Anda di halaman 1dari 77

UNIVERSITAS GUNADARMA

PENELITIAN ARSITEKTUR

IDENTIFIKASI PENATAAN RUANG PASAR INDUK


CIBITUNG DI KABUPATEN BEKASI

Nama : Helma

Npm : 24314871

Jurusan : Teknik Arsitektur

Pembimbing : Rina Widayanti, ST., MT.

Diajukan guna melengkapi syarat untuk mencapai gelar


setara Sarjana Muda pada Program Studi Teknik Arsitektur
Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan
Universitas Gunadarma

2017
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : Helma
NPM : 24314871
NIRM :
JUDUL : Identifikasi Penataan Ruang Pasar Induk Cibitung Di
Kabupaten Bekasi

Menyatakan bahwa tulisan ini adalah merupakan hasil karya kita berdua dan
dapat di publikasikan sepenuhnya oleh Universitas Gunadarma. Segala
kutipan dalam bentuk apa pun telah mengikuti kaidah dan etika yang berlaku.
Mengenai isi dan tulisan adalah merupakan tanggung jawab penulis, bukan
Universitas Gunadarma.

Demikian Pernyataan ini di buat dengan sebenarnya dan dengan penuh


kesadaran.

Depok, 17 Februari 2018

(Helma)

ii
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : Identifikasi Penataan Ruang Pasar Induk Cibitung Di


Kabupaten Bekasi
NAMA : Helma
NPM : 24314871
NIRM :
Fakultas/ Jenjang : Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan/ S1
Tanggal Sidang :
Tanggal Lulus :

Menyetujui,

Dosen Pembimbing Koordinator Penelitian Arsitektur


Fakultas Teknik Sipil & Perencanaan

(Rina Widayanti, ST., MT.) (Wahyu Prakosa, ST., MT.)

Ketua Jurusan Teknik Arsitektur


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan

(Dr. Ir. Arief Rahman, MT.)

iii
ABSTRAKSI

Pasar adalah sebuah bangunan komersil yang berfungsi sebagai ruang yang
mewadahi aktifitas perdagangan. Pasar adalah salah satu bangunan warisan budaya
yang meninggalkan kesan sejarah yang begitu melekat di Indonesia seperti pasar
tradisional. Kondisi pasar tradisional yang berada di Indonesia tidak banyak yang
masih terlihat memprihatinkan karena pengelolaan yang kurang baik dari segi
kebersihan, kenyamanan, dan tataan ruang yang sering salah diasumsikan fungsinya
oleh para pedagang. Tataan ruang yang salah digunakan mengakibatkan terjadinya
permasalahan dalam sirkulasi dan fungsi penataan ruang pada pasar-pasar
tradisional. Seperti pada Pasar Induk Cibitung yaitu salah satu pasar tradisional di
Kabupaten Bekasi yang memiliki zonasi perdagangan secara acak dengan jenis
bahan dagangan yang dijual. Para pedagang juga memanfaatkan sebagian area
sirkulasi pejalan kaki untuk menempatkan meja barang dagangan yang menjadi
gangguan atas kenyamanan para pelaku perdagangan. Pasar Induk Cibitung juga
seharusnya sudah melakukan revitalisasi bangunan pasar karena Hak Guna
Bangunan selama 20 tahun sudah terlewat sejak revitalisasi terakhir pada tahun
1996. Dari permasalahan tersebutlah maka peneliti memiliki pemikiran sangat
penting untuk mengidentifikasi fungsi dan tata ruang yang berada di Pasar Induk
Cibitung Kabupaten Bekasi.

Kata kunci : Pasar, Tata ruang, Cibitung

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena anugerah dari-Nya, sehingga


penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian arsitektur ini, yang berjudul "
IDENTIFIKASI PENATAAN RUANG PASAR INDUK CIBITUNG DI
KABUPATEN BEKASI ”. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan
kepada junjungan besar kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan
kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama Islam yang sempurna dan menjadi
anugerah serta rahmat bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena telah menyelesaikan laporan penelitian


arsitektur ini yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, pengalaman
dan kinerja mahasiswa serta guna melengkapi syarat untuk mengikuti Proses
Penyusunan Tugas Akhir di jurusan Teknik Arsitektur Universitas Gunadarma.

Dalam penyusunan laporan hasil kerja praktek lapangan ini penulis


mendapatkan banyak bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu, penulis ingin
mengungkapkan rasa terimakasih kepada:

1. Prof. Dr. E.S. Margianti, S.E., M.M., selaku Rektor Universitas


Gunadarma

2. Dr. Ir. Raziq Hasan MT. Ars., selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan, Universitas Gunadarma

3. Dr. Ir. Arief Rahman, MT., selaku Ketua Program Studi Teknik
Arsitektur, Universitas Gunadarma

4. Bapak Wahyu Prakosa, ST, MT, selaku Koordinator Penelitian Arsitektur ini.

5. Ibu Rina Widayanti, ST, MT, selaku Dosen Pembiming, terimakasih atas
bimbingan dan koreksi yang telah diberikan.

6. Seluruh dosen Jurusan Teknik Arsitektur yang tidak bisa disebutkan satu per
satu, terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang telah diberikan.

v
7. Bapak dan Ibu pengelola UPTD Pasar cibitung yang telah memberikan
informasi yang sangat berguna kepada penulis.

8. Orang tua tercinta, serta kakak, abang dan adik saya yang telah banyak
memberi bantuan moril, serta doa, semangat dan harapan mereka yang menjadi
motivasi khusus bagi penyusun yang sangat besar pengaruhnya dari awal
kuliah sampai Laporan Penelitian Arsitektur ini.

9. Teman-teman terhebat dan seperjuangan yang saya sayangi kelas 4TB04,


Tamara, Cici, Kori, Claudia, Indah sebagai pengibur disaat penulis bosan dan
merasa putus asa serta selalu menyemangati dan mendukung selama proses
penulisan. Ardo yang selalu menemani penulis, dan masih banyak lagi yang
tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari bahwa laporan kerja praktek ini masih memiliki


kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari para pembaca
sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan laporan kerja praktek ini kedepannya.
Semoga laporan kerja praktek ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Depok, 17 Februari 2018

(Helma)

vi
DAFTAR ISI

JUDUL ............................................................................................................... i
PERNYATAAN ORIGINALITAS DAN PUBLIKASI .................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iii
ABSTRAKSI ..................................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
DAFTAR ISI ...................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. x
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................ 3
1.3 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
1.5 Sistematika Penulisan .................................................................... 4
1.6 Metode Penulisan ........................................................................... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................................ 7


2.1 Pengertian Identifikasi, Tata Ruang Dan Pasar ............................ 7
2.1.1 Identifikasi .......................................................................... 7
2.1.2 Tata Ruang .......................................................................... 7
2.1.3 Pasar .................................................................................... 11
2.2 Landasan Teori .............................................................................. 22

BAB III TINJAUAN LOKASI DAN METODE PENELITIAN ...................... 29


3.1 Tinjuan Lokasi .............................................................................. 29
3.1.1 Lokasi Pasar Induk Cibitung ............................................... 29
3.1.2 Pasar Induk Cibitung .......................................................... 29
3.2 Metode Penelitian .......................................................................... 34

vii
3.2.1 Pengumpulan Data .............................................................. 34
3.2.2 Analisis ............................................................................... 36
3.2.3 Hasil Penelitian ............................................................................ 36
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN ..................................................... 38
4.1 Tata Ruang Pasar Induk Cibitung ................................................. 38
4.1.1 Penataan Pasar Induk Cibitung ........................................... 38
4.2 Analisis Karakteristik Ruang Pasar Induk Cibitung ..................... 43
4.2.1 Volume Ruang .................................................................... 43
4.2.2 Akumulasi Ruang ............................................................... 44
4.2.3 Lama Waktu Pengguna Ruang ........................................... 45
4.2.4 Kapasitas Ruang ................................................................. 46
4.2.5 Analisis Sirkulasi ............................................................... 47
4.2.6 Analisis Ruang Luar ............................................................ 49

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 56


5.1 Kesimpulan ................................................................................... 56
5.2 Saran .............................................................................................. 57

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 59


LAMPIRAN ....................................................................................................... 60

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pasat Tradisional .......................................................................... 13


Gambar 2.2 Pasat Modern ................................................................................. 14
Gambar 3.1 Lokasi Pasar Induk Cibitung ......................................................... 29
Gambar 4.1 Penjual .......................................................................................... 39
Gambar 4.2 Pengelola (Pak Oman) .................................................................. 39
Gambar 4.3 Pemasok Barang ........................................................................... 40
Gambar 4.4 Konsumen ..................................................................................... 40
Gambar 4.5 Pola Penataan ............................................................................... 41
Gambar 4.6 Legenda Pola Ruang Berdasarkan Jenis Barang Dagang.............. 42
Gambar 4.7 Pola Ruang Berdasarkan Jenis Barang Dagang ............................ 43
Gambar 4.8 Jalur Sirkulasi Manusia pada Pasar Induk Cibitung ..................... 47
Gambar 4.9 Jalur Sirkulasi Kendaraan (Masuk) Pasar Induk Cibitung ............ 48
Gambar 4.10 Jalur Sirkulasi Kendaraan (Keluar) Pasar Induk Cibitung ............ 48
Gambar 4.11 Jalur Sirkulasi Barang Dalam gedung Pasar Induk Cibitung ....... 49
Gambar 4.12 Taman Pada Pasar Induk Cibitung ............................................... 50
Gambar 4.13 Parkir Tegak Lurus ........................................................................ 51
Gambar 4.14 Parkir Tegak Lurus ........................................................................ 51
Gambar 4.15 Parkir Parallel ............................................................................... 52
Gambar 4.16 Parkir Parallel ............................................................................... 52
Gambar 4.17 Pedestrian Pada Pasar Induk Cibitung .......................................... 53
Gambar 4.18 Lampu Jalan Pada Pasar Induk Cibitung....................................... 53
Gambar 4.19 Tiang Listrik Pada Pasar Induk Cibitung ...................................... 54
Gambar 4.20 TPS di Pasar Induk Cibitung ........................................................ 55

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Pedagang Pasar .............................................................................. 20


Tabel 2.2 Perbedaan Pasar ............................................................................. 21
Tabel 4.1 Volume Ruang .............................................................................. 44
Tabel 4.2 Akumulasi Total Ruang ................................................................. 45
Tabel 4.3 Lama Waktu Pengguna Ruang....................................................... 46
Tabel 4.4 Total Kapasitas Ruang .................................................................. 46

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiram 1 Dimensi Ruang pada Gedung pasar Induk Cibitung


Bagian Zona A1/B1 dan A2/B2 .................................................................. 60
Lampiram 2 Pola Tata Ruang pada Gedung pasar Induk Cibitung
Bagian Zona A1/B1 dan A2/B2 .................................................................. 61
Lampiram 3 Pola Tata Ruang pada Gedung pasar Induk Cibitung
Berdasarkan Jenis barang Dagamg Bagian Zona A1/B1 dan A2/B2 ........... 62
Lampiram 4 Sirkulasi Barang di Pasar Induk Cibitung ..................................... 63
Lampiram 5 Sirkulasi Kendaraan Masuk di Pasar Induk Cibitung.................... 64
Lampiram 6 Sirkulasi Kendaraan Keluar di Pasar Induk Cibitung.................... 65
Lampiram 7 Sirkulasi Manusia di Pasar Induk Cibitung ................................... 66

xi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bangunan komersial adalah bangunan yang mewadahi berbagai fungsi
komersial. Sesuai jenisnya, bangunan komersial merupakan bangunan yang
direncanakan dan dirancang untuk mendatangkan keuntungan bagi pemilik
maupun penggunanya. (wungwow, 2011)
Contoh bangunan komersial yang dipakai untuk menjual jasa misalnya
laundry, hotel, dan perkantoran. Sedangkan bangunan komersial yang
digunakan untuk menjual barang antara lain kios, ruko, supermarket, mall,
restoran, dan pasar. (Arafuru.com, 2015)
Pasar adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi,
prosedur, hubungan sosial dan infrastruktur di mana usaha menjual
barang, jasa dan tenaga kerja untuk orang-orang dengan imbalan uang.
(wikipedia, 2017)
Pasar Induk Cibitung merupakan salah satu fasilitas publik di bidang
perdagangan yang perlu memaksimalkan fungsi yang telah dibangun
sebelumnya oleh Pemerintah Kabupaten Bekasi, akan tetapi kurang
maksimalnya fungsi yang terdapat pada Pasar Induk Cibitung,
mengakibatkan adanya permasalahan di dalam keadaan sirkulasi dalam
Pasar Induk Cibitung yang saat ini dimanfaatkan sebagai area berjualan oleh
pedagang menyebabkan terganggunya sirkulasi pengunjung disebabkan
karena pedagang menganggap pada area sirkulasi merupakan area yang
strategis sebagai penunjang berjualan menggunakan tambahan meja dengan
mengesampingkan penataan ruang serta zonasi pembagian jenis letak
barang dagangan. Zonasi yang terletak di Pasar Induk cibitung Kabupaten
Bekasi ini memiliki peletakan yang tidak sesuai dengan peruntukan dan
jenis dagangannya. Pada bagian lantai dasar bangunan Pasar Induk Cibitung
terdapat berbagai macam dagangan yang bercampur dan tidak memiliki
1
tataan yang baik seperti lapak tempat berdagang buah-buahan, lapak tempat
berdagang sayur mayur, lapak tempat berdagang sembako, dan lapak tempat
berdagang makanan (rumah makan), pedagang kopi instan yang bercampur
menyatu dalam sebuah gedung maupun los pasar di belakang gedung Pasar
Induk Cibitung Kabupaten Bekasi ini. Dengan tambahan kondisi tempat
parkir bongkar muat barang dagangan yang kurang maksimal sehingga
menyebabkan terjadinya macet jika los dibelakang gedung Pasar Cibitung
Kabuptan Bekasi sedang melakukan bongkar muatan barang dagangan.
Pada bagian lantai dua gedung Pasar Induk Cibitung Kabupaten Bekasi saat
ini di fungsikan untuk pedagang peralatan listrik yang dibutuhkan sehari-
hari, pedagang barang plastik yang dibutuhkan untuk ketentuan sehari-hari,
penjahit pakaian dan adanya tempat billiard tanpa izin karena kondisi toko-
toko di lantai 2 yang hanya berfungsi di bagian sisi depan.
Pasar Cibitung Kabupaten Bekasi ini memiliki HGB (Hak Guna
Bangunan) dengan jangka waktu 20 tahun, sehingga seharusnya telah
diadakan revitalisasi sehingga terdapat zonasi yang lebih baik. Revitalisasi
terakhir pada Pasar Induk Cibitung Kaabupaten Bekasi ini terakhir
dilaksanakan pada tahun 1996. Karena alasan diatas maka penulis yakin
untuk mengambil objek amatan Pasar Induk Cibitung Bekasi sebagai bahan
penelitian yang diajukan guna melengkapi persyaratan sidang tugas akhir
untuk mendapatkan gelar sarjana.

2
1.2 Batasan Masalah
Batasan masalahnya adalah mengidentifikasi sirkulasi dan zoning
perdangangan pada Pasar Induk Cibitung yang berada di Kabupaten Bekasi.

1.3 Rumusan Masalah


Agar tidak menyimpang dari pokok pembahasan yang akan dibahas dan
lebih memahami judul di atas, maka timbulah beberapa pertanyaan guna
untuk membatasi pembahasan ini yaitu :
1. Apakah penataan ruang Pasar Induk Cibitung sudah sesuai dengan
ketentuan denah pasar awal?
2. Bagaimana karakteristik ruang yang berada di Pasar Induk Cibitung ?

1.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian arsitektur yang dilaksanakan oleh mahasiswa yang
meneliti tentang pengidentifikasian tata ruang sebuah bangunan Pasar Induk
adalah :
1. Mengidentifikasi penataan ruang dalam sirkulasi dan zoning pada
sebuah pasar tradisional.
2. Mengetahui berbagai hal tentang penataan ruang sebuah pasar
tradisional.
3. Menambah pengetahuan dibidang perancangan sebuah pasar tradisional
yang layak bagi para pelaku perdagangan.

3
1.5 Sistematika Penulisan
Secara garis besar, penulisan arsitektur pada bangunan Pasar Induk Cibitung
terdiri dari lima bab, dapat dideskripsikan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN
Mengemukakan Menjabarkan tentang latar belakang
permasalahan, maksud dan tujuan, lingkup perancangan,
batasan dan asumsi, metode perancangan dan sistematika
laporan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA


Pada bab ini penulis akan memberi acuan tentang teori –
teori yang bersangkutan dengan permasalahan yang dikaji.
Kajian yang menguraikan pustaka/literatur untuk dapat
menjelaskan materi yang diambil dan di buat dalam
rangkuman untuk mempermudah menguraikan sebuah
analisa.

BAB III TINJAUAN UMUM


Menjabarkan tentang latar belakang pemilihan lokasi,
penetapan lokasi, kondisi fisik lokasi meliputi Pendekatan
Rancangan Interpretasi Judul Studi obyek Analisa.

BAB IV ANALISA PEMBAHASAN


Menganalisa permasalahan tentang keterkaitan antara
faktor-faktor dan data lapangan yang di peroleh dan
membahas masalah-masalah yang di ajukan dengan
landasan teori yang ada.

BAB V KESIMPULAN
Menyimpulkan hasil pembahasan mengidentifikasian
penataan ruang sebuah pasar tradisional yang telah dibahas
pada bab sebelumnya dan dilengkapi pula dengan saran-
4
saran yang dapat membantu dalam mengidentifikasi
penataan ruang.

1.6 Metode Penulisan


Metode yang digunakan dalam penulisan penelitian arsitektur ini sebagai
berikut :
1. Tahap Pengumpulan Data
Tahap Pengumpulan Data yaitu tahap yang dipakai dalam pembuatan
perencanaan dan perancangan Pusat Perbelanjaan dan Rekreasi di
Surakarta, dimana tahapan pengumpulan data ini meliputi data
sekunder (mengacu pada literatur) dan data primer (data langsung dari
pihak yang terkait).
a. Data Sekunder
Studi literatur, merupakan bentuk studi yang mengacu dari
kepustakaan-kepustakaan yang mempunyai kaitan atau relevansi
dengan topik judul. Dalam studi literatur ini, kepustakaan yang
dipakai adalah yang berkaitan tentang kegiatan pusat perbelanjaan
dan rekreasi dengan segala fasilitas pendukungnya. Sumber-
sumber literatur tersebut diuraikan secara deskripsi dengan
kuantitas dan kualitas yang ringkas dan isinya yang berkaitan
langsung dengan topik.

b. Data Primer
Data Primer adalah data yang diperoleh secara langsung pada orang
yang atau instansi yang terkait. · Wawancara Adalah cara
pengumpulan data melalui wawancara dengan nara sumber yang
berhubungan dengan area studi yaitu dengan penduduk Tipes serta
pihak terkait, dan yang berhubungan Pasar Induk yaitu dengan
pengunjung Pasar Induk yang sudah ada. · Pengamatan Lapangan
Adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan data di
lapangan yang dipakai sebagai cek silang dengan data-data lain
5
yang diperoleh baik data eksisting kawasan yang akan
direncanakan maupun data mengenai Pasar Induk yang sudah ada.

2. Tahap Pengungkapan Masalah


Mengungkapkan permasalahan yang ada baik kondisi eksisting site
maupun kecenderungan perubahan kondisi yang akan timbul akibat
keberadaan Pasar Induk yang akan direncanakan, untuk kemudian
dilakukan pemecahannya.

3. Tahap Analisis Data Menganalisis berdasar pada data-data yang ada


dengan tetap berpegang pada tujuan dan sasaran yang akan dicapai,
kemudian dibahas penyelesaiannya. Khusus analisis makro, dibahas
menggunakan metode analisis SWOT. Analisis-analisis ini
menghasilkan suatu alternatif-alternatif strategi pemecahan.

4. Tahap Perencanaan dan Perancangan Mentransformasikan konsep-


konsep dasar yang diperoleh dalam tahap analisis sebagai pemecahan
permasalahan dan persoalan yang timbul sehubungan dengan
perencanaan dan perancangan Pasar Induk Cibitung di Kabupaten
Bekasi dalam bentuk sketsa desain bangunan.

6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 PENGERTIAN IDENTIFIKASI, TATA RUANG DAN PASAR

2.1.1 IDENTIFIKASI
Identifikasi berasal dari kata Identify yang artinya meneliti,
menelaah. Identifikasi adalah kegiatan yang mencari, menemukan,
mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi
dari “kebutuhan” lapangan. Secara intensitas kebutuhan dapat
dikategorikan (dua) macam yakni kebutuhan terasa yang sifatnya
mendesak dan kebutuhan terduga yang sifatnya tidak mendesak.
(wikipedia, 2016)

2.1.2 TATA RUANG


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 06/PRT/M/2007
Tanggal 16 Maret 2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata
Bangunan dan lingkungan :

Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang.

Tata ruang atau dalam bahasa Inggrisnya spatial plan adalah wujud
struktur ruang dan pola ruang disusun secara nasional, regional
dan lokal. Secara nasional disebut Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional, yang dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
tersebut perlu dijabarkan ke dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Kota (RTRWK).

7
Ruang didefinisikan sebagai wadah yang meliputi ruang darat,
ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai
satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan makhluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan hidupnya. Tata
Ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. (Wikipedia, 2017)
Menurut D.A. Tisnaadmidjaja, yang dimaksud dengan ruang adalah
“wujud fisik wilayah dalam dimensi geografis dan geometris yang
merupakan wadah bagi manusia dalam melaksanakan kegiatan
kehidupannya dalam suatu kualitas kehidupan yang layak”.
Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Struktur ruang
adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem jaringan
prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional.

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,


pemanfaatan tata ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Hal
tersebut merupakan ruang lingkup penataan ruang sebagai objek
Hukum Administrasi Negara. Jadi, hukum penataan ruang menurut
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 yaitu hukum yang berwujud
struktur ruang (ialah sususnan pusat-pusat pemukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki
hubungan fungsional) dan pola ruang (ialah distribusi peruntukan
ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk
fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budi daya).
(Library, 2015)

2.1.2.1 TATA
Menurut KBBI Online :

8
Tata/ta·ta/ n aturan (biasanya dipakai dalam kata majemuk);
kaidah, aturan, dan susunan; cara menyusun; sistem;

2.1.2.2 RUANG
Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNomor
06/PRT/M/2007 Tanggal 16 Maret 2007 Tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan lingkungan :

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut,


dan ruang udara, termasuk ruang didalam bumi sebagai satu
kesatuan wilayah, tempat manusia dan mahluk lain hidup,
melakukan kegiatan, dan memelihara kelangsungan
hidupnya.

2.1.2.3 BANGUNAN
Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas
dinding dan atap yang didirikan secara permanen di suatu
tempat. Bangunan juga biasa disebut dengan rumah dan
gedung, yaitu segala sarana, prasarana atau infrastruktur
dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam
membangun peradabannya. Bangunan memiliki beragam
bentuk, ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami
penyesuaian sepanjang sejarah yang disebabkan oleh
beberapa faktor, seperti bahan bangunan, kondisi cuaca,
harga, kondisi tanah, dan alasan estetika. (Wikipedia, 2017)

Bangunan mempunyai beberapa fungsi bagi kehidupan


manusia, terutama sebagai tempat berlindung dari cuaca,
keamanan, tempat tinggal, privasi, tempat menyimpan
barang, dan tempat bekerja. Suatu bangunan tidak bisa lepas

9
dari kehidupan manusia khususnya sebagai sarana pemberi
rasa aman, dan nyaman. (Wikipedia, 2017)

Contoh bangunan yang paling sering kita lihat yaitu jembatan


beserta konstruksi, dan rancangannya, jalan, serta sarana
telekomunikasi. Secara umum, peradaban suatu bangsa dapat
dilihat dari teknik-teknik bangunan maupun sarana, dan
prasarana yang dibuat maupun ditinggalkan oleh warisan
manusia dalam perjalanan sejarahnya. (Wikipedia, 2017)

Karena bangunan berkaitan dengan kemajuan peradaban


manusia, maka dalam perjalanannya, manusia memerlukan
ilmu atau teknik yang berkaitan dengan bangunan, dan
menunjang dalam membuat suatu bangunan. Adapun ilmu
pengetahuan yang berkaitan dengan bangunan adalah
arsitektur dan teknik sipil. Bahkan penggunaan trigonometri
dalam matematika juga berkaitan dengan bangunan yang
diduga digunakan pada masa Mesir kuno dalam membangun
Piramida. (Wikipedia, 2017)

2.1.2.4 PENATAAN RUANG


Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan UmumNomor
06/PRT/M/2007 Tanggal 16 Maret 2007 Tentang Pedoman
Umum Rencana Tata Bangunan dan lingkungan :

Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata


ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan
ruang.

10
2.1.3 PASAR
Menurut Peraturan Presiden No. 112 Tahun 2007:
Pasar adalah area tempat jual beli barang dengan jumlah penjual lebih
dari satu baik yang disebut sebagai pusat perbelanjaan, pasar
tradisional, pertokoan, mall, plasa, pusat perdagangan maupun sebutan
lainnya.

2.1.3.1 PENGERTIAN
Menurut Peraturan Daerah Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kabupaten Bekasi Nomor 8 tahun 2001 tentang pengelolaan pasar dan
tempat perbelanjaan :
Pasar adalah sarana umum yang ditetapkan oleh Bupati sebagai tempat
transaksi jual beli umum dimana pedagang secara teratur dan langsung
memperdagangkan barang dan jasa dengan mengutamakan adanya
barang kebutuhan sehari-hari.

 Fungsi Pasar
a. Fungsi Distribusi
Dalam kegiatan distribusi, pasar berfungsi mendekatkan jarak
antara konsumen dengan produsen dalam melaksanakan transaksi.
Dalam fungsi distribusi, pasar berperan memperlancar penyaluran
barang dan jasa dari produsen kepada konsumen.
b. Fungsi Pembentukan Harga
Pasar berfungsi sebagai pembentuk harga pasar, yaitu kesepakatan
harga antara penjual dan pembeli.
c. Fungsi Promosi
Pasar merupakan sarana paling tepat untuk ajang promosi.
Pelaksanaan promosi dapat dilakukan dengan cara memasang
spanduk, membagikan brosur, membagikan sampel, dll.
d. Mengorganisasikan Produksi

11
Barang dan jasa di pasar akan terjual jika harganya dianggap murah
oleh konsumen. Oleh karena itu, produsen selalu menerapkan
metode produksi yang dapat menekankan biaya produksi untuk
menghasilkan produk yang harganya murah.
e. Menyediakan Barang dan Jasa untuk Keperluan Masa Depan
Pasar menjadi salah satu tempat menyimpan stok barang untuk
keperluan dikemudian hari. (Dina, 2014)

2.1.3.2 PEMBAGIAN PASAR


 Secara historis, pasar berasal dari pasar fisik yang sering akan
berkembang menjadi - atau dari - komunitas kecil, kota dan kota.
Di bawah ini, klasifikasi pasar dilihat dari keberadaannya, terbagi
menjadi dua. Yaitu :

1. Pasar niskala
Pasar niskala adalah pasar yang abstrak di mana barang yang
diperdagangkan tidak sampai ke pasar dan proses jual beli hanya di
dasarkan pada contoh barang saja. (saviella, 2012)

2. Pasar nyata
Pasar nyata adalah pasar yang proses jual belinya terjadi secara
langsung di mana penjual dan pembeli bertemu dalam suatu tempat
untuk melakukan proses tukar-menukar atau berjual beli barang
dagangan.
Secara sosiologis pengertian pasar nyata sebenarnya tidak hanya
menyangkut aspek-aspek ekonomis proses jual beli barang saja,
tetapi pasar adalah pranata ekonomi sekaligus juga cara hidup; suatu
gaya umum dari kegiatan ekonomi yang mencapai segala aspek dari
masyarakat dan suatu dunia social budaya yang nyaris lengkap
dalam dirinya. (saviella, 2012)

12
 Kemudian, klasifikasi pasar berdasarkan karakteristiknya. Secara
garis besar pasar di bagi menjadi dua, yaitu:

1. Pasar tradisional
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan
pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli
secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan
biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai, los dan dasaran terbuka
yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.

Kebanyakan pasar tradisional ini menjual kebutuhan sehari-hari


seperti bahan-bahan makanan berupa ikan, buah, sayur-sayuran,
telur, daging, kain, pakaian barang elektronik, jasa dan lain-lain.
Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang
lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan
umumnya terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan
pembeli untuk mencapai pasar. (saviella, 2012)

Gambar 2.1 Pasar Tradisional


Sumber : http://palmjavatourtravel.com/, diakses pada tahun 2017

2. Pasar modern
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun
pasar jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara
langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum

13
dalam barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya
dilakukan secara mandiri (swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga.
Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan makanan seperti;
buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang dijual
adalah barang yang dapat bertahan lama. Contoh dari pasar modern
adalah hypermarket, pasar swalayan (supermarket), dan
minimarket. (saviella, 2012)

Gambar 2.2 Pasar Modern


Sumber : https://123supermarket.wordpress.com//, diakses pada tahun 2017

2.1.3.3 JENIS- JENIS PASAR


Pasar dapat dikategorikan dalam beberapa hal. Yaitu menurut jenisnya,
jenis barang yang dijual, lokasi pasar, hari, luas jangkauan dan wujud.

1. Pasar Daerah
Pasar Daerah membeli dan menjual produk dalam satu daerah
produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar daerah melayani
permintaan dan penawaran dalam satu daerah.

2. Pasar Lokal

14
Pasar lokal adalah pasar yang membeli dan menjual produk dalam
satu kota tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan pasar
lokal melayani permintaan dan penawaran dalam satu kota.

3. Pasar Nasional
Pasar nasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk
dalam satu negara tempat produk itu dihasilkan. Bisa juga dikatakan
pasar nasional melayani permintaan dan penjualan dari dalam
negeri.

4. Pasar Internasional
Pasar internasional adalah pasar yang membeli dan menjual produk
dari beberapa negara. Bisa juga dikatakan luas jangkauannya di
seluruh dunia. (saviella, 2012)

Pembagian pasar menurut wujudnya, di bagi menjadi dua, yaitu :

1. Pasar Konkret
Pasar Konkret adalah pasar yang lokasinya dapat dilihat dengan
kasat mata. Misalnya ada los-los, toko-toko dan lain-lain. Di pasar
konkret, produk yang dijual dan dibeli juga dapat dilihat dengan
kasat mata. Konsumen dan produsen juga dapat dengan mudah
dibedakan.

2. Pasar Abstrak
Pasar Abstrak adalah pasar yang lokasinya tidak dapat dilihat
dengan kasat mata.konsumen dan produsen tidak bertemu secara
langsung. Biasanya dapat melalui internet, pemesanan telepon dan
lain-lain. Barang yang diperjual belikan tidak dapat dilihat dengan
kasat mata, tapi pada umumnya melalui brosur, rekomendasi dan
lain-lain. Kita juga tidak dapat melihat konsumen dan produsen
15
bersamaan, atau bisa dikatakan sulit membedakan produsen dan
konsumen sekaligus. (saviella, 2012)

Pengklasifikasian pasar berdasarkan barang yang diperjual belikan.


Di bagi menjadi dua, yaitu :

1. Pasar Barang Konsumsi


Pasar barang konsumsi adalah pasar yang menjual barang-barang
yang dapat langsung dipakai untuk kebutuhan rumah tangga.
Misalnya, pasar yang memperjualbelikan beras, ikan, sayur-sayuran,
buah-buahan, alat-alat rumah tangga, pakaian, dan lain sebagainya.

2. Pasar Barang Produksi


Pasar barang produksi adalah pasar yang memperjualbelikan
faktor-faktor produksi. Dalam pasar ini diperjualbelikan sumber
daya produksi. Misalnya, pasar mesin-mesin, pasar tenaga kerja,
dan pasar uang. (saviella, 2012)

Pengklasifikasian pasar berdasarkan waktu penyelanggaraanya di bagi


menjadi 5, yaitu :

1. Pasar Harian
Pasar harian adalah pasar yang kegiatan jual belinya dilakukan tiap
hari. Pasar harian ini umumnya terdapat di kota-kota.

2. Pasar Mingguan
Pasar mingguan adalah pasar yang kegiatan jual belinya hanya satu
kali dalam seminggu. Pasar mingguan ini terdapat di daerah-daerah
pedesaan.

16
3. Pasar Bulanan
Pasar bulanan adalah pasar yang kegiatan jual belinya dilakukan
setiap sebulan sekali.

4. Pasar Tahunan
Pasar tahunan adalah pasar yang kegiatan jual belinya dilakukan
setiap setahun sekali.

5. Pasar Temporer
Pasar temporer adalah pasar yang diselenggarakan
organisasi/instansi pada acara tertentu, atau diadakannya hanya
sewaktu-waktu atau tidak tetap. (saviella, 2012)

Pembagian pasar menurut organisasinya ada dua, yaitu :

1. Pasar Persaingan Sempurna


Dalam pasar persaingan sempurna terdapat banyak penjual atau
pembeli yang sama-sama telah mengetahui keadaan pasar. Barang
yang diprjualbelikan dalam pasar persaingan sempurna homogen
(sejenis). Selain itu, baik penjual ataupun pembeli tidak bebas
menentukan harga, karena harga ditentukan oleh kekuatan pasar.

2. Pasar Persaingan Tidak Sempurna


Dalam pasar persaingan tidak sempurna, para penjual maupun
pembeli mempunyai kebebasan dalam menentukan harga dan
jumlah barang yang akan diperjualbelikan. Dalam hal ini berarti
pembeli dan penjual dapat memengaruhi harga. Jenis dan kualitas
barang yang diperdagangkan pada pasar ini bersifat heterogen.
(saviella, 2012)

17
Pasar persaingan tidak sempurna dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu
sebagai berikut :

1. Pasar monopoli dan monopsoni


Pasar monopoli adalah pasar yang hanya terdapat satu penjual untuk
suatu jenis barang tertentu. Pasar monopsoni adalah pasar yang
dikuasai oleh seorang pembeli untuk suatu jenis barang dan jasa

2. Pasar persaingan monopolistis


Dalam pasar ini terdapat banyak penjual dan pembeli. Penjual bisa
melakukan monopoli karena keistimewaan produk masing-masing.
Pembeli bebas menentukan pilihannya dalam berbelanja. Jadi, pasar
ini ada unsur persaingan dan monopoli.

3. Pasar oligoponi dan oligopsoni


Pasar oligopoli adalah pasar yang hanya ada beberapa penjual.
Istilah beberapa penjual iniumlah penjual tidak terlalu banyak
sehingga pengaruh penjual sangat kecil, dan tidak ada penjual yang
berkuasa segala-galanya. Adapun Oligopsoni merupakan jenis
pasar yang hanya ada beberapa pembeli. (saviella, 2012)

 Macam-macam pasar menurut peraturan daerah tentang perubahan atas


peraturan daerah kabupaten bekasi nomor 8 tahun 2001 tentang
pengelolaan pasar dan tempat perbelanjaan :

1. Pasar adalah sarana umum yang ditetapkan oleh Bupati sebagai


tempat transaksi jual beli umum dimana pedagang secara teratur dan
langsung memperdagangkan barang dan jasa dengan
mengutamakan adanya barang kebutuhan sehari-hari.

2. Pasar Pemerintah adalah pasar yang dikelola oleh Pemerintah.


18
3. Pasar Tradisional adalah pasar milik Pemerintah sebagai tempat
transaksi jual beli umum dengan partai kecil / biasa dimana
pedagang secara teratur dan langsung memperdagangkan barang
dan jasa dengan mengutamakan adanya barang kebutuhan sehari-
hari.

4. Pasar Induk adalah pasar milik pemerintah yang berfungsi sebagai


tempat pengumpulan, pelelangan, penyimpanan dan panyaluran
barang kebutuhan sehari-hari.

5. Tempat Perbelanjaan adalah tempat transasksi jual bell dimana


pedagang secara langsung memperdagangkan barang dan jasa tanpa
ada proses tawar menawar dengan mengutamakan kebutuhan
barang sehari-hari yang dikelola oleh swasta baik perorangan
maupun badan.

6. Pasar Desa adalah pasar yang dikelola oleh Pemerintah Desa.

7. Pasar spontan adalah pasar yang secara spontan terjadi transaksi


antara penjual dan pembeli disuatu tempat.

8. Pasar Swasta adalah pasar tempat transaksi jual, beli dimana


pedagang secara langsung memperdagangkan barang dan jasa
dengan mengutamakan kebutuhan barang,sehari-hari yang dikelola
oleh swasta baik perorangan maupun badan.

2.1.3.4 ELEMEN- ELEMEN PASAR


Elemen yang terkandung di dalam sebuah pasar adalah penjual dan
pembeli. Kendati demikian orang yang berada di pasar tidak selalu

19
menjadi pembeli dan penjual. Karena itu dapat dirinci orang-orang yang
berada di pasar menjadi pengunjung, pembeli dan pelanggan.

1. Pedagang pasar adalah pihak ketiga yang melakukan kegiatan


dengan menjual atau membeli barang dan atau jasa yang
menggunakan pasar sebagai tempat kegiatannya.

Tabel 2.1 Pedagang Pasar


No Kriteria Jenis Pedagang
1. Menurut jumlah pelaku  Pedagang individu
 Pedagang gabungan
2. Menurut jenis kegiatan  Pedagang formal
 Pedagang informal
3. Menurut modal  Pedagang modal kecil
 Pedagang modal sedang
 Pedagang modal cukup
 Pedagang modal besar
4. Menurut status  Pedagang tetap
 Pedagang temporer
5. Menurut tempat asal  Pedagang desa
 Pedagang kota
6. Menurut cara  Pedagang eceran
penyaluran  Pedagang grosir
 Pedagang pengumpul
7. Menurut jangkauan  Pedagang regional
pelayanan  Pedagang kota
 Pedagang wilayah
8. Menurut cara pelayanan  Pedagang langsung
 Pedagang tidak langsung

20
9. Menurut materi  Pedagang barang riil
dagangan  Pedagang barang jasa
(Sumber : http://diyaasaviella.blogspot.co.id, diakses pada tahun 2017)

2. Pengunjung adalah orang yang dating ke pasar, baik tradisional


maupun modern, tidak memiliki tujuan untuk melakukan
pembelian terhadap barang dan jasa yang ada di pasar
bersangkutan. Tetapi pengunjung seperti ini biasanya hanya
sekedar jalan-jalan di pasar.

3. Pembeli adalah, orang-orang yang dating ke pasar dengan tujuan


untuk membeli barang atau jasa, tetapi belum memiliki kepastian
di mana atau ke mana harus membelinya.

4. Pelanggan adalah, calon pembeli yang dating ke pasar dengan


maksud membeli barang atau jasa dan di sisi lain sudah memiliki
kepastian di mana harus membelinya. Biasanya pelanggan ini
banyak di jumpai di pasar tradisional. (saviella, 2012)

Perbedaan pasar tradisional dan pasar modern :


Tabel 2.1 Perbedaan Pasar
NO Segi Pasar tradisional Pasar Modern

1. Harga  Proses Tawar Menawar , jadi harga  Harga langsung ditentukan


nya tidak pasti. atau di bandrol.

Harga di pengaruhi oleh proses  Interaksi penjual dan pembeli


interaksi anatara penjual dan pembeli tidak berpengaruh

(Sumber : http://diyaasaviella.blogspot.co.id, diakses pada tahun 2017)

21
2.2 LANDASAN TEORI

Indikator (Persyaratan Teknis) Pasar Rakyat Berdasarkan SNI 8152:2015


Variabel Indikator/Persyaratan Ruang Dagang .

Ruang dagang terdiri atas toko/kios, los dan jongko/konter/pelataran harus


memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Toko/kios dibuat tidak menutupi arah angin.

b. Los harus dibuat modular.


c. Jongko/konter/pelataran berada pada area yang sudah ditentukan yang
tidak mengganggu akses keluar masuk pasar dan tidak menutupi
pandangan toko/kios atau los.

Aksesibilitas dan Zonasi Aksesibilitas harus memenuhi persyaratan sebagai


berikut:
a. Seluruh fasilitas harus bisa diakses dan dimanfaatkan oleh semua orang,
termasuk penyandang cacat, dan lansia.
b. Akses kendaraan bongkar muat barang, harus berada di lokasi yang
tidak menimbulkan kemacetan.
c. Pintu masuk dan sirkulasi harus disediakan untuk menjamin
ketercapaian semua fasilitas di dalam pasar, baik ruang dagang maupun
fasilitas umum, termasuk untuk menanggulangi bahaya kebakaran.

Penataan zonasi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Dikelompokkan secara terpisah untuk bahan pangan basah, bahan


pangan kering, siap saji, non pangan, dan tempat pemotongan unggas
hidup.
22
b. Memiliki jalur yang mudah diakses untuk seluruh konsumen dan tidak
menimbulkan penumpukan orang pada satu lokasi tertentu.
c. Tersedia papan nama yang menunjukkan keterangan lokasi zonasi.

Area parkir harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Tersedia area parkir yang proporsional dengan Puska Dagri, BP2KP,


Kemendag 51 Variabel Indikator/Persyaratan area pasar.
b. Tersedia pemisah yang jelas antara area parkir dengan wilayah ruang
dagang.
c. Memiliki tanda masuk dan keluar kendaraan yang jelas dan dibedakan
antara jalur masuk dan keluar.
d. Area parkir dipisahkan berdasarkan jenis alat angkut, seperti: mobil,
motor, sepeda,andong/delman dan/atau becak.
e. Memiliki area yang rata, tidak menyebabkan genangan air dan mudah
dibersihkan. Area bongkar muat sebaiknya terpisah dari tempat parkir
pengunjung. Khusus setelah digunakan untuk kegiatan bongkar muat
hewan hidup, area yang digunakan harus dibersihkan dengan metode
tertentu. Koridor/gangway harus dapat memberikan kemudahan untuk
sirkulasi pedagang dan pembeli, termasuk penyandang cacat, dalam
melakukan kegiatan transaksi dan keluar masuk barang dari area
bongkar muat ke toko/kios, los, maupun jongko/konter/pelataran.

Pos Ukur Ulang Pos ukur ulang dan sidang tera harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Tersedia alat ukur, takar, dan timbang yang sudah ditera/ tera ulang dan
masih berlaku, serta ada penandaan untuk digunakan konsumen
dan/atau pedagang secara mandiri guna memeriksa barang yang dibeli
dan/atau diperdagangkan.

23
b. Tersedia ruangan permanen atau menggunakan fasilitas lainnya yang
memiliki lantai datar dan terlindung dari hujan untuk
menyelenggarakan kegiatan sidang tera/ tera ulang.

Fasilitas Umum Kantor pengelola pasar harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut:
a. Merupakan ruangan tetap yang dapat berada di area pasar atau di luar
area pasar.
b. Lokasi kantor pengelola harus mudah dicapai oleh pengunjung
maupung pedagang. Puska Dagri, BP2KP, Kemendag 52 Variabel
Indikator/Persyaratan.
c. Tersedia Standard Operating Procedures (SOP) yang mendeskripsikan
tugas, cara kerja dan alur kerja setiap jabatan. SOP terdokumentasi
dengan baik dan mudah diakses oleh pihak yang berwenang.

Toilet dan kamar mandi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:


a. Tersedia toilet laki-laki dan perempuan yang terpisah dilengkapi tanda
atau simbol.
b. Toilet terjaga kebersihannya dan letaknya terpisah dari tempat
penjualan.
c. Pada toilet tersedia jamban leher angsa dilengkapi dengan tempat
penampungan air.
d. Tersedia ventilasi dan pencahayaan yang memadai.

e. Penampungan air yang disediakan harus bersih dan bebas jentik.

f. Tersedia tempat cuci tangan yang dilengkapi dengan sabun dan air
mengalir.
g. Limbah toilet/kamar mandi dibuang ke septic tank atau lubang
peresapan yang tidakmencemari air tanah.
24
h. Lantai dibuat tidak licin dan mudah dibersihkan.

i. Tersedia tempat sampah yang kedap air, tertutup dan mudah diangkat.

Ruang menyusui harus memenuhi persyaratan sebagai berikut: a.


Tersedia ruangan tersendiri yang nyaman dan tertutup.
b. Tersedia fasilitas untuk menyimpan ASI.

c. Tersedia wastafel dengan air mengalir untuk cuci tangan dan mencuci
peralatan.
d. Lantai ruangan memiliki permukaan yang rata, tidak licin, tidak mudah
retak, mudah dibersihkan dan terbuat dari bahan yang kedap air.
e. Memiliki ventilasi dan sirkulasi udara.

f. Penerangan dalam ruangan cukup dan tidak menyilaukan.

Tersedia ruang untuk melakukan ibadah yang memadai pada area pasar;

Tersedia ruang bersama yang digunakan untuk kegiatan komunitas pasar;


Tersedia fasilitas pelayanan kesehatan untuk pengguna pasar dalam
menanggulangi keadaan darurat, minimal Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K); Tersedia pos keamanan yang memadai pada area pasar;
Tersedia ruang untuk merokok yang memenuhi syarat kesehatan; Tersedia
ruang disinfektan untuk membersihkan sarana pengangkutan dan peralatan
yang digunakan untuk unggas; Area penghijauan yang memadai harus
tersedia pada area pasar.

Puska Dagri, BP2KP, Kemendag 54 Variabel Indikator/Persyaratan


Sirkulasi udara Sistem sirkulasi udara harus memenuhi persyaratan sebagai
berikut:
25
a. Bangunan harus mempunyai ventilasi alami atau buatan sesuai dengan
fungsinya.
b. Bukaan saluran ventilasi harus dirancang untuk menghindari gangguan
hewan.
c. Teknis sistem ventilasi harus terdiri dari bukaan permanen, seperti
jendela, pintu atausarana lain yang dapat dibuka.

Drainase harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Ditutup dengan kisi sehingga saluran mudah dibersihkan.

b. Memiliki kemiringan sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga


mencegahgenangan air.
c. Tidak ada bangunan los/kios di atas saluran.

Puska Dagri, BP2KP, Kemendag 55 Variabel Indikator/Persyaratan


drainase.

Ketersediaan air bersih Penyediaan air bersih harus memenuhi persyaratan


sebagai berikut:
a. Jaringan air bersih harus disediakan untuk melayani kebutuhan
pengguna dankapasitasnya harus dihitung menurut jenis dan jumlah
pengguna.
b. Tersedia air bersih secara berkesinambungan dan/atau tempat
penampungan airdilengkapi dengan kran supaya air bisa mengalir.
c. Tersedia instalasi air bersih pada area bahan pangan basah.
d. Pemeriksaan kualitas air bersih dilakukan melalui pengujian secara
berkala.

26
Pengelolaan air limbah Pengelolaan air limbah harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Direncanakan dengan mempertimbangkan jenis dan tingkat bahayanya
sertamemisahkan pembuangan air limbah yang mengandung bahan
beracun dan berbahayadengan air limbah domestik.
b. Limbah cair harus diolah terlebih dahulu dengan persyaratan tertentu
sebelum dibuangke saluran pembuangan umum.
c. Tersedia saluran pembuangan limbah tertutup yang tidak melewati area
penjualan.
d. Pemeriksaan kondisi limbah cair dilakukan melalui pengujian secara
berkala.

Puska Dagri, BP2KP, Kemendag 56 Variabel Indikator/Persyaratan dan


mudah diangkat serta dipisahkanantara jenis sampah organik dan non
organik. Pengelolaan sampah Persyaratan pengelolaan sampah harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Sistem pembuangan sampah direncanakan dan dipasang dengan
mempertimbangkanfasilitas penampungan dan jenisnya.
b. Tersedia fasilitas pewadahan yang memadai, sehingga tidak
mengganggu kesehatandan kenyamanan.
c. Tersedia tempat sampah yang kedap air, tertutup.

d. Tersedia tempat sampah yang terpisah antara sampah kering dan basah
dalam jumlah yang cukup.
e. Tempat sampah harus terbuat dari bahan kedap air, tidak mudah
berkarat, kuat,tertutup, dan mudah dibersihkan.
f. Tersedia alat angkut sampah yang kuat, mudah dibersihkan, dan mudah
dipindahkan.

27
g. Tersedia Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara yang kedap
air, kuat, mudahdibersihkan, serta mudah dijangkau petugas
pengangkut sampah.
h. Lokasi TPS terpisah dari bangunan pasar dan memiliki akses tersendiri
yang terpisahdari akses pengunjung dan area bongkar muat barang.
i. Sampah diangkut minimal 1 x 24 jam.

j. Terdapat kegiatan pengelolaan sampah berdasarkan prinsip 3R


reduce, reuse, dan/ataurecycle (misalnya bank sampah, pembuatan
kompos) yang mempunyai nilai ekonomi.

28
BAB III

TINJAUAN LOKASI DAN METODE PENELITIAN

Pada Bab ini akan menjelaskan tentang hal-hal yang berkaitan tentang lokasi
peneliti dengan metode penelitian yang dilakukan oleh peneliti.

3.1 Tinjauan Lokasi


Lokasi penelitian ini berada di Pasar Induk Cibitung yang menjadi objek lokasi
penelitian penulis.

3.1.1 Lokasi Pasar Induk Cibitung

Pasar Induk Cibitung terletak pada Jalan Raya Teuku Umar No.1,
Wanasari, Cibitung, Bekasi, Jawa Barat. Dengan kode pos : 17520.

Gambar 3.1 Lokasi Pasar Induk Cibitung


Sumber : Google maps, diakses pada tahun 2017

Batasan Site :
Utara : Jl. Teratai dan Pemukiman Warga;
Timur : Jl. Raya H. Bosih dan Pabrik Industri;
Selatan : Jl. Raya Teuku Umar dan Pertokoan;
Barat : Pemukiman Warga dan Pasar Baru.

29
3.1.2 Pasar Induk Cibitung

Pasar Induk cibitung adalah suatu project pasar yang berdiri awal
mulanya pada tahun 1982. Karena bangunan yang cukup lama maka
Pasar Induk Cibitung mengalami peremajaan pada tahun 1997 dan
selesai dibangun dan mulai ditempati kembali pada tahun 1999.

Pada bagian Pasar Induk cibitung terdapat dua wilayah pasar yaitu pasar
lama dan pasar baru. Area keseluruhan Pasar lama Pasar Induk cibitung
menempati lahan seluas 41.000 m2 setara dengan 4,1 Ha. Dengan
bangunan yang menempati lahan seluas 12.356 m2 setara dengan 1,2 Ha
yang berfungsi sebagai bangunan permanen pasa bagian depan pasar
serta los para pedagang grosir. Jumlah Kios atau Los yang terdapat di
Pasar Induk Cibitung adalah 1.813 lokal dengan data jumlah pedagang
mencapai + 843 pedagang yang berjualan di Pasar Induk cibitung ini.

Pasar Induk cibitung adalah sebuah pasar utama di kota besar yang
merupakan pusat penyalur barang kebutuhan untuk pasar lain seperti
pasar kecil lainnya. Daerah produsen untuk para pedagang yang berada
di Pasar Induk Cibitung berasal dari berbagai macam daerah, yaitu :

1. Jawa Barat;
2. Jawa Tengah;
3. Jawa Timur;
4. Madura;
5. Bali;
6. Sumatera.

30
A. PASAR INDUK CIBITUNG BERDASARKAN KOMODITI

Terdapat beberapa jenis komoditi atau jenis barang dagangan yang


disalurkan dari para produsen Pasar Induk Cibitung yang berasal dari
berbagai macam daerah diatas dengan klasifikasi masing-masing, yaitu :

1. JAWA BARAT
a. Sayur - Mayur :
Kacang panjang, Ketimun, Terong, Nangka
Muda, Kelapa, Bawang Daun, Seledri, Kol,
Wortel, Buncis, Kentang, Tomat, Bawang
Merah, Cabe Hijau, cabe Rawit, Hijau, Cabe
Mera TW, Cabe Keriting.
b. Buah-Buahan :
Mangga, Semangka, Melon, Salak, dan
Alpukat.

2. JAWA TENGAH
a. Sayur - Mayur :
Bawang Merah, Cabe Hijau, Cabe Rawit,
Hijau, Cabe Merah TW, Cabe Keriting,
Kentang, Jengkol.
b. Buah-Buahan :
Mangga, Melon, Salak.

3. JAWA TIMUR, BALI dan MADURA


a. Sayur - Mayur :
Cabe Hijau, Cabe Rawit Putih, Cabe Rawit,
Hijau, Cabe Merah TW, Kentang, Kol.
b. Buah-Buahan :

31
Jeruk, Mangga, Nanas, Melon, Apel, Hujau,
Pepaya, Alpukat, Semangka, Anggur lokal.

4. SUMATERA
a. Sayur - Mayur :
Kentang, Kol, Nangka Muda, Jengkol,
Kelapa.
b. Buah-Buahan :
Jeruuk Brastagi, Markisa, Dukuh, Durian,
Pisang, Nanas, Alpukat, Semangka.

Pasar Induk Cibitung ini tidak hanya menerima sayuran dari berbagai macam
daerah lokal, karena tingginya minat konsumen maka para pedagang menjual
beberapa jenis sayur mayur maupun jenis buah-buahan yang di import produsen
dari negara tetangga yang masih dalam cakupan wilayah Asia, yaitu :

a. Sayur – Mayur :
1. Kentang yang berasal dari Negara Thailand, China,
India, Bangladesh;
2. Wortel yang berasal dari Negara China;
3. Bawang Merah yang berasal dari Negara Thailand;
4. Cabe yang berasal dari Negara China.

b. Buah-Buahan :
1. Durian yang berasal dari Negara Thailand;
2. Jeruk Ponkam yang berasal dari Negara China;
3. Jeruk Sankies yang berasal dari Negara China;
4. Jeruk Santang atau yang lebih sering dikenal dengan
Santang Madu yang berasal dari Negara China;
5. Jeruk yang berasal dari Negara Argentina, Brazil;
6. Jeruk Madu yang berasal dari Negara Thailand;

32
7. Anggur Merah yang berasal dari Negara Amerika dan
China;
8. Anggur Hijau yang berasal dari Negara Amerika dan
China;
9. Apel Merah yang berasal dari Negara Amerika dan
China;
10. Apel Hijau yang berasal dari Negara Amerika dan
China.

Para konsumen atau para pembeli yang terdapat di Pasar Induk Cibitung ini adalah
dominan para pedagang yang berada di pasar kecil yang terdapat pada wilayah:

1. Jabodetabek;
2. Karawang;
3. Indramayu (khusu buah-buahan);
4. Cirebon (khusu buah-buahan).

Terdapat Bank-bank pendukung untuk memudahkan transaksi antara produsen


maupun konsumen atau penjual maupun pembeli yang berada di Pasar Induk
cibitung ini, yaitu :

1. Bank Bina Dana Makmur;


2. Bank Danamon;
3. Bank Mayapada;
4. Bank Teras BRI;
5. Bank Swamitra.

33
3.2 METODE PENELITIAN

Cara pendekatan yang digunakan dalam penyelesaian masalah pengumpulan


data Bangunan Pasar Induk Cibitung di Bekasi diperlukan data dan realita
lapangan, agar dapat menciptakan keselarasan antara ide dengan realita yang
ada. Metode penelitian adalah suatu cara untuk memecahkan atau menguraikan
masalah ataupun cara mengembangkan ilmu pengetahuan dengan
menggunakan metode ilmiah untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Metode
yang penulis lakukan pada penelitian ini menggunakan langkah-langkah
seperti berikut :

3.2.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian yang dilakukan penulis


menggunakan dua jenis yaitu pengumpulan data secara primer dan
pengumpulan data secara sekunder.

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh


peneliti secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut
juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date.
Untuk mendapatkan data primer, peneliti harus mengumpulkannya
secara langsung. Teknik yang dapat digunakan peneliti untuk
mengumpulkan data primer antara lain observasi literatur, observasi
lapangan, wawancara, survey lapangan studi kasus.

a. Observasi Literatur
Yaitu mengambil dari beberapa sumber antara lain dari Dinas
Perdagangan, buku-buku, dan sumber-sumber lain yang bisa
menjawab permasalahan dengan pemecahan yang mendasar.

34
b. Observasi lapangan
Dilakukan dengan melakukan pengambilan gambar (visual)
dengan menggunakan kamera digital, terdiri dari gambar fasad
struktur bangunan, pintu masuk dan keluar pasar, jenis kios dan
los dalam banguan, sirkulasi dalam bangunan. Dengan
melakukan pengambilan gambar bertujuan juga untuk
mengetahui apa saja Mengetahui berbagai hal tentang
karakteristik tata ruang dan fungsi Pasar Induk, Menambah
pengetahuan dibidang perancangan sebuah Pasar Induk.

c. Wawancara
Yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan tanya jawab
langsung kepada pengguna objek yang diteliti atau kepada
perantara yang mengetahui persoalan dari objek yang sedang
diteliti. Dalam penelitian ini, penyusun melakukan wawancara
dengan pedagang, pembeli, dan petugas UPTD Pengelola Pasar
Induk Cibitung.

d. Survey Lapangan Studi kasus


Yaitu dengan melihat langsung bagaimana bentuk asli dari
bangunan Pasar Induk Cibitung yang menjadi objek penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan informasi yang dikumpulkan bukan untuk


kepentingan studi yang sedang dilakukan saat ini tetapi untuk
beberapa tujuan lain. Sedangkan, data primer merupakan informasi
yang dikumpulkan terutama untuk tujuan investigasi yang sedang
dilakukan. Adapun data yang berasal dari sumber data sekunder

35
diperoleh dengan teknik dokumentasi dan media internet serta Studi
Literatur.

a. Dokumentasi
Dengan mengabadikan hasil penelitian menggunakan metode
penulisan kesimpulan dan metode visual berupa gambar yang
diambil langsung pada Pasar Induk Cibitung Kabupaten Bekasi
mengenai Tata Ruang yang belum sesuai dengan peruntukan
awal.
b. Internet
Menggunakan pencarian informasi dan referensi melalui kegiatan
browsing dari jurnal online, website yang terkait dengan Pasar
dan Tata ruang pasar yang terrkait dengan Kabupaten Bekasi dan
Pasar Induk Cibitung.

c. Studi Literatur
Studi Literatur yang dilakukan peneliti dengan membaca
Undang-Undang dan peraturan terkait bahan penelitiaan maupun
jurnal online lalu mengutipnya serta membuat catatan baik dari
hasil baca maupun hasil wawancara dan memilah serta
memasukan kedalam bahan penulisan penelitian tentang Pasar
Induk Kabupaten Bekasi.

3.2.2 Analisis

Menganalisa data-data fisik dan non fisik yang diperlukan untuk


dijadikan pertimbangan dalam menganalisa yang berdasarkan standar-
standar atau literatur yang sudah ada. Analisa ruang-ruang pada
bangunan dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik tata
ruang dan fungsi pada bangunan objek penelitian.

36
Analisa tata ruang dan letak fungsi bangunan dilakukan dengan
permasalahan yang berada di lokasi penelitian penulis yaitu tata ruang
Pasar Induk Cibitung, yaitu Teori mengidentifikasi tata ruang dan fungsi
pasar dengan elemen-elemen pendukung.

3.2.3 Hasil Penelitian

Menyimpulkan tentang permasalahan yang terletak di lokasi penelitian


yaitu Pasar Induk Cibitung Kabupaten Bekasi tentang tata ruang yang
berada pada gedung pasar. Memberikan solusi tentang apa yang harus
peneliti lakukan guna menyelesaikan permasalahan Tata ruang Pasar
Induk Cibitung yang tidak sesuai dengan ketentuan jenis penjualan awal.

37
BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 TATA RUANG PASAR INDUK CIBITUNG


Tata ruang yang berdasarkan kondisi eksisting yang berada pada Pasar
Induk Cibitung yang di amati oleh peneliti.

4.1.1 Penataan Ruang Pasar Induk Cibitung


Kondisi eksisting penataan ruang Pasar Induk Cibitung yang di
prakarsai oleh dua faktor yaitu berdasarkan pelaku kegiatan dan pola
penataan ruang, seperti :

A. Pelaku Kegiatan dalam Pasar Iduk Cibitung


Pelaku kegiatan yang terlibat dalam kegiatan Pasar Induk
Cibitung terdiri dari 4 pelaku, yaitu :

1. Penjual
Penjual adalah penyewa unit-unit toko, kios-kios dan lapak-
lapak yang melayani dan menyelenggarakan jual beli.

38
Gambar 4.1 Penjual
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 16 Oktober 2017)
2. Pengelola
Pengelola adalah merupakan individu yang mempunyai
tugas mengelola, mengatur, mengorganisir dan mengurus
operasional, manajemen dan pemeliharaan pasar induk agar
sistem pelayanan berjalan dengan baik di Pasar Induk
Cibitung.

Gambar 4.2 Pengelola (Pak Oman)


Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 13 November 2017)

3. Pemasok barang
Pemasok barang merupakan pengisi barang dagangan yang
dibutuhkan oleh pedagang yang berjualan di Pasar Induk
Cibitung.

39
Gambar 4.3 Pemasok Barang
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 16 Oktober 2017)

4. Konsumen
Pengunjung atau Pembeli merupakan faktor yang paling
menentukan dalam kegiatan di Pasar Induk Cibitung.

Gambar 4.4 Konsumen


Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 16 Oktober 2017)

40
B. Pola Penataan Pasar Induk Cibitung
1. Bentuk Pola Ruang
Penataan ruang pada gedung 1 dan gedung 2 Pasar Induk
Cibitung menggunakan pola Grid perlantai pada kondisi
eksisting. Pola “Grid” yang berasal oleh ruang Pasar Induk
Cibitung ini tercipta dari dua pasang garis sejajar tegak lurus
yang menciptakan sebuah pola titik-titik teratur yang
bertemu dan menjadi kesatuan ruang modular yang berulang
terlihat dari denah lantai satu dan dua bangunan Blok A dan
Blok B Pasar Induk Cibitung.

Gambar 4.5 Pola Penataan


Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

2. Pola Ruang Berdasarkan Jenis Penjualan


Pola ruang berdasarkan jenis penjualan barang dagang yang
berada di Gedung Pasar Induk Cibitung tidak memiliki
zonasi barang dagang sejenis (tidak teratur) secara acak pada
saat ini karena tidak adanya peraturan peletakan zonasi
sesuai jenis barang dagang. Maka dari itu sering kali

41
pengguna merasa kurang nyaman karena rasa bingung
dimana lokasi penjual jenis barang dagang yang sedang
dicari. Pola Ruang Pasar Induk Cibitung ditentukan melalui
jenis barang dagang perlantai. Seperti dilantai satu (Blok A1
dan B1) terdapat jenis barang dagang yaitu bwang, bumbu,
sayur mayur ecer, buah buahan ecer, sembako, plastik,
warung makan. Dan dilantai dua (Blok A2 dan B2) terdapat
jenis barang dagang yaitu pakaian, perlengkapan kebutuhan
sehari-hari (perkakas), penjahit, dan kegiatan pendukung
lainnya, serta terdapat ruang billiar yang difungsikan secara
illegal yang tidak berada diketentuan peruntukan ruang
awal.

Legenda jenis barang dagang :

= Penjahit

= Bawang / Bumbu

= Buah-Buahan

= Sayur Mayur

= Kebutuhan Sehari-hari

= Rumah Makan

= Billiard

= Salon

= Tidak Berfungsi

Gambar 4.6 Legenda Pola Ruang Berdasarkan Jenis Barang Dagang


Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

42
Berikut adalah denah pola ruang berdasarkan jenis komoditas
barang dagangannya dapat dilihat pada gambar 4.7.

Gambar 4.7 Pola Ruang Berdasarkan Jenis Barang Dagang


Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

4.2 ANALISIS KARAKTERISTIK RUANG PASAR INDUK CIBITUNG

Analisis karakteristik ruang adalah membandingkan kondisi ruang yang ada


pada Pasar Induk Cibitung dengan Standar Nasional Indonesia
pembangunan sebuah pasar.

4.2.1 Volume Ruang


Besaran ruang pada zona A1/A2 dan B1/B2 pada gedung Pasar
Induk Cibitung memiliki besaran yang sama dan berulang (typical).
Menurut data dari pengelola besaran volume ruang Pasar Induk
Cibitung yaitu 36 m3. Volume Ruang pasar induk cibitung terukur
memiliki panjang ruang 4 meter, lebar ruang 3 meter, tinggi ruang 3
meter.

43
Dengan kata lain Pasar Induk cibitung sudah memenuhi Standar
Nasional Indonesia dalam pembuatan ruang pasar dengan standar
besaran ruang yaitu 2 meter x 3 meter (panjang 3 meter dengan lebar
2 meter atau sebaliknya) untuk ukuran kios atau toko pedagang
dalam sebuah gedung.

Tabel 4.1 Tabel Volume Ruang

Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

4.2.2 Akumulasi Ruang


Akumulasi ruang pada zona A1/A2 dan B1/B2 dalam gedung Pasar
Induk Cibitung memiliki jumlah total 320 kios atau toko terbangun
terdiri dari 160 kios atau toko terbangun yang berada pada Lt. 1
(zona A1 dan B1), dan 160 kios atau toko terbangun yang berada
pada Lt. 2 (zona A2 dan B2). Akumulasi jumlah ruang yang terisi
berdasarkan jenis komoditi barang dagang dapat dilihat pada tabel
4.2 dibawah. Pada tabel 4.2 menyatakan bahwa akumulasi ruang
pakai secara tepat dengan jenis peruntukan (penjahit, bawang, buah-
buahan, sayur mayur, kebutuhan sehari-hari, rumah makan, salon)
berjumlah 143 ruang. Akumulasi ruang yang tidak terpakai yaitu 155
ruang dengan bagian yang terpakai oleh billiard illegal yaitu 22
ruang sehingga akumulasi total ruang yang tidak terpakai dan tidak
sesuai dengan zonasi peruntukan yaitu 177 ruang kios atau toko
terbangun.

44
Dari jumlah ruang yang terpakai dan tidak terpakai pada zona A1/B1
dan A2/B2 pada gedung Pasar Induk Cibitung memiliki
perbandingan antara ruang terpakai dengan ruang tidak terpakai
sebesar 44 % : 55 % dari keseluruhan 100 % ruang terbangun.

Tabel 4.2 Tabel Akumulasi Total Ruang

Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

4.2.3 Lama Waktu Pengguna Ruang


Pengguna ruang pada Pasar Induk Cibitung mayoritas tidak menentu
waktunya. Pada bagian zona A1/B1 dan A2/B2 pada gedung pasar
juga tidak menentu lama waktu pengguna ruang seperti pada data
yang terdapat pada tabel 4.3 di bawah ini. Pada tabel 4.3 menunjukan
bahwa pengguna ruang tercepat pada ruang yang digunakan sebagai
tempat Billiard dengan lama waktu 6 jam dan ruang terlama yang
digunakan dalam data tabel 4.3 adalah pedagang sayur mayur,
bawang dan buah-buahan dengan lama penggunaan yaitu 13 jam.

45
Tabel 4.3 Tabel Lama Waktu Pengguna Ruang

Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

Berdasarkan jumlah waktu pengguna yang beragam maka peniliti


mengambil kesimpulan lama waktu pengguna ruang dengan
berasumsi dari total jumlah semua pemakaian ruang dibagi dengan
total ruang yang terpakai di bagian zona A1/B1 dan A2/B2 pada
gedung Pasar Induk Cibitung dengan lama pemakaian 8 jam.

4.2.4 Kapasitas Ruang


Ruang yang berada di bagian zona A1/B1 dan A2/B2 pada gedung
Pasar Induk Cibitung memiliki besaran ruang yang sama maka dari
itu kapasitas dari ruang satu ke ruang yang lainnya sama.

Tabel 4.4 Tabel Total Kapasitas Peruang

Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

46
Dalam satu ruang memiliki luasan 12 m2 yang terukur dari lebar
ruang 3 meter dan panjang ruang 4 meter. Jika di hitung satu orang
dengan melangkah dengan jarak satu meja maka membutuhkan +
1,25 meter sesuai ketentuan yang berada dalam buku Data Arsitek
dalam bangian bangunan perbelanjaan. Peneliti mengambil
kesimpulan dengan luasan ruang yang dibagi oleh kebutuhan ruang
perorang yaitu satu ruangan memiliki kapasitas berjumlah + 7 orang
sesuai dengan perhitungan tabel 4.4 sebelumnya.

4.2.5 Analisis Sirkulasi


Analisis sirkulasi berdasarkan sirkulasi yang terdapat pada Lt.1 di
bagian zona A1/B1 pada gedung Pasar Induk Cibitung dan sirkulasi
yang terdapat Lt.2 di bagian zona A2/B2 pada gedung Pasar Induk
Cibitung.

A. Sirkulasi Manusia
Lebar sirkulasi manusia yang terdapat pada gedung Pasar induk
cibitung ialah + 2,8 meter antar kios dan + 1,5 meter di selasar
tepi gedung. Untuk arah sirkulasi akan terlihat melalui panah
berwarna Merah dan Biru Muda.

Gambar 4.8 Jalur Sirkulasi Manusia pada Pasar Induk Cibitung


Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

47
B. Sirkulasi Kendaraan
Lebar sirkulasi kendaraan untuk aksesibilitas diluar gedung
Pasar induk cibitung ialah + 6 meter. Untuk arah sirkulasi akan
terlihat melalui panah berwarna Hijau.

Gambar 4.9 Jalur Sirkulasi Kendaraan (Masuk) Pasar Induk Cibitung


Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

Gambar 4.10 Jalur Sirkulasi Kemndaraan (Keluar) Pasar Induk


Cibitung
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

C. Sirkulasi Barang
Lebar sirkulasi untuk barang dalam gedung sama seperti lebar
yang terdapat dalam sirkulasi manusia di gedung Pasar induk

48
Cibitung. Untuk arah sirkulasi akan terlihat melalui panah
berwarna Biru tua.

Gambar 4.11 Jalur Sirkulasi Barang Dalam gedung Pasar Induk


Cibitung
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

4.2.6 Analisis Ruang Luar


Pada bagian ruang luar pada gedung Pasar Induk Cibitung terdapat
elemen-elemen yang terbagi menjadi dua jenis yaitu elemen lunak
(soft material) dan elemen keras (hard material).

- Elemen Lunak :
1. Taman tersedia sedikit pada bagian depan dan samping
pinggir antara perbatasan kawasan Pasar Induk Cibitung
dengan Jalan Raya yang berfungsi sebagai peneduh bagian
luar.

49
Gambar 4.12 Taman Pada Pasar Induk Cibitung
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

Taman tidak ada pada bagian parkir dan pinggir


pedestrian sehingga tidak ada peneduh untuk kendaraan
dan para pejalan kaki.

- Elemen Keras :
1. Parkir Kendaraan
Perkerasan parkir menggunakan aspal. Pola penataan jenis
bentuk lahan parkir yang berada pada Pasar Induk Cibitung
dominan tegak lurus dan paralel.

a. Parkir tegak lurus (Perpandicular)


Parkir Tegak lurus merupakan parkir kendaraan
dengan bentuk memanjang kesamping badan
kendaraan.

50
Gambar 4.13 Parkir Tegak Lurus
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 11 September 2017)

Gambar 4.14 Parkir Tegak Lurus (Perpandicular)


(Sumber : ANALISIS PENATAAN RUANG PARKIR PASAR
CENTRAL KOTA GORONTALO, hal 4)

b. Parkir paralel (Parallel)


Parkir Paralel merupakan parkir kendaraan dengan bentuk
memanjang kebelakang badan kendaraan.

51
Gambar 4.15 Parkir Paralel (Parallel)
(Sumber : Dokumentasi Pribadi, 11 September 2017)

Gambar 4.16 Parkir Paralel (Parallel)


(Sumber : ANALISIS PENATAAN RUANG PARKIR PASAR CENTRAL
KOTA GORONTALO, hal 5)

2. Street Furniture
Pada Pasar Induk Cibitung terdapat street furniture seperti:

a. Pedestrian
Pedestrian merupakan jalur pejalan kaki yang
melengkapi kegiatan pada Pasar Induk Cibitung.

52
Gambar 4.17 Pedestrian Pada Pasar Induk Cibitung
Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

b. Lampu Jalan
Lampu Jalan adalah penerangan buatan untuk
menunjang aktivitas pada malam hari pada Pasar Induk
Cibitung.

Gambar 4.18 Lampu Jalan Pada Pasar Induk Cibitung


Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

53
c. Tiang Listrik
Tiang Listrik adalah penyangga atau pengikat kabel
yang berada disekitar Pasar Induk Cibitung.

Gambar 4.19 Tiang Listrik Pada Pasar Induk Cibitung


Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

d. Tempat Pengelolaan Sampah


Sistem pengelolaan sampah pada Pasar Induk cibitung
merupakan sampai yang di hancurkan dan di keringkan
dulu menggunakan mesin yang tersedia dan terlihat pada
gambar 4.20 namun sekarang sudah tidak dapat
digunakan karena kerusakan mesin dan tumpukan
sampah Pasar Induk Cibitung yang kian melimpah.
Sehingga sore pukul 17.00 sampah yang telah
dikumpulkan pada seetiap pukul 08.00 pagi langsung
diangkut menggunakan truck sampah lalu diantarkan

54
menuju TPA (Tempat Pembuangan Akhir) yang
berlokasi di Burangreng, Kecamatan Setu.

Gambar 4.20 TPS di Pasar Induk Cibitung


Sumber : (Dokumentasi Pribadi, 11 Januari 2018)

55
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat penulis dalam penelitian ini dapat disimpulkan
berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan pada bab-bab
sebelumnya adalah sebagai berikut :

Pasar adalah suatu pusat perbelanjaan yang mewadahi aktivitas


pengguna jasa penjualan dan pembelian. Antara pembeli dan penjual
melakukan interaksi tawar menawar secara langsung yang dapat
menimbulkan aktivitas sosial dalam pasar. Pasar Induk Cibitung adalah
salah satu pasar yang berlokasi di wilayah Cibitung, Kabupaten Bekasi,
Jawa Barat berfungsi sebagai pasar utama yang menjadi penyalur untuk ke
pasar-pasar kecil sekitar wilayah Kabupaten Bekasi, Tambun, Jakarta
Timur, Bekasi dan yang lainnya.

Pasar Induk Cibitung memiliki penataan ruang yang kurang baik. Pola
penataan ruang berdasarkan komodasi jenis barang dagangan yang tertera
pada denah awal tidak sesuai dengan ketentuan tata ruang pedagang yang
berada pada gedung satu dan gedung dua Pasar Induk Cibitung. Tata tuang
yang tidak beraturan membuat pasar terlihat kumuh dan kurang terawat.
Tata ruang pasar cibitung ini juga memiliki ruang yang cukup kecil bagi
para penjual untuk menata barang dagangannya, maka dari itu sirkulasi
pengguna seperti selasar gedung sering dipakai untuk menaruh meja para
pedagang dan mengganggu sirkulasi para pengguna lainnya seperti pembeli
karena ketidak nyamanan pada saat berjalan menelusuri isi gedung Pasar
Induk Cibitung.

56
Selain itu terdapat alih fungsi toko yang berada pada lantai dua gedung
satu Pasar Induk Cibitung yang semula adalah toko pakaian menjadi tempat
billiard secara illegal (liar atau tidak sesuai ketentuan) yang menyebabkan
keresahan para pengguna (pembeli) terutama wanita yang ingin berbelanja
ke bagian lantai dua Pasar Induk Cibitung. Para pengguna (pembeli)
terkadang kesulitan untuk menuju toko barang dagangan yang hendak dibeli
karena ketidak teraturan jenis barang dagang yang terletak pada Pasar Induk
Cibitung.

5.2 SARAN
Berdasarkan permasalahan yang ada pada pusat perbelanjaan Pasar Induk
Cibitung, penulis memberi saran tentang penataan ruang agar menjadi lebih
baik seperti berikut :

1. Zonasi barang dagangan menjadi satu wilayah atau satu blok agar para
pembeli mudah untuk mencapai tujuan seperti pemisahan blok antara
blok sayur mayur, blok buah-buahan, blok sembako, blok makanan siap
saji.

2. Sebagai pengurus, lebih memperhatikan para penjual untuk memakai


lahan yang digunakan untuk berdagar sesuai ketentuan sehingga tidak
menciptakan kesan yang membuat para pembeli merasa kurang nyaman
pada saat melakukan aktivitas di Pasar Induk Cibitung Kabupaten
Bekasi.

3. Selain itu pemerintah dan para pengurus Pasar Induk cibitung lebih
memperhatikan kondisi eksistring bahwa pemakaian ruang yang
seharusnya digunakan untuk kegiatan berdagang (transaksi jual-beli)

57
menjadi beralih fungsi penggunaan ruang yang tidak sesuai dengan
ketentuan zonasi awal serta membuat para sebagian pengguna baik
pedagang maupun pembeli merasa kurang nyaman.

4. Penambahan tata ruang yang berfungsi sebagai sarana ibadah lebih


dibutuhkan oleh sebagian pengguna untuk melaksanakan kewajibannya.

58
DAFTAR PUSATAKA

Wikipedia, 2016. Pengertian Identifikasi

https://id.wikipedia.org/wiki/Identifikasi

Peraturan Kementrian PUPR, 2007. Pengertian Tata ruang

Wikipedia, 2016. Pengertian TataRuang

https://id.wikipedia.org/wiki/Tata_Ruang

Digital Library UNILA, 2015. Pengertian Penataan Ruang

http://digilib.unila.ac.id/8129/15/BAB%2520II. Id

KBBI Online,2017. Pengertian Tata

http://kbbi.web.id/tata
Wikipedia, 2017. Pengertian Bangunan

https://id.wikipedia.org/wiki/Bangunan

Saviella, 2012. Pengertian dan pembagian pasar

http://diyaasaviella.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-pasar-dan-
pembagian-pasar.html

SNI 8152, 2015. Indikator (Persyaratan Teknis) Pasar Rakyat


Google maps, 2017. Lokasi Pasar Induk Cibitung
Lydia Surijani Tatura, 2017. Analisis Penataan Ruang Parkir Pasar Central Kota
Gorontalo,

59
Dimensi Ruang pada Gedung pasar Induk Cibitung Bagian Zona A1/B1 dan A2/B2

60
Pola Tata Ruang pada Gedung pasar Induk Cibitung Bagian Zona A1/B1 dan A2/B2

61
Pola Tata Ruang pada Gedung pasar Induk Cibitung Berdasarkan Jenis barang Dagamg Bagian Zona A1/B1
dan A2/B2

62
Sirkulasi Barang di Pasar Induk Cibitung

63
Sirkulasi Kendaraan Masuk di Pasar Induk Cibitung

64
Sirkulasi Kendaraan Keluar di Pasar Induk Cibitung

65
Sirkulasi Manusia di Pasar Induk Cibitung

66

Anda mungkin juga menyukai