Anda di halaman 1dari 8

JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UIVERSITAS BRAWIJAYA

OMAH
BOTO
ANDY RAHMAN

ADA II - C
DOSEN PENGAMPU DR. SUSILO
KUSDIWANGGO, ST., MT.

PRAMATA ALVINA A.
18506050011106
NANDYA RAHMA P.
185060500111013
PRASASTI PUTRI M.
18506050111022
FARADISA FAJRI
185060501111034
OMAH BOTO
Omah Boto dibangun pada tahun 2019. Terletak di
Komplek Taman Pinang Indah E1 No 2, Sidoarjo,
Jawa Timur 61257

01
02
STRUKTUR
Struktur utama pada bangunan Omah
Boto ini menggunakan material seperti
bangunan rumah biasa yaitu beton
bertulang dan struktur rangka baja,
namun bangunan ini menggunakan
material bata sebagai material
dominannya. Material bata diaplikasikan
dengan permainan pola sehingga
membentuk keunikan dan
menjadikannya sebagai ciri khas. Tidak
hanya pada dinding, sama halnya dengan
bagian lantai.

PENCAHAYAAN ALAMI
Sistem pencahayaan yang baik
merupakan aspek perencanaan yang
wajib diperhatikan. Arsitek ini
mewujudkannya dengan cara penataan
dinding batu bata sehingga membentuk
lubang-lubang agar sinar matahari dan
udara dapat masuk dengan bebas. Sinar
matahari yang masuk membentuk pola
sesuai dengan lubang pada batu bata,
sehingga menampilkan keindahan alami
dan menjadi bagian estetika dari hunian.

MASSING AND GEOMETRY

Omah Boto, yang terlihat adalah desain rumah


yang sangat kontemporer, karena bentukannya
p
yang geometris kotak, di mana dalam site
tersebut banyak rumah-rumah klasik dan
Omah Boto menjadi sesuatu yang memiliki
tampilan paling berbeda, yaitu kotak.

Bangunan ini memiliki tata massa kubus, di


mana keempat sisinya menggunakan material
batu bata yang diekspos. Andy Rahman
menciptakan bangunan dengan
mengedepankan arsitektur berkelanjutan,
namun tidak melupakan pentingnya menjaga
nilai-nilai budaya dan kearifan lokal.
03
SIRKULASI
Secara konsep tata letak ruang pada rumah adalah yang sejatinya terkuak sebagai modifikasi
dari denah Joglo atau rumah Jawa. Dalam hunian karya arsitektur batu bata yang sarat nilai
seni ini, pembatas ruangan yang digunakan lebih bersifat visual. Area meja makan
menggunakan lantai batu bata dan plafon beton ekspos. Sementara area bersantai
menggunakan lantai dengan motif batik dan plafon kayu.

PLAN TO SECTION

Denah, tampak dan potongan


merupakan bentuk dua dimensi,
dari suatu rancangan bangunan.
Diagram plan to section ini
merupakan hubungan antara
sketsa dua dimensi yang lalu
disatukan menjadi bentuk tiga
dimensi. Kualitas dari
penggabungan dua dimensi
tersebut sangat mempengaruhi
komposisi bentukan tiga
dimensinya.

04
UNIT-TO-WHOLE
Sesuai namanya, boto, maka seluruh material dominan menggunakan bata. Fasad bata
merah memiliki kelebihan mengurangi silau, memaksimalkan aliran udara namun tetap
menjaga privasi penghuni rumah. Batik  merupakan ciri khas nusantara yang diterapkan
pada bangunan ini. Penerapannya digunakan pada peletakan dan penataan material batu
bata sesuai motif batik dengan ritme tertentu. Misalnya pada gambar di bawah yaitu dari
motif batik Parang dan Pucuk Rebung yang diterapkan pada dinding dan lantai, motif
Kawung pada keramik kamar mandi, dan lainnya. Ukuran bata (5x10x20cm) merupakan
pengukuran utama yang digunakan dalam sebagian besar bangunan ini.

05
REPETITION-TO-UNIQUE
Tidak hanya bata, bangunan ini juga mengkombinasikan material nusantara lainnya seperti
kayu, rotan, bambu, dll. Kombinasi material ini membentuk suatu nilai ciri khas nusantara.
Omah Boto menggunakan konsep open plan dengan penambahan sekat pada tempat-tempat
yang dibutuhkan.

SIMETRI
Dikarenakan bangunan ini berbentuk kubus, maka bangunan dapat dikatakan simetris dari
sumbu x maupun sumbu y.

06
HIERARKI
Omah Boto diangkat dari konsep rumah Jawa dan denah Joglo yang dimodifikasi. Terdapat
pembagian zonasi secara horizontal pada konsep rumah Jawa, yaitu Pendhapa, Pringgitan,
dan Dalem/Omah. Karya ini merupakan kombinasi antara nilai nusantara dengan gaya
kekinian, maka zonasi diberlakukan secara vertikal, dimana zona publik berada di paling
bawah dan privat di paling atas. Adanya inovasi ini juga muncul karena pada masa sekarang,
lahan semakin sempit sehingga diperlukan adanya pengoptimalan fungsi lahan.

Jika dilihat secara menyeluruh yang menjadi fungsi pendhapa adalah tempat berkumpul dan
bersosial. Pada lantai pertama di Omah Boto terdapat pendhapa sebagai ruang komunal.
Yang teraplikasi pada pringgitan di lantai kedua Omah Boto adalah sebagai ruang keluarga,
yang juga terdapat dapur dan mushola, dan membuat area mushola menjadi tempat paling
suci yang ada di Omah Boto. Di area omah njero, dari ketiga senthong tersebut memiliki
fungsinya masing-masing. Senthong di sini diterapkan sebagai ruang kamar.

07

Anda mungkin juga menyukai