RIDWAN KAMIL
Abid Sadid Bari 1, Indri Rahmadani 2, Nurwinda Sari 3, Hasna 4, Yusril Husni 5
Jurusan Arsitektur Fakultas Sains & Teknologi
e-mail: *1abidsadidbari123@gmail.com, 2indridgrannung@gmail.com,
3nrwindasarii@gmail.com, 4hasnananna2803@gmail.com 5yusrilha@gmail.com
Abstrak_ Ridwan kamil adalah arsitek yang handal dan desainer indonesia yang memiliki banyak pengalaman
ditaraf nasional dan internasional khususnya pada masjid. Arsitektur semiotik (postmodern) diterapkan pada
konstruksi masjid. Semiotika dalam arsitektur mengacu pada bahasa atau simbol yang menyampaikan makna
kepada pengamatnya melalui bentuk-bentuk tertentu. Masjid merupakan salah satu tempat umat Islam yang
merupakan bangunan yang sangat kaya akan makna atau pesan, karena memiliki makna yang mendalam bagi
setiap keyakinan manusia. Arsitektur modern lebih mengutamakan bentuknya dan fungsinya saja tidak merujuk
ke bentuk tetapi masih proporsional. Konsep ini diterapkan dengan menggunakan material material tertentu.
Desain arsitektur modern ini biasanya dipadukan dengan konsep lain sehingga mampu memberikan kesan yang
lebih indah. Hal ini tercermin dalam bentuk bangunan, penataan, dan fitur arsitektur. Kajian ini mencoba untuk
memastikan bagaimana penggunaan karakteristik berdasarkan ciri dan bentuk pada bangunan masjid Raya Al-
Azhar, Masjid Al Irsyad dan Masjid 99 kuba Karya Ridwan Kamil.
Abstract_ Ridwan Kamil is a reliable architect and Indonesian designer who has a lot of experience at national and
international levels, especially in mosques. Application of semiotic architecture (post modern) to mosque buildings.
Semiotics in architecture, namely language or symbols that give meaning to its observers through certain forms.
Places for Muslims, one of which is a mosque, is a building that is very rich in meaning or messages, because it has a
deep meaning to the beliefs of each human being. Modern architecture prioritizes form and function, not referring to
form but still proportional. This concept is applied by using certain materials. This modern architectural design is
usually combined with other concepts so as to give a more beautiful impression. This is reflected in the embodiment of
the form, layout, and architectural elements in the building. This study aims to find out how the application of signs
based on characteristics and shapes in the buildings of the Great Al-Azhar Mosque, Al Irsyad Mosque and Ridwan
Kamil's 99 Cuban Mosque.
1
Abid Sadid Bari
2
Indri Rahmadani
1
3
Nurwinda Sari
Halaman
4
Hasna
5
Yusril Husni
PENDAHULUAN
Konsep dan karya Ridwan Kamil untuk menghasilkan karya desain yang ‘Cerdas’ serta membawa
perubahan lingkungan ke arah yang lebih baik lagi selaras dengan pernyataan Klaus Toper (2003)
dalam pidatomnya bahwa pemimpin masa depan itu adalah kita yang peduli menjamin perubahan
positif di dunia dengan berpola pikir secara global dan bertindak secara lokal atau dikenal dengan
istilah think globaly, act locally. (Mahdi Nurcahyo 2013)
Sejak era post-modern, gagasan arsitektur semiotika telah diterapkan dalam penciptaan karya
arsitektur. Dengan menerapkan konsep, ideologi, atau pesan yang dihasilkan dari aspek arsitektur
struktur, arsitek berharap dapat mengajak masyarakat umum untuk memahami karyanya dan
memberikan makna baik di dalam maupun di luar bangunan. Dalam merancang bangunan masjid,
arsitek harus mengetahui kajian penerapan konsep semiotik pada bangunan Indonesia, khususnya
bangunan masjid. Mereka harus bisa menyampaikan bahwa mendesain bangunan masjid
melibatkan unsur keindahan selain menekankan pada bentuk atau fasad bangunan. (Fajar Nugraha
and Ashadi 2020)
Karena masjid telah berfungsi sebagai pusat utama untuk semua aktivitas umat Islam sejak
zaman Rasulullah SAW, ia memiliki makna sejarah yang signifikan dalam kehidupan umat Islam.
Padahal, masjid pada masa itu berkembang menjadi sumber bagi umat Islam untuk maju dalam
peradaban. Tak lama setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah, sejarah masjid ini dimulai.
Tindakan pertama di Madinah adalah meminta pengikutnya untuk membangun masjid.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik yang berhubungan dengan konsep
semiotika dan modern, ada 3 masjid yang akan di analisis diantaranya yaitu Masjid Al-Azhar,
Masjid Al-Irsyad dan Masjid 99 kuba yang merupakan karya dari ridwan kamil. (Utami 2014)
METODE
Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan melakukan pengkajian literatur, dan
analisis terhadap karakteristik bangunan modern islam. Penelitian ini dilakukan dengan mencari
jurnal atau buku untuk memperoleh informasi data yang dibutuhkan dan akurat sesuai dengan
tema yang di bahas. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik studi literature. Dari
data yang telah di kumpulkan kemudian menyeleksi data,mengolah data,menganalisis, pengolahan
hingga sampai ke tahap menyimpulkan data yang telah dikumpulkan dan ditulis oleh peneliti.
HASIL DAN PEMBAHASAN
dan "Less is More", digunakan untuk memvisualisasikan struktur yang mendasar, bersih, dan jelas.
Halaman
Hiasan bangunan tidak lagi digunakan sesuai dengan kebutuhan fungsionalnya. Karena sesuai
dengan keyakinan Islam, gagasan arsitektur kontemporer merupakan pemikiran yang menggelitik
dan memotivasi. Sudut pandang ini berdampak signifikan terhadap pengertian karya arsitektur
masjid. Gagasan tersebut mewakili suatu(Utami 2014)
1.4. Texture
Masjid Al-Azhar yang menerapkan konsep bangunan hemat energi diterapkan pada penggunaan
bangunan, dilihat dari pengaruh ruang luar dan ekspresi spasial bangunan Masjid Al-Azhar
terhadap faktor ekologi, ekonomi dan sosial. bahan bata cicang lokal mampu mencapai
kenyamanan termal tanpa bantuan teknologi. seperti AC dan lampu di siang hari. Lokasi material
sangat dekat dari gedung ke tempat produksi sehingga memudahkan distribusi (Fajar Nugraha and
Ashadi 2020)
Ada beberapa komponen yang salah satunya tidak terlalu membutuhkan banyak energi untuk
4
penghawaan buatan dengan membuat bukaan/ventilasi sehingga tidak perlu lagi menggunakan
Halaman
bentuk Ka’bah di Masjid Agung. Ridwan Kamil, seorang arsitek, menghindari desain kubah yang
Halaman
biasa ada di masjid. Dengan strukturnya yang berbentuk kubus, masjid ini tampil kontemporer,
sederhana, dan unik.(Suhendar, Fatimah, and Trisno 2020)
arsitek ridwan kamil mendesain masjid al-Irsyad yang terinspirasi dari bentuk Ka'bah yang
berbentuk kotak terlihat simpel tapi memiliki desain unik. (indri,2022)
2.1. Denah
Tata letak lantai dasar Masjid Al Ersyad berbentuk bujur sangkar berukuran 28,47 x 28,5 m dengan
pintu masuk di sisi utara dan timur.(Suhendar, Fatimah, and Trisno 2020)
Denah masjid al Irsyad terdapat 2 pintu masuk menuju ke bangunan masjid yaitu pintu masuk yang
menghadap ke utara dan juga ke timur (indri,2022)
3.3. Interior
area ibadah bagi para Jemaah. Berdiri di tengah benar –benar memberikan kesan lapang, merasa di
sesuatu dunia lain yang sangat lebar serta tinggi membuat timbul suatu perasaan menenangkan
dan memulihkan diri. Dari pengamatan, terlihat pengunjung masjid terpesona dengan warna yang
didominasi warna cerah pada masjid. (Aras et al. 2022)
Penataan tata bangunan yang cukup rapih terkhusus pada kawasan industri yang berada di kota
makassar yakni CPI yang menjadi salah satu tempat wisata dan menjadi sorotan publik saat ini
khususnya pada perancangan masjid 99 kubah tersebut Deangan paduan warna yang cerah dan
ornamen ornamen yang menonjol membuat interior dari masjid 99 kuba ini terlihat lebih modern
dan berkarakter. (Nurwinda, Hasna,2022)
9
DAFTAR REFERENSI
19–31. https://jurnal.tau.ac.id/index.php/arsitekta/article/view/160.
Halaman
Utami. 2014. “Integrasi Konsep Islami Dan Konsep Arsitektur Modern Pada Perancangan
Arsitektur Masjid (Studi Kasus Pada Karya Arsitektur Masjid Achmad Noe’Man).” Radial 2
(1): 38–46. https://stitek-binataruna.e-journal.id/radial/article/view/45.
11
Halaman