DI KOTA KENDARI
TUGAS AKHIR
Oleh :
ANDI AKBAR
E3 B1 12 002
Maksud dan tujuan Karya Ilmiah ini adalah untuk menyusun dan
meningkatkan suatu landasan konseptual yang diarahkan guna mendapatkan
faktor-faktor penentu perencanaan wadah fisik. Landasan tersebut meliputi
konsep dasar perancangan makro dan konsep dasar mikro yang selanjutnya
ditransformasikan kedalam desain grafis.
Metode Karya Ilmiah yang dipakai menggunakan analisa sintesa dengan
menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan pokok-pokok bahasan melalui
cara memaparkan data-data yang berdasarkan studi literatur, wawancara dan
observasi lapangan yang berhubungan dengan materi penelitian ini.
Karya hasil ilmiah ini berupa PERENCANAAN GEDUNG BIOSKOP
MINI yang representatif ditinjau dari segi arsitektual, dimana berkesan
komersial. Rekreatif yang bercirikan modern, dan ditinjau dari segi fungsi serta
intensitasnya yang dapat menampung seluruh aktivitas yang terselenggara
didalamnya serta menyediakan fasilitas penunjang dan perlengkapan bangunan
serta prasarana utilitas yang lengkap.
ABSTRACT
The purpose and goal of this scientific work is to develop and promote a
conceptual foundation aimed to obtain determinants of physical planning of
container . The cornerstone of the design covers the basic concepts of macro and
micro base concepts are further transformed into graphic design .
Scientific methods used to use synthesis analysis by outlining things that
are associated with the main points of discussion by exposing data based on
literature studies , interviews and field observations related to the study material .
The work is in the form of scientific results BUILDING DESIGN OF
CINEMA MINI representative in terms of arsitektual , where commercial
impression . Recreational characterized by modern , and in terms of functionality
and intensity that can accommodate all the activities held therein and to provide
supporting facilities and equipment as well as infrastructure building complete
utilities .
iv
KATA PENGANTAR
Laporan Karya tulis ini merupakan perwujudan Tugas Akhir untuk menyelesaikan
studi tahap Diploma pada Program Studi Diploma Tiga Teknik Arsitektur, Program
Akhir ini, penulis banyak mendapatkan masukan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung ikut membantu dalam penyempurnaan tulisan ini.
Penulis merasa masih banyak terdapat kekeliruan dan kesalahan – kesalahan baik karena
kurangnya literatur yang ada maupun karena keterbatasan kemampuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini berbagai kendala
dihadapi, namun semua dapat teratasi berkat saran dan bantuan yang diberikan berbagai
pihak. Karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Ir. Prof. Usman Rianse, M.Sc Selaku Rektor Universitas Haluoleo.
2. Bapak Arman Faslih, ST, MT selaku Direktur Pendidikan Vokasi Universitas Halu
Oleo.
v
3. Bapak Ainussalbi Al Ikhsan, ST, M.Sc selaku Ketua Program Studi D3 Teknik
4. Bapak Alim Bahri, ST, M.Sc selaku Pembimbing yang telah banyak memberikan
arahan dan bimbingan yang sangat berarti dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini.
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Vokasi Khususnya dosen Jurusan
Arsitektur yang telah membimbing, memotivasi dan membagi ilmunya selama studi
di Pendidikan Vokasi.
6. Kedua Orang Tua saya, Andi Untung dan Nurnia serta saudara/i saya yang telah
memberikan bantuan moral maupun material, kasih sayang dan dorongan serta doa
7. Buat teman-teman dan letingku di D-III Teknik Arsitektur 2012 yang selalu
mudah – mudahan segala amal perbuatan kita mendapatkan ridho Allah SWT. Amin........
Andi Akbar
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah...................................................................... 2
2. Sistematika Penulisan......................................................... 4
vii
2. Pengertian Gedung Bioskop Mini ......................................... 6
9. Tempat Duduk....................................................................... 13
viii
7. Penampilan Bangunan ........................................................... 48
ix
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 79
B. Saran ......................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
x
DAFTAR GAMBAR
xi
Gambar 4.2 Orientasi Iklim.............................................................................. 56
xii
DAFTAR TABEL
Table 3.2 Proyeksi Jumlah Penduduk Kota Kendari Tahun 2000-2014 .......... 34
Kota Kendari.................................................................................... 37
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
oleh kemajuan tebknologi yang semakin pesat saat ini pada beberapa kota
hiburan sangat tinggi, mengingat sarana hiburan (gedung bioskop mini) yang
terjadi, serta perkembangan yang pesat dalam tata kehidupan manusia sosial,
1
besar sangat membutuhkan fasilitas hiburan dan suasana yang rileks.
pula didukung oleh realita yang ada terlihat padatnya tempat-tempat hiburan
seperti kafeteria dimana setiap malamnya, terutama malam minggu atau hari-
kondisi sekarang ini belum terlihat adanya pemusatan akan tempat hiburan
B. Rumusan Masalah
pada saat ini maka dapatlah diuraikan ungkapan masalah sebagai berikut :
dan representative ?
2. Bagaimana Menyusun RKS dan RAB gedung bioskop mini untuk Kota
Kendari ?
1. Tujuan Pembahasan
2
b. Untuk menyusun RKS dan RAB dalam bangunan gedung bioskop
2. Sasaran Pembahasan
kota kendari.
D. Batasan Masalah
disiplin ilmu namun tidak akan dibahas secara mendalam, akan tetapi
kebutuhan ruang dan pola hubungan ruang. Selain itu membahas tentang
lokasi akan disesuaikan dengan kondisi Kota Kendari dan Rencana Induk
1. Metode Penulisan
Dalam pembahasan ini secara umum akan digunakan metode analisa yaitu
3
maka hasil wawancara, asumsi maupun komparasi akan dijadikan bahan
pegangan.
2. Sistematika Penulisan
kondisi kota.
perencanaan fisik.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Judul
mini adalah gedung yang khusus digunakan untuk pertunjukan film yang
dan tempat menggantungkan gambar, iklan film yang sedang atau akan
diputar.
5
B. Tinjauan Umum Gedung Bioskop Mini
a. Tujuan
b. Hakekat
terhadap pengunjung.
6
dan auditorium sehingga desain bioskop dapat disamakan dengan desain
dan peralatan theatrical lainnya. Selain itu teater juga dilengkapi dengan
gambar.
3. Pelaku Kegiatan
a. Pengunjung
orang tua.
b. Pengelola
4. Bentuk Pelayanan
7
5. Jenis / Macam Kegiatan
sebagai berikut :
b. Kegiatan tontonan.
mini
oleh pengunjung.
mini.
8
Secara umum sifat dan pola gedung bioskop mini dapat
a. Rekreatif
kegiatan.
b. Komersial
disediakan.
c. Eksklusif
eksklusif.
9
bioskop. Namun sebagai panduan, maka di bawah ini digolongkan
8. Desain Bioskop
sampai tempat duduk terdepan dalam bioskop memiliki batas pandang dan
yang ditampilkan.
a. Melingkup 360
Bentuk ini juga dikenal sebagai teater melingkar, arena, atau tanggaan
10
b. Tanggaan Terbalik
Jalan masuk dapat dibuat tegak lurus terhadap dinding atau pada sisi
11
d. Melingkup 180
e. Melingkup 90
12
f. Tak melingkup (zer o encirclement)
terdapat satu tangga terbuka dan areal akting/layar film sama dengan
penonton dari satu sisi tanggaan deretan kursi akan saling bertatapan
lain yang dapat terjadi adalah arah pandang dan pencahayaan yang
9. Tempat Duduk
13
teater/bioskop tersebut. Desain tempat duduk memperhatikan ketentuan
sebagai berikut :
a. Jarak antar barisan kursi harus disiapkan ruang yang tidak kurang dari
12 inch (30,5 cm) yang diukur dari proyeksi terbelakang suatu kursi
c. Barisan kursi yang hanya memiliki jalan keluar pada satu lorong (aisle)
cm) per orang. Jenis ini berlaku untuk bangku panjang seperti bangku
14 orang (14 x 45,7 cm) antar lorong (aisle) dan untuk barisan kursi
yang keluarnya hanya dari satu lorong (aisle) ukuran panjang 10,5 ft
e. Jika tempat duduk tanpa sandaran belakang seperti stadion atau tribun,
maka jarak antara barisan kursi tidak kurang dari 22 inch (55.9 cm)
dan juga tidak lebih dari 30 inch (76 cm) dari belakang kursi ke
yang tidak ditempati perlu disediakan lebar yang jelas antara baris
14
baris adalah 18 inch (45,7 cm) untuk 18 kursi atau dibawahnya; 20
inch (50,8 cm) untuk 35 kursi atau dibawahnya; 21 inch (53,3 cm)
atau lebih.
2) Tidak lebih dari 100 kursi pada suatu baris antara lorong pada
dan pada setiap 5 baris kursi harus terdapat satu pintu keluar. Jadi
dengan aisle (lorong) sebagai jalan keluar. Pada setiap 60 kursi, lebar
lorong harusnya tidak kurang dari 3 ft (91 cm) untuk jangkauan yang
hanya satu arah dan untuk jangkauan yang terdiri dari dua arah, lebar
lorong tidak kurang dari 3 ft 6 inch (107 cm). Lebar minimum harus
diukur dari pintu keluar, berpotongan lorong, atau serambi dan seharusnya
lebar lorong bertambah 1.5 inch (3,8 cm) untuk setiap jarak 5 ft (152 cm)
hanya 60 atau di bawahnya, lebar lorong harus tidak kurang dari 30 inch
15
(76 cm). Pada lorong dengan arah keluar bervariasi, maka lebar lorong
harus seragam.
tidak kurang dari 36 inch (914 mm) untuk satu sisi layanan dan tidak
kurang dari 42 inch (1067 mm) untuk dua sisi layanan. Lebar ini diukur
dari titik terjauh dari exit dan sebaiknya berkurang setiap ½ inch (38 mm)
kurang lebar lorong terbesar yang ada ditambah 50 % dari total lebar yang
diperlukan.
yang ada di kota Kendari. Dalam studi banding yang dilakukan tidak
studio satu dan studio dua yang memiliki kapasitasnya 158 kursi.
16
1) Lokasi
Kendari yaitu :
a) Ruang lobby
c) Ruang studio
d) Ruang proyektor
e) Ruang karyawan
f) Kantin
g) Toilet
17
STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA
GEDUNG BIOSKOP
DIREKTUR
STAF
20
3) Fasilitas yang lain di luar gedung bioskop yaitu ruang swalayan
dan pepsi
19
Gambar 2.8. Ruang Lobby
Sumber : Hasil Tinjauan Lapangan
toilet.
20
Penjualan karcis dengan asumsi luas + 15m2 dimana
21
x 8 meter, pintu darurat, loudspeaker sebanyak 6 buah, AC sentral
dan jarak lorong 120 cm. Plafond berbentuk peredam dari bahan
pengunjung lain.
22
Gambar 2.13. Ruang Toilet
Sumber : Hasil Tinjauan Lapangan
toilet.
23
Gambar 2.15. Ruang Direktur
Sumber : Hasil Tinjauan Lapangan
ditayangkan.
24
Gambar 2.17. Roll Film
Sumber : Hasil Tinjauan Lapangan
masing-masing studio.
25
b. Pusat Perfilman Usmar Ismail
terdiri dari :
dan pertemuan.
gudang.
26
Gaya bangunan seperti bangunan-bangunan perkantoran yang
umumnya representatif.
lama yang sejak tahun 1868 berfungsi sebagai pabrik besi baja yang
Architekten, Peter Wiesner, Thiess Jentz, Heiko Popp dan Jan Stormer
merah yang masih dengan rangka baja yang diekspos seperti struktur
pabrik.
27
Di bagian manapun dari bangunan dapat terbaca masa lalu
Ruang-ruang :
1) Film kafe
3) Kompleks bioskop
5) Eisenstein restoran
dari concert hall, calligraphy hall, festival hall, arts gallery, korean
music center dan arts library. Kompleks ini dibangun di atas tanah
seluas 234.385 m2 dengan luas total bangunan 120.000 m2. Arts library
28
mempelajari, mengembangkan dan menyajikan program-program film
dimana film dinikmati dan dipelajari sebagai salah satu bentuk seni.
arts center yaitu sebuah tempat interaksi antara tua dan muda, Barat
dan Timur, dan interaksi antara masa lalu dan masa kini. Hal ini
e. Bioskop Bandung
29
Beribu alasan orang datang menonton di gedung bioskop.
Tidak jarang, banyak juga yang datang hanya untuk berpacaran selain
kelas dan kualitas. Salah satu gedung bioskop yang paling top pada
30
BAB III
TINJAUAN LOKASI
31
a. Letak Geografis
b. Batas Wilayah
Konawe Selatan.
c. Luas W ilayah
daratan Kabupaten Kendari seluas 295,89 km² atau 0,70 persen dari
32
Luas wilayah Kota Kendari yang dibagi menurut jumlah kecamatan
Tabel III.1
Luas Wilayah Kota Kendari menurut Kecamatan
Kecamatan Luas Area Persentase
No. 2
(Districts) (Km ) (Percentage %)
01 02 03 04
1. Mandonga 20,77 7,77
2. Baruga 48,00 17,95
3. Puuwatu 39,72 14,86
4. Kadia 6,71 2,51
5. Wua-wua 11,16 4,17
6. Poasia 37,74 14,12
7. Abeli 43,85 16,40
8. Kambu 24,63 9,21
9. Kendari 15,68 5,86
10. Kendari Barat 19,11 7,15
Jumlah 267,37 100,00
2. Kondisi Tanah
a. Topografi
bervariasi antara datar dan berbukit, dimana untuk daerah datar hanya
kurang lebih 459 m dari garis pantai, sedangkan kearah selatan tingkat
33
Kecamatan Kendari. Selanjutnya pada bagian barat yaitu di Kecamatan
penduduk sebesar 200,390 jiwa pada tahun 2000 yang tersebar pada
34
2013 314.126 3,039
2014 335.889 3,51
Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kota Kendari.
b. Iklim
hanya dikenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan.
atas wilayahnya.
tahun 2014 terjadi 172 hari hujan dengan curah hujan 2.263,6 mm dan
penduduk sebesar 181,775 jiwa pada tahun 2000 yang tersebar pada
35
45,746 jiwa di Kecamatan Mandonga, 45,775 jiwa di Kecamatan Poasia
tersebut secara keseluruhan disusun sesuai dengan fungsi kota yang telah
struktur pelayanan kegiatan kota dan konsep tersebut telah disusun dengan
mempertimbangkan aspek-aspek :
36
perkembangannya dan sebaran dari pusat-pusat kegiatan yang
direncanakan.
selain telah mempunyai fungsi yang dominan juga setiap BWK tersebut
37
Wawombalata (sebagian), Kadia - Sub-Pusat - Perumahan
dan Bende. di pasar (penunjang)
Wau-Wau
38
- Sub-Pusat (Pundai)
di - Pariwisata di
Todonggeu Nambo dan
Bungkutoko
- Rumah Kebun
(pertanian)
39
Mencakup Kecamatan - Pusat BWK - Aneka Industri,
Mandonga yang meliputi di Puwatu Industri
Kelurahan: Puwatu (sebagian), - Sub-Pusat Kerajinan dan
Watulondo (sebagian), BWK Agro Industri
Punggolaka (sebagian), Labibia disediakan - Rumah Kebun
dan Wawombalata. pada suatu dan Agribisnis
areal di - Tempat Luas
VII persimpang Peristirahatan 51,9025k
an jalan ke m2
Batu Gong
dan
Matabondu
di
Kelurahan
Labibia.
1. Tinjauan Lokasi
40
d. Dekat dengan aktivitas kota yang mendukung keberadaan gedung bioskop
memiliki nilai tertinggi adalah sesuai dengan RIK, seperti yang tergambar
dalam peta rencana pemanfaatan lahan dan kawasan Kecamatan Kendari Barat
Kelurahan Benu Benua. Lokasi gedung bioskop mini berada Kota Lama
pengunjung yang datang di Kota Kendari baik pengunjung yang datang karena
Dalam pemilihan lokasi dapat dipilih satu tempat yang sangat strategis
di daerah Kota Kendari untuk dibangun gedung bioskop mini yang dapat
Benu Benua. Lokasi tersebut letaknya sangat strategis selain mudah dijangkau
juga memiliki daya tarik dan nilai komersial yang dapat memberikan
keuntungan bagi gedung bioskop mini itu sendiri. Lokasi berada pada BWK 1
yang memiliki fugsi utama sebagai perdagangan dan jasa, pelabuhan, industry,
perumahan (penunjang).
41
Gambar 3.2. Peta BWK Kota Kendari
(Sumber : Dinas Tata Kota Dan Perumahan,Kota Kendari)
2. Pemilihan Site
a. Dasar Pertimbangan
3) Status tanah
42
b. Kriteria Penentu
lainnya.
bangunan.
memadai.
43
Lokasi yang
terpilih
Lippo Plaza
3. Pengolahan Site
zoning kegiaan makro pada site yang terpilih sesuai kondisi dan
pemakainya rendah.
44
Pemisahan antara jalan masuk dan jalan keluar kendaraan
keluar tapak.
dan difungsikan sebagai jalan dari dalam dan keluar site. Side
yaitu:
45
1) Sirkulasi kendaraan
bagian, yaitu:
1) Sirkulasi Vertikal
2) Sirkulasi Horisontal
46
5. Pola Tata Lingkungan
c. Tingkat privasi
d. Tingkat Environment
juga oleh beberapa faktor antara lain arah mata angin, lintasan
47
b. Pengolahan taman dan elemen ruang luar dapat memberikan
1) Area parkir
2) Taman
7. Penampilan Bangunan
pengaruhi oleh :
a. Bentuk Bangunan
48
b. Material/Elemen Tekstur
ragamnya, satwa baik yang telah ada maupun yang akan diadakan
49
tata landscape. Elemen lunak ini menimbulkan kesan lembut,
5) Jalan setapak
a. Soft Material
1) Jenis Pohon
10 m.
50
b) Anggsana, berfungsi sebagai tanaman peneduh dan
penyaring debu.
debu.
jepang.
b. Hard Material
51
BAB IV
merencanakan sarana dan fasilitas yang ada dalam gedung sehingga animo
52
Berdasarkan kriteria di tersebut atas, kriteria yang paling dominan
dan memiliki nilai tertinggi adalah sesuai dengan RIK, seperti yang
kota Kendari yang dimana nantinya keberadaan gedung bioskop mini ini
strategis di Kota Kendari untuk dibangun gedung bioskop mini yang dapat
dijangkau juga memiliki daya tarik dan nilai komersial yang dapat
2. Pemilihan Site
a. Dasar Pertimbangan
53
3) Status tanah
b. Kriteria Penentu
54
U
3. Kriteria Tapak
a. Orientasi Matahari
55
U
b. View
56
c. Kebisingan atau Noise
dengan jalan raya yang merupakan sumber utama kebisingan. Zona ini
yang berlebihan. Untuk reduksi kebisingan yang berasal dari jalur lalu
lintas kendaraan pada sisi barat maka digunakan barrier berupa pagar
jalan juga bisa mengatasi kebisingan yang lebih terutama pada fasilitas
gedung.
57
a. Penampilan bangunan di sekitar site
SERVICE ENTRANCE
PARKIR KHUSUS
MAIN ENTRANCE
(KENDARAAN)
(PEJALAN KAKI)
penataan gedung bioskop mini, yang sesuai dengan tata lingkungan dan
58
b. Tidak berdekatan dengan sarana-sarana pendidikan, peribadatan,
a. Bentuk Dasar
1) Aktivitas / kegiatan
ekspresif
59
1) Menerima pengaruh psikologis yang
kuat
b. Penampilan Bangunan
berkesan mengundang.
1. Kebutuhan Ruang
a. Zona Privat
direktur, staff karyawan, pos keamanan, ruang rapat, ruang genzet, ruang
60
b. Zona Semi Publik
c. Zona Publik
dalam Kebutuhan ini adalah ruang kafetaria, bioskop, toilet, dan lobby.
Privat
Semi Publik
Publik
2. Pengelompokan Ruang
a) Kegiatan Pengunjung :
1) R. Main Entrance
61
2) R. Main hall
3) R. Bioskop
4) R. Kafetaria
5) R. Wudhu
6) R. Mushollah
b) Kegiatan Pengelola
1) R. Tamu
2) R. Direktur
3) R. Sekretaris
4) R. Manajer Operator
5) R. Manajer Fasilitas
7) R. Pertemuan
8) R. Informasi / keamanan
9) R. Istirahat karyawan
c) Kegiatan servis
1) R. Cleaning service
2) R. Service (gudang)
3) R. AHU
4) R. Operator
5) R. Genset
62
3. Konsep Pola Hubungan Ruang
Bioskop
Hall/lobby
Ruang pertunjukan
Loket karcis
Ruang proyektor
Lavatory / toilet
Kafetaria
Hall/lobby
Ruang kafetaria
Kasir
Gudang
Dapur
Toilet
Bioskop
Kafetaria
63
4. Konsep Pola Organisasi Ruang
ketenangan.
PENGELOLA PENGELOLA
BIOSKOP BIOSKOP
BIOSKOP KAFETARIA
HALL
ENTRANCE
64
5. Konsep Besaran Ruang
a. Bioskop
Kota Kendari dengan kapasitas tempat duduk 158 terdiri dari 2 studio.
setiap harinya dengan tiga kali jam tayang yaitu pukul 16.00, 19.00
diasumsikan yaitu :
283.077
x 108 = 157 penonton/hari
195.343
65
Kapasitas bioskop berdasarkan standar :
sekitar 150 orang dengan beracuan pada jumlah yang telah ada, yang
yang menggunakannya.
diperlukan :
66
a. 2 WC wanita @ 1,5 x 2 6,00 m2
b. Kafetaria
Jenis aktivitas hiburan ini, ada yang sifatnya permanen dan ada
pula yang tidak permanen. Jadi kapasitas hiburan kafetaria yang akan
4. Toilet diasumsikan :
67
5. Sirkulasi 30% 22,80 m2
68
d. Halaman Parkir
dibulatkan = 10 mobil
dibulatkan = 40 motor
Rekapitulasi keseluruhan
d. Bioskop =254,85m2
e. Kafetaria =127,90m2
69
Persentase Luasan Areal Terbangun dan yang Tidak Terbangun
60
Jadi yang terbangun = x 1.200 = 720.00 m2
100
40
Yang terbuka = x 1.200 = 480.00 m2
100
Maka hal yang perlu diperhatikan dalam penataan ruang luar adalah :
bangunan
yang ada sebagai unsur taman dan penghijauan serta berfungsi sebagai
70
c. Memanfaatkan elemen-elemen keras sebagai pengarah, sebagai
7. Struktur Bangunan
a. Sistem Struktur
terhadap :
dilaksanakan
ruang
71
b. Model Struktur
pembangunan
c. Sub Struktur
beton.
72
well), untuk penyediaan air panas ke ruang-ruang yang
- Wastafel
- Air Hujan
- Kamar Mandi
73
3) Pembuangan dari WC/Lavatory
c. Pembuangan Sampah
makanan dan dari WC, juga sampah kering seperti kaleng, plastik,
74
Sampah Basah / Kering
Penampungan sementara
di luar bangunan
Truck sampah
Pembuangan akhir
d. Komunikasi
penghubung.
e. Listrik
75
f. Keamanan Terhadap Kebakaran
g. Penangkal Petir
dari petir dapat diredam ke dalam tanah dengan aman. Jenis penangkal
Diletakkan
Tiang penangkal petir di setiap Kabel Penyalur
jarak 25 m
Didistribusikan ke bumi
Di bagian atas bangunan Didistribusikan ke bumi
Plat Tembaga
di dalam tanah
76
10. Sistem Environment Ruang
a. Penghawaan
1. Penghawaan Alami
almiah dan buatan dengan sistem ventilasi dan jendela, dengan luas
ventilasi 1/3 dari luas lantai kecuali untuk kamar mandi dan dapur
bentuk lebih luas. Arus angin pada ventilasi berjalan lancar dan
2. Penghawaan Buatan
dengan kebutuhan.
77
b. Pencahayaan
yaitu :
1. Pencahayaan alami
2. Pencahayaan buatan
tertentu.
c. Akustik
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
yang khas.
79
DAFTAR PUSTAKA
Luas Kota Kendari Dalam Angka 2014. Badan Pusat Statistik Propinsi Sulawesi
Tenggara : Kendari.
Asbar Sabarudin, Pusat Hiburan di Kendari, Tugas Ahli Madya Teknik Arsitektur.
Neufert, Ernest, 1994, Data Arsitek, Jilid 1 dan 2. Penerbit : Erlangga, Jakarta.
2016
Ishar, HK; 1992 Pedoman Umum Merancang Bangunan; PT. Gramedia Pustaka
Utama Jakarta
Roderick Ham AADipl RIBA, 1974, Theatre Planning, Vol. II, hal. 16
James K. Lathrop. Life Safety Code Handbook, edisi III, 1985 : 293
80