Anda di halaman 1dari 24

A.

Elemen Arsitektural
1. Elemen Arsitektural Pada Stadion Sepak Bola Andi Mattalatta
Arsitektur pada era modern, fungsionalisme merupakan dasar
pemikiran utama namun tidak terlepas dari ciri fleksibel, inovatif, dan
variatif baik pada konsep, material, pengolahan material, maupun
struktur. Semboyan “Form Follow Function” yang diungkapkan
oleh Louis Sullvian memberi pandangan bahwa bentuk merupakan
turunan dari fungsi dan fungsi menciptakan serta mengorganisir
bentuk.(Wahid & Alamsyah, 2013)
Sebuah bangunan Modern harus setia pada dirinya sendiri,
dalam bentuk yang tembus pandang dan bersih dari hal-hal yang
tidak diperlukan sehingga dapat menyesuaikan dengan dunia
mekanis dan pengangkutan yang cepat.(Wahid & Alamsyah, 2013)
Perancangan Modern mendasarkan pada pemikiran
perancangnya pada paradigma rasionalisme dengan
mempertimbangan perancangan pada logika dan rasio, menggunakan
teknologi baru dan aspek struktur serta fungsi yang dominan. Nilai
estetika mendapat interpretasi atau pandangan baru dengan
mengutamakan ekspresi sistem bangunan, struktur dan fungsi
bangunan tersebut.
Desain arsitektur di era modern ini juga menonjolkan hubungan
antara sisi-sisi suatu segiempat dan isinya, rasio atau perbandingan
bagian-bagian di dalamnya sebagai suatu komposisi.(Smithies, 1982)
Selain itu, hubungan antara bahan bangunan padat dan rongga dari
jendela-jendela atau bukaan lainnya dari bagian dalam juga memberi
pengaruh terhadap ruang-ruang yang terbentuk oleh penataan bahan-
bahan padat yang mengelilingi disekitarnya. Aspek-aspek kesatuan
dalam arsitektur modern juga menjadi hal yang cukup dominan.
Penekanan yang sangat menonjol adalah elemen-elemen horizontal.
Selain itu, pada salah satu karya Frank Lloyd Wright, perpaduan
antara elemen vertikan dan horizontal menciptakan kontras pada
setiap elemennya. Elemen horizontal memberikan efek padat
sedangkan elemen vertikal memberikan efek ringan.(Smithies, 1982)
Pada era arsitektur modern atau masa kini, karya arsitektur
tidak hanya merupakan cerminan bentuk, melainkan ceriminan
utilitas, komunitas dan komunikasi bangunan. Konsep, rancangan dan
estetika pada arsitektur Modern dapat disimpulkan sebagai berikut:

Tabel : Konsep, Rancangan dan Estetika


KONSEP RANCANGAN ESTETIKA
Universal Meninggalkan asal Estetika arsitektur dan
kerapian dan teknik konstruksi,
dan daerah fungsi
ketelitian teknik ekonomi,
Kesederhanaan, Pemanfaatan teknologi Cerminan bentuk,
utilitas dan
komunikasi
Perubahan social dan Kenyaman psikis Arsitek sebagai bahasa
ekonomi disamping fisik
Kesadaran Hubungan bangunan Keserbaragaman untuk
menyesuaikan alam dan kegunaan, menghilangkan kesan
dan lingkungan ketepatan material dan monoton yang dingin
sistem konstruksi
Fragmentalisme Elitisme profesi
arsitektur arsitektur
Tanggapan akan Futuristik dan
dinamika perubahan metabolisk
Analogi biologis

Sumber : Teori Arsitektur, Suatu Kajian Perbedaan Pemahaman Teori


Barat dan Timur, Julaihi Bin Wahid, Bhakti Alamsyah (2013), 2020

Dalam penerapan gaya elemen arsitektur modern pada Stadion


Sepak Bola Andi Mattalatta menggunakan International Style adalah
gaya arsitektur yang dikembangkan pada 1920-an dan 1930-an serta
berkaitan erat dengan modernisme dan arsitektur modern, gaya ini
pertama kali didefinisikan oleh kurator Museum Seni Modern Henry-
Russell Hitchcock dan Philip Johnson pada tahun 1932, Istilah ini
berasal dari judul buku karya Henry-Russell Hitchcock dan Philip
Johnson yang ditulis untuk mencatat International Exhibition of
Modern Architecture yang diadakan di Museum of Modern Art di
New York City tahun 1932.
Dalam buku tersebut mengidentifikasi tiga prinsip berbeda:
ekspresi volume daripada massa, keseimbangan daripada simetri
prasangka dan penghilangan ornamen bangunan, bentuk asimetris,
kubis atau semua sisinya dalam komposisisi, dan kesatuan bentuk,
elemen bangunan jendela, dinding, atap, dan lain-lain menyatu dalam
komposisi bangunan. ( Sumalyo,Yulianto, 2005).
2. Tata Ruang
Ruang merupakan sebuah wadah kegiatan manusia dan
sangat erat kaitannya dengan sebuah sistem. Ruang merupakan
sistem lingkungan binaan terkecil yang sangat penting karena
sebagian besar waktu manusia Modern saat ini banyak dihabiskan di
dalam ruang. Fungsi dari sebuah ruang juga ditentukan oleh fungsi
yang lebih besar yaitu bangunan. Ruang juga dirancang untuk
memenuhi kebutuhan tertentu dan fungsi yang lebih fleksibel.
(Haryadi & Setiawan, 2010)
Arsitektur Modern memberikan pandangan yang jujur dan
sederhana termasuk dalam pengolahan ruang. Ruang merupakan
wujud dari volume dan bukan massa. Ruang juga merupakan sebuah
bentuk dan berdasarkan konsep arsitektur Modern, bentuk mengikuti
fungsi yang ada di dalamnya. Ruang-ruang yang bersih serta
didominasi elemen tembus pandang meruapakan salah satu
perwujudan dari konsep arsitektur Modern.
Ruang yang terbentuk dari sisi-sisi berbentuk geometris akan
menujukkan komposisi yang lebih nyaman. Material serta rongga
yang akan membentuk ruang akan emberi pengaruh pada suasana
pada ruang tersebut. Dengan demikian, pengolahan ruang pada
arsitektur Modern akan menciptakan keadaan yang efisien, sederhana
namun tegas serta menyatukan antara hubungan ruang luar dan ruang
dalam melalui elemen transparan sehingga terjadi interaksi antara
objek yang berada di luar dengan objek yang berada di dalam.
3. Bentuk dan Penampilan
Secara psikologis, manusia secara alami akan
menyederhanakan lingkungan visualnya untuk memudahkan
pengertian dan pemahaman. Semakin sederhana dan teraturnya
suatu wujud, maka semakin mudah diterima dan dimengerti.
Bentuk dan penampilan pada arsitektur modern khususnya gaya
internasional merupakan bentuk-bentuk yang geometris dan mudah
dikenal. Kesederhanaan,kemurnian, kerapian dan ketelitian dari
bentuk serta penampilan tersebut merupakan karakteristik serta
konsep dari arsitektur modern. Walapun dalam bentuk yang abstrak,
bentuk tersebut akan menunjukkan ekspresi kejujuran. Elemen-
elemen dari bentuk pada arsitektur modern bersifat puris atau bentuk
yang selalu diulang. Kesederhanan pada bentuk dan tampilan
merupakan ekspresi kejujuran serta nilai estetika pada arsitektur
modern.(Tanudjaja, 1997)
Adapun ciri-ciri umum yang sering dijumpai pada gaya arsitektur
international style diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Radikal dalam penyederhanaan bentuk
b. Penolakan terhadap ornamen, dan
c. Adopsi dari kaca, baja dan beton sebagai bahan pilihan.
d. Transparansi konstruksi (ekspresi jujur struktur)
e. Penggunaaan material/struktur pabrikasi
f. Menggunakan bentuk-bentuk geometri.
g. Semua bagian muka gedung bersudut 90 derajat dan bertingkat.
Bentuknya segi-empat
h. Jendela tersusun secara garis horizontal dan membentuk suatu
garis beraturan.
i. Meminimalisir ornamen.
j. Bentuk mengikuti fungsi
Konsep arsitektur pada masa modern ini juga menunjukkan
bahwa bentuk dan penampilan dapat diartikan sebagai sebuah
persoalan sehingga persoalan yang rumit dapat diubah menjadi
keterangan-keterangan gamblang yang ringkas. Hal ini
menunjukkan nilai-nilai kejujuran dan kesederhanaan pada arsitektur
modern. Bentuk dan penampilan bangunan dapat menciptakan
sebuah gaya sebagai sebuah ekspresi keprihatinan yang lebih
umum daripada yang dihasilkan dari program dan biasanya dapat
menciptakan kesan pada bangunan dan artinya. Nilai konfigurasi
meberikan pandangan pada bentuk serta penampilan sebagai pikiran
untuk meyederhanakan lingkungan visual agar dapat dipahami.
(Snyder & Catanese, 1997).
4. Warna
Penggunaan warna merupakan salah satu penonjolan nilai
kontras dan keselarasan pada desain arsitektur masa kini. Warna akan
menyeimbangkan komposisi bentuk serta elemen yang ada pada
suatu bangunan. Penggunaan warna-warna natural seperti putih, abu-
abu, hitam dan warna – warna tajam atau cerah serta material yang
mengkilap merupakan karakter dari arsitektur modern. Keterangan
cahaya warna, kepadatan dan kejernihan warna dapat memperluas
kemungkinan keselarasan serta keragaman komposisi. (Alison &
Smithson, 1981).

1. Analisa Struktur
Analisis struktur bangunan bertujuan agar memperoleh jenis
struktur bangunan yang tepat. Terdapat beberapa pertimbangan yang
patut diperhatikan dalam analisis struktur bangunan, yaitu:
 Daya dukung terhadap kebutuhan bangunan
 Dampak terhadap lingkungan
 Kondisieksisting tapak
 Respon terhadap iklim lingkungan Dalam setiap bangunan terbagi atas
tiga pembagian struktur yaitu:
a. Upper structure
Upper Structure Analisis upper structure merupakan analisis
untuk menentukan struktur atap yang tepat bagi bangunan. Pemilihan
struktur atap mempertimbangkan tampilan tema bangunan. Berikut
struktur atap yang dapat dijadikan alternatif struktur atap bangunan
yang direncanakan.
1) Struktur Space Frame

Gambar: Konstruksi Space Frame


Sumber : google image 2020
Space Frame System adalah suatu sistem konstruksi
rangka ruang dengan suatu sistem sambungan antara
batang/member satu sama lain yang menggunakan bola/ball joint
sebagai sendi penyambungan dalam bentuk modul-modul segitiga
sehingga space frame ini mudah untuk dipasang, dibentuk dan
dibongkar kembali dan pelaksanaannya dapat dilakukan dengan
cepat. Kelebihan struktur space frame dalam sistem upper
structure yaitu sebagai berikut.
a) Kemampuan mewadahi fungsi bangunan dengan bentang
lebar
b) Tidak adabatasan bentuk
c) Konstruksi sangat ringan
d) Umur relatif panjang (50–100 tahun)
e) Dari segi estetika sangat menarik
f) Struktur kuat, aman dan mudah dalam pemasangan.
2) Atap SkyLight

Gambar: Atap Sky Light


Sumber : google image 2020
Struktur atap skylight memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut:
a) Menggunakan bahan tembus cahaya
b) Maksimalisasi pencahayaan alami
c) Estetis
Kesimpulan analisa upper structure yaitu dengan
menggunakan struktur space frame pada atap bangunan yang
terbuat dari baja, dapat bertahan lama dan mudah dalam
pemasangan. Selain itu dikombinasikan dengan sky light agar
cahaya dapat masuk ke ruangan yang membutuhkan pencahayaan
lebih.
b. Super Structure
Untuk menentukan sistem struktur pada bagian tengah, yaitu
badan bangunan seperti dinding, kolom, dan balok. Dasar
pertimbangan pemilihan supper structure adalah memudahkan
pengolahan kulit bangunan terhadap lingkungan seperti pencahayaan
dan penghawaan.
1) Struktur Rangka (Rigid Frame)
a) Memadukan konstruksi antar kolom sebagai unsur vertikal
yang menyalurkan gaya beban menuju tanah, serta balok
sebagai unsur horizontal yang memegang dan membagi gaya
ke kolom
b) Mudah dalam penampilan bentuk guna merespon terhadap
iklim lingkungan
c) Dapat dikombinasikan dengan struktur lain
2) BearingWall

a) Dapat dikembangkan dan berfungsi sebagai core wall pada


bagian tinggi
b) Pada ketinggian tertentu sangat baik untuk menahan gaya-
gaya horizontal maupun gaya akibat gempa
c) Unsur estetika dan keleluasaan yang menunjang tampilan
bangunan
Kesimpulan analisa supper structure yang
direncanakan adalah dengan menggunakan struktur rangka
(rigid frame), karena bangunan yang direncanakan cenderung
melebar dan memiliki dinding yang variatif guna merespon
cahaya dan angin, selain itu mudah dan ekonomis. Untuk
menunjang kesan dinamis sebaiknya kolom dibuat berbentuk
silinder.
b. Sub Structure
Merupakan struktur bagian paling bawah, yaitu yang tertanam
dalam tanah. Bangunan Stadion Sepak Bola Andi Mattalatta yang
direncanakan merupakan bangunan bermassa jamak dengan
ketinggian 1-3 lantai. Dasar pertimbangan pemilihan Sub Structure
yaitu:
1) Tinggi Bangunan
2) Jenis Tanah
3) Dampak terhadap tanah (kedalaman galian tanah) Berikut
alternatif struktur yang dapat digunakan:
a) Batu Kali Mendukung bangunan 1 lantai, bentang ruang
terbatas, tidak perlu menggali tanah terlalu dalam.
b) Footplat Mampu mendukung bangunan berlantai 1-4, cocok
untuk jenis tanah yang tidak terlalu keras, tidak perlu menggali
tanah terlalu dalam.
c) Sumuran Mendukung bangunan berlantai 1-25, dapat
digunakan pada jenis tanah berpasir, dimensi yang besar dan
banyak membuang tanah galian.

Gambar: Pondasi foot plat


Sumber : google Image, 2020

Kesimpulan analisa sub structure dalam kawasan stadion yang


direncanakan adalah dengan menggunakan footplat, mengingat
pertimbangan terhadap tapak dengan tanah yang tidak terlalu keras
serta bangunan yang tidak terlalu tinggi dan meminimalisir dampak
terhadap tapak.
2. Analisa Pengolahan Landscape
Landscape merupakan bagian penting dalam sebuah perencanaan
selain memberikan kesan visual yang menyegarkan juga berperan aktif
terhadap peningkatan kondisi lingkungan. Ada beberapa hal yang perlu
dihadirkan dalam konsep landscape ini berdasarkan prinsip-prinsip
arsitektur modern.

a. Analisa penataan vegetasi


Pada analisa pengolahan landscape, penataan vegetasi
dimanfaatkan pada tata landscape site sebagai pengatur kondisi iklim
mikro berupa barrier sinar matahari langsung dan pengaliran arah
gerak angin. Peletakan vegetasi di sisi Barat bangunan akan
membantu mengurangi sinar matahari sore hari, untuk mendapat
tingkat kenyamanan aktivitas dalam ruang yang baik. Peletakan
vegetasi juga difokuskan pada sisi ventilasi alami bangunan untuk
membantu aliran pergerakan udara. Selain itu vegetasi juga
ditempatkan dekat dengan titik-titik aktivitas sebagai peneduh.

Gambar: vegetasi pada area publik


Sumber : Analisa pribadi , 2021

Gambar: Vegetasi untuk penghawaan


Sumber : Analisa pribadi , 2021
Gambar: Vegetasi untuk cahaya matahari
Sumber : Analisa pribadi , 2021
b. Analisa pemilihan vegetasi
Pada konsep, pemilihan vegetasi untuk mendapatkan hasil
optimal dari tata landscape yang sudah direncanakan. Pemilihan
tanaman tropis digunakan sebagai materi utama pada tata landscape
disesuaikan dengan kondisi iklim di Indonesia. Selain itu,
diprioritaskan juga penggunaan tanaman yang dapat menyerap polutan
sehingga dapat mendukung kesehatan pada lingkungan dan bangunan.
Ada beberapa tanaman tropis yang digunakan, yaitu:
1) Asoka, Cerbera manghas (bintaro), dan flamboyan. Karena
tanaman tanaman ini dapat tumbuh dengan tinggi dan berdaun
lebat, maka akan digunakan sebagai peneduh di sekitar bangunan.
2) Mandela, bugenvil, Ipmea pennata (songgo langit), Antogonon
lepotus (air mata pengantin), Ficus pumilia (dolar), dan
Syngonium podophyllum (African evergreen). Beberapa tanaman
ini digunakan sebagai pembentuk shading dalam.
3) Tanaman berdaun indah lebih difokuskan sebagai estetika, namun
beberapa diantaranya digunakan sebagai penangkap polutan
seperti sansivera.
4) Border plant dan ground cover, digunakan sebagai penutup tanah
serta sebagai kombinasi pada elemen hardscape landscape.
Tanaman yang dapat digunakan seperti rumput jepang sebagai
elemen softscape yang dominan pada taman dan plaza. Pada hal
ini juga perlu memanfaatkan grass block dan paving block,
penutup tanah yang ramah lingkungan sebagai pengganti
perkerasan pada ground cover, seperti pada jalan dan tempat
parkir.

Gambar: konsep pemilihan vegetasi


Sumber : google image, 2020

Gambar: konsep vegetasi


Sumber : google image, 2020

c. Konsep parkir
Konsep parkir menggunakan pola menyebar, pola ini
merupakan pola yang efektif dalam penentuan parkir dalam tapak.
Area parkir nantinya akan dibedakan antara kendaraan roda dua
maupun roda empat, selain itu parkir juga akan di bedakan menurut
pengguna dan aktivitasnya.
Gambar: konsep parkir
Sumber : analisa pribadi.2020

3. Analisa pencahayaan
Analisa sistem pencahayaan yang direncanakan
mempertimbangkan penghematan energi yaitu dengan mendorong
penggunaan pencahayaan alami yang optimal untuk mengurangi
konsumsi energi dan mendukung desain bangunan yang memungkinkan
pencahayaan alami semaksimal mungkin. Dengan menerapkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Bentuk massa.
b. Perencanaan dimensi dan orientasi bukaan.
c. Pengaturan ketinggian serta jarak antar bangunan.
d. Penggunaan tritisan dan shading untuk mengurangi panas matahari
berlebih.
e. Pengaturan material transparan Sedangkan sistem pencahayaan
buatan digunakan pada kegiatan yang memerlukan pencahayaan
tertentu. Bangunan gedung olahraga yang bisa digunakan pada
malam hari tentu saja memerlukan pencahayaan buatan.
Pencahayaan buatan yang digunakan yaitu penggunaan lampu hemat
energi (lampu LED).
Gambar: konsep pencahayaan
sumber: google Image, 2020

Gambar: konsep pencahayaan elektrik


sumber: hasil analisis, 2020
4. Analisa Penghawaan

Gambar: konsep penghawaan buatan


sumber: google Image, 2020

Selain penggunaan sistem penghawaan buatan menggunakan Air


Conditioning (AC) pada ruangan yang tidak memungkinkan adanya
bukaan, diperlukan juga sistem penghawaan alami di beberapa ruangan
yang memungkinkan, hal ini dilakukan untuk mempertimbangkan
kenyamanan dan hemat energi. Prinsip-prinsip penghawaan alami yang
dapat diterapkan dalam bangunan adalah sebagai berikut:
a. Pengaturan bukaan dan bentuknya dengan memperhatikan pola
pergerakan angin
b. Pengaturan orientasi bangunan
c. Penataan vegetasi pada sekitar bangunan
d. Pengaturan unsur air sebagai penyejuk alami

Gambar: konsep penghawaan alami


sumber: google Image, 2020

5. Analisa sistem utilitas


a. Sistem air bersih
Analisa sistem air bersih untuk memenuhi kebutuhan air bersih
yang direncanakan dengan suplay dari PDAM dan sumur bor (jet
pump).
b. Sistem air kotor
Analisa sistem air kotor dan air hujan untuk menyalurkan air
kotor dan air hujan. Dasar pertimbangan analisa sistem air kotor dan
air hujan adalah sebagai berikut:
1) Tidak mengganggu lingkungan
2) Pemakaian kembali air bekas pakai untuk peturasan
3) Perlindungan terhadap pencemaran zat yang berbahaya
4) Memelihara sumber air dalam tanah
5) Menghindari aspek visual yang kurang baik
6) Mengindari terjadinya genangan air ketika hujan di pusat kegiatan
Sistem pembuangan air kotor dan air hujan yang diterapkan
adalah sistem pembuangan menggunakan proses peresapan. Sebelum
dibuang ke sumur resapan, air bekas pakai dan air hujan dikumpulkan
terlebih dahulu untuk digunakan pada sistem pembilasan kloset.
Setelah digunakan untuk pembilasan kloset maka air tersebut dibuang
ke tapak atau lingkungan melalui proses peresapan.

Bagan: Skema sistem air kotor dan air hujan


Sumber: data pribadi, 2020
c. Sistem air hujan
Air hujan merupakan sumber daya air yang sangat penting
bagi makhluk hidup. Air hujan sangat bermanfaat untuk mengisi
sumber air guna keperluan pertanian, domestik dan industri. Sistem
Pemanfaatan Air Hujan (SPAH) terdiri atas sistem Penampungan  Air
Hujan (PAH)  dan sistem pengolahan air hujan. PAH dilengkapi
dengan talang air, saringan pasir, bak penampung dan Sumur Resapan
(Sures). Sumur resapan dapat digunakan untuk melestarikan air tanah
dan mengurangi resiko genangan air hujan atau banjir yang dilakukan 
dengan  membuat sumur yang menampung dan meresapkan curahan
air hujan.  

Gambar: sistem penampungan air hujan


sumber: google image, 2020

Cara kerja sistem pemanfaatan air hujan adalah sebagai berikut :


1) Air hujan jatuh di atap bangunan dan mengalir melalui atap
rumah  kemudian terkumpul di talang air yang dialirkan dengan
pipa menuju bak penampungan air hujan.
2) Sampah dedaunan yang terbawa akan disaring di bagian depan
bak penampung, dengan media pasir dan kerikil, sampah akan
tertahan dan air hujan yang bersih akan masuk ke bak 
penampung (volume bak 10 m3 ).
3) Jika hujan berlangsung terus menerus, dan bak penampung penuh
maka air akan melimpah melalui pipa outlet masuk kedalam
sumur resapan dengan kedalaman lubang sumur resapan sekitar 3
meter,  kontruksi terbuat dari bis beton, sepanjang 2,5 meter dan
resapan sekitar 0,5 meter.. Air hujan didalam sumur resapan ini
akan meresap melalui zona resapan dari sumur resapan kedalam
tanah sebagai sumber air tanah. Bidang resapan terletak dibagian
dasar, tanpa bis beton, agar bis beton di atasnya tidak merosot
diberi penyangga batubata. Bidang resapan diisi dengan kerikil
dan ijuk, sebagai penyaring agar tidak terjadi kebuntuan.
4) Air dari bak penampung air hujan dipompa ke unit ARSINUM
yang terdiri dari pompa air baku, statix mixer, filter multi media,
filter penukar ion, cartridengane filter, Ultrafiltarsi, sterilisator
ultra violet dan post catridengane filter.untuk diolah menjadi air
minum.
Fungsi dan manfaat sistem pemanfaatan air hujan dan pengolahan air
siap minum ini adalah :
1) Menghemat pengunaan air tanah,
2) Menampung 10 meter kubik air pada saat hujan,
3) Mengurangi run off & beban sungai saat hujan lebat,
4) Menambah jumlah air yang masuk ke dalam tanah,
5) Mempertahankan tinggi muka air tanah,
6) Menurunkan konsentrasi pencem
7) aran air tanah,
8) Memperbaiki kualitas air tanah dangkal,
9) Mengurangi laju erosi dan sedimentasi,
10) Mereduksi dimensi jaringan drainase,
11) Menjaga kesetimbangan hidrologi air tanah sehingga dapat
mencegah intrusi air laut,
12) Mencegah terjadinya penurunan tanah,
13) Stok air pada musim kemarau (plus rain harvesting).
d. Sistem jaringan listrik
Kebutuhan akan konsumsi energi dimassa modern ini begitu
besar. Namun, kebanyakan kebutuhan energi harus disuplai oleh
sumber energi yang tidak ramah lingkungan dan tidak dapat
diperbarui.
Walaupun pemakaian sumber jaringan Listrik dari bahan bakar
yang tidak dapat dihindari, namun akan lebih baik bila kita berusaha
beralih ke penggunaan energi yang dapat diperbarui dan lebih ramah
lingkungan minimal sebagai sumber cadangan energi pada bangunan,
salah satunya yaitu energi dari sinar matahari.
Pembangkit Listrik Tenaga Surya Site terletak di wilayah yang
mendapat sinar matahari sepanjang hari sesuai dengan karakter iklim
di Indonesia. Karakteristik lokasi sangat
potensial untuk menggunakan panel surya sebagai alternatif
energi listrik mandiri yang ramah lingkungan agar tidak tergantung
dari listrik PLN. Berikut adalah skema dasar penggunaan panel surya
hingga menjadi listrik.

Gambar 75 : Skema Panel Surya


Sumber: google image, 2020

Pemasangan panel surya khususnya pada bangunan stadion


biasanya dipasang pada atap untuk memaksimalkan penyerapan sinar
matahari. Namun di samping kelebihannya terdapat beberapa
kekurangan dari panel surya, yaitu::
1) Kelebihan:
a. Efisien tempat untuk bangunan berlahan sempit
b. Dari segi estetika panel surya tersebut mampu memberi
keindahan tersendiri sebagai dekorasi atap
2) Kekurangan:
a. Pemasangan cukup merepotkan dan sulit karena harus
terpasang rapi di atap bangunan
b. Bagian dalam bangunan biasanya terasa lebih panas karena
panel surya tersebut bersifat menyerap panas

Gambar: Skema Panel Surya pada Atap


Sumber: google image, 2020

e. Sistem penanggulangan kebakaran


Penanggulangan terhadap bahaya kebakaran dilengkapi dengan
bahan struktur yang tahan api bebas CFC, jalan keluar/koridor yang
cukup, serta alarm kebakaran. Penanggulangan dapat diupayakan
dengan cara:
1) Fire Hydrant System Daya pelayanan 800 m/un dengan jarak 30
m
2) Sprinkle Otomatis menyala pada suhu 57º-71ºC, akan
menyemprotkan air ke ruangan dan diletakkan tiap 25 m
3) Fire Extinguisher Diletakkan pada dinding di setiap tempat yang
populasinya padat. Harus mudah terlihat agar dapat dijangkau
dengan cepat apabila ada kebakaran
4) TanggaDarurat Dilengkapi dengan handrail dikedua sisi
sepanjang tangga dan bordes, sudut kemiringan maksimal 35º-
40º, ketinggian tangga antara 17 cm-19 cm, serta bahan tembok
yang tahan api. Lebar tangga direncanakan mampu digunakan
untuk 3 orang yang berjalan bersampingan.

Bagan 11 : Skema Sistem Penanggungulangan Kebakaran


Sumber: google image, 2020

f. Sistem pengolahan sampah


Pengelolan secara sederhana dengan penyediaan tempat
pembuangan sampah yang terbagi menjadi tempat sampah organik
dan anorganik agar memudahkan saat pengolahan sampah. Tempat
sampah ini disediakan di titik-titik tertentu dengan
mempertimbangkan jangkauan pengguna, mudah
dilihat, tingkat aktifitas, serta jenis kegiatan pengguna. Untuk
memanfaatkan sampah organik maka diperlukan tempat pengolahan
sampah organik untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk
kompos.

Bagan 12 : Skema Sistem Pengolahan Sampah


Sumber: google image, 2020
6. Analisa material bangunan
a. Material lantai
Lantai pada ruang yang tidak membutuhkan perlakuan
khusus menggunakan material keramik, keramik dipilih karena
merupakan material yang mudah didapat, harga yang relatif murah,
serta mudah dalam perawatannya.Selain itu keramik juga dapat
mereduksi panas dari bawah tanah, serta permukaannya yang licin
dapat menyalurkan suhu dingin pada malam hari.

Gambar: tegel keramik


Sumber : google image, 2020

Selain keramik, pada bagian yang memang membutuhkan,


juga diaplikasikan material pengganti keramik yaitu Linoleum.
Linoleum dipilih karena merupakan bahan pelapis lantai ramah
lingkungan yang yang tahan terhadap panas dan api. Linoleum juga
terbuat dari bahan alami yang dihasilkan dari sumber daya yang bisa
diperbaharui.Produk ini efektif, dan bisa memenuhi persyaratan untuk
kebersihan, keamanan, dan kemampuannya menjadi material yang
ramah lingkungan.

Gambar: tegel Linoleum


Sumber : google image, 2020
b. Material dinding
pada sisi bangunan yang terpapar langsung panas dan cahaya
matahari, digunakan dinding dengan material b-panel. B-panel
dipilih karena merupakan materialnpanel beton bertulang berinsulasi
lapisan b-foamExpanded Polystyrene (EPS). Sistem ini memiliki
karakteristik insulasi termal dan akustik yang cukup baik Insulasi
termal dan kelembaban yang sangat baik (sampai dengan 93%).

Gambar: panel dinding


Sumber : google image, 2020
c. Materian atap
Pada bagian penutup atap menggunakan material PVC
(Polyvinyl Chloride), atap PVC adalah atap bermaterial plastik yang
sedikit dikeraskan namun sifat lenturnya masih tersisa, sehingga atap
PVC mudah dibentuk, material atap ini memiliki kelebihan meredam
panas dan suara yang baik, tahan lama, tidak mudah terbakar, tidak
berkarat serta kuat dan kokoh, namun memiliki harga yang cukup
tinggi dan ketersediaan warna yang tidak banyak. Selain penggunaan
material PVC penggunaan material fiber pada atap skylight.
Pada bagian atap juga akan diaplikasikan material solar panel
yang dirangkai menutupi bagian kepala bangunan. Solar panel dipilih
karena mampu menghasilkan energi listrik alernatif dari panas
matahari bagi bangunan tanpa mengemisi CO2 seperti energi bahan
bakar fosil atau bbm pada umunya. Dengan kata lain teknologi solar
panel adalah teknologi sumber daya energi yang ramah lingkungan.
Selain itu dalam keadaan optimal, penggunaan material ini pun
mampu mengurangi konsumsi energi hingga 40% dari kebutuhan
energi normal.

Gambar: solar panel


Sumber : google image, 2020
Selain itu harga pembangunan awal yang masih tergolong
tinggi setimpal dengan energi alternatif yang dapat diperoleh selama
20 sampai 30 tahun. Alasan lainnya adalah solar panel juga dapat
difungsikan sebagai power bank atau media penyimpanan energi
ketika energi yang didapat dari panas matahari berlebih untuk
digunakan pada keadaan darurat atau ketika cuaca tidak mendukung
kerja solar panel.

Anda mungkin juga menyukai