Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS ELEMEN PEMBENTUK RUANG PADA MASJID

AL-IRSYAD BANDUNG

Nur Nabila
15211039

21 September 2022
Mata Kuliah Prinsip Desain Arsitektur
Prodi Arsitektur Institut Teknologi Kalimantan
2022
DAFTAR ISI

1. Halaman Judul…………………………………………… 1
2. Daftar Isi……………………………………………………. 2
3. Pendahuluan…………………………………………….. 3
4. Pembahasan……………………..………………………. 4
5. Referensi…………………………………………………… 6

2|Page
Masjid Al-Irsyad

Pendahuluan
Masjid Al-Irsyad merupakan sebuah bangunan peribadatan bagi umat muslimin yang dibangun
sejak tahun 2009 dan diresmikan pada 27 agustus 2010, bertepatan dengan Nuzulul Quran pada
17 Ramadan 1431 H. Masjid ini terletak di Jalan Parahyangan KM. 2,7, Padalarang, Bandung, Jawa
Barat. Dengan total luas bangunan yaitu 1.871 meter persegi sehingga membuat masjid ini
mampu untuk menampung hingga 1.500 Jamaah.

Masjid Al-Irsyad ini memiliki tampilan bentuk luar masjid yang unik berupa kubus disertai fasad
garis-garis hitam yang membentuk kaligrafi yang menuliskan kalimat tauhid. Berdasarkan
konsepnya, Ridwan Kamil selaku arsitek dari masjid ini mengatakan bahwa tampilan bentuk
Masjid Al-Irsyad mengadaptasi bangunan Ka’bah yang berada di kompleks Masjidil Haram,
Mekkah. Denah dasar bangunan Masjid Al Irsyad ini berbentuk bujur sangkar berukuran 28,47 x
28,5m dengan pintu masuk di sisi utara dan timurnya. Pada area sirkulasi di sekitar bangunan
utama mengambil konsep filosofi dari kegiatan mengelilingi Ka'bah, atau yang biasa disebut
tawaf.

Keunikan lain pada bangunan Masjid Al-Irsyad yaitu bangunan ini tidak memiliki tiang atau pilar
di tengah untuk menopang atap, Hanya terdapat empat sisi dinding yang menjadi pembatas
sekaligus penopang atapnya. Empat sisi dinding masjid tersebut memiliki celah-celah angin yang
menjadikan sirkulasi udara di ruang masjid begitu baik, sehingga siapapun yang berkunjung ke
bangunan ini tidak akan merasa gerah atau panas meski tak dipasangi AC atau kipas angin.

Alasan pemilihan bangunan Masjid Al-Irsyad sebagai studi kasus pada Mata Kuliah Prinsip Desain
Arsitektur adalah karena saya tertarik pada konsep bukaan yang terdapat pada fasad bangunan,
yang mana halnya pada setiap sisinya terdapat beberapa celah yang menjadikan bangunan
tersebut menggunakan pencahayaan alami pada siang hari.

3|Page
Pembahasan
1. Elemen Horizontal 3. Bukaan
Suatu bukaan dapat mempengaruhi efek
• Lantai pencahayaan dan juga besarnya intensitas
Pengolahan lantai pada Masjid Al – Irsyad pencahayaan alami yang masuk ke dalam
terbagi menjadi 2 bagian yaitu lantai utama ruangan.
dan lantai sekunder. Lantai utama berfungsi
sebagai tempat beraktifitas dalam masjid, Pada bangunan ini terdapat bukaan besar
sedangkan lantai sekunder sebagai ornamen pada mihrab dan mimbarnya. Bukaan
dalam ruang. tersebut terdiri dari dua buah bukaan besar,
satu tepat di mihrab, dan yang lainnya di
• Langit-langit bagian atas mihrab, memiliki spesifikasi:
Pada bagian langit-langit terdapat 99 kotak
persegi yang merupakan lampu penerang. 1. Arah bukaan
Olahan pada plafon memberikan tambahan Menghadap ke arah kiblat (24⁰ dari
estetika pada ruangan masjid. Meski siang arah Barat ke Utara).
hari lampu tidak dinyalakan namun 2. Dimensi
pembayangan dari sinar yang datang dari Memiliki besaran dimensi panjang
arah mihrab yang mengenai box – box lampu :lebar, 6:4 meter (pada bukaan
tersebut menjadi lebih dramatis, dan mihrab) dan 15,4:2 meter (pada
mampu mencapai IEQ (indoor environment bagian atas mihrab).
quality) untuk kenyamanan pengguna dan 3. Bentuk bukaan
kenyamanan visual, hal tersebut menjadikan Berbentuk persegi panjang
para pengguna masjid menjadi lebih khusu (memipih).
dalam melaksanakan ibadah. 4. Material pada bukaan
Menggunakan pasangan tembok ½
2. Elemen Vertikal bata, diplester, dan dicat berwarna
putih (tidak mengkilap) pada kedua
• Fasad bukaan, pada bukaan mimbar
Konsep yang digunakan pada fasad terdapat sebuah kolam air yang
bangunan Masjid Al-Irsyad adalah dicat warna hitam di dasarnya.
penerapan supergrafik, terlihat dengan
penerapan prinsip desain yang simetris Selain itu juga terdapat dua buah bukaan
berupa penempatan kolom-kolom secara besar pada entrance, bukaan ini berperan
modular dan bukaan bangunan dengan sebagai entrance dan bukaan cahaya alami
ritme yang berulang dengan pola la ilaha yang besar pada bangunan.
illallah.
Bukaan tersebut dibagi menjadi dua bagian,
Pola-pola supergrafik yang berfungsi sebagai yaitu entrace Timur dan entrance Selatan.
insulasi untuk mengalirkan udara panas Bentuk bukaan berbentuk lorong dengan
pada ruang dalam bangunan dan menahan bukaan-bukaan pipih pada kedua sisinya,
radiasi panas yang mengarah secara dengan lorong memanjang yang identik
langsung pada bangunan. Ventilasi dengan ruang gelap menjadi berkesan
pada bangian bawah bangunan berfungsi berbeda ketika diberi bukaan pada kedua
sebagai cross ventilation untuk mengalirkan sisinya, sehingga cahaya yang dihasilkan
udara panas pada bangunan yang dialirkan memberikan kesan dramatis pada daerah
melalui bukaan pada pola supergrafik. entrance.

4|Page
Terakhir terdapat juga bukaan-bukaan kecil
pada fasade berupa lubang-lubang pada
dinding fasade yang berbentuk lafadz
syahadat dari bagian luar bangunan.

Efek dari pencahayaan yang timbul dari


permainan bukaan cahaya pada lafaz
Lailahaillallah yang memasukan cahayanya
kedalam ruang masjid yang terkesan redup
memberikan pengalaman ruang yang
menenangkan. Cahaya-cahaya kecil dalam
jumlah besar berkumpul pada setiap sudut
ruangan memberikan kesan temaram dalam
setiap sisi ruang dalam. Cahaya dari lubang
pada fasade ini juga sedikit membantu
pencahayaan alami di dalam sudut-sudut
ruang yang dianggap gelap.

4. Kualitas Ruang Arsitektural

• Derajat Ketertutupan
Derajat ketertutupan pada bangunan Masjid
Al-Irsyad ini hampir sedikti, hal ini
dikarenakan pada bangunan Masjid Al-
Irsyad ini sangat terbuka yang dapat dilihat
dari bukaan pada fasad bangunan.

• Pencahayaan
Bangunan Masjid Al-Irsyad menggunakan
pencahayaan alami pada siang hari dengan
memanfaatkan bukaan pada fasad
bangunan yang berfungsi sebagai
penerangan yang bersifat bolak-balik dan
sangat artistik.

• Pemandangan
Di arah barat dari lahan masjid terdapat
sebuah gunung dengan pemandangan
matahari terbenam. Pada area mihrab yang
dirancang dengan konsep seperti terapung
di air diimplementasikan dengan adanya
kolam setengah lingkaran yang mengelilingi
area mihrab. Pada saat siang hari kolam ini
berfungsi untuk memantulkan cahaya
matahari ke dalam ruang.

5|Page
Referensi

Fanani Achmad. Arsitektur Masjid, penerbit : Bentang, BAB 5 Memaknai Arsitektur Masjid.

Hapsari Dewi Puspitorini. Kenyamanan Thermal pada Masjid Al Irsyad Kotabaru Parahyangan, Jawa Barat

Erwin Yuniar Rahadian. Pencitraan Suasana Ruang dalam Masjid Al-Irsyad Sebagai Akibat dari Pencahayaan Alami

6|Page

Anda mungkin juga menyukai