Anda di halaman 1dari 5

Ruang Dalam Arsitektur Masa Kini :

( dan Relevansinya dengan teori Kubisme)

a. Arsitektur Kubisme
Kubisme merupakan salah satu aliran atau gaya arsitektur yang muncul pada tahun 1910an di
Paris. Aliran ini awalnya terinspirasi pada dunia seni rupa. Gaya arsitektur ini muncul saat
masyarakat pada zaman tersebut sudah merasa bosan terhadap gaya arsitektur klasik yang dipenuhi
dengan elemen dekoratif berupa ornament ornament.
Pada awal 1910 terjadi perubahan persepsi mengenai keindahan arsitektur, yang awalnya
keindahan tercipta dari adanya ornamen menjadi keindahan timbul dengan sendirinya karena
adanya fungsi dan elemen elemen struktur. Bangunan tersusun dari bagian bagian yang memiliki
fungsi seperti dinding, kolom, jendela, pintu, atap, dll. Elemen elemen itulah yang tersusun dan
menimbulkan nilai estetika dari sebuah bangunan.
Teori, bentuk, dan konsep arsitektur masa romawi dan yunani mulai ditinggalkan, penggunaan
ornament yang tidak memiliki fungsi ditinggalkan dan membentuk sebuah ruang yang murni atau
apa adanya.
Kubisme tidak hanya membuat sebuah bentuk berdasarkan dimensi ruang, namun juga
mempertimbangnya dimensi waktu. Dalam seni rupa sendiri kubisme menyajikan sebuah lukisan
yang dapat dilihat dari satu sudut pandang saja namun bisa dilihat dari berbagai sisi.
Aliran kubisme mempengaruhi bidang arsitektur dengan menjadikan ruang sebagai elemen
yang paling penting pada sebuah karya arsitektur. Elemen elemen arsitektur yang menjadi
pendukung dari teori ini adalah ruang, material, dan pencahayaan. Penerapan konsep
fungsionalisme, purisme atau rasionalisme mewujudkan bangunan “bersih”,”murni” tanpa hiasan,
sederhana berupa komposisi bidang, kotak, balok, dan kubus. Memandang bahwa seluruhnya
merupakan kesatuan bentuk, sehingga disebut arsitektur cubisme.
Penekanan dimensi waktu dalam bangunan dapat diwujudkan dengan menyatunya antara
ruang dalam dan ruang luar. Dalam prakteknya penyatuan ini dapat diwujudkan dengan
penggunaan jendela-jendela lebar, jarak antar kolom yang relatif lebar sehingga ruang dalam
(interior) dan luar (outdoor) dapat saling bersambungan dan berkesinambungan.
Realisasi dari konsep penyatuan ruang dalam dan ruang luar dapat dicapai melalui pemilihan
material dinding dan atap yang menggunakan kaca. Material kaca juga membuat cahaya dapat
masuk kedalam ruangan secara leluasa. Bukaan dalam lantai, dinding dan atap juga menjadi bagian
yang penting dalam arsitektur, karena dapat menghubungkan ruang – ruang atas dan bawah serta
dengan ruang –ruang yang berseblahan, serta memasukan cahaya ke dalam bangunan.
Aliran kubisme memanfaatkan teknologi beton bertulang yang bentuk dan ukuran- ukurannya
standar dengan sistem module. Sistem ini menjadikan suatu bangunan dibangun dalam waktu yang
cepat dan memungkinkan dibangun dalam jumlah yang banyak. Elemen- elemen bangunan dibuat
dan dicor di pabrik sehingga di lapangan hanya dilakukan perakitan. Bagian-bagian dari bangunan
seperti pondasi, kolom, tiang, tangga dan lain-lain dibuat di pabrik, kemudian dipasang dan
disambung menjadi bangunan dalam jumlah sesuai kebutuhan.
Karakteristik dari arsitektur kubisme antara lain adalah :
1. Bangunan murni, bersih tanpa hiasan serta bentuk yang sederhana.
2. Bentuk fasade yang tidak terlalu banyak hiasan maupun ornamen, desain yang apa adanya
akan mempertegas kesan dan bentuk bangunan yang ada (Berupa komposisi Bidang,
Kotak, Balok dan Kubus)
3. Tidak hanya menekankan salah satu sisi (bagian depan) saja, tetapi semua bagian (depan,
samping, belakang) secara tiga dimensional menyatu dan harus baik.
4. Realisasi dari penyatuan ruang luar dan dalam, melalui bukaan dalam lantai(void), dinding
dan atap.
5. Ruang adalah aspek paling dominan (unsur utama) Cubism merupakan aliran yang
mementingkan ruang, dengan ruang sebuah bangunan dapat menampakkan 3 (tiga)
dimensinya.

b. Penerapannya pada Ruang Masa Kini


Penerapan kubisme pada penciptaan ruang masa kini dapat dilihat pada mayoritas bentuk
denah bangunan yang menggunakan elemen geometri persegi sebagai penyusunnya. Bentuk
geometri ini dipilih karena dapat menghasilkan ruang yang lebih efektif dan efisien. Bentuk ruang
persegi lebih memungkinkan untuk menciptakan sirkulasi yang lebih nyaman dan efektif bagi
penggunanya serta tidak menimbulkan sebuah sudut ruang yang terbuang.
Biaya tanah yang semakin lama melambung tinggi membuat dibutuhkannya ruang yang
efektif dan efisien serta memiliki biaya perawatan yang murah. Persegi dipilih karena tidak
memiliki sudut sudut lancip yang memuat ruang tersebut menjadi “mati” dan sulit dibersihkan.
Bentuk bangunan yang minimalis, sederhana, dan tidak menggunakan ornament seringkali
kita temui di berbagai jenis/ fungsi bangunan. Penggunaan elemen struktur sebagai elemen estetika
membuat kesan bersih dan murni(apa adanya) pada bangunan sehingga membuat bangunan terlihat
lebih modern.
Selain citra bangunan, konsep kubisme sering diambil sebagai refrensi dalam membentuk
ruang masa kini karena bentuknya yang cenderung mudah dalam hal pemeliharaannya. Di zaman
yang serba cepat dan instan manusia mulai menuntut kepraktisan dan kecepatan, penggunaan
ornament membuat bangunan lebih sulit untuk dibersihkan ataupun dipelihara. Pemilihan material
beton seringkali dipilih untuk memberikan kesan sederhana dan memberikan kemudahan dalam
hal pemeliharaan

Hubungan antar ruang dalam dan luar seringkali kita temukan pada beberapa bangunan public
ataupun bangunan residensial. Ruang dalam adalah ruang yang terbentuk oleh bidang bidang
pembatas fisik berupa lantai, dinding, dan langit-langit. Sedangkan ruang luar adalah Ruang yang
terjadi dengan membatasi alam hanya pada bidang alas (horizontal) dan vertikalnya saja (bisa
dinding ataupun vegetasi), sedangkan pada bidang atapnya,tidak terbatas.
Penggabungan dan peleburan antara ruang dalam dan luar ini dapat memberikan kesan ruang
yang luas dan memasukkan penghawaan serta pencahayaan alami yang baik ke dalam bangunan.
Bukaan pada ruang dan penggunaan material kaca memberikan pandangan yang lebih luas baik dari
dalam maupun luar ruangan. Peleburan antara hubungan dua ruang ini juga memberikan alur sirkulasi
yang baik pada bangunan . Adanya penghawaan dan pencahayaan alami membuat ruang maupun
bangunan menjadi lebih ramah lingkungan dan dapat meminimalisir pengeluaran untuk listrik.
Karakteristik dan kegiatan manusia masa kini yang cenderung lebih aktif dan beragam membuat
sebuah ruang harus memiliki sifat fleksibel dan memiliki akses yang cepat. Penggunaan void maupun
pilotis dapat dicapai untuk memecah alur sirkulasi sehingga tidak ada sirkulasi yang menumpuk di
salah satu sisi bangunan saja. Peleburan antar ruang ini juga memungkinkannya elemen alam dapat
masuk ke dalam bangunan dan memberikan suasana dan experience yang menarik bagi pengunjung
ataupun penghuninya.

Penerapan kubisme juga dapat dilihat dari bangunan bangunan perkantoran yang ada di
Indonesia, khususnya kota kota besar seperti Jakarta. Bentuk bangunan yang memiliki denah
persegi dan menggunakan material kaca pada bagian fasadnya dapat menggambarkan ciri khas
dari gaya arsitektur kubisme. Penggunaan kaca pada bangunan ini dimaksud untuk meleburkan
hubungan antara ruang dalam dan luar. Kubisme dipilih agar dapat memunculkan ruang yang
efektif dan fleksibel pada ruang perkantoran, hal ini dikarenakan sifat kantor yang dinamis dan
dipenuhi oleh beragam manusia yang memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda-beda.
Refrence:

Martinus Taena, Yob yabes Hayer, Efrain Selan, dan Miguel Da Silva. “PERKEMBANGAN ARSITEKTUR
IIARSITEKTUR MODERNFUNGSIONALISME, RASIONALISME, DAN CUBISM” .Universitas Katolik Widya
Mandira. 2013 https://www.scribd.com/doc/136931860/Arsitektur-Modern-Fungsionalisme-
Rasionalisme-Dan-Fungsionalisme

Nancy Yusnita Nugroho dan Anastasia Maurina. “KORELASI BENTUK DINAMIS DENGAN
RUANG ‐ STRUKTUR ‐ ENCLOSURE PADA BANGUNAN CIWALK EXTENTION, BANDUNG”. Universitas
Parahyangan. 2015

Beþgen, Asu. “The Effects of Cubist Design Theory on Modernism and Post Modernism”. Karadeniz
Technical University Department of Architecture Trabzon Turkey.
http://papers.cumincad.org/data/works/att/ddss9805.content.pdf

CHIZZONITI, Domenico Giuseppe. “STRUCTURE OF SPACE: CUBISM AND MODERNISM. FIGURES AND
ICONS IN JOSEF GOČÁR’S WORK”. Routledge. 2016
https://www.researchgate.net/publication/315894037_The_structure_of_space_cubism_and_modernis
m_Figures_and_icons_in_Josef_Gocar's_work

Sylvia. “Kubisme”. 2016 https://www.scribd.com/document/327119769/arsitektur-kubisme

Anda mungkin juga menyukai