Anda di halaman 1dari 12

GEOFFREY BROADBENT

Geoffrey Broadbent (1973) berpendapat bahwa dalam


mengembangkan bentuk Arsitektural biasanya menggunakan 4 cara
yang spesifik, yang dalam hal ini bisa juga dikatakan sebagai 4
kategori proses desain arsitektural dalam versi Broadbent.
Keempat cara ini terdiri dari :
▪ Desain Pragmatis ( Pragmatic Design )
▪ Desain Ikonis ( Iconic Desain )
▪ Desain dengan Analogi ( Design by Analogy )
▪ Desain Kanonis ( Canonic Design )
GEOFFREY BROADBENT

Menurut Geoffrey Broadbent ada 3 macam analogi yang dikenal :


1. Personal Analogy : Membayangkan dirinya sebagai salah satu elemen Arsitektur yang ada.
2. Direct / Straight Analogy : Analogi langsung berdasarkan kesamaan-kesamaan yang bisa
diidentifikasikan, diamati bentuk fisik dari objek arsitektur yang memiliki kemiripan dengan
apa yang ada dijagad raya .
3. Symbolic Analogy : Kesamaan yang lebih bersifat simbolic (kepala, mata, kaki).
ANTHONY C. ANTONIADES

Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of


Architecture”
Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai
suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang
lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain
menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk
melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.
ANTHONY C. ANTONIADES

Ada tiga kategori dari metafora :


• Intangible Metaphor (metafora yang tidak diraba)
Yang termasuk dalam kategori ini misalnya suatu konsep, sebuah ide, kondisi manusia atau
kualitas-kualitas khusus (individual, naturalistis, komunitas, tradisi dan budaya)
• Tangible Metaphors (metafora yang dapat diraba)
Dapat dirasakan dari suatu karakter visual atau material
• Combined Metaphors (penggabungan antara keduanya)
Dimana secara konsep dan visual saling mengisi sebagai unsur-unsur awal dan visualisasi
sebagai pernyataan untuk mendapatkan kebaikan kualitas dan dasar.
CHRISTOPHER ALEXANDER

Menurut Christopher Alexander (1964)


Proses desain terdiri dari dua tahapan utama ; Analisis &
Sintesis.
1. Analisis~ menguraikan masalah menjadi komponen yang
independen satu sama lain mungkin, membangun hierarki
di antara mereka, menemukan pola dari lingkungan yang
memenuhi persyaratan setiap komponen.
2. Sintesis~ penyatuan kembali seluruh komponen
permasalahan dan alternatif solusinya menjadi satu
kesatuan.
DESAIN DENGAN ANALOGI

AVIAN TOWER, SURABAYA


(ARCHIMETRIC)

Terinspirasi dari bundaran yang berada dekat dengan lokasi pembangunan,


yakni Bundaran Waru. Kawasan tersebut merupakan salah satu bundaran
terbesar dan terpadat di Surabaya, karena lokasi ini menjadi pintu gerbang
utama Surabaya dari arah barat daya.
DESAIN DENGAN ANALOGI

Desain Avian Tower merespon bentuk, arah, dan garis-garis lengkung dari
pergerakan kendaraan, bentuk urban landscape, dan infrastruktur di
sekitar site. Akibatnya, bangunan ini seolah bergerak dan melintir spiral
seiring dari pergerakan sistem transportasi kendaraan yang ada di sekitar
bundaran tersebut.
Setiap lantainya, Avian Tower berotasi 3 derajat dari lantai di bawahnya
sehingga pada lantai teratas telah berotasi hingga 60 derajat dari lantai
paling dasar.

http://www.constructionplusasia.com/id/avian-tower/
DESAIN IKONIS
GUANGSHOU OPERA HOUSE, CHINA
(ZAHA HADID)

Seperti kerikil di sungai yang dihaluskan oleh


erosi, Guangzhou Opera House berada dalam
harmoni yang sempurna dengan lokasi tepi
sungai. Gedung Opera adalah jantung dari
perkembangan budaya Guangzhou.
DESAIN IKONIS

Desain batu kembar ganda yang unik meningkatkan kota dengan


membukanya ke Sungai Pearl.
Rumah opera dirancang sebagai dua struktur besar berbentuk
kerikil yang disapu ke tepi sungai Pearl. Struktur muncul sebagai
batu-batu kembar yang diambil dari dasar sungai dan dihaluskan
oleh erosi dalam aliran.

KESIMPULAN
Guangzhou merupakan bangunan ikonis yang mengaplikasikan
pendekatan desain bangunan terhadap lingkungan alam sekitar
dan disatukan dengan budaya negara china.

https://www.archdaily.com/115949/guangzhou-opera-house-zaha-hadid-architects

Anda mungkin juga menyukai