Anda di halaman 1dari 11

KARAKTERISTIK ARSITEKTUR MODERN & POST MODERN PADA BEBERAPA MASJID KARYA

RIDWAN KAMIL

Abid Sadid Bari 1, Indri Rahmadani 2, Nurwinda Sari 3, Hasna 4, Yusril Husni 5
Jurusan Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi
e-mail: *1abidsadidbari123@gmail.com, 2indridgrannung@gmail.com,
3nrwindasarii@gmail.com, 4hasnananna2803@gmail.com 5yusrilha@gmail.com

Abstrak_ Ridwan kamil adalah arsitek yang handal dan desainer indonesia yang memiliki banyak pengalaman
ditaraf nasional dan internasional khususnya pada masjid. Arsitektur semiotik (postmodern) diterapkan pada
konstruksi masjid. Semiotika dalam arsitektur mengacu pada bahasa atau simbol yang menyampaikan makna
kepada pengamatnya melalui bentuk-bentuk tertentu. Masjid merupakan salah satu tempat umat Islam yang
merupakan bangunan yang sangat kaya akan makna atau pesan, karena memiliki makna yang mendalam bagi
setiap keyakinan manusia. Arsitektur modern lebih mengutamakan bentuknya dan fungsinya saja tidak merujuk
ke bentuk tetapi masih proporsional. Konsep ini diterapkan dengan menggunakan material material tertentu.
Desain arsitektur modern ini biasanya dipadukan dengan konsep lain sehingga mampu memberikan kesan yang
lebih indah. Hal ini tercermin dalam bentuk bangunan, penataan, dan fitur arsitektur. Kajian ini mencoba untuk
memastikan bagaimana penggunaan karakteristik berdasarkan ciri dan bentuk pada bangunan masjid Raya Al-
Azhar, Masjid Al Irsyad dan Masjid 99 kuba Karya Ridwan Kamil.

Kata kunci : Arsitektur Semiotika, Arsitektur Modern, Masjid, Karakteristik.

Abstract_ Ridwan Kamil is a reliable architect and Indonesian designer who has a lot of experience at national and
international levels, especially in mosques. Application of semiotic architecture (post modern) to mosque buildings.
Semiotics in architecture, namely language or symbols that give meaning to its observers through certain forms.
Places for Muslims, one of which is a mosque, is a building that is very rich in meaning or messages, because it has a
deep meaning to the beliefs of each human being. Modern architecture prioritizes form and function, not referring to
form but still proportional. This concept is applied by using certain materials. This modern architectural design is
usually combined with other concepts so as to give a more beautiful impression. This is reflected in the embodiment of
the form, layout, and architectural elements in the building. This study aims to find out how the application of signs
based on characteristics and shapes in the buildings of the Great Al-Azhar Mosque, Al Irsyad Mosque and Ridwan
Kamil's 99 Cuban Mosque.

Keywords : Semiotic Architecture, Modern Architecture, Mosques, Characteristics.

1
Abid Sadid Bari
2
Indri Rahmadani
1

3
Nurwinda Sari
Halaman

4
Hasna
5
Yusril Husni
PENDAHULUAN

Konsep dan karya Ridwan Kamil untuk menghasilkan karya desain yang ‘Cerdas’ serta membawa
perubahan lingkungan ke arah yang lebih baik lagi selaras dengan pernyataan Klaus Toper (2003)
dalam pidatomnya bahwa pemimpin masa depan itu adalah kita yang peduli menjamin perubahan
positif di dunia dengan berpola pikir secara global dan bertindak secara lokal atau dikenal dengan
istilah think globaly, act locally. (Mahdi Nurcahyo 2013)
Sejak era post-modern, gagasan arsitektur semiotika telah diterapkan dalam penciptaan karya
arsitektur. Dengan menerapkan konsep, ideologi, atau pesan yang dihasilkan dari aspek arsitektur
struktur, arsitek berharap dapat mengajak masyarakat umum untuk memahami karyanya dan
memberikan makna baik di dalam maupun di luar bangunan. Dalam merancang bangunan masjid,
arsitek harus mengetahui kajian penerapan konsep semiotik pada bangunan Indonesia, khususnya
bangunan masjid. Mereka harus bisa menyampaikan bahwa mendesain bangunan masjid
melibatkan unsur keindahan selain menekankan pada bentuk atau fasad bangunan. (Fajar Nugraha
and Ashadi 2020)
Karena masjid telah berfungsi sebagai pusat utama untuk semua aktivitas umat Islam sejak
zaman Rasulullah SAW, ia memiliki makna sejarah yang signifikan dalam kehidupan umat Islam.
Padahal, masjid pada masa itu berkembang menjadi sumber bagi umat Islam untuk maju dalam
peradaban. Tak lama setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, sejarah masjid ini dimulai.
Tindakan pertama di Madinah adalah meminta pengikutnya untuk membangun masjid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik yang berhubungan dengan konsep
semiotika dan modern, ada 3 masjid yang akan di analisis diantaranya yaitu Masjid Al-Azhar,
Masjid Al-Irsyad dan Masjid 99 kuba yang merupakan karya dari ridwan kamil. (Utami 2014)

METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan melakukan pengkajian literatur, dan
analisis terhadap karakteristik bangunan modern islam. Penelitian ini dilakukan dengan mencari
jurnal atau buku untuk memperoleh informasi data yang dibutuhkan dan akurat sesuai dengan
tema yang di bahas. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik studi literature. Dari
data yang telah di kumpulkan kemudian menyeleksi data,mengolah data,menganalisis, pengolahan
hingga sampai ke tahap menyimpulkan data yang telah dikumpulkan dan ditulis oleh peneliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Konsep Modern Islami Dalam Arsitektur Masjid


Arsitektur modern didasarkan pada gagasan kesederhanaan, kejujuran, dan fungsionalitas. Ia
menolak tradisi, budaya, dan unsur-unsur masa lampau sebagai sumber kebenaran. Cara pandang
ini mengarah pada etika arsitektur baru yang anti tradisional, anti hias, dan lebih mementingkan
kejujuran (kejujuran material, struktur dan fungsi). Alhasil, apa yang "indah" dalam arsitektur
masa kini tidak bergantung pada ornamen yang berlebihan. Barang-barang arsitektur adalah hasil
alami dari kejujuran itu. Beberapa frase, seperti "Ornament is Crime", "Form Follows Function",
2

dan "Less is More", digunakan untuk memvisualisasikan struktur yang mendasar, bersih, dan jelas.
Halaman

Hiasan bangunan tidak lagi digunakan sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya. Karena sesuai
dengan keyakinan Islam, gagasan arsitektur kontemporer merupakan pemikiran yang menggelitik
dan memotivasi. Sudut pandang ini berdampak signifikan terhadap pengertian karya arsitektur
masjid. Gagasan tersebut mewakili suatu(Utami 2014)

1. Masjid Al – Azhar (Bekasi)


Masjid Al Azhar Summarecon Bekasi berdekatan dengan Pesantren Al-Azhar, dan digunakan
sebagai tempat pendidikan agama, juga sebagai tempat penyelenggaraan upacara keagamaan.
Merupakan salah satu landmark Summarecon Kota Bekasi, dan banyak diselenggarakan kegiatan
keagamaan, seperti pengajian Dhuha setiap hari Minggu, Pengajian Anak setiap hari Senin dan
Rabu, dan kegiatan lainnya.(Rahayu 2018)
Selain tampak yang sangat ikonik bangunan ini juga sebagai tempat pengembangan potensi dalam
lingkup keagamaan, masjid pada umumnya hanya sebagai tempat beribadah saja tapi masjid yang
satu ini juga menjadi tempat study bagi kalangan masyarakat di sekitarnya jadi anak anak atau
orang dewasa tidak hanya mendapat ilmu di sekolah tetapi mendapatkan keduanya. (Abid 2022)

Gambar 1 : Masjid Al – Azhar


Sumber: https://khazanahmasjid.com/wp-content/uploads/2021/06/Masjid-Raya-Al-Azhar-Summarecon-Bekasi.jpg

1.1. Fungsi Bangunan


Fungsi dari bangunan masjid Al-Azhar yaitu sarana untuk beribadah dan berfungsi juga sebagai
pusat pembelajaran islam, wisata rohani, yang berupa pendidikan dan dakwah. (Rahayu 2018)
Selain bentuk yang terlihat modern masjid Al-Azhar merupakan tempat untuk mengembangkan
atau mengasa kemampuan keilmuan khususnya dalam rana keislaman,sarana dan prasarana yang
telah disediakan akan menjadi suatu nilai tambahan yang akan membuat orang orang yang belajar
menjadi lebih semangat (Abid 2022)
3
Halaman
Gambar 2 : Masjid Al – Azhar
Sumber: htt http://www.urbane.co.id/wp-content/uploads/2016/07/09-185Q-Masjid-Raya-Al-Azhar-URBANE-small-
300x199.jpg

1.2. Bentuk Bangunan


Sekilas, bentuk Masjid Al-Azhar tidak terlihat seperti masjid pada umumnya. Bentuknya seperti
kubus atau kotak dengan warna dasar coklat atau merah bata. Begitu Anda masuk ke dalam, Anda
akan merasakan kesejukan yang sama seperti yang Anda rasakan di masjid pada umumnya.
(Rahayu 2018)
Masjid yang bisa di bilang unik dan menarik karena tidak memiliki kubah seperti kebanyakan
masjid pada umumnya yang menggunakan kubah, bentuk bangunan yang satu ini berbentuk kubus
saja namum elemen yang ada pada interior maupun eksterior bangunan tersebut yang
membuatnya terlihat lebih menarik. (Abid 2022)

1.3. Ukuran / Dimensi


Masjid Agung Al-Azhar merupakan bangunan besar dengan tinggi 25 meter. Bangunan ini memiliki
tiga lantai, dan selaras dengan bangunan lain di sekitarnya yang memiliki ketinggian 3 lantai.
(Rahayu 2018)

Gambar 3 : Masjid Al – Azhar


Sumber: https://www.kontraktorkubahmasjid.com/wp-content/uploads/2019/03/interior-Masjid-Al-Azhar-Summarecon-
Bekasi.png

1.4. Texture
Masjid Al-Azhar yang menerapkan konsep bangunan hemat energi diterapkan pada penggunaan
bangunan, dilihat dari pengaruh ruang luar dan ekspresi spasial bangunan Masjid Al-Azhar
terhadap faktor ekologi, ekonomi dan sosial. bahan bata cicang lokal mampu mencapai
kenyamanan termal tanpa bantuan teknologi. seperti AC dan lampu di siang hari. Lokasi material
sangat dekat dari gedung ke tempat produksi sehingga memudahkan distribusi (Fajar Nugraha and
Ashadi 2020)
Ada beberapa komponen yang salah satunya tidak terlalu membutuhkan banyak energi untuk
4

penghawaan buatan dengan membuat bukaan/ventilasi sehingga tidak perlu lagi menggunakan
Halaman

teknologi bantuan seperti AC sehingga kesehatan lebih terjaga. (Abid 2022)


1.5. Menara
Menara masjid merupakan salah satu unsur indeks tanda yang memiliki hubungan antar tanda,
dimana tanda tersebut memiliki hubungan sebab akibat. Menara kompleks Masjid Agung Al-Azhar
mengumandangkan azan, mengingatkan umat Islam untuk melaksanakan shalat baik melalui
pengeras suara maupun suara langsung, sehingga ketika mendengar adzan berasal dari menara
masjid.(Fajar Nugraha and Ashadi 2020)
Terdapat satu menara yang berada di sebelah kiri bangunan yang cukup ikonik bentuknya pada
bagian atasnya terdapat kubah kecil yang berbentuk lingkaran dan bagian sisinya ada yang di
lubangkan (Abid 2022)

Gambar 4 : Menara Masjid Al – Irsyad


Sumber : Jurnal,2020
1.6 Kaligrafi
Dekorasi kaligrafi Kufi di Masjid Raya Al-Azhar sebagai klasifikasi indeksikal mengacu pada
penulisan ayat suci Al Quran Lafad La Ilaha Illallah, yang artinya tidak ada tuhan selain Allah swt.
Ada tulisan ayat suci Alquran yang merujuk pada pembangunan masjid dengan hiasan kaligrafi kuf.
(Fajar Nugraha and Ashadi 2020)
Begitu Banyak makna makna yang diterapkan oleh Ridwan Kamil pada bangunan Masjid Al-Azhar
Salah satunya Simbol kaligrafi yang di jadikan sebagai penghawaan alami dan juga membuat fasad
terlihat lebih menarik. (Abid 2022)

Gambar 5 : Analisis Pola kaligrafi


Sumber: jurnal, 2020

2. Masjid Al – Irsyad (Bandung)


Ide desain masjid ini cukup khas. Bentuk Masjid Al Ersyad secara keseluruhan terinspirasi dari
5

bentuk Ka’bah di Masjid Agung. Ridwan Kamil, seorang arsitek, menghindari desain kubah yang
Halaman
biasa ada di masjid. Dengan strukturnya yang berbentuk kubus, masjid ini tampil kontemporer,
sederhana, dan unik.(Suhendar, Fatimah, and Trisno 2020)
arsitek ridwan kamil mendesain masjid al-Irsyad yang terinspirasi dari bentuk Ka'bah yang
berbentuk kotak terlihat simpel tapi memiliki desain unik. (indri,2022)

Gambar 1 : Masjid Al – Irsyad


Sumber: http://3.bp.blogspot.com/_lV6Ys74EIUY/TU5gt5IDRsI/AAAAAAAAFdQ/rzvmEVil-u8/s1600/L1200355.JPG

2.1. Denah
Tata letak lantai dasar Masjid Al Ersyad berbentuk bujur sangkar berukuran 28,47 x 28,5 m dengan
pintu masuk di sisi utara dan timur.(Suhendar, Fatimah, and Trisno 2020)
Denah masjid al Irsyad terdapat 2 pintu masuk menuju ke bangunan masjid yaitu pintu masuk yang
menghadap ke utara dan juga ke timur (indri,2022)

Gambar 2 :Denah Masjid Al – Irsyad


Sumber: https://images.adsttc.com/media/images/5012/e866/28ba/0d06/5800/04f2/large_jpg/stringio.jpg?1361005540

2.2 Menara Mesjid


Menara pada masjid Al-Irsyad di desain untuk menandakan keberadaan bangunan masjid di
wilayah tersebut, selain itu menara masjid di fungsikan sebagai tempat untuk pengeras suara
adzan mengingatkan untuk beribadah sholat 5 waktu.
Pada masjid al Irsyad terdapat menara disebelah kanan bangunan bagian atasnya terdapat lubang
berbentuk persegi. Menara ini digunakan sebagai tempat pengeras suara. (indri,2022)
6
Halaman
Gambar 3 : Menara Masjid Al – Irsyad
Sumber: https://3.bp.blogspot.com/-Pf-bwjYU1ao/TjguucA8-
MI/AAAAAAAAAIM/6LeB0hZ5SQU/s1600/228119_2067370412023_1477698497_2451120_7196788_n.jpg

2.3 Bola Bulat Lafadz Allah


Bola Bulat yang bertuliskan lafad Allah SWT ditempatkan di tengah mihrab untuk memberitahukan
kepada masyarakat bahwa batu ini merupakan simbol untuk mencegah orang lewat di depan imam
masjid

Gambar 4 : Bola Bulat Lafadz Allah


Sumber: https://assets.kompasiana.com/items/album/2018/05/20/al-irsyad-20151006-070632-
5b00fea8ab12ae133c1ff534.jpg?t=o&v=760

2.4. Kaligfari Kufi


Hiasan kaligrafi Kufi pada Masjid Al-Irsyad sebagai klasifikasi tanda indeks yang bermakna
menuliskan kata-kata suci Alquran La Ilaha Illallah Muhammadur Rasulullah yang artinya tidak ada
Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah SWT. Alquran memiliki bagian yang
menyebutkan pembangunan masjid yang dihiasi dengan kaligrafi Kufah. Terlampir pada tiga sisi
bangunan adalah dua frase monoteistik dalam susunan batu bata yang dirancang seperti kaligrafi
tiga dimensi raksasa.Di dalam bangunan masjid terdapat sebuah bola bulat dengan lafaz Allah SWT.
dibagian bola yang menghadap ke iman. Bola tersebut berada di depan iman sebagai simbol
mencegah orang lewat di depan iman saat solat dilaksanakan. (indri,2022)
7
Halaman

Gambar 5 : Bola Bulat Lafadz Allah


Sumber: jurnal, 2020
2.5. Interior Masjid
Interior Masjid Al-Irsyad membentuk indeks, jumlah lampu yang terpasang di dalam masjid adalah
99 sebagai simbol dari 99 nama Allah atau Asmaul Husna. Setiap lampu berbentuk kotak memiliki
tulisan dengan nama Allah. Tulisan di lampu terbaca jelas dari depan kanan masjid hingga prasasti
ke-99 di sisi kiri belakang masjid. Bangunan Masjid Al-Irsyad memiliki tiga warna yakni putih,
hitam dan abu-abu. Penataan ketiga warna ini membuatnya semakin cantik, modern, sederhana,
namun tetap elegan dan enak dipandang. Interior bangunan menjadi sangat nyaman, yang
menambah kesungguhan dalam pelayanan.(Aras et al. 2022)
interior dalam masjid sangat unik yang membentuk tanda indeks. Jumlah lampu yang berada
dalam bangunan dipasang 99 buah sebagai simbol 99 nama-nama Allah SWT. Lampu memiliki
masing-masing tulisan kaligrafi yang berbeda yang membuat bangunan tampak cantik dan
menarik. (indri,2022)

Gambar 6 : Interior Masjid


Sumber: jurnal, 2020
3. Masjid 99 Kubah (Makassar)
Kehadiran Masjid 99 Kubah menjadi icon baru kota Makassar dan menjadi perbincangan hangat
sebagai salah satu bukti kota yang aktif berkembang dan mendapatkan reputasi tempat di kota
Makassar, sehingga banyak orang-orang dari berbagai daerah bahkan luar provinsi datang ke
masjid. .(Abdi Ardiansyah 2021)

Gambar 1 : Masjid 99 Kuba


Sumber: https://i.ytimg.com/vi/x-gQ1Xx4x7c/maxresdefault.jpg
3.1. Filosofi
Masjid 99 Kubah merupakan tempat ibadah umat Islam di kota Makassar, selain itu Masjid 99
Kubah telah menjadi ikon baru kota Makassar dan dikenal dengan bangunan masjid berkubah 99.
Masjid ini memiliki makna filosofis terkait dengan nama-nama Allah atau yang biasa disebut
Asmaul Husna. Masjid ini merupakan bagian baru kota Makassar dan menjadi pusat perhatian
8

masyarakat kota Makassar.(Abdi Ardiansyah 2021)


Halaman

3.2. Ukuran/ Dimensi


Masjid dengan luas bangunan 72 meter x 45 meter, bisa menampung sekitar 13.000 jemaah. Ada
tiga bagian dari layanan Islam yang tepat yang digunakan masyarakat. Mushola mampu
menampung 3880 jamaah, mezzanine mampu menampung 1005 jamaah. Kawasan suci tersebut
mampu menampung 8.190 jemaah.(Aras et al. 2022)
Penataan tata bangunan yang cukup rapih terkhusus pada kawasan industri yang berada di kota
makassar yakni CPI yang menjadi salah satu tempat wisata dan menjadi sorotan publik saat ini
khususnya pada perancangan masjid 99 kubah tersebut (Hasna,Nurwinda,2022)

Gambar 2 : Peta kawasan CPI Makassar


Sumber: https://tse3.mm.bing.net/th?id=OIP.84dQYUA4M-9Mobi19yZysgHaFO&pid=Api&P=0

3.3. Interior
area ibadah bagi para Jemaah. Berdiri di tengah benar –benar memberikan kesan lapang, merasa di
sesuatu dunia lain yang sangat lebar serta tinggi membuat timbul suatu perasaan menenangkan
dan memulihkan diri. Dari pengamatan, terlihat pengunjung masjid terpesona dengan warna yang
didominasi warna cerah pada masjid. (Aras et al. 2022)
Penataan tata bangunan yang cukup rapih terkhusus pada kawasan industri yang berada di kota
makassar yakni CPI yang menjadi salah satu tempat wisata dan menjadi sorotan publik saat ini
khususnya pada perancangan masjid 99 kubah tersebut Deangan paduan warna yang cerah dan
ornamen ornamen yang menonjol membuat interior dari masjid 99 kuba ini terlihat lebih modern
dan berkarakter. (Nurwinda, Hasna,2022)
9

Gambar 3 : Interior Masjid 99 Kubah


Halaman

Sumber: Data Pribadi,2022


KESIMPULAN
Pada dasarnya arsitektur modern dan arsitektur post modern merupakan salah satu perwujudan
yang terpisah namun di sisi lain keduanya dapat disatukan dalam hal hal tertentu,Arsitektur
modern lebih mementingkan fungsi bentuk sedangkan post modern lebih mengacu pada
pengembangan ornamen yang mempunyai arti atau pemaknaan yang mendalam sehingga
keduanya bisa di bilang mempunyai hubungan yang istilahnya bisa saling melengkapi dan tidak
merugikan dari ketiga bangunan yang telah di jelaskan masing masing, masjid Al-Azhar dan Masjid
Al-Irsyad mempunyai kesamaan yaitu tidak mempunyai kubah,filosofi bentuk dari Ka’bah,dan
mempunyai satu menara pada masing masing masjid,kedua masjid tersebut mempunyai arti
tersendiri dari segi makna yang muncul pada setiap ornamen dan ada pada kedua masjid
tersebut,namun tidak jauh dari makna atau filosofi keislaman dan perancangan yang cukup unik
dan menarik perhatian ditambah lagi fungsi fungsi tambahan dari masjid tersebut seperti sebagai
tempat study keagamaan bagi kalangan masyarakat, berbeda dengan masjid 99 kubah ini yang
mempunyai banyak kubah yaitu sebanyak 99 kubah seperti nama yang telah di berikan dan juga
mempunyai banyak menara. (Abid,Indri,Wnda,Hasna,2022)

DAFTAR REFERENSI

Abdi Ardiansyah. 2021. “FILOSOFI MASJID 99 KUBAH.”


Aini, Qurratul, and Hayatullah. 2019. “Arsitektur Post-Modern.” RumÔh 9 (18): 34–38.
Aras, Adnan Mustajab, Mayyadah Syuaib, Andhy Masardy Tahir, Ovy Uniarti Ananda, and Ikrar
Maulana Muharram. 2022. “Kajian Penerapan Konsep Lingkungan Restoratif.” Timpalaja:
Architecture Student Journals 4 (1): 81–94.
Fajar Nugraha, Eka, and Anisa * Ashadi. 2020. “Kajian Arsitektur Semiotika Pada Bangunan
Masjid Raya Al-Azhar Summarecon Bekasi.” Seminar Nasional Komunitas Dan Kota
Berkelanjutan 2 (1): 544–52. http://proceeding.unindra.ac.id/index.php/semnaskkbarsi.
Garthva, Marcus, and Alfred Wijaya. 2006. “Polarisasi Arsitektur Modern Dan Post Modern.”
Jurnal Ilmiah Arsitektur UPH 3: 1–20.
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents/49297134/jia-03-01-2006-
polarisasi_arsitektur_modern_dan1.pdf?response-content-disposition=inline%3B
filename%3DPOLARISASI_ARSITEKTUR_MODERN_DAN_POST_MO.pdf&X-Amz-
Algorithm=AWS4-HMAC-SHA256&X-Amz-Credential=.
Mahdi Nurcahyo. 2013. “Karakteristik Formal Arsitektur Dan Desain Interior Karya Ridwan
Kamil,” 1–109.
Nugraha, Eka Fajar, and Ashadi Ashadi. 2020. “Penerapan Konsep Arsitektur Semiotika Pada
Bangunan Masjid Al – Irsyad Satya.” Journal of Architectural Design and Development 1 (2):
153. https://doi.org/10.37253/jad.v1i2.844.
Puspitorini, Hapsari Dewi, Gagoek Hardiman, and Erni Setyowati. 2013. “Kenyamanan Thermal
Pada Masjid Al Irsyad Kotabaru Parahyangan, Jawa Barat.” Jurnal Arsitektur Universitas
Bandar Lampung 1 (4): 37–44. http://jurnal.ubl.ac.id/index.php/ja/article/view/460.
Rahayu, Tuntun. 2018. “Kajian Fasad & Bentuk Masjid Al-Azhar Summarecon Bekasi.”
Architecture and Environment Journal of Krisnadwipayana 03 (1): 22–35.
Suhendar, Riki, Titin Fatimah, and Rudy Trisno. 2020. “Kajian Bentuk Masjid Tanpa Kubah
Studi Kasus Masjid Al-Irsyad Bandung.” Jurnal Arsitektur Dan Kota Berkelanjutan 2 (1):
10

19–31. https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/160.
Halaman

Utami. 2014. “Integrasi Konsep Islami Dan Konsep Arsitektur Modern Pada Perancangan
Arsitektur Masjid (Studi Kasus Pada Karya Arsitektur Masjid Achmad Noe’Man).” Radial 2
(1): 38–46. https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/article/view/45.

11
Halaman

Anda mungkin juga menyukai