Anda di halaman 1dari 5

APRESIASI ARSITEKTUR

Memberi Penghargaan Terhadap Karya Arsitektur Masjid Al-Irsyad

Arya Duta Harjono


1962121118
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik dan Perencanaan Universitas Warmadewa
aryadta7@gmail.com

Ringkasan

Masjid Al-Irsyad terletak di Kotabaru Parahyangan Jawa Barat dimana


masjid ini di desain oleh salah satu arsitek Indonesia sekaligus gubernur Jawa
Barat bernama Ridwan Kamil. Masjid ini memiliki bentuk dasar persegi yang
terinspirasi dari bentuk Ka’bah Masjidil Haram. Masjid ini tidak mengadaptasi
bentuk masjid pada umumnya yang biasanya memiliki kubah. Dengan bentuk
yang unik ini Masjid Al-Irsyad telah memperoleh berbagai penghargaan
intersional. Masjid ini juga mengadaptasi sustainable design dimana bentuk fasad
yang disusun membentuk kaligrafi melalui pola supergrafik yang menjadi ciri
khas Masjid ini. Oleh karena itu melalui pendekatan logis, Masjid Al-Irsyad akan
dikaji dan diteliti bagaimana bangunan ini dapat beradaptasi dengan baik dengan
iklim di daerah tropis, sehingga para pengguna bangunan dapat merasakan
kenyaman pada saat berada di dalam Masjid ini. Dari pemahaman bagaimana
arsitektur yang harus bisa beradaptasi dengan baik dengan lingkungannya, Masjid
ini akan dikaji yang mengacu pada data-data yang terdapat pada Masjid ini.

Deskripsi Obyek Apresiasi

Gambar 1 : Masjid Al-Irsyad


(Sumber: https://khazanahmasjid.com/masjid/masjid-al-irsyad-bandung/)

Masjid ini terletak di Kota baru Parahayang, Kabupaten Badung Barat,


Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2009, masjid ini dibangun dan rampung pada
tanggal 27 Agustus 2010 (17 Ramadhan 1431H) yang dimana masjid ini juga
diresmikan. Masjid ini dirancang oleh arsitek ternama di Indonesia yaitu Ridwan
Kamil. Kang Emil (sebutan Ridwan Kamil) juga memiliki karier dibidang politik
yaitu menjadi Gubernur Jawa Barat. Beberapa karya lain dari Ridwan Kamil ialah
Masjid dan Museum Tsunami Aceh. Tidak kalah dengan karya yang lain, Masjid
Al-Irsyad merupakan salah satu karya terbaik Ridwan kamil. Mengingat Ridwan
Kamil merancang sebuah Masjid yang aspeknya dapat bersinergi satu sama lain.
Masjid yang berada di wilayah kota mandiri ini berdiri diatas lahan seluas
1100 m2 yang apat menampung kira-kira 1500 jamaah. Masjid Al-Irsyad yang
merupakan centre ikonik di Kota baru Parahayang, memiliki site yang baik
dengan memanfaatkan keadaan topografi sebagai arti bangunan masjid yang
terletak lebih tinggi dibandingkan dengan bangunan yang ada disekitarnya dengan
tujuan masjid ini memiliki fungsi peranan penting. Masjid ini didasari dengan
bentuk persegi, yang mengadaptasi bentuk Ka’bah Masjidil Haram, pusat Masjid
yang terletak di Al Haram, Mecca, Saudi Arabia. Dengan Masjid yang berbentuk
kubus ini menjadikan masjid ini terlihat modern dan berkarakter. Denah bangunan
masjid Al-Irsyad ini berukuran 28,47 x 28,5 m dengan pintu masuk di sisi utara
dan timur. Orientasi dari masjid ini mengarah ke barat yang didasari atas letak
kiblat yang menghadap ke timur. Sehingga main entrance dapat mengarah
langsung ke site entrance.

Gambar 2 : Denah Masjid Al-Irsyad


(Sumber: https://khazanahmasjid.com/masjid/masjid-al-irsyad-bandung/)

Analisis Dan Interpretasi Obyek Apresiasi

Masjid Al-Irsyad mengedepankan konsep sustainable yang dpaat


beradaptasi dengan baik dengan iklim setempat. Ridwan Kamil memikirkan
bagaimana penghawaan pada masjid ini tetap optimal ditengah kelembapaan iklim
tropis kota Bandung. Masjid ini menggunakan material concrete block. Dimana di
sepanjang masjid ini menggunakan concrete yang berbentuk kaligrafi besar
bertuliskan 2 kalimat syahadat. Concrete block memiliki fungsi sebagai ventilasi
udara. Konsep yang digunakan adalah penerapan supergrafik. Terlihat dari
penempatan kolom-kolom secara modul dan bukaan bangunan yang dapat
menahan radiasi panas yang mengarah secara langsung pada bangunan. Ventilasi
pada bagian bawah bangunan berfungsi sebagai cross ventilation yang
meengalirkan udara panas pada bangunan yang kemudian dialirkan melalui
bukaan pada pola supergrafik tersebut.

Gambar 3 : Fasad Material Concrete Block


(Sumber: https://archdaily.com/)

Ridwan Kamil tentunya mengutamakan unsur sustainable pada fasad


bangunan yang terlihat dari penggunaan bahan material lokal setempat yaitu roster
batu Cisangkan dari Karawang. Fasad bangunan ini memiliki pola khusus
sehingga material batu Cisangkan ini diproduksi secara khusus sesuai dengan
pola-pola tersebut. Warna pada fasad Al-irsyad memiliki daya serap panas yang
kuat sehingga panas yang diteruskan kedalam ruang akan besar. Namun dengan
ada nya cross ventilation, angin dihantar dengan optimal kedalam ruangan dan
radiasi panas akan mudah keluar.

Gambar 4 : Roster Batu Cisangkan


(Sumber: https://archdaily.com/)

Lantai utama menggunakan material granite tile yang di lapisi karpet


sesuai dengan saf untuk solat, sedangkan lantai sekunder menggunakan material
batu – batu koral sebagai ornamentasi pengolahan lantai sekaligus sebagai area
resapan cipratan air hujan yang berasal dari bukaan udara di area bawa fasad
bangunan. Pada bagian mihrab terdapat teknik pasif yaitu mereduksi radiasi
matahari yang masuk ke dalam bangunan. Konsep ini diimplementasi dengan
adanya kolam yang bertujuan untuk membatasi ruang sholat utama dan ruang luar.
Pada siang hari, kolam ini dapat memantulkan cahaya matahari ke dalam ruang
sholat utama sehingga ruang menjadi lebih terang. Dinding terbuka menjadi
sumber cahaya dan udara untuk operasional bangunan setiap harinya, oleh karena
itu bangunan masjid ini tidak menggunakan AC dan pencahayaan buatan pada
pagi hingga sore hari. Plafon memberikan nilai estetis pada ruangan masjid ini.
Box-box lampu disediakan untuk kenyamanan pengguna dan kenyamanan visual.

Gambar 5 : Mihrab Masjid Al-irsyad


(Sumber: https://archdaily.com/)

Penilaian dan Penghargaan Terhadap Obyek Apresiasi

Pemilihan konsep sustainable dalam perancangan Masjid Al-Irsyad ini


sangat tepat mengingat iklim tropis dan kelembapan dari kota Bandung. Dimana
Ridwan Kamil memanfaatkan konsep ini dengan baik. Dari pemilihan site dimana
site dimanfaatkan dengan baik, dengan penempatan massa yang terletak lebih
tinggi dibanding bangunan sekitarnya atas dasar tempat suci bagi masjid yang
memiliki peranan penting bagi kota Bandung.
Dari hasil analisis pada ekspresi ruang luar bangunan Masjid Al-Irsyad
dapat disimpulkan bahwa elemen-elemen ruang luar bangunan seperti site
bangunan, tatanan bentuk, fasade bangunan, dan material fasade bangunan pada
Masjid Al-Irsyad memiliki unsur sustainable design dengan pendekatan teknik
pasif seperti dinding yang mengisolasi yang bertujuan untuk menahan hawa
panas, dengan memakai material lokal yaitu roster batu Cisangkan. Pemanfaatan
cross ventilation pada masjid ini membantu alur penghawaan didalam Masjid ini.
Masjid Al-Irsyad menerapkan konsep bangunan hemat energi yang
mengutamakan kenyamanan pengguna tanpa menggunakan teknologi bantuan
seperti AC dan lampu pada siang hari, dengan menggunakan material lokal yaitu
Batu Cisangkan. Material yang mudah dijangkau ini membantu dalam
perancangan fasad yang unik. Pemanfaatan ruang dalam yang baik seperti
pencahayaan dan penghawaan dapat membantu kenyamanan pengguna masjid
agar lebih khusyu saat beribadah. Masjid ini juga menggunakan aspek budaya
dalam merancang berbagai aspek arsitektur lainnya seperti halnya fasad yang
menjelaskan 2 kalimat syahadat. Karena desain yang unik ini, Masjid Al-Irsyad
tentunya menjadi destinasi utama bagi para petinggi dalam menggelar acara besar
terkait religi maupun kegiatan sosial lainnya.
Referensi
Al-Irsyad Mosque. Editor. (January 13, 2021). ARCHINESIA: Al-Irsyad Mosque.
(Diakses pada May 15, 2022). dari https://archinesia.com/al-irsyad-mosque/

Dunia masjid :: Jakarta Islamic Centre - Masjid Al Irsyad. Dunia Masjid Jakarta
Islamic Centre Masjid Al Irsyad Comments. (n.d.). Retrieved May 15, 2022,
from http://duniamasjid.islamic-center.or.id/571/masjid-al-irsyad/

NAZHAR, R. Y. A. N. T. Y. D. E. R. W. E. N. T. Y. A. N. A. (2018). Kajian


Makna: Mihrab Masjid Kontemporer al-Irsyad Kota Baru Parahyangan.
Serat Rupa Journal of Design, 1(2), 292.
https://doi.org/10.28932/srjd.v1i2.454

Masjid al-Irsyad kota Baru Parahyangan Padalarang ID / 2010. (2016).


Archigraphy, 74–77. https://doi.org/10.1515/9783035605556-015

Anda mungkin juga menyukai