Anda di halaman 1dari 34

PERANCANGAN GEDUNG OLAHRAGA RENANG

DI KABUPATEN BENER MERIAH

TEMA : CULTURE SYMBOL

LAPORAN SEMINAR PROPOSAL TUGAS AKHIR


SEMESTER GENAP TAHUN 2020

Disusun Oleh :

CUT DEVI INTAN SUKMA


NIM : 1704104010002

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM – BANDA ACEH
2020

1
LEMBAR PENGESAHAN

Perancangan Gedung Olahraga Renang di Bener Meriah


Tema : Arsitektur Culture Symbol
Laporan Seminar Proposal Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan-
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Arsitektur Strata 1 (S-1) di Program Studi
Arsitektur, Jurusan Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik, Universitas
Syiah Kuala.
Disusun Oleh :
Nama : Cut Devi Intan Sukma
NIM : 1704104010002
Prodi : Arsitektur

Banda Aceh, 3 Juni 2020


Disetujui oleh :

Koordinator Seminar Pembimbing

Ir. Muslimsyah, M.Sc. Sofyan,ST,MT


NIP. 19610928 198810 1 001 NIP.19711207 199802

Diketahui dan disahkan oleh :


Koordinator Program Studi Arsitektur

Muhammad Haiqal.,S.T.,M.Sc.
NIP. 197908122006041004

ii
ABSTRAK

Gedung Olahraga Renang merupakan ruang atau fasilitas yang


diciptakan untuk mewadahi kegiatan renang yaitu suatu kegiatan yang
melakukan gerakan (mengapung, menyelam) di air menggunakan kaki dan
tangan dan seringkali tidak memerlukan perlengkapan buatan. Gedung
Olahraga Renang ini bertujuan untuk mengatasi minimnya fasilitas olahraga
renang berstandar nasional maupun internasional sebagai wadah
pengembangan olahraga renang secara maksimal sehingga para atlet dapat
mengembangkan kemampuan fisik dan mentalnya serta sebagai sebuah wadah
yang dapat menampung pertandingan olahraga renang bertaraf internasional.
Perancangan fasilitas ini dapat menjadi magnet dan pusat pengembangan
olahraga renang, selain itu juga sebuah fasilitas olahraga ini tidak hanya
dirancang sebagai sarana untuk menyalurkan hobi dan bakat tetapi juga dapat
digunakan untuk fasilitas hiburan dan rekreasi bagi masyarakat umum sehingga
dapat menyehatkan pikiran. Jenis renang yang difasilitasi adalah semua jenis
kegiatan renang yang bersifat indoor seperti renang, renang indah, loncat
indah, polo air dan renang hiburan dan rekreasi (Asmoro,2015).

Pendekatan tema pada Perancangan Gedung Olahraga Renang di Bener


Meriah ini melalui Arsitektur Culture Symbol. Arsitektur Culture Symbol
mengambil konsep perancangan yang mengacu pada jenis arsitektur
menyebutkan unsur budaya masyarakat di daerah tersebut.

Kata Kunci:gedung olahraga renang, jenis renang, arsitektur culture


symbol

iii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahin.

Puji beserta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Seminar
Perancangan dengan judul “ Perancangan Gedung Olahraga Renang di Bener
Meriah” Adapun tujuan dari laporan seminar perancangan ini nantinya akan
menjadi judul Tugas Akhir.

Adapun Seminar Perancangan ini adalah untuk memenuhi sebagian


dari syarat-syarat kurikulum Program Studi Arsitektur Jurusan Arsitektur dan
Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. Dalam penyususnan
laporan ini tidak terlepas dari berbagai kendala, namun berkat bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, kendala tersebut dapat teratasi. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Pak Sofyan, ST,MT Selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia


meluangkan waktunya untuk memberikan masukan, bimbingan dan
mengarahkan penulis dalam penyusunan laporan Seminar Perancangan ini

2. PakIr. Muslimsyah, M.Sc. selaku koordinator Seminar Perancangan


Arsitektur Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas
Syiah Kuala.
3. Ibu Dr. Ir. Izziah, M.Sc. selaku ketua Jurusan Arsitektur dan Perencanaan
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.

4. Pak Muhammad Haiqal., S.T.,M.Sc. selaku Koordinator Prodi Arsitektur


Jurusan Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.

5. Pak Ir. Muslimsyah, M.Sc. selaku Dosen Pengajar Mata Kuliah Seminar
Perancangan yang telah memberikan arahan selama berlangsungnya mata
kuliah Seminar Perancangan.

iv
6. Pak Mulyadi dan Ibu Seminah selaku orang tua penulis yang telah
membantu dan memberikan saran-saran dan semangat baik moral maupun
material sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Seminar perancangan.
7. Seluruh rekan-rekan Prodi Arsitektur Jurusan Arsitektur dan Perencanaan
Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala yang telah membantu penulis dalam
memberikan bantuan dan referensi dalam penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran guna
untuk menyempurnakan kembali penulisan di masa yang akan datang.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga laporan ini dapat memberi
manfaat bagi kita semua.

Wassalamu‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Bener Meriah, 28 Oktober 2020

CUT DEVI INTAN SUKMA

NIM. 1704104010002

v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ............................................................................... iii

DAFTAR ISI .............................................................................................. v

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1


1.2 Identifikasi Masalah .......................................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan............................................................................ 2
1.4 Ruang Lingkup .................................................................................. 2
1.5 Metode Pendekatan ............................................................................ 3
1.6 Sistematika Lporan ............................................................................ 3

BAB II KAJIAN TEORI........................................................................... 4

2.1 Judul dan Deskripsi Objek Rancangan .............................................. 4

2.1.2 Deskripsi Objek Rancangan ..................................................... 4

2.2 Deskripsi Tema Rancangan ............................................................... 10

2.2.1 Definisi Arsitektur Culture Symbol...........................................

2.2.2 Interprestasi Tema Rancangan ..................................................

2.2.3 Konsep Arsitektur Cultur Symbol.............................................

2.3 Studi Kasus Objek Sejenis .................................................................

2.4 Tinjauan Lokasi Perancangan ............................................................

2.4.1 Analisa Pemilihan Site ..............................................................

vi
BAB III METODE PERANCANGAN.....................................................

3.1 Analisis Mikro....................................................................................

3.1.1 Analisis Pengguna..................................................................

3.1.2 Analisis Kegiatan...................................................................

3.1.3 Analisa Program Kegiatan dan Kebutuhan Ruang................

3.1.4 Besaran Ruang.......................................................................

3.2 Analisis Makro...................................................................................

3.2.1 Lokasi Perancangan...............................................................

3.2.2 Batasan Tapak........................................................................

3.2.3 Peraturan Pemerintah Setempat.............................................

3.2.4 Kondisi Eksisting...................................................................

3.3 Analisa Tapak.....................................................................................

3.4 Analisa Sistem Struktur dan Konstruksi.............................................

3.5 Sistem Jaringan Air Bersih.................................................................

3.6 Sistem Jaringan Air Kotor..................................................................

3.7 Sistem Jaringan Komunikasi..............................................................

3.8 Sistem Jaringan Listrik

3.9 Sistem Penghawaan............................................................................

3.10 Sistem Penanggulangan Kebakaran...................................................

3.11 Sistem Pencahayaan...........................................................................

BAB IV KESIMPULAN............................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................

vii
DAFTAR TABEL

viii
DAFTAR DIAGRAM

ix
DAFTAR GAMBAR

x
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Olahraga renang merupakan suatu kegiatan olahraga yang dilakukan di air
dengan hanya menggunakan anggota tubuh, tanpa harus menggunakan alat
bantu. Renang sudah dikenal di seluruh dunia dari sejak dulu, dari daerah
perkotaan sampai daerah pedesaan yang berada di pelosok. Olahraga renang
merupakan salah satu olahraga yang memiliki banyak peminatnya karena
selain menjadi olahraga prestasi, olahraga renang ini dapat dijadikan olahraga
rekreasi. Olahraga ini dapat dipelajari dan dilakukan oleh siapa pun (tidak
ada batasan usia), dimanapun dan sebagian orang sudah mengenal olahraga
ini dari sejak masih masa kanak-kanak.
Bener Meriah sendiri merupakan salah satu kabupaten yang ada di aceh yang
memiliki 10 kecamatan dan 232 kampung/desa. Bener Meriah sendiri telah
banyak melahirkan atlet-atlet muda, yang mana pada atlet renang salah
satunya pada tahun 2019 seorang atlet yang tergabung dalam olimpiade
olahraga siswa nasional (02SN) pada dinas pendidikan kabupaten Bener
Meriah, berhasil meraih (2) medali emas dan (2) medali perunggu.
Di Bener Meriah untuk fasilitas tempat masih kurang yang mana tempat
tidak dapat digunakan untuk menampung banyak pengunjung selain itu juga
tidak banyak menyediakan jenis renang. sehingga para atlet renang yang
berada di Bener Meriah ini melakukan latihan renang di lokasi pelatihan
renang para tentara (kodim) atau di laut tawar yang berada di takengon Aceh
Tengah sehingga menyulitkan para Atlet yang berada di Bener Meriah untuk
melatih kemampuan renang nya, dikarenakan jarak Bener Meriah dan
Takengon sedikit jauh.
Dengan adanya desain Gedung Olahraga Renang yang dapat menampung
lebih banyak pengunjung baik itu pengunjung dalam perlombaan untuk
menonton ataupun pengujung untuk berlatih renang. Selain itu juga akan di
desain dengan memberikan kesan megah pada gedung olahraga ini sehingga
akan lebih menarik minat penggemar olahraga tentunya pada masyarakat

1
Bener Meriah. Juga bisa menjadi salah satu tempat yang dapat memberikan
manfaat untuk masyarakat sekitarnya.
1.2Identifikasi Masalah
1 Bagaimana mendesain gedung agar menarik perhatian masyarakat
2. Bagaimana menata kelengkapan fasilitas
3. Bagaimana penataan sirkulasi didalam maupun diluar gedung
4. Bagaimana mendesain gedung olahraga pelatihan renang sebagai tempat
pelatihan dan perlombaan sehingga dapat mengembangkan bakat atlet renang
5. Bagaimana mendesain gedung sehingga dapat menampung banyak
pengunjung
1.3 Maksud dan Tujuan
1.3.1 Maksud
Meningkatkan kemampuan para atlet maupun yang bukan atlet dalam
olahraga renang, Dapat melahirkan atlet-atlet renang di bener meriah dan
Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan di bidang olahraga renang

1.3.2 Tujuan
Dari hasil tinjauan diatas tujuan adanya perancangan gedung olahraga renang
ini adalah:
1. Menghasilkan rancangan gedung yang dapat berfungsi sebagai tempat
pelatihan dan perlombaan
2. Dapat menarik perhatian masyarakat
3. Mendesain gedung yang dapat menampung banyak orang

1.4 Ruang Lingkup


Adapun lingkup/ batasan dalam penulisan laporan seminar ini adalah:

1. Konsep awal hingga konsep perancanagn akan melibatkandengan tema


“Arsitektur Culture Symbol”
2. Perancangan ini meliputi data-data dan permasalahan yang ada secara
keseluruhan sehingga rancangan dapat berfungsi secara maksimal.
3. Lingkup kajian studi pembahasan pada perancangan Gedung Olahraga
Renang di Bener Meriah ini dengan melakukan data-data yang ada, studi

2
pustaka dan studi tema untuk mendapatkan informasi yang mendukung
perencanaan dan perancangan ini.

1.5 Metode Pendekatan


Metode yang dilakukan penulis dalam mengembangkan konsep awal dan
konsep perancangan pada Gedung Olahraga Renang tersebut adalah:
1. Studi Literatur, merupakan pendekatan perancangan melaluli penjelasan
teori-teori yang membahas perancangan yang sesuai
2. Studi Banding, merupakan informasi yang dapat memberikan ide-ide dan
wawasan baru untuk desain rancangan yang lebih baik
3. Studi Lapangan, melakukan peninjauan untuk observasi langsung terhadap
objek yang bertujuan untuk mengetahui lebih jelas lokasi dan kondisi dari
objek tersebut
4. Wawancara, dilakukan dengan pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan
informasi lebih jelas dan akurat.
1.6 Sistematika Laporan
Sistematika pembahasan laporan pada perancangan Gedung Olahraga
Renang di Bener Meriah adalah :
1. BAB 1 PENDAHULUAN
Menguraikan latar belakang, perumusan masalah, ruang lingkup, tujuan
perancangan, manfaat dan sistematika penulisan laporan
2. BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Menguraikan data-data dan teori-teori yang membahas perancangan gedung
olahraga renang
3. BAB 3 METODE PERANCANGAN
Menguraikan tentang analisis khusus, analisis tapak, studi besaran ruang,
studi bentuk, studi massa bangunan, analisis sistem struktur dan utilitas yang
kemudian di sintesis sebagai langkah awal memasuki penerapan konsep-
konsep perancangan yang akan diterapkan pada perancangan Gedung
Olahraga Renang di Bener Meriah
4. BAB IV KESIMPULAN
Menguraikan inti dari penjelasan rancangan tersebut

3
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Judul dan Deskripsi Objek Rancangan


2.1.1 Judul Objek Rancangan
Deskripsi mengenai objek rancangan adalah sebagai berikut:
Nama Objek : Gedung Olahraga Renang di Bener Meriah
Status Objek : Rekaan/Fiktif
Pemilik Objek : Swasta
Luas Lahan : 16.390 m2
Sifat Objek : umum , Gedung Olahraga Renang

2.1.2 Deskripsi Objek Rancangan

2.1.2.1 Sejarah Renang


Manusia sudah dapat berenang sejak zaman prasejarah, bukti tertua mengenai
berenang adalah lukisan-lukisan tentang perenang dari Zaman Batu telah
ditemukan di "gua perenang" yang berdekatan dengan Wadi Sora di Gilf
Kebir, Mesir barat daya. Catatan tertua mengenai berenang berasal dari 2000
SM. Beberapa di antara dokumen tertua yang menyebut tentang berenang
adalah Epos Gilgamesh, Iliad, Odyssey, dan Alkitab (Kitab Yehezkiel 47:5,
Kisah Para Rasul 27:42, Kitab Yesaya 25:11), serta Beowulf dan hikayat-
hikayat lain. Pada 1538, Nikolaus Wynmann seorang profesor bahasa dari
Jerman menulis buku mengenai renang yang pertama, Perenang atau Dialog
mengenai Seni Berenang (Der Schwimmer oder ein Zwiegespräch über die
Schwimmkunst) (Yuzar,2019).

2.1.2.1 Pengertian Olahraga


Pengertian Olahraga renang merupakan suatu olahraga yang banyak
diminati oleh orang-orang di seluruh dunia, Ada beberapa pengertian tentang
olahraga renang yang di ambil dari beberapa referensi, yaitu sebagai berikut:
1. Olahraga didefinisikan sebagai bentuk-bentuk kegiatan jasmani yang terdapat
didalam permainan, perlombaan dan kegiatan jasmani yang intensif dalam

4
rangka memperoleh rekreasi, kemenangan dan prestasi optimal
(Asmoro,2015).
1.1.2.2 Pengertian Olahraga Renang
1. Olahraga Renang merupakan prilaku yang membuat gerakan di air, sangat
mobile dan seringkali tidak memerlukan perlengkapan buatan
(Asmoro,2015).
2. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia (2012) mengartikan kata “renang” sebagai menggerakan badan
melintasi (mengapung, menyelam) di air dengan menggunakan kaki, tangan,
sirip, ekor dan sebagainya.
3. Kasiyo Dwijowinoto (1979): Renang adalah cabang olahraga yang diajarkan
pada semua umur, baik anak-anak maupun dewasa, bahkan bayi yang baru
berumur beberapa bulan juga dapat diajari berenang.
4. Arma Abdoelah 1981): Renang merupakan suatu jenis olahraga yang
dilakukan di air, baik air tawar maupun air asin atau laut.
5. Muhajir (2004): Renang ialah olahraga yang menyehatkan karena hampir
seluruh otot tubuh bergerak sehingga otot berkembang pesat dan kekuatan
perenang meningkat.
6. Budiningsih (2010): Renang adalah salah satu olahraga air yang dilakukan
dengan menggerakkan badan di air, seperti menggunakan kaki dan tangan
sehingga tubuh terapung di permukaan air.
7. Erlangga (2010:75): Renang merupakan olahraga air yang sangat
menyenangkan dan bermanfaat bagi kekuatan otot tubuh, jantung, paru-paru,
dan membangkitkan perasaan berani.
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Gedung Olahraga
Renang merupakan sebuah ruang atau fasilitas yang diciptakan untuk
mewadahi suatu bentuk kegiatan yang melakukan gerakan (mengapung,
menyelam) di air dengan menggunakan kaki dan tangan dan seringkali tidak
memerlukan perlengkapan buatan.

5
a. Dasar belajar renang
1. Pengenalan air, merupakan hal yang sangat perlu bagi mereka yang baru
pertama kali belajar renang. Tujuannya adalah untuk menghilangkan rasa
takut terhadap air dan mengenal sifat – sifat air seperti basah, dingin, dan
sebagainya
2. Latihan Pernafasan, mempelajari teknik gerakan pernafasan
b. Jenis-jenis gaya renang
1. Gaya bebas

Gambar 1 : renang
Sumber : teks.co.id
Gaya bebas (bahasa Inggris: front crawl) adalah berenang dengan posisi dada
menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bergantian
digerakkan jauh ke depan dengan gerakan mengayuh, sementara kedua belah
kaki secara bergantian dicambukkan naik turun keatas dan ke bawah.
Sewaktu berenang gaya bebas, posisi wajah menghadap ke permukaan
air.Pernapasan dilakukan saat lengan digerakkan ke luar dari air, saat tubuh
menjadi miring dan kepala berpaling ke samping. Sewaktu mengambil napas,
perenang bisa memilih untuk menoleh ke kiri atau ke kanan. Dibandingkan
gaya berenang lainnya, gaya bebas merupakan gaya berenang yang bisa
membuat tubuh melaju lebih cepat di air.
2. Gaya dada

Gambar 2 : renang
Sumber : foto ilustrasi olahraga

6
Gaya dada atau gaya katak adalah berenang dengan posisi dada menghadap
ke permukaan air, namun berbeda dari gaya bebas, batang tubuh selalu dalam
keadaan tetap. Kedua belah kaki menendang ke arah luar sementara kedua
belah tangan diluruskan di depan. Kedua belahtangan dibuka ke samping
seperti gerakan membelah air agar badan maju lebih cepat ke depan. Gerakan
tubuh meniru gerakan katak sedang berenang sehingga disebut gaya katak.
Pernapasan dilakukan ketika mulut berada di permukaan air, setelah satu kali
gerakan tangan-kaki atau dua kali gerakan tangan-kaki.

3. Gaya punggung

Gambar 3 : renang
Sumber : foto ilustrasi olahraga

Gaya punggung adalah berenang dengan posisi punggung menghadap ke


permukaan air. Gerakan kaki dan tangan serupa dengan gaya bebas, tapi
dengan posisi tubuh telentang di permukaan air. Kedua belah tangan secara
bergantian digerakkan menuju pinggang seperti gerakan mengayuh. Mulut
dan hidung berada di luar air sehingga mudah mengambil atau membuang
napas dengan mulut atau hidung.
4. Gaya kupu-kupu

Gambar 4 : renang
Sumber : foto ilustrasi olahraga

7
Gaya kupu-kupu adalah salah satu gaya berenang dengan posisi dada
menghadap ke permukaan air. Kedua belah lengan secara bersamaan ditekan
ke bawah dan digerakkan ke arah luar sebelum diayunkan ke depan.
Sementara kedua belah kaki secara bersamaan menendang ke bawah dan ke
atas seperti gerakan sirip ekor ikan atau lumba-lumba. Udara dihembuskan
kuat-kuat dari mulut dan hidung sebelum kepala muncul dari air, dan udara
dihirup lewat mulut ketika kepala berada di luar air.
c. Fungsi Gedung Olahraga Renang
Secara umum Gedung Olahraga Renangberfungsi untuk
pengembangan bakat dalam renang. secara spesifik fungsinya adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Peserta Pelatihan
- Sebagai sarana untuk mengapresiasikan keterampilan dalam renang bagi para
atlet dan yang hobi dalam olahraga renang
- Mengembangkan pengetahuan dan kemampuan di bidang olahraga renang
- Dapat dijadikan tempat pelatihan dan perlombaan

2. Bagi Pengunjung
Sebagai sarana untuk mengapresiasikan keterampilan dalam renang
dengan cara:
 Melihat dan menyaksikan pertunjukan renang
 Melalukan gerakan renang
 Mencari informasi terkini mengenai renang
 Sarana komunikasi dan juga diskusi.
3. Bagi Pengelola
 Menyediakan sarana dan prasarana dalam olahraga renang
 Sebagai sumber investasi dari segi komersial.

d. Tujuan Gedung Olahraga Renang


Gedung Olahraga Renang bertujuan untuk keperluan rekreasi dan kompetisi
yang dilakukan para atlet di kolam renang. Selain itu juga Olahraga renang

8
dapat membuat tubuh sehat karena hampir semua otot tubuh dipakai sewaktu
berenang.
e. Hal-hal yang harus diperhatikan saat renang dan selesai renang
1. Saat melakukan renang
 Melakukan pemanasan untuk mencegah terjadinya kejang – kekang otot pada
saat berenang. Pemanasan senam bisa dilakukan dengan cara menggerak –
gerakkan badan (senam kecil) atau dengan berlari – lari kecil.
 Mandi pada air pencuran yang tersedia sebelum masuk ke kolam
 renang. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan bawa tubuh dalam
keadaan bersih dan tubuh dapat menyesuaikan dengan suhu air.
 Latihlah irama kaki terlebih dahulu, sebelum bentuk – bentuk latihan lainnya.

2. Saat selesai renang


 Membasuh mata agar bersih dari kotoran. Hal ini perlu dilakukan karena air
di dalam kolam renang biasanya kotor.
 Jika telinga kemasukan air, diusahakan air bisa keluar kembali sambil loncat
– loncat atau dengan cara yang lain.
1.1.2.3. Syarat Gedung Olahraga Renang

Neufert (2002) menyebutkan bahwa berdasarkan peruntukannya kolam


renang dibagi menjadi :

1. kolam anak-anak dengan bidang 100-400 m2 dan kedalaman 0,00 m sampai


0,50 m,
2. kolam untuk bukan perenang dengan bidang 500-2000m2 dan kedalaman
0,50 m sampai 1,35 m,
3. kolam untuk perenang dengan bidang 417-2150m2 dan kedalaman 1,80 m
dan
4. kolam bergelombang (airnya) lebarnya bervariasi yaitu 16,66m, 21,00m dan
25,00m. Memiliki panjang bak kolam 50m dengan panjang minimal bak
kolan adalah 33m. Kedalam air untuk awal kolam adalah 0,00m. Sedangkan
untuk kedalaman bagian akhir kolam disesuaikan menurut pemakaian kolam
dan jenis mesin gelombangnya (Asmoro,2015).

9
1.1.2.4 Tipologi Kolam Renang

2.2 Definisi Cultture Symbol


1. Culture Symbol
Apa itu Culture
Culture (budaya) merupakan suatu pola hidup Menyeluruh, bersifat
kompleks, abstrak, dan luas. Selain itu juga kebudayaan yang sangat erat
hubungan nya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu
sendiri
2. Symbol
Apa itu Symbol
Symbol (simbol) merupakan dasar budaya, symbol adalah objek,Kata, atau
tindakam yang mewakili sesuatu yang lain tanpa Hubungan alami yang
ditentukan secara budaya. Selain itu juga simbol adalah segala sesuatu yang
dilakukan seseorang
Sepanjang hidup mereka didasarkan dan diorganisir melalui Simbolisme
budaya.

10
Demikian dari inti diatas bisa dambil kesimpulan yang mana “Culture
Symbol”merupakan suatu kemampuan untuk belajar dan menyebarkan tradisi
kebiasaan dari satu generasi ke generasi selanjutnya selain itu juga culture
symbol merupakan kebiasaan seseorang maupun masyarakat yang dapat
berubah seiring perkembangan. Contoh nya bisa seperti budaya pada
kebiasaan cara makan, berbicara dan perilaku.

2.2.1 Interprestasi Tema Rancangan


Pada culture symbol ( symbol budaya ), penulis mengambil pada satu budaya
yaitu budaya gayo dimana budaya gayo sangat terkenal dengan kain
kerawang. Dimana salah satu nya yang sering disebut “ Upuh Ulen-Ulen ”
atau kain ulen – ulen yang merupakan salah satu kain khas gayo yang
memiliki makna penting pada kain tersebut.

tujuan pengambilan tema “Upuh Ulen – Ulen“ adalah Agar banyak


masyarakat luas lebih mengenal salah satu pakaian ciri khas gayo dan juga
kisah-kisah masa lalu arti penting dari kain ulen-ulen ini. Selain itu juga
bertujuan untuk melestarikan kain tersebut agar tidak di lupakan, Hal ini juga
bisa menjadi salah satu bentuk kemampuan untuk belajar dan menyebarkan
tradisi adat gayo kebiasaan dari satu generasi ke generasi (Fitri,2020).

Upuh ulen-ulen (kain bulan) merupakan busana adat suku gayo Yang
memiliki makna “ Manusia harus memiliki cita-cita yang tinggi (seperti
bulan yang tinggi) dan percaya bahwa manusia bisa mengarungi cobaan
hidup di dunia” .

Selain itu kain ini juga biasanya digunakan pada saat penyambutan tamu
(tarian), acara yang sakral dalam acara pernikahan suku Gayo Dan budaya
secara turun menurun.

Adapun pada ulen ulen memiliki motif yang diukir dan setiap ukiran dan
warna memiliki makna masing-masing yang mencerminkan sistem pola pikir
masyarakat seperti berikut:

11
1. Motif emun berangkat merupakan representasi dari awan, yang senantiasa
hadir silih berganti dalam bentuk gumpalan dinamis, selalu bergerak dan
berubah bentuk

2. Motif pucuk rebung merupakan falsafah Masyarakat gayo yang memiliki


hakikat nilai-nilai berupa harapan agar masyarakat gayo harus teguh,
berpendirian, kuat beriman, dan bertaqwa, rendah hati, serta berakhlak baik

3. Motif tapak seleman


Merupakan motif yang diyakini dari keangungan dan mukjizat rasul Allah
SWT, yakni nabi sulaiman yang dapat berbicara dengan segala makhluk dan
mampu mendengar bisikan jarak dekat dan jauh

4. Motif ulen (Bulan)


Merupakan representasi dari bulan yang merupakan symbol kekuatan dan
memberi penerangan pada dunia

12
5. Motif pagar merupakan motif yang bermakna sebagai batas antara satu motif
dengan motif lainnya

6. Motif puter tali merupakan makna tali


berpilin, hal ini dapat diartikan bahwa dalam kehidupan masyarakat gayo
terdapat kesatuan dan persatuan

13
a. Sejarah Upuh Ulen – Ulen (kain bulan)
Sejarah kain ulen-ulen menjadi barang penting dari budaya gayo di awali
dengan sebuah legenda tentang sosok Gajah Putih yang konon hidup di
Dataran Tinggi Gayo. dimulai dari kakak beradik yang bernama Bener
Meriah dan Sengeda, anak-anak dari Raja Linge dengan Putri Malaka.
Setelah kematian Bener Meriah, Sengeda bermimpi akan mendiang
abangnya yang telah menjelma
menjadi seekor gajah putih.

Suatu hari, Sengeda pergi bersama


rombongan dalam kunjungan
kerajaan ke kraton Aceh
Darussalam. Disana, ia melukis
sosok Gajah Putih yang muncul di
mimpinya, dimana seorang Putri Aceh melihatnya dan begitu tertarik
dengan sosok Gajah Putih dalam lukisan itu. Setelah mendengar cerita
putrinya, Sultan Aceh segera mengadakan sayembara untuk menemukan
dan membawa sang gajah ke hadapannya di kraton Aceh Darussalam.

Gajah Putih adalah binatang liar dan istimewa yang sulit untuk
ditaklukkan. Tidak ada yang bisa menjinakkannya selain Sengeda, berkat
mimpinya akan Bener Meriah. Sengeda memerintahkan orang-orang untuk
membunyikan berbagai alat musik, dimana kata guel, yang berarti
‘membunyikan’ konon berasal. Setelah itu Sengeda mulai menari
mengikuti irama lewat gerakan-gerakan yang menyimbolkan alam
sekitarnya dan tarian ini dinamakan “Tari Guel” tari yang diartikan
sebagai tarian kehormatan sang gajah putih

14
Sengeda melompat-lompat dan mengibaskan kainnya bagaikan burung
mengepakkan sayapnya. Sengeda lalu melingkarkan tangannya dengan
lembut dan elegan, seolah belalai gajah yang ingin mengambil
kepercayaan sang Gajah Putih, membujuknya untuk dapat ikut
bersamanya demi memenuhi perintah sang Sultan.

2.2.2 Konsep Pemilihan Tema


Kesimpulan pemilihan tema

Kesimpulan dari tema yang akan di terapkan pada bangunan adalah


“Gajah Putih”

dimana Jika mendengar kata gajah tentu kita


membayangkan sosok yang besar atau lebar
dan memiliki gading yang tajam

Jadi kesimpulan untuk penerapan pada bangunan penulis adalah bangunan


yang “memiliki bentuk yang lebar dan memiliki struktur yang dinding
yang ujung nya berbentuk runcing atau tajam” yang nantinya akan
menggunakan bahan baja

15
Gaya yang dialami
segitiga pada truss

Struktur dari truss

Bangunan yang
lebar Pada struktur dinding yang runcing
atau tajam menggunakan struktur
truss yang berbentuk segita. Dimana
setiap ujung nya memiliki sudut
runcing atau tajam

2.3 Studi kasus objek sejenis

1. Universitas 2011 Sports Centre by GMP Architekten


Lokasi : Shenzhen, Tiongkok
Kompetisi : 2006 – Hadiah Pertama
Meinhard von Gerkan dan Stephan Schutz dengan Nicolas Pomranke
Proyek : pemimpin Ralf Sieber
Konsep structural dan design atap :
a. schlaich bergermann and partner-Sven
b. Pliemimger dengan Wei Chen
c. Schlaich bergermann and partner-Sven
d. Pliemimger dengan Wei Chen

16
Peralatan bangunan teknis : IG tech
Desain pencahayaan : conceptlight
Kursi stadion : 60,000
Kursi ruang renang : 3.000
Kursi ruang multi fungsi : 18.000
Periode konstruksi : 2007-2011

Universiade 2011 Sports Centre by GMP Architekten

Universiades adalah Permainan Dunia untuk siswa dan diadakan setiap


tahun di musim dingin dan musim panas, diselenggarakan oleh Federasi
Olahraga Universitas Internasional, Fédération Internationale du Sport
Universitaire (FISU).

Berdasarkan jumlah atlet yang berpartisipasi, Universiade musim panas


adalah acara multi-olahraga terbesar kedua di dunia setelah Olimpiade
Musim Panas. Diumumkan pada Januari 2007 bahwa Universiade musim
panas ke-26 2011 akan berlangsung di Shenzhen. Selain itu juga
bangunan ini memiliki tiga stadion universiade yang dirancang oleh
studio GMP Archtekten Jerman dan mengelilingi danau buatan

Dari tiga stadion ini, salah satu stadion


terbesar adalah arena acara utama, yang
dapat menampung hingga 60.000
penonton dalam tiga tribun berjenjang

17
Stadion kedua menyelenggarakan
kegiatan dalam ruangan termasuk
seluncur es

Stadion ketiga memiliki kolam renang


untuk acara akuatik

18
Desain Pusat Olahraga Universiade di kota Shenzhen terinspirasi oleh
lanskap bergelombang di sekitarnya dan menghasilkan dialog formal
yang merujuk pada filosofi dan hortikultura Tiongkok terhadap daratan.
Struktur atap menjorok hingga 65 m, dan dirancang sebagai cangkang
prismatik baja dengan dasar segi segitiga. Bentuk kristal dari tiga stadion
juga diperkuat dengan iluminasi fasad yang tembus cahaya di malam hari.

Danau buatan menghubungkan


stadion dengan aula multifungsi melingkar di utara dan aula renang
persegi panjang di sebelah baratnya. Alun-alun olahraga pusat diakses
melalui kawasan pejalan kaki yang ditinggikan dari stadion
individu.Stadion utama direncanakan multifungsi, memenuhi persyaratan
acara dan acara olahraga internasional. Kapasitas total 60.000, duduk di
tiga tribun. Diameter total atap adalah 310 m dengan panjang lebar dan
lebar 290 m.Kompleks olahraga dalam ruangan dirancang sebagai arena
multifungsi melingkar untuk kompetisi olahraga dalam ruangan serta
untuk seluncur es dan acara lainnya. Kapasitas keseluruhan kira-kira.
18.000 penonton. Kompleks renang merupakan modul ketiga dari Pusat
Olahraga Universiade Shenzhen. Kapasitas keseluruhan kira-kira. 3.000
penonton, kursinya diatur di dua tribun.

2.4 Tinjauan lokasi perancangan


Konsep site makro
Konsep dasar pertimbangan site

Rencana Sarana
peruntukan utilitas Lokasi strategis
bangunan 19 sehingga
gedung olahraga mendukung
renang fungsi bangunan
Luasan dan
kondisi
tapak
Sarana
transportasi

Konsep kriteria pemilihan site

A. Memiliki B. Luasan site/tidak


view yang mencakupi program
baik ruang

G. Berada pada area C. Lokasi strategis agar


pendidikan,perkantor mudah dijangkau
wisata dan perdagangan pengunjung

F. Nilai kenyamanan D. Terdapat di


seperti kebisingan,polusi area kota yang
udara dan tingkat tersedia sarana
getaran di sekitar tapak dan prasarana
E. Dilalui
oleh saran
utilitas

20
Alternatif pemilihan site

Alternatif 1

Lokasi Site

Lokasi : Jl. Bandara Rembele, Burni Telong, Kabupaten Bener


Meriah, Aceh

Luas lahan : 16.390 m2

Site terdapat

1. View yang Bagus yaitu Menghadap Jalan Raya

2. Berada di Zona Perkantoran,pendidikanserta dekat dengan Zona


Pariwisata

3. Jl. Mudah diakses oleh pengunjung, utilitas,sarana dan prasarana baik

Batas – Batas Site

a. Utara : perkantoran dan area sekolah

21
b. Selatan : SPBU bener meriah

c. Timur : rumah warga dan perdagangan

d. Barat : Jalan Raya

Batas – Batas Site

a. Utara : Jl. Takengon

b. Selatan : jl. Simpang balek

c. Timur : jl. Pante raya


d. Barat : jl. Bandara rembele
Alternatif 2

Lokasi Site

Lokasi : Jl. Bandara Rembele, Burni Telong,

Kabupaten Bener Meriah, Aceh

Luas lahan : 15.200 m2

Site terdapat

1. View yang Bagus yaitu Menghadap Jalan Raya

2. Berada di Zona Pendidikan

3. Jl. Mudah diakses oleh pengunjung

4. utilitas,sarana dan prasarana baik

22
Batas – Batas Site

a. Utara : area pendidikan (sekolah)

b. Selatan : rumah warga

c. Timur : rumah warga


d. Barat : Jalan Raya
Batas – Batas Site
a. Utara : Jl. Takengon
b. Selatan : jl. Simpang balek
c. Timur : jl. Pante raya
d. Barat : jl. Bandara rembele

Penilaian pada site

Bobot penilaian

No. Alternatif 1 Alternatif 2 Memiliki view yang baik

A. 3 3 Berada pada area


pendidikan,perkantor wisata dan
B. 2 2 perdagangan

C. 3 3 Nilai kenyamanan seperti


kebisingan,polusi udara dan
D. 3 2 tingkat getaran di sekitar tapak

E. 3 2 Dilalui oleh saran utilitas

F. 3 2
Terdapat di area kota yang
G. 3 2
tersedia sarana dan prasarana

Total 20 16 Lokasi strategis agar mudah


dijangkau pengunjung
KET:

1 : KURANG Luasan site/tidak mencakupi


2: CUKUP program ruang

23
3: SANGAT BAIK

Kesimpulan :
Berdasarkan Bobot Penilaian
Lokasi yang terpilih yaitu
Alternatif 1 yang berada di Jl.
Bandara Rembele, Burni Telong,
Kabupaten Bener Meriah, Aceh

DAFTAR PUSTAKA

Fitri, R. (2020). Makna dan Fungsi Motif Kerawang Gayo pada Upuh
Ulen-Ulen di Kecamatan Kebayakan Kabupaten Aceh Tengah. In
Seminar Nasional Pendidikan Antropologi (SENASPA) (pp. 101-106).

Asmoro, T. B. P. Gelanggang Olahraga Renang di Pontianak (Doctoral


dissertation, Tanjungpura University).

24

Anda mungkin juga menyukai