KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena atas berkat rahmat dan hidayah_Nya, sehingga kami diberikan kekuatan
serta kesehatan untuk dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Hukum
Pranata Bangunan, yang berjudul “ Jasa konstruksi & Lingkup Kegiatannya”.
Tak lupa pula kami ucapkan banyak terima kasih kepada dosen pengajar
mata kuliah Hukum Pranata Bangunan, karena atas bimbingannya sehingga
makalah inipun dapat terselesaikan.
penulis
2
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar . . . . . . . . . . 2
Daftar isi . . . . . . . . . . . 3
Bab I Pendahuluan . . . . . . . . . 4
1.1 Latar Belakang . . . . . . . . . 4
1.2 Rumusan Masalah . . . . . . . . 5
1.3 Tujuan . . . . . . . . . . 5
Bab II Pembahasan . . . . . . . . . 6
2.1 Lingkup Kegiatan Jasa Konstruksi . . . . . . 7
2.2 Kendala Usaha & Pokok-pokok Pembinaan Jasa Konstruksi . 9
2.2.1 Kendala Usaha . . . . . . . . 9
2.2.2 Pokok-pokok Pembinaan . . . . . . 10
Daftar Pustaka . . . . . . . . . . 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini, yaitu :
1. Sebutkan landasan hukum usaha jasa konstruksi ?
2. Sebutkan semua jenis kegiatan pelaksana konstruksi?
3. Jelaskan semua hal mengenai jasa konstruksi!
1.3 Tujuan
Tujuan penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetaui landasan hukum usaha jasa konstruksi
2. Mengetahui semua jenis kegiatan pelaksana konstruksi
3. Mengetahui semua hal mengenai jasa konstruksi
5
BAB II
PEMBAHASAN
Setelah bentuk fisiknya diketahui maka jenis usaha apa saja yang tercakup
dalam kegiatan usaha jasa konstruksi ?
Ada 3 (tiga) katagori kegiatan yang tercakup dalam jenis usaha jasa konstruksi
menurut UU No. 18 Tahun 1999, yaitu :
Dengan definisi diatas, maka istilah yang selama ini di kenal yaitu Konsultan dan
Kontraktor sesungguhnya menjadi "tiga kategori" seperti diuraikan diatas.
Bentuk usaha dari kegiatan konstruksi ini adalah Perseorangan dan Badan
Usaha. Bentuk usaha Perseorangan hanya untuk pekerjaan beresiko kecil,
berteknologi sederhana dan berbiaya kecil. Sedangkan bentuk usaha ber-Badan
Usaha adalah untuk pekerjaan beresiko besar, berteknologi tinggi dan berbiaya
besar.
7
dari pemerintah maupun swasta. Penyedia jasa orang perseorangan atau badan
usaha yang dinyatakan ahli, professional dibidang pelaksanaan jasa konstruksi,
yang mampu menyelenggarakan kegiatannya untuk mewujudkan suatu hasil
perencanaan menjadi bentuk bangunan, dan terikat kontrak untuk menyelesaikan
pekerjaan konstruksi.
Pemborong ini wajib memilki SIUJK (surat izin usaha jasa konstruksi) dari
menteri pekerjaan umum (PU) memlalui pejabat dari kantor dinas setempat.
SIUJK in berlaku lima tahun dan dapat diperpanjang selama perusahaan tersebut
masih melakukan kegiatan usahanya. Data-data untuk pengurusan SIUJK adalah
: (1) data administrasi, (2) data personalia, (3) data fisik perusahaan, (4) data
keuangan dan (5) data pengalaman pekerjaan.
b. Kendala eksternal adalah masalah atau suatu hambatan dari luar, yang
tentunya dapat menghambat kegiatan usaha jasa konstruksi. Kendala-
kendala tersebut seperti :
1. peraturan perundangan tentang jasa konstruksi belum mantap, masih
terus berubah ubah.
2. kurang setaranya hubungan kerja antara pengguna jasa dan penyedia jasa
3. belum mantapnya dukungan berbagai sektor secara langsung maupun
tidak langsung seperti akses kepada permodalan, pengembangan profesi
keahlian/keterampilan ketersediaan bahan dan komponen bangunan yang
standar.
4. belum tertatanya pembinaaan jasa konstruksi secara nasional, masih
bersifat parsial dan sektoral.
5. penelitian dan pengembangan dibidang jasa konstruksi belum
memperoleh perhatian yang memadai.
10
konstruksi dan masyarakat untuk menumbuh kembangkan kesadaran akan hak,
kewajiban dan perannya dalam pelaksanaan jasa konstruksi. Pengawasan,
dilakukan terhadap penyelenggaraan pekerjaan konstruksi untuk menjamin
terwujudnya ketertiban usaha jasa konstruksi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang –undangan yang berlaku.
Kemudian dalam hal pengembangan, pengembangan usaha jasa
konstruksi dilakukan untuk mewujudkan struktur usaha yang kokoh dan efisien,
serta mewujudkan kemitraan yang sinergis antara usaha besar, menengah, kecil
dan mewujudkan kemitraan yang sinergis antara usaha yang bersifat umum,
spesialis dan keterampilan tertentu. Usaha perencanaan dan pengawasan
konstruksi dikembangkan kearah usaha yang bersifat umum dan spesialis.
Untuk pengembangan usaha jasa konstruksi diperlukan dukungan dari mitra
usaha melalui :
1. perluasan dan peningkatan akses terhadap sumber penandaan serta
kemudahan persyaratan dalam pendanaan
2. kemitraan yang sinergis dan komplementer karena saling memerlukan, yang
dalam hubungan transaksionalnya dilandasi oleh kesetaraan dalam hak dan
kewajiban.
3. pengembangan jenis usaha pertanggungan untuk mengatasi resiko yang
timbul dan tanggung jawab hukum kepada pihak lain dalam pelaksanaan
pekerjaan konstruksi atau akibat dari kegagalan bangunan
4. jasa lain dalam bentuk manajemen proyek, manajemen konstruksi dll.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
12
DAFTAR PUSTAKA
https://jasakon.wordpress.com/2012/12/11/pengertian-jasa-konstruksi/
http://triantomedia.blogspot.co.id/2011/01/apa-itu-usaha-jasa-konstruksi.html
13