49
1. Zone publik berada diposisi bagian depan di
dalam area site, termasuk dalam area ini adalah area parkir dan
entrance.
2. Zone semi publik berada pada posisi tengah
dari site, termasuk dalam area ini adalah area ruang pertunjukan musik.
3. Zone privat berada pada posisi tengah dari
site termasuk dalam zone ini adalah area pengelola.
4. Zone servis berada paling belakang dari site,
termasuk dalam zone ini adalah area mekanikal elektrikal.
b. View
View merupakan salah satu faktor dalam penentuan orientasi bangunan,
dimana view mempengaruhi terhadap penentuan bukaan ruang dan penentuan
orientasi bangunan. Dalam bentuk tanggapan view terdiri dari view kearah
tapak dan view dari arah tapak.
c. Kebisingan (Noise)
Tingkat kebisingan dari luar dan dalam lokasi/site dapat direndam
dengan penataan landscape. Penataan landscape disesuaikan dengan tingkat
kebisingan yang ada pada areal site.
Untuk mereduksi kebisingan yang berasal dari jalur lalu lintas
kendaraan dapat diatasi dengan mempertimbangkan :
1) Memperhatikan tinggi rendahnya tingkat kebisingan dengan Penggunaan
barrier (penghalang) berupa pagar dan pohon dengan tidak menghalangi
view ke dalam dan ke luar bangunan Boutyques And Beauty Center
2) Menempatkan ruang-ruang yang membutuhkan suasana tenang yang jauh
dari sumber kebisingan.
d. Existing
Berdasarkan atas dasar pertimbangan dan kriteria pendekatan penentuan
lokasi dimana eksisting condition site yang akan terpilih dalam perencanaan
Pusat Kecantikan Muslimah di Kota Kendari yaitu lokasinya yang terletak di
kawasan penghijauan. Dalam penentuan site existing, ada beberapa faktor
yang perlu dipertimbangkan, antara lain :

50
a) Lingkungan Tapak yang mendukung ditinjau dari
aspek topografis (keadaan tanah), dan aktifitas yang terjadi

b) Bentuk dan karakteristik site/lingkungan yang


menguntungkan terhadap pengembangan perencanaan, mudah diolah dan
dikembangkan.

c) Luasan lahan/tapak dan kemungkinan terhadap


pengembangannya.

Lokasi tapak untuk perencanaan Pusat Kecantikan Muslimah di Kota


Kendari, terletak di JLN. Ahmad Yani :
b. Luas tapak : + 1,5 Ha
c. Lokasi : jln, Ahmad Yani (PGSD lama)
d. Kondisi lahan : berkontur
e. GSB : 20 meter dari jalan raya
f. KDB : 60 : 40 (40% terbangun)
g. Bangunan exsisting : lahan kosong
h. Peruntukan : perencanaan pusat kecantikan
muslimah

51
pemukiman

SMK 3

Kios/pos
polisi

ruko

Gambar 4.4 Tapak


Sumber : Obsevasi, 2016.

4.2.4 Pendekatan Ruang Luar

Ruang terbuka adalah ruang luar, dalam hal ini adalah ruang yang
membatasi alam. Fungsi ruang terbuka antara lain :
a. Sebagai unsur pendukung
b. Sebagai tempat terbuka untuk mendapatkan udara segar dari lingkungan.
c. Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain.
d. Sebagai Pelindung dan peneduh terhadap isolasi suara dan polusi udara
e. Penyejuk penunjang view dari luar tapak
Perencanaan ruang luar harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
a. Dapat
mencerminkan keterbukaan atau menggunakan elemen-elemen ruang luar
yang menunjukan kesederhanaan dan tidak memberikan perasaan tertekan
bagi pemakai bangunan.
b. Pengolahan taman
dan elemen ruang luar dapat memberikan orientasi dan arah kebangunan.
Unsur-unsur ruang luar tersebut, yaitu:

52
a. Area parkir

b. Taman Hijau

c. Fasilitas penunjang

a. Material Lunak (Soft Materials)

Elemen ruang luar yang bersifat lunak, misalnya pohon atau tanaman dan
air yang dipergunakan untuk penataan lansekap. Elemen lunak ini berfungsi
sebagai penutup permukaan (rumput).

1) Sebagai tanaman peneduh dan pengarah (pohon kelapa, palem dan


cemara).

2) Sebagai barrier (penghalang) terhadap :

1. Panas/sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan


2. Debu dan asap yang diakibatkan oleh polusi kendaraan
3. Kebisingan suara-suara gaduh seperti suara kendaraan
4. Hembusan angin yang terlalu kuat

3) Tanaman sebagai filter, dapat mengurangi kecepatan angin dan


kebisingan, menyaring debu dan bau, serta memberikan udara segar.

53
Gambar 4.5 Tanaman Dapat Mengurangi Kecepatan Angin

Sumber : www.google

Gambar 4.6 Tanaman Dapat Mengurangi Kecepatan Angin


Sumber : www.google

Tabel 4.2 Soft Material


Nama tanaman Fungsi tamanan

- sebagai pelindung, penahan


angin dan filtrasi matahari
- reduksi bising dan polusi

- sebagai pelindung, penahan


angin dan unsure estetika
- erduksi bising dan polusi
- pengarah sirkulasi dan sabagai
landmark kawasan
- unsur estetika, pengarah
sirkulasi sebagai “path” dalam
perancangan jalur
- pembentuk tata hijau &
landmark

54
- sebagai penghias taman
- sebagai unsur estetika
kawasan

- sebagai ground cover


- sebagai unsure estetika
- penyerap panas kawasan

Sumber : www.google

b. Material Keras (Hard Materials)


Elemen ruang luar yang bersifat keras yang digunakan untuk sirkulasi
manusia dan kendaraan, juga berfungsi sebagai elemen dekoratif dalam
perencanaan Boutyques And Beauty Center terdiri dari :

1) Lampu untuk taman, parkir, dan pedestrian.

Gambar 4.7 Hard Material

Sumber : www.google

55
2) Paving blok digunakan pada pedestrian sebagai
jalan sirkulasi pejalan kaki karena sifat material tersebut dapat
mengabsorbsi panas matahari, maka perlu dipadukan dengan soft material
agar tercipta suasana yang sejuk dan nyaman.

Gambar 4.8 Hard Material


Sumber : www.google

c. Analisa Sistem Sirkulasi Dalam Tapak


Sirkulasi yang terjadi dalam tapak terdiri dari sirkulasi kendaraan dan
sirkulasi manusia. Kedua sirkulasi ini pada prinsipnya harus dipisahkan dengan
tujuan untuk menciptakan kelancaran arus sirkulasi dalam tapak.

a. Sirkulasi Kendaraan

Sirkulasi kendaraan didasarkan atas pertimbangan:

1) Sirkulasi kendaraan dalam tapak lebar 4m agar kendaraan yang masuk


dalam site tetap satu arah/satu jalur agar kendaran yang masuk rapih
dan tertib.
2) Sirkulasi pejalan kaki dan penyandang cacat dapat melalu dari jalan
pedestrian dan jalan zona sirkulasi publik dengan lebar 3-4m.

56
Ruang terbuka merupakan ruang pendukung yang dapat memberikan
kesan estetis pada sebuah bangunan. Elemen yang dijadiakan dasar
pertimbangan adalah :
1. Fungsi dan Peranan Lansekap pada bangunan:
a. Meningkatkan nilai estetis
Keindahan bangunan dapat ditunjang dengan penataan
lansekap disekitarnya. Bentuk, warna dan unsur-unsur lansekap
lainnya dapat meningkatkan kesan secara visual sehingga lebih
menarik.
b. Menjaga lingkungan Hidup
Dengan adanya Landsekap, kerusakan ekosistem khususnya hutan
bakau dapat di hindari dan selain itu juga menjadi filter udara panas
pada siang hari.
c. Melindungi Bangunan
Lansekap mampu melindungi bangunan dari berbagai hal seperti panas
matahari, kesilauan, pergerakan angin dsebagainya.
d. Memberikan manfaat Higienis
Lansekap dengan vegetasinya mampu menyaring debu dan
mengisap kotoran di udara, bahkan mampu menghasilkan gas
02 yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
2. Fungsi dan peranan landsekap bagi manusia
Pendekatan terhadap alam melalui peranan landsekap
dapat memberi ketenangan pada jiwa manusia, sehingga pada rasident
mental hal ini dapat membantu proses pemulihan dengan metode terapi
pendekatan kepada alam.
a. Elemen Lansekap
b. Vegetasi berfungsi sebagai elemen pelembut masa bangunan

57
Gambar 4.9 Element Pelembut Bangunan

Sumber : Sketsa Pribadi

4.2.5 Elemen-elemen yang digunakan pada ruang luar :

1. Taman
Taman Merupakan sebagai sarana penghijauan yang terdapat disebuah
pemukiman/perkantoranmaupun. Adapun taman berfungsi sebagai duduk-
duduk dan bersantai, bahkan sebagai pengarah sirkulasi penghubung antar
bangunan dan pengarah sirkulasi dalam tapak.
2. Pagar
Pagar berfungsi sebagai pembatas tapak dengan tapak di
sekitarnya yang kondisi lingkunganya tidak aman.
3. Lampu taman
Lampu taman merupakan elemen utama sebuah taman dan
dipergunakan untuk menunjang suasana di malam hari. Lampu berfungsi
sebagai penerang taman dan sebagai nilai artestik taman.
4. Bangku taman diletakkan pada sekitar taman yang berfungsio sebagai
tempat istrahat atau santai
5. Tong sampah diletakkan pada sekitar tangga,pintuh masuk dan sekitar
taman

4.2.6 Analisa Sistem Sirkulasi Dalam Tapak


Sirkulasi digolongkan dalam dua macam jenis dasar :
1. Sirkulasi horizontal, macamnya :
a) Tertutup
Membentuk suatu lorong yang berkaitan dengan ruang berikutnya.

58
b) Terbuka pada satu sisi
Berfungsi untuk memberi kontinuitas pada ruang-ruang yang
dihubungkan.
c) Terbuka pada dua sisi
Berfungsi sebagai perluasan fisik dari ruang yang dilaluinya.
2. Sirkulasi vertikal, elemen
sirkulasinya berupa : Tangga, ramp, escalator, elevator.
3. Sirkulasi luar dan dalam tapak :

1. Sirkulasi luar tapak


Sirkulasi menuju tapak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Sirkulasi kendaraan pribadi


b) Sirkulasi kendaraan umum
c) Sirkulasi pejalan kaki

2. Sirkulasi dalam tapak


Sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Sirkulasi kendaraan
b) Sirkulasi pejalan kaki
c) Sirkulasi kendaraan servis

Untuk merencanakan sirkulasi dalam tapak harus memperhatikan dasar


pertimbangan berikut :
a) Sirkulasi kendaraan

(1) Menuntut kejelasan dan kemudahan.

(2) Membutuhkan penampungan kendaraan


dalam bentuk area parkir.

59
(3) Tidak mengganggu pejalan kaki dan
penyandang cacat.
(4) Mudah menaikkan dan menurunkan
penumpang (kendaraan umum).

b) Sirkulasi pejalan kaki dan penyandang cacat

(1)Hindari cross sirkulasi dengan kendaraan.


(2)Kemungkinan pejalan kaki untuk menikmati pemandangan.
(3)Mempertahankan kelancaran, keamanan dan kenyamanan
pejalan kaki, seperti batas kelelahan berjalan kaki maksimum 30
meter.
(4)Akses langsung ke fasilitas transportasi umum.
(5)Khusus bagi penyandang cacat, untuk mengatasi perbedaan
jalan digunakan ramp dan jalur pemandu

4.2.7 Pendekatan Bentuk dan Penampilan Bangunan

Adapun unsur yang terbentuk terhadap bentuk tapak yang ada serta sifat
kegiatan masing-masing mempengaruhi modifikasi dari bentuk dasar bangunan
sehingga memberi nilai estetika dan kesen pada bangunan secara keseluruhan.

Tabel 4.3 pemilihan bentuk bangunan

Kriteria Segi Empat Segi Tiga Lingkaran

Penyesuaian
terhadap
Bentuk atap Sesuai Kurang stabil Sesuai

Sifat formil

Formil, tegas Stabil Stabil


dan sederhana

Efisiensi ruang

Tinggi Kurang Sedang

60
Visual bangunan

4 arah 3 arah Dari segala arah

Pengembangan

Mudah Sukar Agak sukar

Pelaksanaan

Lebih mudah Agak sukar Cukup

Fleksibilitas ruang

Tinggi Kurang Cukup

Sumber: Edmund N. Bacon, 2013


Cara termudah dan tercepat untuk menghasilkan kesan bentuk yang
dinamis adalah dengan menggunakan bentuk-bentuk yang simetris namun tidak
keluar dari kriteria-kriteria arsitektur modern.

Gambar 4.10 Transformasi Bentuk Dasar Bangunan

Sumber: Analisa Penulis, 2020

4.3 Pendekatan Mikro


4.3.1 Pendekatan pelaku kegiatan
Dalam perancangan Boutyques And Beauty Center tentu memiliki
pertimbangan dalam mengetahui kebutuhan ruangnya, yaitu lewat pelaku
kegiatan tertentu membutuhkan ruang yang bermacam-macam diantaranya
adalah :
1. Pengelolah :
a. Manajer

61
b. Staf manajer
c. Sekretaris
d. Staf
e. Kepala staf
f. Security
g. Cleaning servis
h. Pegawai informasi
2. Aktivitas Pengunjung
Peserta Pertemuan, seminar, kegiatan seremonial dsb.
4.3.2 Pendekatan Kegiatan

Pendekatan kegiatan berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh pelaku


kegiatan yang akan diwadahi pada suatu pusat kebugaran. Pendekatan kegiatan
terbagi atas :

62
Tabel 4.4 Alur kegiatan

Sumber : Analisis Penulis, 2016

4.3.3 Pendekatan Kebutuhan Ruang

Pendekatan kegiatan berdasarkan aktivitas yang dilakukan oleh pelaku


kegiatan yang akan diwadahi pada suatu pusat kebugaran. Pendekatan kegiatan
terbagi atas :

63
Tabel 4.5 kegiatan dan kebutuhan ruang
Fasilitas Pengguna Kegiatan Kebutuhan Ruang
Pengunjung Melihat-lihat produk Etalase
Konsumen Membeli produk Kasir
Karyawan Mencoba produk R.Pas Pakaian
Transaksi Gudang
Melayani pengunjung
Menata produk
Mengatur keluar-
masuk
produk dari pabrik
Pusat Konsumen Berganti pakaian R.Ganti
Kecantikan Melakukan R.Loker
pengecekan R.Shower
awal Toilet
Creambath R.Tunggu
Pangkas Kasir
Makeup dan kreasi R.Peralatan
jilbab R.Sauna
Lulur/massage R.Spa
Spa R.Konsultasi
Facial R.Perawatan
Mandi Susu R.Istirahat
Karyawan Melayani pengunjung
Pegawai
Melayani konsultasi
Kantor
Melakukan
pengecekan
awal
Menyiapkan bahan
Melakukan perawatan

Pusat Konsumen Berganti pakaian R.Loker

64
Kebugaran Latihan fitness R.Shower
Latihan aerobik R.Istirahat
Berenang R.Fitness
Istirahat Kolam Renang
Karyawan Mandi
R.Istirahat
Melayani pengunjung
Gudang alat
Membantu pemakaian
Toilet
alat fitness
R.Pelatih
Melatih aerobik
R.Istirahat
Mengawasi kolam
Pegawai
renang
Kantor
Melatih berenang
Retail Pengunjung Melihat-lihat produk Etalase
Konsumen Membeli produk Kasir
Karyawan Transaksi
Food Court Pengunjung Makan Area makan
Konsumen Duduk-duduk Wastafel
Karyawan Mengobrol Area dapur
Istirahat Area pembayaran
Mencuci tangan Kasir
Memesan makanan
Melayani Konsumen
Meracik makanan
Mengantar makanan
Transaksi
Kantor Pengelola Rapat R.Pimpinan
Pengelola Tamu Bernegosiasi R.Sekretaris
Melakukan R.Tamu
pengontrolan R.Rapat
Mengatur manajemen Ka.Keamanan
Bangunan
Toilet
Wastafel
Sumber : Analisis Penulis, 2016

65
Untuk merencanaan Beauty Center tentu memiliki pertimbangan dalam
mengetahui kebutuhan ruangnya, karena setiap jenis ruang dan kegiatan tertentu
membutuhkan ruang yang bermacam-macam dan karakteristik yang berbeda-
beda sesuai lingkup pelayanan fungsi masing-masing kegiatan yaitu :

a. Kegiatan kecantikan
1) Perawatan kulit wajah
 Pengencangan kulit wajah
 Peremajaan kulit wajah
 Pengecilan poro-pori wajah
 Perawatan laser
 Perawatan jerawat
 Menghilangkan flek hitam
2) Facial treatment
 Konsultasi kecantikan
 Membersihkan wajah
 Perawatan jerawat
 Masker wajah
3) Hair treatment
 Konsultasi rambut
 Hair cut
 Creambath
 Har mask
 Hair spa
 Cuci blow
 Pewarnaa (henna)
4) Body treatment
 Mandi sauna
 Spa
 Massage

66
b. Kegiatan kebugaran
1) Olahraga
 Fitness
 Senam
2) Terapi
 Hidroterapi
c. Kegiatan pendukung
1) Kasir
2) Hall
3) Rg informasi
4) Rg tunggu
5) Rg pengelola
6) Kantin
7) Rg rapat
8) Rg tamu
9) Rg loker
10) Rg istrahat
11) Butik
12) Toko Kosmetik
13) Mushollah
14) Gudang
15) Toilet
16) Security (pos jaga)

4.3.4 Pendekatan Hubungan Ruang

a. Rg pengelola

67
b. Rg servis

c. Rg pengunjung

d. Rg kegiatan kecantikan

68
4.3.5 Besaran Ruang

Pendekatan besaran ruang didasarkan atas satu modul keluasan untuk satu
orang yang melakukan pekerjaan, ruang gerak.
Pendekatan penentuan besaran ruang untuk ruang-ruang umum didasarkan
pada beberapa sumber data yaitu :
N = Ernest Neufert (Data Arsitek)
ED = Exhibition Design, Theory and Practice
TSS = Timw Saver Standart
TA = Theatre and Auditorium
D = Dimensi manusia dan ruang interior
SB = Studi Banding
EM = Edward Mills

Tabel 4.6 Servis

Kebutuhan ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)

1 Rg. Me 4 x 5 m² 1 unit 20 m²

2 Rg. Panil 4 x 5 m² 1 unit 20 m²

3 Rg. Ahu 7 x 6 m² 1 unit 48 m²

4 Rg.Gengset 4 X 5 M² 1 Unit 40 m²

69
Sirkulasi 30 % 38,4 m²

Jumlah 166,4 m²

Sumber : Analisi Penulis, 2016

Tabel 4.7 Toilet umum


No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 toilet umum
pria : 4 x 1,8 m² 7,2 m²
4 WC 5 x 0,4 m² 2 m²
5 Urinoir 4 x 0,54 m² 2,16 m²
4 wastafel
Wanita: 8x 1,8 m² 14,4 m²
8 WC 4 x 0,54 m² 2,16 m²
4 wastafel

Sirkulasi 30 % 8,38 m²
Jumlah 36.29 m²

Sumber : Analisi Penulis, 2016

Tabel 4.8 Besaran Ruang Office


No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 Manager 1.2 X 1 1 org 1.2
2 Staf 1.2 x 1 4 org 4.8
3 Tamu 1.2 X 1 4 org 4.8
4 Kursi Staf 0.6 x 0.6 5 unit 1.8
5 Meja Staf 0.6 x 1 5 unit 3
6 Meja Komputer 0.8 x 1.2 5 unit 4.8
7 Rak Buku 0.6 x 1 2 unit 1.2
Sirkulasi 30 % 6.48 m²

Jumlah 28.08 m²

Sumber : Analisi Penulis, 2016

Tabel 4.9 Besaran Ruang Sekertaris


No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 Kursi Manager 0.7 x 0.7 1 unit 0.49
2 Meja Manager 1 x 1.5 1 unit 1.5
3 Meja Komputer 0.8 x 2 1 unit 0.96

70
4 Sofa Tamu 0.5 x 0.5 3 unit 0.75
5 Rak Buku 0.6 x 2 1unit 1.2
6 Meja Tamu 0.6 x 2 1 unit 1.2
Toilet
7
(Wastafel,Km)
8 Manager 1.2 x 1 1 org 1.2
9 Tamu 1.2 x 4 org 4.8
Sirkulasi 30 % 3.63 m²
Jumlah 15.73 m²

Sumber : Analisi Penulis, 2016

Tabel 4.10 Besaran Ruang Rapat


No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 Kursi Rapat 0.7 X 0.7 30 Unit 14.7
2 Meja Rapat 2 X 10 1 Unit 20
3 Manager 1.2 X 1 1 Org 1.2
4 Wakil Manager 1.2 X 1 2 Org 2.4
5 Sekretaris 1.2 X 1 3 Org 3.6
6 Staf 1.2 X 1 24 Org 28.8
7 Pengunjung 1.2 X 1 30 Org 36
Sirkulasi 30 % 32.01 m²

Jumlah 138.71 m²

Sumber : Analisi Penulis, 2016

Tabel 4.11 Area Parkir

No. KEBUTUHAN RUANG LUAS(M2)

1 Parkir Pengelola 304.2

2 Parkir Pengunjung 710


Sirkulasi 30 %

304.26 m²
Jumlah

1,318.46 m²
Sumber : Analisi Penulis, 2016

Tabel 4.12 Cleaning Servis

71
No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 Petugas Cleaning 1.2 x 1 4 org 4.8
2 Kursi 0.6 x 0.6 4 unit 1.44
3 Meja 1x2 1 unit 2
4 Loker 0.5 x 1 2 unit 0.5
5 R. Ganti 1.5 x 1.2 3 unit 5.4
Sirkulasi 30 4.24 m²
Jumlah 18,38 m²
Sumber : Analisi Penulis, 2016

Tabel 4.13 Besaran Ruang Loby/Hall

No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)


.

1 Perabot

Kursi Tunggu 0 .5 X 3 50 Unit 75

Meja Recepsionis 0.6 X 7 1 Unit 4.2

Kursi Recepsionis 0.5 X 0.5 4 Unit 1

Jumlah 80.2

2 Pengguna

Pengunjung 1.2 X 1 350 Org 420


Jumlah 420

3 (A+B) 500.2

4 Sirkulasi 40% 200.08

5 (C+D) Luas Total 700.28

Sumber : Analisi Penulis, 2016

Tabel 4.14 Besaran Ruang Mushollah


Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
No

72
1 Rg. Imam 1.5 X 2 1 3
2 Rg. Ma’mum 6x6 1 36
3 Lemari Kabinet 0.6 X 1 1 0.6
4 Loker 0.6 X 2 2 2.4
5 Tempat Wudhu 2X4 2 16
Sirkulasi 30 % 17.4 m²
Jumlah 73.4 m²

Sumber : Analisi Penulis, 2016

Tabel 4.15 Besaran Ruang Gudang


No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
Gudang 4X5 I Unit 20
Sirkulasi 30% 6 m²
Jumlah 26 m²
Sumber : Analisi Penulis, 2016

Tabel 4.16 Besaran Ruang Ganti Pria Dan Wanita


No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 Rg ganti pria/wanita
Kursi 0.7 X 0.7 6 Unit 2.94
Meja 1X2 1 Unit 2
Loker 0.6 X 2 3 Unit 3.6
R. Ganti 1.5 X 1.5 3 Unit 6.75
Sikulasi 30% 4.58 m²
Jumlah 19.87 m²
Sumber : Analisi Penulis, 2016

Tabel 4.17 Besaran Ruang Pos Keamanan

Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2


No
)
1 Rg. Istirahat 2.5 x 3 1 7.5
2 Rg. Jaga 1.5 x 3 1 4.5
3 Km/Wc 1.5 x 1.5 1 2.25
Sirkulasi 30% 4.275 m²
Jumlah 18.52 m²
Sumber : Analisi Penulis, 2016

73
4.3.6 Pendekatan Struktur dan Material

1. Sistem Struktur
Struktur bangunan merupakan komponen utama dalam arsitektur
yang berfungsi sebagai penyalur beban ke tanah dan memberikan
perlidungan terhadap beban ekstemal dan internal.
Mengingat fungsi yang diwadahi dari bangunan ini, maka terdapat
berbagai pertimbangan didalam pemilihan sistem struktur tersebut, yaitu :
a. Keadaan fisik setempat yaitu daya dukung tanah dan kedalaman tanah
keras.
b. Nilai estetika yang berpengaruh pada penampilan bangunan.
c. Pemilihan bentuk struktur yang aman dari segi bentuknya
d. Faktor ekonomis meliputi sistem pelaksanaan dan pemeliharaan
e. Kekuatan dan ketahanan dalam menerima beban.
Alternatif sistem struktur dan material yang digunakan, antara lain:
1. Modul
Dasar pertimbangan dalam penggunaaan modul,yaitu:
a) Kebutuhan ruang untuk ruang gerak, sirkulasi, perabot, sistem
struktur dan konstruksi yang digunakan.
b) Dimensi bahan bangunan dan perlengkapan lainnya.
2. Dilatasi
Merupakan suatu kebutuhan dimana suatu bangunan yang memiliki
panjang lebih dari 30 meter dianjurkan untuk menggunakan dilatasi.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar bangunan terhindar
dari pengaruh patch atau retakan yang diakibatkan oleh
pengaruh beban atau getaran tanah (Hanono Purbo, 1999)
3. Upper struktur struktur rangka atap baja, dengan kriteria spesifik:
1) Efektif untuk struktur bentangan lebar.
2) Penyaluran beban terpusat pads kolom melalui ringbalk.
3) Mudah memuai dan terjadi pengkaratan.

74
Gambar 4.11 Struktur rangka atap baja

Sumber : Wilson Makgret, 2004

4. Struktur plat beton, dengan kriteria spesifik:


1) Efektif untuk bentangan kecil dan dapat dikombinasikan dengan
konstruksi atap lainnya.
2) Penyaluran beban terpusat pads Mom melalui ringbalk.
3) Sulit dalam pemeliharaan.

Gambar 4.12 Struktur plat beton

75
Sumber : Wilson Makgret, 2004

5. Super struktur
1. Sistem struktur rangka kaku, dengan kriteria spesifik:
a. Efektifitas untuk ruang dan bentangan
kurang dari 12 m.
b. Penyaluran beban terpusat pads kolom,
sedang untuk penyelesaian konstruksi diperlukan terutama pads
joint kolom, balok.
c. Digunakan pads struktur berlantai banyak.
d. Material yang digunakan berupa: Baja,
beton, kayo, komposit beton dan alumunium.

Gambar 4.13 Struktur rangka kaku

Sumber : Wilson makgret, 2004

2. Sistem struktur dinding pemikul, dengan kriteria spesifik:


a) Efektifitas dengan bentang lebar 12 - 25 m.
b) Beban terbagi rata pads setiap bidang permukaan (lotus dan
diagonal).
c) Material yang digunakan, antara lain: Komposit baja-beton, baja
plat (selaput tipis).

76
Gambar 4.14 Struktur dinding

Sumber : Wilson Makgret, 2004

6. Sub struktur
Dasar pertimbangan dalam pemilihan sub struktur,yaitu
1) Mampu mendukung beban setiap struktur.
2) Mampu menetralisir beban eksternal.
3) Kekuatan days dukung tanah pada tapak.
4) Pada tahap pelaksanaan tidak mengganggu bangunan disekitamya.
Secara garis besar, pondasi terdiri dari beberapa macam, yaitu:

Gambar 4.15 Pondasi tiang pancang

Sumber : Wilson Makgret, 2004

4.3.7 Pendekatan utilitas

1. Sistem Pembuangan Sampah

77
Maksud dan tujuan pembungan sampah adalah untuk menjaga
kebersihan dari ruangan. Disamping menjaga dan memperbaiki lingkungan
sekitar terutama juga dari segi kesehatan serta kenikmatan dalam menghuni
suatu bangunan. Penggolongan masalah sampah dilakukan dengan cara
pengumpulan sampah separti hal-hal berikut :
a. Penyediaan tempat atau
keranjang sampah pada tempat-tempat umum yang mudah diangkut dan
dibersihkan.
b. Disalurkan kedalam shaft yang
telah disediakan dalam bangunan, kemudian ditampung pada suatu
kontainer, selanjutnya diangkut petugas ketempat sampah.

Gambar 4.16 Ilustrasi sistem pembuangan sampah


Sumber : Analisis Penulis, 2016

2. Sistem Komunikasi
Pendekatan terhadap sistem komunikasi meliputi :
a. Keleluasaan dan kemudahan bagi pengunjung yang akan
menggunakan alat komunikasi

78
b. Pemisahan yang jelas antara komunikasi pengelola dan jaringan
komunikasi untuk pengunjung
c. Macam komunikasi yang keluar dan kedalam serta antar ruang
d. Kebutuhan komunikasi menyangkut jenis peralatan yang digunakan

79
3. Sistem keamanan
Sistem penanggulangan terhadap ancaman keamanan pada bangunan
ini dibagi kedalam 3 (tiga) kelompok utama dengan dasar pertimbangan
berikut :
a. Sistem Pencegahan Kebakaran (Fire Escape
System)
b. Kelancaran arus sirkulasi keluar dari gedung
pada saat kebakaran terjadi
c. Kemampuan untuk mendeteksi adanya
sumber kebaran secara dini
d. Kemampuan untuk bertahan sebelum
kendaraan Dinas Kebakaran tiba

Gambar 4.17 Ilustrasi sistem keamanan


Sumber : Analisis Penulis, 2016

4. Sistem penangkal petir


a) Kemampuan untuk menyalurkan arus listrik dari
petir ke anah tanpa membahayakan manusia.
b) Tidak mempengaruhi unsur estetika penampilan
luar bangunan
Pemilihan sistem penangkal petir ini, dikaitkan terhadap:
a) Ketinggian bangunan
b) Atap bangunan
c) Penampilan bangunan dari segi estetika

80
d) Maintenance
5. Sistem Mekanikal Elektrikal
1. Sistem elektrikal
dimaksudkan pada kebutuhan akan aliran listrik sebagai sumber
tenaga untuk penerangan dan peralatan yang digunakan dalam
bangunan. Sumber aliran listrik berasal dari PLN dan cadangan yang
bekerja secara otomatis apabila terdapat gangguan aliran dari PLN.
Pengadaan daya listrik PLN dilengkapi travo penurun tegangan dan
pendistribusian melalui panel-panel. Untuk keadaan darurat sewaktu-
waktu aliran dari PLN terputus maka secara otomatis pengadaan
listrik menggunakan generator cadangan. Peletakan generator
cadangan ini jauh dari perbenjaan dan dilengkapi dengan bahan-bahan
reduksi bising pada dindingnya dan memberi stabilisator getar antara
lantai dengan bagian bawah mesin generator.
2. Sistem mekanikal diterapkan
dalam menunjang kegiatan operasional bangunan. Pemakaian sistem
ME diaplikasikan terutama pada ruang perbelanjaan untuk perubahan
seperti :
a. Rolling( automobile movable system) : yaitu
untuk perubahan dinding pembatas, sesuai dengan kapasitas
pemakaian gedung.
b. Hydrolic system, yang dipergunakan pada
perubahan formasi lantai dan traps pit (naik turunnya stage)

81
Gambar 4.18 Skema PLN
Sumber : Analisis Penulis, 2016

6. Sistem perkir
Penentuan sistem parkir pada Taman Pintar perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut:

1) Tidak mengganggu sirkulasi dalam site

2) Kemudahan pencapaian

3) Kemudahan pelayanan

4) Kejelasan sirkulasi

Jenis parkiran yang terdapat pada Gedung Pusat Pertemuan yakni:

1) Parkir kendaraan roda dua (motor)

2) Parkir kendaraan roda empat

82
3) Parkir kendaraan khusus (truk/bus)

a. Sistem Parkir Tegak Lurus ( Perpandicular )

Gambar 4.19 Sistem parkir tegak lurus

Sumber : Perancangan Landcape

b. Parkir Sudut ( angle )

Gambar 4.20 Parkir Sudut ( angle )

Sumber : Perancangan Landcape

c. Parkir khusus bagi penderita cacat.

83
Gambar 4.21 Parkir Penyandang Cacat

Sumber : Perancangan Landcape

7. Sistem Plumbing
a. Air bersih
Dasar-dasar pertimbangan pengadaan air bersih adalah sebagai
berikut :
a) Kelancaran distribusi ke setiap unit pemakai
b) Mampu mencukupi batas pemakaian sesuai dengan fungsinya
c) Persiapan/cadangan air bersih bila distribusi dari PDAM berhenti
d) Faktor penghematan energi di dalam pendistribusiannya

Gambar 4.22 Skema distribusi air bersih


Sumber : Analisis Penulis, 2016

84
b. Air kotor
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuangan air kotor hanyalah
kelancaran keluar dari tapak dan jaminan tidak akan menimbulkan
dampak bagi lingkungan disekitarnya.

Gambar 4.23 Skema distribusi air kotor


Sumber : Analisis Penulis, 2016

4.3.8 Pendekatan environtment bangunan

a. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang dibutuhkan pada bangunan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Macam ruang dan bentuk kegiatannya 90.
2. Jenis dan bentuk pencahayaan
3. Persyaratan ruang
b. Didasari atas pertimbangan :
1) Adanya tuntutan pengkondisian cahaya dari kemungkinan pelaksanaan
kegiatan pada malam hari dan pada waktu mendung.
2) Adanya tuntutan pengkondisian cahaya dari ruang-ruang yang
membutuhkan pencahayaan konstan sesuai dengan fungsinya.

85
3) Kemungkinan adanya ruang-ruang yang tidak dapat memanfaatkan
cahaya alam dari arah vertikal.
c. Penerangan dalam bangunan dapat berasal
dari :
1. Sumber cahaya alami, terbagi atas sinar langsung dan tidak langsung
(terang langit). Prinsip-prinsip dasar kualitas ruang terhadap pengaruh
sinar matahari, yaitu :

Didasari pada pancaran sinar matahari.

a) Untuk cahaya langsung sebaiknya cuma pada jam


06.30-0s.00 pagi dan sore setelah jam1 7.00
b) Orientasi ideal pada massa bangunan.
c) Menghindari cahaya langsung dari sudut 450 pada
matahari.
2. Sumber cahaya buatan (artificial)
Didasari pada kondisi yang tidak menguntungkan sehingga
cahaya matahari tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, misalnya
pada malam hari atau keadaan cuaca yang mendung atau hujan. Kondisi
ruangan diusahakan sedapat mungkin mendekati keadaan pada saat
pemanfaatan cahaya matahari secara optimal.

a. Luas ruangan
b. Jenis ruangan yang digunakan
c. Warna ruangan
d. Titik iluminasi yang sesuai dengan kegiatan dalam ruangan.
e. Perletakan titik lampu agar tidak silang distribusi cahaya yang
merata didalam ruangan.
f. Penggunaan daya listrik sehemat mungkin dengan cara pemakaian
listrik pada saat yang benar-benar diperlukan.

Tabel 4.18 Sistem Pencahyaan

86
Sinar Langsung Alami Buatan

Lebih stabil (posisi


Tidak stabil Stabil
matahari)

Berubah arah Sedikit berubah arah Tetap

Membawa panas Tidak membawa panas Membawa panas

Glare Tidak glare Tergantung

Efek ruang dan warna Efek ruang dn warna kurang Efek ruang dan wana
baik bagus jelek

Kontinyu dan
Kontinyu Kontinyu
diskontinyu

Murah Murah Mahal

Sumber : Analisis Penulis, 2016

87
BAB V
KONSEP ACUAN PERANCANGAN

5.1 Perancangan
Konsep dasar Pusat Kecantikan di Kota Kendari dengan penerapan
konsep arsitektur modern sebagai ruang publik disesiaukan dengan fungsi
bangunan, serta dikaitka dalam bangunan pada umumnya.

5.1.1 Fungsional

1. Sebagai wadah pelayanan sosial maka kesan terbuka dan kekeluargaan


diaplikasikan pada penataan site dan ruang, sehingga dapat menunjang
siapa saja yang ingin menggunakannya sepanjang demi kepentingan
bersama.
2. Sebagai wadah aktivitas dan kegiatan bagi umat muslim dengan
penampilannya mampu untuk meningkakan keindahan kota dengan ciri
arsitektur modern.

5.2 Acuan Makro


5.2.1 Lokasi
Berdasarkan dari hasil pembobotan Pendekatan pemilihan lokasi
merupakan salah satu syarat keberhasilan desain. Beberapa aspek yang perlu
diperhatikan dalam kaitannya dengan perencanaan Pusat Kecantikan Muslimah
di antaranya:

88
5.2.2 Site

Berdasarkan dasar pertimbangan dan kriteria-kriteria pada penentuan tapak


pada Bab sebelumnya, tapak /site yang tepat untuk perencanaan Beauty Center
berada pada Jln Ahmad Yani. Kec Wua-wua dengan luas lahan + 1,5 ha. Serta
kondisi tapak bekas kampus PGSD (UT). Adapun batas-batasan tapak sebagai
berikut :

1. Sebelah utara berbatasan dengan pemukiman


2. Sebelah selatan berbatasan dengan SMK3 dan pemukiman
3. Sebelah barat berbatasan dengan Jalan Raya P2ID dan kios warga
4. Sebelah timur berbatasan dengan Jalan Raya dan pos mode

89
pemukiman

SMK 3

Ruko

ruko

Gambar 5.2 Batasan Tapak

Sumber : Obsevasi, 2016.


5.2.3 Pengolahan Tapak

a. Penzoningan

1. Zone publik berada diposisi bagian depan di


dalam area site, termasuk dalam area ini adalah area parkir dan
entrance.

90
2. Zone semi publik berada pada posisi tengah
dari site, termasuk dalam area ini adalah area ruang pertunjukan
musik.
3. Zone privat berada pada posisi tengah dari
site termasuk dalam zone ini adalah area pengelola.
4. Zone servis berada paling belakang dari site,
termasuk dalam zone ini adalah area mekanikal elektrikal.
b. View
View merupakan salah satu faktor dalam penentuan orientasi
bangunan, dimana view mempengaruhi terhadap penentuan bukaan ruang
dan penentuan orientasi bangunan. Dalam bentuk tanggapan view terdiri
dari view kearah tapak dan view dari arah tapak.
c. Kebisingan (Noise)
Tingkat kebisingan dari luar dan dalam lokasi/site dapat direndam
dengan penataan landscape. Penataan landscape disesuaikan dengan
tingkat kebisingan yang ada pada areal site.
Untuk mereduksi kebisingan yang berasal dari jalur lalu lintas
kendaraan dapat diatasi dengan mempertimbangkan :
1) Memperhatikan tinggi rendahnya tingkat kebisingan dengan
Penggunaan barrier (penghalang) berupa pagar dan pohon dengan
tidak menghalangi view ke dalam dan ke luar bangunan Beauty
Center
2) Menempatkan ruang-ruang yang membutuhkan suasana tenang yang
jauh dari sumber kebisingan.
d. Existing
Berdasarkan atas dasar pertimbangan dan kriteria pendekatan
penentuan lokasi dimana eksisting condition site yang akan terpilih dalam
perencanaan Beauty Center di Kota Kendari yaitu lokasinya yang terletak
di kawasan penghijauan. Dalam penentuan site existing, ada beberapa
faktor yang perlu dipertimbangkan, antara lain :

91
a) Lingkungan Tapak yang mendukung ditinjau dari
aspek topografis (keadaan tanah), dan aktifitas yang terjadi

b) Bentuk dan karakteristik site/lingkungan yang


menguntungkan terhadap pengembangan perencanaan, mudah diolah
dan dikembangkan.

c) Luasan lahan/tapak dan kemungkinan terhadap


pengembangannya.

Lokasi tapak untuk perencanaan Beauty Center di Kota Kendari,


terletak di JLN. Ahmad Yani :

a. Luas tapak : + 1,5 Ha


b. Lokasi : jln, Ahmad Yani (PGSD lama)
c. Kondisi lahan : berkontur
d. GSB : 20 meter dari jalan raya
e. KDB : 60 : 40 (40% terbangun)
f. Bangunan exsisting : lahan kosong
g. Peruntukan : perencanaan Beauty Center

92
pemukiman

SMK 3

Kios/pos
polosi

ruko

Gambar 5.3 Tapak

Sumber : Obsevasi,2016.
5.2.4 Ruang luar

Penataan lansekap dimaksudkan sebagai penataan ruang luar/eksterior


yang dapat menunjang dan berpengaruh terhadap bangunan tersebut. Adapun
penataan lansekap berfungsi sebagai berikut :

a. Sebagai unsur pendukung


b. Sebagai tempat terbuka untuk mendapatkan udara segar dari lingkungan.
c. Sebagai sarana penghubung antara suatu tempat dengan tempat lain.
d. Sebagai Pelindung dan peneduh terhadap isolasi suara dan polusi udara
e. Penyejuk penunjang view dari luar tapak
a. Material Lunak (Soft Materials
Elemen ruang luar yang bersifat lunak, misalnya pohon atau tanaman dan air
yang dipergunakan untuk penataan lansekap. Elemen lunak ini berfungsi
sebagai penutup permukaan (rumput).

93
1) Sebagai tanaman peneduh dan pengarah (pohon kelapa,
palem dan cemara).

2) Sebagai barrier (penghalang) terhadap :

1. Panas/sinar matahari yang masuk ke dalam ruangan


2. Debu dan asap yang diakibatkan oleh polusi kendaraan
3. Kebisingan suara-suara gaduh seperti suara kendaraan
4. Hembusan angin yang terlalu kuat

3) Tanaman sebagai filter, dapat mengurangi kecepatan


angin dan kebisingan, menyaring debu dan bau, serta memberikan udara
segar.

Gambar 5.4 Tanaman Dapat Mengurangi Kecepatan Angin

Sumber : www.google

b. Elemen ruang luar yang bersifat keras yang digunakan untuk sirkulasi
manusia dan kendaraan, juga berfungsi sebagai elemen dekoratif dalam
perencanaan Beauty Center terdiri dari :

1) Lampu untuk taman, parkir, dan pedestrian.

94
Gambar 5.5 Lampu Taman
Sumber : www.google

2) Paving blok digunakan pada pedestrian sebagai


jalan sirkulasi pejalan kaki karena sifat material tersebut dapat
mengabsorbsi panas matahari, maka perlu dipadukan dengan soft material
agar tercipta suasana yang sejuk dan nyaman.

Gambar 5.6 Paving Blok


Sumber : www.google

c. Analisa Sistem Sirkulasi Dalam Tapak


Sirkulasi yang terjadi dalam tapak terdiri dari sirkulasi kendaraan dan
sirkulasi manusia. Kedua sirkulasi ini pada prinsipnya harus dipisahkan dengan
tujuan untuk menciptakan kelancaran arus sirkulasi dalam tapak.

a. Sirkulasi Kendaraan

95
Sirkulasi kendaraan didasarkan atas pertimbangan:

1) Sirkulasi kendaraan dalam tapak lebar 4m agar kendaraan yang masuk


dalam site tetap satu arah/satu jalur agar kendaran yang masuk rapih
dan tertib.
2) Sirkulasi pejalan kaki dan penyandang cacat dapat melalu dari jalan
pedestrian dan jalan zona sirkulasi publik dengan lebar 3-4m.

Ruang terbuka merupakan ruang pendukung yang dapat memberikan


kesan estetis pada sebuah bangunan. Elemen yang dijadiakan dasar
pertimbangan adalah :

d. Fungsi dan Peranan Lansekap pada bangunan:


a. Meningkatkan nilai estetis
Keindahan bangunan dapat ditunjang dengan penataan lansekap
disekitarnya. Bentuk, warna dan unsur-unsur lansekap lainnya dapat
meningkatkan kesan secara visual sehingga lebih menarik.
b. Menjaga lingkungan Hidup
Dengan adanya Landsekap, kerusakan ekosistem khususnya hutan
bakau dapat di hindari dan selain itu juga menjadi filter udara panas pada
siang hari.
c. Melindungi Bangunan
Lansekap mampu melindungi bangunan dari berbagai hal seperti panas
matahari, kesilauan, pergerakan angin dsebagainya.
d. Memberikan manfaat Higienis
Lansekap dengan vegetasinya mampu menyaring debu dan
mengisap kotoran di udara, bahkan mampu menghasilkan gas 02
yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
e. Fungsi dan peranan landsekap bagi manusia
Pendekatan terhadap alam melalui peranan landsekap dapat
memberi ketenangan pada jiwa manusia, sehingga pada rasident mental hal

96
ini dapat membantu proses pemulihan dengan metode terapi pendekatan
kepada alam.
a. Elemen Lansekap
b. Vegetasi,berfungsi sebagai : Elemen pelembut masa bangunan

Gambar 5.7 Element pelembut bangunan

Sumber : sketsa pribadi


5.2.5 Elemen-elemen yang digunakan pada ruang luar

1. Taman
Taman Merupakan sebagai sarana penghijauan yang terdapat disebuah
pemukiman/perkantoranmaupun. Adapun taman berfungsi sebagai
duduk-duduk dan bersantai, bahkan sebagai pengarah sirkulasi
penghubung antar bangunan dan pengarah sirkulasi dalam tapak.
2. Pagar
Pagar berfungsi sebagai pembatas tapak dengan tapak di sekitarnya
yang kondisi lingkunganya tidak aman.
3. Lampu taman
Lampu taman merupakan elemen utama sebuah taman dan
dipergunakan untuk menunjang suasana di malam hari. Lampu

97
berfungsi sebagai penerang taman dan sebagai nilai artestik taman.
4. Bangku taman diletakkan pada sekitar taman yang berfungsio sebagai
tempat istrahat atau santai
5. Tong sampah diletakkan pada sekitar tangga,pintuh masuk dan sekitar
taman

5.2.6 Analisa Sistem Sirkulasi Dalam Tapak


Sirkulasi digolongkan dalam dua macam jenis dasar :
1. Sirkulasi horizontal, macamnya :
a) Tertutup
Membentuk suatu lorong yang berkaitan dengan ruang berikutnya.
b) Terbuka pada satu sisi
Berfungsi untuk memberi kontinuitas pada ruang-ruang yang
dihubungkan.
c) Terbuka pada dua sisi
Berfungsi sebagai perluasan fisik dari ruang yang dilaluinya.
2. Sirkulasi vertikal, elemen
sirkulasinya berupa : Tangga, ramp, escalator, elevator.
3. Sirkulasi luar dan dalam tapak :

1. Sirkulasi luar tapak


Sirkulasi menuju tapak dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Sirkulasi kendaraan pribadi


b) Sirkulasi kendaraan umum
c) Sirkulasi pejalan kaki

2. Sirkulasi dalam tapak


Sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu :

a) Sirkulasi kendaraan
b) Sirkulasi pejalan kaki

98
c) Sirkulasi kendaraan servis

Untuk merencanakan sirkulasi dalam tapak harus memperhatikan


dasar pertimbangan berikut :
3. Sirkulasi kendaraan

(1) Menuntut kejelasan dan kemudahan.


(2) Membutuhkan penampungan kendaraan
dalam bentuk area parkir.
(3) Tidak mengganggu pejalan kaki dan
penyandang cacat.
(4) Mudah menaikkan dan menurunkan
penumpang (kendaraan umum).

4. Sirkulasi pejalan kaki dan penyandang cacat

(1) Hindari cross sirkulasi dengan kendaraan.


(2) Kemungkinan pejalan kaki untuk menikmati pemandangan.
(3) Mempertahankan kelancaran, keamanan dan kenyamanan
pejalan kaki, seperti batas kelelahan berjalan kaki maksimum 30
meter.
(4) Akses langsung ke fasilitas transportasi umum.

Khusus bagi penyandang cacat, untuk mengatasi perbedaan jalan


digunakan ramp dan jalur pemandu

5.2.7 Kebutuhan Ruang

Untuk merencanaan Beauty Center tentu memiliki pertimbangan dalam


mengetahui kebutuhan ruangnya, karena setiap jenis ruang dan kegiatan tertentu
membutuhkan ruang yang bermacam-macam dan karakteristik yang berbeda-
beda sesuai lingkup pelayanan fungsi masing-masing kegiatan yaitu :

99
a. Kegiatan kecantikan
1) Perawatan kulit wajah
 Pengencangan kulit wajah
 Peremajaan kulit wajah
 Pengecilan poro-pori wajah
 Perawatan laser
 Perawatan jerawat
 Menghilangkan flek hitam
2) Facial treatment
 Konsultasi kecantikan
 Membersihkan wajah
 Perawatan jerawat
 Masker wajah
3) Hair treatment
 Konsultasi rambut
 Hair cut
 Creambath
 Har mask
 Hair spa
 Cuci blow
 Pewarnaa (henna)
4) Body treatment
 Mandi sauna
 Spa
 Massage
b. Kegiatan kebugaran
1) Olahraga
 Fitness
 Senam
2) Terapi
 Hidroterapi

100
c. Kegiatan pendukung
1) Kasir
2) Hall
3) Rg informasi
4) Rg tunggu
5) Rg pengelola
6) Kantin
7) Rg rapat
8) Rg tamu
9) Rg loker
10) Rg istrahat
11) Butik
12) Toko kosmetik
13) Mushollah
14) Gudang
15) Toilet
16) Security (pos jaga)

101
5.2.8 Hubungan Ruang

a. Rg pengelola

b. Rg servis

c. Rg kegiatan kecantikan

d. Rg pengunjung

102
5.2.9 Besaran Ruang

Berdasarkan pertimbangan dari bab sebelumnya pendekatan besaran ruang


didasarkan atas satu modul keluasan untuk satu orang yang melakukan
pekerjaan, ruang gerak.

Tabel 5.1 Rekapitulasi Besaran Ruang

No Fungsi Ruang Luasan (m2)

1 Ruang Lobby/Hall 700,28

2 Ruang Butik dan Kosmetik 900

3 Ruang Ganti Wanita 19,87

4 Ruang Musholah 73,4

5 Ruang Rapat 138,71

103
6 Ruang Office 28,08

7 Ruang Sekertaris 15,73

8 Servis 166,4

9 Area Parkir 2.210

10 Toilet Umum 36,29

11 Cleaning Service 18,38

12 Pos Keamanan 18,52

13 Gudang 26

Total 4.351,66

Luas lahan yang dibutuhkan dengan rasio perbandingan bangunan


dengan halaman adalah :

BC : OS = 40 : 60

OS = 60/40 x Total Luas Lantai

OS = 60/40 x 4.351,66 m2

= 6.527,49 m2

Luas lahan yang tidak terbangun = ± 6.527,49 m2

Luas site = BC + OS

104
= 4.351,66 m2 + 6.527,49 m2

= 10.879,15 m2

Jadi, diasumsikan pengembangan site terbesar 30% yaitu :

Luas pengembangan : 30% x 10.879,15 m2

= ± 3.263,75 m2

Maka total luas site yang dibutuhkan, yaitu site + pengembangan.

= 10.879,15 m2 + 3.263,75 m2

= ± 14.142,9 m2

= ± 1,4 Ha

Pendekatan penentuan besaran ruang untuk ruang-ruang umum didasarkan


pada beberapa sumber data yaitu :
N = Ernest Neufert (Data Arsitek)
ED = Exhibition Design, Theory and Practice
TSS = Time Saver Standart
TA = Theatre and Auditorium
D = Dimensi manusia dan ruang interior
SB = Studi Banding
EM = Edward Mills

Tabel 5.2 Servis


Kebutuhan ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 Rg. Me 4 x 5 m² 1 unit 20 m²
2 Rg. Panil 4 x 5 m² 1 unit 20 m²
3 Rg. Ahu 7 x 6 m² 1 unit 48 m²

105
4 Rg.Gengset 4 X 5 M² 1 Unit 40 m²
Sirkulasi 30 % 38,4 m²
Jumlah 166,4 m²

Tabel 5.3 Toilet umum


No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 toilet umum
pria : 4 x 1,8 m² 7,2 m²
4 WC 5 x 0,4 m² 2 m²
5 Urinoir 4 x 0,54 m² 2,16 m²
4 wastafel
Wanita: 8x 1,8 m² 14,4 m²
8 WC 4 x 0,54 m² 2,16 m²
4 wastafel
Sirkulasi 30 % 8,38 m²
Jumlah 36.29 m²

Tabel 5.4 Besaran Ruang Office


No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 Manager 1.2 X 1 1 org 1.2
2 Staf 1.2 x 1 4 org 4.8
3 Tamu 1.2 X 1 4 org 4.8
4 Kursi Staf 0.6 x 0.6 5 unit 1.8
5 Meja Staf 0.6 x 1 5 unit 3
6 Meja Komputer 0.8 x 1.2 5 unit 4.8
7 Rak Buku 0.6 x 1 2 unit 1.2
Sirkulasi 30 % 6.48 m²
Jumlah 28.08 m²

Tabel 5.5 Besaran Ruang Sekertaris


No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 Kursi Manager 0.7 x 0.7 1 unit 0.49
2 Meja Manager 1 x 1.5 1 unit 1.5
3 Meja Komputer 0.8 x 2 1 unit 0.96
4 Sofa Tamu 0.5 x 0.5 3 unit 0.75
5 Rak Buku 0.6 x 2 1unit 1.2
6 Meja Tamu 0.6 x 2 1 unit 1.2
Toilet
7 1x1.5 4 unit 6
(Wastafel,Km)
8 Manager 1.2 x 1 1 org 1.2
9 Tamu 1.2 x 4 org 4.8

106
Sirkulasi 30 % 3.63 m²
Jumlah 15.73 m²

107
Tabel 5.6 Besaran Ruang Rapat
No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 Kursi Rapat 0.7 X 0.7 30 Unit 14.7
2 Meja Rapat 2 X 10 1 Unit 20
3 Manager 1.2 X 1 1 Org 1.2
4 Wakil Manager 1.2 X 1 2 Org 2.4
5 Sekretaris 1.2 X 1 3 Org 3.6
6 Staf 1.2 X 1 24 Org 28.8
7 Pengunjung 1.2 X 1 30 Org 36
Sirkulasi 30 % 32.01 m²
Jumlah 138.71 m²

Tabel 5.7 Area Parkir

No KEBUTUHAN RUANG LUAS(M2)


.
Parkir Pengelola
1           500
2 Parkir Pengunjung 1200
Sirkulasi 30 %         510 m²
Jumlah 2,210 m²

Tabel 5.8 Cleaning Servis


No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 Petugas Cleaning 1.2 x 1 4 org 4.8
2 Kursi 0.6 x 0.6 4 unit 1.44
3 Meja 1x2 1 unit 2
4 Loker 0.5 x 1 2 unit 0.5
5 R. Ganti 1.5 x 1.2 3 unit 5.4
Sirkulasi 30 4.24 m²
Jumlah 18,38 m²

Tabel 5.9 Besaran Ruang Loby/Hall

108
No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
.
1 Perabot    
Kursi Tunggu 0 .5 X 3 50 Unit 75
Meja Recepsionis 0.6 X 7 1 Unit 4.2
Kursi Recepsionis 0.5 X 0.5 4 Unit 1

    Jumlah 80.2

2 Pengguna        
Pengunjung 1.2 X 1 350 Org 420

    Jumlah 420

3 (A+B)     500.2

4 Sirkulasi   40% 200.08

5 (C+D)   Luas Total 700.28

Tabel 5.10 Besaran Ruang Mushollah


No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 Rg. Imam 1.5 X 2 1 3
2 Rg. Ma’mum 6x6 1 36
3 Lemari Kabinet 0.6 X 1 1 0.6
4 Loker 0.6 X 2 2 2.4
5 Tempat Wudhu 2X4 2 16
Sirkulasi 30 % 17.4 m²
Jumlah 73.4 m²

109
Tabel 5.11 Besaran Ruang Gudang
No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
Gudang 4X5 I Unit 20
Sirkulasi 30% 6 m²
Jumlah 26 m²

Tabel 5.12 Besaran Ruang Ganti Wanita


No Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2)
1 Rg ganti pria/wanita
Kursi 0.7 X 0.7 6 Unit 2.94
Meja 1X2 1 Unit 2
Loker 0.6 X 2 3 Unit 3.6
R. Ganti 1.5 X 1.5 3 Unit 6.75
Sikulasi 30% 4.58 m²
Jumlah 19.87 m²

Tabel 5.13Besaran Ruang Pos Keamanan


Kebutuhan Ruang Dimensi(M) Jumlah Luas(M2
No
)
1 Rg. Istirahat 2.5 x 3 1 7.5
2 Rg. Jaga 1.5 x 3 1 4.5
3 Km/Wc 1.5 x 1.5 1 2.25
Sirkulasi 30% 4.275 m²
Jumlah 18.52 m²

5.2.10 Pendekatan Struktur dan Material

1. Sistem Struktur
Struktur bangunan merupakan komponen utama dalam arsitektur yang
berfungsi sebagai penyalur beban ke tanah dan memberikan perlidungan

110
terhadap beban ekstemal dan internal.
Mengingat fungsi yang diwadahi dari bangunan ini, maka terdapat
berbagai pertimbangan didalam pemilihan sistem struktur tersebut, yaitu :
a. Keadaan fisik setempat yaitu daya dukung tanah dan kedalaman tanah
keras.
b. Nilai estetika yang berpengaruh pada penampilan bangunan.
c. Pemilihan bentuk struktur yang aman dari segi bentuknya
d. Faktor ekonomis meliputi sistem pelaksanaan dan pemeliharaan
e. Kekuatan dan ketahanan dalam menerima beban.
Alternatif sistem struktur dan material yang digunakan, antara lain:
1. Modul
Dasar pertimbangan dalam penggunaaan modul,yaitu:
a) Kebutuhan ruang untuk ruang gerak, sirkulasi, perabot, sistem
struktur dan konstruksi yang digunakan.
b) Dimensi bahan bangunan dan perlengkapan lainnya.
2. Dilatasi
Merupakan suatu kebutuhan dimana suatu bangunan yang memiliki
panjang lebih dari 30 meter dianjurkan untuk menggunakan dilatasi. Hal
ini dimaksudkan untuk menjaga agar bangunan terhindar dari
pengaruh patch atau retakan yang diakibatkan oleh pengaruh
beban atau getaran tanah (Hanono Purbo, 1999)
3. Upper struktur struktur rangka atap baja, dengan kriteria spesifik:
1) Efektif untuk struktur bentangan lebar.
2) Penyaluran beban terpusat pads kolom melalui ringbalk.
3) Mudah memuai dan terjadi pengkaratan.

111
Gambar 5.8 Struktur rangka atap baja

Sumber : Wilson makgret, 2004

112
4. Struktur plat beton, dengan kriteria spesifik:
1) Efektif untuk bentangan kecil dan dapat dikombinasikan dengan
konstruksi atap lainnya.
2) Penyaluran beban terpusat pads Mom melalui ringbalk.
3) Sulit dalam pemeliharaan.

Gambar 5.9 Struktur Plat Beton

Sumber : Wilson Makgret, 2004

5. Super struktur
1. Sistem struktur rangka kaku, dengan kriteria spesifik:
a. Efektifitas untuk ruang dan bentangan kurang dari 12 m.
b. Penyaluran beban terpusat pads kolom, sedang untuk
penyelesaian konstruksi diperlukan terutama pads joint kolom,
balok.
c. Digunakan pads struktur berlantai banyak.

113
d. Material yang digunakan berupa: Baja, beton, kayo, komposit
beton dan alumunium.

Gambar 5.10 Struktur rangka kaku

Sumber : Wilson makgret, 2004

2. Sistem struktur dinding pemikul, dengan kriteria spesifik:


a) Efektifitas dengan bentang lebar 12 - 25 m.
b) Beban terbagi rata pads setiap bidang permukaan (lotus dan
diagonal).
c) Material yang digunakan, antara lain: Komposit baja-beton, baja
plat (selaput tipis).

Gambar 5.11 Struktur dinding

Sumber : Wilson makgret, 2004

114
6. Sub struktur
Dasar pertimbangan dalam pemilihan sub struktur,yaitu
1) Mampu mendukung beban setiap struktur.
2) Mampu menetralisir beban eksternal.
3) Kekuatan days dukung tanah pada tapak.
4) Pada tahap pelaksanaan tidak mengganggu bangunan disekitamya.
Secara garis besar, pondasi terdiri dari beberapa macam, yaitu:

Gambar 5.12 Pondasi tiang pancang

Sumber : Wilson makgret, 2004


5.2.11 Utilitas

1. Sistem Pembuangan Sampah


Maksud dan tujuan pembungan sampah adalah untuk menjaga
kebersihan dari ruangan. Disamping menjaga dan memperbaiki lingkungan
sekitar terutama juga dari segi kesehatan serta kenikmatan dalam menghuni
suatu bangunan. Penggolongan masalah sampah dilakukan dengan cara
pengumpulan sampah separti hal-hal berikut :
a. Penyediaan tempat atau
keranjang sampah pada tempat-tempat umum yang mudah diangkut
dan dibersihkan.
b. Disalurkan kedalam shaft yang
telah disediakan dalam bangunan, kemudian ditampung pada suatu
kontainer, selanjutnya diangkut petugas ketempat sampah.

115
Gambar 5.13 Ilustrasi sistem pembuangan sampah
Sumber : Analisis Penulis, 2016

2. Sistem Komunikasi
Pendekatan terhadap sistem komunikasi meliputi :
a. Keleluasaan dan kemudahan bagi pengunjung yang akan
menggunakan alat komunikasi
b. Pemisahan yang jelas antara komunikasi pengelola dan jaringan
komunikasi untuk pengunjung

116
c. Macam komunikasi yang keluar dan kedalam serta antar ruang
d. Kebutuhan komunikasi menyangkut jenis peralatan yang digunakan
3. Sistem keamanan
Sistem penanggulangan terhadap ancaman keamanan pada bangunan
ini dibagi kedalam 3 (tiga) kelompok utama dengan dasar pertimbangan
berikut :
a. Sistem Pencegahan Kebakaran
(Fire Escape System)
b. Kelancaran arus sirkulasi keluar
dari gedung pada saat kebakaran terjadi
c. Kemampuan untuk mendeteksi
adanya sumber kebaran secara dini
d. Kemampuan untuk bertahan
sebelum kendaraan Dinas Kebakaran tiba

Gambar 5.14 Ilustrasi Sistem Keamanan


Sumber : Analisis Penulis, 2016

4. Sistem penangkal petir


a) Kemampuan untuk menyalurkan arus listrik dari
petir ke anah tanpa membahayakan manusia.
b) Tidak mempengaruhi unsur estetika penampilan
luar bangunan
Pemilihan sistem penangkal petir ini, dikaitkan terhadap:
a) Ketinggian bangunan
b) Atap bangunan

117
c) Penampilan bangunan dari segi estetika
d) Maintenance

5. Sistem Mekanikal Elektrikal


1. Sistem elektrikal dimaksudkan pada kebutuhan akan
aliran listrik sebagai sumber tenaga untuk penerangan dan peralatan
yang digunakan dalam bangunan. Sumber aliran listrik berasal dari
PLN dan cadangan yang bekerja secara otomatis apabila terdapat
gangguan aliran dari PLN. Pengadaan daya listrik PLN dilengkapi
travo penurun tegangan dan pendistribusian melalui panel-panel.
Untuk keadaan darurat sewaktu-waktu aliran dari PLN terputus maka
secara otomatis pengadaan listrik menggunakan generator cadangan.
Peletakan generator cadangan ini jauh dari perbenjaan dan dilengkapi
dengan bahan-bahan reduksi bising pada dindingnya dan memberi
stabilisator getar antara lantai dengan bagian bawah mesin generator.
2. Sistem mekanikal diterapkan dalam menunjang
kegiatan operasional bangunan. Pemakaian sistem ME diaplikasikan
terutama pada ruang perbelanjaan untuk perubahan seperti :
a. Rolling( automobile movable system) : yaitu
untuk perubahan dinding pembatas, sesuai dengan kapasitas
pemakaian gedung.
b. Hydrolic system, yang dipergunakan pada
perubahan formasi lantai dan traps pit (naik turunnya stage)

118
Gambar 5.15 Skema PLN
Sumber : Analisis Penulis, 2016

6. Sistem perkir
Penentuan sistem parkir pada Taman Pintar perlu mempertimbangkan
hal-hal sebagai berikut:

1) Tidak mengganggu sirkulasi dalam site

2) Kemudahan pencapaian

3) Kemudahan pelayanan

4) Kejelasan sirkulasi

Jenis parkiran yang terdapat pada Gedung Pusat Pertemuan yakni:

1) Parkir kendaraan roda dua (motor)

2) Parkir kendaraan roda empat

119
3) Parkir kendaraan khusus (truk/bus)

a. Sistem Parkir Tegak Lurus ( Perpandicular )

Gambar 5.16 Sistem Parkir Tegak Lurus

Sumber : perancangan Landcape

b. Parkir Sudut ( angle )

120
Gambar 5.17 Parkir Sudut ( angle )

Sumber : perancangan Landcape

121
c. Parkir khusus bagi penderita cacat.

Gambar 5.18 Parkir penyandang cacat

Sumber : perancangan Landcape

7. Sistem Plumbing
a. Air bersih
Dasar-dasar pertimbangan pengadaan air bersih adalah sebagai
berikut :
a) Kelancaran distribusi ke setiap unit pemakai
b) Mampu mencukupi batas pemakaian sesuai dengan fungsinya
c) Persiapan/cadangan air bersih bila distribusi dari PDAM berhenti
d) Faktor penghematan energi di dalam pendistribusiannya

122
Gambar 5.19 Skema distribusi air bersih
Sumber : Analisa Penulis, 2016

123
b. Air kotor
Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuangan air kotor
hanyalah kelancaran keluar dari tapak dan jaminan tidak akan
menimbulkan dampak bagi lingkungan disekitarnya.

Gambar 5.20 Skema distribusi air kotor


Sumber : Analisa Penulis, 2016

5.2.12 Environtment bangunan

a. Sistem Pencahayaan
Sistem pencahayaan yang dibutuhkan pada bangunan harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Macam ruang dan bentuk kegiatannya 90.
2. Jenis dan bentuk pencahayaan
3. Persyaratan ruang
b. Didasari atas pertimbangan :
1) Adanya tuntutan pengkondisian cahaya dari kemungkinan
pelaksanaan kegiatan pada malam hari dan pada waktu mendung.

124
2) Adanya tuntutan pengkondisian cahaya dari ruang-ruang yang
membutuhkan pencahayaan konstan sesuai dengan fungsinya.
3) Kemungkinan adanya ruang-ruang yang tidak dapat memanfaatkan
cahaya alam dari arah vertikal.
c. Penerangan dalam bangunan
dapat berasal dari :
1. Sumber cahaya alami, terbagi atas sinar langsung dan tidak langsung
(terang langit).

Prinsip-prinsip dasar kualitas ruang terhadap pengaruh sinar


matahari, yaitu :
Didasari pada pancaran sinar matahari.

1) Untuk cahaya langsung sebaiknya cuma pada jam


06.30-0s.00 pagi dan sore setelah jam1 7.00
2) Orientasi ideal pada massa bangunan.
3) Menghindari cahaya langsung dari sudut 450 pada
matahari.
2. Sumber cahaya buatan (artificial)
Didasari pada kondisi yang tidak menguntungkan sehingga
cahaya matahari tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, misalnya
pada malam hari atau keadaan cuaca yang mendung atau hujan.
Kondisi ruangan diusahakan sedapat mungkin mendekati keadaan
pada saat pemanfaatan cahaya matahari secara optimal.

a. Luas ruangan
b. Jenis ruangan yang digunakan
c. Warna ruangan
d. Titik iluminasi yang sesuai dengan kegiatan dalam ruangan.
e. Perletakan titik lampu agar tidak silang distribusi cahaya yang
merata didalam ruangan.

125
f. Penggunaan daya listrik sehemat mungkin dengan cara
pemakaian listrik pada saat yang benar-benar diperlukan.

126
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat dikemukakan yaitu, pusat kecantikan muslimah


merupakan sebuah wahana yang mewadahi dan memfasilitasi segala aktivitas
yang dapat menunjang pengembangan potensi kecantikan yang ada pada diri
wanita khususnya wanita muslim baik kecantikan dari dalam (inner beauty)
maupun kecantikan dari luar (outer beauty). Di dalam perancangannya konsep
arsitektur modern sebagai tema perancangan harus memperhatikan beberapa
aspek seperti kenyamanan, keamanan, dan fungsi ruang yang jelas agar dapat
menampung beberapa kegiatan komunitas muslimah, perawatan kecantikan dan
juga kebugaran wanita.

Konsep tata ruang pusat kecantikan muslimah harus sesuai dengan fungsi
atau bentuk mengikuti fungsi. Material yang digunakanpun terlihat apa adanya
dan tidak menggunakan lapisan apapun untuk menghilangkan fasad asli dari
material tersebut, serta tidak menggunakan ornamen-ornamen sebagai tambahan
estetika pada bangunannya.

6.2 Saran

Dengan adanya acuan perancangan ini, hendaknya dapat menjadi acuan


untuk membuat suatu wadah fasilitas kecantikan, dimana fasilitas ini dapat
menjadi representatif yang dapat menampung segala kebutuhan pengunjung
khususnya para wanita. Bukan hanya fasilitas kecantikan fisik saja yang tersedia
namun juga fasilitas kecantikan batinpun tersedia sehingga para wanita dapat
mempercantik diri dari luar dan juga dari dalam.

127
DAFTAR PUSTAKA

A. S, Homby. 1984. Oxford Advanced Learner Dictionary Of Current English (p.

136). Oxford University Press. New York

Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Antoniades, Anthony C. 1990. Poetic of Architecture. Theory of Design. New


York

Asy-Syarif, Syaikh Muhammad. 2012. 40 Hadits Wanita. Jakarta : Aqwam

Badan Pusat Statistik Kota kendari (2018), Medan Dalam Angka 2018.

Broadbent, Geoffrey. 1995. Design in Architecture.

D.K. Ching, Francis. 1999. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Susunannya. Penerbit

Erlangga. Jakarta

D.K. Ching, Francis. 1992. Grafik Arsitektur-II. Penerbit Erlangga. Jakarta

De Chiara, Yoseph.1990. Time Saver Standarts for Building Types. Mc.Graw Hill

Book Company. New York

D. Rowland, T.N. Howe. 1999. Vitruvius. Ten Books on Architecture. Cambridge

University Press. Cambridge

128
Edmund, N. Bacon. (2013, Oktober 10). Teori Tentang Bentuk Arsitektural.
Diambil 28 Maret, 2020, dari Kuliahnya Arsitek:
https://kuliahnyaarsitek.blokspot.com (20:45)

Hakim, Rustam. 2012. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap. Bumi


Aksara. Jakarta

Harris, Charles W dan Nicholas T. Dines. 1998. Time Saver Standarts for

Landscape Architecture. Mc. Graw Hill Publishing Company. New York

Hasegawa, Itsuko. 1997. The Master Architects Series II Itsuko Hasegawa.


Australia :Image Publishing

Ida, Agusalim. (2017, februari 29). Gambaran Umum Tentang Natasha Skin
Care. Diambil 28 Maret, 2020, dari Doc Player: https://docplayer.info
(16:00)

Iwan, Supriyatna. (2018, September 20). Mengintip Capaian Erha Clinic di


Industri Perawatan Kulit. Diambil 28 Maret 2020, dari Arkadia:
https://www.suara.com (18:40)

Jenks, Charles. 1991. The Language of Post Modern Architecture. Wiley-


Academy. Inggris.
Juwana, Ir. Jimmy S. 2005. Sistem Bangunan Tinggi. Erlangga. Jakarta
Nur, Ichsan. (2019, Januari 27). Zesya Aesthetic Clinic Sajikan Treatment
Unggulan Yang Sedang Booming. Diambil 28 Maret, 2020, dari Wartakota:
https://wartakota.tribunnews.com (19:30)

Sumber
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39455/3/Chapter%20II.pdf.
[www.wikipedia.org, Salon, Oktober 2008].
http://tatikkurniawati.wordpress.com/tag/pengertian-butik/.
http://busanafaza.blogspot.com/2012/01/pengertian-busana-muslim.html.

129
http://terserahgwlaah.blogspot.com/2012/04/definisi-jilbab-kerudung-hijab-
purdah.html.
http://www.tempo.co/read/news/2013/08/03.

http://www.tempo.co/read/news/2013/08/03/110502130/Indonesia-Menjadi-
Pusat-Mode-Busana-Muslim-Dunia.

http://az-zahrasalonmuslimah.blogspot.com/2013.

http://ustaznaim.blogspot.com/2009/07/intisari-kuliah-surau-al-ikhwan-20.html.
http://az-zahrasalonmuslimah.blogspot.com/2013/11/kelebihan-salon-
muslimah.htm.

http://zazasalonmuslimah.com/perawatan-tubuh-di-salon-muslimah.html.

www.salmarumahcantik.com.

130

Anda mungkin juga menyukai