Anda di halaman 1dari 9

BAB II

RENCANA PEMBUKAAN LAHAN

2.1. Area Penambangan


2.1.1 Lokasi dan Luas Penyebaran Cadangan
Area penambangan Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi PT. Bumi Indo Power
memiliki luas 5.027 hektar dengan sarana dan prasarana penunjang telah termasuk di
dalamnya. Secara administratif area penambangan berada pada Desa Lubuk Bernai, Kecamatan
Batang Asam, Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Berdasarkan hasil survey diperoleh area
pengaruh yaitu berupa Blok Utara dan Blok Selatan. Blok selatan terdiri dari 2 seam batubara
yaitu seam A dan seam B. sedangkan pada blok bagian utara Cuma terdiri dari 1 seam saja.
Keadaan batubara di lokasi secara umum berwarna hitam mengkilat, gores hitam, rapuh dan
cleat sangat rapat. Area penambangan nantinya akan difokuskan pada blok bagian selatan
bersamaan dengan melakukan kegiatan eksplorasi lanjutan untuk mengetahui penyebaran
keseluruhan dari batubara. Lokasi Blok Selatan berada di Desa Lubuk Bernai yaitu tepatnya di
bagian timur dan barat dari Sungai Tutuhan. Batubara yang terdapat di blok ini memiliki arah
penyebaran (strike) relatif berarah barat laut – tenggara dan mempunyai kemiringan (dip)
antara 10 hingga 20 derajat.
Perhitungan sumber daya batubara hanya dilakukan pada Blok Selatan, hal ini karena
Blok Selatan merupakan target penambangan utama sebelum Blok Utara. Metode yang
digunakan yaitu dengan metode hitungan poligon yang merupakan modifikasi dari metode
circular USGS atas dasar tingkat kompleksitas geologi dan batasan kedalaman. Faktor yang
berpengaruh dalam perhitungan sumber daya dengan metoda tersebut adalah data ketebalan
dari setiap lubang bor dan luas yang dibatasi oleh dua lubang bor. Luas dan bentuk area
pengaruh tergantung dari banyaknya lubang bor, data perbandingan antara data singkapan

9
dengan tanah penutup dan luas area. Berdasarkan metode tersebut , maka perhitungan sumber
daya untuk daerah Izin Usaha Pertambangan PT. Bumi Indo Power adalah :

Tabel 2.1
Jumlah Sumber Daya Batubara Pada Blok Selatan
NO LUAS (HA) OVERBURDEN (BCM) COAL SR

1 26,4 579.852 411840 1,407955


2 20,8 421.824 324.480 1,300000
3 20,6 413.311 321.360 1,286131
4 20 547.192 312.000 1,753821
5 12,9 153.023 201.240 0,760401
6 37,3 922.14 581.880 0,158476
7 45,3 5.487.366 706.680 7,764994
8 33,7 5.101.169 525.720 9,703205
9 23,6 1.599.101 368.160 4,343495
10 32,6 1.177.807 508.560 2,315965
11 46,2 3.795.939 720.720 5,266871
12 43,5 3.506.197 678.600 5,16681
13 41,4 4.010.360 645.840 6,209526
14 35,8 934.896 558.480 1,674001
15 43,8 3.877.042 683.280 5,674163
16 58 2.932.687 904.800 3,241254
17 59 2.166.411 920.400 2,353771
18 41,9 849.732 653.640 1,300000
19 26,4 2.021.687 411.840 4,908914
20 38,6 1.255.616 602.160 2,085187

10
21 65,7 2.197.312 1.024.920 2,143886
22 46,6 1.587.069 726.960 2,183159
23 45,9 1.584.312 716.040 2,212603
24 41,5 1.990.021 647.400 3,073866
907,5 48.282.140 14.157.000 3,410478

Berdasarkan perhitungan sumber daya diatas maka di dapat besarnya volume sumber
daya pada Wilayah Izin Usaha Pertambangan PT. Bumi Indo Power adalah 48.282.140 BCM
dengan volume batubara adalah 14.157.000 Ton, sehingga didapatkan besarnya stripping ratio
rata-rata adalah 1 : 3,4.

2.1.2. Metode Penambangan


Sistem penambangan yang digunakan pada penambangan batubara di Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi PT. Bumi Indo Power yaitu berupa tambang terbuka (surface
mining) dengan teknik open cut mining. Ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dengan
menggunakan metode ini yaitu :
a. Kondisi endapan batubara meliputi ketebalan, penyebaran lapisan batubara serta
kemiringannya.
b. Biaya produksi untuk penambangan terbuka relatif lebih murah dibandingkan
dengan tambang bawah tanah.
c. Ketebalan overburden/lapisan tanah penutup.
d. Teknologi yang dipergunakan pada tambang terbuka lebih mudah digunakan dan
dilaksanakan.
Teknik penambangan ’Open Cut Mining’ merupakan teknik penambangan batubara yang
sesuai untuk diterapkan pada desain penambangan batubara PT.Bumi Indo Power. Tahapan
kegiatan penambangan terdiri dari pembersihan lahan (land clearing), pengupasan tanah
penutup (stripping of overburden), penimbunan tanah penutup (dumping), penambangan

11
batubara (coal getting), pengangkutan batubara (coal hauling) dan penimbunan batubara
(stockpiling). Ada 4 alternatif yang dapat dilakukan dengan metode tambang terbuka, yaitu :
a. Penambangan dari satu arah.
b. Penambangan dari dua arah.
c. Penambangan satu arah dari tengah.
d. Penambangan dua arah dari tengah.
Penambangan batubara di Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi PT. Bumi Indo
Power dilakukan secara mekanis dengan menggunakan kombinasi excavator, dump truck dan
buldozer. Kegiatan pengupasan dan penimbunan penggalian tanah penutup dilakukan dengan
menggunakan excavator. Hasil pengupasan tadi selanjutnya dimuat ke dalam dump truck oleh
excavator. Lokasi dumping tanah penutup (outsite dump) terletak di bagian barat dan selatan
dari blok bagian barat lokasi tambang. Selain outside dump sementara, lokasi dumping
overburden juga terdapat di areal inpit, yaitu kegiatan back filling pada areal bekas tambang
yang telah dinyatakan final. Hal ini bertujuan untuk mengurangi luas bukaan serta untuk
memenuhi rencana kegiatan reklamasi tambang. Kegiatan tersebut dilakukan secara
berkelanjutan, hingga areal rencana penambangan terakhir.
Pada periode 2010-2014 PT. Bumi Indo Power belum melakukan kegiatan penambangan
sehingga tidak adanya kegiatan yang meliputi pengupasan dan penimbunan overburden/tanah
penutup, coal getting, stockpilling dan lain-lain. Sehingga tidak ada area yang terganggu yang
disebabkan kegiatan tersebut.

12
Peta 2.1. Peta Rencana Produksi Batubara PT. Bumi Indo Power.

13
2.2. Timbunan
2.2.1. Penimbunan Tanah Zona Pengakaran dan Penimbunan Batuan Penutup
Tanah penutup merupakan tanah yang berada dilapisan paling atas dengan kandungan –
kandungan penting yang dibutuhkan tumbuhan untuk hidup. Tanah penutup terdiri dari dua
bagian yaitu Top Soil dan Sub Soil. Top soil yang terletak pada bagian teratas yang kaya bahan-
bahan organik berbentuk humus yang sangat dibutuhkan oleh tumbuh-tumbuhan dan sub soil
merupakan bagian tanah yang sedikit mengandung unsur hara.
Tanah penutup atau yang sering disebut dengan tanah pucuk ini digunakan sebagai
material pembibitan yang pada umumnya dipisahkan tersendiri di suatu lokasi yang disebut
areal Bank Soil. Pada umumnya, Bank Soil ini ditempatkan ke jenjang penambangan
berdasarkan desain penambangan yang digunakan. Lapisan tanah penutup ditempatkan pada
jenjang penambangan agar pada saat reklamasi khususnya tanah top soil dapat dikembalikan
ke lapisan paling atas agar dapat ditanami kembali yang kemudian ditanami tanaman penutup
tanah (land cover crop) sebagai tanaman awal. Hal ini dimaksudkan untuk me-recycling unsur
hara tanaman, perbaikan kelembaban tanah, regulasi temperatur tanah, perbaikan struktur
tanah dan pengontrolan erosi.

2.2.2. Penimbunan Material Overburden


Sistem penimbunan material overburden yang dilakukan oleh PT. Bumi Indo Power
adalah sistem penimbunan Backfilling. Sistem ini dilakukan dengan memanfaatkan material
overburden pada areal penambangan selanjutnya untuk menimbun areal penambangan yang
sudah selesai. Top soil yang diambil selanjutnya ditempatkan pada penimbunan sementara
untuk kemudian dimanfaatkan kembali pada saat area penambangan telah selesai. Karena tidak
adanya kegiatan penambangan pada reklamasi periode pertama yaitu dari tahun 2010 hingga
2014 maka tidak adanya penimbunan material overburden. Sehingga besarnya material
overburden yang akan di bongkar tidak ada karena alasan kegiatan penambangan belum
dilaksanakan.

14
2.2.3. Penimbunan Komoditas Tambang
Penimbunan komoditas tambang dari hasil kegiatan penambangan batubara belum
dilakukan, hal ini disebabkan kegiatan penambangan belum dilaksanakan. Tetapi tahapan
tersebut akan dilaksanakan pada periode selanjutnya 2015-2019. Tahapan penimbunan
komoditas tambang dapat dilaksanakan setelah dilakukannya tahapan pengupasan overburden,
selanjutnya adalah tahapan kegiatan coal getting, yaitu proses penggalian batubara oleh
excavator yang kemudian akan di angkut (Haulling) oleh dumptruck ke area Stockpile. Karena
tidak adanya kegiatan penambangan, maka volume penimbunan batubara tidak tersedia.
Volume penimbunan akan tersedia pada periode reklamasi selanjutnya.

2.3. Jalan
Jalan adalah infrastruktur yang sangat menunjang dalam keberlangsungan kegiatan
penambangan yang dilakukan, baik jalan tambang maupun jalan pendukung. Jalan tambang
digunakan sebagai jalan angkut dalam proses haulling batubara dari area penambangan ke area
stockpile. Sedangkan jalan penunjang lainnya adalah jalan yang ditujukan sebagai penghubung
antara lokasi pertambangan dengan jalan utama daerah, baik jalan desa, kabupaten maupun
provinsi. Jalan tambang memerlukan penunjang-penunjang lain seperti rambu-rambu lalu lintas
yang diharuskan ada pada area tanjakan, turunan, tikungan, tajam, persimpangan dan lain-lain.
Kemudian dibutuhkan penerangan yang bertujuan untuk pengamanan saat produktivitas
dilakukan di malam hari. Pembangunan jalan tambang belum dapat dilaksanakan pada periode
reklamasi pertama. Pembangunan dan penggunaan jalan tambang baru akan dilaksanakan pada
reklamasi periode kedua.

2.4. Kolam Sedimen


Kolam Pengendapan yang berfungsi sebagai area penstabilitas air sebelum dialirkan ke
sungai. Pada kolam sedimen ini dilakukan beberapa treament yang bertujuan untuk
menetralkan kandungan – kandungan berbahaya yang terbentuk akibat proses pengupasan
overburden dan penggalian batubara yang terkontaminasi melalui air.

15
2.5. Fasilitas Penunjang
Pengadaaan fasilitas penunjang sangat perlu untuk mendukung kegiatan penambangan
sehingga kegiatan penambangan dapat berjalan sesuai dengan yang direncakanan. Lokasi
fasilitas penunjang ini dikonsentrasikan pada daerah tertentu agar memudahkan dalam
pengaturan dan pengawasannya. Pembangunan fasilitas penunjang pada reklamasi periode
pertama masih dalam tahap perencanaan dan belum melakukan konstruksi. Hal ini karena
kegiatan penambangan belum dilakukan pada periode tersebut. Namun tetap direncanakan
dan akan dibangun pada periode selanjutnya. Adapun fasilitas yang akan dibangun adalah :

Tabel 2.2.
Fasiltas Penunjang
NO PRASARANA/SARANA LUAS (M2)

1 Kantor Administrasi 400


2 Bengkel (Workshop) 1.000
3 Gudang Bagian Dalam 250
4 Gudang Bagian Luar 600
5 Masjid 1.500
6 Stockpile 70.000
7 Ruang Makan 700

2.5.1. Kantor Administrasi


Kantor administrasi digunakan sebagai sarana yang bersifat dokumentasi. Semua yang
berkaitan dengan ketatausahaan berada didalam kantor administrasi. Kantor administrasi
merupakan area yang berada di pusat fasilitas penunjang sarana/prasarana lainnya. Luas kantor
administrasi yang berada di PT. Bumi Indo Power adalah seluas 400 M2.

16
2.5.2. Bengkel (Workshop)
Bengkel (Workshop) di PT. Bumi Indo Power yang memiliki luas 1000 M2 digunakan
sebagai area penyimpanan kebutuhan dan penyervisan alat-alat berat baik Excavator,
Dumptruck, Bulldozer maupun alat berat lain yang digunakan dalam operasi produksi batubara
maupun pengupasan Overburden dan kegiatan lain yang mendukung proses penambangan di
PT. Bumi Indo Power.

2.5.3. Gudang
Gudang di PT. Bumi Indo Power berfungsi sebagai sarana penyimpanan kebutuhan
perusahaan. Di PT Bumi Indo Power terdapat 2 gudang, yaitu gudang bagian dalam dengan luas
250 M2 dan gudang bagian luar dengan luasan 600 M2.

2.5.4. Masjid
PT Bumi Indo Power memiliki masjid dengan luasan area yaitu 1500 M 2. Masjid ini
ditujukan untuk karyawan-karyawan beragama Islam yang akan melaksanakan shalat dan
kegiatan-kegiatan peribadahan lainnya.

2.5.5. Stockpile
Stockpile adalah sarana yang ditujukan sebagai tempat penimbunan batubara hasil
penggalian dari area penambangan, sebelum batubara tersebut dijual kepada konsumen.
Stockpile yang berada di PT. Bumi Indo Power memiliki luasan yaitu 70.000 M2.

2.5.6. Ruang Makan


Ruang makan atau kantin adalah sarana yang ditujukan sebagai tempat karyawan untuk
makan dan beristirahat sebelum kegiatan penambangan dilakukan kembali. Ruang makan di PT.
Bumi Indo Power memiliki luasan area yaitu 700 M2.

17

Anda mungkin juga menyukai