Anda di halaman 1dari 13

1

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat dan hidayah_Nya, sehingga kami diberikan kekuatan
serta kesehatan untuk dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Hukum
Pranata Bangunan, yang berjudul “ Jasa konstruksi & Lingkup Kegiatannya”.

Tak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar
mata kuliah Hukum Pranata Bangunan, karena atas bimbingannya sehingga
makalah inipun dapat terselesaikan.

Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk membantu


menambah wawasan para mahasiswa/i, serta menambah pengetahuan dibidang
mata kuliah Hukum Pranata Bangunan, terutama dalam lingkup pembelajaran
mengenai Jasa Konstruksi.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak


terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
dari rekan-rekan mahasiswa, terlebih dosen pengajar sangat kami harapkan.

Kendari, september 2016

penulis

2
DAFTAR ISI

Hal
Kata Pengantar . . . . . . . . . . 2
Daftar isi . . . . . . . . . . . 3

Bab I Pendahuluan . . . . . . . . . 4
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . 4
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . 5
1.3 Tujuan . . . . . . . . . . 5

Bab II Pembahasan . . . . . . . . . 6
2.1 Lingkup Kegiatan Jasa Konstruksi . . . . . . 7
2.2 Kendala Usaha & Pokok-pokok Pembinaan Jasa Konstruksi . 9
2.2.1 Kendala Usaha . . . . . . . . 9
2.2.2 Pokok-pokok Pembinaan . . . . . . 10

Bab III Penutup . . . . . . . . . . 12


3.1 Kesimpulan . . . . . . . . . 12
3.2 Saran . . . . . . . . . . 12

Daftar Pustaka . . . . . . . . . . 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 .Latar Belakang


Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur, materil dan spiritual. Salah satu upaya untuk mewwujudkan masyarakat
adil dan makmur adalah adanya pembangunan dalam bidang ekonomi, sosial dan
budaya. Agar pembangunan dapat berjalan dengan semestinya, dibutuhkan
prasarana fisik yang menunjang berbagai kegiatan seperti jalan, jembatan,
pelabuhan, gedung-gedung dll. Pembangunan prasarana fisik tersebut melibatkan
masyarakat jasa konstruksi.
Dewasa ini, jasa konstruksi merupakan bidang usaha yang banyak diminati
oleh anggota masyarakat di berbagai tingkatan sebagaimana terlihat dari makin
besarnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang usaha jasa konstruksi.
Jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan konstruksi,
layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi
pengawasan konstruksi.
Jasa konstruksi mempunyai peranan penting dan strategis mengingat jasa
konstruksi menghasilkan produk akhir berupa bangunan atau bentuk fisik
lainnya, baik yang berupa prasarana maupun sarana yang berfungsi mendukung
pertumbuhan dan perkembangan berbagai bidang. Terutama dibidang ekonomi,
sosial, dan budaya. Selain berperan mendukung berbagai bidang pembangunan.
jasa konstruksi berperan pula untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya
berbagai industri barang dan jasa yang diperlukan dalam penyelenggaraan
pekerjaan konstruksi.
Pada umumnya kegiatan konstruksi dimulai dari perencanaan yang
dilakukan oleh konsultan perencana (team Leader) dan kemudian dilaksanakan
oleh kontraktor konstruksi yang manajer proyek/kepala proyek. Orang-orang ini
bekerja didalam kantor, sedangkan pelaksanaan dilapangan dilakukan oleh
mandor proyek yang mengawasi buruh bangunan, tukang dan ahli bangunan
lainnya untuk menyelesaikan fisik sebuah konstruksi. Transfer perintah tersebut
dilakukan oleh Pelaksana Lapangan. Dalam pelaksanaan bangunan ini, juga
diawasi oleh konsultan pegyngawas (Supervision Engineer).
Dalam melakukan suatu konstruksi biasanya dilakukan sebuah perencanaan
terpadu. Hal ini terkait dengan metode penentuan besarnya biaya yang
diperlukan, rancang bangun, dan efek lain yang akan terjadi saat pelaksanaan
konstruksi. Sebuah jadual perencanaan yang baik, akan menentukan suksesnya
sebuah bangunan yang terkait dengan pendanaan, dampak lingkungan, keamanan
lingkungan, ketersediaan material, logistik, ketidaknyamanan publik terkait
dengan pekerjaan konstruksi, persiapan dokumen tender, dan lain sebagainya.

4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Sebutkan landasan hukum usaha jasa konstruksi ?
2. Sebutkan semua jenis kegiatan pelaksana konstruksi?
3. Jelaskan semua hal mengenai jasa konstruksi!

1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetaui landasan hukum usaha jasa konstruksi
2. Mengetahui semua jenis kegiatan pelaksana konstruksi
3. Mengetahui semua hal mengenai jasa konstruksi

5
BAB II
PEMBAHASAN

Jasa konstruksi adalah jasa yang berkaitan dengan pembangunan prasarana


fisik, yang dalam pelaksanaan, penggunaan dan pemanfaatanya menyangkut
kepentingan dan keselamatan masyarakat, ketertiban pembangunan dan
lingkungan. Landasan hukum usaha jasa konstruksi antara lain adalah (1) undang
–undang No. 18 Tahun 1999, (2) Peraturan Pemerintah No.28, 29, dan 30 Tahun
2000, (3) keppres no. 18 tahun 2000, dan terakhir adalah keppres no. 80 tahun
2003.
Menurut undang-undang no. 18 tahun 1999 dalam ketentuan umumnya
menyebutkan bahwa jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan
pekerjaan knstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan
jasa konsultasi pengawasan pekerjaan konstruksi. Sedangkan pengertian
pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencakup
pekerjaan arsitektural, sipil, mekanikal, elektrikal dan tata lingkungan masing-
masing beserta kelengkapannya untuk mewujudkan suatu bangunan atau bentuk
fisik lain.
Dari pengertian dalam undang-undang tersebut maka dalam masyarakat
terbentuklah "Usaha Jasa Konstruksi", yaitu usaha tentang "jasa" aatau services
di bidang perencana, pelaksana dan pengawas konstruksi yang semuanya disebut
"Penyedia Jasa" yang dulu lebih dikenal dengan bowher atau owner". Disisi lain
muncul istilah "Pengguna Jasa" yaitu yang memberikan pekerjaan yang bisa
berbentuk orang perseorangan, badan usaha maupun instansi pemerintah.
Sehingga pengertian utuhnya dari Usaha Jasa Konstruksi adalah salah satu usaha
dalam sektor ekonomi yang berhubungan dengan suatu perencanaan atau
pelaksanaan dan atau pengawasan suatu kegiatan konstruksi untuk membentuk
suatu bangunan atau bentuk fisik lain yang dalam pelaksanaan penggunaan atau
pemanfaatan bangunan tersebut menyangkut kepentingan dan keselamatan
masyarakat pemakai/pemanfaat bangunan tersebut, tertib pembangunannya serta
kelestarian lingkungan hidup.
Dari pengertian jasa konstruksi tersebut, maka bentuk fisik yang manakah yang
digolongkan sebagai jasa konstruksi?
Bentuk fisik disini adalah bangunan konstruksi yang melekat dengan tanah
seperti gedung, rumah, jalan, dermaga, bendungan, bendung dan lain
sebagainya dan tidak suatu bangunan konstruksi yang berpindah-pindah ataupun
tergantung di udara seperti konstruksi mobil, konstruksi kapal, konstruksi
pesawat terbang dan lain-lain. Sedangkan dalam UUJK disebut juga bahwa
6
bentuk fisik lain ialah dokumen lelang, spesifikasi teknis dan dokumen lain
yang digunakan untuk membangun konstruksi tersebut.

Setelah bentuk fisiknya diketahui maka jenis usaha apa saja yang tercakup
dalam kegiatan usaha jasa konstruksi ?
Ada 3 (tiga) katagori kegiatan yang tercakup dalam jenis usaha jasa konstruksi
menurut UU No. 18 Tahun 1999, yaitu :

1. perencana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa perencanaaan


dalam konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-bagian dari
kegiatan mulai dari studi pengembangan sampai dengan penyusunan
dokumen kontrak kerja konstruksi, ini umumnya disebut Konsultan
Perencana.
2. pelaksana konstruksi yaitu yang memberikan layanan jasa pelaksanaan
dalam pekerjaan konstruksi yang meliputi rangkaian kegiatan atau bagian-
bagian dari kegiatan mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan
penyerahan akhir hasil pekerjaan konstruksi, yang umumnya disebut
Kontraktor Konstruksi.
3. pengawasan konstruksi yaitu kegiatan yang memberikan layanan jasa
pengawasan baik sebagian atau keseluruhan pekerjaan pelaksanaan
konstruksi mulai dari penyiapan lapangan sampai dengan penyerahan
akhir konstruksi, ini biasa disebut Konsultan Pengawas.

Dengan definisi diatas, maka istilah yang selama ini di kenal yaitu Konsultan dan
Kontraktor sesungguhnya menjadi "tiga kategori" seperti diuraikan diatas.
Bentuk usaha dari kegiatan konstruksi ini adalah Perseorangan dan Badan
Usaha. Bentuk usaha Perseorangan hanya untuk pekerjaan beresiko kecil,
berteknologi sederhana dan berbiaya kecil. Sedangkan bentuk usaha ber-Badan
Usaha adalah untuk pekerjaan beresiko besar, berteknologi tinggi dan berbiaya
besar.

Perusahaan jasa konstruksi yang diperbolehkan berusaha adalah :

1. Perusahaan Badan Usaha Nasional berbadan hukum yang dibagi dalam :


a. Perusahaan Nasional berbadan hukum seperti Perseroan terbatas (PT),
b. Perusahaan bukan berbadan hukum seperti CV, Fa, Pb, Koperasi, dsb.
2. Badan Usaha asing yang dipersamakan.

2.1 Lingkup Kegiatan Jasa Konstruksi


Pelaksana pekerjaan konstruksi sering disebut sebagai pemborong,
pemborong ini dapat perorangan atau badan usaha berbadan hukum yang berasal

7
dari pemerintah maupun swasta. Penyedia jasa orang perseorangan atau badan
usaha yang dinyatakan ahli, professional dibidang pelaksanaan jasa konstruksi,
yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil
perencanaan menjadi bentuk bangunan, dan terikat kontrak untuk menyelesaikan
pekerjaan konstruksi.
Pemborong ini wajib memilki SIUJK (surat izin usaha jasa konstruksi) dari
menteri pekerjaan umum (PU) memlalui pejabat dari kantor dinas setempat.
SIUJK in berlaku lima tahun dan dapat diperpanjang selama perusahaan tersebut
masih melakukan kegiatan usahanya. Data-data untuk pengurusan SIUJK adalah
: (1) data administrasi, (2) data personalia, (3) data fisik perusahaan, (4) data
keuangan dan (5) data pengalaman pekerjaan.

Kegiatan pelaksana konstruksi (kontraktor) dapat dibagi menjadi dua


kegiatan yaitu : (1) kegiatan utama dan (2) kegiatan penunjang. Kegiatan utama
berkaitan dengan pemasaran, pelaksanaan proyek, penyerahaan proyek dan
pemeliharaan proyek, sedangkan kegiatan penunjang adalah kegiatan yang
menyediakan infrastruktur atau masukan yang memungkinkan kegiatan utama
berlangsung secara terus menerus.
Pemasaran, merupakan proses kegiatan untuk mendapatkan kontrak
pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari pengguna jasa. Rincian yang menjadi
Lingkup kegiatan pemasaran adalah perencanaan pemasaran, promosi
perusahaan, menjaring informasi, mewujudkan informasi menjadi proyek,
menciptakan proyek, dan mengikuti pelelangan proyek. Untuk memaksimalkan
kegiatan pemasaran terdapat beberapa dasar untuk bertindak aktif dan tepat dalam
pemasaran, adalah (1). Kepuasan pelanggan, (2). Mengembangkan jaringan
pemasaran, dan (3). Perusahaan sebagai asset pemasaran.
Kepuasan pelanggan dapat di capai melalui kajian dampak produk, dampak
positif produk dapat menunjang kegiatan pemasaran, yaitu hasil kerja yang
bermutu dan tepat waktu. Hal ini dapat mengangkat citra perusahaan dan menjadi
rekomendasi pelanggan untuk memilih penyedia jasa kontruksi. Ukuran
keberhasilan produk adalah (1). Menyelesaikan proyek tepat waktu atau lebih
cepat, (2). Biaya kompetitif dan dapat di terima oleh pengguna jasa, (3).
Penyelesaian proyek dengan kualitas dan keselamatan kerja yang baik, (4).
Komunikasi terjalin dengan baik dengan pihak-pihak terkait, (5). After sales
yang baik setelah produk di serahterimakan, (6). Memiliki produk unggulan atau
khas.
Pelaksanaan proyek, merupakan fenomena system yang merupakan
serangkaian kegiatan dari awal hingga akhir, memiliki kekhususan untuk masing-
masing proyek, merupakan lintas fungsi organisasi sehingga di butuhkan
8
berbagai macam keahlian dari berbagai profesi dan keahlian, dan merupakan
aktifitas sementara bagi personil karena ada jangka waktu tertentu untuk kegiatan
proyek. Sebagai pelaksana konstruksi mempunyai tugas dan kewajiban
melaksanakan dan menyerahkan proyek sesuai kontrak kepada pengguna jasa,
seluruh kegiatan yang mendukung pelaksanaan di butuhkan suatu manajemen
(teknik pengolaan proyek) proyek. Manajemen proyek adalah suatu upaya
pengelolaan kegiatan proyek yang mengelola berbagai sumber daya agar tepat
kualitas, waktu, dan biaya yang telah di tentukan.
Penyerahan proyek, proses serah terima dari penyedia jasa ke pengguna
jasa dalam wujud/bentuk fisik sesuai perencanaan dan perancangan, biasanya di
lakukan dalam dua tahap. Tahap pertama, pada saat pekerjaan telah selesai 100
yang di nyatakan dalam berita acara yang di setujui oleh penyedia jasa dan
pengguna jasa. Berita acara tersebut dilampirkan dokumen selama proses
pelaksanaan konstruksi , seperti : hasil pemeriksaan bersama hasil pekerjaan ,
kondisi akhir hasil pekerjaan yang diserahkan , item” pekerjaan yang yang masih
dalam proses penambahan dalam tahap kedua dan perbaikan-perbaikan kecil.
Tahap kedua, dilakukan setelah masa pemeliharaan (maintenance period)
yang berkisar antara 3 s/d 12 bulan berakhir, atau tergantung pada kesepakatan
dalam kontrak kerja. Dilengkapi dengan berita acara dan semua catatan tentang
perbaikan –perbaikan selama masa pemeliharaan dan telah diterima dengan baik
oleh pengguna jasa. Pada waktu penyerahan tahap dua ini kontraktor wajib
menyerahkan dokumen-dokumen seperti :
1. Gambar-gambar terpasang (as built drawings)
2. Buku-buku manual pengoperasian dan perawatan peralatan / mesing M/E,
seperti genset, pompa, lift, ac, dll.
3. Dokumen- document perijinan dari berbagai instansi terkait, seperti : IMB,
HO, yang pengurusnnya oleh kontraktor
4. Memberikan pelatihan untuk pengoperasian dan perawatan alat-alat atau
mesin kepada petugas yang ditunjuk oleh pengguna jasa.

2.2 Kendala Usaha & Pokok-pokok Pembinaan Jasa Konstruksi


2.2.1 Kendala Usaha
Kendala usaha dalam kegiatan jasa konstruksi dibagi menjadi dua, yaitu kendala
internal dan kendala eksternal.
9
a. Kendala Internal adalah masalah atau suatu hambatan dari dalam, yang
menghambat kegiatan jasa konstruksi. Kendala-kendala tersebut seperti :

-Modal Usaha : pada umumnya, usaha jasa konstruksi nasional


masih mempunyai kelemahan dalam permodalan
- Manajemen : pada umunya, usaha jasa konstruksi nasional belum
menerepkan sistem manajemen sebagaimana mestinya, sehingga
tentu kedepannya akan berdampak pada kegiatan usaha jasa
konstruksi tersebut.
- Tenaga Kerja : adanya keterbatasan tenaga kerja, baik tenaga ahli maupun
tenaga terampil yang masih menjadi kendala usaha jasa konstruksi.
- Teknologi : Teknologi berkenaan dengan aspek-aspek metode
pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang semakin hari semakin berkembang
belum dikuasai sepenuhnya.

b. Kendala eksternal adalah masalah atau suatu hambatan dari luar, yang
tentunya dapat menghambat kegiatan usaha jasa konstruksi. Kendala-
kendala tersebut seperti :
1. peraturan perundangan tentang jasa konstruksi belum mantap, masih
terus berubah ubah.
2. kurang setaranya hubungan kerja antara pengguna jasa dan penyedia jasa
3. belum mantapnya dukungan berbagai sektor secara langsung maupun
tidak langsung seperti akses kepada permodalan, pengembangan profesi
keahlian/keterampilan ketersediaan bahan dan komponen bangunan yang
standar.
4. belum tertatanya pembinaaan jasa konstruksi secara nasional, masih
bersifat parsial dan sektoral.
5. penelitian dan pengembangan dibidang jasa konstruksi belum
memperoleh perhatian yang memadai.

2.2.2 Pokok-pokok pembinaan


Pemerintah melakukan pembinaan usaha jasa konstruksi dalam bentuk
Pengaturan yaitu penerbitan peraturan dan perundang –undangan dan juga
standar-standar teknis. Pemberdayaan, dilakukan terhadap usaha jasa

10
konstruksi dan masyarakat untuk menumbuh kembangkan kesadaran akan hak,
kewajiban dan perannya dalam pelaksanaan jasa konstruksi. Pengawasan,
dilakukan terhadap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk menjamin
terwujudnya ketertiban usaha jasa konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang –undangan yang berlaku.
Kemudian dalam hal pengembangan, pengembangan usaha jasa
konstruksi dilakukan untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh dan efisien,
serta mewujudkan kemitraan yang sinergis antara usaha besar, menengah, kecil
dan mewujudkan kemitraan yang sinergis antara usaha yang bersifat umum,
spesialis dan keterampilan tertentu. Usaha perencanaan dan pengawasan
konstruksi dikembangkan kearah usaha yang bersifat umum dan spesialis.
Untuk pengembangan usaha jasa konstruksi diperlukan dukungan dari mitra
usaha melalui :
1. perluasan dan peningkatan akses terhadap sumber penandaan serta
kemudahan persyaratan dalam pendanaan
2. kemitraan yang sinergis dan komplementer karena saling memerlukan, yang
dalam hubungan transaksionalnya dilandasi oleh kesetaraan dalam hak dan
kewajiban.
3. pengembangan jenis usaha pertanggungan untuk mengatasi resiko yang
timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak lain dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi atau akibat dari kegagalan bangunan
4. jasa lain dalam bentuk manajemen proyek, manajemen konstruksi dll.

Pengembangan usaha jasa konstruksi juga dimaksudkan untuk meningkatkan


kemampuan profesionalme, baik dalam bidang pengusahaan/manajemen maupun
dalam bidang teknik.

11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Dari pembahasan-pembahasan sebelumnya di atas, maka kami dapat


menyimpulkan beberapa hal sebagi berikut:

 jasa konstruksi adalah layanan jasa konsultasi perencanaan pekerjaan


konstruksi, layanan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan
jasa konsultasi pengawasan konstruksi.Jasa konstruksi mempunyai
peranan penting dan strategis mengingat jasa konstruksi menghasilkan
produk akhir berupabangunan atau bentuk fisik lainnya, baik yang berupa
prasarana maupun sarana yang berfungsi mendukung pertumbuhan dan
perkembangan berbagai bidang. Terutama dibidang ekonomi, sosial, dan
budaya.
 Landasan hukum usaha jasa konstruksi antara lain adalah (1) undang –
undang No. 18 Tahun 1999, (2) Peraturan Pemerintah No.28, 29, dan 30
Tahun 2000, (3) keppres no. 18 tahun 2000, dan terakhir adalah keppres
no. 80 tahun 2003.
 Dalam usaha jasa konstruksi terdapat beberapa kendala yang menghambat
diantaranya yaitu kendala Internal adalah masalah atau suatu hambatan
dari dalam, yang menghambat kegiatan jasa konstruksi, dan juga kendala
eksternal, yaitu masalah atau suatu hambatan dari luar, yang tentunya dapat
menghambat kegiatan usaha jasa konstruksi.

3.2 SARAN

Mengingat begitu pentingnya dan sentralnya menejemen konstruksi maka


di sarankan agar melakukan persiapan sematang – matangnya dalam melakukan
perencanaan menejemen karena kalau adanya kesalahan menejemen maka akan
gagal total lah suatu proyek yang dijalankan tersebut.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bagus, Ida. (2010). Sistem Akuntansi Perusahaan Jasa Konstruksi,Graha Ilmu,


Yogyakarta.

Direktorat Jenderal Pajak.(1999).Undang –Undang Republik Indonesia Nomor


18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi.

https://jasakon.wordpress.com/2012/12/11/pengertian-jasa-konstruksi/

http://triantomedia.blogspot.co.id/2011/01/apa-itu-usaha-jasa-konstruksi.html

13

Anda mungkin juga menyukai