Anda di halaman 1dari 16

ARA-108 Teori Arsitektur

Semester IV 2019-2020
Jurusan Arsitektur Itenas

Dosen : Arinaka Trisuharno ST. MT.

Oleh : Muhammad Hafi Murtaqi

NIM. 212019061

ESTETIKA ARSITEKTUR

Keindahan Estetika Ornamentasi dalam Arsitektur Masjid Nabawi

Abstrak

Estetika merupakan suatu unsur yang penting dalam ilmu arsitektur. Sebagai
seorang muslim, kita harus melakukan sesuatu sesuai dengan ketentuan dalam islam,
salah satunya arsitektur. Wujud Arsitektural yang muncul dari hasil kreasi seorang arsitek
muslim, harus terdapat nilai-nilai islam didalamnya. Yakni tidak bertentangan dengan
prinsip tauhid, syariat, dan juga akhlakul karimah. Tujuan penulisan ini adalah untuk
memberikan wawasan dan pengetahuan kepada pembaca tentang estetika ornamentasi
arsitektur menurut pandangan islam. Dan juga mengetahui bagaimana ornamen yang ada
di masjid Nabawi. Metoda yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mengumpulkan
literatur dan ornamentasi masjid Nabawi lalu menganalanisanya. Dari penelitian yang
dilakukan, ditemukan bahwa estetika keindahan islam tidak selalu indentik dengan
kemegahan dan kemewahan.

Kata Kunci : Estetika, Arsitektur Islam, Ornamentasi

1. Pendahuluan
Estetika merupakan suatu unsur yang penting dalam ilmu arsitektur. Dengan
adanya estetika, maka dapat terbentuk pula sebuah karya arsitektural yang indah untuk
dipandang. Sebagai seorang muslim, kita harus melakukan sesuatu sesuai dengan
ketentuan dalam islam, salah satunya arsitektur. Hendaknya seorang arsitek muslim
selalu berpegang dalam nilai-nilai Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Sunnah.
Wujud Arsitektural yang muncul dari hasil kreasi seorang arsitek muslim, harus terdapat

1
nilai-nilai islam didalamnya. Yakni tidak bertentangan dengan prinsip tauhid, syariat,
dan juga akhlakul karimah.
Dalam arsitektur, terdapat ornamentasi sebagai pelengkap dalam karya arsitektur.
Kata ornamen berasal dari bahasa Latin ornare, yang berarti kata tersebut berarti
menghiasi. Menurut Gustami (1980) ornamen adalah komponen produk seni yang
ditambahkan atau sengaja dibuat untuk tujuan sebagai hiasan. Jadi, berdasarkan
pengertian itu, ornamen meruakan penerapan hiasan pada suatu produk. Bentuk-
bentuk hiasan yang menjadi ornamen tersebut fungsi utamanya adalah untuk
memperindah benda produk atau barang yang dihiasi. Benda produk tadi mungkin
sudah indah, tetapi setelah ditambahkan ornamen padanya diharapkan menjadikannya
semakin indah.1
Ornamentasi dalam Arsitektur Islam pun tidak terpisahkan, dapat dilihat di
bangunan-bangunan sejarah maupun mesjid, terdapat banyak ornamentasi yang
menghiasi bangunan-bangunan. Penulis tertarik untuk membahas tentang bagaimana
ornamentasi yang ada di arsitektur islam, bagaimana seharusnya ornamentasi yang
sesuai dengan tuntunan Al-Qur’an dan Hadits.

2. Penelusuran dasiar teori (telaah kepustakaan)


Menurut Imam Al-Ghazali, estetika adalah bentuk keindahan dari perspektif
kesempurnaan sebuah objek. Yang dapat dirasakan oleh panca indera dan juga indera
ke-enam (ruh atau jiwa). Jadi bisa dikatakan bahwa estetika adalah bentuk atau wujud
yang indah dari sebuah objek. 2
Keindahan menurut peringkatnya,dibagi menjadi 5,
1. Keindahan sensual dan duniawi, yakni keindahan yang terkait dengan hedonism
dan materialisme.
2. Keindahan alam, yakni keindahan yang hanya bisa diciptakan oleh Tuhan.
3. Keindahan akliah, yaitu keindahan yang bisa merangsang pikiran dan renungan.
4. Keindahan rohaniah, yakni keindahan yang berkaitan dengan akhlak dan.
5. Keindahan Illahi
Dr. Sidi Gazalba, didalam bukunya “Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam”,
mengatakan bahwa membicarakan soal keindahan (estetika) maka berbicara soal
kesenian. Seni adalah semua yang menimbulkan rencana keindahan atau keharuan

1
Gustami, 1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia
2
Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin

2
dan semua yang diciptakan untuk melahirkan rencana itu. 3 Rencana itu melahirkan
kesenangan dan bertujuan kesenangan. Menurut Gazalba, keindahan ini walaupun
tidak identik, berhubungan dengan kebaikan. Dalam hal ini estetika berkaitan erat
dengan etika, yang baik itu indah, yang indah itu baik. Jika ditelusuri, ‘beauty’ yang
berarti keindahan, berasal dari bahasa Latin, yakni ‘bonum’ yang mengandung arti
kebaikan. Maka jelaslah bahwa makna beauty (keindahan) erat kaitannya dengan arti
kebaikan.4
Lebih jauh, hubungannya agama sangat erat dengan kesenian, sebagaimana
eratnya hubungan agama dan etika. Hal ini diperkuat dengan adanya sebuah teori ilmu
kebudayaan yang berpendapat bahwa seni lahir dari agama.5 Contoh yang terdekat
misalnya kebudayaan Bali. Akan tampak bahwa seni merupakan pernyataan agama.
Ciptaan-ciptaan seni banyak yang lahir dari rangsangan agama, dan agama yang
menjelma menggerakkan rasa seni untuk mencipta.6
Dalam islam, keindahan memiliki arti khusus. Dalam arsitektur yang berkembang di
dunia islam, nilai keindahan tampak dari nilai filosofis dan nilai operasional. Karena ada
didalam suatu hadits yang menjelaskan “Sesungguhnya Allah itu indah, dan Ia
mencintai keindahan”.7 Hadits ini banyak dijadikan dasar filosofis untuk perkembangan
keindahan dalam arsitektur islam.
Walaupun begitu, konsep keindahan atau estetika dalam arsitektur islam bukanlah
keindahan yang hanya dinilai dari bentuk yang kasat mata saja. Menurut bahasa
Seyyed Hossein Nasr, terdapat pandangan dunia (worldview) Islam yang
mempengaruhi seni dan arsitektur islami secara umum. Oleh karena itu, lahirnya
citarasa artistik universal dalam arsitektur islam dengan perbedaan karakteristik dan
homogenitas formalnya, menyangkut perbedaan budaya, geografis, tentu bukan lahir
secara kebetulan belaka.8

3
Sidi Gazalba. 1975. Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam. hal. 206
4
The Liang Gie. 1996. Filsafat Keindahan. Yogyakarta: PUBIB. hal. 17
5
Sidi Gazalba. 1975. Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam. hal. 206-207
6
Sidi Gazalba. 1975. Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam. hal. 208
7
HR. Muslim No.91
8
Seyyed Hossein Nasr. 1993. Spiritualitas dan Seni Islam. hal. 13-14

3
Dari berbagai pendapat mengenai hubungan antara arsitektur islam dengan
keindahan estetika, dapat disimpulkan bahwa filososfi dasar arsitektur yang dapat
disarikan dari worldview Islam adalah sebagai pengingat tauhid, keesaan dan
kebesaran Allah swt. Al- Faruqi menyatakan bahwa selain sebagai ungkapan
keindahan, arsitektur dan seni dalam islam juga merupakan ungkapan kebenaran dan
kebaikann bagi pemeluknya. Pandangan tentang keindahan menurut Al-Faruqi
merupakan padangan yang muncul dari worldview tauhid yang merupakan inti ajaran
islam, yaitu keindahan yang membawa kesadaran pengamat kepada ide transendensi.

3. Kasus studi
Studi kasus yang dipilih ialah Masjid Nabawi. Masjid ini terletak di Madinah, Arab Saudi.
Masjid ini merupakan sebuah masjid yang didirikan secara langsung oleh Nabi
Muhammad, berlokasi di pusat kota Madinah di Arab Saudi. Masjid Nabawi merupakan
masjid ketiga yang dibangun dalam sejarah Islam dan kini menjadi salah satu masjid
terbesar di dunia. Masjid ini menjadi tempat paling suci kedua dalam agama Islam,
setelah Masjidil Haram di Mekkah.9

Gambar 1. Masjid Nabawi


Sumber: www.wikipedia.com
Masjid ini sebenarnya merupakan bekas rumah Nabi Muhammad yang dia tinggali
setelah Hijrah (pindah) ke Madinah pada 622 M. Bangunan masjid sebenarnya di
bangun tanpa atap. Masjid pada saat itu dijadikan tempat berkumpulnya masyarakat,
majelis, dan sekolah agama. Masjid ini juga merupakan salah satu tempat yang
disebutkan namanya dalam Alquran. Kemajuan masjid ini tidak lepas dari pengaruh
kemajuan penguasa-penguasa Islam. Pada 1909, tempat ini menjadi tempat pertama
di Jazirah Arab yang diterangi pencahayaan listrik. Masjid ini berada di bawah
9
Trofimov, Yaroslav (2008), The Siege of Mecca: The 1979 Uprising at Islam's Holiest Shrine,
New York, hlm. 79

4
perlindungan dan pengawasan Penjaga Dua Tanah Suci. Masjid ini secara lokasi berada
tepat di tengah-tengah kota Madinah, dengan beberapa hotel dan pasar-pasar yang
mengelilinginya. Masjid ini menjadi tujuan utama para jamaah Haji
ataupun Umrah. Beberapa jamaah mengunjungi makam Nabi Muhammad untuk
menelusuri jejak kehidupannya di Madinah.

Arsitektur
Dua masjid bertingkat ini berbentuk persegi panjang tidak beraturan. Ruang salat
bangunan Utsmaniyah menghadap ke selatan. Bangunan ini memiliki atap rata dengan
27 kubah yang dapat di geser. Lubang di atas langit-langit masjid merupakan salah satu
kubah yang mengiluminasi interior. Atap juga digunakan untuk salat ketika memasuki
masa puncak, ketika kubah bergeser di atas jalur besi menuju bagian pinggir atap,
membuat cahaya tambahan masuk menuju ruang salat utama. Pada masa itu pula,
halaman masjid Utsmaniyah juga di tambah dengan payung-payung yang membentuk
pilar-pilar tunggal. Atap masjid terhubung dengan tangga dan eskalator. Wilayah
halaman sekitar masjid juga digunakan untuk salat, dilindungi oleh payung-payung
besar. Kubah bergeser dan payung yang dapat terbuka secara otomatis di rancang oleh
arsitek Jerman Mahmoud Bodo Rasch beserta firmanya Rasch GmbH dan Buro
Happold.10

Gambar 2. Masjid Nabawi


Sumber: machmudjunus.wordpress.com

Luas lantai dasar masjid Nabawi kira-kira 98.000 meter persegi yang dapat menampung
167.000 jamaah. Sedangkan lantai atas digunakan untuk sholat seluas 67.000 meter
persegi dapat menampung sebanyak 90.000 jamaah. Luas halaman Masjid ini yang
dipersiapkan untuk dapat digunakan sebagai areal sholat adalah 206.000 meter persegi
10
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Nabawi#cite_note-39 diakses : 13-7-2020

5
yang diperkirakan dapat menampung 400.000 jama’ah. Halaman ini berlantai granit dan
marmar putih yang didesain sedemikian rupa sehingga menampakkan bentuk seni
arsitektur islam. Di bawah lantai ini terdapat konstruksi raksasa, terdiri dari dua lantai
bawah tanah untuk parkir seluas 292.000 meter persegi yang dapat menampung 4.500
mobil.11 Bagian dalam masjid ini terdapat sebuah kubah hijau di tengah tengah masjid
sebagai tempat makam Nabi Muhammad saw. Tidak ada sejarah yang pasti dan
autentik tentang pembangunan kubah hijau ini. Yang pasti pada awalnya, kubah hijau ini
adalah bangunan terbuka, dengan rencana dasar bangunan telah diadopsi dalam
pembangunan masjid lain di seluruh dunia

Gambar 3. Masjid Nabawi


Sumber: travel.dream.com

Ornamentasi
Mesjid yang berkubah hijau ini beragam ornamen diberbagai bagian bangunannya,
ornamen ini berfungsi sebagai penghias dan juga sebagai cover bahan bangunan.
Ornamen ini berupa kaligrafi, hiasan geometris, dan arabesk.
Kaligrafi Islam atau kaligrafi Arab merupakan seni tulisan tangan indah yang
berkembang di negara-negara dengan warisan budaya Islam. Tulisan-tulisan yang
dibuat dalam kaligrafi umumnya menyitir ayat-ayat Al-Quran dan dijadikan salah satu
sarana untuk melestarikan Al-Quran. Kaligrafi Islam memiliki beberapa gaya (khat) yang
mempunyai bentuk yang khas, antara lain Khat Naskh, Khufii, Tsuluts, Diwani, Farisi,
dan Riq’ah. Selain dipakai menghias dinding dan langit-langit masjid, kaligrafi juga
digunakan sebagai penghias halaman-halaman buku.12

11
http://kubahmasjid.com/sejarah-dan-arsitektur-masjid-nabawi diakses: 13-07-2020
12
https://grcartikon.co.id/ornamen-masjid-di-indonesia/ diakses : 13-07-2020

6
Gambar 3. Ornamentasi kaligrafi di salah satu gerbang mesjid
Sumber: machmudjunus.files.wordpress.com
Motif geometris populer dalam dunia seni Islam dan dipakai untuk mendekorasi
berbagai media, seperti dinding, lantai, langit-langit, vas bunga, lampu, buku, dan tekstil.
Pola-pola geometris yang digunakan umumnya berbentuk lingkaran, segitiga, persegi,
dan segi enam. Perpaduan pola-pola geometris ini mampu menghasilkan hiasan yang
indah dan khas. Motif geometris ini seringkali dijadikan menjadi ventilasi dan juga jalur
masuk cahaya didalam mesjid. Pola-pola geometris yang digunakan umumnya diadopsi
dari seni ornamen zelliji Maroko.13

Gambar 4. Ornamentasi geometri pada kubah mesjid


Sumber: https://globalsdb.org/
Arabesk (arabesque) adalah gambar atau ukiran yang bermotifkan sulur, daun, cabang,
atau pohon. Bentuk ornamen tumbuhan yang geometris dan terukur ini terlihat menarik
dengan nuansa modern kontemporer. Seniman muslim mengembangkan seni arabesk
dari budaya era Bizantium. Dalam penerapannya, bentuk arabesk bisa dikombinasikan
dengan kaligrafi dan ornamen geometris14

13
https://grcartikon.co.id/ornamen-masjid-di-indonesia/ diakses : 13-07-2020
14
https://grcartikon.co.id/ornamen-masjid-di-indonesia/ diakses : 13-07-2020

7
.
Gambar 5. Ornamentasi arabesk pada langit-langit
Sumber: machmudjunus.files.wordpress.com
Kemudian selain ketiga ornamen yang diatas, ada pula ornamen-ornamen lain yang
menghiasi bagian mesjid ini, contoh nya adalah ornamen pada tiang-tiang masjid.

Gambar 6. Ornamentasi pada tiang-tiang masjid


Sumber: machmudjunus.files.wordpress.com

8
4. Elaborasi
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan, berikut adalah kolerasi data-data dengan
landasan teori yang telah ditelaah.

Jenis
Ornamentas Fakta
i

Sesuai dengan pendapat menurut imam Al-Ghazali, ornamen ini


memiliki nilai keindahan. Ornamen ini juga termasuk kepada
keindahan akliah dan juga rohaniah

Kaligrafi

Karena ornamen kaligrafi ini berisi ayat-ayat Al-Qur’an yang bisa


membuat orang yang melihatnya mengingat akan ide transendensi.

9
Hiasan ini terdapat di bagian dalam kubah, berfungsi sebagai penutup
bahan struktur bangunan. Dengan berwarna coklat dan emas
membuat ornamen ini terlihat indah untuk dipandang

Hiasan
Geometris

Jika dikorelasikan dengan pendapat Imam Al-Ghazali, ornamen ini


termasuk dalam kategori keindahan akliah.

Hiasan ini terdapat dilangit-langit masjid Nabawi. Dengan motif bunga


dan sulur. Hiasan ini juga termasuk kedalam keindahan akliah.

Arabesk

10
Ornamen ini berada di Mihrab Nabawi. Ornamen ini menggabungkan
Kaligrafi, Hiasan geometris, dan Arabesk pada satu objek.

Kombinasi
Kaligrafi,
Hiasan
Geometris,
dan Arabesk

Ornamen ini termasuk kedalam keindahan akliah dan rohaniah.

Disamping menjadi hiasan dan penutup bentuk asal dari struktur bangunan,
sebenarnya ornamentasi memiliki fungsi dan makna khusus. Ornamentasi seringkali
menjadi penyampai pesan dalam bentuk corak hiasan. Oleh karena itu ornamentasi
memiliki bentuk yang beraneka ragam berdasarkan waktu dan wilayahnya. Akan
berbeda bentuk-bentuk ornamentasi dari China, Indonesia, Afrika maupun Eropa. Di
banyak tempat di dunia, ornamentasi juga dijadikan sebagi pengungkapan pesan-pesan
religius. Keanekaragaman corak ornamentasi mengisyaratkan bahwasanya
ornamentasi memiliki makna dari setiap bentuknya.
Al-Faruqi berpendapat bahwa ornamentasi bukanlah suatu hal yang “hanya
ditambahkan secara superfisial” di dalam seni dan arsitektur Islam, melainkan sebagai
suatu entinitas yang menyatu dengan karakteristik seni Islam itu sendiri. Menurut al-
Faruqi, ornamentasi dalam islam selain berfungsi sebagai keindahan, juga merupakan
penggambaran dari sebuah usaha untuk meningkatkan keimanan, menyebabkan
ornamentasi tidak hanya berfungsi sebagai pengisi ruang kosong dan keindahan saja.
Ornamentasi juga merupakan usaha untuk membawa pemandangnya merasakan
keberadaan dan kemahaindahan Tuhan dari pola dan corak dalam ornamentasi.
Dalam perkembangan arsitektur di dunia Islam, ornamentasi juga digunakan
sebagai wujud ekspresi keindahan. Akan tetapi ekspresi keindahan ini terkadang tidak
diikuti dengan adanya pesan yang tersirat dan aturan yang tidak diperbolehkan dalam
Islam, misalnya penggunaan kaligrafi ayat-ayat suci al-Qur’an sebagai ornamen yang

11
diterapkan di lantai. Selain itu, adanya gambar-gambar makhluk hidup seperti manusia
dan binatang yang digunakan sebagai elemen dekorasi bangunan. Adanya kenyataan
bahwa ornamentasi sudah keluar dari koridor ini menandakan perlunya sebuah kajian
mengenai dasar-dasar filosofis mengenai keindahan serta koridor-koridor dalam
penerapannya di dalam karya arsitektur, salah satunya dalam ornamentasi bangunan.
Maka penulisan ini dilakukan untuk menggali khasanah keilmuan Islam yang dapat
dijadikan dasar filosofis bagi perwujudan keindahan di dalam arsitektur. Pada bagian
berikut akan dibahas mengenai ornamentasi dalam hubungannya dengan arsitektur
Islam sebagai koridor perancangan yang dapat menghasilkan suatu konsep
ornamentasi yang islami.
Dalam ornamentasi di seni dan arsitektur Islam, corak dan motif yang digunakan
sebagian besar adalah corak-corak geometri, kaligrafi, dan corakcorak yang terinspirasi
dari alam seperti stalaktit, sarang lebah, bunga, daun, dan sulur-sulur tanaman. Hal ini
dikarenakan, pada dasarnya Islam melarang pemakaian hiasan dari bentuk-bentuk
naturalistik dari manusia, binatang, atau mahluk hidup yang bernyawa. Seperti dalam
hadits, Rasulullah saw bersabda “Sesungguhnya rumah yang di dalamnya terdapat
gambar/lukisan (bernyawa) tidak akan di masuki oleh para malaikat”. Dari hadits
tersebut dijelaskan bahwa rumah atau bangunan lainnya yang di dalamnya terdapat
gambar atau lukisan makhluk hidup bernyawa maka tidak akan dimasuki malaikat yang
berarti jauh dari rahmat Allah. Inilah salah satu dasar yang dapat dijadikan hikmah dan
acuan dalam mengekspresikan keindahan, sehingga tidak keluar dari koridor Islam.
Lebih jauh, keindahan yang sesuai dengan nilainilai Islam adalah keindahan yang
tidak membawa kita pada kesombongan. Ibnu Mas’ud ra. meriwayatkan bahwa
Rasulullah saw bersabda sebagai berikut: “Tak akan masuk surga orang yang di dalam
hatinya ada sebiji sawi dari kesombongan,” ada seorang yang bertanya,
“Sesungguhnya jika ada seseorang yang senang memakai baju baik dan sandal baik
(apakah itu termasuk kesombongan?)”, Nabi saw bersabda, "Sesungguhnya Allah itu
indah, mencintai keindahan, kesombongan adalah menolak kebenaran dan membenci
manusia”.
Dari hadit tersebut, dijelaskan bahwa keindahan bukanlah sesuatu yang dilarang,
bahkan ada suatu hadits yang menyebutkan “Sesungguhnya Allah itu indah, dan Ia
mencintai keindahan”. Dapat disimpulkan bahwa kita sangat dianjurkan untuk membuat
sesuatu yang indah, namun jangan sampai keindahan itu membawa kita ke sesuatu
yang dilarang dalam Islam. Keindahan yang dilarang dalam Islam adalah keindahan

12
yang diniatkan untuk menyombongkan diri dan menjadi ajang pamer. Hal yang perlu
kita ketahui ialah, keindahan tidak selalu berhubungan dengan kemegahan dan
kemewahan. Kemegahan dan kemewahan merupakan salah satu indikasi keinginan
seseorang untuk menonjolkan diri dihadapan manusia lainnya dengan menunjukkan
kelebihannya, hal inilah yang sangat dilarang didalam Islam.
Keindahan dapat diperoleh misalnya dengan keselarasan dengan alam,
kemanfaatan, dan kesederhanaan dalam bentuk. Hal ini dikarenakan, keindahan alam
merupakan keindahan ciptaan Allah swt. Dan selaras dengan alam merupakan salah
satu cara untuk menghadirkan keindahan pula didalam rancangan kita.
Keindahan juga dapat menjerumuskan kita kepada kecenderungan untuk berlebih-
lebihan, misalnya untuk mencapai keindahan penggunaan ragam hias atau ornamen
diterapkan pada seluruh bagian bangunan, dimana tidak mempunyai fungsi lain, atau
keberadaannya tidak memberi pengaruh. Selanjutnya, keindahan yang mempunyai
manfaat juga harus terlepas dari mudharat yang dapat ditimbulkan, karena lebih baik
menghindari ke-mudharat-an daripada meraih satu manfaat namun menimbulkan
mudharat bagi orang lain. Mudharat meliputi bahaya-bahaya yang menimpa fisik
maupun yang menimpa agama, seperti menimbulkan kesyirikan, kesombongan,
kemubadziran, tidak terjaganya privasi seseorang, dan sebagainya. Mudharat di dalam
arsitektur dapat disebabkan kekeliruan atau kurangnya pertimbangan pada saat
merancang suatu karya.
Pada hadits yang lain, Nabi Muhammad saw memerintahkan bahwa setiap kain
atau tirai yang dihias dengan gambar-gambar untuk dihapus dari tempat yang
digunakan untuk shalat agar tidak mengganggu kekhusyukan seseorang. Beliau
bahkan melakukannya sendiri pada beberapa kesempatan.15 Pada hadits lain
dinyatakan, setiap rumah harus bebas dari gambar-gambar yang mungkin bisa jadi
mengganggu mereka yang shalat di sana. Diceritakan pula di dalam hadits lainnya,
bahwa ketika Nabi Muhammad saw melihat sebuah kubah megah yang didirikan di atas
sebuah rumah di Madinah, beliau saw berkata bahwa setiap kegiatan membangun
bangunan adalah berbahaya bagi pemiliknya, kecuali dilakukan karena kebutuhan yang
nyata.16 Karena itu, dapat disimpulkan bahwa sikap Islam terhadap hal-hal yang
mubadzir telah jelas, termasuk dalam kegiatan membangun dan berarsitektur.

15
HR. Bukhari dalam Spahic Omer. 2009. The History and Character of the Islamic Built
Environment. Selangor Darul Ehsan: Arah Publication. hal. 93
16
HR. Muslim dalam Spahic Omer. 2009. The History and Character of the Islamic Built
Environment. Selangor Darul Ehsan: Arah Publication. hal. 93

13
Namun demikian, ayat-ayat dan hadits-hadits tersebut tidak menyiratkan bahwa
menghias bangunan itu dilarang sama sekali. Jika demikian halnya, baik al-Qur’an
ataupun sunnah Nabi akan lebih spesifik dan eksplisit menyatakan setiap larangan
(haram). Dari paparan di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa menghias bangunan
yang dicela ialah yang berlebih-lebihan, menimbulkan bahaya (misalnya mengganggu
konsentrasi ketika shalat), dan tidak memiliki manfaat yang jelas
Ornamentasi sebagai bagian penghias dalam arsitektur masjid merupakan
ungkapan rasa keindahan. Namun demikian, keindahan yang ditampilkan sebaiknya
tetap mempertimbangkan nilai-nilai Islam yang ada, yaitu nilai kemanfaatan,
penghindaran kemudharatan, ketauhidan, kebersihan, dan sebagainya. Di antara
kemudharatan yang harus dihindari dalam ornamentasi masjid adalah kecenderungan
untuk berlebih-lebihan (mubadzir), penggambaran makhluk bernyawa, penyebab
terganggunya konsentrasi, niat untuk menyombongkan diri, bermewah-mewahan,
penyebab kesulitan dalam pemeliharaan kebersihan di masa mendatang, dan
sebagainya.

5. Kesimpulan
Dari paparan di atas dapat ditarik simpulan bahwa ornamentasi sebagai ungkapan
keindahan tidaklah dilarang di dalam Islam. Walaupun begitu, keindahan yang diawali
niat baik itu tidak boleh menyebabkan seorang perancang melanggar batasbatas yang
telah ditetapkan di dalam al-Qur’an dan al-Hadits, seperti larangan untuk bertindak
berlebihlebihan, menunjukkan kesombongan, melakukan kerusakan di bumi, dan
sebagainya. Keindahan yang dianjurkan di dalam Islam adalah keindahan yang
bermanfaat dan tidak mengandung kemudharatan.
Lebih jauh, estetika keindahan dalam islam tidak selalu identik dengan kemegahan dan
kemewahan. Keindahan dalam islam tidak dapat dilepaskan dari nilai-nilai kebaikan dan
kebenaran. Keindahan dalam islam tidak hanya melihat bentuk fisik yang memukau,
mewah semata. Hal yang secara fisik terlihat indah namun tidak baik dan benar, tidak
akan indah pula pada akhirnya. Sebaliknya, hal yang secara fisik sederhana, namun
mengandung kebenaran dan kebaikan akan terasa indah pula. Indah karena benar,
indah karena baik. Karenanya, ungkapan keindahan juga dapat diwujudkan melalui
kesederhanaan, tidak berlebih-lebihan, keselarasan dengan alam, kepedulian akan
kebutuhan manusia dan masyarakat, dan kesesuaian dengan aturan-aturan yang
ditetapkan Allah swt dan Rasul-Nya.

14
Kepustakaan
Gustami, Sp. 1980. Nukilan Seni Ornamen Indonesia. Yogyakarta:ASRI

Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumuddin

Sidi Gazalba. 1975. Mesjid Pusat Ibadat dan Kebudayaan Islam. Jakarta: Pustaka

Antara.

The Liang Gie. 1996. Filsafat Keindahan. Yogyakarta: PUBIB.

HR. Muslim No.91

Seyyed Hossein Nasr. 1993. Spiritualitas dan Seni Islam. Bandung: Penerbit Mizan.

Trofimov, Yaroslav (2008), The Siege of Mecca: The 1979 Uprising at Islam's Holiest

Shrine, New York.

https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Nabawi#cite_note-39 diakses : 13-7-2020

http://kubahmasjid.com/sejarah-dan-arsitektur-masjid-nabawi diakses: 13-07-2020

https://grcartikon.co.id/ornamen-masjid-di-indonesia/ diakses : 13-07-2020

HR. Bukhari dalam Spahic Omer. 2009. The History and Character of the Islamic Built

Environment. Selangor Darul Ehsan: Arah Publication.

HR. Muslim dalam Spahic Omer. 2009. The History and Character of the Islamic Built

Environment. Selangor Darul Ehsan: Arah Publication.

15
i

Anda mungkin juga menyukai