Anda di halaman 1dari 20

IDENTIFIKASI REGIONALISME MODERN BELITUNG SEBAGAI

KRITERIA DESAIN TERMINAL BANDARA H.ASHANANDJOEDDIN

Melisa1) dan Yaseri Dahlia Apritasari. S.T., M.T.2)

1
Arsitektur, Universitas Agung Podomoro
Email: melisalim.18@gmail.com
2
Arsitektur, Universitas Agung Podomoro
Email: yaseri.apritasari@podomorouniversity.ac.id

ABSTRAK
Era modern merupakan era berkembangnya beragam teknologi baru. Kemudahan penyebaran informasi pada era
ini membuat setiap aspek kehidupan ikut terpengaruh, salah satunya dalam aspek arsitektur. Perkembangan
International style menyebabkan keseragaman antar bangunan dan mengakibatkan jati diri (arsitektur lokal)
pudar. Salah satu desain yang terpengaruh adalah desain terminal bandara. Meski pun bangunan ini
mementingkan fungsi dan efisiensi, seharusnya bandara dapat mengimplementasikan arsitektur lokal karena
fungsinya sebagai gerbang pengenalan identitas suatu daerah. Salah satu cara menghadirkan kembali arsitektur
daerah adalah dengan pendekatan regionalisme modern. Kertas kerja ini membahas identifikasi regionalisme
modern Belitung sebagai kriteria desain terminal bandara H.AS. Hanandjoeddin. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif deskriptif dengan tahapan: (1) observasi dan wawancara mengenai kebudayaan dan bangunan
rumah adat di Belitung; (2) Analisis dan identifikasi regionalisme modern Belitung menggunakan teori
regionalisme modern (Ozkan,1985); (3) Menentukan kriteria desain bandara hasil dari identifikasi regionalisme
modern Belitung. Hasil penelitian menujukan bahwa kriteria desain bandara H.AS Hanandjoeddin berdasarkan
regionalisme modern, terdiri dari 3 unsur berupa: (1) konsep, berasal dari penerapan tradisi; (2) bentuk, berasal
dari konfigurasi masa, atap, kolom, dan fondasi; (3) nuansa, berasal dari warna, material, ketinggian bangunan,
dan ornamen. Diharapkan penelitian ini dapat memberikan rekomendasi kriteria desain bandara H.AS
Hanandjoeddin. Untuk penelitian selanjutnya adalah penerapan arsitektur regionalisme modern di pada sisi
konteks: iklim dan lokasi.

Kata kunci: Bandara, Regionalisme modern, Belitung, Kriteria Desain.

ABSTRACT
Title:IdentificationofBelitung’sModernRegionalismasaCriteriaDesignforH.AS.HanandjoeddinAirport
TerminalDesign.

The modern era is the era of the development of a variety of new technologies. The ease of information
dissemination in this era has affected every aspect of life, one of which is architecture. The development of
international style causes uniformity between buildings and causes identity (local architecture) to fade. One
designthatwasaffectedwasthedesignoftheairportterminal.Althoughthisbuildingisconcernedwithfunction and
efficiency, the airport should be able to implement local architecture because of its role as a gate to identify the
identity of an area. One way to bring back the architecture of the region is to approach modern regionalism.
ThisworkingpaperdiscussestheidentificationofmodernBelitungregionalismasthedesigncriteriafortheH.AS
airportterminal.Hanandjoeddin.Thisresearchusesthedescriptivequalitativemethod.Thismethodwillcontain:
(1) observation and interview about culture and traditional house building in Belitung; (2) Analysis and
identificationofmodernBelitungregionalismusingmodernregionalismtheory(Ozkan,1985);(3)Determinethe
airportdesigncriteriaresultingfromtheidentificationofBelitung'smodernregionalism. Theresultsofthestudy
showthatthedesigncriteriaforH.ASHanandjoeddinairportbasedonmodernregionalismconsistsof3elements. The
elements are (1) concepts, derived from the application of tradition; (2) shape, derived from the mass
configuration, roof, column, and foundation; (3) nuances, derived from the colour, material, height of buildings,
and ornaments. It is hoped that this research can provide recommendations for the H.AS Hanandjoeddin airport
design criteria. For further research is the application of modern regionalism architecture in terms of context:

Vol 4 │No. 1 │June 2020│46


climate and location.

Keywords: Airport, Modern Regionalism, Belitung, Criteria Design


A. PENDAHULUAN konteks. Hal ini terjadi akibat lebih
pentingnya fungsi dalam perancangan
Hassan (2013) mengatakan bahwa bangunan terminal bandar udara sehingga
Dieramodernini, international Style mulai riset ini akan membahas
merajalela termasuk di Indonesia. Hal ini
mengakibatkan adanya kesamaan secara
bentuk bangunan, maupun material di
seluruh dunia. Regionalisme menjadi 47│Jurnal Architecture Innovation
suatu kritik terhadap international style
ini dimana seharusnya tetap kembali pada lebih dalam contoh dari penerapan dan
konteks dan kedaerahannya. Salah satu penggunaan konteks regionalisme modern
bangunan yang terpengaruh dengan yang dapat diimplementasikan pada
international style ini ialah bandara, bangunan fungsi terminal bandara
karena merupakan bangunan yang bersifat khususnya di Bandara H.AS.
fungsional yang membutuhkan tingkat Hanandjoeddin di Belitung.
efisiensi yang tinggi maka, international Menurut Windi Wijaya (2019)
style lebih banyak dipakai untuk keadaan terminal bandara saat ini belum
menyelesaikan permasalahan yang ada. menunjukkan keberadaan konteks sekitar
Hilangnya konteks kedaerahan dan ataupun regionalisme karena dibangun
digantikan oleh bangunan monoton yang dengan tujuan adalah untuk membuka
penuh dengan kaca. Fungsi bandara yang suatu wilayah dalam hal transportasi. Hal
sesungguhnya menjadi akses untuk ini diperlukan karena Belitung merupakan
memperkenalkan daerahnya mulai hilang suatu pulau yang memerlukan akses
dengan diberlakukannya international transportasi lebih cepat untuk
style tersebut dan terkesan monoton. Hal perkembangan wilayahnya saat itu.
inilah yang menyebabkan Curtis (2011)
mengatakan bahwa “Airport functionality Sehingga penelitian ini
had all too often come at the expense of akan memiliki tujuan untuk
aesthetics.”. menampilkan beberapa aspek dari
regionalisme modern yang mungkin
Indonesia sendiri merupakan diterapkan ke dalam
negara yang sangat kental akan budaya bangunan fungsi khusus seperti terminal
sehingga perlu adanya pengenalan bandara.
kembali agar tidak hilang tertelan
perkembangan jaman di era modern ini.
Berdasarkan beberapa alasan inilah
akhirnya perlu adanya riset mengenai
berbagai cara untuk memasukkan dan
menerapkan unsur kelokalan dan konteks
di dalamnya secara abstrak maupun
konkret sesuai dengan pembagian
Regionalisme modern yang diurai oleh
Ozkan pada tahun 1985
Seperti yang telah
dijelaskan mengenai kondisi Gambar 1. Bandara H.AS. Hanandjoeddin
bandara saat ini yang belum mengikuti (matakota.id, 2019)
Karena itulah, regionalisme dari
arsitektur Indonesia sesungguhnya bukan
B. KAJIAN TEORI hanya tergantung pada tindakan peniruan
Arsitektur Regionalisme dari bentuk fisik, ragam dan gaya dari
masyarakat setempat (Budiharja, 1997)
Keberadaan Arsitektur Modern
Curtis (1985) telah menetapkan
dengan international style yang
beberapa karakteristik dari Regionalisme
berkembang secara pesat membuat
yaitu:
terjadinya krisis identitas pada
suatudaerah yang mana kurang 1. Penggunaan material lokal
memperhatikan konteks sekitar. Hal ini dengan teknologi modern
kemudian memunculkan suatu paham 2. Sesuai kontekssekitar 3.
regionalisme yang merupakan sebuah Mengacu pada budaya setempat.
harapan dari arsitektur sehingga
perancangan akan bersifat abadi, Karakter ini kemudian akan menghasilkan
dan melebur dengan kekinian dengan salah satu dari hasil akhir menurut
penambahan citra daerah setempat Wondoamesino(1990) berupa,
(Curtis,1985). Paham ini kemudian 1. Penempelan unsur lalu pada unsur
berkembang di era modern untuk modern
mengembalikan keberadaan konteks 2. Unsur fisik lalu dan unsur
sekitar terutama pada aspek iklim, budaya modernmenyatu
setempat, serta penggunaan teknologi 3. Unsur fisik lalu tidak terlihat jelas
modern yang sesuai untuk melanjutkan pada unsurmodern
kontinuitas dari sebuah desain pada 4. Unsur lalu mendominasi unsur
masanya. modern
5. Ekspresi unsur lalu yang menyatu
Sehingga menurut Bayu (2017), di dalam unsur modern
dalam praktiknya, regionalisme akan
menjadi sebuah cara pandang bukan gaya. Hasil akhir ini kemudian dapat dicapai
Perancangan akan melalui sebuah proses dengan penyatuan(unity) antara keduanya
transformasi dalam memadukan karya dengan syarat,
arsitektur bercirikan lokal dengan
1. Dominasi
teknologi maupun material modern. Hal
2. Pengulangan
ini bertujuan
3. Kesinambungan
untuk mengisyaratkan adanya
kesinambungan antar identitas lokal, Berdasarkan hasil akhir yang ingin
sejarah serta perkembangan masa. dicapai, maka diperlukan adanya
identifikasi terlebih dahulu terhadap
Misi dari regionalisme Indonesia
konsep regionalisme tersebut.
sendiri sesungguhnya adalah untuk
mencari kesinambungan atau benang Ozkan(1985) telah
merah antar masa sekarang dan masa membagi regionalisme menjadi 2
dahulu serta masa sekarang dengan masa yaitu vernakular dan regionalisme modern.
yang akan datang nantinya. Melalui Hal ini dibentuk agar tetap terdapat
budaya Indonesia yang beragam pemisahan paham di antara yang asli
diharapkan dapat mengimbangi kerusakan dengan campuran.
budaya yang terlah terjadi saat ini akibat
international style atau pun faktor
lainnya. (Siswanto dan Budiharja,1997)

Vol 4 │No. 1 │June 2020│48


regionalisme modern yang dibagi atas
Konservasi
regionalisme konkret dan regionalisme
Vernakular
abstrak.
Intepretasi
Regionalisme Hasil dari identifikasi tersebut
Regionalisme kemudian di sandingkan dengan
Konkrit
Regionalisme bangunan fungsi terminal bandara. Hal ini
Modern
Regionalisme bertujuan untuk menghasilkan kriteria
Abstrak desain yang cocok dipakai pada sebuah
Gambar 2. Kategori Regionalisme bandara yang mementingkan fungsi dan
(Ozkan, 1985) efisiensi ruang dalam.
Dengan pemisahan yang jelas
antara arsitektur lama dan baru maka
untuk mengikuti perkembangan jaman
yang adadesain baru akan lebih mengacu • Masyarakat
PENDEKATAN
REGIONALISME
pada regionalisme modern agar tercipta • Budaya
• Rumahadat • Menurut
• KRITERIA
DESAIN
kontinuitas seperti pada syarat penyatuan • Ornamen Ozkan
(1985)
nomor3. KONTEKS
dibagi atas
abstrak dan BANGUNAN
konkret

Menurut Ozkan (1985)


Regionalisme Modern sendiri akan Gambar 3. Proses Identifikasi
terbagi menjadi 2,yaitu: Regionalisme modern
a. Concrete Regionalism (Pribadi, 2019)
Pendekatan dengan aspek ekspresi
bangunan arsitektural dengan 49│Jurnal Architecture Innovation
mengambil elemen-elemen tertentu D.HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan sarat akan pemaknaan maupun
nilai-nilai spiritual. Kepulauan Belitung
Secara umum Kabupaten Belitung
b. Abstract Regionalism sendiri merupakan 1 dari 7 kabupaten
Pendekatan yang menekankan yang terdapat pada provinsi Bangka
pada penggabungan unsur-unsur yang Belitung. Belitung merupakan kota
bersifat abstrak pada bangunan seperti kepulauan dengan 100 pulau di dalamnya
pada komposisi massa, pengalaman dan secara geografis terletak di antara
ruang, fungsi, skala, proporsi, solid- 107o08’ BT sampai 107o58’ BT dan
void, pencahayaan, struktur, dan 02o30’ LS sampai 03o15’ LS dan memiliki
teknologi yang diolah menjadi luas daratan total sebesar 2293. 69 ha.
bentukan yang baru.
C. Metodologi

Identifikasi akan dilakukan dengan


cara observasi deskriptif kualitatif dan
wawancara yang berlangsung di Belitung
sendiri terutama di kota Tanjung Pandan,
Belitung.
Teori yang digunakan untuk
mengidentifikasi regionalisme di belitung
Gambar 4. Peta Pulau Belitung
adalah teori Ozkan (1985) pada (Kementerian Pekerjaan Umum, 2012)
Kabupaten Belitung memiliki Presentase per
Kecamatan Luas
kecamatan km2
iklim tropis dan basah dengan rata-rata Membalong 909.55 2351 31
curah hujan sebesar 301.81 dan rata-rata Tanjung Pandan 378.45 6339 268
hari hujan 20 hari pada tahun 2017.
Badau 458.20 2168 33
Kabupaten ini memiliki ketinggian Sijuk 413.99 3134 76
Selat Nasik 133.50 1570 47
paling tinggi sekitar 500m dari permukaan 2017 2293.69 3723 80
laut yang berasal dari Gunung Tajam. Jumlah
2016 2293.69 3647 78
Keadaan tanah di Kabupaten Belitung Tabel 1. Kepadatan Penduduk di Setiap
sendiri didominasi oleh kuarsa, pasir, Kecamatan pada Kabupaten Belitung Pada
Tahun 2017
batuan aluvial, dan batuan granit.
(BPS Belitung, 2018)
Tanahini tersebar secara merata di seluruh
wilayah denganluashingga266.865ha
Berdasarkan pada tabel 2.2, maka
atau56.98% dari luas kabupaten Belitung.
dapat terlihat bahwa kepadatan penduduk
Kabupaten Belitung sendiri memiliki pola
tidak merata terutama pada nomor 2, di
sungai sentrifugal dari gunung menuju
mana dengan kecamatan seluas 378.45
pantai dan berbentuk seperti pohon.
memiliki tingkat kepadatan hingga
Filosofi Belitung 6.339di mana kecamatan lainnya hanya
berada di rata-rata 2305 sehingga terlihat
Masyarakat dari Bangka Belitung pula bahwa pengembangan infrastruktur
memiliki 2 filosofi kehidupan yaitu, pada kabupaten ini akan lebih pesat pada
1. Serumpun Sebalai Tanjung Pandan terutama karena
Etika kehidupan sehari-hari yang terdapatnya akses transportasi udara di
rukun damai dalam hubungan kecamatan ini.
kekeluargaan walau terdiri atas
Bidang Pekerja Presentase
beragam ras dan agama. Pertanian dan
2. Jangan Dak Kawa Nyusa Aok Setiap 29543 32.07
Kelautan
keberhasilan memerlukan Industri 7268 7.89
Perdagangan,
kerjakeras 22776 24.73
hotel, restoran
Jasa
15839 27.20
Penduduk Belitung Kemasyarakatan
Lainnya 16686 18.11
Padatahun 2017 Penduduk pada Jumlah (2017) 92112 100
Kabupaten Belitung terhitung sejumlah Tabel 2. Pembagian Penduduk Menurut
Lapangan Kerja di Kabupaten Belitung
182.418 jiwa yang terbagi atas 94.523 (BPS Belitung, 2018)
jiwa laki-laki 87.895 jiwa perempuan.
Jumlah ini tersebar atas 5 Kecamatan Mayoritas penduduk Belitung
yang terdapat pada kabupaten Belitung bekerja pada bidang pertanian dan
yaitu, Membalong, Tanjung Pandan, pariwisata. Di bidang pertanian sendiri,
Badau, Sijuk dan Selat Nasik. selain padi, sayur dan buah-buahan,
Pertumbuhan penduduk perkebunan kelapa sawit berkembang
terus berjalan di angka rata-rata 2% sangat pesat dan Belitung masih menjadi
per tahun sehingga perlu perkembangan salah-satu pemasok lada putih terbesar di
infrastruktur lebih matang untuk Indonesia. Selain 2 komoditi ini, masih
menghadapi laju pertumbuhan dari terdapat komoditi lain yang cukup besar
penduduk karena penambahan yaitu jagung, kelapa. Ubi kayu, kacang
±3000 jiwa per tahunnya. tanah, dan karet. Mengingat adanya

Vol 4 │No. 1 │June 2020│50


kelapa, tidak lupa juga dengan bidang 7. Replika SD Muhammadiyah Laskar Pelangi,
bahari di mana Belitung yang merupakan Belitung
8. Danau Kaulin, Belitung
kabupaten dengan 100 pulau juga 9. Bukit Peramun,Belitung
memproduksi 10. Taman Wisata Batu Mentas,Belitung
68.197-ton ikan pada tahun 2017. 11. Pantai Burung Mandi, Belitung Timur 12.
Museum Kata Andrea Hirata, BelitungTimur
Provinsi Bangka 13. Dan masih banyak lagi.
Belitung merupakan satu-satunya
provinsi yang penghasil timah di Melihat potensi wisata bahari yang besar
Indonesia sehingga potensi ini juga di mana mayoritas wisata berupa pantai,
mendapat peran penting dalam maka terlihat bahwa pengembangan
pengembangan Belitung resort dan hotel sangat maju. Hingga
ke depannya. saat ini sudah terdapat banyak hotel
berbintang di Provinsi ini seperti,
Pariwisata Belitung
Dari sektor pariwisata, telah 1. Belitung Holiday Resort , Belitung
diketahui bahwa dengan adanya KEK 2. BW Inn , Belitung
Tanjung Kelayang dan penempatan nama 3. Maxone Hotels at Bellstar , Belitung
Bangka Belitung menjadi 10 destinasi 4. Leebong Island Resort, Belitung
5. Quins Style Resort , Belitung
wisata Bali Baru, membuat
6. Rock and Wreck Resort , Belitung
pengembangan infrastruktur di wilayah 7. Hotel Santika , Bangka
ini berkembang dengan pesat. Apalagi 8. BW Suite , Belitung
dengan terbentuknya Geopark Nasional 9. Billiton Hotel , Belitung
Belitung yang berpeluang menjadi 10. Grand Hatika , Belitung
UNESCO Global Geopark. 11. Arumdalu Private Resort , Belitung
Untuk mempercepat prosesnya maka
51│Jurnal Architecture Innovation
Bandar udara H.AS. Hanandjoeddin
akhirnya ditingkatkan menjadi Bandar
12. Lorin Beach Resort , Belitung
Udara Kelas Internasional untuk 13. Hotel Santika Premiere Beach Resort
meningkatkan konektivitas penerbangan , Belitung
langsung dari negara-negara 14. Fairfield by Marriott , Belitung
wisman. Sehingga menurut 15. Swiss-bel Resort Tanjung Binga ,
Yahya (2019), konektivitas Belitung
penerbangan langsung ini
Dengan Pengembangan dari sektor
akan mempercepat terwujudnya
pariwisata yang cukup pesat ini, maka
Tanjung Kelayang menjadi destinasi kelas
diperkirakan dengan tingkat okupansi
dunia.
akan terus meningkat bila
Selain itu dari sektor pariwisata pengembangan infrastruktur pada
lainnya tercatat bahwa sudah banyak provinsi ini lebih ditingkatkan untuk
hotel-hotel berkelas di provinsi ini memberikan kemudahan akses kepada
karena melihat beragamnya potensi turis baik lokal maupunManca-negara.
wisata yang tersebar di provinsi Bangka
Rumah adat Belitung
Belitung. Seperti,
1. Pulau Leebong, Belitung
2. Pulau Kepayang, Belitung
3. Pantai Tanjung Tinggi.Belitung
4. Pantai Tanjung Pendam, Belitung
5. Pantai Panyabong,Belitung
6. Pantai Bukit Berahu,Belitung
Gambar 7. Ruang Teras Rumah Adat Belitung
Gambar 5. Rumah Adat Belitung
Ruang depan sendiri akan
Rumah adat Belitung merupakan rumah berfungsi sebagai area aktivitas untuk
adat yang ditinggali oleh kaum-kaum berkumpul dan istirahat keluarga
bangsawan Belitung sehingga pada sehingga ruangan akan bersifat kosong
umumnya akan sangat besar. dan terbuka tidak bersekat. Hal ini
terjadi karena dulunya merupakan
hutan dan letak antar rumah cukup
jauh sehingga gelap ketikamalam hari.
Keadaan ini menyebabkan perasaan
orang tua yang merasa lebih aman jika
anaknya dapat dilihat secara langsung
dalam pengawasanmereka.

Gambar 8. Ruang Depan Rumah Adat Belitung


Gambar 6. Denah Rumah Adat Belitung
(Perda Kabupaten Belitung No. 11 Tahun 2001) 2. Area Los
Denah terdiri dari 3 bagian utama yang Tamu wanita biasanya akan
sekaligus berfungsi sebagai: langsung menuju area los karena lebih
1. Teras dan Ruang depan dekat menuju dapur untuk membantu
Area teras hanya boleh dimasuki memasak.
oleh tamu pria dan tamu pria hanya
diperbolehkan berada di ruang ini
untuk dijamu.

Area ini dikatakan sebagai pusat


aktivitas karena bersifat penghubung
atau ruang antara di mana semua
anggotadapatberkumpul.Areainidapat
bersifat tertutup ataupun terbuka

Vol 4 │No. 1 │June 2020│52


namun pada rumah adat belitung area
ini bersifatterbuka.

Gambar 11. Tampak Rumah Adat Belitung


(Perda Kabupaten Belitung No.11 Tahun 2001)

Seperti yang terlihat pada gambar


Gambar 9. Area Los Rumah Adat Belitung di atas, maka dapat dikatakan secara
tampak terdiri dari 3 bagian juga yaitu,
3. Ruang Dapur
1. Kaki
Ruang ini dikhususkan untuk
wanita atau istri untuk melaksanakan Kaki terdiri dari fondasi setempat
tugasnya terutama memasak. beberapa dan kolom. Ruang pada kaki ini
rumah yang keluarganya memiliki biasanya dibiarkan kosong layaknya
mata pencaharian di bidang kuliner rumah panggung. dan dipakai sebagai
biasanya akan memiliki ukuran ruang gudang ataupun untuk menghindari
dapur yang lebih besar daripada area hewan buas di malam hari.
nomor 1.
Kolom pada umumnya
menggunakan material kayu sedangkan
pada fondasi dapat berbentuk lajur
maupun setempat dan menggunakan
beragam material seperti kayu
gelondong, granit, dan beton

Gambar 10. Ruang Dapur Rumah Adat


Belitung

Jika diperhatikan, jumlah anak


tangga pada denah adalah 9. Jumlah anak
tangga ini memperlihatkan
perbedaankasta yang terdapat di Belitung. Gambar 12. Fondasi setempat dan Fondasi
Lajur
Selain itu, jumlah anak tangga haruslah
ganjil sehingga rumah warga akan
memiliki 3 anak tangga dan kemudian 2. Badan
naik ke angka5, 7 dan 9 sesuai tingkatan
bangsawan di kalangan masyarakat. Area badan merupakan area
aktivitas dan telah dijabarkan pada
denah. Area ini didominasi oleh kayu
yang tidak dicat atau diberi cat
53│Jurnal Architecture Innovation

transparan seperti anti rayap dan


minyak rengas (pernis) untuk menjaga (Perda Kabupaten Belitung No.11 Tahun
keaslian warna dari material yang 2001)
digunakan. Warna asli ini juga
sekaligus mencerminkan
kesederhanaan dari masyarakat
Belitung.

3. Kepala
Area kepala terdiri dari kanopi dan
atap. Atap pada rumah adat Belitung
berbentuk prisma sedangkan bentuk
atap pada umumnya dipakai oleh
warga adalah pelana danprisma.
Karena rumah di Belitung terdiri
dari dua massa. Massa tersebut
terkadang memiliki atap yang berbeda
seperti, pada area dapur terkadang
memiliki atap miring sedangkan area
depan memiliki atap pelana.
Material atap yang dulu dipakai
adalah atap sirap dari kayu,
Namunpada saat ini sudah banyak
yang memakai atap seng ataupun atap
genteng.
Ornamen Belitung
Menurut Peraturan Daerah Kabupaten
Belitung nomor 11 tahun 2001, Terdapat
beberapa ornamen khas Belitung yang
sudah diakui, ornamen-ornamen
bangunan tersebut ialah,
1. Lis Lancip

(Perda Kabupaten Belitung No.11 Tahun


2001)

2. Lis Lancip Bulat

Vol 4 │No. 1 │June 2020│54


3. Pagar BerlianBulat 9. Lis
MeandeaTegak

(Perda Kabupaten Belitung No.11 Tahun


2001)

Elemen-elemen ini tidak memiliki


artik husus sehingga berfungsi sebagai
(Perda Kabupaten Belitung No.11 Tahun
elemen estetika dan bentuk segitiga yang
2001) banyak dipakai sebenarnya terbentuk dari
akulturasi budaya dengan Sumatra barat
4. Lis Tumpul karena dulu Belitung merupakan bagian
dari Provinsi Sumatra Barat sebelum
berpisah dengan Bangka Sebagai Provinsi
(Perda Kabupaten Belitung No.11 Tahun Bangka Belitung.
2001)
Seiring dengan
5. Lis Tumpul bulat perkembangan jaman, banyak
terjadi penyatuan beberapa elemen
(Perda Kabupaten Belitung No.11 Tahun bangunan sehingga
2001) banyak penggunaan elemen yang
cukup menarik seperti pada Rumah Adat
6. Pagar VertikalBulat Belitung.

Gambar 13. Penggabungan elemen


ornamen pada Rumah Adat Belitung

(Perda Kabupaten Belitung No.11 Tahun


Budaya dan Ciri Khas Belitung
2001) Budaya Belitung yang paling
7. Pagar SilangBerlian terkenal selain tradisi pernikahan dan
masih dilakukan hingga saat ini ialah
tradisi Buang Jong dan Tradisi Makan
Bedulang.
(Perda Kabupaten Belitung No.11 Tahun
2001) Tradisi Buang Jong/ Muang
Jong merupakan tradisi membuang
kapal. Menurut Fithrozi (2019), tradisi
8. Pagar Silang BerlianGanda ini merupakan sebuah bentuk
kepercayaan Suku Sawang akan
kekuatan laut. Sehingga tradisi ini
(Perda Kabupaten Belitung No.11 Tahun dipercaya akan membawa keselamatan
2001) dan keberkahan bagi warganya.
Upacara ini berlangsung selama 3 hari
mulai dari pengambilan kayu, perakitan batu komet 55│Jurnal
perahu, dan pelepasan kapal/jong dengan area Architecture
kelaut. Tradisi ini menjadi ritual tolak timah. Batu Innovation
bala, ungkapan syukur, sekaligus Satam paling
berbagi kasih sayang. besar sendiri yang dijual
dapat langsung sebagai Batik
dilihat dari pusat Belitong.
kota Tanjung
Pandan yang
dinamakan
Satam Square.

Gambar 14. Tradisi Buang Jong


(Suhendar, 2019)

Gambar 17.
Vol 4 │No. 1 │June 2020│54 Mie Belitong
dengan alas
Tradisi maka yang
daun simpor
Makan paling tua yang
Bedulang akan membuka Gambar 16.
sendiri tudung saji dan Batu Satam di
menyimbolkan yang Museum &Zoo
kehangatan palingmuda Tanjung
Pandan
dari keluarga akan
Ketika makan membagikan
bersama di piring. Selain itu
Belitung. hal lain yang
Tradisi ini menarik adalah
Gambar 18.
membuat kita
penggunaan Paving
makan dengan daun
bersama Daun simpor di
dengan lauk Simpor Rumah Adat
yang ditutup sebagai alas Belitung
Gambar 15.
oleh sebuah makanan karena
Tradisi
tudung saji Makan pada umumnya
yang berisi 6 Bedulang Makanan di
piring lauk (Carina,2018) Indonesia lebih
dan 1 sering
mangkok Ciri menggunakan
makanan Khas dari daun pisang.
berkuah untuk Belitung paling Penggunaan daun
4 orang. pertama dapat ini juga sering Gambar 19.
terlihat adalah terlihat seperti Batik
Tradisi Belitong
Batu Satam dijalan, lantai,
ini menyiratkan yang hanya ada maupun batik
banyak makna di Belitung
terutama hormat yang terbentuk
kepada orang akibat
yang lebih tua, sedimentasi
Vol 4 │No. 1 │June 2020│56
yang
merupakan
pulau wisata
dan mata
pencaharian
Gambar 20. masyarakat
Lampu Jalan
sepanjang sawang yang
jalan protokol melaut. Maka,
Kota Tanjung akan sering
Pandan terlihat kapal-
kapal kecil
Hal terakhir lebih yang
berhubungan bersinggah di
dengan keadaan pesisir pulau
pulau Belitung Belitung.
Regionalisme Keterangan

Gambar 21. Kapal di pesisir pantai

Identifikasi Regionalisme (Pribadi, 2019)


Struktur Material Kayu.
Regionalisme Keterangan Balok memiliki penyangga
Konkret segitiga di kedua sisi.
Material Kayu Gelam, Atap Sirap Atap
Seng, atap genteng.

Warna Coklat yang mengartikan


kesederhanaan di mana memakai
warna material asli. namun pada
masa sekarang rumah-rumah
warga sudah banyak yang dicat
warna-warni.
Bentuk Atap Terdapat perpaduan 3 jenis atap
mulai dari prisma, pelana, dan Fondasi Panggung dari kayu gelondong,
miring. granit, atau beton lajur maupun
setempat
Kanopi Kanopi miring dan lurus.
Ornamen Segitiga akibat perpaduan
budaya dengan Sumatra Selatan
dan berfungsi sebagai ornamen
atau hiasan.

(Pribadi, 2019)

Vol 4 │No. 1 │June 2020│58


Ciri Khas Daun Simpor
Regionalism Keterangan Regionalism Keterangan
e e
Sedangkan Tradisi Buang Jong
merupakan tradisi membuang
kapal untuk keselamatan warga

Komposisi Kaki–gudang,mencegahternak,
Massa namun untuk rumah warna
Vertikal terdapat rumah dengan fondasi
lajur sehingga tidak memiliki
(Juniarto, 2019)
areabawah
Badan – Area tinggal
Sering digunakan untuk
pembungkus makanan, dan Kepala – Atap
sebagai bahan batik khas
Belitung

Komposisi Teras – Area Tamu (Tamu laki-


Massa laki)
Horizontal Depan – Area Tinggal
Los – Area tengah untuk
berkumpul (Tamu perempuan)
Belakang –Dapur
Kapal.

Karena Belitung merupakan


kepulauan, maka banyak sekali
perahu yang akan terlihat di
pesisir pantai

Tinggi Tinggi Bangunan dari tanah


Bangunan untuk masyarakat adalah 30-
50cm

Tinggi Bangunan dari tanah


untuk bangsawan adalah
Abstrak 1meter lebih.
Iklim Tropis
Dengan suhu terpanas adalah Jumlah tangga yang ganjil.
34°C
Untuk Masyarakat biasanya
Mata Melaut-Urang Laut (Pria) akan ada 3 anak tangga dan
pencaharian Bertani-Urang Darat (Pria) 5,7,9,dan 11 untuk bangsawan.
Memasak (wanita)
3 anak tangga
Adat Tradisi Makan Bedulang
dan Dan Tradisi Buang Jong
filosofi
Dilakukan dengan arti makan

59│Jurnal Architecture Innovation


bersama dengan rasa
kebersamaan dan menghargai
antar anggota masyarakat..

Regionalisme Keterangan sebagai elemen fisik maupun elemen


abstrak. Hal ini dapat menjadi sebuah
3 anaktangga implementasi desain yang mungkin
dipakai,namun,seberapa porsinya haruslah
diatur agar tercipta continuity dan unity.

9 anaktangga

Gambar 22. Kondisi sekarang Bandar Udara


H.AS. Hanandjoedin
(Analisis pribadi, 2019)

5 anaktangga Berdasarkan pada kondisi di atas


terlihat kurangnya efisiensi dari
penggunaan lahan yang sebenarnya dapat
dimanfaatkan dengan lebih baik. gambar
di atas memperlihatkan bahwa adanya
ruang yang dapat dimanfaatkan lebih jauh
dalam pengembanganterminal.
Nuansa Terkesan terbuka tanpa dinding
di mana orang dulu merasa tidak
Bentuk yang sudah dipilih oleh
Ruangan
nyaman jika tidur terpisah dari bandara ini adanya bentuk linear yang
anaknya. merupakanbentukyangpalingcocokuntuk
bandara kecil sehingga akan
tetap menggunakan bentuk linear
untuk mempermudahsirkulasi.

Tabel 3. Identifikasi Regionalisme Modern Gambar 22. Konfigurasi Linear


Belitung (Airport Design, 2016)

Analisa Dengan bentuk massa yang sudah


ditentukan maka baru regionalisme dapat
Berdasarkan pada identifikasi
masuk dengan cara diinjeksikan pada
regionalisme di atas dapat terlihat bahwa
zoning-zoning ruang yang sudah
ada beberapa hal yang dapat dipakai

Vol 4 │No. 1 │June 2020│60


di tentukan berdasarkan aturan
dan kemungkinan yang ada.
Sehingga, setelah digabungkan
dengan persyaratan kebutuhan ruang yang
ada terdapat 9 poin injeksi regionalisme
yang dapat dilakukan pada bangunan
bandara tanpa mengganggu fungsi dari
bandaran tersebut. Sembilan poin ini juga
akan memiliki nuansa ruang yang
mengutamakan keberadaan darat-pantai-
laut yang sekaligus menyimbolkan
pembagian letak rumah adat Belitung yaitu
Ruang Tengah-Los-Dapur. Poin-poin ini

61│Jurnal Architecture Innovation


kemudian dikembangkan berdasarkan pada NO KRITERIA KETERANGAN
preseden yang mengibaratkan keadaan tersebut. 4. KOLOM

Sumber:
NO KRITERIA KETERANGAN Rumah Adat
BENTUK Belitung

1. ATAP Transformasi atap dengan


cara penyusunan vertikal Kolom pada rumah adat.

Sumber: maupun horizontal,


Rumah Adat pemindahan sudut, Bentuk kolom yang untuk
Belitung pemendekan sudut, ditekuk dapat ditransformasikan
dan disusun origami. Hal ini sebagai bentuk kolom yang
dilakukan karena bentangan menyerupai pohon sehingga
bandara yang sangat lebar dapat menyesuaikan dengan
dan untuk menghasilkan kondisi Bandara yang
bentuk yang lebih modern membutuhkan struktur
namun bermakna bentang lebar.

Kolom juga akan dibuat


ekspos bagian dari
kesederhanaan dan
keterbukaandesain.

Bentuk dasar atap

2. ZONING
DENAH

Sumber: SNI
dan Zoning Kasar
konfigurasi Contoh penerapan kolom segitiga
massa denah
Zoning disesuaikan dengan (Hopkinson, 2012)
rumah adat
Belitung bentuk linear untuk 5. KANOPI
memudahkan sirkulasi dari
Kanopi pada rumah adat
pengunjung. Sumber :
Rumah Adat
merupakan penerusan dari
Belitung bentuk atap yang dipakai
Zona Biru : Area Check In
sehingga kanopi yang
(Dapur) terdapat pada desain bandara
Zona Hijau : Retail (Los) akan berupa penerusan dari
Zona oren dan kuning : struktur nantinya untuk
keberangkatan dan menciptakan kontinuitas dan
Kedatangan kesatuan
3. DINDING

Sumber:
Rumah adat
Belitung

Contoh Penerapan kanopi kontinuitas


Earth-tone color chart ( Grimshaw Architect, 2014)

Warna yang dipakai adalah


warna natural. Hal ini untuk KONSEP
menyiratkan keadaan 6. KONSEP Konsep ini adalah konsep
Belitung yang sederhana BANGUNAN pembuatan kapal di darat
namun berwarna sebagai lalu di bawa ke pantai dan
pulau wisata. Sumber: berakhir dengandilautkan.
Analisa
Penggunaan material kayu Tradisi Buang Konsep ini mirip dengan
dan warna natural (cat putih Jong sistem Bandara yangjuga
atau earth tone) juga untuk Vol 4 │No. 1 │June 2020│62
mencerminkan area hutan di
belitung
NO KRITERIA KETERANGAN NO KRITERIA KETERANGAN
pergi melewati laut. Karena NUANSA
itulah tradisi ini dapat 8. TINGGI Tinggi bangunan dan tinggi
diinterpretasikan sebagai BANGUNAN lantai akan disesuaikan
keselamatan bagi orang yang dengan jumlah anak tangga
pergi melewatilaut yang ganjil.

Konsep kemudian di Tabel 9. AREA Terdapat area yang universal


4. simplikasi dan dibagi MAKAN/ dapat dinikmati oleh semua
Kriteria menjadi 3 yaitu Darat- Desain ISTIRAHAT kalangan dan berfungsi
Bandara Pantai-Laut. Kemudian H.AS sebagai area kumpul dan
diimplementasikan Sumber: beristirahat.
dengan konfigurasi denah. Tradisi
Makan Area dengan sifat terbuka,
Bedulang, nyaman dan playfull.
Hal ini akan memunculkan nuansa ruang
keberadaan air atau kolam tengah
untuk mencerminkan laut di rumah adat Material kayu, rotan, bean
area keberangkatan nantinya. bag. (menampilkan sisi
pulau wisata Belitung)

Contoh penerapan kolam yang


mencerminkan laut atau sungai
(Syam S., 2019)

Contoh penerapan area santai


7. KONSEP
pada pulau wisata. (Venton, 2019)
RUANG
BERSAMA

Sumber:
Tradisi
Makan
Tradisi Makan bedulang (Sinaga,
Bedulang 2019)

Contoh penerapan area santai yang


Mengambil makna dan terkesan terbuka
semangat dari nuansa makan (Oki, 2017)
Bersama sehingga makanan 10 Ornamen Ornamen berupa permainan
berkuah akan menjadi area bentuk segitiga dan jajar
tengah dan diinjeksikan Sumber: genjang. Selain itu terdapat
fungsi pagelaran budaya Rumah adat bentuk daun simpor yang
Belitung yang akan menjadi belitung, dapat dimanfaatkan sebagai
pusat berkumpul dan kapal dan
dikombinasikan dengan area Daun Simpor ornamen di interior maupun
makan bersama. fasad dari bangunan.

Hanandjoeddin

E. KESIMPULAN
Bangunan fungsi
sesungguhnya dapat dirancang
dengan pendekatan
Contoh penerapan area tengah regionalisme modern yang
sebagai focal point (
Sheerwood, 2017)
sesuai dengan analisa yang
baik. Dengan menggunakan
pendekatan ini, maka tercipta arsitektur yang sesuai dengan konteks dan
dapat

63│Jurnal Architecture Innovation


mencerminkan daerahnya dari sisi kebutuhan dan tujuan yang ingin
arsitektur lokal. Kesinambungan dicapai selama perancangan.
antarelemen fungsi dan elemen estetika
juga akan tercipta dengan sendirinya
F. UCAPAN TERIMA KASIH
karena implementasi desain yang berasal
Terima kasih kepada pembimbing
dari lokalitas daerah tersebut.
saya, Bu Yaseri yang telah memberikan
Pada kasus bandara, maka hal pengarahan sehingga saya dapat
paling utama yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan makalah jurnal ini dengan
memunculkan suatu unsur kedaerahan baik. Saya juga ingin mengucapkan terima
adalah penentuan bentuk umum bandara kasih kepada orang tua dan teman-teman
yangsudah disesuaikan dengan SNI. Hal saya yang telah memberikan dukungan
ini tentu akan dimulai dari pengelompokan secara fisik dan mental di tengah wabah
fungsi ruang yang diperlukan di mana yang sedang terjadi.
terdapat ruang yang terpaku dengan aturan
dan tidak, terbuka dan tidak, sistem DAFTAR PUSTAKA
penjagaan dan sebagainya.
Aedas. (2012, December 12). Rotherham
Setelah Pengelompokan inilah baru Central Station / Aedas. Archdaily.
dapat dimasukkan unsur regionalisme Retrieved from
dengan porsi yang berbeda-beda sesuai https://www.archdaily.com/304623
dengan prinsip kesinambungan dan /rotherham-central-station-aedas/
kesatuan sehingga tercapai suatu bangunan
yang mencerminkan daerah tersebut secara Carina, J. (2018, September 07). Tradisi
langsung maupun tidak langsung. Makan Bedulang, Simbol
Kehangatan Keluarga di Belitung.
Kriteria desain yang dihasilkan
Kompas Retrieved from
untuk Bandara H.AS Hanandjoeddin
https://travel.kompas.com/read/201
terbagi atas 3 unsur bangunan yaitu,
8/09/07/210000027/tradisi-makan-
1. Konsep
bedulang-simbol-kehangatan-
Tercipta dari penerapan tradisi atau
keluarga-di-belitung--?page=2
unsur bangunan. Pada Bandara, konsep
berasal dari Tradisi Buang Jong dan Grimshaw Architects, Ramboll,
Tradisi Makan Bedulang yang &Pascall+Watson. (2014, March
diimplementasikan dengan komposisi 03). Pulkovo International Airport
massa. / Grimshaw Architects + Ramboll
+ Pascall+Watson. Archdaily.
2. Bentuk Retrieved from
Tercipta dari penerapan denah, tampak, https://www.archdaily.com/48181
potongan, atap, dinding, dan struktur 7 /pulkovo-international-airport-
bangunan adat atau sekitarnya. Pada grimshaw-architects-ramboll-
Bandara, bentuk tercipta dari pascall- watson?
transformasi atap, struktur dan denah ad_medium=gallery
dari rumah adat Belitung.
Jason S. (n.d.). Constellations. Retrieved
3. Nuansa from
Tercipta dari penerapan material,warna, http://jasonsherwooddesign.com/#/
tinggi bangunan, dan ornamen.Unsur constellations/
ini harus dipraktikkan sesuai dengan NN. (2011, March 23). High Design:
porsinya masing-masing sesuai dengan Airports as Aspirational Buildings.

Vol 4 │No. 1 │June 2020│64


Retrieved from Redaksi Pesona. (2019, October 22).
https://www.airport- Nikmatnya Makan
technology.com/features/feature11 Bedulang
2915/ Ramai-Ramai. Retrieved from
https://pesona.travel/keajaiban/520
NN. (2018, August 10). Bandara H.A.S. 6/nikmatnya-makan-bedulang-
Hanandjoeddin : Garuda Direct ramairamai
Flight Singapura – Belitung.
Majalah Bandara. Retrieved from Senasaputro, B. (2018). Kajian Arsitektur
https://www.majalahbandara.com/2 Regionalisme: Sebagai
018/08/10/bandara-h-a-s- Wacana Menuju Arsitektur
hanandjoeddin-garuda-direct- flight- Tanggap Lingkungan Berkelanjutan.
singapura-belitung/ Ultimart: Jurnal Komunikasi Visual,
10(2),73-84.
Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Syam, S. (2019, January 29). The Breeze,
Nomor 11 Tahun 2001 Pakaian Adat Mall Tanpa Dinding Di BSD City.
dan Rumah Adat Belitong. 4 Oktober Bisnis News . Retrieved from
2001. Lembaran Daerah Kabupaten https://bisnisnews.id/detail/berita/th
Belitung Nomor 12 Tahun 2001. e-breeze-mall-tanpa-dinding-di- bsd-
Tanjung Pandan city-
Rahmatika, A. & Susetyarto, M. B.(2018). William, C. (1996). Regionalism in
Isu-isu Penting Arsitektur Architecture. Singapore: Concept
Regionalisme pada Bangunan Media.
Singkawang Cultural Center.
Prosiding Seminar Nasional Yuranda. (2019, October 14). Tradisi Adat
Cendekiawan. Retrieved from: BelitungMuangJong,SukuSawang
http://dx.doi.org/10.25105/semnas.v Percaya Laut Berikan Keselamatan
0i0.3364 dan Keberkahan. Pos Belitung
Retrieved from:
Ramadhan, P. (2018). Introduction of https://belitung.tribunnews.com/20
Airport. Jakarta, 19/10/14/tradisi-adat-belitung-
Indonesia: Arkonin. muang-jong-suku-sawang-percaya-
laut-berikan-keselamatan-dan-
keberkahan?page=3

65│Jurnal Architecture Innovation

Anda mungkin juga menyukai