Petanyaan :
1. Potensi iklim dan lahan?
2. Kendala iklim dan permasalahan kota?
3. Peran sebagai seorang mahasiswa/i arsitektur dalam menanggapi permasalahan
tersebut?
Jawaban :
1. Indonesia berada di wilayah iklim tropis/muson tropis karna dilewati oleh garis
khatulistiwa. sehingga tanah di indonesia sangatlah subur dan banyak sterdapat gunung
berapi. Ciri iklim tropis adalah suhu udara yang tinggi sepanjang tahun yaitu sekitar 27
derajat celcius. Di daerah iklim tropis, tidak ada perbedaan yang jauh antara musim hujan
dan musim kemarau. Perbedaan suhu pada musim kemarau dan musim hujan relatif kecil
di Indonesia.
Tak tekecuali Palembang, yang mana merupakan kota yang terletak di Sumatra
Selatan indonesia. Juga memiliki 2 musim. Kondisi geografis kota Palembang 54 persen
wilayahnya merupakan lahan rawa. Lahan rawa yang merupakan daerah resapan air
merupakan salah satu alternatif lahan yang dijamah selain lahan pertanian dan konservasi.
Pengurukan itu membuat air yang sebelumnya dapat tertampung di rawa, akan beralih ke
jalanan atau kawasan lain yang lebih rendah sehingga menyebabkan banjir di lokasi-
lokasi tertentu. Keadaan ini memberikan dampak yang negatif bagi lingkungan.
Pemerintah Kota Palembang telah mengeluarkan peraturan khusus tentang
pengendalian dan pembangunan daerah rawa yaitu Perda No 13 Tahun 2002 yang mulai
dijalankan pada tahun 2003. Peraturan tersebut membatasi penimbunan di daerah rawa.
Perda Rawa ini memiliki semangat positif, yaitu untuk mengkonservasi rawa-rawa yang
dipersiapkan sebagai daerah resapan air. Pada Tahun 1999 rawa yang tersisa di Kota
Palembang sebesar 30,35 % yang berfungsi sebagai daerah rawa konservasi atau sebagai
daerah resapan air, rawa budidaya dan rawa reklamasi.
2. Salah satu persoalan lingkungan yang dihadapi Kota Palembang sampai saat ini adalah
banjir. Permasalahan yang terjadi karena faktor alam maupun akibat ulah manusia.
Ketika permukaan Sungai Musi meninggi akibat air pasang di laut, ditambah pula
limpasan air dari hulu akibat intensitas hujan yang tinggi, maka banjir akan terjadi di
Palembang,” ujar Ahmad pada seminar “Air dan Pembangunan Berkelanjutan” di
Palembang, Jumat (20/3/2015).
Dan pada saat musim kemarau melanda cuaca di Palembang menjadi sangat
panas. Musim kemarau ini terjadi di bulan Juni, Juli, Agustus dan September, sedangkan
untuk puncak musim kemarau di Sumatra selatan sendiri diperkirakan pada bulan
September, namun mulai terjadi kekeringan di bulan Agustus. Rendahnya kelembapan
udara membuat suhu makin panas. Puncak musim kemarau diprediksi terjadi pada
Agustus-September.
Kendala iklim di kota Palembang terjadi saat musim penghujan dan musim kemarau .