Anda di halaman 1dari 128

DASAR DASAR MANAJEMEN

PROYEK DAN SISTEM


MANAJEMEN MUTU
TUJUAN INTRUKSIONAL UMUM

SETELAH MENGIKUTI PELAJARAN INI


PESERTA AKAN MAMPU MEMAHAMI
DASAR DASAR MANAJEMEN PROYEK
DAN SISTEM MANAJEMEN MUTU
Budaya Bangsa Dlm Menyikapi Pembangunan

PROGRESS RESISTANCE PROGRESS PRONE

Harus ada Model For: Cukup dengan Model of


…………….. (Yang sekarang ada)

•  Lawrence Harrison dalam bukunya Culture Matter : How Value Shape Human
Progress yang mengkaji dampak sebuah bangsa pada dinamika politik dan
pembangunan ekonomi di negara yang bersangkutan menyimpulkan bahwa
ada sebuah bangsa yang budaya memang mendorong laju kemajuan (progress
prone), tapi juga ada sebuah bangsa yang budayanya cenderung menghambat
kemajuan (progress resistance).
•  Sikap memandang/berfocus kedepan dan tidak terjerat kemegahan masa
lampau (Vietnam yang mengalahkan AS secara strategik) yang ditekankan oleh
seorang redaktur dan penulis The New York Times Roger Cohen, setelah baru
baru ini ia keliling Vietnam, China, Korea, Malaysia 䇾. Kadang kadang memang
perlu kompromi, tapi kemudian maju terus’ tulisnya.
Prof Toshiko Kinoshita dari Universitas Waseda Jepang mengatakan:

Bahwa krisis masyarakat Indonesia yang harus segera diatasi adalah:


Tidak pernah berpikir jangka panjang, mudah melupakan suatu peristwa hanya
berorientasi mengejar uang untuk memperkaya diri sendiri dan tidak pernah
berpikir panjang untuk negaranya. Karakteristik seperti ini tidak hanya terlihat
dimasyarakat dari semua lapisan tetapi juga politisi dan pejabat pemerintahnya.
Pemerintah dikatakan 䇾sebagian besar hanya merencanakan rencana jangka
pendek yang bersifat reaktif terhadap ratusan masalah individual tanpa adanya
suatu kebijakan umum atau sistem yang mengikat untuk jangka waktu lama䇿.
Mereka (anak buah) hanya sedikit mendapat pengarahan dan pengaturan dari
pimpinan dan pelaksana diharusnya menciptakan sistem sendiri䇾.

Robert E Allinson dalam bukunya Global Disasters mengemukan tesis䇿


bahwa kebanyakan becana besar dilandasi dasar konseptual yang
tidak tepat䇿.

Prof Dr KoentjaningratTentang kelemahan mentalitas bangsa Indonesia 䇾


Berorientasi masa lalu, Tidak hemat, Tidak menghargai mutu, Tidak
berdisiplin murni
•  Prof Michael Porter dari Havard Business School (bagian dari
Universitas Harvard di Cambridge, AS) yang baru baru ini diundang ke
Indonesia untuk menyampaikan ceramahnya (29/11/2006) yang
berjudul 䇾 Mengembangkan daya saing dalam lingkungan global䇿
menyampaikan beberapa daftar kelemahan bangsa Indonesia
sekarang yang bila disimpulkan sebagai berikut: Perekonomian
Indonesia Stagnan dan produktivitas rendah karena sejumlah faktor
䇾 sistem tenaga kerja tidak efisien, berbagai peraturan dan prosedur
baik dipusat maupun didaerah yang sering saling bertentangan,
infrastruktur yang tidak memadai.
•  Indonesia berusaha keras untuk menarik investasi asing tapi
lingkungan bisnis asing justru seperti menolak investasi Mentalitas
yang terlalu memikirkan kepentingan sendiri dalam jangka pendek
harus dirubah. Dunia sekarang ini sedang maju cepat, kalau Indonesia
tidak segera melakukan pembenahan diri, maka akan ketinggalan.
Walaupun Porter tidak tidak mempergunakan istilah progresive
resistence , tapi jelas yang dimaksud betapa budaya indonesia itu
seperti menghambat kemajuan.
•  Jadi Indonesia memerlukan upaya yang serius untuk memerangi
persoalan daya saing yang amat buruk.
Gugatan Kepada Para Pakar/Ahli:

•  Setelah Tahun 1980 di Indonesia ini banyak ahli


Transportasi dan Ahli Perkerasan, Ahli Tanah
(Geoteknik) namun:
–  Dari dulu orang berjalan dari Semarang – Jakarta ya
naik Bus, Kereta Api yang waktunya satu malam,
harganya sama saja
–  Dari dulu orang mengangkut barang ya pakai truck
yang merupakan pilihan yang paling murah dibanding
dengan kereta api atau kapal.
–  Hasil pembangunan Jalan ya itu itu juga dan
problemnya kerusakan dini dan lain lain yang tidak
pernah terselesaikan.
PEMAHAMAN TENTANG ILMU:
•  Tujuan Ilmu adalah beribadah kepada Allah, dan
mengarahkan segala macam ibadah dan ketaatan
hanya kepada Allah.
•  Berbagai dalil menunjukkan bahwa ruh ilmu adalah
pengalaman. Jika tidak demikian, maka ilmu adalah
sesuatu yang telanjang tanpa manfaat
•  Nash nash yang tetap di dalam syara’ berupa
acaman keras bagi orang yang tidak mengamalkan
ilmunya. Seorang alim (orang yang berilmu) akan
ditanya tentang ilmunya, apa yang ia amalkan
dengan ilmunya. Orang yang tidak mengamalkan
ilmunya akan menjadi bencana, kerugian dan
penyesalan bagi dirinya.
PERLU ADA PERUBAHAN DARI KITA SEMUA MENGENAI:

•  Visi
•  Skills
•  Incentives
•  Sumber Daya
•  Action Plan
PROSES DAN KEAHLIAN DALAM PEMELIHARAAN,
PENINGKATAN DAN PEMBANGUNAN JALAN
Memulai
ORGANISASI
Proses
Perencanaan

Pelaksanaan Pengendalian

Selesai

sasaran

KEAHLIAN MANAJEMEN YANG DIPERLUKAN


STRUKTUR ORGANISASI •  Manajemen Integrasi •  Manajemen Sumberdaya
SUMBER DAYA •Manajemen Cakupan •M
  anajemen Komunikasi
MANUSIA
UANG •Manajemen waktu •Manajemen Biaya
ALAT
MATERIAL •Manajemen procurement •Manajemen Mutu
LAHAN
•Manajemen Resiko
SOP DAN INSTRUKSI KERJA PADA SETIAP UNIT KERJA
Instruksi
TUPOKSI Keja

MATERIAL
(INPUT) ACTION

OUTPUT

SOP/
OPERATION Dengan adanya SOP/Operasi Line
LINE/Deoxyribo yang jelas dan tepat serta masing
Nucleic Acid. masing petugas yang dilengkapi
dengan tupoksi , input dan instruksi
kerja yang jelas maka masing
masing petugas akan melakukukan
kegiatan yang sesuai dengan
Adenine output yang diinginkan atau akan
Guanine bekerja secara efektif dan efisien.
Cytosine
Thymine
Genome Chip
KONSEP MANAJEMEN PROYEK
•  Definisi Proyek : urutan tugas yang dilakukan untuk mencapai tujuan
tertentu yang unik dalam kerangka waktu yang ditentukan.
–  Kuncinya Unik: yang membedakan antara operasi dalam suatu produksi
dan proyek. Operasi suatu produksi begitu selesai akan sama pada
produksi berikutnya. Sedangkan Proyek selesai satu proyek proyek
berikutnya tdk akan sama dan memerlukan berbagai variasi langkah atau
metoda.
•  Manajemen Proyek (Project Management Institute); Usaha temporer
yang dilakukan untuk menciptakan proyek atau jasa yang unik atau
Aplikasi pengetahuan, keahlian, alat dan teknik untuk aktivitas proyek
guna memenuhi atau melampaui kebutuhan yang diharapkan oleh
stakeholder dari proyek tersebut䇿.
•  Tolok ukur keberhasilan Proyek:
–  Waktu (tepat waktu).
–  Biaya (tepat biaya /anggaran).
–  Tujuan (tujuan/cakupan proyek terpenuhi outcome)
–  Mutu (kepuasan).
–  Tidak merusak sumberdaya.
•  Rencana Proyek adalah dokumen formal yang berisi banyak komponen.
Bukan sekedar jadwal pekerjaan
HUBUNGAN CAKUPAN, WAKTU, BIAYA, MUTU DAN SUMBERDAYA

MUTU
DAN
SUMBERDAYA

TUJUAN/CAKUPAN

•  Jika cakupan naik setelah waktu dan biaya ditetapkan maka satu satunya
untuk mempertahankan hubungan yang sama dalah menaikan waktu atau
biaya.
•  Jika waktu dan biaya tetap sama maka dua komponen lainnya akan terganggu.
Misal sumberdaya mungkin kurang dan menyebabkan gangguan atau mutu
berkurang yang membuat pengguna tidak puas.
PANDANGAN YANG MENYESATKAN DALAM MANAJEMEN PROYEK
•  Penggunaan alat dan teknik manajemen proyek akan menjamin
keberhasilan proyek. Penggunaan alat dan teknik manajemen tidak
membantu dalam keberhasilan proyek dan akan menambah biaya, dan
merepotkan.
–  Yang betul akan menambah biaya namun tidak besar jika dibanding dengan
manfaatnya dan Mengikuti teknik menajemen proyek standar dapat secara
signifikan memperbesar peluang keberhasilan proyek dan meningkatkan
kemungkinan sukses.
•  Estimasi biaya merupakan biaya yang akurat dan harus dijadikan
patokan. Bahwa Estimasi biaya selalu berlebihan dan mesti diabaikan
atau dipotong 50% agar mendekati kenyataan.
–  Yang betul Estimasi adalah memperkirakan berapa lama waktu dan biaya.
Estimasi yang lebih akurat berasal dari proses pembelajaran, bukan bagi
menajer proyek saja, tetapi juga untuk tim dan organisasi.
•  Hali perencanaan proyek merupakan yang benar,maka segala sesuatu
akan sesuai dengan rencana. Mempercayai segala sesuatu tidak tidak
akan ada yang sesuai dengan rencana juga mengada ada dan keyakinan
yang keliru.
–  Yang betul Estimasi tidak selalu akurat, dan peristiwa tidak terduga dapat
mengubah proyek secara dratis. Tetapi dengan mengaplikasikan teknik
pengendalian proyek khusunya menajemen resiko, proyek dapat lebih sesuai
dengan rencana.
PROSES PROYEK

MEMULAI PERENCANAAN

PELAKSANAAN PENGENDALIAN

PENYELESAIAN
KEAHLIAN MANAJEMEN YANG DIBUTUHKAN DALAM
MENGELOLA PROYEK

1. Manajemen Jalan dan ilmu Jalan dan Jembatan


2. Manajemen Integrasi
3. Manajemen Cakupan
4. Manajemen Waktu Manajemen
5. Manajemen Pengadaan (Procurement)
6. Manajemen Sumberdaya
7. Manajemen komunikasi
8. Manajemen Mutu
9. Manajemen Biaya
10.Manajemen resiko.
•  Manajemen Penyelenggaraan Jalan adalah Rur, Bin, Bang, Was. Untuk
Pemimpin Proyek harus mengetahui Ilmu jalan dan Trafic manajemen.
•  Fokus utama menajemen integrasi adalah menciptakan rencana proyek dan
rencana pelaksanaan proyek yang komprehensif, terpadu dan didesain
dengan baik. Pengawasan proses kontrol perubahan, baik saat
dikembangkan dalam rencana maupun saat dilaksanakan disepanjang
jalannya proyek.
•  Fokus utama Manajemen Cakupan adalah pemastian bahwa semua
kerja yang sudah dimasukan dan tidak ada tambahan kerja yang tidak
diperlukan.Inisiasi fase dan proyek formal, menyusun cakupan tertulis,
persetujuan formal, kontrol perubahan cakupan.
•  Fokus utama manajemen waktu adalah menentukan penyusunan atau
struktur perincian kerja, menentukan hubungan ketergantungan
diantara tugas tugas proyek, memperkirakan usaha dan durasi tugas,
menyusun jadwal proyek, monitoring dan pembaharuan kemajuan
proyek, membuat perubahan untuk estimasi dan jadwal.
•  Focus manajemen procurrement adalah pengadaan, pengembangan
pelaksanaan, monitoring kontrak dengan jasa vendor, memilih rekanan
yang tepat, menyelesaikan kontrak setelah proyek selesai.
•  Fokus manajemen SDM adalah penentuan keahlian yang dibutuhkan untuk
melekukan berbagai tugas, peran dan tanggung jawab, memilih kadidat
potensial dsb.
•  Focus manajemen waktu meliputi; Perencanaan mutu, Pemastian
Mutu dan Kendali Mutu.
–  Perencanaan mutu seorang Manajer Proyek mendefinisikan apa apa yang
akan mempresentasikan mutu dan bagaimana mutu tersebut diukur.
–  Pemastian mutu meliputi bagaimana mengawasi seluruh mutu proyek
untuk melihat apakah standarnya telah dipenuhi.
–  Kendali mutu Manajer Proyek memeriksa output aktual untuk mengevaluasi
kesesuaiannya dengan standar yang telah ditetapkan dalam rencana.
•  Manajemen biaya mencakup penentuan kategori biaya proyek,
estimasi penggunaan masing masing sumber daya dalam masing
masing katagori, penganggaran untuk biaya yang diperkirakan
tersebut sebagaimana yang dituangkan dalam DIPA, dan
kemudianmengontrol biaya saat proyek berjalan. Biaya proyek
meliputi:
–  Biaya tetap
–  Biaya variabel
•  Manajemen risiko dimulai dengan mengidentifiasi risiko potensial untuk
suatu proyek kemudian memperkirakan bagaimana
kemungkinan masing masing risiko terjadi dan jika terjadi
bagaimana risiko itu berpengaruh terhadap proyek.
–  Semua risiko disusun dalam daftar kontingensi dan
kemungkinan kemungkinan untuk menghadapi risiko tertinggi
seperti:
❖  Banjir
❖  Kecelakaan
❖  Kebakaran
❖  Kontraktor mundur
❖  Macet
–  Saat proyek dilaksanakan seseorang dapat menggunakan
kontingensi untuk mengontrol kembali proyek jika risiko itu benar
benar terjadi.
Siklus Proyek/Kegiatan
Inisiasi Proyek

Peninjauan 1 Perencanaan
Proyek

Start Up
Konstruksi

Pasca 2 Perencanaan
Implementasi

Inisiasi Proyek Implementasi

Evaluasi 33 Perencanaan

Pengembangan
MEMULAI PROYEK
•  Mengkaji Fleksibilitas Proyek yang meliputi:
–  Teknis
–  Finansial
–  Operasional
–  Geografis
–  Waktu
–  SDM
–  Legal
–  Politik
•  Menganalisa Cost/Benefit nya/EIRR. NPV.
•  Mendapatkan otorisasi proyeknya seperti: SK Satker,
PPK, DIPA
Memulai Perencanaan
•  Mendefinisikan tujuan proyek.
–  Menembus Daerah Terisolir
–  Meningkatakan kapasitas jalan
–  Memperkuat struktur perkerasan jalan
–  Memelihara jalan
•  Menyusun sasaran proyek
–  Pekerjaan pelebaran harus selesai sebelum lebaran
–  Pekerjaan harus selesai sebelum 15 Desember 2007
•  Menentukan ruang lingkup/cakupan, pengecualian
Proyek
–  Ruang lingkup proyek meliputi:
•  Panjang jalan
•  Lebar pengadaan lahan
•  Lebar perkerasan
•  Jumlah Jembatan
•  Tebal Perkerasan
•  Dll
–  Pengecualian
•  Mendefinisikan Input,output, Outcome, Impact proyek

NILAI
INPUT INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME TUJUAN

. EFISIENSI EFEKTIVE
EKONOMIS
(BERDAYA BERHASIL
HEMAT
GUNA) GUNA.

Cost Effectiveness

•  Input : Besaran biaya, SDM, Alat, dll


•  Output : Jalan dengan panjang, jalan dengan panjang
•  Outcome: BOK, EIRR, NPV dll
•  Tujuan : memakmurkan masyarakat
•  Mendefinisikan batasan batasan/asumsi
–  Pertumbuhan lalu lintas
–  Angka keamanan konstruksi
–  Angka keamanan timbunan
–  Dll
•  Mendefinisikan pendekatan
•  Menentukan Sumber daya yang diperlukan
•  Daftar dan Evaluasi Stakeholder
–  Pengguna Jalan
–  Masyarakat pemanfaat jalan
–  Instansi Vertikal
–  Instansi Horisontal
–  Pihak Pihak Yang terkait
•  Menentukan faktor faktor kebehasilan yang penting
Mengembangkan Rencana Pengendalian Proyek:
•  Memahami rencana Pengendalian proyek
•  Mengembangkan Rencana Komunikasi dengan Stakeholder
–  Mempelajari jenis jenis laporan tertulis dan lesan
–  Pengumuman
–  Media masa
–  Dll
•  Mengembangkan Rencana Kontrol Perubahan
•  Mengembangkan Rencana manajemen Mutu
•  Menyusun Rencana Pengadaan
–  Menentukan metode pengadaan
–  Menentkan Kriteria pengadaan
–  Menjelaskan standar dan Prosedur Kontrak
•  Mengembangkan Rencana penyelesaian Proyek
Menyusun Struktur Perincian Proyek:
❑  Memahami struktur Perincian Proyek (Work Breakdown Structure)
⧫  Pembangian total pekerjaan menjadi unit unit yang dapat dikelola
➢  Tahapan/Fase
➢  Langkah langkah/aktivitas
➢  Tugas
⧫  Tujuannya : Untuk mengorganisasi proyek menjadi perbagai level
pelaporan ringkas
➢  Bangunan bawah; Bangunan Atas, Bangunan Pendekat dll
⧫  Menentukan pendekatan WBS
➢  Bersadarkan fase ; Desaian, Pelaksanaan, Penyelesaian
➢  Berdasarkan hasil ; Pekerjaan yang telah dihasilkan
➢  Berdasarkan Peran atau keahlian
❑  Menentukan Level Pemeriksaan
❑  Menyusun detail WBS
Membentu Tim Proyek
•  Meninjau SDM yang diperlukan
•  Mempertimbangkan ketersediaan SDM
•  Menyusun rencana Organisasi
•  Mempertimbangkan Gaya (Style) SDM
➢  Memahami metode Carl Jung
➢Memahami metode Myers Briggs
➢Memahami metode Johari Window
➢Memahami Whole Brain
•  Rencana untuk memperoleh SDM yang
tepat
STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTORAT JENDERAL
BINA MARGA

SEKRETARIAT
DIT JEN BINA
MARGA

DIREKTORAT DIREKTORAT
DIREKTORAT DIREKTORAT DIREKTORAT JALAN DAN JALAN DAN
BINA TEKNIK BINA PROGRAM JALAN BEBAS JEMBATAN JEMBATAN
HAMBATAN WILAYAH BARAT WILAYAH TIMUR
DAN JALAN
KOTA

BALAI BALAI BESAR SATUAN KERJA


PELAKSANAAN PELAKSANAAN PERANGKAT
JALAN NASIONAL JALAN NASIONAL DAERAH

SNVT SNVT
SNVT SNVT
SNVT SNVT
STRUKTUR ORGANISASI BALAI BESAR IV
JAKARTA
Kepala Balai

Jafung Kabag TU

Kasubag Keuangan
Umum dan Peg
Kasubag Adm Tek

Kasubag
Kabid Kabid Kabid SMM Kabid
Ren Was Pelaksanaan Perl dan Pengujian

Kasi Peralatan
Kasi Dal Sistem
Kasi Perencanaan

Kasi Pembangunan

Kasi Pemeliharaan
Kasi Pengawasan

Kasi Pengujian
Kasi Dal Dok
SNVT
1. SNVT P2JJ Jabar
2. SNVT P2JJ Banten.
3. SNVT Pembangunan Jabar.
4. SNVT Rehabilitasi dan Pemeliharaan Jabar.
5. SNVT Pembangunan Banten
Kasubag Adm
Tek
PETUGAS

Penguji
Kasubag Keu ADMINISTRA

Kabag

SPM

UAKPB
Petugas UAKPA SI UAKPB

TU
STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA TETAP / BALAI

PETUGAS
Kasubag Umum VERIFIKASI
& Peg UAKPB
Petugas UAKPB
PELAKSANAAN JALAN IV

SNVT
BALAI BESAR
SATKER DITJEN

SATKER
MENTERI PU

T
BINA MARGA
ANGGARAN

ATASAN KA.

V
KA

N
PETUGAS S
PENGGUNA

KOMPUTER
UAKP UAKPA
Petugas Juru Bayar
PETUGAS
A

VERIFIKASI
BENDAHARA
PENGELUARA

Petugas Pemb. Daftar Gaji UAKPA

Petugas Verifikasi
Petugas Penerbit dan
KABID RENWAS
BESAR

Penyampaian SPP
Petugas SPP/PSPJ/UP
N

Petugas Pembukuan
Komitmen

Petugas Penguji SPP


Pembuat

Petugas Adm SPP


STRUKTUR ORGANISASI SATUAN KERJA NON VERTIKAL TERTENTU/ SATUAN KERJA
SEMENTARA

ATASAN KA. SATKER


DITJEN BINA MARGA

ATASAN LANGSUNG
SNVT/SKS

KA SNVT/SKS

PEJABAT YG MELAKUKAN

ASISTEN

TEKNIS
ASISTEN

PELAKSANA
SISTEN

&PERALATAN
SWAKELOLA
PELAKSANA
SISTEN
UMUM
TINDAKAN MENGAKIBATKAN
PENGELUARAN ANGGARAN
BELANJA/PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN

KEPALA
URUSAN
TATA USAHA

PELAKSANA/
PENGAWAS

BENDAHARA UAKPA UAKPB


PENGELUARAN
PEMBUKUAN
PETUGAS

SPP/SPJ/UP
PETUGAS

VERIVFIKASI
PETUGAS

VERIFIKASI
PETUGAS
UAKPA

SI UAKPB
ADMINISTRA
PETUGAS
KOMPUTER

VERIFIKASI
PETUGAS

PETUGAS
UAKPA

UAKPB
Organisasi Pengawas Supervisi

Pejabat Pembuat
Komitmen Selaku Direksi
Pekerjaan

Site Engineer Cs General


Superintendent

Pejabat Pembuat
Komitmen Selaku Direksi
Pekerjaan

Site Engineer Cs

General
Superintendent
Memahami metode Carl Jung
o  Intuitor -> Imajinatif dan idealistik
o  Mereka berpikir tentang masa depan dan isue isue global,
juga sering memikirkan kekurangan dimasa kini
o  Thinker -> Berpikiran realistis dan terstruktur
o  Mereka suka pekerjaan yang mendetail dan keputusan yang
memerlukan logika dan penyusunan facta secara rapi.
o  Feeler -> Emosional, spontan
o  Mereka suka mengenang masa lalu dan sangat setia kepada
kawannya, keluarganya, dan pekerjaannya
o  Sensor -> Agresif dan Kompetitif
o  Mereka ingin sukses dan cenderung melupakan segala
sesuatu yang tidak langsung berhubungan dengan
kesuksesan .
Metode Penggolongan Myers Briggs
Preferensi Definisi Opsi Karakter
Energizing Tipe aktivitas apa Introvert Mendapatkan semangan
yg membuat anda dari diri sendiri dan
bersemangat pemikiran sendiri
Ekstravert Mendapatkan semangat
dari orang dan pemikiran
lain
Attending Tipe hal apa yang Sensor Mendapatkan informasi
anda perhatikan dengan menggunakan
panca indra
Intuitor Mendapatkan informasi
dengan membayangkan
dan menafsirkan
Deciding Jenis informasi Thinker Membuat keputusan logis
apa yang menjadi dan objective
dasar keputusan Feeler Membuat keputusan
anda subyektif dan
berdasarkan nilai
Leving Jenis kehidupan Judgement Menjalani hidup
apa yang anda terencana dan teratur
jalani Perception Menjalani hidup spontan
dan tak terstruktur
Memahami Gaya Komunikasi Metode Johari Window
(Joseph Luft dan Harrington)

•  Open (terbuka) saya tahu anda tahu


•  Hidden (tersembunyi) saya tidak tahu anda tahu
•  Unknown (tertutup) saya tahu anda tidak tahu
•  Blind (Buta) saya tidak tahu anda tidak tahu

Memahami Metode Whole Brain


(kuadran Otak Dominan)
•  Kuadran Otak Kiri (Fact/A) adalah factual dan logis
•  Kuadran Otak kanan (Future /B) adalah visual dan konsepsional
•  Sistem Limbic kiri (Form /C) adalah teroganisir dan prsedural)
•  Sistem limbic kanan (Feelings/D) adalah emosional dan berorientasi
relasional
PERILAKU PEGAWAI YANG TERJADI DIPANTURA
•  Ragu ragu
–  Dalam membuat keputusan selalu ragu ragu tidak mau
bertanggung jawab (tidak pernah membuat keputusan atau
keputusanya tidak membuat keputusan).
•  Hati hati
–  Dalam membuat keputusan selalu hati hati /dalam membuat
keputusan memerlukan waktu yang cukup lama.
•  Berani
–  Cepat dalam membuat keputusan dan secara logika masih dalam
batas batas yang wajar.
•  Nekad
–  Cepat dalam membuat keputusan dan secara logika masih dalam
batas batas yang hampir tidak wajar dan penuh resiko.
•  Ngawur
–  Dalam membuat keputusan cepat dan tidak dapat dipertanggung
jawabkan.
Menyusun Estimasi Proyek
•  Memahami estimasi : Estimasi adalah memperkirakan seperti:
–  Berapa lama proyek akan selesai
–  Berapa besar material, peralatan, dan tenaga kerja serta biaya
yang diperlukan
–  Berapa besar biaya pasti dan biaya variable
–  Dst
•  Menyusun estimasi tugas
•  Menggunakan teknik estimasi Situasi Khusus.
–  Estimasi dalam Metode Penjadwalan Program Evaluation and
Review Technique (PERT) yang dalam hal ini dengan 䇾
kemungkinan besar, optimistik, pesimistik.䇿
–  Teknik Delphi
•  Menyusun estimasi biaya.
•  Menyusun Jadwal
Menyusun Diagram Jaringan Kerja

•  Setelah kita menyusun WBS, menetapkan sumber daya proyek, dan


memperkirakan waktu dan biaya maka langkah selanjunya adalam
menyusun Jadwal Proyek.
•  Memahami hubungan Tugas
•  Proyek adalah serangkaian aktivitas /tugas yang saling terkait
dan saling ketergantungan satu dengan yang lain.
•  Hubungan ini disebut sebagai ketergantungan lintas tugas
•  Ada empat tipe ketergantungan lintas proyek
➢  Finish – Start
➢  Start – Start
➢  Finish – Finish
➢  Start - Finish
▪  Menentukan hubungan lintasan.
▪  Menyusun diagram PERT
▪  Menyusun Diagram Metode Jalur Kritis (CPM).
MENETAPKAN JADWAL PROYEK
•  Memahami Jadwal Proyek
–  Karena faktor 䇾tepat waktu䇿 adalah salah satu faktor keberhaslan
proyek maka membuat jadwal yang akuran adalah hal yang sangat
penting untuk pengukuran keberhasilan.
•  Menghitung durasi tugas
•  Menentukan jadwal berdasarkan tanggal
•  Mengaplikasikan penyesuaian jadwal
•  Mengevaluasi batasan Waktu Proyek seperti;
–  Harus selesai pada tanggal
–  Selesai paling cepat tanggal
–  Selesai paling lambat tanggal
–  Harus dimulai tanggal
–  Dimulai paling cepat tanggal
–  Dimulai paling lambat tanggal
•  Melakukan Forward Pass
•  Melakukan Backward Pass
•  Menentukan jalur kritis.
•  Menyusun Diagram Gant dari berbagai sumber daya seperti
–  Jadwal Pekerjaan
–  Jadwal Pembelian
–  Jadwal mobilisasi peralatan
–  Jadwal mobilisasi tenaga kerja
–  Dll
Menghadapi Resiko Proyek
•  Dua katagori Resiko :
–  Resiko portofolio
•  Resiko yang berhubungan dengan evaluasi peluang
keberhasilan suatu proyek berdasarkan berbagai macam
faktor seperti hasilnya tidak optimal, bencana alam, termasuk
bagaimana proyek sesuai dengan proyek lainnya yang
sedang berjalan
–  Resiko Proyek
•  Ada empat resiko umum yang ada dihampir setiap
jenis proyek, dan termasuk dalam ketagori batasan
teknis, finansial, SDM, dan politi;
–  Teknologi tidak tersedia(tidak jalan seperti yang
diharapkan)
–  Anggara akan dikurangi
–  Anggota kunci dari tim akan meninggalkan proyek
–  Sponsor proyek akan meninggalkan.
Mengevaluasi resiko portofolio
•  Apa yang mungkin terjadi pada organisasi jika proyek
selesai?
•  Apa yang mungkin terjadi jika proyek tidak selesai?
•  Apa rintangan terhadap penyelesaian keberhasilan
proyek?
FAKTOR FAKOR RESIKO

•  Faktor ukuran proyek


•  Faktor stabilitas
•  Faktor pengalaman
•  Faktor prioritas
Teknik Mengelola Resiko
•  Penghindaran Resiko (Risk Avoidance)
–  Jalan dibuat melewati daerah yang banjir setahun sekali maka
untuk menghindari diperlukan peninggian atau jembatan
•  Penanggulangan atau Penahanan Resiko (Risk Retention)
–  Menahan pembayaran 10% sampai selesai proyek /PHO
–  Dana cadangan
–  Self insurance dan capital insurers
•  Pengalian Resiko (Risk Transfer)
–  Asuransi
–  Hedging
–  Incorporated
–  Tekniklainnya
•  Pengendalian Resko
–  Teori Domino (Heinrich,1959)

–  Ada lima tahap yang merupakan rangkaian kecelakaan, yaitu:


1.  Lingkungan sosial dan faktor bawaan yang menyebabkan
seseorang berperilaku tertentu(misal gampang marah)
2.  Personil fault (kesalahan individu), dimana individu tersebut tidak
mempunyai respon yang tepat (benar) dalam situasi tertentu)
3.  Unsafe act or physical hazard (tindakan yang berbahaya atau
kondisi fisik yang berbahaya)
4.  Kecelakaan
5.  Cendera
•  Rantai Resiko (Risk Chain)
–  Menurut Mekhofer, 1987, resiko yang muncul bisa
dipecah kedalam beberapa komponen:
•  Hazard (kondisi yang mendorong terjadinya resiko)
•  Lingkungan dimana hazard tersebut berada
•  Interaksi antara hazard dengan lingkungan
•  Hasil dari interaksi
•  Konsekuensi dari hasil tersebut.
•  Fokus dan Timimg Pengendalian Resiko
–  Fokus pengendalian resiko
–  Timing Pengendalian resiko.
Melaksanakan Proyek
•  Memperoleh mandat/otoitas dengan menapat Surat Keputusan
Pengangkatan sebagai Kuasa Pengguna Anggaran/ PPK/Penguji
SPM, Penugasan dari Pejabat yang berwenang
•  Mendapatkan DIPA
•  Meninjau Rencana Proyek.
–  Meninjau output Poyek
–  Meninjau SDM yang diperlukan dan yang ada
–  Meninjau WBS
–  Meninjau Estimasi Proyek
–  Meninjau Jadwal Proyek
•  Menetapkan basis Proyek
•  Menyusus Tim Proyek
•  Menyusun Paket Kerja
•  Mengadakan rapat Awal
•  Menggunakan Rencana Procurement
•  Memonitor Kerja
•  Mengembangkan Tim
•  Menggunakan Rencana Komunikasi
•  Menggunakan Rencana Kontrol Perubahan
•  Menggunakan Rencana Manajemen Mutu
•  Menggunakan Rencana Manajemen Resiko
•  Meninjau dan Memperbarui Rencana Penyelesaian.
•  Menghimpun Tanggal Tugas
•  Memonitor milestone (Patokan)
•  Mengumpulkan lama kerja aktual
•  Meninjau dan mengubah persyaratan
•  Meninjau dan mengubah WBS
•  Meninjau dan Mengubah Hasil
•  Meninjau dan Mengubah Jadwal

• 
Pengendalian
•  Evaluasi
–  Memeriksa Biaya Proyek
–  Mengitung biaya kerja yang dlakukan
–  Memahami Nilai Yang diperoleh
–  Menghitung Biaya Kerja Yang Tersisa
–  Membandingkan Basis dengan Persyaratan Yang Sudah terpenuhi
–  Membandingkan Basis dengan Hasil Actual
–  Membandingkan Estimasi Hasil Dngan Hasil Aktual
–  Membandingkan Estimasi basis dengan Estimmasi Saat Ini
–  Membandingkan Jadwal Basis dengan Saat ini
•  Mengembalikan Proyek Ke jalur Yang Benar
–  Meninjau dan Mengubah Hubungan Dependensi
–  Meninjau dan Mengubah Estimasi
–  Meninjau dan Mengubah SDM
–  Renegosiasi Waku, Biaya dan Cakupan
•  Pelaporan Kinerja Proyek
–  Menyusun Laporan Status
–  Menyusun presentasi
Menutup Proyek
•  Mengikuti Rencana Penyelesaian
•  Mendapatkan Persetujuan Penyelesaian Proyek
•  Melakukan Survey Proyek
•  PHO/FHO
•  Melakukan Sesi Memetik Pelajaran
•  Menulis Laporan Ringkasan Proyek
•  Meninjau Pelajaran Yang Telah Diperoleh Untuk Melihat Tren Ke
Depan
•  Menyesuaikan Proyek Masa Depan
PENGENALAN
SMM
VISI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2005-2009

”Terwujudnya Sistem jaringan Jalan Yang Berkesinambungan


dan Terpadu Berbasis Wilayah Nasional”

” Terwujudnya Sistem Penyelenggaraan Jaringan Jalan


yang Handal, Bermanfaat dan Berkelanjutan untuk
Mendukung Tercapainya Indonesia yang Aman dan
Damai, Adil dan Demokratis serta Lebih Sejahtera”

VISI DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA 2025

”Tersedianya jaringan jalan yang handal”


MISI
1. Memenuhi kebutuhan infrastruktur jalan untuk me n d uk u ng
pengembangan wilayah dan kelancaran distribusi barang dan jasa.
2. Mendorong berkembangnya industri konstruksi yang kompetitif.
3. Meningkatkan kapasitas pemerintah daerah dan masyarakat dalam
pembangunan infrastruktur jalan.
4. Mengembangkan teknologi yang tepat guna dan kompetitif serta
meningkatkan keandalan mutu infrastruktur jalan.
5. Menerapkan organisasi yang efisien, tata laksana yang efektif dan
terpadu dengan prinsip good governance serta mengembangkan SDM
yang profesional.
PERSYARATAN PRODUK YANG HANDAL
Jaringan Jalan Yang Handal /Sistem Penyelenggaraan Jaringan
Jalan yang Handal merupakan titik focus /visi atau tujuan dari
Bina Marga, Jalan Yang Handal atau Sistem Penyelenggaraan
Jaringan Jalan yang Handal tidak mungkin dicapai tanpa mutu
dalam proses. Mutu dalam proses tidak mungkin dicapai tanpa
Organisasi yang tepat, organisasi yang tepat tidak ada artinya
tanpa kepempinan yang memadai. Komitmen yang kuat dari
bawah (mandor) keatas (pimpinan organisasi/Dirjen)
merupakan pendukung dan pengikat dari empat Pilar yang
terdiri dari ;Jalan yang kuat, mutu dalam proses, organisasi
yang tepat, dan kepemimpinan yang memadai. Salah satu saja
yang lemah maka jangan mengarapkan mendapatkan Jaringan
Jalan /Sistem Jaringan Jalan yang handal.
PROSES YANG BERMUTU
•  Proses yang bermutu adalah proses mulai dari Kebijakan, Survei,
Investigasi, Desain, Pengadaan Lahan, Pelaksaan/Construction,
Operasi dan Pemeliharaan , harus tergambarkan dalam SOP dan
Instruksi Kerja yang transparan, dan efektif. Dari SOP dan
Instruksi Kerja ini sudah dapat dilihat apakah produk /jalan
handal atau tidak.
•  Standar Operasional Prosesdur (SOP) berisikan petunjuk
pelaksanaan dari rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan
kegitan penyelenggaraan jalan (operation line) dilingkungan
Direktorat Jenderal Bina Marga yang minimal mencakup:
–  Workflow Chart ; yang menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan
atau proses suatu produksi yang terdiri dari berbagai langkah (step)
kerja yang dikerjakan seorang petugas/Team/operator.
–  Job Description; yang menjelasakan langkah kerja yang harus
dikerjakan oleh setiap petugas/operator yang bersangkutan.
–  Component; yang menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah
distandarisasi berupa komponen kerja.
–  Object Material , barang, uang, dokumen yang harus dikelola.
Konsep Organisasi Yang Tepat
  Organisasi yang tepat adalah Organisasi stream line (tidak ada ziq zaq), terdesentralisasi/
empowerment ke garis Depan
  Pada konsep pendelegasian suatu tugas diberikan kepada organisasi/ bawahannya atau
anak buahnya namun keadaan yang perlu dipertanggung jawabkan dari tugas tersebut tetap
ada pada dirinya
  Empowerment /desentralisasi, para manajer melepaskan tanggung jawabnya, dari wewenang
dan keadaan yang harus dipertanggung jawabkan secara fisik. Manajer/ pimpinan menjadi
pelatih dan fasilitator, bukan pengawas yang mengontrol orang orang dengan tali
kekang yang pendek.
  Individu yang digaris depan memutuskan apa yang perlu dikerjakan sesuai dengan
parameter dan prinsip yang telah disepakai.
  Individu yang digaris depan menghadapi keadaan yang harus dipertanggung jawabkan
  Pimpinan bertindak sebagai pelatih
  Informasi mengalir bebas
  Individu bersikap proaktif
  Cenderung bersifat keluar dan fleksible
  Desentralisasi/empowerment ke Balai/SKPD bukan berarti membiarkan orang orang
memakai caranya sendiri tanpa rasa tanggung jawab atau tanpa dibatasi oleh standar dan
prinsip yang telah disepakati.
  Organisasi/pegawai yang digaris depan beroperasi secara mandiri , tetapi tetap bersandar
pada nilai nilai dan pedoman yang telah disepakati
SISTEM MANAJEMEN MUTU
•  Apa yang dimaksud dengan Mutu
–  Mutu ; Sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari karakteristik,
derajat, atau nilai nilai dari suatu keunggulan䇿 ( American
Heritage Dictionary, 1996)
–  Mutu ; adalah totalitas karakteristik dari berbagai entitas yang
memberikan segenap kemampuannya pada nlai nilai kebutuhan
serta nilai nilai kepuasan (ISO 8402).
–  Mutu; adalah mengerjakan dengan cara yang benar, dan setiap
saat berpikir dengan cara yang benar (Motorola, DFSS,2003)
•  Dimensi mutu
–  Performance •  Service
–  Features •  Renponse
•  Aesthetics
–  Conformance
•  Reputation
–  Reliability (Konsistensi kinerja)
–  Durability
PERKEMBANGAN METODE MUTU
•  Statistical Process Control (SPC)
–  Spc adalah sebuah aplikasi teknik statistik yang berfungsi sebagai
pengendalian proses (Walter A Shewhart 1924 dari Bell Telephone
Laboratories)-------→ Statistical quality control
•  Acceptance Sampling (1940)
–  Dikembangkan oleh Harold F.Dodge dan Harry D Romig (1940) dengan
memperkenalkan tabel; single sampling lot tolerance; double sampling lot
telerance; single sampling average out going quality limit; double sampling
average out going quality limit
•  Design of Experiment (DOE) 1930
–  DOE adalah sebuah perangkat kualitas (metode statika generik) yang sangat
penting digunakan didalam inisiatif six sigma. Dikembangkan oleh Sir Ronald
Fisher dari Universitas London.
•  Seven Tol of Quality
–  Ketujuh perangkat kerja adalah diagram cause-and effect, check sheet,
diagram kontrol, flow chart, histogram, diagram Pareto, dan diagram scatter
yang dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa.
❑  Shanin Method (Dorian Shanin Un Chicago)
❑  Statistical engineering
❑  Total Quality Management (1960)
❑  Dr W Edwards Deming, Josep J Juran, Kaoru Ishikawa
❑  Error Proofing (poka-yake) 1960
STANDARISASI
•  Meliputi kegiatan membuat standar, menerbitkan
standar, penerapan, pengujian, inspeksi, audit dan
sertifikasi.
•  Tingkatan Standar:
–  Internasional :ISO
–  Regional : Peraturan di Uni Eropa
–  Nasional : SNI,JIS,BS, DIN,
–  Perusahaan :
Sejarah Perkembangan Standar Mutu
Mil Q-9858
Mil -1-45208

BS 5650 BS 4891
AQAP1,4,9 1979 BS 5179

ISO
1987

ISO
1994 SNI

ISO SNI-199001
2000 2001
ISO
International Organization for Standardization

•  Technical Committee (TC) 176 bertanggung


jawab untuk pembuatan standar sistem
manajemen mutu(SMM)
•  1987 ; Penerbitan ISIO 9000
•  1994 ; Revisi Pertama
•  1994 Revisi kedua, berfocus pada kepuasan
pelanggan dan pendekatan proses
Perkembangan ISO 9001
•  ISO 9001:1997 Quality Assuance
•  ISO 9001 : 1994 Quality System Quality Assurance

•  ISO 9001: 2000 -> Quality Assurance & Customer Satisfaction


DEFINISI
•  ISO 9001: 2000 adalah suatu standar internasional
untuk sistem manajemen mutu (SMM)
•  S M M a d a l a h s i s t e m m e n a j e m e n u n t u k
mengarahkan Badan Usaha Jasa Konsultasi dalam
hal mutu
•  Suatu Sistem Manajemen Mutu merupakan
sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek
praktek standar untuk manajemen sistem yang
menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk
(barang/jasa) terhadap kebutuhan atau persyaratan
tertentu, yang ditentukan oleh pelanggan dan
organisasi
ISO 9000 VERSI 2000
•  Mencakup beberapa seri:
•  ISO 9000:2000; Quality Management System
(QMS) – Fundamental and Vocabulary
•  ISO 9001:2000; QMS – Requirements
•  ISO 9004 :2000, QMS-Guidance for
performance improvement
•  ISO 19011 ; Guidance for auditing management
system
PRINSIP DASAR ISO
9001:2000
•  Pendekatan Proses
•  Pendekatan Sistem
•  Prinsip PDCA
•  Perbaikan yang berkesinambungan
Model Sistem Manajemen Mutu berdasarkan proses

•  Ada 5 bagian utama:


–  Sistem Manajemen Mutu
–  Tanggung jawab manajemen
–  Manajemen Sumber daya manusia
–  Realisasi Produk
–  Analisis, pengukuran dan perbaikan
PRINSIP PRINSIP MANAJEMEN MUTU
DALAM
ISO 9000:2000
SNI 19 -9001-2001

Kepmen :362/KPTS/M/2004
PRINSIP 1
Orientasi pada pelanggan/pengguna produk
Organisasi tergantung pada pelanggan /pengguna produk
mereka. Karena itu, manajemen organisasi harus memahami
kebutuhan pelanggan /pengguna produk sekarang dan akan
datang, harus memenuhi kebutuhan pengguna produk dan giat
berusaha melebihi ekspektasi pengguna produk.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip
fokus pengguna produk ini, adalah :
•  Meningkatkan penerimaan dan pangsa pasar, yang diperoleh melalui
tanggapan-tanggapan yang cepat dan fleksibel terhadap kesempatan
pasar.
•  Meningkatkan efektivitas penggunaan sumber-sumber daya
organisasi menuju peningkatan kepuasan pengguna produk.
•  Meningkatkan loyalitas pelanggan yang akan memimpin pada
percepatan perkembangan bisnis melalui pengulangan transaksi-
transaksi.
•  Pelaporan Kinerja Proyek
–  Menyusun Laporan Status
–  Menyusun presentasi
Penerapan prinsip fokus pelanggan akan membawa
organisasi menuju
•  Pencarian kembali dan pemaahaman kebutuhan serta
ekspektasi pelanggan/pengguna produk .
•  Jaminan bahwa tujuan-tujuan organisasi terkait
langsung dengan kebutuhan dan ekspektasi
pelanggan/pengguna produk.
•  Penciptaan komunikasi tentang kebutuhan dan
ekspektasi pelanggan/ pengguna produk ke seluruh
anggota organisasi.
•  Pengukuran kepuasan pelanggan /pengguna produk dan
tindakan-tindakan pada hasil-hasil.
•  Pengelolaan sistematik berkaitan dengan hubungan
pelanggan/pengguna produk.
•  Jaminan suatu pendekatan berimbang antara
memuaskan pelanggan/pengguna produk dan pihak-
pihak lain yang berkepentingan
PRINSIP 2
KEPEMIMPINAN

Pemimpin organisasi menetapkan kesatuan tujuan dan


arah dari organisasi. Mereka harus menciptakan dan
memelihara lingkungan internal agar orang-orang dapat
menjadi terlibat secara penuh dalam mencapai tujuan-
tujuan organisasi.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan
prinsip kepemimpinan ini, adalah:
•  Orang-orang akan memahami dan termotivasi menuju
saran dan tujuan organisasi.
•  Aktivitas-aktivitas akan dievaluasi, disesuaikan dan
diterapkan dalam satu kesatuan cara.
•  Meminimumkan kesalahan komunikasi di antara tingkat-
tingkat dalam organisasi.
Penerapan prinsip kepemimpinan akan membawa
organisasi menuju :
•  P e r t i m b a n g a n k e b u t u h a n d a r i s e m u a p i h a k y a n g
berkepentingan (stakcholders), termasuk pelanggan,
•  Penetapan suatu visi yang jelas dari organisasi untuk masa
mendatang.
•  Penetapan sasaran dan target yang menantang.
•  Penciptaan dan pemeliharaan nilai-nilai bersama, keadilan dan
etika, pada semua tingkat dalam organisasi.
•  Penciptaan kepercayaan dan menghilangkan ketakutan.
•  Penyiapan orang-orang dengan sumber-sumber daya yang
diperlukan, pelatihan dan kebebasan bertindak dengan
tanggung jawab dan akuntabilitas.
•  Penciptaan inspirasi, mendukung dan menghargai kontribusi
orang-orang dalam organisasi.
PRINSIP 3
KETERLIBATAN ORANG ORANG
Orang pada semua tingkat merupakan faktor yang sangat
penting dari suatu organisasi dan keterlibatan mereka
secara penuh akan memungkinkan kemampuan mereka
digunakan untuk manfaat organisasi

Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan


prinsip keterlibatan orang ini, adalah:

•  Orang-orang dalam organisasi menjadi termotivasi,


memberikan komitmen dan terlibat.
•  Menumbuhkembangkan inovasi dan kreativitas dalam
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
•  Orang-orang menjadi bertanggung jawab terhadap
kinerja mereka.
•  Orang-orang menjadi giat berpartisipasi dalam
peningkatan terus menerus.
Penerapan prinsip keterlibatan orang akan membawa
organisasi menuju:
•  Orang-orang akan memenuhi tentang pentingnya
kontribusi dan peranan mereka dalam organisasi.
•  Orang-orang akan mampu mengidentifikasi kendala-
kendala yang menghambat kinerja mereka.
•  Orang-orang akan bertanggung jawab terhadap masalah
yang dihadapi beserta solusi terhadap masalah itu.
•  Orang-orang akan mampu mengevaluasi kinerja mereka
dibandingkan terhadap sasaran dan tujuan pribadi.
•  Orang-orang akan secara aktif mencari kesempatan-
kesempatan untu meningkatkan kompetensi,
pengetahuan dan pengalaman mereka.
•  Orang-orang akan secara bebas menyumbangkan
pengetahuan dan pengalaman mereka.
•  Orang-orang akan secara terbuka mendiskusikan
masalah-masalah dan isu-isu yang berkembang.
PRINSIP KE 4
PENDEKATAN PROSES

Suatu hasil yang diinginkan akan tercapai secara


lebih efesien, apabila aktivitas dan sumber-sumber
daya yang berkaitan dikelola sebagai suatu proses.
Suatu proses dapat didefinisikan sebagai integrasi
sekuensial dari orang, material, metode, mesin, dan p
eralatan, dalam suatu lingkungan guna
menghasilkan nilai tambah output bagi pelanggan/
pengguna produk. Suatu proses menkonversikan
input terukur ke dalam output terstruktur melalui
sejumlah langkah sekuensial yang terorganisasi.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi
menerapkan prinsip pendekatan proses ini, adalah:

•  Biaya menjadi lebih rendah dan waktu siklus


(cycle times) menjadi lebih pendek, melalui
efektivitas penggunaan sumber-sumber daya.
•  Hasil-hasil menjadi meningkat, konsisten dan
dapat diperkirakan (predictable).
•  Kesempatan peningkatan menjadi prioritas dan
terfokus.
Penerapan prinsip pendekatan PROSES terhadap manajemen
akan membawa organisasi menuju:
•  Pendefinisian secara sistematik dari aktivitas-aktivitas
yang diperlukan untuk mencapai hasil-hasil yang
diinginkan.
•  Penetapan tanggung jawab dan akuntabilitas yang jelas
untuk mengelola aktivitas-aktivitas pokok.
•  Kemampuan menganalisis dan mengukur kapabilitas
dari aktivitas-aktivitas pokok.
•  Pengidentifikasian keterkaitan dari aktivitas-aktivitas
pokok dalam dan diantara fungsi-fungsi organisasi.
•  Kemampuan memfokuskan faktor-faktor seperti
sumber-sumber daya, metode-metode, dan material,
yang akan meningkatkan aktivitas-aktivitas pokok dari
organisasi.
•  Kemampuan mengevaluasi risiko, konsekuensi dan
dampak, dari aktivitas-aktivitas pokok pada pelanggan,
pemasok, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.
PRINSIP KE 5
PENDEKATAN SISTEM THD MANAJEMEN.
Pengidentifikasian, pemahaman dan pengelolaan, dari
proses-proses yang saling berkaitan sebagai suatu sistem,
akan memberikan kontribusi pada efektivitas dan efesiensi
organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan
prinsip pendekatan sistem terhadap manajemen ini,
adalah:

•  Integrasi dan kesesuaian dari proses-proses yang akan


paling baik mencapai hasil-hasil yang diinginkan.
•  Kemampuan memfokuskan usaha-usaha pada proses-
proses kunci.
•  Memberikan kepercayaan kepada pihak yang
berkepentingan terhadap konsistensi, efektivitas dan
efesiensi dari organisasi.
Penerapan prinsip pendekatan sistem terhadap manajemen
akan membawa organisasi menuju:
•  Strukturisasi suatu sistem untuk mencapai tujuan-tujuan
organisasi dengan cara yang paling efektif dan efesien.
•  Pemahaman kesalingtergantungan di antara proses-proses
dari sistem.
•  Pendekatan struktur yang mengharmonisasikan dan
mengintegrasikan proses-proses.
•  Pemahaman yang lebih baik tentang peranan dan
tanggung jawab yang diperlukan untuk mencapai tujuan-
tujuan bersama dan oleh karena itu akan mengurangi
hambatan-hambatan antar-fungsi dalam organisasi.
•  Pemahaman kemampuan organisasi dan penetapan
kendala-kendla dari sumber-sumber daya sebelum
bertindak.
•  Kemampuan menentukan target dan mendefinisikan
bagaimana aktivitas-aktivitas spesifik dalam sistem harus
beroperasi.
•  P e n i n g k a t a n t e r u s - m e n e r u s d a r i s i s t e m m e l a l u i
pengukuran dan evaluasi.
PRINSIP KE 6
PENINGKATAN SECARA TERUS MENERUS
Peningkatan terus-menerus dari kinerja
organisasi secara keseluruhan harus menjadi
tujuan tetap dari organisasi.
Peningkatan terus-menerus didefinisikan sebagai
suatu proses yang berfokus pada upaya terus-
menerus meningkatkan efektivitas dan/atau
efesiensi organisasi untuk memenuhi kebijakan
dn tujuan dari organisasi itu. Peningkatan terus- m
enerus membutuhkan langkah-langkah k
onsolidasi yang progresif, menanggapi
perkembangan kebutuhan dan ekspektasi
pelanggan/pengguna produk, dan akan
menjamin suatu evolusi dinamik dari sistem
manajeman mutu.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi
menerapkan prinsip peningkatan terus-menerus ini,
adalah:

•  Meningkatkan keunggulan kinerja melalui


peningkatan kemampuan organisasi.
•  K e s e s u a i a n d a r i a k t i v i t a s - a k t i v i t a s
peningkatan pada semua tingkat terhadap
tujuan strategik organisasi.
•  Fleksibilitas bereaksi secara tepat terhadap
kesempatan-kesempatan yang ada.
Penerapan prinsip peningkatan terus menerus akan
membawa organisasi menuju :

•  P e n g g u n a a n p e n d e k a t a n l i n g k u p - o r g a n i s a s i
(organization-wideapproach) yang konsisten terhadap
peningkatan terus-menerus dari kinerja organisasi.
•  Pemberian pelatihan kepada orang-orang tentang
metode dan alat-alat peningkatan terus-menerus.
•  Menjadikan peningkatan terus-menerus dari produk,
proses-proses dan sistem, merupakan tujuan utama dari
setiap individu dalam organisasi.
•  Penetapan sasaran, ukuran-ukuran, yang terkait dengan
peningkatan terus-menerus.
•  Pengakuan dan penghargaan terhadap peningkatan-
peningkatan.
PRINSIP KE 7
PENDEKATAN FAKTUAL DALAM PEMBUAT KEPUTUSAN.

Keputusan yang efektif adalah yang berdasarkan pada analisis


data dan informasi untuk menghilangkan akar penyebab
masalah, sehingga masalah- masalah mutu dapat terselesaikan
seceara efektif dan efesien. Keputusan manajemen organisasi,
seyogianya ditujukan untuk meningkatkan kinerja organisasi
dan efektivitas impolementasi sistem manajemen kualitas.
•  Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan prinsip
pendekatan faktual dalam pembuatan keputusan ini, adalah:
–  Keputusan-keputusan berdasarkan informasi yang akurat.
–  Meningkatkan kemampuan untuk menunjukkan efektivitas dari
keputusan melalui referensi terhadap catatan-catatan faktual.
–  Meningkatkan kemampuan untuk meninjau-ulang sertamengubah
opini dan keputusan-keputusan.
PRINSIP 8.
HUBUNGAN PEMASOK YANG SALING MENGUNTUNGAN.
Suatu organisasi dan pemasoknya adalah saling
tergantung, dan suatu hubungan yang saling
menguntungkan akan meningkatkan kemampuan
bersama dalam menciptakan nilai tambah.
Manfaat-manfaat pokok apabila organisasi menerapkan
prinsip hubungan pemasok yang saling menguntungkan
ini, adalah :

•  Meningkatkan kemampuan untuk menciptakan nilai


bagi kedua pihak.
•  Meningkatkan fleksibilitas dan kecepatan bersama
untuk menanggapi perubahan pasar atau kebutuhan
dan ekspektasi pelanggan.
•  Mengoptimumkan biaya dan penggunaan sumber-
sumber daya.
Penerapan prinsip hubungan pemasok /mitra kerja yang
saling menguntungkan akan membawa organisasi menuju:

•  Penerapan hubungan yang menyeimbangkan hasil-hasil


jangka pendek dengan pertimbangan-pertimbangan
jangka panjang.
•  Pengumpulan data keahlian dan sumber-sumber daya
dengan mitra kerja.
•  Mengidentifikasi dan memilih pemasok-pemasok utama
yang dapat diandalkan.
•  Menciptakan komunikasi yang jelas dan terbuka
•  Membagi informasi dan rencana-rencana mendatang.
•  Menentukan pengembangan bersama dan aktivitas-
aktivitas peningkatan terus-menerus.
•  Meningkatkan inspirasi, pengakuan dan penghargaan,
terhadap peningkatan dan pencapaian oleh pemasok.
ISO 9001:2000
1.  Ruang Lingkup
2.  Referensi Normatif
3.  Istilah dan Definisi
4.  Sistem manajemen Mutu
5.  Tanggung Jawab manajemen
6.  Manajemen Sumber daya
7.  Realisasi produk
8.  Pengukuran, analis dan Perbaikan
MANFAAT PENERAPAN ISO 9001-2000:

❑  Pengguna produk akan menerima produk-produk yang


sesuai dengan kebutuhan, tersedia apabila dibutuhkan,
dan dapat diandalkan dalam pemanfaatannya.
❑  Orang-orang dalam organisasi akan memperoleh
manfaat melalui peningkatan: kondisi kerja, kepuasan
kerja, kesehatan dan keselamatan kerja, semangat
kerja, dan jaminan kestabilan dalam bekerja.
❑  Pemilik dan investor akan memperoleh manfaat melalui
peningkatan : Return on investent (ROI), hasil-hasil
operasional, pangsa pasar, dan keuntungan.
❑  mitra kerja akan memperoleh manfaat melalui
peningkatan : kestabilan, pertumbuhan kemitraan dan
pemahaman bersama.
❑  Masyarakat akan memperoleh manfaat melalui:
pemenuhan persyaratan-persyaratan hukum dan
peraturan, peningkatan kesehatan dan keselamatan,
penurunan dampak lingkungan, peningkatan keamanan
SISTEM MANAJEMEN MUTU
ISO 9001:2000
Merupakan Penerapan dari:

•  Perancanaan Mutu
•  Pengendalian Mutu
•  Jaminan Mutu
•  Perbaikan Mutu
LANGKAH LANGKAH PENERAPAN
SMM 9001:2000
1.  Komitmet Manajemen Puncak
2.  Menunjuk Wakil Manajemen
3.  Membentuk Tim ISO 9001:2000
4.  Melakukan analisis kondisi awal
5.  Tentukan ruang lingkup ISO yang akan diterapkan
6.  Pelatihan pemahaman ISO bagi manajemen puncak
7.  Pelatihan pembuatan dokumen sistem mutu
8.  Membangun dokumen sistem mutu
9.  Sosialisasi dan penerapan sistem mutu
10.  Melakukan audit mutu internal
11.  Melakukan perbaikan temuan hasil audit mutu internal
12.  Melakukan rapat tinjauan manajemen
13.  Sertifikasi
DIAGRAM ALIR
PROSES IMPLEMENTASI SMM ISO

•  Pelatihan SMM ISO 9001:2000


•  Dokumentasi
•  Implementasi
•  Audit Internal
•  Aplikasi ke Lembaga Sertifikasi
•  Audit External
•  Sertifikasi
DOKUMEN SISTEM MANAJEMEN MUTU DEP PU
Hirarki 1 (Pedoman Mutu).
•  Dokumen Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen PU hirarki 1
merupakan Dokumen Sistem Manajemen Mutu tingkat Departemen
Pekerjaan Umum berupa Pedoman Mutu yang dituangkan dalam
Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor: 362/
KPTS/M/2004, Tentang Sistem Manajemen Mutu Departemen
Permukiman dan Prasarana Wilayah yang isinya mencakup;
1.  Kebijakan mutu konstruksi pimpinan Departemen Pekerjaan
Umum,
2. Struktur organisasi yang berkaitan dengan penerapan sistem
manajemen mutu konstruksi di lingkungan Departemen PU,
3. Ketentuan tentang pengembangan dan penerapan sistem
manajemen mutu konstruksi pada tingkat Direktorat Jenderal
dan Unit Pelaksana konstruksi di lingkungan Departemen
PU, serta.
4. Batasan bagi penerapan sistem manajemen mutu konstruksi
pada tingkat Direktorat Jenderal dan Unit Pelaksana
konstruksi di lingkungan Departemen PU.
Hirarki 2
•  Manual Mutu, Prosedur Mutu, Petunjuk Pelaksanaan/Pedoman
Pelaksanaan, dan Standar Instruksi Kerja merupakan Dokumen
Sistem Manajemen Mutu (SMM) Departemen PU hirarki 2 atau tingkat
Direktorat Jenderal Bina Marga.
Manual Mutu.
Manual Mutu merupakan dokumen yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Bina Marga yang isinya menjelaskan kebijakan Direktorat
Jenderal dalam memenuhi persayaratan sistem manajemen mutu ISO
seri 9001 versi tahun 2000/ SNI 19-9001: 2001 yang garis besarnya
terdiri dari:
•  Lingkup penerapan manajemen mutu konstruksi (apabila ada elemen sistem
manajemen mutu SNI 19-9001:2001 yang tidak diterapkan, maka harus
diidentifikasikan);
•  Sasaran Mutu konstruksi pada Direktorat Jenderal Bina Marga;
•  Struktur organisasi Direktorat Jenderal yang menerapkan sistem manajemen
mutu konstruksi;
•  Interaksi antar proses (beserta penjelasannya) dalam rangka penjaminan mutu
konstruksi di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga; dan
•  Persyaratan Rencana Mutu konstruksi secara umum yang dapat diterapkan
pada setiap Unit Pelaksana (SNVT) yang berada di bawah pembinaan Direktorat
Jenderal Bina Marga.
•  Dan lain lain yang dipandang perlu menurut Direktorat Jenderal Bina Marga.
Prosedur Mutu.
Prosedur mutu berisikan petunjuk pelaksanaan kegiatan atau aktivitas yang
berkaitan dengan penjaminan mutu konstruksi di lingkungan Direktorat
Jenderal Bina Marga, yang minimal mencakup:

–  Workflow Chart ; yang menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan


atau proses suatu produksi yang terdiri dari berbagai langkah (step)
kerja yang dikerjakan seorang petugas/Team/operator.
–  Job Description; yang menjelasakan langkah kerja yang harus
dikerjakan oleh setiap petugas/operator yang bersangkutan.
–  Component; yang menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah
distandarisasi berupa komponen kerja.
–  Object Material , barang, uang, dokumen yang harus dikelola.
–  Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan SOP;
–  Riwayat perubahanSOP;
–  Daftar distribusi SOP;
–  Lingkup penerapan dari SOP;
–  Referensi atau acuan yang digunakan dalam penyusunan SOP;
–  Daftar lampiran berupa format Catatan Mutu/SOP yang merupakan
pencatatan terhadap pelaksanaan kegiatan
•  Dalam rangka penerapan sistem manajemen mutu
konstruksi yang mengacu kepada standar sistem
manajemen mutu SNI 19-9001:2001, prosedur-prosedur
mutu yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Bina
Marga yang berkaitan dengan system manajemen mutu
minimal :
•  Prosedur Audit Mutu Internal;
•  Prosedur Pengendalian Dokumen dan Data;
•  Prosedur Pengendalian Produk yang tidak
Sesuai ;
•  Prosedur Tindakan Perbaikan; dan
•  Prosedur Tindakan Pencegahan.
Standar Operasional Prosedur (SOP).
Standar Operasional Prosesdur (SOP) berisikan petunjuk pelaksanaan dari
rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan kegitan penyelenggaraan jalan
(operation line) dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga yang minimal
mencakup:
•  Workflow Chart ; yang menggambarkan jalur proses suatu pekerjaan atau proses
suatu produksi yang terdiri dari berbagai langkah (step) kerja yang dikerjakan
seorang petugas/Team/operator.
•  Job Description; yang menjelasakan langkah kerja yang harus dikerjakan oleh setiap
petugas/operator yang bersangkutan.
•  Component; yang menjelaskan cara kerja setiap langkah yang sudah distandarisasi
berupa komponen kerja.
•  Object Material , barang, uang, dokumen yang harus dikelola.
•  Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan SOP;
•  Riwayat perubahanSOP;
•  Daftar distribusi SOP;
•  Lingkup penerapan dari SOP;
•  Referensi atau acuan yang digunakan dalam penyusunan SOP;
•  Daftar lampiran berupa format Catatan Mutu/SOP yang merupakan pencatatan
terhadap pelaksanaan kegiatan dari SOP yang harus dikelola;
Standar Instruksi Kerja
Standar Instruksi Kerja berisi cara kerja atau petunjuk teknis dari suatu
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang atau lebih yang melakukan
kegiatan yang berkaitan dengan penjaminan mutu pelayanan atau mutu
konstruksi pada semua kegiatan dalam penyelenggaraan jalan dilingkungan
Direktorat Jenderal Bina Marga. Standar Instruksi Kerja minimal mencakup:
•  Mekanisme Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan Instruksi
Kerja;
•  Riwayat perubahan lnstruksi Kerja;
•  Daftar distribusi Instruksi Kerja;
•  Lingkup penerapan Instruksi Kerja;
•  Referensi atau acuan yang digunakan dalam Instruksi Kerja;
•  Cara mengerjakan pekerjaan pada semua tahapan proses, aktivitas, atau
kegiatan yang tercantum dalam prosedur mutu, SOP atau flow chart lainnya ;
•  Daftar lampiran berupa format catatan mutu yang merupakan pencatatan dari
pelaksanaan kegiatan sesuai Instruksi Kerja;
•  Alur kerja dari aktivitas;
•  Daftar peralatan yang dipergunakan;
•  Daftar rincian kegiatan atau aktivitas;
•  Daftar simak atau daftar periksa.
Hirarki 3 (Rencana Mutu).
•  Rencana Mutu, merupakan dokumen Sistem Manajemen Mutu hirarki 3
Departemen Pekerjaan Umum yang dibuat oleh Unit Pelaksana/Manajer
kegiatan (Kepala Satker,Pejabat Pembuat Komitmen) disemua lini
jajaran Direktorat Jenderal Bina Marga baik yang ada dipusat maupun
daerah termasuk SKPD yang berisi rencana pelaksanaan kegiatan
proyek, dan bagaimana cara pelaksanaan kegiatan proyek dimaksud
dengan mengacu pada Manual Muu, Prosedur Mutu, SOP, Flow Chart
dan Standar Instruksi Kerja yang diterbitkan oleh Wakil Manajemen
Direktorat Jenderal Bina Marga atau SOP dan Standar Instruksi Kerja
yang masih terbatas dilingkungan Balai (karena masih menunggu
pengesahan dari Wakil Manajemen Mutu Bina Marga) dalam rangka
menjamin mutu konstruksi/mutu produk dan mutu pelayanan
dilingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga.
•  Dokumen Rencana Muru proyek (RMP) digunakan sebagai panduan
pelaksanaan pemantauan dan peninjauan terhadap pelaksanaan
kegiatan proyek/ kegiatan rutin yang berkaitan dengan suatu produk
termasuk produk pelayanan dibandingkan dengan ketentuan dan
persyaratan yang telah ditetapkan sebelum perencanaan program.
•  Rencana Mutu Proyek (Project Quality Plan).
Rencana Mutu Proyek (Project Quality Plan).

•  Pejabat yang membuat, memeriksa dan mengesahkan Rencana Mutu;


•  Riwayat perubahan Rencana Mutu;
•  Daftar distribusi Rencana Mutu;
•  Kebijakan proyek;
•  Informasi Proyek;
•  Strutur Organisasi Proyek;
•  Lingkup kegiatan Poyek;
•  Jadwal Pelaksanaan Proyek;
•  Daftar Peralatan Kerja;
•  Lingkup penerapan Rencana Mutu;
•  Bagian Alir Pelaksanaan Proyek;
•  Daftar SOP dan Instruksi Kerja yang dipakai sesuai dengan kegiatan
proyek yang dikerjakan (termasuk daftar simak).
•  Dalam hal lingkup pekerjaan belum ada SOP atau Instruksi Kerja
Standar yang diterbitkan oleh Wakil Manajemen Bina Marga maka
SNVT/Balai/Direktorat dapat membuat SOP atau standar instruksi
Kerja untuk penyempunaan Rencana Mutu Proyek.
Rencana Mutu Kontrak.
•  Rencana Mutu Kontrak (RMK) adalah dokumen sistem manajemen mutu
kontruksi yang disusun oleh Penyedia Barang/Jasa untuk setiap Kontrak
Pekerjaan.
•  Dokumen Rencana Mutu Kontrak (RMK) digunakan untuk menjamin, bahwa
spesifikasi teknis atau TOR yang melekat pada kontrak antara Penyedia
Barang/Jasa dengan Direktorat Jenderal Bina Marga Departemen Pekerjaan
Umum yang diwakili oleh PPK.
•  Di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen Pekerjaan Umum
terdapat 3 jenis Rencana Mutu Kontrak, yaitu :
•  Rencana Mutu Kontrak Jasa Pemborongan (RMK) atau Rencana Mutu yang
harus dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan yang disusun oleh Kontraktor
untuk pekerjaan Jasa Pemborongan dalam upaya penjaminan mutu kontruksi
pekerjaan yang dihasilkan oleh Pemborong tersebut. Rencana Mutu Kontrak
yang berkaitan dengan Jasa Pemborongan minimal mencakup ;
•  Informasi pengguna dan penyedia jasa.
•  Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk organisasi Pengguna barang/Jasa dan
Penyedia Barang/jasa serta Konsultan Pengawas bila ada.
•  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan.
•  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan SOP yang dimiliki oleh
Penyedia Jasa.
•  Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok.
•  Prosedur Instruksi Kerja masing masing pekerja sesuai dengan prosedur instruksi kerja yang
dimiliki oleh Penyedia Jasa.
•  Gambar kerja (shop drawing)
•  Daftar Bahan.
•  Daftar Peralatan.
•  Jadwal kegiatan & jadwal inspeksi termasuk jadwal mobilisasi bahan, peralatan utama dan
personil inti.
•  Lembar kerja.
•  Daftar simak.
RMK Jasa Pemborongan
•  Rencana Mutu Kontrak Jasa Pemborongan (RMK) atau Rencana Mutu
yang harus dibuat oleh Penyedia Jasa Pemborongan yang disusun oleh
Kontraktor untuk pekerjaan Jasa Pemborongan dalam upaya penjaminan
mutu kontruksi pekerjaan yang dihasilkan oleh Pemborong tersebut.
Rencana Mutu Kontrak yang berkaitan dengan Jasa Pemborongan
minimal mencakup ;
–  Informasi pengguna dan penyedia jasa.
–  Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk organisasi Pengguna
barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa serta Konsultan Pengawas bila ada.
–  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan.
–  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan SOP
yang dimiliki oleh Penyedia Jasa.
–  Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok.
–  Prosedur Instruksi Kerja masing masing pekerja sesuai dengan prosedur
instruksi kerja yang dimiliki oleh Penyedia Jasa.
–  Gambar kerja (shop drawing)
–  Daftar Bahan.
–  Daftar Peralatan.
–  Jadwal kegiatan & jadwal inspeksi termasuk jadwal mobilisasi bahan, peralatan
utama dan personil inti.
–  Lembar kerja.
–  Daftar simak.
Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi
•  Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi untuk pekerjaan Jasa
Konsultasi Perencanaan/Studi dalam upaya penjaminan mutu desain dan mutu
studi yang dihasilkan oleh Konsultan Perencana tersebut. Rencana Mutu
Kontrak yang berkaitan dengan Jasa Konsultasi Perencanaan/Studi minimal
mencakup;
•  Informasi pengguna dan penyedia jasa.
•  Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk organisasi
Pengguna barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa.
•  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan.
•  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai
dengan SOP yang dimiliki oleh Penyedia Jasa.
•  Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok.
•  Prosedur Instruksi Kerja masing masing pekerja sesuai dengan
prosedur instruksi kerja yang dimiliki oleh Penyedia Jasa.
•  Daftar Bahan.
•  Daftar Peralatan.
•  Jadwal kegiatan & tahapan pelaporan , dan mobilisasi personil.
•  Daftar simak.
Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Pengawasan
•  Rencana Mutu Kontrak Jasa Konsultasi Pengawasan untuk
pekerjaan Jasa konsultasi pengawasan dalam upaya penjaminan
mutu pekerjaan yang diawasinya. Rencana Mutu Kontrak Jasa
Konsultasi Pengawasan minimal mencakup:
❖  Informasi pengguna dan penyedia jasa.
❖  Bagian Organisasi pelaksanaan pekerjaan termasuk
organisasi Pengguna barang/Jasa dan Penyedia Barang/jasa.
❖  Uraian Tugas dan Tanggung Jawab pelaksanaan pekerjaan.
❖  Prosedur Pelaksanaan Pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai
dengan SOP yang dimiliki oleh Penyedia Jasa.
❖  Bagian alir atau Workflow Chart kegiatan pokok.
❖  Prosedur Instruksi Kerja masing masing pekerja sesuai
dengan prosedur instruksi kerja yang dimiliki oleh Penyedia
Jasa.
❖  Daftar Bahan.
❖  Daftar Peralatan.
❖  Jadwal kegiatan & tahapan pelaporan , dan mobilisasi
personil.
❖  Daftar simak.
Catatan Mutu
•  Catatan mutu merupakan bukti-bukti dari hasil penerapan sistem
manajemen mutu konstruksi dari ketiga tingkat hirarki.
•  Catalan Mutu diantaranya berupa:
–  Notulen hasil rapat evaluasi (tinjauan manajemen);
–  Hasil audit mutu (internal clan eksternal);
–  Data hasil pemeriksaan clan pengujian;
–  Data tentang produk atau proses yang tidak sesuai;
–  Daftar pegawai yang terkait dengan penjaminan mutu konstruksi di
lingkungan Departemen PU; dan
–  Data lain yang berkaitan dengan mutu konstruksi.
•  Daftar Simak
–  Merupakan media bukti diterapkanya sistem manajemen mutu;
–  Formulir (bentuk) : merupakan media bukti diterapkannya sistem
manajemen mutu;
–  Dokumen Eksternal: dokumen yang berasal dari luar Proyek.
MANUAL MUTU
•  DAFTAR ISI
•  * KEBIJAKAN MUTU DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
•  ** SASARAN MUTU DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA
•  0. PENDAHULUAN
•  01. Pengertian
•  1. RUANG LINGKUP, TUJUAN DAN SASARAN
•  2. ACUAN NORMATIF
•  3. ISTILAH DAN DEFINISI
•  4. SISTEM MANAJEMEN MUTU
•  4.1 Umum.
–  Persyaratan Dokumentasi.
•  Umum.
•  Manual Mutu.
•  Pengendalian Dokumen.
•  Pengendalian Rekaman.
5. TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
–  Komitmen Manajemen.
–  Fokus pada pelanggan.
–  Kebijakan Mutu
–  Perencanaan.
•  Sasaran Mutu.
•  Perencanaan Sistem Manajemen Mutu.
–  Organisasi, Tanggung Jawab , Wewenang dan komunikasi.
•  Organisasi
•  Tanggung Jawab dan wewenang dalam SMM.
•  Tugas Pokok dan Fungsi.
•  Wakil Manajemen.
•  Tim Peningkatan Mutu
•  Komunikasi Internal.
–  Tinjauan Manajemen.
•  Umum
•  Masukan Tinjauan Manajemen
•  Keluaran dari Tinjauan manajemen.
6. PENGELOLAAN SUMBER DAYA
6.1 Penyediaan Sumber Daya
–  Sumber Daya Manusia.
•  Umum.
•  Kompetensi, kesadaran dan pelatihan.
6.2 Prasarana.
6.3 Lingkungan Kerja

7. REALISASI PENYIAPAN DAN EVALUASI PROGRAM


7.1 Perencanaan realisasi produk.
–  Proses yang berkaitan dengan pelanggan.
•  Penetapan persyaratan yang berkaitan dengan produk.
•  Tinjuauan persyaratan yang berkaitan dengan Produk.
•  Komunikasi Pelanggan.
7.2 Disain dan Pengembangan.
7.3 Perencanaan Desain dan Pengembangan.
•  Masukan Desain dan Pengembangan.
•  Keluaran desain dan pengembangan.
•  Tinjauan desain dan pengembangan.
•  Verifikasi desain dan pengembangan.
•  Validasi desain dan pengembangan.
•  Pengendalian dan perubahan desain dan pengembangan
7.4 Pembelian/Pengadaan.
•  Proses pembelian.
•  Informasi Pembelian.
•  Verifikasi produk yang dibeli.
7.5 Produksi dan penyediaan Jasa.
•  Pengendalian produksi dan pengendalian jasa.
•  Validasi proses produksi dan penyediaan jasa.
•  Identifikasi dan mampu telusur.
•  Milik pelanggan.
•  Preservasi Produk.
7.6 Pengendalian Sarana Pemantauan dan Pengukuran.
8. PENGUKURAN, ANALISIS DAN PERBAIKAN
8.1 Umum
8.2 Pemantauan dan Pengukuran.
•  Kepuasan pelanggan.
•  Audit Internal.
•  Pemantauan pengukuran proses.
•  Pemenatuan pengukuran produk.
8.3 Pengendalian produk yang tidak sesuai
8.4 Analisa Data
8.5 Perbaikan.
•  Perbaikan berkesinambungan.
•  Tindakan perbaikan.
•  Tindakan pencegahan.
1. MANUAL MUTU
a. PROSEDUR AUDIT MUTU INTERNAL
b. PROSEDUR PENGENDALIAN CATATAN
MUTU
c. PROSEDUR PENGENDALIAN DOKUMEN
d. PROSEDUR PENGENDALIAN PRODUK
YANG TIDAK SESUAI (NON KONFIRMASI)
e. PROSEDUR TINDAKAN KOREKSI/
PERBAIKAN DAN PENCEGAHAN
f. PROSEDUR TINJAUAN MANAJEMEN
BUKU II
SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK (72 SOP/IK
1. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA SELEKSI UMUM
2. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA SELEKSI
LANGSUNG
3. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA SELEKSI
TERBATAS
4. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSULTANSI DENGAN CARA PENUNJUKKAN
LANGSUNG
5. PROSEDUR PENGADAAN BARANG
6. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMILIHAN
LANGSUNG NILAI > RP. 50 JUTA
7. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMILIHAN
LANGSUNG NILAI < RP. 50 JUTA
8. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PELELANGAN
9. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMILIHAN
LANGSUNG
10. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PENUNJUKKAN
LANGSUNG .
11. PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN DENGAN CARA PEMBORONGAN.
12. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN CARA PEMILIHAN LANGSUNG
13. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN CARA PELELANGAN
14. PROSEDUR PENGADAAN JASA KONSTRUKSI DENGAN CARA PENUNJUKKAN
LANGSUNG
BUKU II
SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK
15. PROSEDUR SK PENUNJUKKAN PEMENANG LELANG
16. PROSEDUR SK PEMENANG PENUNJUKKAN LANGSUNG
17. PROSEDUR SK PEMENANG SELEKSI LELANG
18. PROSEDUR SK PEMENANG SELEKSI UMUM
19. PROSEDUR RAPAT PRA PELAKSANAAN PEKERJAAN (PRE CONSTRUCTION
MEETING)
20. PROSEDUR RAPAT PRA PENANDATANGAN KONTRAK (PRE AWARD MEETING)
21. PROSEDUR PENANDATANGAN KONTRAK
22. PROSEDUR PERPANJANGAN WAKTU KONTRAK (ADDENDUM)
23. PROSEDUR PENANGANAN KONTRAK KRITIS, PEMUTUSAN KONTRAK (TERMINASI)
24. PROSEDUR PEMBUATAN KONTRAK BARANG/JASA
25. PROSEDUR PEKERJAAN YANG DI SUB KONTRAKTOR
26. PROSEDUR PEMILIHAN SUB KONTRAKTOR
27. PROSEDUR PENERBITAN SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)
28. PROSEDUR SERAH TERIMA PERTAMA PEKERJAAN (PROVISIONAL HAND OVER)
29. PROSEDUR SERAH TERIMA AKHIR PEKERJAAN (FINAL HAND OVER)
30. PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM MUTU (PROJECT QUALITY PLAN)
31. PROSEDUR PEMBENTUKAN STRUKTUR ORGANISASI PROYEK
32. PROSEDUR STUDI KELAYAKAN
33. PROSEDUR PENGAWASAN PELAKSANAAN PEKERJAAN JALAN
BUKU II
SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK
34. PROSEDUR PEMBAYARAN UANG MUKA
35. PROSEDUR PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
36. PROSEDUR PEMBAYARAN DENGAN ESKALASI
37. PROSEDUR REVIEW DESAIN
38. PROSEDUR REVISI DESAIN
39. PROSEDUR PEMUNGUTAN DAN PENGENAAN PAJAK
40. PROSEDUR PENGENAAN DENDA
41. PROSEDUR MOBILISASI PROYEK
42. PROSEDUR BUKU HARIAN DAN PELAPORAN
43. PROSEDUR PERUBAHAN KONTRAK, PEKERJAAN TAMBAH/KURANG DAN
PERCEPATAN WAKTU
44. PROSEDUR PENETAPAN VOLUME PERKERASAN JALAN
45. PROSEDUR TATA PERSURATAN
46. PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN DIP
47. PROSEDUR REVISI DIP
48. PROSEDUR PENYUSUNAN PROGRAM TAHUNAN
49. PROSEDUR PROGRAM JANGKA PANJANG
50. PROSEDUR PENGGUNAAN IBMS (INTER URBAN BRIDGE MANAGEMENT
SYSTEM)
51. PROSEDUR PENGGUNAAN IRMS (INTER URBAN ROAD MANAGEMENT
SYSTEM)
52. PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JALAN RAYA
53. PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
BUKU II
SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK
54.PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JALAN RAYA
55.PROSEDUR PERENCANAAN TEKNIS JEMBATAN
56.INSTRUKSI KERJA SURVAI HIDROLOGI
57.INSTRUKSI KERJA SURVAI TOPOGRAFI
58.INSTRUKSI KERJA SURVAI GEOLOGI TEKNIK
59.INSTRUKSI KERJA SURVAI LINGKUNGAN
60.INSTRUKSI KERJA SURVAI LALU LINTAS
61.PROSEDUR PENUNJUKAN PEJABAT PROYEK
62.PROSEDUR PENGGANTIAN BENDAHARAWAN
63.PROSEDUR PENGGANTIAN PINPRO-PINBAGPRO
64.PROSEDUR PEMBUATAN GAMBAR TERLAKSANA PROYEK PENANGANAN
JALAN (AS BUILT DRAWING)
65.PROSEDUR PENYIAPAN GAMBAR KERJA (SHOP DRAWING)
66.PROSEDUR USULAN PROGRAM BERBANTUAN LUAR NEGERI
67.PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN UMUR RENCANA JANGKA PANJANG
68.PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN PEKERJAAN SIPIL BANTUAN
BANK DUNIA (BD)
69.PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN PEKERJAAN SIPIL BANTUAN
BANK DUNIA (IBRD)
70.PROSEDUR PENGADAAN LAHAN/PEMBEBASAN TANAH
BUKU II
SOP ADMINISTRASI PELAKSANAAN PROYEK

71.PROSEDUR PENGADAAN JASA PEMBORONGAN PEKERJAAN SIPIL


BANTUAN BANK DUNIA (IBRD)
72.PROSEDUR PENGADAAN LAHAN/PEMBEBASAN TANAH
BUKU III
SOP PENGAWASAN (143 SOP/IK)
1. DAFTAR SIMAK (DS) JOB MIX FORMULA (JMF)
2. PENGAWASAN PEMBUATAN CAMPURAN ASPAL PANAS
3. PROSEDUR JOB MIX FORMULA (JMF) PENGAWASAN PEMBUATAN CAMPURAN
ASPAL PANAS
4. INSTRUKSI KERJA (IK) PEMERIKSAAN ASPHALT MIXING PLANT (AMP) – P1
5. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN QUARRY – P1
6. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN
MORTAR – P2.2
7. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU DENGAN
MORTAR – P2.2
8. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN GORONG & DRAINASE BETON –
P2.3
9. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN GORONG & DRAINASE BETON –
P2.3
10. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN DRAINASE POROUS – P2.4
11. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN DRAINASE POROUS – P2.4
12. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN GALIAN – P3.1
13. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN GALIAN – P3.1
14. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN TIMBUNAN – P3.2
15. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN TIMBUNAN – P3.2
BUKU III
SOP PENGAWASAN

17.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PENYIAPAN BADAN JALAN – P3.3


18.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN BAHU JALAN – P4.2
19.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN BAHU JALAN – P4.2
20.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI AGREGAT – P5.1
21.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI AGREGAT –
P5.1
22.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN BETON SEMEN
PONDASI BAWAH – P5.5
23.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN BETON SEMEN
PONDASI BAWAH – P5.5
24.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI AGREGAT
DENGAN CEMENT TREATED BASE (CTB)– P5.6
25.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN PONDASI
AGREGAT DENGAN CEMENT TREATED BASE (CTB)– P5.6
26.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENCAMPURAN ASPAL
PANAS – P6.0
27.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS –
P6.0
28.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN RESAP PENGIKAT & LAPISAN
PEREKAT – P6.1
BUKU III
SOP PENGAWASAN
RESAP
PENGIKAT & LAPISAN PEREKAT – P6.1
30. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN
KEPADATAN ASPAL PANAS – P6.2
31. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN
KEPADATAN ASPAL PANAS – P6.2
32. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN
LAPANGAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3
33. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN
LAPANGAN PEKERJAAN CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3
34. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN
CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.4
35. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN
CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.4
BUKU III
SOP PENGAWASAN
36. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.5
37. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.5
38. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1
39. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1
40. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2
41. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2
42. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN LAPISAN RESAP PENGIKAT & LAPISAN
PEREKAT – P6.1
43. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN KEPADATAN ASPAL PANAS P6.2
44. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGUJIAN KEPADATAN ASPAL
PANAS – P6.2
45. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN LAPANGAN PEKERJAAN
CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3
46. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN KESIAPAN LAPANGAN PEKERJAAN
CAMPURAN ASPAL PANAS – P6.3
47. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN CAMPURAN ASPAL PANAS
– P6.4
48. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGHAMPARAN CAMPURAN ASPAL
PANAS – P6.4
BUKU III
SOP PENGAWASAN
49. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PENCAMPURAN ASPAL PANAS – P6.5
50. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1
51. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN AKHIR BETON – P7.1
52. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2
53. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBUATAN BETON PRATEKAN – P7.2
54. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMBENTUKAN BAJA TULANGAN-P7.3
55. INSTRUKSI KERJA (IK) DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PASANGAN BAJA STRUKTUR -P7.4
56. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PASANGAN BAJA STRUKTUR – P7.4
57. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA – P7.5
58. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PASANGAN JEMBATAN RANGKA BAJA – P7.5
59. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN TIANG PANCANG – P7.6
60. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN TIANG PANCANG – P7.6
61. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PONDASI SUMURAN – P7.7
62. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PONDASI SUMURAN – P7.7
63. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN ADUKAN SEMEN – P7.8
64. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN ADUKAN SEMEN – P7.8
65. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU – P7.9
66. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PASANGAN BATU – P7.9
BUKU III
SOP PENGAWASAN

67. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PABRIKASI BAJA STRUKTUR – P7.10
68. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PABRIKASI BAJA STRUKTUR – P7.10
69. DAFTAR SIMA EKSPANSI (EXPANSION JOINT) – P7.11
70. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN SAMBUNGAN EKSPANSI (EXPANSION JOINT) – P7.11
71. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PASANG PERLETAKAN (BEARING) – P7.12
72. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PASANG PERLETAKAN (BEARING) – P7.12
73. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN SANDARAN JEMBATAN (RAILING) – P7.13
74. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN SANDARAN JEMBATAN (RAILING) – P7.13
75. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PERSIAPAN PERKERASAN JALAN BETON –
P7.14
76. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PERSIAPAN PERKERASAN JALAN
BETON – P7.14K (DS) PENGAWASAN SAMBUNGAN
77. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEMBONGKARAN STRUKTUR – P7.15
78. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEMBONGKARAN STRUKTUR – P7.15
79. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGECORAN PERKERASAN JALAN
BETON – P7.16
80. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGECORAN PERKERASAN JALAN
BETON – P7.16
BUKU III
SOP PENGAWASAN
81. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN WET LEAN CONCRETE – P7.17
82. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN WET LEAN CONCRETE – P7.17
83. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN SELESAI PERKERASAN JALAN BETON
P7.18
84. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN SELESAI PERKERASAN JALAN BETON
P7.18
85. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON – P7.19
86. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PELAKSANAAN PENGECORAN BETON – P7.19
87. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEMERIKSAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON – P7.20
88. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN
PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22
89. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22
90. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.23
91. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.23
92. PEMERIKSAAN PERSIAPAN PENGECORAN BETON – P7.20
BUKU III
SOP PENGAWASAN
93.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22
94.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SEBELUM
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.22
95.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH
PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.23
96.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN
PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI PERKERASAN LAMA – P8.1
97.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
PERKERASAN LAMA – P8.1
98.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI BAHU
JALAN LAMA – P8.2
99.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI BAHU JALAN
LAMA – P8.2
100.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI JEMBATAN
KAYU – P8.3
101.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
JEMBATAN KAYU – P8.3
102.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN MARKA JALAN – P8.4
103.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN MARKA JALAN – P8.4
BUKU III
SOP PENGAWASAN
104.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
JEMBATAN BAJA – P8.5
105.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
JEMBATAN BAJA – P8.5
106.PEKERJAAN PENEGANGAN SESUDAH PENGECORAN BETON PRATEKAN – P7.
107.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN KREB PRACETAK PEMISAH
JALAN – P8.6
108.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN KREB PRACETAK PEMISAH JALAN –
P8.6
109.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMASANGAN BLOK BETON
(PAVING BLOCK) – P8.7
110.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMASANGAN BLOK BETON
(PAVING BLOCK) – P8.7
111.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PAGAR PEMISAH PEDESTRIAN – P8.8
112.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PAGAR PEMISAH PEDESTRIAN – P8.8
113.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
JEMBATAN – P8.9
114.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PENGEMBALIAN KONDISI
JEMBATAN – P8.9
115.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN HARIAN – P9.1
BUKU III
SOP PENGAWASAN
116.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN HARIAN – P9.1
117.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
PERLENGKAPAN JALAN – P10.1
118.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
PERLENGKAPAN JALAN – P10.1
119.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAA PEMELIHARAAN JALAN
SAMPING JEMBATAN – P10.2
120.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN JALAN
SAMPING JEMBATAN – P10.2
121.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN BAHU
JALAN -P10.3
122.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN BAHU
JALAN P10.3
123.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
JEMBATAN – P10.4
124.INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
JEMBATAN – P10.4
125.DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
PERKERASAN – P10.5
BUKU 3
SOP PENGAWASAN
126. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEKERJAAN PEMELIHARAAN RUTIN
PERKERASAN – P10.5
127. DAFTAR SIMAK (DS) PENGAWASAN PEMERIKSAAN PENGAJUAN GAMBAR
TERLAKSANA (AS BUILT DRAWING)
128. INSTRUKSI KERJA (IK) PENGAWASAN PEMERIKSAAN PENGAJUAN GAMBAR
TERLAKSANA (AS BUILT DRAWING)
129. FORM PENGAWASAN PEMERIKSAAN PENGAJUAN GAMBAR TERLAKSANA (AS
BUILT DRAWING)
130. PROSEDUR PENGAJUAN PENGUKURAN DAN VALIDASI
131. FORM PENGAJUAN PENGUKURAN DAN VALIDASI
132. PROSEDUR PENGAWASAN PENGUJIAN KEPADATAN DENGAN SANDCONE
133. FORM PENGAWASAN PENGUJIAN KEPADATAN DENGAN SANDCONE
134. FORM REQUEST AGENDA DAN VALIDASI
135. INSTRUKSI KERJA (IK) REQUEST PEMERIKSAAN KONTRAKTOR
136. INSTRUKSI KERJA (IK) REQUEST PEMERIKSAA QUALITY ENGINEERING (QE)
137. INSTRUKSI KERJA (IK) REQUEST PEMERIKSAAN CHIEF INSPECTOR (CI)
138. INSTRUKSI KERJA (IK) REQUEST PEMERIKSAAN SEKRETARIS
139. FORM REQUEST PENGAJUAN MULAI PEKERJAAN
140. FORM REQUEST PENGAWASAN
141. PROSEDUR REQUEST PEMERIKSAAN PENGAJUAN
142. DAFTAR SIMAK (DS) PEMERIKSAAN PERALATAN UNIT PEMECAH BATU
143. INSTRUKSI KERJA (IK) PEMERIKSAAN PERALATAN UNIT PEMECAH BATU
BUKU 4
SOP PENYELENGGARAAN UJI MUTU (43 SOP/IK)
1. SOP PENYELENGGARAAN UJI MUTU
2. IK UJI PETIK
3. IK PENGUJIAN PENETRASI (SNI 06-2456-1991)
4. IK PENGUJIAN TITIK LEMBEK (SNI 06-2434-1991)
5. IK PENGUJIAN DAKTILITAS (SNI 06-2432-1991)
6. IK PENGUJIAN TITIK NYALA (FLASH POINT) (SNI 06-2433-1991)
7. IK PENGUJIAN BERAT JENIS (SNI 06-2441-1991)
8. IK PENGUJIAN KEHILANGAN BERAT MINYAK DAN ASPAL DENGAN CARA A (SNI
06-2440-1991)
9. IK PENGUJIAN KADAR ASPAL (SNI 06-2438-1991)
10. IK PENGUJIAN TENTANG ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR (SNI
03-1968-1990)
11. IK PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR (SNI
03-1969-1990)
12. IK PENGUJIAN DAN PENYERAPAN BERAT JENIS AGREGAT HALUS (SNI 03-1970-1990)
13. IK PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN ABRASI LOS ANGELES (SNI
03-2417-1991)
14. IK PENGUJIAN AGREGAT HALUS ATAU PASIR YANG MENGANDUNG BAHAN
PLASTIS DENGAN CARA SETARA PASIR (SNI 03-4428-1997)
15. IK PENGUJIAN BOBOT ISI DAN RONGGA UDARA DALAM AGREGAT (SNI 03-4804-1998)
16. IK PENGUJIAN JUMLAH BAHAN DALAM AGREGAT YANG LOLOS SARINGAN NO : 200
(0,073 MM) (SNI 03-4142-1996)
17. IK PENGUJIAN KELEKATAN AGREGAT TERHADAP ASPAL (SNI 03-2439-1991)
18. IK PENGUJIAN KADAR AIR (SNI 06-2490-1991)
BUKU IV
SOP PENYELENGGARAAN UJI MUTU
19. IK PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR (SNI 03-1968-1990)
20. IK PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT MARSHALL (SNI 06-2489-1991)
21. IK PENGUJIAN ANALISIS SARINGAN AGREGAT HASIL EKSTRAKSI (SNI
03-6822-2002)
22. IK PENGUJIAN KADAR ASPAL DARI CAMPURAN BERASPAL DENGAN CARA
SENTRIFUS (SNI 03-6894-2002)
23. IK PENGUJIAN KADAR ASPAL DALAM CAMPURAN BERASPA DENGAN CARA
EKSTRAKSI MENGGUNAKAN ALAT SOKLET (SNI 03-2640-1994)
24. IK PENGUJIAN KUAT GESER LANGSUNG TANAH TIDAK TERKONSOLIDASI TANPA
DRAINASE (SNI 03-3420-1994)
25. IK PENGUJIAN KONSOLIDASI TANAH SATU DIMENSI (SNI 03-2812-1992)
26. IK PENGUJIAN BERAT JENIS TANAH (SNI 03-1964-1990)
27. IK PENGUJIAN ANALISIS UKURAN BUTIR TANAH DENGAN ALAT HIDROMETER (SNI
03-3423-1994)
28. IK PENGUJIAN BATAS CAIR DENGAN ALAT CASAGRANDE (SNI 06-1967-1990)
29. IK PENGUJIAN BATAS PLASTIS TANAH (SNI 03-1966-1990)
30. IK PENGUJIAN BERAT ISI TANAH BERBUTIR HALUS DENGAN CETAKAN BENDA
UJI (SNI 03-3637-1994)
31. IK PENGUJIAN UNTUK MENDAPATKAN KEPADATAN TANAH MAKSIMUM DENGAN
KADAR AIR OPTIMUM (SNI 03-2832-1992)
32. IK PENGUJIAN KUAT BEBAS TANAH KOHESIF (SNI 03-3638-1994)
BUKU IV
SOP PENYELENGGARAAN UJI MUTU
33. IK PENGUJIAN KUAT BEBAS TANAH KOHESIF (SNI 03-3638-1994)
34. IK PENGUJIAN KADAR AIR TANAH (SNI 03-1965-1990)
35. IK CBR LABORATORIUM (SNI 03-1744-1989)
36. IK PENGUJIAN UNTUK MENGUKUR KUAT TEKAN BETON PADA UMUR
AWAL DAN MEMPROYEKSIKAN KEKUATAN PADA UMUR BERIKUTNYA
(SNI 03-6805-2002)
37. IK PENGUJIAN SLUMP BETON (SNI 03-1972-1990)
38. IK TATA CARA PEMBUATAN RENCANA CAMPURAN BETONNORMAL
(SNI 03-2834-2000)
39. IK PEMBUATAN DAN PERAWATAN BENDA UJI BETON DI
LABORATORIUM (SNI 03-2493-1991)
40. IK PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON INTI PENGEBORAN (SNI 03-3403-1994)
41. IK PENGUJIAN KOTORAN ORGANIK DALAM PASIR (SNI 03-2816-1992)
42. IK PENGUJIAN KUAT TEKAN BETON (SNI 03-1974-1990)
43. IK BERAT ISI BETON (SNI 03-1973-1990)
MENSINEGIKAN PEMAHAMAN POLA PIKIR DAN
PEMAHAMAN PERANGKAT KETERAMPILAN

•  Pemahaman Pola Pikir sesuai dengan Visi


Bina Marga akan merubah Tekad Insan Bina
Marga
•  Pemahaman Perangkat Keterampilan akan
merubah Insan Bina Marga menjadi terampil
dalam bidang / tugasnya
•  Sinergi Tekad dan Keterampilan Insan Bina
Marga akan menghasilkan Insan Bina Marga
yang profesional yang pada gilirannya akan
menjadi Birokrasi yang profesional.

Anda mungkin juga menyukai