PENELITIAN ARSITEKTUR
Nama : Helma
Npm : 24314871
2017
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI
NAMA : Helma
NPM : 24314871
NIRM :
JUDUL : Identifikasi Penataan Ruang Pasar Induk Cibitung Di
Kabupaten Bekasi
Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya kita berdua dan
dapat di publikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala
kutipan dalam bentuk apa pun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku.
Mengenai isi dan tulisan adalah merupakan tanggung jawab penulis, bukan
Universitas Gunadarma.
(Helma)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
iii
ABSTRAKSI
Pasar adalah sebuah bangunan komersil yang berfungsi sebagai ruang yang
mewadahi aktifitas perdagangan. Pasar adalah salah satu bangunan warisan budaya
yang meninggalkan kesan sejarah yang begitu melekat di Indonesia seperti pasar
tradisional. Kondisi pasar tradisional yang berada di Indonesia tidak banyak yang
masih terlihat memprihatinkan karena pengelolaan yang kurang baik dari segi
kebersihan, kenyamanan, dan tataan ruang yang sering salah diasumsikan fungsinya
oleh para pedagang. Tataan ruang yang salah digunakan mengakibatkan terjadinya
permasalahan dalam sirkulasi dan fungsi penataan ruang pada pasar-pasar
tradisional. Seperti pada Pasar Induk Cibitung yaitu salah satu pasar tradisional di
Kabupaten Bekasi yang memiliki zonasi perdagangan secara acak dengan jenis
bahan dagangan yang dijual. Para pedagang juga memanfaatkan sebagian area
sirkulasi pejalan kaki untuk menempatkan meja barang dagangan yang menjadi
gangguan atas kenyamanan para pelaku perdagangan. Pasar Induk Cibitung juga
seharusnya sudah melakukan revitalisasi bangunan pasar karena Hak Guna
Bangunan selama 20 tahun sudah terlewat sejak revitalisasi terakhir pada tahun
1996. Dari permasalahan tersebutlah maka peneliti memiliki pemikiran sangat
penting untuk mengidentifikasi fungsi dan tata ruang yang berada di Pasar Induk
Cibitung Kabupaten Bekasi.
iv
KATA PENGANTAR
2. Dr. Ir. Raziq Hasan MT. Ars., selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Gunadarma
3. Dr. Ir. Arief Rahman, MT., selaku Ketua Program Studi Teknik
Arsitektur, Universitas Gunadarma
4. Bapak Wahyu Prakosa, ST, MT, selaku Koordinator Penelitian Arsitektur ini.
5. Ibu Rina Widayanti, ST, MT, selaku Dosen Pembiming, terimakasih atas
bimbingan dan koreksi yang telah diberikan.
6. Seluruh dosen Jurusan Teknik Arsitektur yang tidak bisa disebutkan satu per
satu, terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.
v
7. Bapak dan Ibu pengelola UPTD Pasar cibitung yang telah memberikan
informasi yang sangat berguna kepada penulis.
8. Orang tua tercinta, serta kakak, abang dan adik saya yang telah banyak
memberi bantuan moril, serta doa, semangat dan harapan mereka yang menjadi
motivasi khusus bagi penyusun yang sangat besar pengaruhnya dari awal
kuliah sampai Laporan Penelitian Arsitektur ini.
(Helma)
vi
DAFTAR ISI
JUDUL ............................................................................................................... i
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI .................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
ABSTRAKSI ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................... 4
1.6 Metode Penulisan ........................................................................... 5
vii
3.2.1 Pengumpulan Data .............................................................. 34
3.2.2 Analisis ............................................................................... 36
3.2.3 Hasil Penelitian ............................................................................ 36
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ..................................................... 38
4.1 Tata Ruang Pasar Induk Cibitung ................................................. 38
4.1.1 Penataan Pasar Induk Cibitung ........................................... 38
4.2 Analisis Karakteristik Ruang Pasar Induk Cibitung ..................... 43
4.2.1 Volume Ruang .................................................................... 43
4.2.2 Akumulasi Ruang ............................................................... 44
4.2.3 Lama Waktu Pengguna Ruang ........................................... 45
4.2.4 Kapasitas Ruang ................................................................. 46
4.2.5 Analisis Sirkulasi ............................................................... 47
4.2.6 Analisis Ruang Luar ............................................................ 49
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalahnya adalah mengidentifikasi sirkulasi dan zoning
perdangangan pada Pasar Induk Cibitung yang berada di Kabupaten Bekasi.
3
1.5 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penulisan arsitektur pada bangunan Pasar Induk Cibitung
terdiri dari lima bab, dapat dideskripsikan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Mengemukakan Menjabarkan tentang latar belakang
permasalahan, maksud dan tujuan, lingkup perancangan,
batasan dan asumsi, metode perancangan dan sistematika
laporan.
BAB V KESIMPULAN
Menyimpulkan hasil pembahasan mengidentifikasian
penataan ruang sebuah pasar tradisional yang telah dibahas
pada bab sebelumnya dan dilengkapi pula dengan saran-
4
saran yang dapat membantu dalam mengidentifikasi
penataan ruang.
b. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung pada orang
yang atau instansi yang terkait. · Wawancara Adalah cara
pengumpulan data melalui wawancara dengan nara sumber yang
berhubungan dengan area studi yaitu dengan penduduk Tipes serta
pihak terkait, dan yang berhubungan Pasar Induk yaitu dengan
pengunjung Pasar Induk yang sudah ada. · Pengamatan Lapangan
Adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan data di
lapangan yang dipakai sebagai cek silang dengan data-data lain
5
yang diperoleh baik data eksisting kawasan yang akan
direncanakan maupun data mengenai Pasar Induk yang sudah ada.
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 IDENTIFIKASI
Identifikasi berasal dari kata Identify yang artinya meneliti,
menelaah. Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan,
mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi
dari “kebutuhan” lapangan. Secara intensitas kebutuhan dapat
dikategorikan (dua) macam yakni kebutuhan terasa yang sifatnya
mendesak dan kebutuhan terduga yang sifatnya tidak mendesak.
(wikipedia, 2016)
Tata ruang atau dalam bahasa Inggrisnya spatial plan adalah wujud
struktur ruang dan pola ruang disusun secara nasional, regional
dan lokal. Secara nasional disebut Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota (RTRWK).
7
Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat,
ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai
satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata
Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. (Wikipedia, 2017)
Menurut D.A. Tisnaadmidjaja, yang dimaksud dengan ruang adalah
“wujud fisik wilayah dalam dimensi geografis dan geometris yang
merupakan wadah bagi manusia dalam melaksanakan kegiatan
kehidupannya dalam suatu kualitas kehidupan yang layak”.
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang
adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional.
2.1.2.1 TATA
Menurut KBBI Online :
8
Tata/ta·ta/ n aturan (biasanya dipakai dalam kata majemuk);
kaidah, aturan, dan susunan; cara menyusun; sistem;
2.1.2.2 RUANG
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNomor
06/PRT/M/2007 Tanggal 16 Maret 2007 Tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan lingkungan :
2.1.2.3 BANGUNAN
Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas
dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu
tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan rumah dan
gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur
dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam
membangun peradabannya. Bangunan memiliki beragam
bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami
penyesuaian sepanjang sejarah yang disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti bahan bangunan, kondisi cuaca,
harga, kondisi tanah, dan alasan estetika. (Wikipedia, 2017)
9
dari kehidupan manusia khususnya sebagai sarana pemberi
rasa aman, dan nyaman. (Wikipedia, 2017)
10
2.1.3 PASAR
Menurut Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007:
Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih
dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar
tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan
lainnya.
2.1.3.1 PENGERTIAN
Menurut Peraturan Daerah Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Bekasi Nomor 8 tahun 2001 tentang pengelolaan pasar dan
tempat perbelanjaan :
Pasar adalah sarana umum yang ditetapkan oleh Bupati sebagai tempat
transaksi jual beli umum dimana pedagang secara teratur dan langsung
memperdagangkan barang dan jasa dengan mengutamakan adanya
barang kebutuhan sehari-hari.
Fungsi Pasar
a. Fungsi Distribusi
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak
antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi.
Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar penyaluran
barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
b. Fungsi Pembentukan Harga
Pasar berfungsi sebagai pembentuk harga pasar, yaitu kesepakatan
harga antara penjual dan pembeli.
c. Fungsi Promosi
Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi.
Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan cara memasang
spanduk, membagikan brosur, membagikan sampel, dll.
d. Mengorganisasikan Produksi
11
Barang dan jasa di pasar akan terjual jika harganya dianggap murah
oleh konsumen. Oleh karena itu, produsen selalu menerapkan
metode produksi yang dapat menekankan biaya produksi untuk
menghasilkan produk yang harganya murah.
e. Menyediakan Barang dan Jasa untuk Keperluan Masa Depan
Pasar menjadi salah satu tempat menyimpan stok barang untuk
keperluan dikemudian hari. (Dina, 2014)
1. Pasar niskala
Pasar niskala adalah pasar yang abstrak di mana barang yang
diperdagangkan tidak sampai ke pasar dan proses jual beli hanya di
dasarkan pada contoh barang saja. (saviella, 2012)
2. Pasar nyata
Pasar nyata adalah pasar yang proses jual belinya terjadi secara
langsung di mana penjual dan pembeli bertemu dalam suatu tempat
untuk melakukan proses tukar-menukar atau berjual beli barang
dagangan.
Secara sosiologis pengertian pasar nyata sebenarnya tidak hanya
menyangkut aspek-aspek ekonomis proses jual beli barang saja,
tetapi pasar adalah pranata ekonomi sekaligus juga cara hidup; suatu
gaya umum dari kegiatan ekonomi yang mencapai segala aspek dari
masyarakat dan suatu dunia social budaya yang nyaris lengkap
dalam dirinya. (saviella, 2012)
12
Kemudian, klasifikasi pasar berdasarkan karakteristiknya. Secara
garis besar pasar di bagi menjadi dua, yaitu:
1. Pasar tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan
pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli
secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan
biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka
yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.
2. Pasar modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun
pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara
langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum
13
dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya
dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.
Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti;
buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual
adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern
adalah hypermarket, pasar swalayan (supermarket), dan
minimarket. (saviella, 2012)
1. Pasar Daerah
Pasar Daerah membeli dan menjual produk dalam satu daerah
produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar daerah melayani
permintaan dan penawaran dalam satu daerah.
2. Pasar Lokal
14
Pasar lokal adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam
satu kota tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar
lokal melayani permintaan dan penawaran dalam satu kota.
3. Pasar Nasional
Pasar nasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk
dalam satu negara tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan
pasar nasional melayani permintaan dan penjualan dari dalam
negeri.
4. Pasar Internasional
Pasar internasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk
dari beberapa negara. Bisa juga dikatakan luas jangkauannya di
seluruh dunia. (saviella, 2012)
1. Pasar Konkret
Pasar Konkret adalah pasar yang lokasinya dapat dilihat dengan
kasat mata. Misalnya ada los-los, toko-toko dan lain-lain. Di pasar
konkret, produk yang dijual dan dibeli juga dapat dilihat dengan
kasat mata. Konsumen dan produsen juga dapat dengan mudah
dibedakan.
2. Pasar Abstrak
Pasar Abstrak adalah pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat
dengan kasat mata.konsumen dan produsen tidak bertemu secara
langsung. Biasanya dapat melalui internet, pemesanan telepon dan
lain-lain. Barang yang diperjual belikan tidak dapat dilihat dengan
kasat mata, tapi pada umumnya melalui brosur, rekomendasi dan
lain-lain. Kita juga tidak dapat melihat konsumen dan produsen
15
bersamaan, atau bisa dikatakan sulit membedakan produsen dan
konsumen sekaligus. (saviella, 2012)
1. Pasar Harian
Pasar harian adalah pasar yang kegiatan jual belinya dilakukan tiap
hari. Pasar harian ini umumnya terdapat di kota-kota.
2. Pasar Mingguan
Pasar mingguan adalah pasar yang kegiatan jual belinya hanya satu
kali dalam seminggu. Pasar mingguan ini terdapat di daerah-daerah
pedesaan.
16
3. Pasar Bulanan
Pasar bulanan adalah pasar yang kegiatan jual belinya dilakukan
setiap sebulan sekali.
4. Pasar Tahunan
Pasar tahunan adalah pasar yang kegiatan jual belinya dilakukan
setiap setahun sekali.
5. Pasar Temporer
Pasar temporer adalah pasar yang diselenggarakan
organisasi/instansi pada acara tertentu, atau diadakannya hanya
sewaktu-waktu atau tidak tetap. (saviella, 2012)
17
Pasar persaingan tidak sempurna dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut :
19
menjadi pembeli dan penjual. Karena itu dapat dirinci orang-orang yang
berada di pasar menjadi pengunjung, pembeli dan pelanggan.
20
9. Menurut materi Pedagang barang riil
dagangan Pedagang barang jasa
(Sumber : http://diyaasaviella.blogspot.co.id, diakses pada tahun 2017)
21
2.2 LANDASAN TEORI
Pos Ukur Ulang Pos ukur ulang dan sidang tera harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Tersedia alat ukur, takar, dan timbang yang sudah ditera/ tera ulang dan
masih berlaku, serta ada penandaan untuk digunakan konsumen
dan/atau pedagang secara mandiri guna memeriksa barang yang dibeli
dan/atau diperdagangkan.
23
b. Tersedia ruangan permanen atau menggunakan fasilitas lainnya yang
memiliki lantai datar dan terlindung dari hujan untuk
menyelenggarakan kegiatan sidang tera/ tera ulang.
f. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air
mengalir.
g. Limbah toilet/kamar mandi dibuang ke septic tank atau lubang
peresapan yang tidakmencemari air tanah.
24
h. Lantai dibuat tidak licin dan mudah dibersihkan.
i. Tersedia tempat sampah yang kedap air, tertutup dan mudah diangkat.
c. Tersedia wastafel dengan air mengalir untuk cuci tangan dan mencuci
peralatan.
d. Lantai ruangan memiliki permukaan yang rata, tidak licin, tidak mudah
retak, mudah dibersihkan dan terbuat dari bahan yang kedap air.
e. Memiliki ventilasi dan sirkulasi udara.
Tersedia ruang untuk melakukan ibadah yang memadai pada area pasar;
26
Pengelolaan air limbah Pengelolaan air limbah harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Direncanakan dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya
sertamemisahkan pembuangan air limbah yang mengandung bahan
beracun dan berbahayadengan air limbah domestik.
b. Limbah cair harus diolah terlebih dahulu dengan persyaratan tertentu
sebelum dibuangke saluran pembuangan umum.
c. Tersedia saluran pembuangan limbah tertutup yang tidak melewati area
penjualan.
d. Pemeriksaan kondisi limbah cair dilakukan melalui pengujian secara
berkala.
d. Tersedia tempat sampah yang terpisah antara sampah kering dan basah
dalam jumlah yang cukup.
e. Tempat sampah harus terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah
berkarat, kuat,tertutup, dan mudah dibersihkan.
f. Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan, dan mudah
dipindahkan.
27
g. Tersedia Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara yang kedap
air, kuat, mudahdibersihkan, serta mudah dijangkau petugas
pengangkut sampah.
h. Lokasi TPS terpisah dari bangunan pasar dan memiliki akses tersendiri
yang terpisahdari akses pengunjung dan area bongkar muat barang.
i. Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam.
28
BAB III
Pada Bab ini akan menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan tentang lokasi
peneliti dengan metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Pasar Induk Cibitung terletak pada Jalan Raya Teuku Umar No.1,
Wanasari, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Dengan kode pos : 17520.
Batasan Site :
Utara : Jl. Teratai dan Pemukiman Warga;
Timur : Jl. Raya H. Bosih dan Pabrik Industri;
Selatan : Jl. Raya Teuku Umar dan Pertokoan;
Barat : Pemukiman Warga dan Pasar Baru.
29
3.1.2 Pasar Induk Cibitung
Pasar Induk cibitung adalah suatu project pasar yang berdiri awal
mulanya pada tahun 1982. Karena bangunan yang cukup lama maka
Pasar Induk Cibitung mengalami peremajaan pada tahun 1997 dan
selesai dibangun dan mulai ditempati kembali pada tahun 1999.
Pada bagian Pasar Induk cibitung terdapat dua wilayah pasar yaitu pasar
lama dan pasar baru. Area keseluruhan Pasar lama Pasar Induk cibitung
menempati lahan seluas 41.000 m2 setara dengan 4,1 Ha. Dengan
bangunan yang menempati lahan seluas 12.356 m2 setara dengan 1,2 Ha
yang berfungsi sebagai bangunan permanen pasa bagian depan pasar
serta los para pedagang grosir. Jumlah Kios atau Los yang terdapat di
Pasar Induk Cibitung adalah 1.813 lokal dengan data jumlah pedagang
mencapai + 843 pedagang yang berjualan di Pasar Induk cibitung ini.
Pasar Induk cibitung adalah sebuah pasar utama di kota besar yang
merupakan pusat penyalur barang kebutuhan untuk pasar lain seperti
pasar kecil lainnya. Daerah produsen untuk para pedagang yang berada
di Pasar Induk Cibitung berasal dari berbagai macam daerah, yaitu :
1. Jawa Barat;
2. Jawa Tengah;
3. Jawa Timur;
4. Madura;
5. Bali;
6. Sumatera.
30
A. PASAR INDUK CIBITUNG BERDASARKAN KOMODITI
1. JAWA BARAT
a. Sayur - Mayur :
Kacang panjang, Ketimun, Terong, Nangka
Muda, Kelapa, Bawang Daun, Seledri, Kol,
Wortel, Buncis, Kentang, Tomat, Bawang
Merah, Cabe Hijau, cabe Rawit, Hijau, Cabe
Mera TW, Cabe Keriting.
b. Buah-Buahan :
Mangga, Semangka, Melon, Salak, dan
Alpukat.
2. JAWA TENGAH
a. Sayur - Mayur :
Bawang Merah, Cabe Hijau, Cabe Rawit,
Hijau, Cabe Merah TW, Cabe Keriting,
Kentang, Jengkol.
b. Buah-Buahan :
Mangga, Melon, Salak.
31
Jeruk, Mangga, Nanas, Melon, Apel, Hujau,
Pepaya, Alpukat, Semangka, Anggur lokal.
4. SUMATERA
a. Sayur - Mayur :
Kentang, Kol, Nangka Muda, Jengkol,
Kelapa.
b. Buah-Buahan :
Jeruuk Brastagi, Markisa, Dukuh, Durian,
Pisang, Nanas, Alpukat, Semangka.
Pasar Induk Cibitung ini tidak hanya menerima sayuran dari berbagai macam
daerah lokal, karena tingginya minat konsumen maka para pedagang menjual
beberapa jenis sayur mayur maupun jenis buah-buahan yang di import produsen
dari negara tetangga yang masih dalam cakupan wilayah Asia, yaitu :
a. Sayur – Mayur :
1. Kentang yang berasal dari Negara Thailand, China,
India, Bangladesh;
2. Wortel yang berasal dari Negara China;
3. Bawang Merah yang berasal dari Negara Thailand;
4. Cabe yang berasal dari Negara China.
b. Buah-Buahan :
1. Durian yang berasal dari Negara Thailand;
2. Jeruk Ponkam yang berasal dari Negara China;
3. Jeruk Sankies yang berasal dari Negara China;
4. Jeruk Santang atau yang lebih sering dikenal dengan
Santang Madu yang berasal dari Negara China;
5. Jeruk yang berasal dari Negara Argentina, Brazil;
6. Jeruk Madu yang berasal dari Negara Thailand;
32
7. Anggur Merah yang berasal dari Negara Amerika dan
China;
8. Anggur Hijau yang berasal dari Negara Amerika dan
China;
9. Apel Merah yang berasal dari Negara Amerika dan
China;
10. Apel Hijau yang berasal dari Negara Amerika dan
China.
Para konsumen atau para pembeli yang terdapat di Pasar Induk Cibitung ini adalah
dominan para pedagang yang berada di pasar kecil yang terdapat pada wilayah:
1. Jabodetabek;
2. Karawang;
3. Indramayu (khusu buah-buahan);
4. Cirebon (khusu buah-buahan).
33
3.2 METODE PENELITIAN
1. Data Primer
a. Observasi Literatur
Yaitu mengambil dari beberapa sumber antara lain dari Dinas
Perdagangan, buku-buku, dan sumber-sumber lain yang bisa
menjawab permasalahan dengan pemecahan yang mendasar.
34
b. Observasi lapangan
Dilakukan dengan melakukan pengambilan gambar (visual)
dengan menggunakan kamera digital, terdiri dari gambar fasad
struktur bangunan, pintu masuk dan keluar pasar, jenis kios dan
los dalam banguan, sirkulasi dalam bangunan. Dengan
melakukan pengambilan gambar bertujuan juga untuk
mengetahui apa saja Mengetahui berbagai hal tentang
karakteristik tata ruang dan fungsi Pasar Induk, Menambah
pengetahuan dibidang perancangan sebuah Pasar Induk.
c. Wawancara
Yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab
langsung kepada pengguna objek yang diteliti atau kepada
perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang sedang
diteliti. Dalam penelitian ini, penyusun melakukan wawancara
dengan pedagang, pembeli, dan petugas UPTD Pengelola Pasar
Induk Cibitung.
2. Data Sekunder
35
diperoleh dengan teknik dokumentasi dan media internet serta Studi
Literatur.
a. Dokumentasi
Dengan mengabadikan hasil penelitian menggunakan metode
penulisan kesimpulan dan metode visual berupa gambar yang
diambil langsung pada Pasar Induk Cibitung Kabupaten Bekasi
mengenai Tata Ruang yang belum sesuai dengan peruntukan
awal.
b. Internet
Menggunakan pencarian informasi dan referensi melalui kegiatan
browsing dari jurnal online, website yang terkait dengan Pasar
dan Tata ruang pasar yang terrkait dengan Kabupaten Bekasi dan
Pasar Induk Cibitung.
c. Studi Literatur
Studi Literatur yang dilakukan peneliti dengan membaca
Undang-Undang dan peraturan terkait bahan penelitiaan maupun
jurnal online lalu mengutipnya serta membuat catatan baik dari
hasil baca maupun hasil wawancara dan memilah serta
memasukan kedalam bahan penulisan penelitian tentang Pasar
Induk Kabupaten Bekasi.
3.2.2 Analisis
36
Analisa tata ruang dan letak fungsi bangunan dilakukan dengan
permasalahan yang berada di lokasi penelitian penulis yaitu tata ruang
Pasar Induk Cibitung, yaitu Teori mengidentifikasi tata ruang dan fungsi
pasar dengan elemen-elemen pendukung.
37
BAB IV
1. Penjual
Penjual adalah penyewa unit-unit toko, kios-kios dan lapak-
lapak yang melayani dan menyelenggarakan jual beli.
38
Gambar 4.1 Penjual
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 16 Oktober 2017)
2. Pengelola
Pengelola adalah merupakan individu yang mempunyai
tugas mengelola, mengatur, mengorganisir dan mengurus
operasional, manajemen dan pemeliharaan pasar induk agar
sistem pelayanan berjalan dengan baik di Pasar Induk
Cibitung.
3. Pemasok barang
Pemasok barang merupakan pengisi barang dagangan yang
dibutuhkan oleh pedagang yang berjualan di Pasar Induk
Cibitung.
39
Gambar 4.3 Pemasok Barang
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 16 Oktober 2017)
4. Konsumen
Pengunjung atau Pembeli merupakan faktor yang paling
menentukan dalam kegiatan di Pasar Induk Cibitung.
40
B. Pola Penataan Pasar Induk Cibitung
1. Bentuk Pola Ruang
Penataan ruang pada gedung 1 dan gedung 2 Pasar Induk
Cibitung menggunakan pola Grid perlantai pada kondisi
eksisting. Pola “Grid” yang berasal oleh ruang Pasar Induk
Cibitung ini tercipta dari dua pasang garis sejajar tegak lurus
yang menciptakan sebuah pola titik-titik teratur yang
bertemu dan menjadi kesatuan ruang modular yang berulang
terlihat dari denah lantai satu dan dua bangunan Blok A dan
Blok B Pasar Induk Cibitung.
41
pengguna merasa kurang nyaman karena rasa bingung
dimana lokasi penjual jenis barang dagang yang sedang
dicari. Pola Ruang Pasar Induk Cibitung ditentukan melalui
jenis barang dagang perlantai. Seperti dilantai satu (Blok A1
dan B1) terdapat jenis barang dagang yaitu bwang, bumbu,
sayur mayur ecer, buah buahan ecer, sembako, plastik,
warung makan. Dan dilantai dua (Blok A2 dan B2) terdapat
jenis barang dagang yaitu pakaian, perlengkapan kebutuhan
sehari-hari (perkakas), penjahit, dan kegiatan pendukung
lainnya, serta terdapat ruang billiar yang difungsikan secara
illegal yang tidak berada diketentuan peruntukan ruang
awal.
= Penjahit
= Bawang / Bumbu
= Buah-Buahan
= Sayur Mayur
= Kebutuhan Sehari-hari
= Rumah Makan
= Billiard
= Salon
= Tidak Berfungsi
42
Berikut adalah denah pola ruang berdasarkan jenis komoditas
barang dagangannya dapat dilihat pada gambar 4.7.
43
Dengan kata lain Pasar Induk cibitung sudah memenuhi Standar
Nasional Indonesia dalam pembuatan ruang pasar dengan standar
besaran ruang yaitu 2 meter x 3 meter (panjang 3 meter dengan lebar
2 meter atau sebaliknya) untuk ukuran kios atau toko pedagang
dalam sebuah gedung.
44
Dari jumlah ruang yang terpakai dan tidak terpakai pada zona A1/B1
dan A2/B2 pada gedung Pasar Induk Cibitung memiliki
perbandingan antara ruang terpakai dengan ruang tidak terpakai
sebesar 44 % : 55 % dari keseluruhan 100 % ruang terbangun.
45
Tabel 4.3 Tabel Lama Waktu Pengguna Ruang
46
Dalam satu ruang memiliki luasan 12 m2 yang terukur dari lebar
ruang 3 meter dan panjang ruang 4 meter. Jika di hitung satu orang
dengan melangkah dengan jarak satu meja maka membutuhkan +
1,25 meter sesuai ketentuan yang berada dalam buku Data Arsitek
dalam bangian bangunan perbelanjaan. Peneliti mengambil
kesimpulan dengan luasan ruang yang dibagi oleh kebutuhan ruang
perorang yaitu satu ruangan memiliki kapasitas berjumlah + 7 orang
sesuai dengan perhitungan tabel 4.4 sebelumnya.
A. Sirkulasi Manusia
Lebar sirkulasi manusia yang terdapat pada gedung Pasar induk
cibitung ialah + 2,8 meter antar kios dan + 1,5 meter di selasar
tepi gedung. Untuk arah sirkulasi akan terlihat melalui panah
berwarna Merah dan Biru Muda.
47
B. Sirkulasi Kendaraan
Lebar sirkulasi kendaraan untuk aksesibilitas diluar gedung
Pasar induk cibitung ialah + 6 meter. Untuk arah sirkulasi akan
terlihat melalui panah berwarna Hijau.
C. Sirkulasi Barang
Lebar sirkulasi untuk barang dalam gedung sama seperti lebar
yang terdapat dalam sirkulasi manusia di gedung Pasar induk
48
Cibitung. Untuk arah sirkulasi akan terlihat melalui panah
berwarna Biru tua.
- Elemen Lunak :
1. Taman tersedia sedikit pada bagian depan dan samping
pinggir antara perbatasan kawasan Pasar Induk Cibitung
dengan Jalan Raya yang berfungsi sebagai peneduh bagian
luar.
49
Gambar 4.12 Taman Pada Pasar Induk Cibitung
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)
- Elemen Keras :
1. Parkir Kendaraan
Perkerasan parkir menggunakan aspal. Pola penataan jenis
bentuk lahan parkir yang berada pada Pasar Induk Cibitung
dominan tegak lurus dan paralel.
50
Gambar 4.13 Parkir Tegak Lurus
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 11 September 2017)
51
Gambar 4.15 Parkir Paralel (Parallel)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 11 September 2017)
2. Street Furniture
Pada Pasar Induk Cibitung terdapat street furniture seperti:
a. Pedestrian
Pedestrian merupakan jalur pejalan kaki yang
melengkapi kegiatan pada Pasar Induk Cibitung.
52
Gambar 4.17 Pedestrian Pada Pasar Induk Cibitung
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)
b. Lampu Jalan
Lampu Jalan adalah penerangan buatan untuk
menunjang aktivitas pada malam hari pada Pasar Induk
Cibitung.
53
c. Tiang Listrik
Tiang Listrik adalah penyangga atau pengikat kabel
yang berada disekitar Pasar Induk Cibitung.
54
menuju TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang
berlokasi di Burangreng, Kecamatan Setu.
55
BAB V
5.1 KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat penulis dalam penelitian ini dapat disimpulkan
berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan pada bab-bab
sebelumnya adalah sebagai berikut :
Pasar Induk Cibitung memiliki penataan ruang yang kurang baik. Pola
penataan ruang berdasarkan komodasi jenis barang dagangan yang tertera
pada denah awal tidak sesuai dengan ketentuan tata ruang pedagang yang
berada pada gedung satu dan gedung dua Pasar Induk Cibitung. Tata tuang
yang tidak beraturan membuat pasar terlihat kumuh dan kurang terawat.
Tata ruang pasar cibitung ini juga memiliki ruang yang cukup kecil bagi
para penjual untuk menata barang dagangannya, maka dari itu sirkulasi
pengguna seperti selasar gedung sering dipakai untuk menaruh meja para
pedagang dan mengganggu sirkulasi para pengguna lainnya seperti pembeli
karena ketidak nyamanan pada saat berjalan menelusuri isi gedung Pasar
Induk Cibitung.
56
Selain itu terdapat alih fungsi toko yang berada pada lantai dua gedung
satu Pasar Induk Cibitung yang semula adalah toko pakaian menjadi tempat
billiard secara illegal (liar atau tidak sesuai ketentuan) yang menyebabkan
keresahan para pengguna (pembeli) terutama wanita yang ingin berbelanja
ke bagian lantai dua Pasar Induk Cibitung. Para pengguna (pembeli)
terkadang kesulitan untuk menuju toko barang dagangan yang hendak dibeli
karena ketidak teraturan jenis barang dagang yang terletak pada Pasar Induk
Cibitung.
5.2 SARAN
Berdasarkan permasalahan yang ada pada pusat perbelanjaan Pasar Induk
Cibitung, penulis memberi saran tentang penataan ruang agar menjadi lebih
baik seperti berikut :
1. Zonasi barang dagangan menjadi satu wilayah atau satu blok agar para
pembeli mudah untuk mencapai tujuan seperti pemisahan blok antara
blok sayur mayur, blok buah-buahan, blok sembako, blok makanan siap
saji.
3. Selain itu pemerintah dan para pengurus Pasar Induk cibitung lebih
memperhatikan kondisi eksistring bahwa pemakaian ruang yang
seharusnya digunakan untuk kegiatan berdagang (transaksi jual-beli)
57
menjadi beralih fungsi penggunaan ruang yang tidak sesuai dengan
ketentuan zonasi awal serta membuat para sebagian pengguna baik
pedagang maupun pembeli merasa kurang nyaman.
58
DAFTAR PUSATAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Identifikasi
https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Ruang
http://digilib.unila.ac.id/8129/15/BAB%2520II. Id
http://kbbi.web.id/tata
Wikipedia, 2017. Pengertian Bangunan
https://id.wikipedia.org/wiki/Bangunan
http://diyaasaviella.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-pasar-dan-
pembagian-pasar.html
59
Dimensi Ruang pada Gedung pasar Induk Cibitung Bagian Zona A1/B1 dan A2/B2
60
Pola Tata Ruang pada Gedung pasar Induk Cibitung Bagian Zona A1/B1 dan A2/B2
61
Pola Tata Ruang pada Gedung pasar Induk Cibitung Berdasarkan Jenis barang Dagamg Bagian Zona A1/B1
dan A2/B2
62
Sirkulasi Barang di Pasar Induk Cibitung
63
Sirkulasi Kendaraan Masuk di Pasar Induk Cibitung
64
Sirkulasi Kendaraan Keluar di Pasar Induk Cibitung
65
Sirkulasi Manusia di Pasar Induk Cibitung
66